Anda di halaman 1dari 136

SKRIPSI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA BOOKLET


TERHADAP PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP AKSEPTOR
KB MENGENAI KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS KECAMATAN
KEMAYORAN JAKARTA PUSAT
TAHUN 2019

DISUSUN OLEH
NABILA PUTRI RAHMADANI
P3. 73. 24. 3. 15. 063

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN JAKARTA III
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN
TAHUN 2019
ABSTRAK

Program Studi Diploma IV Kebidanan


Jurusan Kebidanan
Potekkes Kemenkes Jakarta III

Nabila Putri Rahmadani


Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Booklet Terhadap Perubahan
Pengetahuan dan Sikap Akseptor KB Mengenai Kontrasepsi IUD di
Puskesmas Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat Tahun 2019.
66 Halaman, 14 tabel, 4 gambar, 14 lampiran

Salah satu rendahnya penggunaan kontrasepsi IUD disebebkan oleh rendahnya


pemahaman masyarakat dan adanya rasa malu serta takut terhadap kontrasepsi IUD.
Pendidikan kesehatan yang dilakukan menggunakan ABPK (Alat Bantu
Pengambilan Keputusan) hanya tersedia di Puskesmas dan tidak dapat dibawa
pulang dan dipelajari kembali. Booklet digunakan sebagai media edukasi karena
informasi yang disajikan lebih lengkap dan praktis. Penelitian ini bertujuan untuk
melihat pengaruh pendidikan kesehatan dengan media booklet terhadap perubahan
pengetahuan dan sikap akseptor KB mengenai kontrasepsi IUD di Puskesmas
Kecamatan Kemayoran. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen
dengan rancangan pretest posttest with control group. Penelitian dilakukan
terhadap 48 istri dari Pasangan Usia Subur (PUS), yang dibagi menjadi 2 kelompok
yaitu kelompok intervensi (n=24) dan kelompok kontrol (n=24). Kelompok
intervensi diberikan metode ceramah dengan menggunakan media booklet.
Kelompok kontrol diberikan metode ceramah tanpa menggunakan media booklet.
Uji statistiK menggunakan uji paired t-test, Independent t-test, Wilcoxon, dan
Mann-Whitney. Berdasarkan uji statistik terdapat hubungan rerata pengetahuan
antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol (p= 0,000), dan tidak terdapat
hubungan rerata sikap antara kelompok intervensi dengan kelompok kontrol(p=
0,114). Booklet dapat diterapkan sebagai sarana media untuk meningkatkan
pengetahuan akseptor KB mengenai kontrasepsi IUD.
Kata Kunci: pengatahuan, sikap, booklet, akseptor KB
ABSTRACT

Diploma IV Midwifery Study Program


Department of Midwifery
Ministry of Health Poltekkes Jakarta III

Nabila Putri Rahmadani,


Influence of Health Education with Media Booklet to Change Knowledges and
Attitudes of KB Acceptor About IUD Contraception at the Public Health
Center in Kecamatan Kemayoran Central Jakarta in 2019.

66 pages, 14 tables, 4 pictures, 14 attachment

The low of use of IUD contraception is caused by low understanding of the people
and presence of shame and fear of IUD contraception. Health education on IUD
contraception with decision making aid or Alat Bantu Pengambilan Keputusan
(ABPK), was only available in Public Health Center and cannot be taken home by
the people to be read back. Booklets are used as educational media because the
information presented is more complete and practical. The purpose of this study is
to know the influence of health education with media booklet to change khowledges
and attitudes of KB acceptors about IUD contraception at the public health center
in Kecamatan Kemayoran Central Jakarta in 2019. The type of research is used
quasi-eksperimental with pretest posttest with control group design. Total sample
research as much as 48 sample, which were divided into 2 groups, namely the
intervention group (n = 24) and the control group (n = 24). The intervention group
was given lecture method by using the media booklet. The control group was given
lecture method without using the media booklet. Test statistics using paired t-test,
Independent t-test, Wilcoxon, and Mann-Whitney test. Based on the statistical test
there was a relationship between the mean knowledge between the intervention
group and the control group (p = 0,000), and there was no relationship between the
mean attitudes between the intervention group and the control group (p = 0.114).
Booklets can be applied as a media tool to increase KB acceptor knowledge about
IUD contraception.

Keyword: helath education, knowledge, attitude, booklet, IUD contraception, KB


acceptors
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang atas berkat rahmat dan karunia-
Nya yang tidak terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian
yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Booklet
Terhadap Perubahan Pengetahuan dan Sikap Akseptor KB Mengenai
Kontrasepsi IUD di Puskesmas Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat Tahun
2019” sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas akhir semester VIII dan
memperoleh gelar sarjana kebidanan

Dalam menyelesaikan penelitian ini, penulis banyak sekali mendapatkan


bantuan bimbingan dan dukungnan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat:

1. Yupi Supartini, S.Kp.,MSc, selaku direktur utama Poltekkes Kemenkes


Jakarta III.
2. Erika Yulita Ichwan, SST, M.Keb, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III
3. Shentya Fitriana, SST, M.Keb, selaku Ketua program studi D-IV
Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III
4. Sri Sukamti, SKp, MKM, selaku pembing 1 yang telah memberikan
arahan, bimbingan, dan motivasi selama penyusunan proposal
penelitian ini.
5. Dr. Indra Supradewi, SKM, MKM, selaku pembimbing 2 yang telah
memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi selama penyusunan
proposal penelitian ini.
6. Puskesmas Kecamatan Kemayoran dan Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih serta Puskesmas Kecamatan Senen yang telah
mengizinkan peneliti untuk melakukan penelitian.
7. Seluruh responden yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk
mengikuti penelitian yang dilakukan peneliti.

viii
8. Kedua orangtua dan keluarga saya yang telah memberikan banyak
bantuan, do’a, semangat, dan motivasi selama penyusunan proposal
sampai penelitian ini selesai.
9. Seluruh dosen, karyawan, dan civitas akademika D-IV Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III yang telah memfasilitasi dan
memberikan ilmu selama penulis mejalani pendidikan kebidanan.
10. Teman- teman seperjuangan Cleoparty dan Ananda yang selalu
memberikan dukungan, do’a, dan motivasi selama perkuliahan
berlangsung sehingga, penulis dapatmelewati setiap tahapan yang ada.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang sudah
banyak membantu dalam penulisan proposal penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan masih jauh dari
kata sempurna, untuk itu penulis mengharapkan masuka, saran, dan kritik yang
bersifat membangun. Akhirnya penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi
seluruh pembaca.

Jakarta, Desember 2018

Penulis

ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
ABSTRAK ................................................................................................... ii
ABSTRACT ................................................................................................. iii
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................. iv
HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................... v
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .......................................... vi
HALAMAN PERNYATAAN ORISINILITAS ....................................... vii
KATA PENGANTAR .............................................................................. viii
DAFTAR ISI ................................................................................................ x
DAFTAR TABEL .................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ xiv
DAFTAR SINGKATAN ........................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 4
1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
1.3.1 Tujuan Umum .......................................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus ......................................................................... 5
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................ 6
1.5 Ruang Lingkup Penelitian ................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pendidikan Kesehatan ....................................................................... 8
2.1.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan ....................................... 8
2.1.2 Tujuan dan Manfaat Pendidikan Kesehatan ........................ 8
2.1.3 Proses Pendidikan Kesehatan .............................................. 9
2.2 Metode Pendidikan Kesehatan ........................................................ 9
2.2.1 Metode Individual (Perorangan) .......................................... 9
2.2.2 Metode Kelompok ............................................................... 9
2.2.3 Metode Massa ................................................................... 10
2.3 Media Pendidikan Kesehatan ........................................................ 11
2.3.1 Pengertian Media .............................................................. 11
2.3.2 Tujuan Penggunaan Media ................................................ 11
2.3.3 Klasifikasi Media .............................................................. 11
x
2.3.4 Pengembangan rancangan Media ...................................... 12
2.4 Booklet .......................................................................................... 14
2.5 Teori Pengetahuan ........................................................................ 14
2.5.1 Pengertian Pengetahuan .................................................... 14
2.5.2 Tingkat Pengetahuan ......................................................... 15
2.5.3 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ............ 15
2.5.3.1 Faktor Internal ..................................................... 15
2.5.3.2 Faktor Eksternal .................................................. 16
2.5.4 Pengukuran Pengetahan Kontrasepsi IUD ........................ 17
2.6 Teori Sikap .................................................................................... 17
2.6.1 Pengertian Sikap ................................................................ 18
2.6.2 Tingkatan Sikap ................................................................ 18
2.6.3 Sifat Sikap ......................................................................... 18
2.6.4 Ciri- Ciri Sikap .................................................................. 18
2.6.5 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Sikap ....................... 19
2.6.6 Pengukuran Sikap ............................................................. 19
2.7 Keluarga Berencana ...................................................................... 19
2.8 Intra Uterine Device (IUD) ........................................................... 20
2.8.1 Definisi .............................................................................. 20
2.8.2 Keuntungan ....................................................................... 20
2.8.3 Kekurangan ....................................................................... 20
2.8.4 Efek Samping .................................................................... 21
2.8.5 Indikasi .............................................................................. 21
2.8.6 Kontraindikasi ................................................................... 22
2.8.7 Waktu Pemasangan ........................................................... 23
2.8.8 Petunjuk Bagi Klien .......................................................... 23
2.9 Akseptor KB ................................................................................. 24
2.10 Penelitian Terkait .......................................................................... 25
2.11 Kerangka Teori ............................................................................. 31
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian .......................................................................... 32
3.2 Variabel Penelitian ........................................................................ 33
3.2.1 Variabel Bebas (Independent) ........................................... 33
3.2.2 Variabel Terikat (Dependent) ........................................... 33
3.3 Kerangka Konsep .......................................................................... 33
3.4 Hipotesis Penelitian ...................................................................... 35
3.5 Definisi Operasional ..................................................................... 34
3.6 Populasi dan Sampel Penelitian .................................................... 35
3.6.1 Populasi ............................................................................. 35
3.6.2 Sampel ............................................................................... 36
3.6.3 Teknik Pengambilan Sampel ............................................. 37
3.6.4 Besar Sampel ..................................................................... 46
3.7 Alat dan Teknik Pengumpulan Data ............................................. 37
3.7.1 Instrumen Penelitian .......................................................... 37
3.7.2 Tenik Pengumpulan Data .................................................. 40
xi
3.8 Uji Validitas dan Reabilitas .......................................................... 41
3.8.1 Uji Validitas ...................................................................... 41
3.8.2 Uji Reabilitas ..................................................................... 42
3.9 Etika Penelitian ............................................................................. 43
3.10 Pengolahan data ............................................................................ 44
3.10.1 Editing ............................................................................... 44
3.10.2 Coding ............................................................................... 44
3.10.3 Data Entry ......................................................................... 45
3.10.4 Cleaning ............................................................................ 45
3.11 Analisis Data .................................................................................. 45
3.11.1 Analsis Univariat .............................................................. 45
3.11.2 Analisis Bivariat ................................................................ 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ................................................... 48
4.2 Analisis Data Penelitian ...................................................................... 48
1.2.1 Analisis Univariat............................................................... 48
1.2.2 Analisis Bivariat ................................................................. 50
4.3 Pembahasan ........................................................................................ 53
4.3.1 Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Mengenai Kontrasepsi
IUD Sebelum Perlakuan (Pre-test) dan Sesudah Perlakuan
(Post-test) ............................................................................. 53
4.3.2 Sikap Akseptor KB Mengenai Kontrasepsi IUD Sebelum
Perlakuan (Pre-test) dan Sesudah Perlakuan (Post-test) ...... 56
4.4 Keterbatasan Penelitian ...................................................................... 59
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 60
5.2 Saran ................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 63
LAMPIRAN ............................................................................................... 67

xii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Klasifikasi Media ........................................................................ 11


Tabel 2.2 Penelitian Terkait ........................................................................ 25
Tabel 3.1 Definisi Operasional ................................................................... 35
Tabel 3.2 Pertanyaan Kuesioner ................................................................. 39
Tabel 4.1 Rata- rata Pengetahuan Akseptor KB Mengenai Kontrasepsi IUD
di Puskesmas Kecamatan Kemayoran Tahun 2019 ....................... 48
Tabel 4.2 Rata- rata Pengetahuan Akseptor KB Mengenai Kontrasepsi IUD
di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Tahun 2019 ................. 49
Tabel 4.3 Rata- rata Sikap Akseptor KB Mengenai Kontrasepsi IUD di
Puskesmas Kecamatan Kemayoran Tahun 2019 ........................... 50
Tabel 4.4 Rata- rata Sikap Akseptor KB Mengenai Kontrasepsi IUD di
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Tahun 2019 ..................... 50
Tabel 4.5 Rata- rata Pengetahuan Akseptor KB Menurut Pemberian
Pendidikan Kesehatan dengan Media Booklet Mengenai Kontrasepsi
IUD di Puskesmas Kecamatan Kemayotan Tahun 2019 ............... 50
Tabel 4.6 Rata- rata Pengetahuan Akseptor KB Menurut Pemberian
Pendidikan Kesehatan dengan Media Booklet Mengenai Kontrasepsi
IUD di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Tahun 2019 ......... 51
Tabel 4.7 Rata- rata Pengetahuan Akseptor KB Mengenai Kontrasepsi IUD
Menurut Perlakuan di Puskesmas Kecamatan Kemayoran dan
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Tahun 2019 ..................... 51
Tabel 4.8 Rata- rata Sikap Akseptor KB Menurut Pemberian Pendidikan
Kesehatan dengan Media Booklet Mengenai Kontrasepsi IUD di
Puskesmas Kecamatan Kemayoran Tahun 2019 ........................... 52
Tabel 4.9 Rata- rata Sikap Akseptor KB Menurut Pemberian Pendidikan
Kesehatan dengan Metode Ceramah Mengenai Kontrasepsi IUD di
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Tahun 2019 ..................... 52
Tabel 4.10 Rata- rata Sikap Akseptor KB Mengenai Kontrasepsi IUD
Menurut Perlakuan di Puskesmas Kecamatan Kemayoran dan
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Tahun 2019 ..................... 53

xiii
DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman ............................................................... 14


Gambar 2.2 Kerangka Teori ........................................................................ 32
Gambar 3.1 Desain Penelitian ..................................................................... 33
Gambar 3.2 Kerangka Konsep .................................................................... 34

xiv
DAFTAR SINGKATAN

ABPK = Alat Bantu Pengambilan Keputusan


AKDR = Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
AKI = Angka Kematian Ibu
AVA = Audio Visual Aids
IMS = Infeksi Menular Seksual
IUD = Intra Uterine Device
KB = Keluarga Berncana
MAL = Metode Amenore Laktasi
MKJP = Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
MOP = Metode Operasi Pria
MOW = Metode Operasi Wanita
PUS = Pasangan Usia Subur
PRP = Penyakit Radang Panggul
RPJMN = Rencana Pembangunan Menegah Nasional

xv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Daftar Riwayat Hidup


Lampiran 2 Penjelasan Sebelum Penelitian
Lampiran 3 Lambar Persetujuan Informed Consent
Lampiran 4 Lembar Kuesioner Pre- test dan Post- test
Lampiran 5 Kuesioner Uji Coba Booklet
Lampiran 6 Media Booklet
Lampiran 7 Hasil Uji Validitas dan Reabilitas
Lampiran 8 Keterangan Persetujuan Etik
Lampiran 9 Surat Izin Penelitian
Lampiran 10 Surat Keterangan dari Lahan Penelitian
Lampiran 11 Row data dan Output Data
Lampiran 12 Lembar Bimbingan
Lampiran 13 Lembar Hearing
Lampiran 14 Hasil SPSS

xvi
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Menurut World Population Data Sheet 2013, Indonesia berada di
peringkat ke-5 dunia dengan estimasi jumlah penduduk terbanyak, yaitu 249
juta. Di antara Negara ASEAN, Indonesia dengan luas wilayah terbesar tetap
menjadi negara dengan jumlah penduduk terbanyak.1 Hal ini dibuktikan
dengan pertumbuhan penduduk Indonesia dari tahun 2012-2014 per tahun terus
meningkat, dari 3,59 juta per tahun menjadi 3,70 juta per tahun. Tahun 2016
pertumbuhan penduduk sedikit menurun dari tahun 2015 menjadi 3,24 juta per
tahun.2
DKI Jakarta sebagai Ibu Kota Negara Indonesia dan pusat kegiatan
pemerintahan dan perdagangan mengalami peningkatan jumlah penduduk. Hal
ini dibuktikan dengan jumlah penduduk pada tahun 2015 sebesar 10,15 juta
jiwa dan tahun 2016 sebesar 10,277 juta jiwa. Rata- rata jumlah penduduk
Provinsi DKI Jakarta sebesar 15,517 penduduk, dengan jumlah penduduk
terbesar berada di wilayah Jakarta Pusat sebesar 19,067 penduduk, hal ini
disebabkan karena wilayah Jakarta Pusat meruapakan sebagian besar kegiatan
pemerintahan dan perdagangan.3
Salah satu faktor yang mempengaruhi laju pertumbuhan penduduk
yaitu angka kelahiran total (Total Fertility Rate/ TFR). Angka kelahiran total
(Total Fertility Rate/ TFR) adalah angka yang menunjukkan keberhasilan
pelaksanaan pembangunan dibidang sosial ekonomi dan menunjukkan tingkat
keberhasilan program KB (Keluarga Berencana) yang sudah dilaksanakan.
Angka kelahiran total (Total Fertility Rate/ TFR) di Indonesia yaitu 2,6%.1
Menurut RPJMN 2015- 2019, indikator sasaran pembangunan
kependudukan dan keluarga berencana yaitu angka kelahiran total (Total
Fertility Rate/ TFR) dan penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang
(MKJP) target angka kelahiran tahun 2019 yaitu 2,3% dan target penggunaan
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) tahun 2019 yaitu 23,5%.4

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


2

Salah satu metode kontrasepsi jangka panjang yaitu IUD merupakan


alat kontrasepsi yang di masukkan ke dalam rahim. IUD sangat efektif untuk
menjarangkan kehamilan yaitu 0,6- 0,8 kehamilan/ 100 perempuan dalam satu
tahun pertama (satu kegagalan dalam 125- 170 kehamilan).5
Penggunaan alat kontrasepsi oleh pasangan usia subur di Indonesia
didominasi penggunaan metode kontrasepsi hormonal dan bersifat jangka
pendek yaitu KB Suntik sebesar 42,2% dan KB Pil sebesar 8,5%.6 Sedangkan,
penggunaan metode kontrasepsi jangka panjang seperti IUD sebesar 6,6%,
Implant sebesar 4,7%, MOW sebesar 3,1%, dan MOP sebesar 0,2%.6
Penggunaan metode kontrasepsi di DKI Jakarta yang paling banyak digunakan
yaitu Suntik sebesar 34,6%, IUD sebesar 13,9%, Pil sebesar 5,9%, MOW
sebesar 4,6%, Implant sebesar 2,4%, Kondom sebesar 1,1%, dan MOP sebesar
0,1%.6 Berdasarkan data yang telah diproleh dapat diinterpretasikan bahwa
penggunaan Metoda Kontrasepsi Jangka Panjang masih rendah dibandingkan
kontrasepsi lain yang termasuk dalam non- MKJP.
Sasaran pelaksanaan program KB adalah istri dari Pasangan Usia Subur
(PUS). Pasangan Usia Subur (PUS) adalah pasangan suami- istri yang terikat
perkawinan yang sah, yang istrinya berumur antara 15 sampai dengan 49
tahun.2
Puskesmas Kecamatan Kemayoran merupakan salah satu Puskesmas
yang terletak di wilayah Jakarta Pusat. Menurut bidan yang bekerja di
Puskesmas tersebut penggunaan kontrasepsi di Puskesmas Kecamatan
Kemayoran ini didomonasi oleh penggunaan KB Suntik. Penyebab rendahnya
pasangan usia subur menggunakan KB IUD karena merasa malu untuk
membuka kemaluannya di depan orang lain dan takut. Rasa takut dapat
disebabkan karena kurang mengenal atau memahami KB IUD.
Rendahnya penggunaan Metode Kontrasepi Jangka Panjang (MKJP)
dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Penelitian Eminur Itri Safitri (2016)
menyatakan faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya minat ibu
terhadap penggunaan MKJP di BPS Sri Romdhati Semin Gunung Kidul adalah
usia, jumlah anak, pendapatan, pengetahuan, paparan sumber informasi dan

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


3

persepsi individu.7 Penelitian Sri Setiasih, dkk (2016) menyatakan adanya


hubungan antara pengetahuan, sikap, dukungan petugas KB, ketersediaan
pelayanan KB dalam menggunakan metoda kontrasepsi jangka panjang.8
Selain itu, persepsi istri memiliki pengaruh terhadap penggunaan kontrasepsi
IUD, penelitian Okfi Nurhanifah (2017) menunjukkan bahwa persepsi
masyarakat memiliki hubungan yang positif dan signifikan dengan penggunaan
alat kontrasepsi.9 Penelitian Yuli Astuti, dkk (2012) menunjukkan bahwa
responden tidak mau menggunakan alat kontrasepsi IUD karena takut terjadi
pendarahan sebanyak 15 responden (50%), tidak nyaman dalam hubungan
suami itri sebanyak 3 responden (10%), malu sebanyak 5 responden (17%),
biaya yang mahal sebanyak 4 responden (13%), dan responden yang tidak
mengetahui alasan mengapa mereka tidak menggunakan alat kontrasepsi IUD
sebanyak 3 responden (10%).10
Bidan memiliki peranan penting dalam mengubah persepsi negatif
masyarakat tentang kontrasepsi IUD salah satunya caranya dengan
memberikan pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan yang dapat
dilakukan oleh bidan yaitu dengan memberikan informasi mengenai
kontrasepsi IUD.
Berdasarkan penelitian Intan Wahyuningrum dan Putri Rahmasari
(2017) ada pengaruh yang signifikan antara pendidikan kesehatan tentang
profil KB IUD terhadap tingkat pengetahuan ibu primigravida dengan p value
0,000.11 Penelitian serupa dilakukan oleh Veby Monica Lasut, dkk.
menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan terhadap
pengetahuan pasangan usia subur tentang kontrasepsi implan.12
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang mengadakan
penginderaan terhdap suatu objek tertentu. Penginderaan terhadap objek terjadi
melalui panca indra manusia yakni penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa
dan raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan
pengetahuan tersebut sangat dipengauhi oleh intensitas perhatian persepsi
terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga.13

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


4

Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai


obyek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan
memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respon atau
berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya. Bila seseorang mempunyai
sikap terhadap suatu obyek, itu menunjukkan tentang pengetahuan orang
tersebut terhadap obyek sikap yang bersangkutan.14
Puskesmas Kecamatan Kemayoran menyediakan media pendidikan
kesehatan berupa ABPK (Alat Bantu Pengambilan Keputusan). Namun ABPK
hanya tersedia di Puskesmas dan tidak dapat dibawa oleh masyarakat pulang
untuk dibaca kembali.
Menurut penelitian Friza Rahmi Artini, pendidikan kesehatan
menggunakan media booklet lebih berpengaruh terhadap peningkatan
pengetahuan responden dibanding menggunakan media leaflet.15 Booklet
merupakan media komunikasi dalam bentuk buku kecil yang digunakan untuk
menyampaikan informasi yang terdiri dari gambar dan tulisan. Penelitian
terkait dilakukan oleh Wanodya Puspitaningrum, dkk (2017) pemberian media
booklet dapat memengaruhi pengetahuan dan sikap remaja putri terkait higiene
menstruasi.16
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka peneliti merasa tertarik
untuk melakukan penelitian tentang “Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan
Media Booklet Terhadap Perubahan Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia
Subur Tentang Kontrasepsi IUD di Puskesmas Kecamatan Kemayoran Jakarta
Pusat Tahun 2019”.

1.2 Rumusan Masalah


Masih rendahnya penggunaan kontrasepsi IUD (Intra Uterine Divice)
di Puskesmas Kecamatan Kemayoran yang dapat disebabkan oleh rendahnya
pemahaman masyarakat dan adanya rasa malu serta takut terhadap kontrasepsi
IUD. Sehingga perlu dilakukan pendidikan kesehatan dengan media yang dapat
dibawa pulang dan dapat dibaca kembali untuk meningkatkan pemahaman

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


5

mengenai kontrasepsi IUD pada pasangan usia subur dengan menggunakan


media booklet.

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pendidikan
kesehatan terhadap pengetahuan dan sikap akseptor KB pada
kontrasepsi IUD di Puskesmas Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Diketahui tingkat pengetahuan akseptor KB di Puskesmas
Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat Tahun 2019 sebelum
diberikan edukasi menggunakan booklet mengenai kontrasepsi
IUD pada kelompok intervensi.
2. Diketahui tingkat pengetahuan akseptor KB di Puskesmas
Kecamtatan Kemayoran Jakarta Pusat Tahun 2019 sesudah
diberikan edukasi menggunakan booklet mengenai kontrasepsi
IUD pada kelompok intervensi.
3. Diketahui tingkat pengetahuan akseptor KB di Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih Jakarta Pusat Tahun 2019 sebelum
diberikan ceramah mengenai kontrasepsi IUD pada kelompok
kontrol.
4. Diketahui tingkat pengetahuan akseptor KB di Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih Jakarta Pusat Tahun 2019 sesudah
diberikan ceramah mengenai kontrasepsi IUD pada kelompok
kontrol.
5. Diketahui perbedaan rata- rata pengetahuan akseptor KB di
Puskesmas Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat Tahun 2019
sebelum dan sesudah diberikan edukasi menggunakan booklet
mengenai alat kontrasepsi IUD pada kelompok intervensi.
6. Diketahui perbedaan rata- rata pengetahuan akseptor KB di
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Jakarta Pusat Tahun 2019

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


6

sebelum dan sesudah diberikan ceramah mengenai alat kontrasepsi


IUD pada kelompok kontrol.
7. Diketahui sikap akseptor KB di Puskesmas Kecamatan Kemayoran
Jakarta Pusat Tahun 2019 sebelum dan sesudah diberikan edukasi
menggunakan booklet mengenai kontrasepsi IUD pada kelompok
intervensi.
8. Diketahui sikap akseptor KB di Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih Jakarta Pusat Tahun 2019 sebelum dan sesudah diberikan
ceramah mengenai kontrasepsi IUD pada kelompok kontrol.
9. Diketahui perbedaan sikap akseptor KB mengenai kontrasepsi IUD
pada kelompol intervensi dan kelompok kontrol sesudah
perlakuan.

1.4 Manfaat Penelitian


1. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan
kepada akseptor KB mengenai kontrasepsi IUD.
2. Bagi Pelayanan Kesehatan
Sebagai masukan media pendidikan kesehatan di Puskesmas
Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat yang dapat dibawa pulang dan
dibaca kembali oleh masyarakat untuk mempromosikan penggunaan
kontrasepsi IUD sebagai kontrasepsi jangka panjang yang aman.
3. Bagi Peneliti
Sebagai pengalaman belajar dan menambah pengetahuan khususnya
pengaplikasian media booklet pada edukasi pemilihan alat kontrasepsi.
4. Bagi Institusi Pendidikan
Sebagai referensi di perpustakan yang dapat digunakan peneliti lain
tentang pengaruh pemberian edukasi terhadap perubahan pengetahuan dan
sikap dengan mengembangkan variabel penelitian dan ruang lingkup yang
lebih luas.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


7

1.5 Ruang Lingkup


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi
terhadap perubahan pengetahuan dan sikap dengan menggunakan media
booklet pada akseptor KB. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari- Mei
2019. Sasaran penelitian ini adalah akseptor KB selain KB IUD dan melakukan
kunjungan KB di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kemayoran Jakarta
Pusat. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan data primer berupa
wawancara menggunakan kuesioner pengetahuan dan sikap. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen semu
(quasi eksperiment). Penelitian ini dilakukan karena masih rendahnya akseptor
KB IUD yang disebabkan kurangnya pemahaman Pasangan Usia Subur (PUS)
mengenai kontrasepsi IUD.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendidikan Kesehatan


2.1.1 Pengertian Pendidikan Kesehatan
Pendidikan kesehatan adalah segala upaya untuk mempengaruhi,
memberikan, dan meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktek baik
individu, kelompok, atau masyarakat, sehingga mereka melakukan apa
yang diharapkan oleh pelaku pendidikan atau promosi kesehatan. Hasil
yang diharapkan dari suatu promosi atau pendidikan kesehatan adalah
perilaku kesehatan, atau perilaku untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan yang kondusif oleh sasaran dari promosi kesehatan.17
2.1.2 Tujuan dan Manfaat Pendidikan Kesehatan
Secara umum, tujuan dan manfaat pendidikan kesehatan adalah
untuk mengubah perilaku individu atau masyarakat di dalam bidang
kesehatan. Tujuan dan manfaat lain dari pendidikan kesehatan yaitu:
1. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai dimasyarakat.
2. Membantu individu agar secara mandiri atau berkelompok
mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup sehat.
3. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana
pelayanan kesehatan yang ada.
4. Menanamkan rasa tanggung jawab pada diri sendiri terhadap
kesehatan Agar individu atau masyarakat melakukan langkah-
langkah positif dalam mencegah terjadinya sakit, mencegah
berkembangnya sakit menjadi parah dan mencegah penyakit
menular.
5. Membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat.
6. Meningkatkan pengertian terhadap pencegahan dan pengobatan
terhadap berbagai penyakit.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


9

2.1.3 Proses Pendidikan Kesehatan


Proses pendidikan terdiri dari tiga persoalan pokok yaitu:17
1. Masukan (Input)
Masukan dalam pendidikan kesehatan adalah sasaran didik (subjek)
yaitu individu, kelompok atau masyarakat.
2. Proses (Process)
Proses dalam pendidikan kesehatan meliputi mekanisme dan
interaksi terjadinya perubahan kemampuan atau perilaku dari sasaran
didik tersebut. Dalam proses pendidikan kesehatan terjadi pengaruh
timbal balik antara subjek belajar, pendidik (fasilitator), metode dan
teknik belajar, media belajar, dan materi yang dipelajari.
3. Keluaran (Output)
Keluaran adalah hasil belajar itu sendiri yaitu kemampuan atau
perubahan perilaku dari subjek belajar.

2.2 Metode Pendidikan Kesehatan


Metode adalah cara yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan
untuk mencapai tujuan yang dikehendaki18, sedangkan tujuan pendidikan
kesehatan adalah untuk mengubah perilaku individu atau masyarakat di dalam
bidang kesehatan. Sehingga metode yang digunakan dalam pendidikan
kesehatan harus sesuai dengan tujuannya.
2.2.1 Metode Individual (Perorangan)
Metode individual digunakan untuk membina perilaku baru, atau
membina seseorang yang mulai tertarik terhadap suatu perubahan
perilaku. Pendekatan (metode) yang digunakan dalam metode ini yaitu
bimbingan dan penyuluhan (guidance anf counselling), serta wawancara
(interview).18
2.2.2 Metode Kelompok
Dalam memilih metode kelompok, harus mengingat besarnya
kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran. Suatu
metode pendidikan akan efektif tergantung pada besarnya sasaran.18

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


10

1. Kelompok Besar
Kelompok besar adalah kelompok dengan peserta pendidikan lebih
dari 15 orang. Pendekatan (metode) yang baik untuk digunakan
antara lain ceramah dan seminar.
1) Ceramah
Ceramah merupakan metode penyampaian informasi dan
pengetahuan yang dilakukan secara lisan. Sasaran dari metode ini
adalah individu dengan pendidikan tinggi maupun rendah.
Metode ini mudah dilaksanakan tetapi, penerima informasi
menjadi pasif dan kegiatan ini akan menjadi membosankan jika
terlalu lama.18
2) Seminar
Seminar merupakan metode penyampaian informasi oleh seorang
ahli atau beberapa ahli tentang suatu topic yang dianggap penting
dan hangat dimasyarakat. Selain itu, metode ini hanya cocok
untuk pendidikan formal menengah ke atas.18
2. Kelompok Kecil
Kelompok kecil adalah kelompok dengan peserta pendidikan kurang
dari 15 orang. Berikut ini adalah pendekatan (metode) yang baik
untuk digunakan yaitu diskusi kelompok, curah pencapat (brain
storming), curah pendapat (brain storming), bola salju (Snow
Balling), kelompok- kelompok kecil (buzz group), memainkan peran
(role play), atau permainan simulasi (simulation game). 18
2.2.3 Metode Massa
Metode massa digunakan untuk menggugah kesadaran
masyarakat terhadap suatu inovasi, dan bersifat umum, artinya tidak
membedakan golongan umur, jenis kelamin, pekerjaan, status social
ekonomi, tingkat pendidikan, dan sebagainya. Pendekatan (metode) yang
dapat digunakan yaitu ceramah umum (public speaking), pidato atau
diskusi melalui media elektronik, simulasi, tulisan- tulisan pada media
cetak, atau bill board.18

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


11

2.3 Media Pendidikan Kesehatan


2.3.1 Pengertian Media
Secara umum media adalah saluran yang digunakan untuk
menyampaikan pesan.19 Media pendidikan kesehatan adalah alat bantu
pendidikan (Audio Visual Aids/ AVA) yang digunakan untuk
menyampaikan informasi kesehatan, sehingga dapat mempermudah
penerimaan pesan- pesan kesehatan.20
2.3.2 Tujuan Penggunaan Media
Tujuan penggunaan media dalam pendidikan kesehatan antara lain:20
1. Mempermudah penyampaian informasi.
2. Menghindari kesalahan persepsi.
3. Memperjelas informasi yang diberikan.
4. Mengurangi komunikasi verbalistik.
5. Dapat menampilkan objek yang tidak bisa ditangkap oleh indra
penglihatan.
6. Memperlancar komunikasi dan lain- lain.
2.3.3 Klasifikasi Media
Secara garis besar, media dibedakan menjadi tiga jenis yaitu:19
Tabel 2.1 Klasifikasi Media
Jenis Definisi Kelebihan Kekurangan Contoh
Media Media statis dan Tahan lama, dapat Tidak dapat Poster,
Cetak mengutamakan menjangkau banyak menstimulir efek Leaflet,
pesa- pesan orang, biaya produksi suara dan efek gerak, Booklet,
visual. Terdiri tidak tinggi, dapat serta mudah terlipat Brosur,
dari sejumlah dibawa kemana- Majalah,
kata, gambar atau mana, dapat Surata
foto dalam tata mengungkit rasa Kabar,
warna. keindahan, Lembar
mempermudah Balik, dll.
pemahaman, serta
meningkatkan gairan
belajar.
Media Media yang Mengikutsertakan Membutuhkan biaya Televisi,
Elektronik sifatnya dinamis, semua pancaindera, yang relatif mahal dan radio, film,
serta dapat dilihat lebih menarik karena membutuhkan alat video film,
dan didengar terdapat suara dan canggih dalam CD, DVD,
dalam animasi, penyajian produksinya, dll.
menyampaikan pesan dapat membutuhkan
pesan. dikendalikan,

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


12

jangkauan relatif keterampilan dalam


lebih besar, dapat pengoperasian, dll.
diulang- ulang, dll.
Media Media yang Sebagai informasi Membutuhkan biaya Papan
Luar menyampaikan dan hiburan, yang relatif mahal dan reklame,
Ruang pesan secara mengikutsertakan membutuhkan alat Spanduk,
umum melalui semua pancaindera, canggih dalam Banner, dll.
media cerak atau mebih menarik dan produksinya,
elektronik secara lebih mudah membutuhkan
statis di luar dipahami, jangkauan keterampilan dalam
ruang. relatif lebih besar, dll. pengoperasian, dll.
Sumber: Modul dan Materi Promosi Kesehatan untuk Politeknik D3 Kesehatan
(2006)

2.3.4 Pengembangan Rancangan Media


Media pendidikan kesehatan yang baik adalah media yang
mampu memberikan informasi seseuai dengan kebutuhan dan
karakteristik sasaran.19 Sehingga diperlukan langkah- langkah
pengembangan rencana media pendidikan kesehatan dengan
menggunakan proses P sebagai berikut:19
1. Tahapan Analisis Masalah dan Sasaran
a. Menganalisis masalah kesehatan yang ada di masyarakat,
termasuk penyebab terjadinya masalah, sifat maslaag,
epidemiologi, dan perilaku yang ada di masyarakat.
b. Menganalisis kelompok sasaran, dalam hal demografi, sosial-
ekonomi, dan faktor- faktor yang mempenaruhi perilaku
masyarakat yang berhubungan dengan masalah kesehatan.
c. Menganalisis kebijakan- kebijakan, peraturan dan program
penganggulangan yang telah ada dan berbagai instansi sektoral.
d. Memilih instansi, organisasi atau LSM (Lembaga Swadaya
Masyarakat) yang mampu mendorong program.
2. Tahapan Rancangan Pengembangan Media
Terdapat 8 komponen utama dalam rancangan
pengembangan media yaitu:
a. Menentukan tujuan. Tujuan hendaknya spesifik, realistik,
prioritas dapat diukur dan dibatasi waktu.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


13

b. Mengidentifikasi kelompok sasaran.


c. Mengembangkan pesan- pesan yang akan disampaikan sesusai
dengan kebutuhan dan tingkat pengetahuan dari sasaran yang
dituju.
d. Menetapkan media yang akan digunakan sesuai dengan jumlah
sasaran.
e. Penguatan interpersonal dengan mencari orang- orang yang
dapat memengaruhi sasaran dalam mengambil keputusan atau
perubahan perilaku yang positif.
f. Membuat rencana kegiatan, rancangan anggaran, dan bagan
organisasi atau perencanaan manajemen.
3. Tahapan Pengembangan Pesan, Uji Coba, dan Produksi Media
Pesan yang akan disampaikan hendaknya jelas, spesifik,
konsisten, menarik perhatian, sesuai dengan kebutuhan, cocok
dengan budaya dan kebijakan nasional. Langkah- angkah yang harus
dilakukan adalah membuat konsep pesan yang berisikan
pendahuluan, tema, kata- kata, dan lain- lain. Uji coba media yang
akan digunakan perlu dilakukan pada mereka yang tidak memahami
pesan yang akan disampaikakn. Setelah melakukan uji coba dan
revisi terhadap media, proses selanjutnya yang dilakukan adalah
produksi media.
4. Tahapan Pelaksanaan dan Pemantauan
Tahap pelaksanaan merupakan pelaksanaan dari
perencanaan sebelumnya. Pemantauan dilakukan untuk melihat
keluaran dari program yang telah direncanakan dan dibandingkan
dengan rencana kerja dan rencana anggaran.21
5. Tahapan Evaluasi dan Rancangan Ulang
Evaluasi memberikan informasi program terhadap hasil atau
outcome dan dampak dari kegiatan untuk membuat perubahan-
perubahan yang diperlukan. Rancangan ulang dilakukan untuk
membentuk media yang lebih efektif.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


14

2.4 Booklet
Booklet merupakan buku berukuran kecil (setengah kuarto) dan tipis,
tidak lebih dari 30 halaman, serta berisikan tulisan dan gambar- gambar dari
informasi yang akan disampaikan.22 Booklet merupakan salah satu jenis dari
media cetak. Sehingga booklet dapat bertahan lebih lama, dapat menjangkau
banyak orang, mudah dibawa, pesan yang disampaikan lebih menarik, dan dapat
mempermudah pemahaman. Selain itu, menurut “Kerucut Pengalaman” oleh
Edgar Cale, media yang disampai secara verbal dan visual 6 kali lebih efektif
dibandingkan media yang disampaikan secara verbal.
Gambar 2.1 Kerucut Pengalaman

Sumber: Promosi Kesehatan (2016)18

2.5 Teori Pengetahuan


2.5.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang
mengadakan penginderaan terhdap suatu objek tertentu. Penginderaan
terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu
pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengauhi oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian
besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.13

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


15

2.5.2 Tingkat Pengetahuan


Pengetahuan yang dimiliki oleh setiap orang terhadap sesuatu
berbeda termasuk pengetahuan terhadap kontrasepsi IUD. Pengetahuan
yang cukup memiliki enam tingkatan yaitu:13
1. Tahu (know) artinya dapat mengingat kembali materi yang telah
dipelajari atau didapat sebelumnya.
2. Memahami (comprehention) artinya dapat menjelaskan,
menyebutkan, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap
materi yang telah dipelajari atau didapat sebelumnya.
3. Aplikasi (application) artinya dapat menerapkan materi yang sudah
dipelajari atau didapat sebelumnya dalam kondisi sebenarnya.
4. Analisis (analysis) artinya dapat menjelaskan dan menjabarkan
sesuatu sesuatu secara terstruktur sehingga terdapat kaitan satu sama
lain.
5. Sintesis (synthesis) artinya dapat melakukan inovasi terhadap sesuatu
yang sudah ada sebelumnya.
6. Evaluasi (evaluation) artinya dapat menilai suatu materi atau objek
sesuai dengan keriteria yang sudah ada sebelumnya.
2.5.3 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
2.5.3.1 Faktor Internal
1. Intelegensi
Intelegensi merupakan kemampuan yang dimiliki individu
sejak lahir, hal ini dapat memengaruhi individu melakukan
sesuatu sesuai dengan caranya sendiri. Kemampuan
intelegensi akan mempengaruhi kecepatan seseorang dalam
memecahkan masalah yang dihadapinya.21
2. Usia
Pengetahuan individu dipengaruhi oleh usia. Daya tangkap
dan pola pikir seseorang akan semakin berkembang seiring
dengan bertambahnya usia.21

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


16

2.5.3.2 Faktor Eksternal


1. Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang
terhadap perkembangan orang lain menuju ke arah cita-cita
tertentu sehingga menentukan manusia dalam berbuat dan
mengisi kehidupannya sehingga pada akhirnya mencapai
keselamatan dan kebahagiaan.13 Pengetahuan dan
pendidikan saling berhubungan, semakin tinggi pendidikan
seseorang maka semakin mudah seseorang menerima
informasi yang diberikan.
2. Lingkungan
Lingkungan merupakan segala sesuatu yang terdapat di
sekitar idividu. Lingkungan memegang peranan penting
dalam mempengaruhi pengetahuan dan perilaku individu
atau kelompok.21
3. Sosial Budaya
Kepercayaan atau adat isitiadat yang ada dalam diri
seseorang dapat mempengaruhi pola pikir dan sikap dalam
menerima informasi.
4. Ekonomi
Dalam memenuhi kebutuhan pokok (primer) maupun
kebutuhan sekunder. Seseorang dengan ekonomi yang baik
akan mudah tercukup dibandingkan seseorang dengan status
ekonomi yang lebih rendah. Hal ini akan memengaruhi
pemenuhan kebutuhan akan informasu pengetahuan yang
termasuk kebutuhan sekunder.23
5. Paparan Media Massa
Individu mendapat informasi dari berbagai media, baik
media cetak maupun elektronik. Individu yang lebih sering
terpapar media massa akan lebih banyak memperoleh
informasi dibandingkan dengan individu yang tidak pernah

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


17

terpapar media massa. Sehingga paparan media massa akan


mempengaruhi tingkat pengetahuan individu.23
6. Pengalaman
Pengalaman dapat diperoleh dari lingkungan kehidupan
dalam proses perkembangannya, seperti mengikuti kegiatan
seminar atau kegiatan organisasi. Seseorang yang sering
mengikuti kegiatan yang mendidik, dapat memperluas
pengalaman dan menambah informasi.23
2.5.4 Pengukuran Pengetahuan Kontrasepsi IUD
Pengukuran pengetahuan kontrasepsi IUD dapat diukur berdasarkan
penelitiannya, baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Penelitian
kuantitatif dapat dilakukan dengan wawancara tertutup maupun terbuka
dengan menggunakan alat pengumpul data berupa kuesioner. Sementara
itu, penelitian kualitatif dapat menggunakan metode wawancara
mendalam dan diskusi kelompok terfokus pada 6-10 orang.21
Pengukuran pengetahuan kontrasepsi IUD dapat dilakukan dengan
menggunakan instrument penelitian berupa kuesioner berupa pertanyaan
pilihan berganda (Multiple Choice Test). Multiple Choice Test dapat
digunakan untuk mengukur aspek- aspek yang terkait dengan kontrasepsi
IUD dengan memperhatikan aspek validitas dan reabilitas.21
Pengetahuan mengenai kontrasepsi IUD dapat diklasifikasikan
menjadi tiga yaitu pengetahuan baik, cukup dan kurang. Pengetahuan
dikatakan baik jika hasil presentase 76- 100%, pengetahuan dikatakan
cukup jika hasil presentase 56- 75%, dan pengetahuan dikatakan kurang
jika hasil presentase ≤56%.13

2.6 Teori Sikap


2.6.1 Pengertian Sikap
Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang
mengenai obyek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya
perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


18

membuat respon atau berperilaku dalam cara tertentu yang dipilihnya.


Bila seseorang mempunyai sikap terhadap suatu obyek, itu menunjukkan
tentang pengetahuan orang tersebut terhadap obyek sikap yang
bersangkutan (Azwar, 2013).14
2.6.2 Tingkatan Sikap
Menurut Notoatmodjo (1996) dalam A. Wawan dan Dewi M,
sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu:13
1. Menerima (receiving) diartikan bahwa sesorang mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan.
2. Merespon (responding) diartikan dengan memberikan jawaban
apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang
diberikan.
3. Menghargai (valuing) diartikan dengan mengajak oranglain untuk
mengerjakan atau mendiskusikan suatu malasah dengan oranglain.
4. Bertanggungjawab (responsible) diartikan dengan bertanggung
jawab atas segala sesuatu yang telah dipilih dengan segala risiko.
2.6.3 Sifat Sikap
Menurut Heri Purwanto (1998) dalam A. Wawan dan Dewi M.,
sikap dapat bersifat positif dan bersifat negatif:13
1. Sikap positif terdapat kecenderungan untuk mendekati, menyenangi,
dan mengharapkan objek tertentu.
2. Sikap negatif terdapat kecenderungan untuk menjauhi, menghindari,
membenci, dan tidak menyukai objek tertentu.
2.6.4 Ciri- ciri Sikap
1. Sikap tidak dibawa sejak lahir, melainkan dibentuk atau dipelajari.13
2. Sikap bersifat dinamis, artinya sikap dapat berubah dalam keadaan-
keadaan tertentu dan dapat dipalajri.13
3. Sikap tidak berdiri sendiri, melainkan memiliki hubungan tertentu
terhadap suatu objek.13, tetapi memiliki hbungan tertentu terhadap
suatu objek.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


19

2.6.5 Faktor- faktor yang Mempengaruhi Sikap


Fakror- faktor yang mempengaruhi sikap keluarga terhadap suatu
objek antaralain:13
1. Pengalaman Pribadi
2. Pengaruh Linkungan
3. Pengaruh Kebudayaan
4. Media Massa
5. Lembaga Pendidikan dan Lembaga Agama
6. Faktor Emosional
2.6.6 Pengukuran Sikap
Pengukuran sikap dapat dilakukan dnegan menilai pernyataan
sikap seseorang. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat positif
maupun negatif. Penyataan sikap positif (favourable) berisi hal- hal
positif yang mendukung atau memihak pada objek. Sedangkan,
pernyataan sikap negatif (unfavorable) berisi hal- hal yang negatif yang
tidak mendukung atau kontra terhadap suatu objek.13
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung maupun tidak
langsung. Pengukuran secara langsung dapat ditanyakan kepada
responden bagaimana pendapat atau pernyataan terhadap suatu objek.
Sedangkan pengukuran secara tidak langsung dapat ditanyakan melalui
kuesioner kepada responden.13
Pada penelitian ini pengukuran sikap dilakukan secara tidak
langsung yaitu melalui kuesioner dan penilaian dengan menggunakan
modifikasi skala Likert empat skala.

2.7 Keluarga Berencana (KB)


Keluarga Berencana (KB) adalah upaya untuk mengatur jumlah anak
sesuai kehendak, dan menentukan sediri kapan akan hamil, serta dapat
menggunakan metode KB yang sesuai dengan keinginan dan kecocokan kondisi
tubuh.24

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


20

2.8 Intra Uterine Devices (IUD)/ Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)
2.8.1 Definisi
IUD/ AKDR adalah alat kecil yang dipasang di dalam rahim, rangka
plastik yang lentur dengan lengan tembaga dan benang.25 Kontrasepsi ini
sangat efektif dan aman, serta berjangka waktu lama.25
2.8.2 Keuntungan
Keuntungan dari penggunaan dari penggunaan kontrasepssi IUD ini
yaitu:5
1. Memiliki efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan.
2. Metode jangka panjang (dapat dipakai sampai 10 tahun dan tidak
perlu diganti).
3. Intra Uterine Devices (IUD) atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim
(AKDR) dapat efektif segera setelah pemasangan.
4. Tidak perlu mengingat- ngigat kapan harus meminum atau
kembali setiap bulannya.
5. Tidak memengaruhi hubungan seksual.
6. Pada ibu menyusui penggunaan IUD tidak memengaruhi kualitas
dan volume ASI.
7. Tidak ada interaksi dengan obat- obatan.
8. Membantu mencegah kehamilan ektopik (kehamilan yang terjadi
di luar rahim).
2.8.3 Kekurangan
Selain kelebihan, terdapat kekurangan dari penggunaan dari
penggunaan kontrasepssi IUD ini yaitu:5
1. Pemasangan dan pencabutan harus dilakukan oleh tenaga kesehatan
terlatih.
2. Tidak dapat mencegah IMS (Infeksi Menular Seksual) termasuk HIV/
AIDS.
3. Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan
yang sering berganti pasangan.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


21

4. Penyakit Radang Panggul (PRP) dapat memicu infertilitas pada


perempuan dengan IMS menggunakan IUD.
5. Sebelum dilakukan pemasangan IUD dilakukan prosedur medis,
termasuk pemeriksaan pelvik. Seringkali perempuan merasa takut
selama pemasangan.
6. IUD tidak dapat dilepas sendiri oleh klien.
7. IUD berfungsi untuk mencegah kehamilan normal, tidak untuk
mencegah terjadinya kehamilan ektopik.
8. Perempuan harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.
Untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam
vagina, sebagian perempuan tidak mau melakukan ini.
2.8.4 Efek Samping
Setelah pemasangan IUD atau AKDR, umumnya terjadi efek
samping sebagai berikut:5
1. Perubahan siklus haid (umumnya terjadi padatiga bulan pertama dan
akan berkurang setelah tiga bulan).
2. Haid menjadi lebih lama dan banyak daripada biasanya.
3. Perdarahan (spotting) antarmenstruasi.
4. Saat haid lebih sakit daripadap biasanya.
2.8.5 Indikasi
Wanita usia subur yang dapat mengunakan kontrasepsi IUD
harus memenuhi syarat sebgai berikut:5
1. Usia resproduktif yaitu 15- 49 tahun.
2. Tidak sedang hamil.
3. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.
4. Sedang menyusui dan ingin menggunakan kontrasepsi.
5. Setelah mengalami aborsi dan tidak terlihat adnya tanda infeksi.
6. Risiko rendah terhadap IMS.
7. Tidak menghendaki kontrasepsi hormonal.
8. Tidak menyukai untuk mengingat- ngingat minum pil setiap hari.
9. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1- 5 hari senggama.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


22

Pada umumnya kontrasepsi IUD/ AKDR dapat digunakan oleh


wanita usia subur dengan aman dan efektif. AKDR dapat digunakan pada
wanita usia subur dalam segala kemungkinan keadaan misalnya:5
1. Perokok
2. Pascakegguguran dan tidak terlihat adaya tanda infeksi.
3. Sedang mengonsumsi antibiotka atau antikejang.
4. Gemuk ataupun kurus.
5. Sedang menyusui.
Menurut WHO (World Health Organization) Eligibitily Crtiteria
Category 1 and 2, wanita usia subur dapat menggunakan AKDR dalam
keadaan seperti di bawah ini:5
1. Menderita penyakit tumor jinak pada payudara.
2. Menderita penyakit kanker payudara.
3. Pusing dan sakit kepala.
4. Tekanan darah tinggi.
5. Terdapat varices di tungkai atau di vulva.
6. Menderita penyakit jantung (termasuk penyakit jantung katup dapat
diberikan antibiotika sebelum pemasangan AKDR/ IUD)
7. Memiliki riwayat stroke.
8. Menderita diabetes.
9. Menderita penyait hari atau empedu.
10. Menderita penyakit malaria.
11. Menderita penyakit skistosomasis (tanpa anemia).
12. Menderita peyakit Tiroid.
13. Menderita penyakit epilepsi.
14. Setelah kehamilan ektopik.
15. Setelah dilakukan pembedahan pelvik.
2.8.6 Kontraindikasi
Wanita yang tidak diperkenankan menggunakan kontrasepsi IUD/
AKDR sebagai berikut:5
1. Sedang hamil atau diduga hamil.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


23

2. Baru saja melahirkan (2- 28 hari pasca persalinan). Pemasangan IUD/


AKDR hanya boleh dilakukan sebelum 48 jam dan setelah 4 minggu
pasca persalinan.25
3. Mengalami perdarahan pervagina yang tidak diketahui penyebabnya.
4. Sedang menderita infeksi alat genital.
5. Mengalami Penyakit Radang Panggul (PRP) atau abortus septik pada
tiga bulan terakhir atau sering.
6. Terdapat kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak
rahim yang dapat memengaruhi kavum uteri.
7. Mengalami penyakit trofoblas yang ganas.
8. Diketahui menderita TBC pelvik.
9. Mengalami kanker alat genital.
10. Ukuran rongga rahim kurang dari 5cm.
2.8.7 Waktu Pemasangan
1. Pemasangan IUD/ AKDR dapat dipasang kapan saja dalam siklus
haid selama dipastikan tidak hamil.
2. Hari pertama sampai ke-7 siklus haid.
3. Segera setelah melahirkan, selama 48 jam pertama atau setelah 4
minggu pasca persalinan; setelah 6 bulan apabila menggunakan
Metode Amenore Laktasi (MAL).
4. Segera atau dalam waktu 7 hari setelah mengalami abortus dan tidak
terdapat tanda infeksi.
5. Selama 1 sampai 5 hari setelah senggalama yang tidak dilindungi.
2.8.8 Petunjuk Bagi Klien
Berikut ini petunjuk bagi klien setelah dilakukan pemasangan
kontrasepsi IUD/ AKDR:5
1. Membuat janji dengan klien untuk kunjungan ulang 4-6 minggu
setelah pemasangan IUD/ AKDR.
2. Menginformasikan kepada klien untuk memeriksa benang IUD/
AKDR secara rutin terutama setelah haid selama bulan pertama
pemasangan.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


24

3. Setelah bulan pertama pemasangan, hanya perlu memeriksa


keberadaan benag setelah haid apabila menalami:
a. Kram/ kejang pada perut bagian bawah.
b. Perdarahan (spotting) di antara haid atau setelah senggama.
c. Nyeri selama senggama atau apabila pasangan merasa tidak
nyaman selama melakukan hubungan seksual.
4. Menginformasikan kepada klien bahwa Copper T-380A perlu dilepas
setelah 10 tahun pemasnagan, tetapi dapat dilakukan lebih awal
apabila diinginkan.
5. Menginformasikan kepada klien untuk kembali ke klinik apabila:
a. Tidak dapat meraba beang IUD/ AKDR.
b. Merasakan bagian yang keras dari IUD/ AKDR.
c. IUD/ AKDR terlepas.
d. Siklus haid terganggung.
e. Terjadi pengeluaran cairan dari vagina yang mencurigakan.
f. Adanya infeksi.

2.9 Akseptor Keluarga Berencana (KB)


Akseptor KB adalah angggota masyarakat yang menggunakan alat
kontrasepsi. Sasaran akseptor KB yaitu Pasangan Usia Subur (PUS) adalah
pasangan suami- istri yang terikat perkawinan yang sah, yang istrinya berumur
antara 15 sampai dengan 49 tahun.2 Reproduksi wanita dibagi menjadi tiga fase
yaitu saat usia di bawah 20 tahun merupakan fase menunda kehamilan, saat usia
antara 20- 35 tahun merupakan fase menjarangkan kehamilan, dan saat usia di
5
atas 35 tahun merupakan fase tidak hamil lagi. Apabila wanita hamil dan
melahirkan saat usia kurang dari 20 tahun, organ reproduksi belum matang
secara sempurna; dan atau apabila wanita hamil dan melahirkan saat usia di atas
35 tahun, organ reproduksi mulai mengalami proses degenerisasi, sehingga
mengancam kesehatan reproduksinya.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


25

2.10 Penelitian Terkait

Tabel 2.2 Penelitian Terkait


No Penulis Judul Variabel Desain Uji Hasil Penelitian
Penelitian Penelitian Penelitian Penelitian
dan Jumlah
Sampel
1. Eminur Itri Faktor- faktor Usia, Survei analitik Uji Hasil penelitian
Sari (2016) yang pendidikan, dengan korelasi. menunjukkan bahwa
Berhubungan jumlah anak, rancangan faktor-faktor yang
dengan pendapatan, jens cross- berhubungan positif
Rendahnya kontrasepsi non- sectional. secara signifikan
Minat Ibu MKJP, Jumlah sampel dengan minat
Terhadap pengetahuan, 75 responden. penggunaan MKJP
Penggunaan papasan sumber adalah usia ibu,
Metode informasi, dan jumlah anak,
Kontrasepsi persepsi pendapatan,
Jangka individu, . pengetahuan MKJP,
Panjang di paparan sumber
BPS Sri informasi MKJP dan
Romdhati persepsi individu
Semin Gunung tentang MKJP.
Kidul Sedangkan, tingkat
pendidikan tidak
berhubungansignifik
an dengan minat
penggunaan MKJP.7
2. Sri Setiasih, Analisis Pengetahuan, Kuantitatif dan Uji Chi Hasil penelitian
dkk. Faktor- faktor sikap, dukungan kualitatif Square menunjukkan ada
(2016) yang petugas KB, dengan hubungan antara
Mempenga- ketersediaan rancangan pengetahuan dengan
ruhi Pemilihan pelayanan KB, cross- pemilihan metode
Metode dukungan suami sectional. kontrasepsi (p value=
Kontrasepsi dan tokoh agama Jumlah sampel 0.034), ada hubungan
Jangka atau tokoh 400 antara sikap dengan
Panjang masyarakat. responden. pemilihan metode
(MKJP) pada kontrasepsi (p value=
Wanita 0.027), ada hubungan
Pasangan Usia dukungan petugas
Subur (PUS) di KB (p value= 0.049).
Kabupaten Ada hubungan
Kendal Tahun ketersediaan
2013 pelayanan KB
dengan pemilihan
metode kontrasepsi
(p value= 0.011),
tidak ada hubungan
dukungan suami
dengan pemilihan
metode kontrasepsi
(p value= 0.835), dan
tidak ada hubungan
antara dukungan
tokoh agama atau
tokoh masyarakat (p

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


26

value= 0.384).
Variabel yang paling
berpengaruh
terhadap pemilihan
kontrasepsi MKJP
non hormonal adalah
sikap dengan OR
2,041.8
3. Yuli Astuti, Persepsi Istri Persepsi istri Penelitian Penelitian Hasil penelitian
dkk. (2012) Terhadap deskriptif deskriptif menunjukkan bahwa
Penggunaan dengan dengan responden tidak mau
Alat pendekatan pendeka- menggunakan
Kontrasepsi kualitatif. tan alat kontrasepsi IUD
IUD di Jumlah sampel kualitatif. karena takut terjadi
Kabupaten 30 responden. pendarahan sebanyak
Klaten 15 responden (50%),
tidak nyaman dalam
hubungan suami itri
sebanyak 3
responden (10%),
malu sebanyak 5
responden
(17%), biaya yang
mahal sebanyak 4
responden (13%),
dan responden yang
tidak
mengetahui alasan
mengapa mereka
tidak menggunakan
alat kontrasepsi IUD
sebanyak 3
responden (10%).10
4. Okfi Hubungan Persepsi Metode Uji korelsi Hasil uji korelasi
Nurhanifah Persepsi masyarakat dan kuantitatif Rank Rank Spearman
(2017) Masyarakat kontrasepsi dengan teknik Spearman menunjukkan bahwa
dengan studi persepsi masyarakat
PenggunaanAl kepustakaan memiliki hubungan
at Kontrasepsi (library yang positif dan
Keluarga research). signifikan dengan
Berencana di Jumlah sampel penggunaan alat
Kelurahan 96 responden. kontrasepsi.9
Sempaja
Selatan
5. Made Intan Pengaruh Pendidikan Pre- Uji Hasil uji statistik
Wahyuning Pendidikan kesehatan dan eksperimen-tal Wilcoxon Wilcoxon
rum dan Kesehatan pengetahuan dengan one menghasilkan nilai
Putri Terhadap group pretest signifikasi p value
Rahmasari Tingkat posttest antara pengaruh
(2017) Pengetahuan desaign. pendidikan kesehatan
Tentang Profil Jumlah sampel terhadap
KB IUD Pada 35 responden. pengetahuan tentang
Ibu profil KB IUD
Primigravida sebesar 0,000, yang
di Wilayah artinya terdapat

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


27

Kerja pengaruh yang


Puskesmas signifikan antara
Donorojo pendidikan kesehatan
Pacitan dnegan tingkat
pengetahuan.11
6. Veby Pengaruh Pendidikan Metode Uji Hasil uji Wilcoxon
Monica Pendidikan kesehatan dan eksperimen-tal Wilcoxon diperoleh nilai
Lasut, dkk. Kesehatan pengetahuan dengan desain pengetahuan P=
Terhadap rancangan one 0,000 (p< 0,05) yang
Pengetahuan group pretest artinya terdapat
PUS Tentang posttest. pengaruh antara
Alat Jumlah sampel pendidikan kesehatan
Kontrasepsi 76 responden. terhadap
Implan di pengetahuan tentang
Wilayah Kerja alat kontrasepsi.12
Puskesmas
Nuangan
Bolaang
Mongondow
Timur
7. FrizaRahmi Perbedaan Pendidikan Quasi Uji Paired Hasil uji paired
Artini Pengaruh kesehatan, eksperimen t- test dan sample t-test pada
Pendidikan Leaflet, Booklet, dengan Uji kelompok leaflet -
Kesehatan Pengetahuan rancangan Indepen- 5,062 dan nilai p=
Mengguna-kan penelitian two dent t- est 0,001; dan pada
Media Leaflet group pretest kelompok booklet -
dengan posttest. 11,632 dan nilai p=
Booklet Jumlah sampel 0,001. Hasil uji beda
Terhadap 80 responden. independent sample
Tingkat test diperoleh nilai t
Pengetahuan test = -2,227 dan nilai
Masyarakat p=0,029.
Tentang Pendidikan
Chikugunya di kesehatan
Desa Trangsan menggunakan media
Gatak booklet lebih
Sukoharjo berpengaruh
terhadap peningkatan
pengetahuan
responden dibanding
menggunakan media
leaflet.26
8. Wanodya Pengaruh Media booklet, Pre- Uji Tanda Hasil uji Tanda
Puspitaningr Media Booklet pengetahuan, eksperimen-tal diperoleh nilai Z
um, dkk. Terhadap dan sikap dengan sebesar -5,629 dan
(2017) Pengetahuan rancangan one nilai p= 0,0001, yang
dan Sikap pretest posttest artinya terdapat
Remaja Putri design. perbedaan
Terkait Jumlah sampel pengetahuan remaja
Kebersihan 55 responden. putri sebelum dan
dalam sesudah pemberian
Menstruasi di media booklet.
Pondok
Pesantren Al-
Ishlah Demak

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


28

Triwulan II
Tahun 2017
9. Sri Hadi Efektivitas Konseling, Deskriptif Uji Chi- Hasil uji Chi- Square
Sulistiya- Konseling KB pengetahuan, analitik Square diperoleh hubungan
ningsih Terhadap dan sikap dengan efektifitas konseling
(2017) Pengetahuan rancangan KB terhadap
dan Sikap PUS cross- pengetahuan PUS
dalam sectional. dalam pemilihan alat
Pemilihan Jumlah sampel kontrasepsi IUD
Kontrasepsi 56 responden. dengan X2
Intra Uterine hitung (7.899) dan p
Device (IUD) value (0,019) dan
hubungan efektifitas
konseling KB
terhadap sikap PUS
dalam pemilihan alat
kontrasepsi IUD
dengan X2
hitung (5,785) dan p
value (0,016), yang
artinya ada hubungan
antara efektivitas
konseling terhadap
pengetahuan dna
sikap PUS dalam
pemilihan alat
kontrasepsi IUD.14
10. Sitta Irma Pengaruh Pengetahuan Quasi Uji t Hasil uji t dependen
Arimurti Pemberian gizi, media eksperimen dependen dan uji ANOVA
(2012) Komik komik dan dengan dan Uji diperoleh adanya
Pendidikan media buku. rancangan ANOVA peningkatan rata- rata
Gizi Seimbang pretest posttest skor pengetahuan
Terhadap with control setelah dilakukan
Pengetahuan group design. pre-test dan post-test
Gizi Siswa Jumlah sampel pada kelompok
Kelas V SDN 75 responden. perlakuan komik.
Sukasari 4 Selain itu, terdapat
Kota rata- rata skor
Tangerang pengetahuan yang
Tahun 2012 lebih tinggi pada
kelompok komik
dibandingkan dengan
kelompok kontrol.
Yang artinya komik
lebih efektif daripada
buku sebagai media
penyampaian
pesan.21
11. Yessie Efektivitas Pendiidikan gizi, Quasi Uji Hasil Uji Wilcoxon
Finandita Penggunaan media booklet eksperimen Wilcoxon Signed Rank Test
Pratiwi dan Media Booklet dan pengetahuan dengan Signed terdapat perbedaan
Dyah Intan Terhadap gizi. rancangan Rank Test pegetahuan yang
Puspitasari Pengetahuan pretest posttest signifikan (p= 0,000)
(2017) Gizi Seimbang with control pada kelompok
Pada Ibu Balita group eksperimen. Hasil uji

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


29

Gizi Kurang di independent t-test


Kelurahan tidak terdapat
Semanggi peningkatan yang
Kecamatan bermakna pada
Pasar Kliwon selisih nilai
Kota Surakarta pengetahuan gizi
seimbang pada
kelompok kontrol
dengan kelompok
eksperimen
(p=0,114). Secara
statistik, tidak
terdapat efektivitas
dalam penggunaan
media booklet
terhadap
pengetahuan gizi
seimbang pada ibu
balita gizi kurang
tetapi terdapat
peningkatan nilai
rata-rata 4,8 pada
kelompok
eksperimen.22
12 Syarah Gambaran Pengetahuan, Cross- Analisis Hasil analisis
Amrina Pengetahua, sikap, dan sectional. univariat univariat
(2011) Sikap, Perilaku perilaku ibu usia Jumlah sampel menunjukkan
Ibu Usia Subur subur 106 responden yang
Tentang responden. memiliki
AKDR dalam pengetahuan baik
Program tentang AKDR dalam
Keluarga program KB sebesar
Berencana di 42,5%, bersikap
Kelurahan 30 positif tentang
Ilir Tahun AKDR dalam
2011 program KB sebesar
40,6%, berpartisipasi
dalam program KB
sebanyak 57,5%,
pengguna AKDR
dalam program KB
sebanyak 1,9%, dan
yang berpartisipasi
dalam pengontrolan
AKDR sebesar
3,8%.27
13. Dyah Pengaruh Penyuluhan gizi One group pre Uji Hasil pengujian
Ambarini Penyuluhan dan tingkat and post test Wilcoxon hipotesis dengan
Kusumaning Gizi Terhadap pengetatahuan design. Jumlah menggunakan uji
tyas (2011) Tingkat sampel 32 Wilcoxon diperoleh
Pengetahuan responden. nilai signifikasi 0,000
Ibu Mengenai yang artinya terdapat
Pemberian pengaruh penyuluhan
Makanan terhadap tingkat
Tambahan pengetahuan ibu

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


30

yang Baik mengenai pemberian


untuk Balita makanan tambahan
yang baik untuk
balita.28
14. Ratna Perubahan Sikap dan Quasi Uji Hasil uji Wilcoxon
Suparwati, Sikap konseling eksperimen Wilcoxon Match Pairs Test
dkk (2011) Akseptor dengan Match dengan taraf
Sebelum dan rancangan one Pairs Test kesalahan 0,025
Sesudah group pretest didapatkan z hitung
Konseling posttest. sebesar 5,513.
Tentan Jumlah sampel Berdasarkan hasil
Pemeriksaan 40 responden. statistik, didapatkan
Ulang Pasca 5,516> 0,025 yang
Pemasangan artinya ada
IUD di Desa perubahan sikap
Mangaran akseptor sebelum dan
Kecamatan sesusah konseling
Ajung Tahun pascapemasangan
2011 IUD.29
15. Auliya Pengaruh Ceramah, Quasi Uji Paired Hasil uji paired t-test
M.Nor dan Penyuluhan pengetahuan, eksperimen t- test didapatkan nilai p
Chairul Fuad Kesehatan dan sikap dengan value 0,000 yang
(2018) Dengan rancagan artinya terdapat
Metode penelitian two pengaruh penyuluhan
Ceramah group pretest kesehatan dengan
Terhadap posttest. metode ceramah
Peningkatan Jumlah sampel terhadap perubahan
Pengetahuan 33 responden, pengetahuan dan
Dan Sikap sikap.30
Dalam
Pencegahan
Filariasis
16. Pakpahan The Booklet, Quasi Uji Mann- Hasil uji Mann_
RP, dkk Efectiveness of pengetahuan, eksperimen Whitney Whitney
Booklet for dan sikap dengan dan Uji t- menunjukkan media
Improved rancangan test booklet efektif
Knowledge non- meningkatkan
and Attitude randomized pengetahuan baik
about control group sebelum intervensi
Cigarette and pretest- (p=0,001)
its Dangerous posttest setelahnya.
at SDN 01 design. Jumlah (p=0,001). Hasil uji t-
Panjang sampel test tidak
Selatan, kelompok berpasangan
Panjang, perlakuan 39 menunjukkan bahwa
Bandar responden dan media booklet tidak
Lampung kelompok efektif dalam
kontrol 40 meningkatkan sikap
responden. baik sebelum
intervensi (p=0,313)
maupun sesudah
intervensi (p=0,682)
tentang rokok dan
bahayanya di SDN
01 Panjang Selatan.31

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


31

17. Ismi Cipta Hubungan Dukungan Survei analitik Uji Chi Hasil analisa data
Andini Dukungan suami dan dengan Square menunjukkan
(2017) Suami dengan pemilihan rancangan persentase tertinggi
Pemilihan kontrasepsi cross- adalah responden
Kontrasepsi IUD. sectional. dengan dukungan
IUD di Jumlah sampel kurang yaitu 45,5%,
Puskesmas 55 responden. responden yang
Tempel I memilih IUD
Sleman sebanyak 52,7%.
Yogyakarta Analisis data
menggunakan Chi
Square diperoleh
nilai p=0,000 dan
nilai koefisien
kontingensi adalah
0,696.32

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


32

2.11 Kerangka Teori

Kerangka teori adalah model konseptual dari suatu teori ataumembangun


logika hubungan antara eberapa faktor yang diidentifikasi sebagai faktor penting
dalam permasalahan.

Faktor Internal:
1. Intelegensi
2. Usia

Faktor Eksternal:
1. Pendidikan
2. Lingkungan
3. Sosial
budaya Pengetahuan
4. Ekonomi dan sikap
5. Paparan akseptor KB
media massa terhadap
6. Pengalaman kontrasepsi
IUD
Materi:
1. Keluarga Berencana
2. Pengertian
kontrasepsi IUD
3. Keuntungan
4. Kekurangan
5. Efek samping
6. Indikasi
7. Kontraindikasi
8. Waktu pemasangan AVA:
9. Petunjuk bagi klien
Booklet

Input Proses Output


Gambar 2.2 Kerangka Teori
Sumber: Telah diolah kembali dari Notoatmodjo (2003) dalam A. Wawan dan Dewi. M; Yusriani
dan Muhammdad Khidri Alwi (2018)

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


33

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, menggunakan metode
quasi eksperimen (eksperimen semu). Rancangan yang digunakan adalah non
equivalent control group design yaitu dengan suatu pengukuran pretest-
posttest group with control group, tetapi pada design ini kelompok intervensi
maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara acak. Bentuk rancangan metode
ini adalah sebagai berikut:

Pretest Perlakuan Posttest

Kelompok Intervensi
A1 X A2
Kelompok Kontrol
B1 O B2
Kelompok Intervensi
Pretest Booklet IUD Posttest
Kelompok Kontrol
Pretest Ceramah Posttest
Posttest
Gambar 3.1 Desain Penelitian, telah diolah kembali.
Keterangan:
A1= Tingkat pengetahuan dan sikap sebelum diberikan intervensi pada
akseptor KB (kelompok intervensi) di Puskesmas Kecamatan
Kemayoran Jakarta Pusat.
X= Intervensi pemberian booklet Alat Kontrasepsi IUD
A2 =Tingkat pengetahuan dan sikap sesudah diberikan intervensi pada
akseptor KB (kelompok intervensi) di Puskesmas Kecamatan
Kemayoran Jakarta Pusat
O= Intervensi pemberian ceramah mengenai kontrasepsi IUD
B1= Tingkat pengetahuan dan sikap sebelum diberikan intervensi pada
akseptor KB (kelompok kontrol) di Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih Jakarta Pusat.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


34

B2= Tingkat pengetahuan dan sikap sesudah diberikan intervensi pada


akseptor KB (kelompok kontrol) di Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih Jakarta Pusat.

Pemberian jarak antara pretest dan intervensi sebaiknya tidak terlalu


lama hal ini dilakukan untuk meminimalisasi adanya pengaruh dari luar
sebelum intervensi. Akan tetapi, jarak yang terlalu dekat antara pre-test dan
intervensi juga dapat memengaruhi tingkat sensitifitas ingatan kelompok
perlakuan terhadap intervensi yang akan diberikan.22 Namun, karena
keterbatasan penelitian, jarak antara pretest dan posttest dilakukan dalam
satu waktu.

3.2 Variabel Penelitian


3.2.1 Variable Bebas (Independen)
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah intervensi yang
diberikan berupa edukasi menggunakan media booklet dan ceramah.
3.2.2 Variable Terikat (Dependent)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah tingkat
pengetahuan dan sikap akseptor KB mengenai kontrasepsi IUD.
3.3 Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi
hubungan atau kaitan anatara konsep satu terhadap konsep lainnya, atau
antara variabel yang satu dengan variabel yang laindari masalah yang ingin
diteliti.33

Variabel Tidak Terikat Variabel Terikat

Pendidikan kesehatan Pengetahuan dan sikap


dengan media booklet akseptor KB terhadap
dan ceramah mengenai kontrasepsi IUD
kontrasepsi IUD

Gambar 3.2 Kerangka Konsep

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


35

3.4 Hipotesis Penelitian


1. Ada perbedaan tingkat pengetahuan akseptor KB sebelum dan sesudah
diberikan edukasi menggunakan booklet mengenai kontrasepsi IUD pada
kelompok intervensi.
2. Ada perbedaan sikap akseptor KB sebelum dan sesudah diberikan edukasi
menggunakan booklet mengenai kontrasepsi IUD pada kelompok
intervensi.
3. Ada perbedaan tingkat pengetahuan akseptor KB sebelum dan sesudah
diberikan ceramah mengenai kontrasepsi IUD pada kelompok kontrol.
4. Ada perbedaan sikap akseptor KB sebelum dan sesudah diberikan
ceramah mengenai kontrasepsi IUD pada kelompok kontrol.
5. Ada perbedaan rata- rata pengetahuan akseptor KB antara kelompok
intervensi dengan kelompok kontrol mengenai kontrasepsi IUD.
6. Ada perbedaan sikap akseptor KB antara kelompok intervensi dengan
kelompok kontrol mengenai kontrasepsi IUD.

3.5 Definisi Operasional

Tabel 3.1 Definisi Operasional


No Variabel Definisi Instrumen Cara Ukur Hasil Skala
Operasional Ukur Ukur

Variable Terikat (Dependen)

1. Pengetahuan Pemahaman Kuesioener Responden Skor 0- Interval


informasi yang menjawab 100
didapat istri pertanyaan pada
pasangan usia kuesioner.
subur tentang Penilaian dari
definisi, setiap jawaban
kelebihan, benar adalah 2 dan
kekurangan, dan jawaban salah
informasi adalah 1.
kontrasepsi
IUD.
2. Sikap Tanggapan atau Kuesioner Responden Skor 0- 48 Interval
akseptor KB respon akseptor menjawab
KB terhadap pertanyaan pada

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


36

edukasi tentang kuesioner dengan


kontrasepsi mengunakan skala
IUD. Likert dengan
pilihan:
a. Skor 1
STS (Sangat
Tidak Setuju)
b. Skor 2
TS (Tidak
Setuju)
c. Skor 3
S (Setuju)
d. Skor 4
SS (Sangat
Setuju)

Variabel Bebas (Independen)

1. Pendidikan Pemberian a. Ya, jika Ordinal


Kesehatan informasi diberika
mengenai n
pengertian booklet
keluarga b. Tidak,
berencana, jika
definisi IUD, tidak
kelebihan, diberika
kekurangan, dan n
informasi booklet
pemasangan
IUD dengan
media booklet

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian


3.6.1 Populasi
Populasi adalah setiap subjek yang diteliti. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh akseptor KB di Puskesmas Kecamatan
Kemayoran dan melakukan kunjungan KB saat penelitian dilakukan.
3.6.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi, atau dapat mewakili seluruh populasi yang
diteliti. Sampel adalah sebagian populasi yang ciri-cirinya diselidiki
atau diukur. Besar sampel yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan non probality sampling yaitu setiap pasien yang

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


37

memenuhi kriteria penelitian dimasukkan dalam penelitian, sehingga


jumlah pasien yang diperlukan terpenuhi.
1. Kriterian Sampel
a. Inklusi
a) Akseptor KB dan melakukan kunjungan KB.
b) Bersedia dijadikan responden.
c) Bisa membaca dan menulis.
b. Eksklusi
a) Menggunakan KB IUD.
3.6.3 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan pengambilan
sampel secara tidak acak (non probability sampling) dengan metode
consecutive sampling yaitu pemilihan anggota sampel yang
memenuhi kriteria peneliti dalam waktu tertentu sampai jumlah
sampel terpenuhi.
3.6.4 Besar Sampel
Pada penelitian ini besar sampel menggunakan rumus uji
hipotesis beda rata- rata dua kelompok (two tail):
2𝜎 2 (𝑧1−∝/2 + 𝑧1−𝛽 )2
𝑛=
(𝜇1 − 𝜇2 )2
Keterangan:
n = besar sampel minimum
Z1-α/2 = Tingkat kepercayaan 95% (1,96)
Z1-β = Kekuatan uji 90% (1,64)
𝜎2 = harga varians di populasi
S12 + S22/2
𝜇1 = Rata- rata nilai kelompok intervensi
𝜇2 = Rata- rata nilai kelompok kontrol
Jika diketahui nilai S1= 2,05 dan S2= 1,64 maka 𝜎 2 = 3,446,
sedangkan perkiraan rata- rata nilai pengetahuan pada kelompok

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


38

perlakuan 𝜇1 =8,29 dan 𝜇2 = 6,23,34 maka diperoleh jumlah sampel


sebagai berikut:
2(3,446)(1,96 + 1,64)2
𝑛= = 21,05 = 22 𝑜𝑟𝑎𝑛𝑔
(8,29 − 6,23)2
Dengan perkiraan 10% sampel lepas dalam pengamatan, maka
sampel yang dibutuhkan dalam setiap kelompok adalah n= 22
(1+0,1)= 24 orang. Dalam penelitian ini, kelompok intervensi
berjumlah 24 orang dan kelompok kontrol berjumlah 24 orang.

3.7 Alat dan Teknik Pengumpulan Data


3.7.1 Instrumen Penelitian
1. Kuesioner
Instrumen penelitian adalah alat- alat yang akan digunakan
untuk pegumpulan data.33 Instrumen yang digunakan dalam
pengambilan data primer pada penelitian ini dengan menggunakan
kuesioner (daftar pertanyaan). Kuesioner digunakan untuk
mengetahui pengetahuan dan sikap responden mengenai
kontrasepsi IUD.
Kuesioner diberikan dua kali, baik pada kelompok
eksperimen maupun kelompok kontrol, yaitu sebelum perlakuan
(pre- test) dan setelah diberikan perlakuan (post- test). Lembar soal
pre-test dan post- test dengan kuesioner yang sama.
Kuesioner yang digunakan dimodifikasi dari kuesioner
Syarah Amrina (2011)27 dan kuesioner yang dibuat oleh peneliti.
Kemudian kuesioner akan diuji coba terlebih dahulu kepada
akseptor KB di luar responden yang dilibatkan dalam penelitian ini.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


39

Tabel 3.2 Pertanyaan Kuesioner


Sub Materi Jumlah Sistem Hasil Penilaian
Soal Penilaian
Pengetahuan
Keluarga Berencana (KB) 1 butir  Perhitungan nilai
Pengertian kontrasepsi IUD 1 butir dilakukan dengan
Kelebihan dan kekurangan 2 butir cara jumlah jawaban
kontrasepsi IUD benar dibagi 20
Efek samping kontrasepsi IUD 1 butir Multiple choice dikalikan 100.
Indikasi dan kontraindikasi 2 butir test (pilihan  Total skor yang
kontrasepsi IUD berganda) didapat oleh
Waktu pemasangan dan 3 butir responden jika dapat
pelepasan kontrasepsi IUD menjawab seluruh
pertanyaan dengan
benar adalah 100.
Sikap 12 butir STS= Sangat  Responden
Tidak menjawab Sangat
Setuju Setuju atau Setuju
TS= Tidak pada kuesioner sikap
Setuju nomor
S= Setuju 1,2,3,4,5,10,11, dan
SS= Sangat 12; Sangat Tidak
Setuju Setuju atau Tidak
Setuju pada
kuesioner sikap
nomor 6,7,8, dan 9.
 Perhitungan nilai
dilakukan dengan
cara menjumlahkan
seluruh skor dari
setiap responden.
 Total skor yang
didapat oleh
responden jika dapat
menjawab seluruh
pertanyaan dengan
benar adalah 100.

2. Booklet
Media yang digunakan dalam penelitian ini yaitu booklet
untuk menyampaikan pesan mengenai kontrasepsi IUD. Booklet
yang digunakan dalam penelitian adalah booklet yang dibuat sendiri
oleh peneliti. Sementara itu, buku pegangan kontrasepsi IUD yang
digunakan adalah Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


40

Edisi 3 yang diterbitkan oleh PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo tahun 2014 dan Booklet dari FPA “Your Guid to The
IUD (Intra Uterine Device)”. Media booklet dicetak dengan
menggunakan kertas art paper dengan ukuran A5 dan bewarna.
Booklet yang digunakan dibuat dengan menggunakan aplikasi
online “Canva” dan menggunakan gambar vector online.
3.7.2 Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui
prosedur sebagai berikut:
1. Persiapan Penelitian
a. Membuat proposal penelitian.
b. Membuat media booklet.
c. Mengurus surat perizinan penelitian di tempat yang dituju
dimulai dari mengurus surat dari Poltekkes Kemenkes Jakarta
III, Suku Dinas Kesehatan Jakarta Pusat dan PTSP Jakarta Pusat,
serta Puskesmas Kecamatan Kemayoran dan Puskesmas
Kecamatan Cempaka Putih untuk melakukan studi pendahuluan,
kadi etik, dan pengambilan data.
d. Melakukan uji boba media booklet.
e. Melakukan uji validitas dan uji reabilitas kuesioner.

2. Pelaksanaan Penelitian
a. Jika surat izin telah ada dan tempat penelitian bersedia maka
dilanjutkan dengan memberikan lembar PSP (Penjelasan
Sebelum Penelitian).
b. Memilih responden yang memenuhi kriteria inklusi dan
memberikan lembar persetujuan atau informed consent.
c. Pengisian lembar kuesioner pre-test tentang pengetahuan dan
sikap istri dari pasangan usia subur mengenai kontrasepsi IUD.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


41

d. Memberikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan media


booklet dan ceramah untuk kelompok intervensi, dan
memberikan ceramah saja pada kelompok kontrol.
e. Pengisian lembar kuesioner post-test tentang pengetahuan dan
sikap istri dari pasangan usia subur mengenai kontrasepsi IUD
pada hari yang sama.
f. Melakukan pengolahan data dari hasil yang didapatkan.

3.8 Uji Validitas dan Reabillitas


3.8.1 Uji Validitas
Uji validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur
itu benar- benar mengukur apa yang diukur.33 Untuk mengetahui
tingkat validitas dari butir soal, digunakan teknik korelasi Product
Moment dengan rumus sebagai berikut:

𝑛𝛴𝑥𝑦 − (𝛴𝑥)(𝛴𝑦)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑛𝛴𝑥 2 – (𝛴𝑥)2 }{𝑛𝛴𝑦2 – (𝛴𝑦)2}

Keterangan:

n = Banyaknya istri dari pasangan usia subur

Σx = Jumlah skor tiap istri dari pasangan usia subur pada setiap item
soal

Σy = Jumlah skor tiap pasangan usia subur

Bilai r hitung lebih besar dari r tabel artinya H0 ditolah artinya


variabel valid. Sedangkan, bila r hitung lebih kecil dari r tabel (r= 0,5)
artinya H0 diterima artinya variabel r tidak valid.

Nilai r yang didapat dari perhitungan rumus product moment


tersebut dibandingkan dengan nilai r tabel, dengan taraf signifikasi 5%.
Apabila nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel maka pernyataan
tersebut dinyatakan valid.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


42

Hasil uji validitas yang dilakukan kepada 20 responden (r=


0,444). Paada kuesioner pengetahuan terdapat dua pertanyaan yang
tidak valid (rhitung < rtabel) pada pertanyaan nomor 5 dan 7. Pada
kuesioner sikap didapatkan dua pertanyaan yang tidak valid yaitu pada
pertanyaan nomor 9 dan 11. Penulis memutuskan untuk tetap
mempertahankan pertanyaan yang tidak valid, hal ini dikarenakan
pertanyaan tersebut harus ditanyakan untuk memenuhi kriteria dari
masing- masing variabel, namun pada pertanyaan sikap nomor 11
penulis memutuskan untuk menghapus pertanyaan yang tidak valid, hal
ini dikarenakan karena pertanyaan tersebut sudah terwakili pada
pertanyaan lain.

3.8.2 Uji Reabilitas


Uji reabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana
suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji
reabilitas menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten
bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama dan dengan alat ukur yang sama.33 Uji reliabilitas dapat dilakukan
dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:
2
𝑘 ∑𝜎
𝑟11 =𝛼=( ) [1 − 2𝑖 ]
𝑘−1 𝜎𝑡
Keterangan:
r11 = Reliabilitas instrumen
k = Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Σ𝜎𝑖2 = Skor setiap item
𝜎𝑖2 = Varian total
Kriteria uji reliabilitas dengan rumus alpha adalah apabila
rhitung  rtabel maka alat ukur tersebut reliable yang diukur berdasarkan
skla Alpa Cronbach’s 0 sampai 1. Hasil uji reabiltas menunjukkan
bahwa kuesioner pengetahuan reliable (r hitung= 0,814) dan
kuesioner sikap reliable (r hitung= 0,745).

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


43

3.9 Uji Coba Media


Uji coba media merupakan tahap yang dilakukan setelah prosses
pembuatan media telah selesai dilakukan. Uji coba media dilakukan dengan
cara memberikan booklet yang telah dibuat kepada 20 akseptor KB di luar
responden yang dilibatkan dalam penelitian ini, kemudian responden diminta
untuk mengeluarkan pendapatnya mengenai booklet yang diberikan dengan
mengisi pertanyaan pada kuesioner (pilihan berganda) yang telah disediakan.
Hasil uji coba media menunjukkan bahwa responden memberikan penilaian
positif dan menyatakan tertarik dengan booklet yang diberikan.

3.10 Etika Penelitian


Pengumpulan data dilakukan setelah mendapat ijin dari Puskesmas
sebagai tempat penelitian. Setelah mendapatkan ijin, peneliti melakukan
sosialisasi rencana penelitian kepada kepala Puskesmas dan beberapa staf
terkait kemudian membuat kesepatakan untuk melakukan penyuluhan
mengenai metoda kontrasepsi jangka panjang di Puskesmas.
Peneliti mengidentifikasi responden yang memenuhi kriteria inklusi
penelitian. Dalam melakukan penelitian, peneliti menekankan masalah etika
sesuai dengan Pedoman Nasional Etik Penelitian Kesehatan:35
1. Respect for persons (Menghormati harkat dan martabat manusia)
Penelitian yang dilakukan memberikan kewenangan kepada responden
dan melindungi responden. Peneliti menghormati hak subjek penelitian,
apakah subjek tersebut bersedia untuk ikut serta dalam penelitian atau
tidak, dengan memberikan informed consent (lembar persetujuan) pada
subjek penelitian terkait dengan pengaruh booklet untuk mengetahui
perubahan pengetahuan dan sikap terhadap kontrasepsi IUD.
2. Respect for privacy and confidentialy (Menghormati privasi dan
kerahasiaan subjek penelitian)
Setiap manusia memiliki hak-hak dasar individu termasuk privasi dan
kebebasan. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan inisial sebagai
pengganti identitas responden dalam menyajikan hasil penelitian.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


44

3. Benefince and non maleficence (Prinsip etik berbuat baik)


Penelitian yang dilakukan tidak menimbulkan kerugian, memberikan
manfaat, memenuhi persyaratan ilmiah, sekaligus mampu menjaga
privasi subjek penelitian. Pada penelitian ini, diberikan intervensi
edukasi.
4. Justice (Prinsip etik keadilan)
Subjek penelitian diperlakukan dengan kehati-hatian dan terbuka
mengenai penelitian tentang pengaruh booklet untuk mengetahui
perubahan pengetahuan dan sikap terhadap kontrasepsi IUD, dengan
memperhatikan hak dari subjek penelitian serta adil dalam hal
memberikan perlakuan dan manfaat keikutsertaan subjek dalam
penelitian. Dalam penelitian ini, semua subjek penelitian diberikan
intervensi yaitu media booklet.

3.11 Pengolahan Data


Pengolahan data meliputi kegiatan:
3.10.1 Editing
Editing merupakan kegiatan pengecekan isian formulir atau
kuesioner apakah jawaban yang ada dikuesioner sudah lengkap,
jelas, relevan, dan konsisten. Jawaban dikatakan lengkap apabila
semua pertanyaan sudah terjawab, dikatakan jelas apabila tulisannya
sudah jelas terjawab, dikatan relevan apabila jawaban yang tertulis
relevan dengan pertanyaan, dan dikatakan konsisten apabila
beberapa pertanyaan yang berkaitan isi jawabannya konsisten.36
3.10.2 Coding
Coding merupakan kegiatan merubah data berupa huruf
menjadi data berbentuk angka atau bilangan.36 Untuk variabel
pendidikan kesehatan koding 2= diberikan booklet dan koding 1=
tidak diberikan booklet. Untuk varibel pengetahuan jawaban benar
diberikan koding 2, sedangkan jawaban salah diberikan koding 1.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


45

3.10.3 Data Entry


Setelah data melewati pengkodean kemudian, data diproses
agar data yang sudah di-entry dapat dianalsis.33 Data diproses
dengan meng-entry data dari kuesioner ke dalam program komputer
yaitu SPSS.
3.10.4 Cleaning
Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan
pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan
(missing) atau tidak.33

3.12 Analisis Data


Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis univariat
dan bivariat.
3.11.1 Analisis Univaritat
Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan masing
masing variabel yang diteliti, baik variabel bebas maupun terikat.
Pada penelitian ini analisis univariat dilakukan untuk mengetahui
distribusi frekuensi dari setiap variabel terikat.36
3.11.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui apakah ada
hubungan antara dua variabel.36 Pada penelitian ini peneliti ingin
mengetahui apakah ada perubahan pengetahuan dan sikap antara
akseptor KB yang diberikan intervensi menggunakan booklet
mengenai kontrasepsi IUD dibandingkan dengan pengetahuan dan
sikap akseptor KB tanpa diberikan booklet mengenai kontrasepsi
IUD. Uji statistik yang digunakan adalah Uji-t.
Uji t digunakan untuk membandingkan dan membedakan dua
variabel serta untuk menguji generalisasi dari hasil analisis.
Penelitian ini menggunakan uji beda dua mean dependen (Uji t
dependen) dengan tujuan untuk mengetahui perbedaan antara dua
kelompok data yang dependen, dengan syarat (Notoadmodjo, 2006):

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


46

a. Distribusi data normal


b. Kedua kelompok data dependen
c. Jenis variabel: numerik.

Pada pengujian normalitas data, jika data dinyatakan tidak


normal maka pengujian menggunakan Uji Wilcoxon Signed Rank
Test. Perhitungan uji statistik menggunakan perhitungan dengan
sistem komputerisasi.

Hasil uji normalitas data pada responden yang diberikan


intervensi booklet alat kontrasepsi IUD maupun yang tidak
diberikan intervensi.

Keputusan hasil uji statistik dengan membandingkan nilai p


(p value) dan nilai nilai α (alpha), ketentuan yang berlaku adalah
sebagai berikut :

a. Bila nilai p ≤ nilai α, maka keputusannya adalah H0 ditolak


artinya ada perbedaan kejadian (mean) antara kelompok
intervensi (booklet kontrasepsi IUD) dengan kelompok
kontrol.
b. Bila nilai p > nilai α, maka keputusannya adalah H0 gagal
ditolak artinya tidak ada perbedaan kejadian (mean) antara
kelompok intervensi (booklet kontrasepsi IUD) dengan
kelompok kontrol.

Selain itu, untuk mengetahui efektivitas penggunaan booklet


terhadap peningkatan pengetahuan digunakan uji beda mean
independen (uji t independen). Uji beda mean independen
digunakan untuk mengetahui perbedaan antara dua kelompok data
yang independen, dengan syarat:36

a. Data berdistribusi normal.


b. Kedua keompok data independen.
c. Variabel yang digunakan berbentuk numerik.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


47

Pada pengujian normalitas data, jika data dinyatakan tidak


normal maka pengujian menggunakan Uji Mann Whitney.
Perhitungan uji statistik menggunakan perhitungan dengan sistem
komputerisasi.

Keputusan uji statistik dengan membandingkan nilai


signifikan atau Asymp. Sig. (2-tailed) dengan nilai alpha (0,05).
Jika nilai signfikasi < 0,05 maka hipotesis atau “Ha” diterima.
Sedangkan jika nilai signifikasi > 0,05 maka hipotesis atau “Ha”
ditolak.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


48

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di dua puskesmas berbeda yang terletak di
wilayah Jakarta Pusat yaitu Puskesmas Kecamatan Kemayoran sebagai lokasi
untuk kelompok ntervensi dan Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih sebagai
lokasi untuk kelompok kontrol.
Puskemas Kecamatan Kemayoran terletak di Jalan Harapan Mulia
Barat Nomor 1 RT05/ RW4, Kelurahan Harapan Mulia, Kecamatan
Kemayoran dengan luas tanah 14706m2, terdiri dari 3 (tiga) lantai dengan dari
6 (enam) Puskesmas Kelurahan37. Sedangkan Puskesmas Kecamatan Cempaka
Putih terletak di Jalan Rawasari Selatan Nomor 1, Kelurahan Rawasari,
Kecamatan Cempaka Putih dengan luas tanah 1350m2 terdiri dari 4 (empat)
setengah lantai dengan 3 (tiga) Puskesmas Kelurahan38.

4.2 Analisis Data Penelitian


4.2.1 Analisis Univariat
1. Pengetahuan
Tabel 4.1
Rata-Rata Pengetahuan Akseptor KB Mengenai Kontrasepsi IUD di
Puskesmas Kecamatan Kemayoran Tahun 2019 (n 24)
Responden Rata- Nilai Standar Min- Nilai Total
rata Tengah Deviasi Max Kuesioner
(SD)
Kelompok Intervensi
Pre-test 70,83 70,00 8,165 50-85
100
Post-test 91,46 92,50 5,610 75-100

Berdasarkan tabel 4.1 dapat diketahui bahwa pengetahuan akseptor


KB pada kelompok intervensi tentang kontrasepsi IUD sebesar 70,83
dengan nilai minimum 50 dan nilai maksimum 85. Nilai tengah pre-
test adalah 70,00 dengan standar deviasi 8,165. Pada saat post-test
rata- rata nilai pengetahuan akseptor KB meningkat menjadi 91,46

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


49

dengan nilai minimum 75 dan nilai maksimum 100. Nilai tengah


meningkat menjadi 92,50 dan standar deviasi 5,610.

Tabel 4.2
Rata-Rata Pengetahuan Akseptor KB Mengenai Kontrasepsi IUD di
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Tahun 2019 (n 24)
Responden Rata- Nilai Standar Min- Nilai Total
rata Tengah Deviasi Max Kuesioner
(SD)
Kelompok Kontrol
Pre-test 72,50 72,50 7,820 55-85
100
Post-test 82,71 80,00 8,338 85-100

Berdasarkan tabel 4.2. dapat diketahui bahwa pengetahuan akseptor


KB pada kelompok kontrol tentang kontrasepsi IUD sebesar 72,50
dengan nilai minimum 55 dan nilai maksimum 85. Nilai tengah pre-
test adalah 72,50 dengan standar deviasi 7,820. Pada saat post-test
rata- rata nilai pengetahuan akseptor KB meningkat menjadi 82,71
dengan nilai minimum 85 dan nilai maksimum 100. Nilai tengah
meningkat menjadi 80,00 dan standar deviasi 8,338.

2. Sikap

Tabel 4.3
Rata-Rata Sikap Akseptor KB Mengenai Kontrasepsi IUD di
Puskesmas Kecamatan Kemayoran Tahun 2019 (n 24)
Responde Rata- Nilai Standar Min- Nilai
n rata Tengah Deviasi Max Total
(SD) Kuesioner
Kelompok Intervensi
Pre-test 29,29 29,00 4,486 22-40 44
Post-test 36,50 38,00 3,199 26-40

Berdasarkan tabel 4.3 dapat diketahui bahwa rata- rata sikap akseptor
KB pada kelompok intervensi tentang kontrasepsi IUD sebesar 29,29
dengan nilai minimum 22 dan nilai maksimum 40. Nilai tengah pre-
test adalah 29,00 dengan standar deviasi 4,486. Pada saat post-test
rata- rata nilai sikap akseptor KB meningkat menjadi 36,50 dengan

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


50

nilai minimum 26 dan nilai maksimum 43. Nilai tengah meningkat


menjadi 38,00 dan standar deviasi 3,199.
Tabel 4.4
Rata-Rata Sikap Akseptor KB Mengenai Kontrasepsi IUD di
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Tahun 2019 (n 24)
Responde Rata- Nilai Standar Min- Nilai
n rata Tengah Deviasi Max Total
(SD) Kuesioner
Kelompok Kontrol
Pre-test 29,71 29,00 4,787 22-43 44
Post-test 35,67 36,00 3,703 24-40

Berdasarkan tabel 4.4 dapat diketahui bahwa rata- rata sikap akseptor
KB pada kelompok kontrol tentang kontrasepsi IUD sebesar 29,71
dengan nilai minimum 22 dan nilai maksimum 43. Nilai tengah pre-test
adalah 29,00 dengan standar deviasi 4,787. Pada saat post-test rata- rata
nilai sikap akseptor KB meningkat menjadi 35,67 dengan nilai
minimum 24 dan nilai maksimum 40. Nilai tengah meningkat menjadi
36,00 dan standar deviasi 3,703..

4.2.2 Analisis Bivariat

Tabel 4.5
Rata- Rata Pengetahuan Akseptor KB Menurut Pemberian Pendidikan
Kesehatan dengan Media Booklet Mengenai Kontrasepsi IUD di
Puskesmas Kecamatan Kemayoran Tahun 2019
Penkes dengan Booklet N Mean Rank p- value
Pre-test
24 12,00 0,000
Post-test

Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa terdapat peningkatan dari


nilai pre-test ke nilai post-test, rata- rata peningkatan nilai (mean rank)
sebesar 12,00. Berdasarkan analisis statistik didapatkan p value 0,000
maka ada hubungan antara pemberian pendidikan kesehatan dengan
media booklet terhadap perubahan pengetahuan mengenai kontrasepsi
IUD.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


51

Tabel 4.6
Rata- Rata Pengetahuan Akseptor KB Menurut Pemberian
Pendidikan Kesehatan dengan Metode Ceramah Mengenai
Kontrasepsi IUD di Puskesmas Kecamatan Kemayoran Tahun 2019
Penkes dengan Metode N Mean SD SE P value
Ceramah
Pre-test 24 72,50 7,820 1,593
0,000
Post-test 24 82,71 8,338 1,702

Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa sebelum diberikan


pendidikan kesehatan dengan metode ceramah mengenai kontrasepsi
IUD rata- rata pengetahuan 72,50, sedangkan setelah diberikan
pendidikan kesehatan dengan metode ceramah rata- rata pengetahuan
menjadi 82,71. Berdasarkan analisis statistik didapatkan p value 0,000
maka ada hubungan antara pemberian pendidikan kesehatan dengan
metode ceramah terhadap perubahan pengetahuan mengenai
kontrasepsi IUD.

Tabel 4.7
Rata-Rata Pengetahuan Akseptor KB Mengenai Kontraspesi IUD
Menurut Perlakuan di Puskesmas Kecamatan Kemayoran dan
Puskemas Kecamatan Cempaka Putih Tahun 2019
Pengetahuan N Mean Rank p- value
Diberikan booklet 24 31,71
0,000
Tidak diberikan booklet 24 17,29

Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa rata- rata peningkatan


nilai pengetahuan akseptor KB pada kelompok yang diberikan booklet
sebesar 31,71 dan pada kelompok yang tidak diberikan pengetahuan
rata- rata peningkatan nilai pengetahuan sebesar 17,29. Berdasarkan
analisis statistik didapatkan p value 0,000, berarti pada alpha 5%
terlihat ada hubungan yang signifikan rata- rata pengetahuan akseptor
KB yang diberikan booklet dengan tidak diberikan booklet.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


52

Tabel 4.8
Rata- Rata Sikap Akseptor KB Menurut Pemberian Pendidikan
Kesehatan dengan Media Booklet Mengenai Kontrasepsi IUD di
Puskesmas Kecamatan Kemayoran Tahun 2019
Penkes dengan Booklet N Mean Rank p- value
Pre-test
24 12,00 0,000
Post-test

Berdasarkan tabel 4.8 dapat diketahui bahwa rata- rata peningkatan nilai
(mean rank) pre-test dan post-test sebesar 12,00. Berdasarkan analisis
statistik didapatkan p value 0,000 maka ada hubungan antara pemberian
pendidikan kesehatan dengan media booklet terhadap perubahan sikap
mengenai kontrasepsi IUD.

Tabel 4.9
Rata- Rata Sikap Akseptor KB Menurut Pemberian Pendidikan
Kesehatan dengan Metode Ceramah Mengenai Kontrasepsi IUD di
Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih Tahun 2019
Penkes dengan Ceramah N Mean Rank p- value
Pre-test
24 11,00 0,000
Post-test

Berdasarkan tabel 4.9 dapat diketahui bahwa rata- rata peningkatan nilai
(mean rank) pre-test dan post-test sebesar 11,00. Berdasarkan analisis
statistik didapatkan p value 0,000 maka ada hubungan antara pemberian
pendidikan kesehatan dengan metode ceramah terhadap perubahan sikap
mengenai kontrasepsi IUD.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


53

Tabel 4.10
Rata-Rata Sikap Akseptor KB Mengenai Kontraspesi IUD Menurut
Perlakuan di Puskesmas Kecamatan Kemayoran dan Puskemas
Kecamatan Cempaka Putih Tahun 2019
Sikap N Mean Rank p- value
Diberikan booklet 24 27,63
0,114
Tidak diberikan booklet 24 21,38

Berdasarkan tabel 4.10 dapat diketahui bahwa rata- rata peningkatan nilai
sikap akseptor KB pada kelompok yang diberikan booklet sebesar 27,63 dan
pada kelompok yang tidak diberikan booklet peningkatan nilai sikap sebesar
21,38. Berdasarkan analisis statistik didapatkan p value 0,114, berarti pada
alpha 5% tidak terlihat ada hubungan yang signifikan rata- rata sikap
akseptor KB yang diberikan booklet dengan tidak diberikan booklet.

4.3 Pembahasan
4.3.1 Tingkat Pengetahuan Akseptor KB Mengenai Kontrasepsi IUD
Sebelum Perlakuan (Pre-test) dan Sesudah Perlakuan (Post-test)
Pengetahuan merupakan hasil tahu dan terjadi setelah orang
mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yakni
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri.
Selain itu pengetahuan juga dipengaruhi oleh faktor internal dan
eksternal.13 Pengetahuan akseptor KB mengenai kontrasepsi IUD di
Puskesmas Kecamatan Kemayoran dan Puskesmas Kecamatan
Cempaka Putih sebagian besar didapatkan dari lingkungan tempat
tinggal responden.
Informasi yang didapat oleh responden mengenai kontrasepsi
IUD sebagian besar didapatkan dari pengalaman pengguna IUD di
lingkungan tempat tinggal. Hal ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Sitta Irma Arimurti (2012) bahwa lingkungan
merupakan segala sesuatu yang terdapat disekitar individu dan
memegang peranan penting dalam mempengaruhi pengetahuan dan
perilaku individu atau kelompok.21

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


54

Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.2 menunjukan bahwa


tingkat pengetahuan PUS mengenai kontrasepsi IUD sebelum diberikan
perlakuan (pre-test) pada kelompok kontrol rata- rata sebesar 72,50 dan
rata- rata nilai post-test sebesar 82,71 dan hasil uji Paired Sample T-test
nilai p value (0,000< 0,05) sehingga terdapat perbedaan signifikan
tingkat pengetahuan akseptor KB mengenai kontrasepsi IUD sebelum
dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah.
Hal ini sesuai dengan penelitian Dyah Amabarini Kusumaningtyas
(2011) bahwa terdapat pengaruh penyuluhan terhadap tingkat
pengetahuan ibu mengenai pemberian makanan tambahan yang baik
untuk balita.28
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1 menunjukkan bahwa
tingkat pengetahuan akseptor KB mengenai kontrasepsi IUD sebelum
diberikan perlakuan (pre-test) pada kelompok intervensi rata- rata
sebesar 70,83 dan rata- rata nilai post-test menjadi 91,46 dan hasil uji
Man Whitney nilai p value (0,000< 0,05) sehingga terdapat perbedaan
signifikan tingkat pengetahuan PUS mengenai kontrasepsi IUD
sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan dengan ceramah
menggunakan booklet. Hal ini sesuai dengan penelitian Wanodya
Puspitaningrum, dkk (2017) bahwa terdapat perbedaan pengetahuan
remaja putri sebelum dan sesudah pemberian media booklet.16
Berdasarkan tabel 4.6 selisih rata- rata nilai pengetahuan pada
kelompok kontrol setelah diberikan edukasi mengenai kontrasepsi IUD
dengan metode ceramah sebesar 10,21 dan berdasarkan tabel 4.5 selisih
rata- rata nilai pengetahuan pada kelompok intervensi setelah diberikan
edukasi mengenai kontrasepsi IUD dengan metode ceramah
menggunakan booklet sebesar 12,00. Sehingga kelompok intervensi
memiliki peningkatan nilai pengetahuan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan kelompok kontrol.
Hasil uji Man Whitney menunjukkan nilai p value 0,000, berarti
pada alpha 5% terdapat perbedaan yang signifikan rata- rata

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


55

pengetahuan akseptor KB yang diberikan booklet dengan tidak


diberikan booklet. Sehingga dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh
pendidikan dengan kesehatan dengan media booklet terhadap
perubahan pengetahuan PUS mengenai kontrasepsi IUD.
Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan Firza Rahmi
Artini bahwa pendidikan kesehatan dengan media booklet lebih
berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan responden dibanding
menggunakan media leaflet.26 Sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Sitta Irma Arimurti (2012) bahwa pendidikan kesehatan
dengan media komik lebih berpengaruh terhadap peningkatan
pengetahuan responden dibanding menggunakan media buku.21
Pendidikan kesehatan secara umum, tujuannya adalah
menjadikan kesehatan sesuatu yang bernilai bagi masyarakat,
membantu individu baik secara mandiri atau kelompok mencapai
tujuan hidup sehat, mendorong pengembangan dan penggunaan secara
tepat sarana pelayanan kesehatan yang ada, dan lain-lain.17 Dalam
penyampaian informasi diperlukan media untuk mempermudah
penerimaan pesan- pesan kesehatan.
Pendidikan kesehatan dengan media cetak seperti booklet
cenderung lebih mudah untuk dipahami dibandingkan dengan metode
ceramah. Booklet memiliki beberapa kelebihan seperti informasi yang
tercantum di dalam booklet ringan dan terdapat gambar yang dapat
mewakilli informasi yang disampaikan, dapat disimpan dalam waktu
tang relatif lama, dapat dipelajari kembali secara mandiri, serta dapat
dipelajari sendiri oleh pasangan usia subur. Selain itu, booklet juga
memiliki kelemahan yaitu pembaca dituntut untuk memiliki
kemampuan membaca.19 Sedangkan metode ceramah merupakan
metode penyampaian informasi secara lisan yang apabila penyampaian
terlalu lama dapat menjadi bosan dan penerima informasi menjadi pasif
dan dipengerahui oleh besarnya saran, serta didukung oleh berbagai
faktor.18

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


56

Proses membaca dan mendengarkan dapat menghasilkan


pengetahuan. Menurut Kerucut Pengalaman, proses yang dapat masuk
ke dalam otak manusia yaitu 10% dari proses membaca, 20% dari
proses mendengar, 30% dari proses melihat, dan 50% dari proses
melihat dan mendengar18, sehingga seseorang lebih mudah untuk
memahami pengetahuan yang didapat pada saat diberikan pendidikan
kesehatan dengan media booklet.
Peningkatan pengetahuan yang signifikan didapat dari
responden dengan latar belakang berbeda, ini berarti booklet
kontrasepsi IUD dapat diterapkan oleh tenaga kesehatan dalam
membantu penyampaian informasi mengenai kontrasepsi IUD selain
menggunakan ABPK (Alat Bantu Pengambilan Keputusan) karena
ABPK.

4.3.2 Sikap Akseptor KB Mengenai Kontrasepsi IUD Sebelum


Perlakuan (Pre-test) dan Sesudah Perlakuan (Post-test)
Penggunaan kontrasepsi IUD oleh akseptor KB sebagai metode
kontrasepsi jangka panjang masih rendah karena didominasi
penggunaan metode kontrasepsi jangka pendek seperti KB Suntik dan
KB Pil. Penyebab rendahnya penggunaan KB IUD karena akseptor
merasa malu untuk membuka kemaluannya di depan oranglain dan
takut. Rasa takut dapat disebabkan kurang mengenal atau memahami
KB IUD, sehingga perlu dilakukan pendidikan kesehatan.
Pendidikan kesehatan merupakan upaya untuk mempengaruhi,
memberikan, meningkatkan pengetahuan dan sikap, baik individu,
kelompok, dan masyarakat, sehingga mereka melakukan apa yang
diharapkan oleh pelaku pendikan kesehatan.17
Berdasarkan hasil penelitian pada kelompok kontrol diketahui
bahwa terdapat perbedaan sikap, hal ini dapat dilihat dari hasil
penelitian pada tabel 4.4 yang menunjukkan rata- rata pre-test sebesar
29,71 meningkat menjadi 35,67. Hal yang sama juga ditunjukkan pada

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


57

kelompok intervensi, berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan rata- rata pre-


test sebesar 29,71 meningkat menjadi 35,67. Hal ini sesuai dengan
penelitian Ratna Suparwati, dkk (2011) menunjukkan bahwa terdapat
perubahan sikap sebelum dan sesudah dilakukan konseling.29
Sikap merupakan organisasi pendapat dan keyakinan seseorang
mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya
perasaan tertentu untuk membuat respon atau berperilaku. Sikap yang
ditunjukkan seseorang menunjukkan pengetahuan orang tersebut
terhadap objek yang bersangkutan.14
Pendidikan kesehatan dalam penelitian ini dilakukan dengan
dua metode berbeda. Pada kelompok kontrol pendidikan kesehatan
menggunakan metode ceramah, sedangkan pada kelompok intrevensi
pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode ceramah dan
diberikan media booklet.
Dalam penelitian ini, baik kelompok kontrol maupun intervensi
sama- sama menunjukkan peningkatan rata- rata nilai pre-test dan post-
test. Pada kelompok inervensi rata-rata peningkatan nilai sebesar 12,00
dengan nilai p value 0,000. Sedangkan pada kelompok kontrol rata- rata
peningkatan nilai sebesar 11,00 dengan nilai p value 0,000. Hal ini
menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan yang disamapikan dengan
metode ceramah baik dengan booklet maupun tanpa booklet dapat
meningkatkan nilai rata- rata sikap akseptor KB terhadap kontrasepsi
IUD, namun peningkatan rata- rata nilai pre-test dan post-test pada
kelompok intervensi lebih besar daripada kelompok kontrol.
Metode ceramah merupakan penyampaian informasi dan
pengetahuan yang dilakukan secara lisan dalam kelompok besar, yang
dilakukan dalam satu waktu, yang akan menjad membosankan jika
dilakukan terlalu lama.18 Sedangkan metode ceramah pada kelompok
intervensi dikombinasikan dengan pemberian media berupa booklet,
dimana informasi yang disampaikan dalam booklet disampaikan secara
ringan dan terdapat gambar yang dapat mewakili informasi yang

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


58

disampaikan untuk memudahkan responden memahami informasi yang


disampaikan.19 Media juga merupakan salah satu faktor yang
mempengaruhi sikap seseorang, selain peningkatan pengetahuan.
Setelah seseorang mengetahui suatu objek, proses selanjutnya adalah
bersikap terhadap objek tersebut.
Hasil uji Independent t-test dengan uji Man Whitney
membuktikan bahwa tidak terdapat peningkatan yang bermakna (p
value 0,114) pada rata- rata nilai sikap akseptor KB pada kelompok
intervensi maupun kelompok kontrol. Hal ini sesuai dengan penelitian
Pakpahan RP, dkk menunjukkan bahwa media booklet tidak efektif
dalam meningkatkan sikap siswa baik sebelum intervensi (p= 0,313)
maupun sesudah 3 hari intervensi booklet (p= 0,682) tentang rokok dan
bahayanya di SDN 01 Panjang Selatan.31
Hal ini bisa terjadi karena adanya pengaruh dari pengalaman
pengguna IUD di lingkungan tempat tinggal. Hal ini sesuai dengan
penelitian yang dilakukan oleh Sitta Irma Arimurti (2012) bahwa
lingkungan merupakan segala sesuatu yang terdapat disekitar individu
dan memegang peranan penting dalam mempengaruhi pengetahuan dan
perilaku individu atau kelompok.21
Selain itu, hal ini bisa terjadi karena kurangnya dukungan suami
terhadap penggunaan kontrasepsi IUD, suami menganggap jika istri
menggunakan kontrasepsi IUD dapat mempengaruhi hubungan suami-
istri, sehingga kebanyakan suami tidak mendukung istrinya
menngunakan kontrasepsi IUD. Hal ini sesuai dengan penelitian Ismi
Cipta Andini dan Istri Utami (2017) bahwa terdapat dukungan suami
terhadap siakp istri dalam penggunaan kontrasepsi IUD.32
Peran bidan dalam hal ini dengan melakukan penyuluhan atau
memberikan konseling secara komprehensif mengenai kontrasepsi IUD
sebagai metode kontrasepsi jangka panjang yang aman.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


59

4.4 Keterbatasan Penelitian


Penelitian kuantitatif dengan desain quasi eksperimen dilakukan dalam
skala kecil dengan 24 responden dan dilakukan didua tempat. Keterbatasan
penelitian ini adalah keluarnya izin penelitian yang memakan waktu cukup
lama. Selain itu, penelitian ini menggunakan instrument penelitian berupa
kuesioner yang berisi pertanyaan untuk menilai pengetahuan dan sikap yang
sudah disediakan alternatif jawaban, sehingga responden tidak dapat
mengemukakan jawabannya dengan bebas. Pada penelitian ini jarak antara pre-
test dan perlakuan dilakukan dalam satu waktu karena keterbatasan waktu
penelitian, sehingga mempengaruhi tingkat sensitifitas ingatan responden
terhadap perlakuan yang diberikan. Selain itu, pada peelitan ini booklet dicetak
dengan menggunakan kertas yang mudah terlipat, sehingga memungkinkan
media booklet mudah rusak dan kurang menarik untuk dibaca.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


60

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pada hasil penelitian dan pembahsan yang telah diuraikan
pada bab sebelumnya, maka pada penelitian ini adapt diambil kesimpulan
sebagai berikut:
1. Sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dengan
media booklet mengenai kontrasepsi IUD di Puskesmas Kecamatan
Kemayoran rata- rata pengetahuan sebesar 70,83.
2. Sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dengan
media booklet mengenai kontrasepsi IUD di Puskesmas Kecamatan
Kemayoran rata- rata pengetahuan menjadi 91,46.
3. Sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah
mengenai kontrasepsi IUD di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih rata-
rata pengetahuan sebesar 72,50.
4. Sesudah diberikan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah
mengenai kontrasepsi IUD di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih rata-
rata pengetahuan menjadi 82,71.
5. Pemberian pendidikan kesehatan metode ceramah dengan media booklet
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perubahan rata- rata nilai
pengetahuan mengenai kontrasepsi IUD pada akseptor KB di Puskesmas
Kecamatan Kemayoran yang ditunjukkan dengan p value 0,000.
6. Pemberian pendidikan kesehatan metode ceramah memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap pengetahuan mengenai kontrasepsi IUD pada akseptor
KB di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih yang ditunjukkan dengan p
value 0,000.
7. Pemberian pendidikan kesehatan metode ceramah dengan media booklet
lebih berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dibanding
menggunakan metode ceramah tanpa media booklet yang ditunjukkan
dengan p value 0,000.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


61

8. Sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah dengan


media booklet mengenai kontrasepsi IUD di Puskesmas Kecamatan
Kemayoran rata- rata sikap sebesar 29,29 dan setelah diberikan intervensi
rata- rata sikap menjadi 36,50.
9. Sebelum diberikan pendidikan kesehatan dengan metode ceramah
mengenai kontrasepsi IUD di Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih rata-
rata sikap sebesar 29,71 dan setelah diberikan intervensi rata- rata sikap
menjadi 35,67.
10. Pemberian pendidikan kesehatan metode ceramah dengan media booklet
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap sikap mengenai kontrasepsi
IUD pada akseptor KB di Puskesmas Kecamatan Kemayoran yang
ditunjukkan dengan p value 0,000.
11. Pemberian pendidikan kesehatan metode ceramah memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap sikap mengenai kontrasepsi IUD pada akseptor KB di
Puskesmas Kecamatan Kemayoran yang ditunjukkan dengan p value
0,000.
12. Pemberian pendidikan kesehatan metode ceramah dengan media booklet
tidak lebih berpengaruh terhadap peningkatan pengetahuan dibanding
menggunakan metode ceramah tanpa media booklet yang ditunjukkan
dengan p value 0,114.

5.2 Saran
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa booklet mampu meningkatkan
pengetahuan pasangan usia subur mengenai kontrasepsi IUD. Oleh karena
itu, diharapkan booklet dapat dipertimbangkan sebagai media pelengkap
pendidikan kesehatan selain ABPK (Alat Bantu Pengambilan Keputusan).
2. Bagi Institusi Poltekkes Kemenkes Jakarta III
Dapat mengadakan kerjasama untuk pengembangan booklet sebagai media
promosi kesehatan pada pasangan usia subur.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


62

3. Peneliti Lain
Perlu diadakannya penelitian lebih lanjut terkait media pendidikan
kesehatan dengan menganalisis variabel lain yang dapat mempengaruhi
perubahan pengetahuan dan sikap.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


63

DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes RI. Info DATIN Keluarga Berencana. Jakarta; 2014.


2. Ministry of Health Republic of Indonesia. Health Profile of Indonesia
2016.; 2017. http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-
kesehatan-indonesia/Profil-Kesehatan-Indonesia-2016.pdf.
3. Jakarta Provincial Health Agencies. Health Profile of DKI Jakarta Province
2016. 2016:131. http://dinkes.jakarta.go.id/berita/profil-kesehatan-provinsi-
dki-jakarta-tahun-2016/.
4. Presiden P, Indonesia R. Rancangan Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN). Indonesia; 2019.
5. Affandi B, Adriaansz G, Gunardi ER, Koesno H, eds. Buku Panduan
Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 3rd ed. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2014.
6. Kemenkes RI. Laporan Nasional Riskesdas 2018. 2018.
7. Sari EI. Faktor- Faktor yang Berhubungan Dengan Rendahnya Minat Ibu
Terhadap Metode Kontrasepsi Jangka Panjang di BPS Sri Romdhati Semin
Gunung Kidul. 2016. http://digilib.unisayogya.ac.id/2404/1/NASKAH
PUBLIKASI_EMINUR ITRI SARI_201510104264.pdf.
8. Setiasih S, Widjanarko B, Istiarti T. Analisis Faktor-faktor yang
Mempengaruhi Pemilihan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang ( MKIP )
pada Wanita Pasangan Usia Subur ( PUS ) di Kabupaten Kendal Tahun
2013. 2016;11(2).
https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jpki/article/download/19002/13247.
9. Nurhanifah O. Hubungan Persepsi Masyarakat Dengan Penggunaan Alat
Kontrasepsi Keluarga Berencana di Kelurahan Sempaja Selatan.
2017;5:6026-6037.
10. Astuti Y. Persepsi Istri Terhadap Penggunaan Alat Kontrasepsi IUD di
Kabupaten Klaten. 2012.
http://eprints.ums.ac.id/22020/14/naskah_publikasi.pdf.
11. Wahyuningrum I, Putri Rahmasari. Pengaruh Pendidikan Kesehatan
Terhadap Tingkat Pengetahuan Tentang Profil KB IUD Pada Ibu
Primigravida di Wilayah Kerja Puskesmas Donorajo Pacitan. 2017.
http://digilib.unisayogya.ac.id/2755/1/NASKAH PUBLIKASI intan.pdf.
Accessed December 6, 2018.
12. Lasut VM dkk. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Pengetahuan
PUS Tentang Kontrasepsi Implan di Wilayah Kerja Puskesmas Nuangan
Bolaang Mongondow Timur.
https://media.neliti.com/media/publications/112316-ID-pengaruh-

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


64

pendidikan-kesehatan-terhadap-p.pdf. Accessed December 6, 2018.


13. Wawan A, Dewi M. Teori Dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan
Perilaku Manusia. I. Yogyakarta: Nuha Medika; 2010.
14. Sulistiyaningsih SH. Efektivitas Konseling KB Terhadap Pengetahuan dan
Sikap PUS dalam Pemilihan Kontrasepsi Intra Uterine Device (IUD).
2017;II(2).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/34413/Cover.pdf?se
quence=7.
15. Azalea, Femy dkk. Perbedaan Pengaruh Media Leaflet dan Buku Saku
Sebagai Alat Bantu Pendidikan Terhadap Perubahan Tingkat Pengetahuan
Kesehatan Gigi Siswa Kelas 3.
http://adj.fkg.unand.ac.id/index.php/adj/article/download/49/pdf. Accessed
November 28, 2018.
16. Puspitaningrum W, Agushybana F, Mawarni A, Nugroho Bagian
Biostatistika dan Kependudukan D, Kesehatan Masyarakat F. Pengaruh
Media Booklet Terhadap Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri Terkait
Kebersihan dalam Menstruasi di Pondok Pesantren Al- Ishlah Demak
Triwulan II Tahun 2017. 2017;5:2356-3346.
http://ejournal3.undip.ac.id/index.php/jkm. Accessed December 5, 2018.
17. Ristek Dikti. Pendidikan Kesehatan.
http://ppg.spada.ristekdikti.go.id/pluginfile.php/11979/mod_resource/conte
nt/1/URAIAN MATERI-kb61.pdf. Accessed December 6, 2018.
18. Susilowati D. Promosi Kesehatan. I. Jakarta: Kemenkes; 2016.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/08/Promkes-Komprehensif.pdf. Accessed December
11, 2018.
19. Kemenkes RI. Modul Dan Materi Promosi Kesehatan Untuk Politeknik/ D3
Kesehatan.; 2006. https://www.scribd.com/document/364282028/2006-
Modul-Dan-Materi-Promosi-Kesehatan-Untuk-Politeknik-D3-Kesehatan.
Accessed December 7, 2018.
20. Yusriani, Alwi MK. Buku Ajar Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan
Masyarakat. (Suhagyo, ed.). Ponorogo: Forum Ilmiah Kesehatan
(FORIKES); 2018.
https://www.researchgate.net/publication/326893019_20180527-yusriani-
promkesdanpemberdayaan_masy. Accessed December 6, 2018.
21. Arimurti DU. Pengaruh Pemberian Komik Pendidikan Gizi Seimbang
Terhadap Pengetahuan Gizi Siswa Kelas V SDN Sukasari 4 Kota
Tangerang Tahun 2012. 2012. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/20320244-
S-PDF-Ditta Irma Arimurti.pdf. Accessed December 5, 2018.
22. Finandita Y, Puspitasari DI. Efektivitas Penggunaan Media Booklet

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


65

Terhadap Pengetahuan Gizi Seimbang Pada Ibu Balita. J Kesehat.


2017;10(1):58-67.
http://journals.ums.ac.id/index.php/JK/article/view/5493/3575. Accessed
December 6, 2018.
23. Unimus. Pengetahuan.
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/102/jtptunimus-gdl-wittawulan-5072-
2-bab2.pdf. Accessed December 5, 2018.
24. BKKBN. Keluarga Berencana dan Alat KB.
http://jatim.bkkbn.go.id/keluarga-berencana-dan-alat-kb/. Published 2015.
Accessed December 10, 2018.
25. BKKBN. Alat Bantu Pengambilan Keputusan Ber-KB. In: 10th ed. IBI;
2014.
26. Artini FR. Perbedaan Pengaruh Pendidikan Kesehatan Menggunakan
Media Leaflet dengan Booklet Terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat
Tentang Chikungunya di Desa Trangsan Gatak Sukoharjo. 2014.
http://eprints.ums.ac.id/31096/1/03._HALAMAN_DEPAN.pdf. Accessed
November 28, 2018.
27. Amrina S. Gambaran Pengetahuan, Sikap, Perilaku Ibu Usia Subur Tentang
AKDR dalam Program Keluarga Berencana di Kelurahan 30 Ilir Tahun
2011. 2011.
http://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/25684/1/Syarah
Amrina - fkik.pdf. Accessed December 3, 2018.
28. Kusumaningtyas DA. Pengaruh Penyuluhan Gizi Terhadap Tingkat
Pengetahuan Ibu Mengenai Pemberian Makanan Tambahan yang Baik
untuk Balita. 2011. https://eprints.uns.ac.id/4295/. Accessed May 7, 2019.
29. Suparwati R, Sasmito L, Misiyem M. Perubahan Sikap Akseptor
Sebelumdan Sesudah Konseling Tentang Pemeriksaan Ulang Pasca
Pemasangan IUD di Desa Mangaran Kecamatan Ajung Tahun 2011.
IKESMA. 2013;9(1).
https://jurnal.unej.ac.id/index.php/IKESMA/article/view/1097. Accessed
November 25, 2018.
30. Nor AM, Fuad C. Pengaruh Penyuluhan Kesehatan Dengan Metode
Ceramah Terhadap Peningkatan Pengetahuan Dan Sikap Dalam
Pencegahan Filariasis. J Kesmas (Kesehatan Masyarakat) Khatulistiwa.
2018;1(1):23-34.
http://openjurnal.unmuhpnk.ac.id/index.php/JKMK/article/view/977/720.
Accessed May 7, 2019.
31. Pakpahan RP, Larasati TA, Sibuea S, Sahli A. The Efectiveness of Booklet
for Improved Knowledge and Attitude about Cigarette and its Dangerous at
SDN 01 Panjang Selatan, Panjang, Bandar Lampung. doi:2337-3776

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


66

32. Ismi Cipta Andini. Hubungan Dukungan Suami Dengan Pemilihan


Kontrasepsi IUD Di Puskesmas Tempel I Sleman Yogyakarta. Yogyakarta;
2017. http://digilib.unisayogya.ac.id/2730/1/NASKAH PUBLIKASI
pdf..pdf. Accessed May 8, 2019.
33. Notoadmodjo S. Metodologi Penelitian Kesehatan. III. Jakarta: PT. Rineka
Cipta; 2018.
34. Roofe NL. The Impact of Nutrition and Health Education Intervention on
Kindergarten Students’ Nutrition and Exercise Knowledge.; 2010.
https://lib.dr.iastate.edu/etd/11481. Accessed February 1, 2019.
35. Komisi Etik Penelitian Kesehatan. Pedoman Nasional Etik Penelitian
Kesehatan. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan; 2011.
http://www.ke.litbang.kemkes.go.id/kom14/wp-
content/uploads/2017/12/Pedoman-Nasional-Etik-Penelitian-Kesehatan-
2011-Unedited-Version.pdf. Accessed December 12, 2018.
36. Hastono SP. Analisis Data. 2006:1-212.
37. Profil Puskesmas Kecamatan Kemayoran.
https://puskesmaskemayoran.jakarta.go.id/pages/gambaranumum.html.
Accessed May 4, 2019.
38. Profil Puskesmas Kecamatan Cempaka Putih.
https://jakarta.go.id/artikel/konten/511/cempaka-putih-puskesmas-
kecamatan. Accessed May 4, 2019.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


BIODATA PENELITI UTAMA

A. Identitas Diri Pribadi

1. Nama Lengkap Nabila Putri Rahmadani

2. Jenis Kelamin Perempuan

3. NPM P3.73.24.3.15.063

4. Tempat dan Tanggal Lahir Bukittinggi, 4 Januari 1998

5. E-mail nabilaputri1418@gmail.com

6. Nomor Telepon/ HP 082112196804

7. Alamat Rumah Jalan Serdang Baru IV No.32A RT17/

RW04, Kelurahan Serdang, Kecamatan

Kemayoran, Jakarta Pusat

B. Riwayat Pendidikan

Jenjang Pendidikan Tahun Lulus Nama Sekolah

TK 2008 TK Ash- Syuhada Jakarta

SD 2009 SDN 01 Pors Jakarta

SMP 2012 SMP N 59 Jakarta

SMA 2015 SMA N 5 Jakarta


C. Pengalaman Penelitian dalam 5 tahun terakhir

Pendanaan

No Tahun Judul Penelitian Jumlah


Sumber
(juta Rp)

1. 2014 Dodol Labu Siam Dana pribadi Rp500.000

Mencegah Hipertensi dan

Menekan Risiko Penyakit

Kanker Usus Besar


No Responden :

Penjelasan Sebelum Persetujuan


Pengaruh Pendidikan Kesehatan dengan Media Booklet Terhadap Perubahan
Pengetahuan dan Sikap Pasangan Usia Subur Mengenai Kontrasepsi IUD di
Puskesmas Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat
Tahun 2019

Assalamualaikum Wr. Wb.


Selamat pagi,
Perkenalkan, nama saya Nabila Putri Rahmadani, saya adalah Mahasiswi
Program Studi D-IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III. Saat ini saya
sedang melakukan penelitian untuk skripsi yang berjudul Pengaruh Pendidikan
Kesehatan dengan Media Booklet Terhadap Perubahan Pengetahuan dan Sikap
Pasangan Usia Subur Mengenai Kontrasepsi IUD di Puskesmas Kecamatan
Kemayoran Jakarta Pusat Tahun 2019.
Sebagai gambaran penelitian ini:
1. Tujuan Penelitian : untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan
dengan media booklet terhadap perubahan pengetahuan dan sikap pasangan
usia subur mengenai kontrasepsi IUD di Puskesmas Kecamatan Kemayoran
Jakarta Pusat.
2. Lama Penelitian : waktu yang terpakai sekitar 25 menit untuk penyampaian
materi dan menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan pada kuesioner.
3. Penelitian dilakukan dengan wawancara menggunakan panduan kuesioner.
4. Kemungkinan risiko kesehatan ditimbulkan akibat penelitian ini : tidak ada.
5. Kompensasi akan diberikan sebagai tanda terima kasih atas penggantian
waktu yang tersita berupa booklet kontrasepsi IUD untuk menambah
wawasan mengenai kontrasepsi IUD dan botol minum.
6. Data yang digunakan akan dijaga kerahasiaannya dan hanya akan digunakan
untuk kepentingan penelitian saja.
7. Partisipasi bersifat sukarela dan tidak ada unsur paksaan dalam memberikan
jawaban. Apabila ingin mengundurkan diri kapan saja diperbolehkan, tanpa
ada sanksi. Jika anda bersedia menjadi responden mohon dapat
menandatangani lembar persetujuan dan mengikuti proses penelitian.
8. Manfaat yang didapat ibu dari penelitian ini yaitu dapat menambah wawasan
mengenai kontrasepsi IUD mulai dari pengertian, kelebihan, kekurangan,
dan efek samping dari penggunaan kontrasepsi IUD.
9. Kami meminta ibu untuk bersedia ikut serta dalam diskusi dan tanya jawab
pada pendidikan kesehatan yang diberikan.
Apabila Ibu memerlukan penjelasan lebih lanjut mengenai penelitian ini, dapat
menghubungi:
Nabila Putri Rahmadani
Jalan Serdang Baru IV No.32a RT17/ RW04, Kel. Serdang, Kec.
Kemayoran, Jakarta Pusat
HP: 082112196804 Email: nabilaputri1418@gmail.com

Jakarta, Februari 2019


Peneliti,
No. Responden:

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN MEDIA BOOKLET TERHADAP


PERUBAHAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PASANGAN USIA SUBUR MENGENAI
KONTRASEPSI IUD DI PUSKESMAS KECAMATAN KEMAYORAN
JAKARTA PUSAT TAHUN 2019

LEMBAR PERSETUJUAN INFORMED CONSENT


Persetujuan menjadi Informan
Berdasarkan penjelasan yang telah disampaikan oleh peneliti tentang penelitian yang akan
dilaksanakan sesuai dengan judul diatas, saya mengetahui bahwa tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui pengaruh pendidikan kesehatan dengan media booklet terhadap perubahan
pengetahuan dan sikap pasangan usia subur mengenai kontrasepsi IUD di Puskesmas
Kecamatan Kemayoran Jakarta Pusat Tahun 2019. Saya memahami bahwa keikutsertaan saya
dalam penelitian ini sangat besar manfaatnya bagi peningkatan perkembangan promosi
kesehatan dan ilmu perilaku terkait dengan kontrasepsi IUD. Saya memahami bahwa risiko
yang terjadi tidak ada dan saya berhak untuk menghentikan keikutsertaan saya dalam
penelitian ini tanpa mengurangi hak-hak saya sebagai responden.

Saya juga mengerti bahwa catatan penelitian ini akan dijamin kerahasiaannya, semua berkas
yang mencantumkan identitas subjek penelitian hanya akan digunakan untuk keperluan
pengolahan data dan bila sudah tidak digunakan akan dimusnahkan serta hanya peneliti yang
tahu kerahasiaan data tersebut.

Selanjutnya secara sukarela, dengan ini saya menyatakan bersedia berpartisipasi dalam
penelitian ini.

Jakarta, Februari 2019

Informan Saksi

(..........................................) (..............................................)
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2019

LEMBAR KUESIONER

Nomor Kuesioner : Tanggal :

Kode Responden :

PENGETAHUAN

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang menurut Anda benar!

NO PERTANYAAN JAWABAN
PENGETAHUAN
1. Apakah yang dimaksud dengan a. KB adalah suatu usaha untuk
Keluarga Berencana (KB)? merencanakan jumlah anak dan
menjarakkan kehamilan
b. KB adalah suatu usaha untuk
memperbanyak jumlah anggota
keluarga
c. KB adalah suatu usaha untuk
menjarangkan kehamilan
d. Tidak tahu

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


2. Apakah yang dimaksud dengan a. Suatu alat yang dimasukkan ke
AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam bawah kulit.
Rahim)/ IUD? b. Alat kontrasepsi jangka pendek.
c. Suatu alat yang dipasang dengan
proses operasi.
d. Suatu rangka plastik yang lentur
dengan lengan tembaga dan
benang yang dimasukkan ke
dalam rahim.
3. Manakah yang merupakan a. Mempengaruhi produksi ASI
kelebihan AKDR (Alat b. Dapat dipakai sampai 10 tahun
Kontrasepsi Dalam Rahim)/ IUD? c. Dapat menyebabkan kegemukan
d. Mencegah penyakit menular
4. Manakah yang termasuk kerugian a. Tidak mempengaruhi kualitas dan
dari AKDR (alat Kontrasepsi volume ASI
Dalam rahim (AKDR)/ IUD? b. Sangat efektif untuk mencegah
kehamilan
c. Tidak dapat mencegah penyakit
menular seksual
d. Dapat dipakai selama 10 tahun
5. Berikut ini yang bukan efek a. Siklus haid lebih singkat dari
samping dari penggunaan AKDR sebelumnya
(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/ b. Tidak mempengaruhi hubungan
IUD? seksual
c. Terjadi perdarahan diantara haid
d. Terjadi perubahan siklus haid
6. Menurut Anda, siapakah yang a. Tidak menginginkan kontrasepsi
dapat menggunakan AKDR (Alat hormonal
Kontrasepsi Dalam Rahim)/ IUD? b. Sedang hamil atau diduga hamil

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


c. Perdarahan yang tidak diketahui
penyebabnya dari jalan lahir
d. Tidak tahu
7. Menurut Anda, siapakah yang a. Mengalami perdarahan yang
tidak dapat menggunakan AKDR diketahui penyebabnya
(Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/ b. Perokok
IUD? c. Mengalami perdarahan yang tidak
diketahui penyebabnya.
d. Tidak tahu
8. Kapan waktu yang tepat untuk a. Saat sedang hamil
pemasangan AKDR (Alat b. Diduga hamil
Kontrasepsi Dalam Rahim)/ IUD? c. Satu minggu setelah melahirkan
d. Saat sedang haid/ menstruasi
9. Kapan waktu maksimal a. 2 tahun
penggunaan Alat Kontrasepsi b. 1 tahun
Dalam Rahim (AKDR)/ IUD? c. 10 tahun
d. 12 tahunn
10. Kapan sajakah Anda harus a. Siklus haid/ menstruasi tidak
kembali menemui tenaga terganggu
kesehatan? b. Setiap tahun
c. Setiap bulan
d. Hanya bila terasa nyeri atau
terdapat tanda- tanda indekfi

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


SIKAP

Isilah kolom di bawah ini yang sesuai dengan Anda dengan check list (√)!

Keterangan:

STS : Sangat Tidak Setuju S : Setuju

TS : Tidak Setuju SS : Sangat Setuju

NO Pernyataan STS TS S SS
SIKAP
1. Pendidikan mengenai kontrasepsi IUD sangat
penting bagi saya untuk saya kekahui.
2. Progam KB (Keluarga Berencana) wajib diikuti oleh
pasangan usia subur
3. Tujuan dari program KB (Keluarga Berencana)
dapat mensejahterakan keluarga
4. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah
kontrasepsi yang aman digunakan dalam jangka
panjang (hingga 10 tahun)
5. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) adalah
kontrasepsi yang sangat efektif untuk menjarakkan
kehamilan
6. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/IUD dapat
mempengaruhi produksi ASI
7. Menggunakan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim)/IUD tidak dapat melakukan pekerjaan berat
8. AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)/ IUD dapat
berpindah tempat
9. Saya takut menggunakan AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam rahim)/ IUD karena sering terjadi perdarahan
setelah dipasang IUD

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


10. Salah satu efek samping AKDR (Alat Kontrasepsi
Dalam Rahim)/ IUD adalah haid lebih lama dan
lebih banyak daripada biasanya
11. Berkonsultasi/ bertanya dengan tenaga kesehatan
mengenai IUD dapat mengatasi masalah
pengetahuan tentang IUD

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2019

LEMBAR KUESIONER

Nomor Kuesioner : Tanggal :


Kode Responden :

Petunjuk:

Berilah tanda silang (X) pada jawaban yang Anda pilih!

1. Bagaimana kesan Anda terhadap booklet kontrasepsi IUD ini?


a. Sangat menarik d. Tidak menarik
b. Menarik e. Sangat tidak menarik
c. Cukup menarik

2. Bagaimana kesan Anda terhadap ukuran dari booklet kontrasepsi IUD ini?
a. Terlalu besar d. Kecil
b. Besar e. Terlalu kecil
c. Cukup

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


3. Bagaimana kesan Anda terhadap ukuran gambar dari booklet kontrasepsi IUD
ini?
a. Terlalu besar d. Kecil
b. Besar e. Terlalu kecil
c. Cukup

4. Bagaimana kesan Anda terhadap pemilihan gambar dari booklet kontrasepsi


IUD ini?
a. Sangat menggambarkan kontrasepsi IUD
b. Cukup menggambarkan kontrasepsi IUD
c. Kurang menggambarkan kontrasepsi IUD
d. Tidak menggambarkan kontrasepsi IUD

5. Bagaimana kesan Anda terhadap ukuran tulisan dari booklet kontrasepsi IUD
ini?
a. Terlalu besar d. Kecil
b. Besar e. Terlalu kecil
c. Cukup

6. Bagaimana kesan Anda terhadap pemilihan jenis tulisan dari booklet


kontrasepsi IUD ini?
a. Sangat menarik c. Tidak menarik
b. Cukup menarik d. Sangat tidak menarik

7. Bagimana kesan Anda terhadap penggunaan bahasa yang terdapat dalam


booklet kontrasepsi IUD ini?
a. Sangat mudah dipahami
b. Cukup mudah dipahami
c. Tidak terlalu mdah dpahami
d. Sulit dipahami

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


8. Bagaimana kesan Anda terhadap informasi yang disampaikan dalam booklet
kontrasepsi IUD ini?
a. Informasi yang disampaikan sangat jelas
b. Informasi yang disampaikan cukup jelas
c. Informasi yang disampaikan kurang jelas
d. Informasi yang disampaikan tidak jelas

9. Menurut Anda apakah informasi yang disampaikan dalam booklet memberikan


manfaat?
a. Ya b. Tidak

Saran Komentar

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


HASIL UJI VALIDITAS KUESIONER

Batas nilai valid sesuai r tabel (α= 0,05, n= 20)= 0,444. Jika r hasil lebih besar dari
r tabel, maka pertanyaan tersebut dianggap valid.

PENGETAHUAN
Butir Soal r hitung r tabel Keterangan
1. 0,78 0,444 Valid
2. 0,848 0,444 Valid
3. 0,518 0,444 Valid
4. 0,444 0,444 Valid
5. 0,341 0,444 Tidak valid
6. 0,848 0,444 Valid
7. 0,311 0,444 Tidak valid
8. 0,865 0,444 Valid
9. 0,548 0,444 Valid
10. 0,588 0,444 Valid

SIKAP
Butir Soal r hitung r tabel Keterangan
1. 0,716 0,444 Valid
2. 0,514 0,444 Valid
3. 0,53 0,444 Valid
4. 0,508 0,444 Valid
5. 0,485 0,444 Valid
6. 0,542 0,444 Valid
7. 0,513 0,444 Valid
8. 0,492 0,444 Valid
9. 0,268 0,444 Tidak valid
10. 0,68 0,444 Valid
11. 0,29 0,444 Tdak valid
12. 0,566 0,444 Valid
Tabel Skor Pre- Test

Kuesioner Pengetahuan Kontrasepsi IUD Pada Kelompok Intervensi

No. No. Butir Soal Skor


Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 B S S S S S S S S S 55
2 B B S B S S S S S B 70
3 B B S S B S S S S B 70
4 S B B S S S S S B B 70
5 B B B S S B S S B B 80
6 B S B B S B S S S B 75
7 S B S B S B B S B B 80
8 S B S S S B S S S S 60
9 S B S B S S S S B B 70
10 S B S B S S B B S B 75
11 S B B S B S S S B S 70
12 B B B B S B S S B B 85
13 B S S S S S S S S B 60
14 S B B S S S B S B S 70
15 S B B S S B S B S S 70
16 B B B S S B S S B S 75
17 B B S S S B S B B B 80
18 S S S S S S S S S S 50
19 S B S B S B S B B S 75
20 B B B S S B S S B B 80
21 B B S S S S S B B S 70
22 S B S S S B S B S B 70
23 S B S S S B S S B S 70
24 B B B S S S S S B S 70
Tabel Skor Post- Test

Kuesioner Pengetahuan Kontrasepsi IUD Pada Kelompok Intervensi

No. No. Butir Soal Skor


Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 B B B B S S B B B B 90
2 B B B B S B B B B B 95
3 B B B B B S B B B B 95
4 B B B B B B S B B B 95
5 B B B B S B S B B B 90
6 B B B B B B S B B B 95
7 B B B B B B B B B B 100
8 B B B B B B B B B B 100
9 B B B B S S S B B B 85
10 B B B B S B B B B S 90
11 B B B S B B B B B B 95
12 B B B B B B S B B B 95
13 B B B B S B S B B B 90
14 B B B B S B B B B B 95
15 B B B B B B S B B B 95
16 B B B B S B B B B S 90
17 B B S B S B S B B B 85
18 B B B B S B B B B S 90
19 B B B B S B B B B B 95
20 B S B B S S S S B B 75
21 B B B B S B B B B S 90
22 B B B S B S S B B B 85
23 B B B s B S S B B B 85
24 B B B B S B B B B B 95
Tabel Skor Pre- Test

Kuesioner Pengetahuan Kontrasepsi IUD Pada Kelompok Kontrol

No. No. Butir Soal Skor


Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 S B S S S S S S S S 55
2 S S B S S B S S B S 65
3 B B S S S B S B B B 80
4 S B B S S S S S B S 65
5 S B B S S S B S S B 70
6 B B S S S S S B B S 70
7 B B S S S S S B B B 75
8 S B S S S B S S B B 70
9 B B B S S S S B B B 80
10 B B B S S S S B B S 75
11 B B S S S S S B B S 70
12 S B S B B S S B B S 75
13 S B S S S S S B B B 70
14 S B S S B S S B B S 70
15 B B B S B S S B B B 85
16 S B B S S S S S B S 65
17 S B B S B S S B S S 70
18 S B B S B B B S B S 80
19 S B B B S S S B B S 75
20 S B B S S S S S B S 65
21 S B S S S S S S B S 60
22 B B B B B S S S B B 85
23 B B B B S B S S S S 75
24 B B B B B B S S B S 85
Tabel Skor Post- Test

Kuesioner Pengetahuan Kontrasepsi IUD Pada Kelompok Kontrol

No. No. Butir Soal Skor


Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Total
1 B B S S B B S B S B 80
2 B B B S S B S B B B 85
3 B B B S S B S B S B 80
4 B B B S S B S B S B 80
5 B B S S B B S S B B 80
6 B B B S B B S B B B 90
7 B B B B S S B S S B 80
8 B B B S S B B B S B 85
9 B B B S S S B S B B 80
10 B B B B S B B S B B 90
11 B B B b B B B S b B 95
12 B B B S S B S B S B 80
13 S B B S S B B S B S 75
14 B B S S S B S S B S 70
15 B B B S S B B B B B 90
16 S B B S S S B S B B 75
17 B B B B S B B B B B 95
18 B B B B S B B B B S 90
19 S B B B S S B S S B 75
20 S B S B B S S S B S 70
21 B B B S S S S S S B 70
22 B B B B B S S B B B 90
23 B S S S B S B B B B 80
24 B B B B B B B B B B 100
Tabel Skor Pre- Test

Kuesioner Sikap Terhadap Kontrasepsi IUD Pada Kelompok Intervensi

No. No. Butir Soal Skor


Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
1 S TS TS STS SS S S TS S SS S 28
2 S SS S S S S S S SS S SS 30
3 SS SS S SS STS S S TS TS SS S 36
4 TS TS S S TS S S S S SS S 27
5 S S S S TS S S S S SS S 29
6 S S S S S TS TS S TS S S 32
7 SS S S S S STS TS TS TS S SS 36
8 SS SS SS SS SS TS TS STS TS S SS 40
9 TS S TS S TS S S S S S TS 25
10 S TS S S TS S S S S SS SS 29
11 STS STS STS S TS TS S S S SS STS 22
12 S S S S SS TS S TS TS S SS 34
13 S S SS S SS TS SS S TS TS SS 32
14 S TS TS SS TS S S SS S S S 26
15 S S S SS S TS TS TS TS S SS 35
16 S SS S S S S S S S S SS 31
17 TS TS ST S TS S S S S S S 25
18 S S S S TS S S S S SS SS 30
19 S TS TS SS TS S S S S SS SS 29
20 S TS TS S TS S S S S SS TS 26
21 S TS TS S TS S S S S S S 26
22 TS TS TS S TS S S S S S S 25
23 TS TS TS S TS S S S S S S 25
24 TS TS TS S TS S S S S S S 25
Tabel Skor Post- Test

Kuesioner Sikap Terhadap Kontrasepsi IUD Pada Kelompok Intervensi

No. No. Butir Soal Skor


Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
1 SS SS SS SS SS TS TS TS S SS SS 39
2 SS SS SS SS SS TS TS TS S S SS 38
3 SS S SS SS SS TS TS TS TS S SS 38
4 SS S S SS S TS STS TS TS SS SS 38
5 SS S S SS S TS TS TS TS SS SS 37
6 SS S SS SS S TS TS TS TS S SS 37
7 SS SS SS S S TS TS TS TS S SS 37
8 SS SS SS S S TS TS STS STS SS SS 40
9 SS SS S S SS TS TS TS TS SS S 37
10 SS SS S S S TS STS TS S SS SS 37
11 S STS STS S S TS TS TS TS TS STS 26
12 SS SS S SS S TS TS TS TS SS SS 38
13 SS SS S S SS TS TS TS TS SS SS 38
14 SS SS SS SS S TS STS TS TS SS SS 40
15 SS S S SS SS TS TS TS TS SS SS 38
16 S SS S S S TS TS S S S SS 33
17 SS S S SS S TS STS TS TS SS SS 38
18 SS S S S SS TS SS S TS S SS 33
19 SS SS S SS SS TS TS TS TS SS SS 39
20 SS S S SS SS TS TS TS TS SS SS 38
21 S SS S S S TS TS TS TS SS SS 36
22 S TS TS S TS S S S S SS S 27
23 S S S S SS TS TS TS TS SS SS 36
24 S S SS 4SS SS TS TS TS TS SS SS 38
Tabel Skor Pre- Test

Kuesioner Sikap Terhadap Kontrasepsi IUD Pada Kelompok Kontrol

No. No. Butir Soal Skor


Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
1 SS SS SS SS SS S S TS S SS S 36
2 S SS S S S S S S SS S SS 30
3 SS SS SS SS SS S S TS TS SS S 37
4 TS TS S S TS S S S S SS S 27
5 S S S S TS S S S S SS S 29
6 S S S S S TS TS S TS S S 32
7 SS S S S S STS TS TS TS S SS 36
8 SS SS SS SS SS TS TS STS TS S SS 40
9 TS S TS S TS S S S S S TS 25
10 S TS S S TS S S S S SS SS 29
11 STS STS STS S TS TS S S S SS STS 22
12 S SS S S SS TS S TS TS S SS 35
13 S S SS S SS TS SS S TS TS SS 32
14 S TS TS SS TS S S STS S S S 26
15 S S S SS S TS TS TS TS S SS 35
16 S SS S S S S S S S S SS 31
17 TS TS TS S TS S S S S S S 25
18 S S S S TS S S S S TS SS 30
19 S TS TS SS TS S S S S TS SS 29
20 S TS TS S TS S S S S TS TS 26
21 S TS TS S TS S S S S S S 26
22 TS TS TS S TS S S S S S S 25
23 TS TS TS S TS S S S S S S 25
24 TS TS TS S TS S S S S S S 25
Tabel Skor Post- Test

Kuesioner Sikap Terhadap Kontrasepsi IUD Pada Kelompok Kontrol

No. No. Butir Soal Skor


Responden 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 Total
1 SS S SS S S TS TS TS S SS SS 36
2 SS SS SS SS SS TS TS TS S S SS 38
3 SS S SS SS SS TS TS TS TS S SS 38
4 S S S SS S TS STS TS TS SS SS 37
5 S S S SS S TS TS TS TS SS SS 36
6 S S SS SS S TS TS TS TS S SS 36
7 S SS SS S S TS TS TS TS S SS 36
8 S SS SS S S TS TS STS STS SS SS 39
9 S S S S SS TS TS TS TS SS S 35
10 S SS S S S TS STS TS S SS SS 36
11 STS STS STS S S TS TS TS TS TS STS 24
12 S S S SS S TS TS TS TS SS SS 36
13 S SS S S SS TS TS TS TS SS SS 37
14 S SS SS SS S TS STS STS TS SS SS 40
15 SS S S SS SS TS TS TS TS SS SS 38
16 S S S S S TS TS S S S SS 32
17 S S S SS S TS STS TS TS SS SS 37
18 S S S S SS TS SS S TS S SS 32
19 SS S S SS SS TS TS TS TS SS SS 38
20 SS S S SS SS TS TS TS TS SS SS 38
21 S S S S S TS TS TS TS SS SS 35
22 S TS TS S TS S S S S SS S 27
23 S S S S SS TS TS TS TS SS SS 36
24 S S SS SS SS TS TS TS TS SS SS 38
Hasil Uji Coba Media

Kesan Terhadap Booklet


Frequency Percent Valid Cummulative
Percent Percent
Valid Sangat 4 20,0 20,0 100,0
menarik
Menarik 12 60,0 60,0 100,0
Cukup 4 20,0 20,0 100,0
menarik
Tidak
menarik
Sangat
tidak
menarik
Total 20 100,0 100,0

Kesan Terhadap Ukuran Booklet


Frequency Percent Valid Cumulative
Percent Percent
Valid Terlalu
besar
Besar
Cukup 17 85,0 85,0 100,0
Kecil 3 15,0 15,0 100,0
Terlalu
kecil
Total 20 100,0 100,0

Kesan Terhadap Ukuran Gambar Booklet


Frequency Percent Valid Cummulative
Percent Percent
Valid Terlalu
besar
Besar 4 20,0 20,0 100,0
Cukup 15 75,0 75,0 100,0
Kecil 1 5,0 5,0 100,0
Terlalu
kecil
Total 20 100,0 100,0
Kesan Terhadap Gambar Booklet (Menggambarkan atau Tidak)
Frequency Percent Valid Cummulative
Percent Percent
Valid Sangat 9 45,0 45,0 100,0
menggambarkan
Cukup 10 50,0 50,0 100,0
menggambarkan
Kurang
menggambarkan
Tidak 1 5,0 5,0 100,0
menggambarkan
Total 20 100,0 100,0

Kesan Terhadap Ukuran Tulisan Booklet


Frequency Percent Valid Cummulative
Percent Percent
Valid Terlalu
besar
Besar
Cukup 17 85,5 85,5 100,0
Kecil 3 15,0 15,0 100,0
Terlalu
kecil
Total 20 100,0 100,0 100,0

Kesan Terhadap Jenis Tulisan Booklet


Frequency Percent Valid Cummulative
Percent Percent
Valid Sangat 6 30,0 30,0 100,0
menarik
Cukup 14 70,0 70,0 100,0
menarik
Tidak
menarik
Sangat
tidak
menarik
Total 20 100,0 100,0
Kesan Terhadap Penggunaan Bahasa Pada Booklet
Frequency Percent Valid Cummulative
Percent Percent
Valid Sangat 12 60,0 60,0 100,0
mudah
dipahami
Cukup 7 35,0 35,0 100,0
mudah
dipahami
Tidak 1 5,0 5,0 100,0
mudah
dipahami
Sullit
dipahami
Total 20 100,0 100,0

Kesan Terhadap Informasi Pada Booklet (Jelas atau Tidak)


Frequency Percent Valid Cummulative
Percent Percent
Valid Sangat 15 75,0 75,0 100,0
jelas
Cukup 4 20,0 20,0 100,0
jelas
Kurang 1 5,0 5,0 100,0
jelas
Tidak
jelas
Total 20 100,0 100,0

Kesan Terhadap Manfaat Booklet


Frequency Valid Cummulative
Percent Percent
Valid Bermanfaat 20 100,0 100,0
Tidak
bermanfaat
Total 20 100,0 100,0
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
PROGRAM STUDI D-IV KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

IUD
INTRA UTERINE DEVICE
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang atas

berkat rahmat dan karuania-Nya yang tidak

terhingga sehingga penulis dapat menyelesaikan

booklet mengenai kontrasepsi IUD ini sebagai

media pendidikan kesehatan dan untuk memenuhi

salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana

kebidanan.

Dalam menyelesaikan booklet ini, penulis banyak

sekali mendapatkan bantuan, bimbingan, dan

dukungan dari berbagai pihak, untuk itu penulis

ingin mengucapkan terimaksih kepada seluruh

pihak yang terlibat dalam proses pembuatan

booklet ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan

masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis

mengharapkan saran, masukan, dan kritik yang

bersifat membangun. Akhirnya penulis ucapkan

terimakasih.

Jakarta, Desember 2018

Penulis
WANITA
USIA Wanita usia 18-49
SUBUR tahun dan organ
reproduksi
berfungsi dengan
baik

Usia < 20 tahun


Organ reproduksi belum matang secara

sempurna, sehingga belum siap untuk hamil

dan melahirkan

Usia 20- 35 tahun


Risiko paling rendah untuk hamil dan

melahirkan

Usia > 35 tahun


Organ reproduksi mulai mengalami

penurunan fungsi, sehingga berisiko untuk

hamil dan melahirkan


KELUARGA
BERENCANA

upaya mengatur jumlah


anak, dan jarak
kehamilan

Jarak antara dua kelahiran yang aman adalah


2-4 tahun. Hal ini bertujuan agar ibu memiliki
waktu untuk memulihkan kondisi rahimnya agar
kembali seperti sebelumnya dan untuk
mengurangi risiko saat hamil dan melahirkan.
Selain itu, jarak yang terlalu dekat dapat
menyebabkan perhatian orangtua terhadap anak
menjadi terbagi.
PRODI D-IV KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

IUD/AKDR

Intra Uterine Device atau


Alat Kontrasepsi Dalam Rahim

PENGERTIAN

Rangka plastik dan tembaga


kecil yang dimasukkan ke
dalam rahim, serta memiliki
benang yang ujungnya
menggantung dari leher
rahim sampai bagian atas
vagina.
PRODI D-IV KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

KELEBIHAN

Aman dan Bekerja Tidak perlu Tidak


efektif hingga 10 mengingat mempenga-
tahun kapan harus ruhi
kembali produksi ASI

KEKURANGAN

Harus
Tidak Dilakukan
dilakukan
melindungi pemeriksaan
oleh tenaga
dari infeksi medis
kesehatan
menular sebelum
seksual/ HIV pemasangan
PRODI D-IV KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

EFEK SAMPING

Tubuh melakukan penyesuain setelah


dilakukan pemasangan.
Kram selama
beberapa hari

Bercak/ flek selama


beberapa minggu

Berikut ini efek samping yang umum terjadi:

Haid lebih banyak dan lebih lama


daripada biasanya.
Bercak di antara siklus haid.

Namun jangan
Kram atau khawatir, hal ini
rasa nyeri dapat berkurang
selama setelah beberapa
haid.
bulan
PRODI D-IV KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

INDIKASI

Sebagian besar perempuan bisa


memakai kontrasepsi IUD

Tidak suka mengigat- ngingat


minum pil setiap hari

Tidak menginginkan
kontrasepsi hormonal

KECUALI

Infeksi/ masalah
pada orgran
reproduksi
Sedang
hamil Memiliki risiko
IMS (termasuk
Baru saja HIV)
melahirkan
(2-28 hari Perdarahan yang
pasca tidak diketahui
persalinan) penyebabnya
PRODI D-IV KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

Kapan saya bisa


menggunakan
kontrasepsi IUD??

Anda bisa mulai kapan


saja dalam siklus haid
selama Kami yakin Anda
tidak hamil

Segera setelah melahirkan,


selama 48 jam pertama
atau 4 minggu setelah
melahirkan
PRODI D-IV KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III

hal yang perlu diingat yaitu

Kembali
dalam 3-6
Jenis IUD minggu atau
yang Waktu untuk setelah haid
digunakan melepas IUD berikut

Segera temui bidan jika anda mengaami:


Terlambat Benang
haid atau IUD
Anda berubah
merasa panjang
hamil atau hilang

Nyeri Merasa
hebat pada terkena
bagian Infeksi
bawah Menular
perut Selsuak (IMS)
atau HIV
DAFTAR PUSTAKA
Affandi B, Adriaansz G, Gunardi ER,

Koesno H, eds. Buku Panduan Praktis

Pelayanan Kontrasepsi. 3rd ed. Jakarta:

PT Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo; 2014.

BKKBN. Alat Bantu Pengambilan

Keputusan Ber-KB. In: 10th ed. IBI; 2014.

Anda mungkin juga menyukai