Anda di halaman 1dari 112

SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN


IBU HAMIL TENTANG HEPATITIS B PADA IBU HAMIL DI
PUSKESMAS KECAMATAN CILINCING JAKARTA UTARA

OLEH:
FADILLA FATHAN ALAINA NUGROHO
NPM. P3.73.24.3.15.055

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN


JURUSAN KEBIDANAN
POLTEKKES KEMENKES JAKARTA III
TAHUN 2019
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
ABSTRAK

Program Studi Diploma IV Kebidanan


Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Fadilla Fathan Alaina Nugroho


Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Hepatitis B Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2019.
33 Hal, 2 Tabel, 2 Bagan, 7 Lampiran

Menurut Kemenkes RI, Indonesia menempati urutan ke tiga penderita Hepatitis B


terbanyak setelah China dan India di Asia dan di wilayah Asia Tenggara diperkirakan 100
juta orang hidup dengan Hepatitis B kronis, Hepatitis B menyebabkan hampir 1,4 juta
kasus baru dan 300.000 kematian. Sedangkan pada tahun 2017 terdapat 1803 ibu hamil
yang terinfeksi penyakit hepatitis B pada masa kehamilan, dengan sebanyak 286 ibu
hamil terinfeksi ada di wilayah Jakarta Utara. Penelitian ini bertujuan untuk Mengetahui
Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hepatitis B
Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2019. Metode
penelitian: penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross
Sectional, pengambilan sampel menggunakan tehnik accidentally sampling dengan
jumlah sampel sebanyak 140 orang ibu hamil. Penelitian ini menggunakan data primer
dengan alat pengambilan data berupa kuisioner yang diberikan kepada ibu hamil yang
sedang melakukan pemeriksaan hamil di Puskesmas Kecamatan Cilincing Jakarta Utara
2019. Dari penelitian tersebut di dapatkan hasil terdapatnya hubungan yang signifikan
antara pendidikan dengan p= 0,02, Pekerjaan degan p= 0,0001, sumber informasi
dengan p= 0,0009, dan peran tenaga kesehatan dengan p= 0,000 dengan pengetahuan ibu
tetang hepatitis B dalam kehamilan. dan tidak ada hubungan signifikan antara usia dengan
p= 1,00, paritas dengan p=0,142, dan Sosial Ekonomi dengan p=0,12 dengan
pengetahuan ibu tetang hepatitis B dalam kehamilan.

Kata Kunci: Faktor-Faktor, Pengetahuan, Hepatitis B, Ibu Hamil


ABSTRAK

Program Studi Diploma IV Kebidanan


Jurusan Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III

Fadilla Fathan Alaina Nugroho


Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang
Hepatitis B Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Kecamatan Cilincing Tahun 2019.
33 Page, 2 Table, 2 Charts, 7 Lampiran

According to Kemenkes RI, Indonesia placed on top 3 country with the highest hepatitis
B patient in Asia after China and India. There are more than 100 milion people who
suffers cronic hepatitis B with1.4 milion new victim and caused 300.000 deaths. In 2017
there are 1803 pregnant women whose got infected during their pregnancy period, and
286 of them are located in North Jakarta. This research aims to identify factor related to
their knowledge about hepatitis B in pregnancy period on Puskesmas Kecamatan
Cilincing Jakarta Utara In 2019. Research method: this quantitative research use an
approach method called Cross Sectional. Sample collecting use an accidentally sampling
technique with the number of saple as much as 140 pregnant moms. This research is
using primary data with tool in form of questionere that given to pregnant woman while
checking their pregnancy in Puskesmas Kecamatan Cilincing North Jakarta on 2019.
From the research, the results showed that there was a significant relationship between
education p = 0.02, Employment with p = 0.0001, information sources with p = 0,0009,
and health workers with p = 0,000 with maternal knowledge about hepatitis B in
pregnancy. and there was no significant relationship between age with p = 1.00, parity
with p = 0.142, and socio-economic with p = 0.12 with mother's knowledge about
hepatitis B in pregnancy.

Keywords: Factor-Factor, Knowledge, Hepatitis B, Pergnant Woman


KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan hidayah-Nya, sehingga saya dapat menyelesaikan proposal penelitian yang
berjudul “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil
Tentang Hepatitis B Pada Ibu Hamil Di Puskesmas Kecamatan Cilincing
Jakarta Utara” sebagai syarat untuk menyelesaikan tugas akhir di perkuliahan.
Dalam menyelesaikan proposal penelitian ini, penulis banyak sekali mendapatkan
bantuan bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, untuk itu pada kesempatan
ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibu Erika Yulita Ichwan, SST, M.Keb, selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta III.
2. Ibu Shentya Fitriana, SST, M.Keb, selaku Ketua Program Studi DIV
Kebidanan Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta III.
3. Ibu Willa Follona, SST, M.Keb, selaku pembimbing 1, yang telah
memberikan bimbingan, arahan serta motivasi, kepada penulis sehingga
laporan penelitian ini dapat terwujud.
4. Ibu Niken Purbowati, SST, MKM, selaku pembimbing 2, yang telah
memberikan bimbingan, arahan serta motivasi, kepada penulis sehingga
laporan penelitian ini dapat terwujud.
5. Seluruh staf dan dosen pengajar Program Studi DIV Kebidanan Politeknik
Kesehatan Kementerian Kesehatan Jakarta III yang telah membimbing
penulis baik dalam perkuliahan maupun di lahan praktik.
6. Ibuku tercinta Ananta Rahayu, Ayahku tercinta Tri Nugroho, Adikku
Tersayang Daffa Hakim Alaina Nugroho atas dukungan dan doa yang tiada
henti dalam penyusunan laporan tugas akhir ini.
7. Teman-teman seperjuangan Ananda dan Cleoparty yang sedang bersama
berjuang dan saling memberikan dukungan juga saran. Semoga kita
senantiasa berada dijalan-Nya, sehingga ridho-Nya melancarkan langkah
yang kita ambil.

i Poltekkes Kemenkes Jakarta III


8. Teman-Teman Megane, Nabila Muthia dan Vina Linchia Laevigata yang
selalu memberikan penulis semangat.
9. Teman-Teman baikku Tita, Deya, Linda dan Selvi yang sama-sama berjuang
dan memberikan penulis semangat.
10. Semua pihak yang terlibat dalam penulisan proposal penelitian, yang tanpa
mengurangi rasa hormat tidak dapat saya sebutkan satu persatu.

Semoga amal dan kebaikan yang telah diberikan, senantiasa mendapatkan pahala
dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa hasil dari penulisan proposal penelitian
ini tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan, untuk itu penulis mengharapkan
masukan, saran, dan dan kritik yang bersifat membangun. Akhirnya saya
berharap, semoga proposal penelitian ini memberikan manfaat bagi pembaca.

Jakarta, Desember 2018

Penulis

ii Poltekkes Kemenkes Jakarta III


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii

BAB I ...................................................................................................................... 6

1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 6

1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4

1.3.1 Tujuan Umum .......................................................................................... 4

1.3.2 Tujuan Khusus ......................................................................................... 4

1.4 Manfaat ..................................................................................................... 5

1.4.1 Bagi Peneliti ............................................................................................. 5

1.4.2 Bagi Masyarakat....................................................................................... 5

1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan Kebidanan ....................................................... 5

1.4.4 Bagi Instansi Pemerintahan ...................................................................... 5

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ........................................................................ 6

BAB II ..................................................................................................................... 6

2.1 Hepatitis B ................................................................................................ 6

2.1.1 Pengertian................................................................................................. 6

2.1.2 Cara Penularan ......................................................................................... 6

2.1.3 Tanda Dan Gejala ..................................................................................... 7

2.1.4 Pencegahan Hepatitis B............................................................................ 8

2.1.5 Epidemologi ............................................................................................. 8

2.1.6 Etiopatogenesis Hepatitis B Dalam Kehamilan ....................................... 9

2.1.7 Patofisiologi Hepatitis B Terhadap Kehamilan...................................... 10

iii Poltekkes Kemenkes Jakarta III


2.1.8 Diagnosis Hepatitis B............................................................................. 10

2.1.9 Dampak Hepatitis B Pada Kehamilan .................................................... 10

2.2 Pengetahuan............................................................................................ 11

2.2.1 Pengertian Pengetahuan ......................................................................... 11

2.2.2 Tingkat Pengetahuan .............................................................................. 11

2.2.3 Faktor Yang Memengaruhi Pengetahuan ............................................... 12

2.3 Bidan ...................................................................................................... 16

2.3.1 Pengertian Bidan .................................................................................... 16

2.3.2 Peran Bidan ............................................................................................ 17

2.4 Penelitian Terkait ................................................................................... 18

2.5 Kerangka Teori ....................................................................................... 20

BAB III ................................................................................................................. 21

3.1 Desain Penelitian .................................................................................... 21

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian ................................................................ 21

3.3 Kerangka Konsep ................................................................................... 21

3.4 Hipotesis ................................................................................................. 22

3.5 Definisi Operational ............................................................................... 23

3.6 Populasi Dan Sample.............................................................................. 24

3.6.1. Populasi .................................................................................................. 24

3.6.2. Sample .................................................................................................... 24

3.6.3. Besar Sample Penelitian......................................................................... 24

3.6.4. Teknik Pengambilan Sample.................................................................. 25

3.7 Alat Dan Teknik Pengumpulan Data...................................................... 25

3.7.1 Alat Pengumpul Data ............................................................................. 25

3.7.2 Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 26

iv Poltekkes Kemenkes Jakarta III


3.8 Uji Validitas Dan Reliabilitas................................................................. 26

3.8.1 Uji Validitas ........................................................................................... 26

3.8.2 Reliabilitas ............................................................................................. 27

3.9 Etika Penelitian....................................................................................... 29

3.10 Pengolahan Data ..................................................................................... 30

3.11 Analisis Data .......................................................................................... 30

3.11.1 Analisis Univariat................................................................................... 30

3.11.2 Analisa Bivariat...................................................................................... 31

BAB IV ................................................................................................................. 32

4.1 Gambaran Tempat Penelitian ................................................................. 32

4.2 Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 32

4.3 Hasil Penelitian....................................................................................... 33

4.4 Pembahasan ............................................................................................ 40

BAB V................................................................................................................... 33

5.1 Kesimpulan ............................................................................................ 33

5.2 Saran....................................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 47

v Poltekkes Kemenkes Jakarta III


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyakit hepatitis B merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia
termasuk di Indonesia. merupakan masalah yang sangat serius, karena
hepatitis B menginfeksi hamipir 2 miliar orang dan 350 juta orang tersebut
adalah ibu hamil Berdasarkan perspektif kesehatan masyarakat global, Infeksi
hepatitis B kronik dapat berkembang menjadi sirosis hepatis dan kanker hati
sebanyak 50 % kasus di seluruh dunia dan 80% di daerah endemis tinggi virus
hepatitis B (HBV).1 Hepatitis umumnya disebabkan oleh virus hepatitis B.
Diperkirakan dua milyar penduduk dunia telah terinveksi virus Hepatitis B
dan lebih dari 240 juta orang mengidap hepatitis kronik.2
Di negara berkembang, termasuk Indonesia, penularan virus Hepatitis B
secara vertikal masih memegang peranan penting dalam penyebaran virus
Hepatitis B. Selain itu, 90% anak yang tertular secara vertikal dari ibu dengan
HBsAg (+) akan berkembang mengalami Hepatitis B kronis. Maka
pencegahan penularan secara vertikal merupakan salah satu aspek yang paling
penting dalam memutus rantai penularan Hepatitis B3
Penularan virus Hepatitis B ini ada dua cara, yaitu secara vertical dan
horizontal melalui cairan tubuh penderita seperti darah, air liur, cairan
cerebrospinalis, cairan vagina dan cairan tubuh lainnya. Penularan secara
vertical adalah penularan yang terjadi pada saat masa perinatal, yaitu
penularan dari ibu kepada janinya, jika seorang ibu hamil carier Hepatitis B
dan HbeAg positif, maka bayi yang dilahirkan 90% kemungkinan terinfeksi
dan menjadi carier. Kemungkinan 25% dari jumlah tersebut akan meninggal
karena Hepatitis kronik atau kanker hati.3

1 Poltekkes Kemenkes Jakarta III


2

Indonesia menempati urutan ke tiga penderita Hepatitis B terbanyak


setelah China dan India di Asia dan di wilayah Asia Tenggara diperkirakan
100 juta orang hidup dengan Hepatitis B kronis, Hepatitis B menyebabkan
hampir 1,4 juta kasus baru dan 300.000 kematian.3 Pada tahun 2017 terdapat
12.946 ibu hamil di seluruh Indonesia yang terkena infeksi virus hepatitis B
dan di wilayah DKI Jakarta terdapat 1.803 ibu hamil yang terinfeksi virus
hepatitis B. di wilayah Jakarta utara hingga bulan Desember 2018 ada
sebanyak 286 ibu hamil yang terinfeksi virus Hepatitis B, dari wilayah Jakarta
utara wilayah yang paling banyak dengan ibu hamil terinfeksi hepatitis B
adalah puskesmas kecamatan cilincing dengan jumlah 130 ibu hami dengan
prevalensi di provinsi DKI Jakarta adalah 1,62%. namun fenomena kejadian
hepatitis B ini seperti gunung es, yang hanya terlihat pada bagian puncaknya
saja2,4
Maka dari itu, pemerintah mengadakan Program Nasional dalam
Pencegahan dan Pengendalian Virus Hepatitis B yang berfokus pada
pencegahan Penularan Ibu ke Anak (PPIA) karena 95% penularan Hepatitis B
adalah secara vertical yaitu dari Ibu yang Positif Hepatitis B ke bayi yang
dilahirkannya. Sejak tahun 2013 telah dilakukan Kegiatan Deteksi Dini
Hepatitis B (DDHB) pada ibu hamil dilayanan Kesehatan dasar (Puskesmas)
dan jaringannya di daerah DKI Jakarta. 1
Bayi yang lahir dari ibu Hepatitis B berisiko tertular Hepatitis B
sehingga harus dilindungi, dengan vaksin aktif (imunisasi Hep) dan vaksin
pasif, yaitu HbIg (yang langsung memberikan perlindungan, tetapi durasi
kerjanya singkat) bila bayi dari ibu hepatitis B diberikan HB nol saja, maka
hanya memberikan perlindungan 75%, bila di beri HB0+ HBIG < 24 jam
maka akan memberikan perlindungan 95% dari penularan Hepatitis B. lalu
dilanjutkan dengan program imunisasi nasional yaitu imunisasi aktif sesuai
program Nasional (HB0, HB1, HB2 dan HB3). HBIg merupakan serum
antibodi spesifik Hepatitis B yang memberikan perlindungan langsung kepada
bayi.1

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


3

Ibu hamil perlu mengetahui tentang penyakit Hepatitis B sehingga


mereka dapat melakukan pencegahan agar tidak terjadi penularan baik ke ibu
maupun janinnya, upaya yang dapat dilakukan untuk pencegahan adalah
kewaspadaan universal dengan menghindari hubungan seksual dan pemakaian
alat atau bahan dari pengidap, skrining ibu hamil terutama pada daerah
prevalensi Hepatitis B yang tinggi dan pemberian vaksin Hepatitis B.5
Berdasarkan data pendahuluan yang peneliti dapat, jumlah ibu hamil
yang melakukan pemeriksaan antenatal care di wilayah kerja Puskesmas
Kecamatan Cilincing selama tahun 2018 adalah sebanyak 5854 orang, dan
setelah peneliti melakukan wawancara dengan pertanyaan terbuka kepada 5
orang ibu hamil yang sedang melakukan pemeriksaan kehamilan rutin di
puskesmas, didapatkan bahwa seluruh ibu hamil tersebut masih belum
mengetahui tentang hepatitis B. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh
Audi husada mengenai Pengetahuan Sikap Dan Tindakan Ibu Tentang
Penyakit Hepatitis B Pada Anak Di Wilayah Kerja Puskesmas Kuala
Kecamatan Kuala Kabupaten Bireuen didapatkan bahwa 56,6% responden
masih memiliki pengetahuan yang kurang mengenai hepatitis B pada
kehamilan. Menurut penelitian Sri Budi Utami tahun 2011 tahun mengatakan
bahwa pengetahuan berhubungan dengan praktik deteksi dini pada ibu hamil
resiko tinggi.6
Untuk itu perlu diketahui faktor apa saja yang mempengaruhi
pengetahuan ibu hamil mengenai hepatitis B agar dapat diberikan
penatalaksanaan yang tepat bagi ibu hamil tersebut. Karenanya peneliti
tertarik melakukan penelitian tentang Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hepatitis B Pada Ibu Hamil. Karena perilaku
yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang
tidak didasari oleh pengetahuan 7

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


4

1.2 Rumusan Masalah


Hepatitis adalah penyakit endemik di Negara Indonesia dengan jumlah di
Puskesmas Kecamatan cilincing sebanyak 130 ibu hamil, yang dapat
menyebabkan sirosis hati bahkan kanker,ditambah penyakit ini dapat menular
dari ibu ke janinnya yang dapat menyebabkan tertularnya bayi oleh ibu. Ibu
hamil perlu memiliki pengetahuan yang baik mengenai hepatitis B pada masa
kehamilan untuk memahami mengapa ibu hamil harus melakukan deteksi dini
hepatitis B pada masa kehamilan.
Untuk itu, peneliti ingin mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan
Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hepatitis B Pada Ibu Hamil Di
Puskesmas Kecamatan Cilincing Jakarta utara .

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
Untuk Mengetahui Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hepatitis B Pada Ibu Hamil Di Puskesmas
Kecamatan Cilincing Jakarta Utara tahun 2019.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui distribusi frekuensi karekteristik ibu hamil di
Puskesmas Kecamatan Cilincing.
b. Untuk menganalisis hubungan antara umur ibu hamil dengan
pengetahuan Hepatitis B pada ibu hamil.
c. Untuk Menganalisis Hubungan Antara Paritas Ibu Hamil Dengan
pengetahuan Hepatitis B pada ibu hamil.
d. Untuk menganalisis hubungan antara Pendidikan ibu hamil dengan
pengetahuan Hepatitis B pada ibu hamil.
e. Untuk menganalisis hubungan antara Pekerjaan ibu hamil dengan
pengetahuan Hepatitis B pada ibu hamil.
f. Untuk menganalisis hubungan antara Sumber Informasi ibu hamil
dengan pengetahuan Hepatitis B pada ibu hamil.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


5

g. Untuk menganalisis hubungan antara sosial ekonomi ibu hamil dengan


pengetahuan Hepatitis B pada ibu hamil.
h. Untuk menganalisis hubungan antara Peran Tenaga Kesehatan terhadap
pengetahuan Hepatitis B pada ibu hamil.

1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Peneliti
Hasil peneliltian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, pengalaman
bagi penelitian serta sebagai media untuk menerapkan ilmu yang telah
didapatkan selama kuliah.
1.4.2 Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan berguna agar ibu hamil melakukan
pemeriksaan selama kehamilan, yang salah satunya adalah pemeriksaan
Hepatitis B, untuk mengetahui apakah ibu terinfeksi virus hepatitis B dan
mencegah penularan dari ibu ke bayi dengan pemberian vaksin HbIg, dan
pentingnya pemberian vaksin HbIg ditambah pemberian vaksin dasar Hb nol
untuk bayi yang lahir dari ibu dengan Hepatitis B.
1.4.3 Bagi Institusi Pendidikan Kebidanan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan kajian dalam
pengajaran Asuhan Kebidanan komprehensif.
1.4.4 Bagi Instansi Pemerintahan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan kajian dalam
pelaksanaan program tripple eliminasi yang salah satunya adalah eliminasi
Hepatitis B.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


6

1.5 Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini meneliti Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hepatitis B Pada Ibu Hamil. Penelitian ini
merupakan penelitian yang mencari faktor-faktor yang mempengaruhi satu
variable yakni untuk melihat apakah ada faktor-faktor yang berhubungan
dengan pengetahuan Ibu Hamil tentang Hepatitis B dalam Kehamilan.
Penelitian ini menggunakan desain Deskriptif Analitik dengan pendekatan
cross sectional.
Sampel dalam penelitian ini adalah Ibu Hamil. Kriteria sampel Kemudian
ditentukan inklusi dan eksklusi. Data yang digunakan dalam penelitian ini
bersumber dari data primer. Data primer digunakan untuk mengukur
pengetahuan dan ibu hamil mengenai Hepatitis B dengan cara membagikan
kuisioner kepada Ibu Hamil. Analisis yang digunakan menggunakan analisis
univariat dan analisis bivariat.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


BAB II
TINJAUAN TEORI

2.1 Hepatitis B
2.1.1 Pengertian
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh virus
Hepatitis B, yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau kronis yang
dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati. Hepatitis B akut jika
perjalanan penyakit kurang dari 6 bulan sedangkan Hepatitis B kronis bila
penyakit menetap, tidak menyembuh secara klinis atau laboratorium atau
pada gambaran patologi anatomi selama 6 bulan.8
Penularan secara vertikal adalah penularan yang terjadi pada masa
perinatal yaitu penularan dari ibu kepada anaknya yang baru lahir. Jika
seorang ibu hamil karier Hepatitis B dan HBeAg positif maka bayi yang
dilahirkan 90% kemungkinan akan terinfeksi menjadi karier juga.
Kemungkinan 25% dari jumlah tersebut akan meninggal karena hepatitis
kronik atau kanker hati. Transmisi perinatal ini terutama banyak terjadi di
Negara-negara Timur dan Negara berkembang. Infeksi perinatal paling
tinggi terjaid selama persalinan dan diduga tidak berhubungan dengan
proses menyusui. 9

2.1.2 Cara Penularan


Penularan virus Hepatitis B ini ada dua cara, yaitu secara vertical dan
horizontal melalui cairan tubuh penderita seperti darah, air liur, cairan
cerebrospinalis, cairan vagina dan cairan tubuh lainnya.
Penularan secara horizontal terjadi melalui cairan tubuh penderita
seperti darah, air liur, cairan cerebrospinalis, cairan vagina dan cairan tubuh
lainnya. Dapat juga terkena bila menggunakan jarum suntik bersamaan dan
melakukan hubungan seksual dengan penderita.
Hepatitis B akut memiliki masa inkubasi 60-90 hari.Penularannya vertikal
95% terjadi masa perinatal (saat persalinan) dan 5% intra uterine.10

6 Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Penularan secara vertical adalah penularan yang terjadi pada saat masa
perinatal, yaitu penularan dari ibu kepada anaknya yang baru lahir, jika
seorang ibu hamil carier Hepatitis B dan HbeAg positif, maka bayi yang
dilahirkan 90% kemungkinan terinfeksi dan menjadi carier. Kemungkinan
25% dari jumlah tersebut akan meninggal karena Hepatitis kronik atau
kanker hati. 3
Hepatitis B kronik berkembang dari Hepatitis B akut.Infeksi hepatitis
B kronis didefinisikan sebagai deteksi terus-menerus dari Hepatitis B
surface antigen (HBsAg) selama lebih dari 6 bulan setelah paparan awal
virus.Usia saat terjadinya infeksi mempengaruhi kronisitas penyakit. Bila
penularan terjadi saat bayi maka 95% akan menjadi Hepatitis B kronis,
sedangkan bila penularan terjadi pada usia balita, maka 20-30% menjadi
penderita Hepatitis B kronis dan bila penularan saat dewasa maka hanya 5%
yang menjadi penderita Hepatitis B kronis. 10

2.1.3 Tanda Dan Gejala


Pada fase awal penderita belum merasakan gejala yang spesifik.
Keluhan yang dirasakan antara lain mual, muntah, tidak ada nafsu makan,
badan tersa lemas, dan mudah lelah. Nafsu makan yang jelek dijumpai pada
hepatitis akut atau jika telah terjadi sirosis. Kelelahan merupakan keluhan
yang sering terjadi pada penderita hepatitis. Rasa mudah lelah terutama
terjadi setelah beraktifitas, akibatnya stamina tubuh menurun, merasa tidak
bertenaga, kebutuhan tubuh akan tidur meningkat dan merasa lemas. Rasa
lelah ini sifatnya hilang timbul dengan tingkat kelelahan yang bervariasi dari
waktu ke waktu.
Hepatitis B kronis memberkan gejala yang lebih serius seperti mudah
lelah, tidak nafsu makan, mual dan muntah, dan dapat terjadi penumpukan
cairan di rongga perut sehingga perut terlihat membuncit. Pada perabaan,
perut kanan atas terasa membesar karena terjadi pembesaran hati.11

7 Poltekkes Kemenkes Jakarta III


8

2.1.4 Pencegahan Hepatitis B


Tingkat infeksi dapat diturunkan dengan modifikasi tingkah laku dan
peningkatan pengetahuan individu. Melakukan pemeriksaan pada semua
donor darah dan memastikan praktik klinis yang aseptic. (Franco et al.,
2012) Selain itu skrining ibu hamil dapat membantu pencegahan transmisi
pada saat kelahiran. Administrasi Immunoglobulin Hepatitis B dapat
mencegah infeksi neonatus dan dapat pula sebagai profilaksis. Vaksinasi
sangat efektif dalam pencegahan Hepatitis B, sirosis dan hepatoselular
karsinoma. (Alavian et al., 2010).12
WHO merekomendasikan semua Negara untuk memperkenalkan
vaksin Hepatitis B pada program imunisasi rutin nasional. Selanjutnya, di
Negara-negara dengan infeksi HBV tinggi (khususnya di Negara dengan
prevalensi infeksi HBV kronik >8%), WHO merekomendasikan pemberian
dosis awal vaksin Hepatitis B segera setelah lahir (<24 jam) untuk mencegah
transmisi HBV secara perinatal.
Pencegahan spesifik dapat dilakukan dengan memberikan vaksin
Hepatitis B pada kelompok risiko tinggi. Vaksin Hepatitis B yang tersedia
saat ini merupakan vaksin rekombinan HBsAg yang diproduksi dengan
bantuan ragi. Indonesia telah memasukkan imunisasi Hepatitis B dalam
program imunisasi rutin nasional pada bayi baru lahir pada tahun 1997.12

2.1.5 Epidemologi
Hepatitis virus merupakan sebuah fenomena gunung es, dimana
penderita yang tercatat atau yang datang ke layanan kesehatan lebih sedikit
dari jumlah penderita yang sesungguhnya.Mengingat ini adalah penyakit
kronis yang menahun, dimana pada saat orang tersebut telah terinfeksi,
kondisi masih sehat dan belum menunjukkan gejala dan tanda yang khas,
tetapi penularan terus berjalan.13
Penyakit Hepatitis merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia
termasuk di Indonesia.Virus Hepatitis B telah menginfeksi sejumlah 2
milyar orang di dunia, dan sekitar 250 juta orang diantaranya menjadi

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


9

pengidap Hepatitis B kronis. Sekitar 15-40% dari pasien yang terinfeksi


kronis akan menjadi sirosis, menuju gagal hati dan atau kanker hati. Setiap
tahun, ada lebih dari 4 juta kasus klinis akut Hepatitis B virus. Dan
diperkirakan 1 juta orang meninggal setiap tahun karena infeksi kronis
Hepatitis B dan komplikasinya: sirosis atau kanker hati primer.14

2.1.6 Etiopatogenesis Hepatitis B Dalam Kehamilan


Hampir semua jenis virus hepatitis dapat menyerang manusia.Ibu hamil
yang terserang virus ini dapat menularkannya pada bayi yang ada dalam
kandungan atau waktu menyusui bayi itu. Bentuk penularan seperti inilah
yang banyak di jumpai pada penyakit hepatitis B. Pada saat ini jenis
hepatitis yang paling banyak di pelajari ialah hepatitis B. Walaupun infeksi
virus ini jarang terjadi pada populasi orang dewasa, kelompok tertentu dan
orang dengan cara hidup tertentu memiliki risiko tinggi. Kelompok ini
mencakup15:
a. Imigran dari daerah endemis hepatitis B.
b. Pengguna obat secara intravena (iv) yang sering bertukar jarum dan alat
suntik.
c. Pelaku hubungan seksual dengan banyak orang atau dengan orang yang
terinfeksi.
d. Pria homoseksual yang secara seksual aktif.
e. Pasien hemodialisis dan penderita hemofilia yang menerima produk
tertentu dari plasma
f. Kontak serumah dengan karier hepatitis
g. Pekerja sosial di bidang kesehatan, terutama yang banyak kontak dengan
darah .

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


10

2.1.7 Patofisiologi Hepatitis B Terhadap Kehamilan


Transmisi virus dari ibu ke anak umumnya dikenal dengan istilah
transmisi perinatal. Berdasarkan definisinya, periode perinatal dimulai dari
usia kehamilan 28 minggu dan berakhir pada hari ke-28 pasca salin.
Berdasarkan definisi ini, maka istilah transmisi perinatal tidak mencakup
infeksi yang terjadi sebelum/sesudah periode waktu tersebut, dan karenanya
digunakanlah istilah Mother to Child Transmission (MTCT) yang mencakup
infeksi VHB yang terjadi pasca persalinan, saat persalinan, dan masa kanak-
kanak.16

2.1.8 Diagnosis Hepatitis B


Skrining hepatitis B merupakan salah satu bagian dari upaya untuk
menurunkan transmisi vertikal dari maternal. Centers for Disease Control
and Prevention (CDC) menyarankan untuk melakukan skrining hepatitis B
surface antigen (HBsAg) setiap wanita hamil pada setiap kehamilan, bahkan
jika sebelumnya terdapat riwayat skrining maupun vaksinasi. Ibu dengan
hasil skrining positif diharapkan dapat dilakukan pemeriksaan lanjutan untuk
menegakkan diagnosis hepatitis B.17

2.1.9 Dampak Hepatitis B Pada Kehamilan


Infeksi Hepatitis b kronis atau akut ada kehamilan sama dengan populasi
pada umumnya. Infeksi hepatitis b menyebabkan peningkatan mortalitas
maupun menyebabkan efek teratogenik. Namun, pada infeksi VHB akut
insidensi untuk terjadinya berat bayi lahir rendah dan premature lebih tinggi.
Dimana diabetes gestasional, perdarahan antepartum dan persalinan
premature lebih sering terjadi pada infeksi hepatitis b kronik 3
Kelahiran premature meningkat sebesar 25-35%, yang kemungkinan
disebabkan karena keadaan penyakitnya berat, pengaruh virus pada janin
atau plasenta. Tidak didapatkannya efek teratogenik maupun kondisi
akutpada janin, sehingga dianggap outcome bayi yang dilahirkan oleh ibu
dengan HbsAg positif dengan bayi yang lahir dari ibu yang tidak terinfeksi

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


11

hepatitis B. pada umumnya yang dipermasalahkan adalah penularan vertical


dari ibu ke janinnya saja. Bila ibu terinfeksi pada Trimester I dan II maka
penularan vertikalnya hanya sebesar 10% saja, namun saat ibu terinfeksi
pada Trimester III , penularan vertikalnya menjadi lebih tinggi yaitu 76%18

2.2 Pengetahuan
2.2.1 Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar
menjawab pertanyaan „what‟, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan
sebagainya. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah
orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan
terjadi melalui panca indra manusia, yakni indera pengelihatan,
pendengaran, penciuman, perasaan, dan peraba. Sebagian pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. (Notoatmodjo dalam Rahmawati,
2016).
Pengetahuan adalah sebuah hasil dari proses pembelajaran atau
pengalaman yang diperoleh dari menggunakan panca indera seperti
penglihatan, pendengaran, penciuman, perasaan dan perabaan. Sehingga
dapat memberikan pernyataan atas pertanyaan.

2.2.2 Tingkat Pengetahuan


Tingkat pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai
enam tingkatan (Notoatmodjo dalam Rahmawati, 2016), yaitu:
a. Tahu (know) diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang
paling rendah karena tingkatan ini hanya mengingat kembali (recall)
terhadap suatu spesifik dari seluruh bahan yang dipelajariatau
rangsangan yang diterima.
b. Memahami (comprehension) diartikan sebagai suatu kemampuan untuk
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat
menginterpretasikan materi tersebut secara benar.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


12

c. Aplikasi (Aplication) diartikan sebagai kemampuan untuk menerapkan


atau menggunakan materi yang sudah dipelajari pada suatu dan kondisi
yang riil (sebenernya).
d. Analisis (Analysis) diartikan suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek kedalam komponen-komponen, tetapi masih
didalam satu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu
sama lain.
e. Sintesis (synthesis) adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi
baru dari formulasi-formulasi yang ada.
f. Evaluasi (Evaluation) adalah kemampuan untuk melakukan justifikasi
atau penilaian terhadap suatu materi atau suatu objek berdasarkan
kriteria-kriteria yang telah ada.

2.2.3 Faktor Yang Memengaruhi Pengetahuan


Menurut Notoatmodjo dalam Rahmawati (2016), pengetahuan yang
dimiliki seseorang dipengaruhi oleh factor-faktor sebagai berikut:
a. Umur
Menurut Notoatmodjo (2007), menyebutkan bahwa umur merupakan ciri
dari kedewasaan fisik dan kematangan kepribadian yang erat
hubungannya dengan pengambilan keputusan. Mubarak (2007) bahwa
dengan bertambahnya umur seseorang akan terjadi perubahan pada
aspek fisik dan psikologis (mental).
Menurut Depkes RI (2009), pembagian kategori umur, yaitu :
1) Masa balita : 0 – 5 tahun
2) Masa kanak – kanak : 5 – 11 tahun
3) Masa remaja awal : 12 – 16 tahun
4) Masa remaja akhir : 17 – 25 tahun
5) Masa dewasa awal : 26 – 35 tahun
6) Masa dewasa akhir : 36 – 45 tahun
7) Masa lansia awal : 46 – 55 tahun
8) Masa lansia akhir : 56 – 65 tahun

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


13

9) Masa manula : diatas 65 tahun


Menurut penelitian Luthfi Lathifah, tahun 2018 mengatakan bahwa
umur berbanding lurus dengan pengetahuan ibu mengenai kehamilan
dengan resiko tinggi.6

b. Paritas
Paritas adalah keadaan melahirkan anak baik hidup ataupun
mati,tetapi bukan aborsi, tanpa melihat jumlah anaknya. Dengan
demikian, kelahiran kembar hanya dihitung sebagai satu kali paritas
(Stedman,2003).
Paritas adalah banyaknya kelahiran hidup yang dipunyai oleh
seorang perempuan (BKKBN, 2006). Paritas adalah jumlah kehamilan
yang menghasilkan janin yang mampu hidup di luar rahim (28 minggu)
(JHPIEGO,2008). Jumlah paritas merupakan salah satu komponen dari
status paritas yang sering dituliskan dengan notasi G-P-Ab, dimana G
menyatakan jumlah kehamilan (gestasi), P menyatakan jumlah paritas,
dan Ab menyatakan jumlah abortus.
Sebagai contoh, seorang perempuan dengan status paritas
G3P1Ab1, berarti perempuan tersebut telah pernah mengandung
sebanyak dua kali, dengan satu kali paritas dan satu kali abortus, dan saat
ini tengah mengandung untuk yang ketiga kalinya (Stedman, 2003).
 Klasifikasi Jumlah Paritas
Berdasarkan jumlahnya, maka paritas seorang perempuan dapat
dibedakan menjadi:
a) Nullipara : nullipara adalah perempuan yang belum pernah
melahirkan anak sama sekali (Manuaba, 2009).
b) Primipara : primipara adalah perempuan yang telah melahirkan
seorang anak,yang cukup besar untuk hidup didunia luar
(Verney,2006). Primipara adalah perempuan yang telah pernah
melahirkan sebanyak satu kali (Manuaba, 2009).

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


14

c) Multipara : Multipara adalah perempuan yang telah melahirkan


seorang anak lebih dari satu kali (Prawirohardjo, 2005).
Multipara adalah perempuan yang telah melahirkan dua hingga
empat kali (Manuaba, 2009)
d) Grande multipara : Grande multipara adalah perempuan yang
telah melahirkan 5 orang anak atau lebih dan biasanya
mengalami penyulit dalam kehamilan dan persalinan (Manuaba,
2009). Grandemultipara adalah perempuan yang telah melahirkan
lebih dari lima kali (Verney, 2006). Grandemultipara adalah
perempuan yang telah melahirkan bayi 6 kali atau lebih, hidup
atau mati (Rustam, 2005)
Berdasarkan penelitian Sandra maria tahun 2013 menunjukan
bahwa ibu yang belum memiliki pengalaman dari kehamilan
sebelumnya dapat mempengaruhi pengetahuan ibu hamil
tersebut. Responden yang belum pernah hamil belum mengetahui
resiko tinggi dalam kehamilan.19

c. Pendidikan
Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga
terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Tingkat pendidikan
menunjukkan korelasi positif dengan terjadinya perubahan perilaku yang
positif yang meningkat, dengan demikian pengetahuan juga meningkat.
Menurut Notoatmodjo (2007) bahwa pengetahuan dapat diperoleh dari
pendidikan, pengalaman diri sendiri maupun orang lain, serta melalui
media masa dan lingkungan.
Teori Mubarak (2007) bahwa pendidikan berarti bimbingan yang
diberikan seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka
dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi
pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima informasi
dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan yang dimilikinya.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


15

Menurut Baker dan Lopes (2010) bahwa pengetahuan yang


diperoleh dari pendidikan, dimana semakin tinggi pendidikan maka
dapat memberikan pengetahuan lebih dibandingkan mereka yang
berpendidikan rendah, sehingga yang berpengetahuan lebih semakin
paham dengan materi strategi serta mampu menerapkan apa yang dia
ketahui.
Tingkat pendidikan orang tua menurut Hendyat Soetopo dan Wasty
Soemanto, adalah suatu jenjang yang ditempuh oleh orang tua siswa,
yakni jenjang pendidikan formal. Dari tingkat pendidikan dasar, tingkat
pendidikan menengah, dan tingkat pendidikan tinggi. Pembagian tingkat
pendidikan Ibu :
 Tinggi : SMA dan seterusnya
 Rendah : dimulai dari SD sampai SMP
Penelitian yang dilakukan oleh Sandra maria dan Fredrika tahun
2013 mengatakan bahwa pendidikan berhubungan dengan tingkat
pengetahuan ibu hamil mengenai kehamilan resiko tinggi.19

d. Pekerjaan
Pekerjaan merupakan suatu kegiatan atau aktivitas seseorang untuk
memperoleh penghasilan guna memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-
hari. Pekerjaan/karyawan adalah mereka yang bekerja pada orang lain
atau institusi, kantor, perusahaan dengan upah dan gaji baik berupa uang
maupun barang.
Pekerjaan merupakan faktor yang mempengaruhi pengetahuan,
ditinjau dari jenis pekerjaan yang sering berinteraksi dengan orang lain
lebih banyak pengetahuannya bila dibandingkan dengan orang tanpa ada
interaksi dengan orang lain, Pengalaman belajar dalam bekerja yang
dikembangkan memberikan.
Lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang memperoleh
pengalaman dan pengetahuan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Memang secara tidak langsung pekerjaan turut adil dalam

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


16

mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang, hal ini dikarenakan


pekerjaan berhubungan erat dengan faktor interaksi sosial dan
kebudayaan, sedangkan interaksi sosial dan budaya berhubungan erat
dengan proses pertukaran informasi. Dan hal ini tentunya akan
mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang.

e. Sumber informasi
Kemudahan dalam mendapatkan informasi dapat membantu
mempercepat seseorang untuk memperoleh pengetahuan yang baru.
(Mubarak, 2008)

f. Sosial Ekonomi
Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang,
sedangkan ekonomi dikaitkan dengan pendidikan yaitu ekonomi baik
tingkat pendidikan akan tinggi sehingga pengetahuan akan tinggi pula.
(Notoatmodjo, 2007).

2.3 Bidan
2.3.1 Pengertian Bidan
Menurut ICM dan FIGO Istilah Bidan berasal dari kata “Widwan”
berasal dari Bahasa Sanksekerta yang berarti “Cakap” (Klinkert, 1892).
Sedangkan dalam Bahasa Inggris “Midwife” berarti with woman as birth,
the renewal of life continues through the ages. “With Woman” maksudnya
adalah pada saat mendampingi perempuan selama proses persalinan dan
pada saat memberikan pelayanan kebidanan, seorang bidan harus
mempunyai rasa empati, keterbukaan, menumbuhkan rasa saling percaya
(trust), bidan harus mengetahui pikiran dan perasaan serta proses yang
dialami ibu dan keluarganya.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


17

2.3.2 Peran Bidan


Bidan berperan sangat penting dalam menjaga dan mengawasi ibu
hamil.Salah satu peran bidan adalah memberikan asuhan kebidanan selama
kehamilan, yang salah satunya adalah pemberian informasi mengenai
skrinning virus hepatitis b, dan bagaimana cara pencegahan dari ibu ke janin
bila ibu positif terinveksi virus hepatitis B tersebut. Sehingga ibu hamil yang
terkena virus hepatitis b dapat di deteksi lebih awal dan dapat ditangani
dengan baik, dan menjadikan persentase penularan dari ibu ke bayi lebih
kecil.9

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


18

2.4 Penelitian Terkait


Table 2.1 Penelitian Terkait

Nama Desain
No Judul Penelitian Hasil Penelitian
Peneliti Penelitian
Hubungan Antara
Tingkat Pengetahuan
Siswa Terhadap Hasil Penelitian Menunjukan Tidak
Penyakit Hepatitis A Terdapat Hubungan Bermakna
Septi
1 Dengan Tingkat Risiko Kuantitatif Antara Tingkat Pengetahuan Siswa
Kurniasih
Penyakit Hepatitis A SMAN 4 Depok Mengenai
Di SMAN 4 Depok, Penyakit Hepatitis A20
Kota DepokTahun
2012
Hubungan
Pengetahuan, Sikap,
Dan Praktik
Terdapat Hubungan Antara
Pencegahan Hepatitis Aniko Prestia
2 Kuantitatif Pengetahuan Dengan Kejadian
A Dengan Kejadian Sakti
Hepatitis A21
Hepatitis A Pada
Siswa Sman 4 Depok
Tahun 2013
Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan
Hasil Penelitian Menunjukan
Praktik Deteksi Dini
Terdapat Hubungan Antara
Ibu Hamil Resiko Sri Budi
3 Kuantiatif Pengetahuan Dengan Praktik
Tinggi Oleh Bidan Di Utami
Deteksi Dini Pada Ibu Hamil
Kabupaten
Resiko Tinggi
Banjarnegara Tahun
2011.
Pengetahuan Ibu
Hasil Dari Penelitian Ini
Hamil Tentang
Didapatkan Bahwa Pengetahuan
Kehamilan Resiko Luthfi
4 Kuantitatif Berbanding Lurus Dengan Umur,
Tinggi Di Puskesmas Lathifah
Dan Semakin Muda Umur Ibu
Kasihan Ii Bantul
Semakin Tinggi Pengetahuannya
Tahun 2018
Hasil Dari Penelitian Ini Adalah
Pengaruh Pengetahuan
Terdapat Pengaruh Antara
Ibu Hamil Trimester I
Pengetahuan Ibu Hamil Trimester I
Tentang Deteksi Dini
Ninik Dan II Tentang Deteksi Dini
5 Komplikasi Kuantitatif
Suhartini Komplikasi Kehamilan Dengan
Komplikasi Kehamilan
Keteraturan ANC Di Wilayah
Dengan Keteraturan
Kerja Puskesmas Kecamatan
ANC Tahun 2013
Badas Kabupaten Kediri
Hubungan
Pengetahuan Dan
Sikap Ibu Dengan Hasil Dari Penelitian Tersebut
Pemberian Imunisasi didapatkan, Adanya Hubungan
6 Hepatitis B 0-7 Hari Wahyu Sifa Kuantitatif Yang Bermakna Antara
Diwilayah Kerja Pengetahuan Dengan Pemberian
Puskesmas Bakongan Imunisasi HB 0-7 Hari.
Timur Kabupaten
Aceh Selatan Tahun

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


19

2013
Kejadian Infeksi
Hepatitis B Pada Bayi
Dan Anak Yang Pada penelitian ini penularan
Dilahirkan Oleh Ibu infeksi hepatitis B pada bayi yang
7 Nasir Ahmad Kuantitatif
Dengan Hbsag Positif dilahirkan dari ibu HBsAg positif
Di Kabupaten yaitu 0%
Magelang Jawa
Tengah Tahun 2016

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


20

2.5 Kerangka Teori

Faktor Internal
1. Umur
2. Paritas
3. Pekerjaan
4. Pendidikan Pengetahuan
Ibu Hamil

Faktor Eksternal
1. Sosial ekonomi
2. Sumber informasi
3. Peran tenaga
kesehatan.

Bagan 2.1 Kerangka teori Notoatmodjo (2012)


Sumber lain: Luthfi Lathifah 2018, Sri Budi Utami 2011

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


21

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian


Penelitian kuantitatif ini menggunakan desain Deskriptif Analaitik
dengan pendekatan crosss sectional. Penelitian kuantitatif merupakan
penelitian untuk mengolah data yang berbentuk angka sebagai hasil
pengukuran.22
Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetaui Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hepatitis B Pada Ibu
Hamil.

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian


Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret-April 2019. Penelitian
dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing.

3.3 Kerangka Konsep


Kerangka konsep adalah model pendahuluan masalah penelitian dari
hubungan variable-variabel yang diteliti.22
Variable Independen Variable Dependen

1. Umur
2. Paritas
3. Pendidikan Pengetahuan Ibu Hamil
4. Pekerjaan Tentang Hepatitis B pada Ibu
5. Sosial ekonomi Hamil
6. Sumber Informasi
7. Peran tenaga kesehatan

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

21 Poltekkes kemenkes Jakarta III


22

3.4 Hipotesis
a) Terdapat hubungan antara Umur dengan pengetahuan ibu tentang hepatitis
B pada ibu hamil.
b) Terdapat hubungan antara Paritas dengan pengetahuan ibu tentang
hepatitis B pada ibu hamil.
c) Terdapat hubungan antara Pendidikan dengan pengetahuan ibu tentang
hepatitis B pada ibu hamil.
d) Terdapat hubungan antara Pekerjaan dengan pengetahuan ibu tentang
hepatitis B pada ibu hamil.
e) Terdapat hubungan antara Sumber Informasi dengan pengetahuan ibu
tentang hepatitis B pada ibu hamil.
f) Terdapat hubungan antara Sosial ekonomi dengan pengetahuan ibu tentang
hepatitis B pada ibu hamil.
g) Terdapat hubungan Pengaruh Tenaga Kesehatan dengan pengetahuan ibu
tentang hepatitis B pada ibu hamil.
23

3.5 Definisi Operational


Definisi operasional adalah batasan pengertian yang menjadi pedoman
dalam melakukan penelitian23. Adapun definisi operasional dari variabel yang
akan diukur dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

ALAT CARA
VARIABEL DEFINISI UKUR UKUR HASIL UKUR SKALA
1 kurang bila
Segala sesuatu yang pengetahuan
Pengetahuan
diketahui dan <mean
ibu mengenai Kuesioner Wawancara Ordinal
dipahami ibu 2 baik bila
hepatitis B
mengenai hepatitis B pengetahuan
≥mean
Peran tenaga
Peran Tenaga kesehatan dalam 1. Kurang <median
Kuesioner Wawancara Ordinal
Kesehatan memberikan informasi 2. Baik ≥median
yang bersangkutan
1 Non Reproduktif
Dinyatakan dalam (<20 tahun dan >
Usia tahun berdasarkan Kuesioner Wawancara 35 tahun) Ordinal
ulang tahun terakhir 2 Reproduktif (20-35
tahun)
Keadaan melahirkan
1. Primigravida
Paritas anak baik hidup Kuesioner Wawancara Ordinal
2. Multigravida
ataupun mati
Jenjang pendidikan 1. Pendidikan rendah
formal yang ditempuh (<SMA)
Pendidikan ibu Kuesioner Wawancara Ordinal
oleh ibu sampai 2. Pendidikan Tinggi
mendapatkan Ijazah (≥SMA)
Jenis kegiatan yang
dilakukan sehari-hari 1. Tidak bekerja
Pekerjaan ibu Kuesioner Wawancara Nominal
oleh ibu untuk 2. Bekerja
menghasilkan uang
Didasarkan pada
pendapatan yaitu
segala bentuk
penghasilan yang
1. Pendapatan rendah
diterima oleh keluarga
Sosial <UMR
dalam bentuk rupiah Kuesioner Wawancara Ordinal
Ekonomi 2. Pendapatan tinggi
yang diterima setiap
≥UMR
bulannya
UMP DKI Jakarta
2019
Rp 3.940.972
Sumber ibu
mendapatkan
informasi mengenai
Sumber 1. Non Nakes
HepatitisB yang bisa Kuesioner Wawancara Nominal
Informasi 2. Nakes
di dapat dari tenaga
kesehatan, dan juga
non tenaga kesehatan .
24

3.6 Populasi Dan Sample


3.6.1.Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek yang akan diteliti.24 Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang sedang memeriksakan
kehamilannya di Puskesmas Kecamatan Cilincing.

3.6.2.Sample
Sampel merupakan bagian dari populasi yang diambil dari keseluruhan obyek
penelitian yang dijadikan bahan penelitian dimana bagian tersebut mewakili
dari seluruh populasi.24
a. Kriteria Inklusi
Ibu hamil yang melakukan pemeriksaan hamil di Puskesmas Kecamatan
Cilincing dan bersedia menjadi responden.
b. Kriteria Ekslusi
Ibu Hamil hamil yang tidak melakukan pemeriksaan ANC di Puskesmas
Kecamatan Cilincing.

3.6.3. Besar Sample Penelitian


Besar sampel yang menjadi objek penelitian dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :

𝑧1− 2 𝑃 𝑃 𝑧1−𝛽 𝑃1 𝑃1 𝑃2 𝑃2 ²
n=
Keterangan : 𝑃1 𝑃2 ²

𝑧 : Nilai Z pada derajat kemaknaan, derajat kemaknaan yang


digunakan adalah 95% = 1.96

𝑧 : Nilai Z pada kekuatan uji power, kekuatan uji yang digunakan


adalah 95 % = 1.64

P : Proporsi Total
25

P1 : Proporsi ibu hamil dengan pengetahuan tinggi mengenai


Hepatitis B 36%

P2 : Proporsi ibu hamil dengan pengetahuan rendah mengenai


Hepatitis B 64%

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan uji hipotesis tersebut, sample


minimal 70 sample. yang kemudian dikalikan 2 sehingga total keseluruhan
sampel yang dibutuhkan adalah 140 orang.

3.6.4.Teknik Pengambilan Sample


Teknik pengambilan sampel merupakan cara-cara yang ditempuh dalam
pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang benar-benar sesuai dengan
keseluruhan subyek penelitian.24 Teknik pengambilan sampel yang akan
digunakan pada penelitian adalah pengambilan sampel secara aksidental
(accidental sampling) ini dilakukan dengan mengambil kasus atau responden
yang kebetulan ada atau tersedia di suatu tempat sesuai dengan konteks
penelitian

3.7 Alat Dan Teknik Pengumpulan Data


3.7.1 Alat Pengumpul Data
Alat yang digunakan untuk mengukur nilai variable yang diteliti dan
mengumpulkan data-data selama penelitian dilakukan, data yang diambil
adalah data primer yang di dapatkan melalui kuisioner oleh peneliti Halim
Abdul yang dimodifikasi oleh peneliti. Kuesioner terdiri dari beberapa
bagian karakteristik responden yaitu umur ibu, pendidikan, status
pekerjaan dan paritas. Instrumen yang digunakan dalam pengambilan data
primer pada penelitian ini dengan menggunakan kuesioner tentang
pengetahuan yang berisi 14 pertanyaan dan kuisioner tentang peran tenaga
kesehatan sebanyak 13 pertanyaan. langkah awal yang dilakukan adalah
menentukan populasi yang akan diteliti, yaitu ibu hamil yang melakukan
ANC di Puskesmas Kecamatan Cilincing.
26

3.7.2 Teknik Pengumpulan Data


Tehnik pengumpulan data diawali dengan penulis menerima perizinan
penelitian dari Poltekkes, PTSP, Sudinkes, dan Puskesmas. Kemudian
setelah mendapatkan izin, peneliti memberikan penjelasan tentang tujuan
penelitian yang terdapat dalam PSP serta mengisi informed consent.
Responden diminta mengisi kuisioner selama 5-10 menit. Setelah itu
peneliti mengumpulkan dan mengolah data.
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan data primer yang
didapatkan melalui kuisioner yang disadur oleh penulis dari peneliti Halim
Abdul tahun 2010.
a. Data karakteristik responden yang terdiri dari nama, umur, paritas,
pendidikan formal ibu, pekerjaan, social ekonomi, sumber informassi
dan peran tenaga kesehatan yang mempengaruhi pengetahuan ibu.
b. Data pengetahuan responden mengenai hepatitis B dari kuisioner, yaitu
responden diminta untuk memilih jawaban yang benar menurut
responden.

3.8 Uji Validitas Dan Reliabilitas


Kualitas pengumpulan data sangat ditentukan oleh kualitas instrumen atau alat
pengumpul data yang digunakan. Kuisioner yang digunakan sebagai alat ukur
dalam penelitian memerlukan uji instrumen yang meliputi uji validitas dan
reabilitas terlebih dahulu sebelum digunakan. Suatu instrumen penelitian
dikatakan berkualitas dan dapat dipertanggung jawabkan jika sudah terbukti
validitas dan reliabilitasnya.25
3.8.1 Uji Validitas
Konsep validitas tes dapat dibedakan atas tiga macam yaitu validitas isi
(content validity), validitas konstruk (construct validity), dan validitas empiris
atau validitas kriteria. Untuk mengetahui apakah kuesioner yang telah disusun
mampu mengukur apa yang hendak diukur, maka perlu diuji dengan uji korelasi
antara skor (nilai) tiap-tiap item (pertanyaan) dengan skor total kuesioner
tersebut. Apabila kuesioner tersebut telah memiliki validitas konstruk maka
27

item (pertanyaan) yang ada di dalam kuesioner itu mengukur variabel yang
akan diukur. Pertanyaan-pertanyaan tersebut diberikan kepada kelompok
responden sebagai sasaran uji coba.
Agar diperoleh distribusi nilai hasil pengukuran mendekati normal
maka sebaiknya jumlah responden untuk uji coba paling sedikit 20 orang.21
Uji valid dilakukan kepada 20 responden yaitu ibu hamil yang
memeriksakan kehamilannya di Puskesmas Kecamatan Cilincing, Jakarta
Utara. Dalam penelitian ini uji validitas yang digunakan adalah metode
product moment yaitu dengan rumus:

𝑟𝑥𝑦= 𝑁Σ𝑋𝑌−(Σ𝑋)(Σ𝑌)
√((𝑁Σ𝑋2−(Σ𝑋)2)(𝑁Σ𝑌2−(Σ𝑌2))
Keterangan:
𝑟𝑥𝑦 : koefisien korelasi setiap item dengan skor total
Σ𝑋 : jumlah skor item
Σ𝑌 : jumlah skor total
𝑋𝑌 : Skor pertanyaan dikalikan skor total
𝑁 : jumlah responden
Keputusan uji bila r hitung ≥ r tabel artinya valid, bila r hitung ≤ r
tabel artinya tidak valid.21

3.8.2 Reliabilitas
Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner. Suatu tes
dikatakan reliabel jika selalu memberikan hasil yang sama bila diteskan pada
kelompok yang sama pada waktu atau kesempatan yang berbeda.
Reliabilitas dibedakan atas dua macam, yaitu reliabilitas konsistensi
tanggapan, dan reliabilitas konsistensi gabungan butir21
Dalam penelitian ini pengukuran reliabilitas angket dilakukan
menggunakan koefisien reliabilitas alpha dari Cronbach. Kriteria besarnya
koefisien reliabilitas adalah
0,80 < r11 ≤ 1,00 : reliabilitas sangat tinggi
0,60 < r11 ≤ 0,80 : reliabilitas tinggi
28

0,40 < r11 ≤ 0,60 : reliabilitas cukup


0,20 < r11 ≤ 0,40 : reliabilitas rendah
0,00 < r11 ≤ 0,20 : reliabilitas sangat rendah
Rumus:

Keterangan:
CA = Reliabilitas instrument (nilai alpha)
K = banyaknya butir pertanyaan
Σ𝜎2𝑏 = jumlah varian butir
𝜎21 = varian total
Uji signifikansi dilakukan pada taraf signifikasi 0,05, artinya
instrument dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari r kritis.

Tabel 3.1 Uji Vaiditas dan Realibilitas


Tidak
Variabel No Soal Valid Realibilitas
Valid
Pengetahuan 1-14 √ 0,962
Peran 1,2,3,4,5,6,7,8,9,11,12,13,14 √
Tenaga 0,915
10 √
Kesehatan

Dari 28 pertanaan yang terdapat di dalam kuisioner, terdapat 1 pertanyaan


yang nilainya berada di bawah r table, maka nomor tersebut di drop out dan
di hasilkan 27 pertanyaan.
29

3.9 Etika Penelitian


Etika merupakan studi dalam menentukan tindakan yang paling
diterima secara moral. Penelitian ini telah melalui kaji etik dari komisi etik
Poltekkes Kemenkes Jakarta 3, dengan surat keterangan persetujuan etik
nomor: KEPK-PKKJ3/152/IV/2019. Prinsip dasar etika menurut Komisi
Riset UI dan WHO26 antara lain:
a. Menghormati Harkat Dan Martabat Manusia (respect for human
dignity)
Peneliti mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan
informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta
memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk
berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy). Beberapa tindakan
yang terkait dengan prinsip menghormati harkat dan martabat manusia,
adalah: peneliti mempersiapkan formulir persetujuan subyek (informed
consent).
b. Menghormati Privasi Subjek Penelitian (respect for privacy and
convidentiality)
Peneliti menjamin bahwa informasi responden yang berupa identitas
akan terjaga kerahasiaan dan anonimitasnya. Peneliti menggunakan
koding (inisial atau identification number) sebagai pengganti identitas
responden
c. Keadilan Dan Inklusifitas (respect for justice and inclusiveness)
Penelitian dilakukan secara jujur, hati-hati, professional,
berperikemanusiaan, dan memperhatikan faktor-faktor ketepatan,
keseksamaan, kecermatan, intimitas, psikologis serta perasaan religius
subyek penelitian. Peneliti mempertimbangkan aspek keadilan dan hak
responden untuk mendapatkan perlakuan yang sama sebelum, selama, dan
sesudah riset dilakukan.
d. Memperhitungkan Manfaat Dan Kerugian (balancing harm and
benefits)
Peneliti melaksanakan penelitian sesuai dengan prosedur penelitian
guna mendapatkan hasil yang bermanfaat semaksimal mungkin bagi
30

subyek penelitian. Peneliti meminimalisasi dampak yang merugikan bagi


responden (nonmaleficence).
3.10 Pengolahan Data
Menurut Hidayat (2009), pengolahan data melalui langkah-langkah
sebagai berikut:
a. Editing
Pada tahap ini peneliti melakukan pemeriksaan semua kuesioner secara
teliti apakah semua pertanyaan telah terisi atau dijawab oleh
responden, seperti memeriksa kesesuaian jawaban apakah data sudah
cukup konsisten atau logis.Data yang sudah masuk dalam penelitian ini
akan dilakukan pengeditan dan pengoreksian kembali sehingga jika
terdapat kesalahan dapat diketahui dan diperbaiki.
b. Coding
Pada tahap ini peneliti memberi kode secara berurutan dalam kategori
yang sama pada masing-masing lembaran yang diberikan pada
responden sehingga memudahkan pengolahan data
c. Tabulating
Pada tahap ini kegiatan yang penelitilakukan adalah mengelompokkan
responden berdasarkan kategori yang telah dibuat untuk tiap-tiap sub
variabel yang diukur dan selanjutnya dimasukkan kedalam table
distribusi frekuensi sesuai dengan variabel yang diteliti.

3.11 Analisis Data


3.11.1 Analisis Univariat
Analisis Univariat adalah seluruh variable yang akan digunakan dalam
analisa ditampilkan dalam distribusi frekuensi. Analisa Univariat untuk
melihat distribusi frekuensi dari masing-masing variable independen dan
dependen.
Analisa data secara univariat menggunakan rumus sebagai berikut :
P = F / n x 100% (Notoadmojo, 2009)
Keterangan :
31

P = Presentase
F = Jumlah data yang di dapat
n = Jumlah sampel
Dihitung menggunakan program computer.

3.11.2 Analisa Bivariat


Analisa bivariat adalah tekhnik analisa yang dilakukan terhadap dua
variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010).
Analisis bivariat ini dilakukan untuk mengetahui cross tabulation dengan
menggunakan program SPSS (Statistical Package for Social Science).
Analisis hubungan akan dilakukan menggunakan tabulasi silang dan uji
statistik Chi Square. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kemaknaan
hubungan dan kuatnya hubungan dari setiap variabel penelitian. Pengujian
hipotesis diuji adalah Ho dengan menggunakan uji chi square dengan
tingkat kemaknaan alfa=0,05. Kemudian untuk mengetahui kuatnya
pengaruh dengan menggunakan Uji Phi. Dengan interpretasi sebagai
berikut:
1 Jika p ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima
2 Jika p > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak
Bila hasil uji terdapat hubungan positif (bermakna) maka dilanjutkan
dengan uji Phi untuk mengetahui kuatnya hubungan kemaknaan tersebut.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Tempat Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Kecamatan Cilincing kota Jakarta
Utara, yang memiliki luas 3.969,96 Ha,terbagi dalam 7 kelurahan,88 RW,1021
RT,dengan total 377.036 jiwa, dengan kepasatan penduduk 1,05 jiwa/km2..
dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
a. Sebelah Utara : Laut Jawa dan Kabupaten Administrasi
kepulauan Seribu.
b. Sebelah Selatan : Kecamata Cakung.
c. Sebelah Barat : Kecamata Koja & Kelapa Gading.
d. Sebelah Timur : Kota Administrasi Bekasi.
Pada tahun 2018 terdapat jumlah 8.854 ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya di Puskesmas Kecamatan Cilincing dengan julah kunjungan ibu
hamil beresiko tinggi sebanyak 693 ibu. dalam tahun 2018 ada sebanyak 4.525
ibu hamil yang melakukan deteksi dini hepatitis B pada kehamilan.

4.2 Keterbatasan Penelitian


Penelitian ini telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah, namun
masih terdapat keterbatasan yaitu Penelitian ini dilakukan di tempat yang
kurang kondusif karena dilakukan di tempat tunggu pelayanan antenatal care.
sehingga kurang kondusifnya tempat dan dapat mempengaruhi konsentrasi
klien. Kemudian pengumpulan data yang menggunakan kuisioner yang diisi
responden bersifat subyektif, sehingga kebenaran dari data sangat tergantung
atas kejujuran responden tersebut dalam mengisi kuisioner.

32
33

4.3 Hasil Penelitian


4.3.1 Analisis Univariat
Berdasarkan dari tujuan dilakukannya Analisis Univariat adalah untuk
mendeskripsikanmasing-masing variable yang ditliti.bentuknya tergantung
dari jenis datanya. Pada analsisis uni variat berikut akan ditampilkan hasil
distribusi frekuensi dari masing-masing variable, baik variable dependen
dan variabl independen.
Tabel 4.1
Hasil Analisis Uni variat Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hepatitis B Pada Ibu Hamil
No Variabel Frekuensi(140) Persentase (%)
1 Pengetahuan
Kurang 93 66,4
Baik 47 33,6
2 Usia
Non Reprodukif 33 23,6
Reproduktif 107 76,4
3 Paritas
Primigravida 36 25,7
Multigravida 104 74,3
4 Pendidikan ibu
Rendah 59 42,1
Tinggi 81 57,9
5 Pekerjaan ibu
Tidak bekerja 110 78,6
Bekerja 30 21,4
6 Sumber Informasi
NonNakes 7 5,0
Nakes 133 95,0
7 Sosial Ekonomi
Pendapatan rendah 62 44,3
Pendapaan tinggi 78 55,7
8 Peran Nakes
Kurang 49 35,0
Baik 91 65,0

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


34

Berdasarkan data pada Tabel 4.1 dapat dilihat dari 140 responden
ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Cilincing, terdapat 93 responden
(66.4%) memiliki pengetahuan tentang hepatitis B pada kehamilan yang
kurang.
Pada variable pengetahuan ibu hamil tenang Hepatitis B pada
kehamilan, pengkategorian pengetahuan ibu hamil mengacu pada
distribusi data. Distribusi data pengetahuan ibu hamil tentang hepatitis B
termasuk dalam distribusi normal, sehingga untuk mengkategorikannya
menggunakan nilai rata-rata 9. Dari 140 ibu hamil , 93 ibu hamil
(66.4%)memiliki pengetahuan kurang mengenai Hepatitis B pada
kehamilan.
Pengkategorian peran tenaga kesehatan juga mengacu pada
distribusi data, distribusi data tentang peran tenaga kesehatan termasuk
dalam distribusi yang tidak normal,sehingga penulis menggunakan nilai
median 10. Dari 140 ibu hamil terdapat peran tenaga kesehatan kurang
sebanyak 49 orang (35%).
Berdasarkan hasil analisis pada tabel 4.1 dari 140 responden
sebanyak 33 responden (23.6%) memiliki umur yang tidak reproduktif,
paritas dengan primgravida sebanyak 36 orang dengan (25.7%),
pendidikan ibu yang rendah 59 reponden (42.1%), ibu yang tidak bekerja
sebanyak 110 respondn (78.%),mendapatkan sumber informasi yang
bukan berasal dari Tenaga kesehatan sebanyak7 responden (5%), dan ibu
dengan pendapatan keluarga rendah dibawah UMR DKI Jakarta sebanyak
62 responden (44.3%).

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


35

Tabel 4.2
Hasil Analisis Uni variat Pertanyaan dalam Kuisioner Pengetahuan
No Variabel F Percen
(140) (%)
1 Hepatitis B merupakan penyakit yang menyerang organ hati
Kurang 20 14,3
Baik 120 85,7
2 Hepatitis B ditularkan dari ibu ke janin dalam masa kehamilan
Kurang 21 15,0
Baik 119 85,0
3 Pemeriksaan Hepatitis B penting untuk ibu hamil
Kurang 11 7,9
Baik 129 92,1
4 Hepatitis B ditularkan melalui makanan yang tercemar
Kurang 76 54,3
Baik 64 45,7
5 Ibu dengan hepatitis B positif tidak boleh menyusui anaknya
Kurang 76 54,3
Baik 64 45,7
6 Pasien dengan Hepatitis B positif mnunjukkan gejala mata,
wajah dan telapak tangan kuning
Kurang 35 25,0
Baik 105 75,0
7 Hepatitisi B di tularkan melalui hubunan sexual
Kurang 78 55,7
Baik 62 44,3
8 Hepatitis B di tularkan melalui ASI
Kurang 80 57,1
Baik 60 42,9
9 Bayi yang lahir dari ibu hepatitis b positif dapat dicegah
penularannya dengan pemberian HbIg
Kurang 24 17,1
Baik 116 82,9
10 Ibu hamil dengan hepatitis B positif harus melahirkan dengan
cara Caesar
Kurang 61 43,6
Baik 79 56,4
11 Hepatitiis B adalah ppenyakit keturunan
Kurang 61 34,6
Baik 79 56,4
12 Imunisasi Hb-0 dapat dlakukan saat usia 0-7 hari
Kurang 22 15,7
Baik 118 84,3
13 Hepatitis B dapat menyebabkan keguguran
Kurang 64 45,7
Baik 76 54,3
14 Hepatitis B ditularkan melalui penggunaan alat atau barang
bersama
Kurang 64 45,7
Baik 76 54,3

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


36

Tabel 4.3
Hasil Analisis Uni variat Pertanyaan dalam Peran Tenaga Kesehatan

No Variabel F Persen
(140) (%)
1 Petugas kesehatan menyarankan ibu untuk melakukan
pemeriksaan Hepatitis B
Kurang 13 9,3
Baik 127 90,7
2 Petugas kesehatan menanyakan riwayat penyakit yang pernah
ibu derita
Kurang 18 12,9
Baik 122 87,1
3 Petugas kesehatan menanyakan riwayat penyakit yang
diderita pada kehamilan sekarang
Kurang 16 11,4
Baik 124 88,6
4 Petugas kesehatan menanyakan riwayat kesehatan keluarga
ibu
Kurang 38 27,1
Baik 102 72,9
5 Petugas kesehatan memberikan penjelasan pentingnya
melakukan pemeriksaan hepatitis B kepada ibu
Kurang 47 33,6
Baik 93 66,4
6 Petugas kesehatan selelu menjawab pertanyaan yang ibu
berikan
Kurang 45 32,1
Baik 95 67,9
7 Petugas kesehatan memberitahukan hasil laboratotium
skrining hepatitis B kepada ibu
Kurang 32 22,9
Baik 108 77,1
8 Petugas kesehataan memberikan penjelasan tenang tujuan
pemeriksaan Hepatitis B
Kurang 39 27,9
Baik 101 72,1
9 Penjelasan dari tenaga kesehatan sudah cukup untuk
memberikan keyakinan untuk dilakukan pemeriksaan kepada
ibu
Kurang 34 24,3
Baik 106 75,7
10 Petugas kesehatan menjelaskan bahayanya tidak melakukan
pemeriksaan hepatitis B
Kurang 39 27,9
Baik 101 70,9
11 Petugas kesehatan menjelaskan keuntungan melakukan
pemeriksaan hepatitis B
Kurang 41 29,1
Baik 99 70,7
12 Petugas kesehatan menjelaskan pengertian mengenai Hepatitis
B
Kurang 34 24,3
Baik 106 75,7
13 Petugas kesehatan menjelaskan cara mencegah penularan
hepatitis B
Kurang 30 21,4
Baik 110 78,6

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


37

Berdasarkan pertanyaan mengenai pengetahuan ibu tersebut


didapatkan hasil bahwa ibu memiliki pengetahuan yang kurang pada
pertanyaan nomor 4 dengan frekuensi 76 (54,3%), 5 dengan frekuensi 76
(54,3%) ,7 dengan frekuensi 78 (55,7%), dan 8 dengan frekuensi 80
(57,1%) yaitu pada cara penularan Hepatitis B.
Sedangkan pada pertanyaan peran tenaga kesehatan didapatkan
peran tenaga yang baik lebih mendominasi dibandingkan peran tenaga
yang kurang. sehingga alangkah baiknya jika tenaga kesehatan
memberikan penyuluhan lebih sering mengenai cara penularan hepatitis B
antar individu dan ibu dengan hepatitis masih diperbolehkan menyusui
bayinya.
Alasan lainnya mengapa ibu bisa terkena hepatitis B walaupun
sudah dilakukan imunisasi hepatitis B secara lengkap saat bayi adalah
karena imunisasi tersebut hanya mampu bertahan dalam diri manusia
selama kurun waktu 20-30 tahun, setelah itu imun tersebut dapat berangsur
berkurang seiring berjalannya waktu. oleh sebab itu alangkah baiknya tiap
individu melakukan imunisasi booster hepatitis B jika umurnya sudah di
atas 20 tahun.27

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


38

4.3.2 Analisis Bivariat


Tabel 4.4
Hasil Analisis Bivariat Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan
Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hepatitis B Pada Ibu Hamil
Pengetahuan Ibu OR
No Variabel Total p
Tntang Hepatitis B (95%CI)
Baik Kurang
n % n % n %
1 Usia
Non Reprodukif 22 66,7 11 33,3 33 100
1,00
Reproduktif 71 66,4 36 33,6 107 100
2 Paritas
Primigravida 28 77.8 8 22.2 36 100 0,142
Multigravida 65 62.5 39 37.5 104 100
3 Pendidikan ibu
Rendah 46 78 13 22 59 100 2,56
0,022
Tinggi 47 58 34 42 81 100 (1,20-5,45)
4 Pekerjaan ibu
Tidak bekerja 81 73.6 29 26.4 110 100 4,2
0,001
Bekerja 12 26.4 18 60 30 100 (1,8-9,7)
5 Sumber Informasi
NonNakes 76 73.1 28 26.9 104 100 3,03
0,009
Nakes 17 47.2 19 52.8 36 100 (1,39-6,54)
6 Sosial Ekonomi
Pendapatan
46 74.2 16 25.8 62 100
rendah 0,12
Pendapaan tinggi 47 60.3 31 39.7 78 100
7 Peran Nakes
Kurang 48 90.6 5 9.4 53 100 8,9
0,00
Baik 45 51.7 42 48.3 87 100 (3,2-24,6)

Berdasarkan hasil analisis hubungan Usia dengan Pengetahuan Ibu


Hamil tentang Hepatitis B pada kehamilan, diperoleh hasil bahwa dari 93
ibu hamil dengan pengetahuan kurang, sebanyak 22 (66,7%) usia Non
Reproduktif dan sisanya 71 (66.4%) responden dengan usia Reproduktif.
Hasil uji statistic menunjukan p value=1,0 maka dapat disimpulkan tidak
terdapatnya hubungan yang bermakna antara usia dengan pengetahuan ibu
hamil tentang Hepatitis B pada ibu hamil.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


39

Dari 93 ibu hamil dengan pengetahuan kurang, sebanyak 28


(77.8%) ibu adalah primigravida dan 65 (62.5%) adalah ibu
multigravida. Hasil uji statistic menunjukan p value=0.14, maka dapat
disimpulkan tidak terdapatnya hubungan yang bermakna antara paritas
dengan pengetahuan ibu hamil tentang Hepatitis B pada ibu hamil.
Dari 93 ibu yang memiliki pengetahuan kurang, sebanyak 46
(78%) responden memiliki jenjang pendidikan rendah, dan sebanyak 13
(22%) memiliki jenjang pendidikan tinggi. Hasil uji statisti
menunjukkan p value= 0.022 maka dapat disimpulkan bahwa adanya
hubungan yang signifikan antara pendidikn dengan pengetahuan ibu
hamil tentang hepatitis b pada ibu hamil dan OR= 2,56 dan 95% CI=
1.20-5.45 maka ibu dengan pendidikan rendah, beresiko 2,56 kali lebih
besar memiliki pengetahuan rendah mengenai Hepatitis B pada
kehamilan.
Dari 93 ibu hamil memiliki pengetahuan kurang, dengan 81
(73.6%) ibu hamil tidak bekerja dan 12 (26.4%) ibu hamil bekerja.
Hasil uji staistik menunjukan p value= 0.001 2 maka dapat disimpulkan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pekerjaan ibu dengan
pengeahuan ibu hamil tentang hepatitis B pada ibu hamil dan nilai OR=
4,2 oleh sebab itu, ibu yang tidak bekerja memiliki resiko 4,2 kali lebih
besar memiliki pengetahuan rendah tentang hepatitis B pada kehamilan
dibandingkan dengan ibu yang bekerja.
Dari 93 ibu yang memiliki pengetahuan kurang terdapat 76
(73.1%) respoden yang mendapat sumber informasi yang berasal bukan
dari tenaga kesehatan dan 17 (47.2%) mendapat informasi dari tenaga
kesehaan.Hasil uji staistik menunjukan p value= 0.009 maka dapat
disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara sumber
informasi ibu dengan pengetahuan ibu hamil tentang hepatitis B pada ibu
hamil dan nilai OR= 3.03 maka ibu yang mendapatkan sumber
pengetahuan yang bukan dari tenaga kesehatan beresiko memiliki
pengetahuan 3,03 kali lebih rendah mengenai pengetahuan hepatitis B

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


40

dalam kehamilan dibandingkan dengan ibu yang mendapatkan


pengetahuan yang berasal dari tenaga kesehatan.
Dari 93 ibu hamil dengan pengetahuan kurang, sebanyak 46
(74.2%) ibu berpenghasilan rendah dan 47 (60.3%) berpenghasilan
tinggi. Hasil uji statistic menunjukan p value=0.12, maka dapat
disimpulkan tidak terdapatnya hubungan yang bermakna antara social
ekonomi dengan pengetahuan ibu hamil tentang Hepatitis B pada ibu
hamil.
Dari 93 ibu yang memiliki pengetahuan kurang terdapat 48
(90.6%) ibu yang mendapat peran tenaga kesehatan yang kurang dan 45
(51,7%) yang mendapat peran tenaga kesehatan yang baik. Hasil uji
staistik menunjukan p value= 0.00 maka dapat disimpulkan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan antara sumber informasi ibu dengan
pengetahuan ibu hamil tentang hepatitis B pada ibu hamil dan nilai OR=
8.9 oleh sebab itu ibu yang mendapatkan peran tenaga kesehatan yang
kurang berisiko 8,9 kali lebih besar memiliki pengetahuan yang kurang
dibandingkan dengan ibu yang mendapatkan peran tenaga kesehatan
yang baik.

4.4 Pembahasan
4.4.1 Hubungan Usia dengan pengetahuan ibu tentang hepatitis B pada
ibu hamil
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan pengetahuan
ibu hail tentang hepatitis B dengan p =1,00; 95% CI =0,44-2,32 dan
OR 1,01. Hasil ini sejalan dengan penelitian sri Budi Utami28 yang
menyatakan tidak adanya hubungan antara usia dengan praktik
deteksi dini dengan p=0.64. Faktor umur kurang begitu berperan
terhadap pengetahuan ibu di duga karena factor umur lebih
berpengaruh terhadap aspek psikologis dan emosi dari seseorang.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


41

Hasil yang ditunjukan pada Tabel 4.1.2.1 menyatakan bahwa


sebagin besar responden tidak berada di usia reproduksi yang baik.
umur ibu sangat menentukan kesehatan mental dan berkaitan dengan
kondisi kehamilan, persalinan dan nifas. pada usia non reproduksi.
usia akan mempengaruhi dalam seseorang berprilaku. dalam teori
pengetahuan, pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting unuk terbentuknya tindakan seseorang. Menurut teori
Notoadmojo menyatakan bahwa pengetahuan didapatkan dari
pengalaman, dan usia yang semakin tua akan mengurangi
produktifitas daya ingat. Berdasarkan penelitian Internasional Katri
VehviläinenJulkunen, and Päivi Kankkunenmenyatakan bahwa
penting bagi penyedia layanan kesehatan untuk menyadari perasaan
dan pengalaman yang berbeda dari wanita hamil yang lebih tua untuk
memenuhi kebutuhan individu mereka dalam pelayanan bersalin.29
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan Teori Green (1980)
bahwa faktor sosiodemografi dalam hal ini umur berpengaruh
terhadap perbedaan dalam perilaku kesehatan. Hal ini juga bisa
kemungkinan karena terkait dengan pengetahuan,30 dimana secara
psikologis seharusnya usia dewasa yang lebih tua lebih banyak
melakukan tindakan pencegahan karena merasa lebih rentan terhadap
masalah kesehatan tertentu.31
Tetapi jika ibu mempunyai pengetahuan yang kurang tentang
Hepatitis B,sangatlah penting untuk memberikan pendidikan
kesehatan/pengetahuan (dalam hal ini tentang kesehatan deteksi dini
hepatitis B dalam kehamilan) pada ibu hamil yang memeriksakan
dirinya di fasilitas keshatan agar ibu lebih memahami mengapa setiap
ibu hamil harus memeriksakan kesehatannya secara teratur dan untuk
menghindari penularan penyakit dari ibu ke janin.32

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


42

4.4.2 Hubungan Paritas dengan pengetahuan ibu tentang hepatitis B


pada ibu hamil
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa tidak terdapat
hubungan yang signifikan antara paritas dengan pengetahuan ibu
haiml tentang hepatitis B dengan p =0,142 ; 95% CI =087-5,06) dan
OR 2,1. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh reza
wahyu (2011) yang menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna
antara paritas dengan pengetahuan ibu hamil tentang hepatitis B.
Faktor umum kurang berpengaruhnya paritas dengan pengetahuan ibu
diduga karena factor paritas lebih berpengaruh terhadap aspek
kesiapan diri ibu dalam menjalani kehamilan.
Menurut prawodihardjo (2012) paritas adalah jumlah anak yang
pernah dilahirkan oleh ibu. Hasil yang di tunjukan dalam tabel
4.1.2.2 menyatakan bahwa responden yang memiliki pengetahuan
terendah berasal dari ibu primigravida 28 (77.8%)33. sedangkan
menurut Stedman, paritas adalah kehamilan yang menghasilkan janin
hidup atau mati, bukan jumlah janin yang dilahirkan.
Sedangkan menurut Enny Anggraeny menyebutkan bahwa
Kategori primigravidarum jika ibu sedang hamil untuk pertama
kalinya, dari 65 responden yang memiliki status primipara yang
memiliki pengetahuan baik sebanyak 21 responden (31.8%).
Sedangkan kategori multigravidarum jika ibu melahirkan pernah
hamil lebih dari 1 kali, dari 65 responden yang memiliki status
multipara dan memiliki pengetahuan baik sebanyak 44 responden
(66.7%), yang berarti ibu primi memiliki resiko lebih besar memiliki
pengetahuan yang kurang di banding ibu multipara.34

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


43

4.4.3 Hubungan Pendidikan dengan pengetahuan ibu tentang hepatitis


B pada ibu hamil
Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat penelitian ini terdapat
hubungan antara pendidikan dengan pengetahuan ibu tentang hepatitis
B pada kehamilan dengan p=0,02 ; 95%CI= 1,20-5,45 dan OR 2,56
yang berarti ibu dengan pendidikan rendah bersiko 2,56 kali memiliki
pengetahuan rendah tentang Hepatitis B dalam kehamilan.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Green (1980) bahwa faktor
sosiodemografi dalam hal ini pendidikan berpengaruh besar terhadap
perilaku kesehatan. terlebih jika ibu atau responden tersebut emiliki
pengetahuan tinggi.
Berdasarkan penelitian ini, dapat dipastikan bahwa ibu dengan
pendidikan tinggi, memiliki pengetahuan lebih baik dibanding dengan
ibu berpendidikan rendah. oleh karena itu, apabila tenaga kesehatan
khususnya yang bergerak dibidang promosi kesehatan lebih
memperbanyak memberikan penyuluhan atau pendidikan kesehatan
kepada ibu.
Penelitian oleh Rachman (2016) menunjukkan 11 (16,9%)
responden yang berpendidikan kurang dari SMA memiliki
pengetahuan rendah, berbeda dengan responden yang memiliki
pendidikan SMA keatas 34 (3,1%) yang memiliki pengetahuan baik.7
Menurut Latipun (2011) mengatakan bahwa pendidikan seseorang
akan mempengaruhi cara berfikir dan cara pandang terhadap diri dan
lingkungannya. Penelitian yang dilakukan reid dan Oliver (2007)
didapatkan bahwa yang mengalami depresi postpartum yaitu yang
berpendidikan SMA yang berpengaruh terhadap kurangnya informasi
yang didapat oleh responden.
Penelitian oleh Tungka (2014) menunjukkan bahwa 63 responden
dengan tingkat pendidikan rendah juga memiliki pengetahuan rendah

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


44

44 responden (69,8%) sedangkan dari 39 responden dengan tingkat


pendidikan rendah yang memiliki pengetahuan baik berjumlah 18
responden (46,2%). Penelitian yang sama dilakukan oleh Roza (2015)
diketahui bahwa dari 35 responden yang memiliki pendidikan rendah
sebanyak 29 (82,9%) yang memiliki pengetahuan kurang.
Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

4.4.4 Hubungan Pekerjaan dengan pengetahuan ibu tentang hepatitis


B pada ibu hamil
Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat penelitian ini terdapat
hubungan antara pekerjaan dengan pengetahuan ibu tentang hepatitis
B pada kehamilan dengan p=0,001 ; 95%CI= 1,8-9,7 dan OR 4,2
yang berarti ibu yang tidak bekerja bersiko 4,2 kali memiliki
pengetahuan rendah tentang Hepatitis B dalam kehamilan.
Hal ini sesuai dengan Alwi (2005) yang menyatakan bahwa
pengetahuan berhubungan dengan pekerjaan dimana secara umum
seseorang yang bekerja maka pengetahuannya akan tinggi karena
banyak mendapatkan informasi penting yang dapat menunjang
pengetahuannya.
Dalam penelitian Elisa (2014) status pekerjaan mempunyai
hubungan dengan tingkat pengetahuan ibu karena mayoritas
responden bekerja yaitu (92.9%) . status pekerjaan seorang ibu dapat
memepengaruhi lingkungan social dan lebih terbuka terhadap
informasi yang diterimanya dan akan memungkinkan mempunyai
informasi mengenai penyakit Hepaitis B maupun penyakit pada ibu
hamil lainnya, maka akan berbeda antara responden yang bekerja

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


45

mungkin lebih sering berinteraksi dengan banyak orang dibandingkan


dengan ibu yang tidak bekeja.
Dalam arti luas Pekerjaan adalah aktivitas utama yang dilakukan
oleh manusia. Dalam artisempit, istilah Pekerjaan adalah sesuatu yang
dilakukan oleh manusia untuk tujuan tertentuyang dilakukan dengan
cara yang baik dan benar.

4.4.5 Hubungan Sumber Informasi dengan pengetahuan ibu tentang


hepatitis B pada ibu hamil
Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat penelitian ini terdapat
hubungan antara sumber Informasi dengan pengetahuan ibu tentang
hepatitis B pada kehamilan dengan p=0,009 ; 95%CI= 1,39-6,64 dan
OR 3,03 yang berarti ibu yang mendapat informasi bukan dari tenaga
kesehatan bersiko 3,03 kali memiliki pengetahuan rendah tentang
Hepatitis B dalam kehamilan.
Sumber informasi menurut Nurcahyo dalam Nurhulaifa 2013
adalah data yang merupakan kenyataan yang menggambarkan suatu
kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian-kejadian (event)
adalah sesuatu yang terjadi pada saat terentu, kesatuan nyata (fact and
entity) berupa objek nyata seperti tempat, benda, dan orang yang
betul-betul ada dan terjadi.35
Penelitian lainnya adalah menyatakan bahwa sumber informasi
kesehatan tepercaya dapat mencakup penyedia layanan kesehatan,
anggota keluarga perempuan dan laki-laki, dan sumber Internet
lainnya, media sosial terpilih, dan televisi. Beberapa wanita
melaporkan lebih suka internet karena kurangnya jaringan pendukung
lokal yang didirikan. Perempuan menyoroti pentingnya memvalidasi
informasi kesehatan melalui pemeriksaan berbagai sumber untuk
konsistensi dan menyelesaikan informasi yang bertentangan. Ini
dikatakan dalam jurnal yang berjudul Knowladge of and attitudes
towards hepatitis B and its transmission from mother to child among

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


46

pregnant women in Guangdong Province, China, Zhenyang Han dkk


pada tahun 2017. yang artinya sumber informasi sangatlah penting
untuk memberikan pengetahuan yang benar kepada ibu.36

4.4.6 Hubungan Sosial Ekonomi dengan pengetahuan ibu tentang


hepatitis B pada ibu hamil
Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat penelitian ini tidak
terdapat hubungan antara sosialekonomi atau pendapatan ibu dengan
pengetahuan ibu tentang hepatitis B pada kehamilan dengan p=0,12;
95%CI= 0,1-,92 dan OR 1,98 yang berarti ibu yang memiliki social
ekonomi kurang bersiko 1,98 kali memiliki pengetahuan rendah
tentang Hepatitis B dalam kehamilan.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori Lawrence Green,
bahwa kemudahan akses, dalam hal ini keterjangkauan biaya adalah
merupakan faktor pemungkin untuk seseorang melakukan tindakan
kesehatan.
Dalam hal ini peneliti menyimpulkan bahwa pendapatan kelurga
bukanlah salah satu factor kurangnya pengetahuan ibu mengenai
hepatitis B pada kehamilan, karena bisa jadi ibu yang berpenghasilan
rendah tetapi memiliki koneksi lain untuk mendapatkan pengetahuan
bisa membuat ibu memiliki pengetahuan baik.

4.4.7 Hubungan Peran Tenaga Kesehatan dengan pengetahuan ibu


tentang hepatitis B pada ibu hamil
Berdasarkan hasil penelitian yang di dapat penelitian ini terdapat
hubungan antara Peran Tenaga Keehatan dengan pengetahuan ibu
tentang hepatitis B pada kehamilan dengan p=0,00; 95%CI= 3,2-24,6
dan OR 8,9 yang berarti ibu yang yang mendapatkan peran tenaga
kesehatan kurang bersiko 8,9 kali memiliki pengetahuan rendah
tentang Hepatitis B dalam kehamilan.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


47

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan


oleh Suhartini (2016) yang mengatakan pengetahuan ibu hamil dari
Trimester I,II,dan III mengenai Deteksi Dini Komplikasi Kehamilan
sangat terpengaruh dengan besarnya dukungan dari tenaga
kesehatan.37
Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian dari Era
Nurisa(2017), menyatakan bahwa variabel dukungan petugas
kesehatan mempengaruhi pengetahuan ibu.. Penelitian tersebut
menjelaskan bahwa petugas kesehatan mempunyai pengaruh yang
sangat besar dalam menyampaikan informasi yang benar dan tepat
mengenai kesehatan baik secara langsung maupun tidak langsung.38
Oleh karena itu lebih baik bila petugas kesehatan khususnya yang
berada dalam promosi kesehatan dapat memberikan penyuluhan
mengenai hepatitis B dalam kehamilan, agar dapat
meningkatkanpengetahuan ibu hamil mengenai Hepatitis B dalam
Kehamilan.39

4.4.8 Peran Bidan


Sebagai seorang tenaga kesehatan, bidan dapat melakuan promosi
kesehatan dengan melakukan penyuluhan tentang Hepatitis B dan
dapat mempromosikan kepada ibu untuk melakukan pemeriksaan
darah guna mencegah pnularan Hepatitisb B dari ibu ke bayinya.
Berdasarkan pertanyaan mengenai pengetahuan ibu tersebut
didapatkan hasil bahwa ibu memiliki pengetahuan yang kurang pada
pertanyaan nomor 4 dengan frekuensi 76 (54,3%), 5 dengan frekuensi
76 (54,3%) ,7 dengan frekuensi 78 (55,7%), dan 8 dengan frekuensi
80 (57,1%) yaitu pada cara penularan Hepatitis B.
Oleh Sebab itu, bidan sebagai tenaga kesehatan dapat melakukan
penyuluhan yang menitik beratkan pada cara-cara penularan Hepatitis
B, baik secara vertical maupun horizontal.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


48

Sedangkan pada pertanyaan peran tenaga kesehatan didapatkan


peran tenaga yang baik lebih mendominasi dibandingkan peran tenaga
yang kurang. sehingga alangkah baiknya jika tenaga kesehatan
memberikan penyuluhan lebih sering mengenai cara penularan
hepatitis B antar individu dan ibu dengan hepatitis masih
diperbolehkan menyusui bayinya.guna bagi seorang ibu yang
melakukan pemeriksaan darah adalah untuk mempersiapkan apabila
ibu tersebut memiliki hepatitis B reaktif maka anaknya akan diberikan
vaksin HbIg.40

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukanoleh peneliti mengenai factor-
faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu hamil tentang hepatits B
pada ibu hamil terhadap 140 responden pada ibu hamil yang memeriksakan
kehamilannya di Puskesmas Kecamatan Cilincing dimana dari 140 responden
ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya dipuskesmas kecamatan
cilincing, terdapat 93(66,4%) yang memiliki pengetahuan kurang mengenai
Hepatitis B pada kehamilan. Dari hasil penelian yang dilakukan penulis
terdapat hubungan bermakna antara Pendidikan, Pekerjaan, Sumber Informasi
dan Peran Tenaga Kesehatan ibu dengan pengetahuan ibu mengenai Hepatitis
B pada kehamilan. Kemudian Tidak Terdapatnya hubungan antara Usia,
Paritas dan Sosial Ekonomi Ibu dengan pengetahuan ibu mengenai Hepatitis B
pada kehamilan.

5.2 Saran
Berdasarkan penelitian yang sudah dilaksanakan serta hasil penelitian
tentang factor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu hamil
tentang Hepatitis B pada ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Cilincing Jakarta
Utara Tahun 2019, peneliti menyarakan :
5.2.1 Bagi Puskesmas Kecamatan Cilincing
Memberikan dan meningkatkan penyuluhan mengenai hepatitis b dalam
kehamilan, khususnya mengenai deteksi dini hepatitis B dalam
kehamilan.
5.2.2 Bagi Ibu
a. Ikut menyertakan diri dalam kegiatan penyuluhan kesehatan tentang
hepatitis b dalam kehamilan.
b. Aktif bertanya kepada petugas kesehatan mengenai manfaat
melakukan pemeriksaan hepatitis B dalam kehamilan

44 Poltekkes Kemenkes Jakarta III


45

5.2.3 Bagi Peneliti Lainnya


Untuk peneliti selanjutnya, jenis penelitian yang digunakan
selanjutnya dapat menggunakan metode kualitatif, sehingga faktor-
faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu hamil tentang
hepatitis B dapat dikaji lebih dalam.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


47

DAFTAR PUSTAKA
1. Kementrian Kesehatan Indonesia. Sebagian Besar Kematian Akibat
Hepatitis Virus Berhubungan dengan Hepatitis B dan C Kronis.
2. profil kesehatan indonesia 2017. In: Profil Kesehatan Indonesia 2017.
kementrian kesehatan RI; 2017.
3. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 150 ribu orang Potensial
Alami Hepatitis Kronis.
http://www.depkes.go.id/article/view/17072800006/150-ribu-orang-
potensial-alami-hepatitis-kronis.html. Published 2017. Accessed December
8, 2018.
4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. Infodatin Situasi Penyakit
Hepatitis B. 2018.
5. Rumi MAK, Begum K, Sawkat Hassan M, et al. Detection Of Hepatitis B
Surface Antigen In Pregnant Women Attending A Public Hospital For
Delivery: Implication For Vaccination Strategy In Bangladesh. Vol 59.;
1998.
http://www.ajtmh.org/docserver/fulltext/14761645/59/2/9715954.pdf?expir
es=1543754148&id=id&accname=guest&checksum=CB1275DCD7FD7A
E2148FFB8919F5EE3B. Accessed December 2, 2018.
6. Lathifah L. PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG KEHAMILAN
RISIKO TINGGI DI PUSKESMAS KASIHAN II BANTUL 2017 NASKAH
PUBLIKASI. http://digilib.unisayogya.ac.id/3769/1/NASKAH
PUBLIKASI.pdf. Accessed December 6, 2018.
7. Rachman I, Pengetahuan :, Ibu S, et al. PENGETAHUAN, SIKAP IBU DAN
PERAN PETUGAS KESEHATAN SEBAGAI FAKTOR DALAM
MENINGKATKAN CAKUPAN IMUNISASI HEPATITIS B DI KOTA
JAMBI.; 2015. https://media.neliti.com/media/publications/212962-
pengetahuan-sikap-ibu-dan-peran-petugas.pdf. Accessed December 17,
2018.
8. Mustafa S KE. Manajemen Gangguan Saluran Cerna Panduan Bagi
Dokter Umum. lampung: Anugrah Utama Raharja; 2013.
9. Government of Western Australia. Hepatitis B.
https://healthywa.wa.gov.au/~/media/Files/HealthyWA/Original/Sexual-
health/Multicultural-fact-sheets/Indonesian/hep-b-indonesian.pdf. Accessed
December 8, 2018.
10. KBBI. Deteksi Dini. https://kbbi.web.id/deteksi. Accessed December 10,
2018.
11. Suharjo J. Hepatitis B.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


48

https://books.google.co.id/books?hl=id&lr=&id=FkrNVS7cuRAC&oi=fnd
&pg=PT98&dq=deteksi+dini+hepatitis+b&ots=1nBAGVoDg2&sig=OUJl
_KORE_EsdWZ0nZ_LUbibS_I&redir_esc=y#v=onepage&q&f=false.
Published 2010. Accessed December 2, 2018.
12. Wirajaya. VAKSIN HEPATITIS B. https://suryahusadha.com/en/view-
content/articles/vaksin-hepatitis-b-apakah-anda-telah-vaksinasi-hepatitis-
b.aspx. Accessed December 14, 2018.
13. Hasan I. Alasan Hepatitis Sering Disebut Fenomena Gunung Es -
Kompas.com.
https://sains.kompas.com/read/2018/07/28/100800123/alasan-hepatitis-
sering-disebut-fenomena-gunung-es. Published 2018. Accessed December
10, 2018.
14. Han G-R, Cao M-K, Zhao W, et al. A prospective and open-label study for
the efficacy and safety of telbivudine in pregnancy for the prevention of
perinatal transmission of hepatitis B virus infection. J Hepatol.
2011;55(6):1215-1221. doi:10.1016/j.jhep.2011.02.032
15. Universitatis Tartuensis. The Influence of Immunological Markers to
Susceptibility to HBV, and HCV Infections among Persons.
DISSERTATIONES MEDICINAE UNIVERSITATIS TARTUENSIS ;
2017. http://www.rahvatervis.ut.ee/bitstream/1/6756/1/Kallas2017.pdf.
Accessed December 10, 2018.
16. Navabakhsh B, Mehrabi N, Estakhri A, Mohamadnejad M, Poustchi H.
Hepatitis B Virus Infection during Pregnancy: Transmission and
Prevention. Middle East J Dig Dis. 2011;3(2):92-102.
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25197539. Accessed December 10,
2018.
17. Know Hepatitis B | CDC. https://www.cdc.gov/knowhepatitisb/. Published
2013. Accessed December 10, 2018.
18. Borgia G, Carleo MA, Gaeta GB GI. Hepatitis B in Pregnancy. World J
Gastroenterol. 2012;18.
19. Corneles SM, Losu FN. Hubungan tingkat pendidikan dengan pengetahuan
ibu hamil tentang kehamilan risiko tinggi. JIDAN J Ilm Bidan.
2013;3(2):51-55.
20. Kurniasih S. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Siswa SMAN 4
Depok Mengenai Penyakit Hepatitis A. 2012.
21. Sakti AP. Hubungan Pengetahuan, Sikap, Dan Praktik Pencegahan
Hepatitis A Dengan Kejadian Hepatitis A Pada Siswa SMAN 4 Depok.
2013.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


49

22. Kesehatan K, Indonesia R. Buku Saku Imunisasi.; 2014.


23. Widjono. Bahasa Indonesia: Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Di
Perguruan Tinggi. JAKARTA: Grasindo; 2007.
24. Notoatmodjo.S. Metodologi Penelitian Kesehatan. PT Rieneka Cipta. 2012;
2014.
25. Priatna BA. Pengembangan Alat Penilaian Proses Dan Hasil Belajar.
http://file.upi.edu/Direktori/FPMIPA/JUR._PEND._MATEMATIKA/1963
03311988031-NANANG_PRIATNA/Pengembangan_Alat_Penilaian.pdf.
Accessed December 11, 2018.
26. Matondang Z. Validitas Dan Reliabilitas Suatu Instrumen Penelitian.
Metode Penelitian Survei.
https://akupunktursolo.files.wordpress.com/2013/03/data-teknik-
pengumpulan-data.pdf. Published 2004.
27. HHS, CDC, Oid, NCHHSTP, DVH. HEPATITIS B General Information.
www.cdc.gov/hepatitis. Accessed December 8, 2018.
28. Utami Sb. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik Deteksi Dini
Ibu Hamil Risiko Tinggi Oleh Bidan Di Kabupaten Banjarnegara Tahun
2011 SkripsI.; 2011. http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/2016-11/20439558-
S-Pdf-Sri Budi Utami.pdf. Accessed December 9, 2018.
29. Vehviläinen-Julkunen . Katri. A Review of Pregnancy in Women Over 35
Years of Age. 2009.
30. Green L. Health Education Planning : A Diagnosstic Approach. California:
Mayfield Publishing Company; 1980.
31. Sarafino EP. Health Psychology. 2nd ed. New York: willey
32. Nuraisya W. Deteksi Risiko Tinggi Kehamilan Pada Pelayanan ANC
Terpadu di Puskesmas Bendo Kabupaten Kediri. 2015;7(2):240-245.
33. Prawirohardjo S. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal
Dan Neonatal. 2nd ed. JAKARTA: Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo; 2012.
34. Enny Anggraeny. Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Status Paritas
Dengan Keteraturan Kunjungan Antenatal Care (Anc) Pada Ibu Hamil Di
Rsud Panembahan Senopati BantuL. 2016.
35. BKKBN. F2KB13.2016.
36. Han Z, Yin Y, Zhang Y, et al. Knowledge of and attitudes towards hepatitis
B and its transmission from mother to child among pregnant women in
Guangdong Province, China. PLoS One. 2017;12(6):e0178671.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


50

doi:10.1371/journal.pone.0178671
37. Suhartini N. Pengaruh Pengetahuan Ibu Hamil Trimester I Dan Ii Tentang
Deteksi Dini Komplikasi Kehamilan Dengan Keteraturan Anc The Influn.
http://webcache.googleusercontent.com/search?q=cache:http://jurnal.akbid
pamenang.ac.id/index.php/Science_Midwifery/article/download/171/154.
Accessed December 7, 2018.
38. Windari EN, Dewi AK, Siswanto S. Pengaruh Dukungan Tenaga
Kesehatan Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Deteksi Dini Kehamilan Di
Wilayah Kerja Puskesmas Sisir Kelurahan Sisir Kota Batu. J Issues
Midwifery. 2017;1(2):19-24.
https://joim.ub.ac.id/index.php/joim/article/view/38. Accessed May 8,
2019.
39. Cheng A, Jose J, Larsen-Reindorf R, et al. A survey study of pregnant
women and health care practitioners assessing the knowledge of, attitudes
and practices of Hepatitis B management at a teaching hospital in Kumasi,
Ghana, West Africa. Open Forum Infect Dis. 2015;2(4):ofv122.
doi:10.1093/ofid/ofv122
40. Surat Dukungan IBI Dalam Program Eliminasi HIV, Sifilis, dan Hepatitis
B. https://www.ibi.or.id/id/article_view/A20180319001/surat-dukungan-
ibi-dalam-program-eliminasi-hiv-sifilis-dan-hepatitis-b.html. Accessed
May 15, 2019.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


DAFTAR LAMPIRAN

Daftar Lampiran
Biodata Peneliti Utama
Lembar Penjelasan Subjek Penelitian (PSP)
Informed Consent
Kuisioner Pengetahuan dan Peran Tenaga Kesehatan
Hasil Uji Validitas dan Realibilitas
Hasil Olah Data

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


BIODATA PENELITI UTAMA

A. Identitas Diri Peneliti


Nama Lengkap : Fadilla Fathan Alaina Nugroho
Jenis Kelamin : Perempuan
NPM : P3.73.24.3.15.055
Tempat Tanggal Lahir : Subang, 30 Mei 1998
Email : fathanffan98@gmail.com
No Tlp/Hp : 082111394694
Alamat Rumah : Rusunami Bandar Kemayoran Tower A4/10
kemayoran, Jakarta Pusat
B. Riwayat Pendidikan

Jenjang Pendidikan Tahun Lulus Nama Sekolah


TK 2003 TKIT Al-Furqon
SD 2005-2006 SDIT Al-Uquwah
2009 SDN Sukamenak
SMP 2012 SMPN 1 Subang
SMA 2015 SMAN 1 Subang
DIV Kebidanan 2019 Poltekkes Kemenkes Jakarta 3

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


LEMBAR PENJELASAN SUBJEK PENELITIAN (PSP)

Asslamualaikum warahatullahi Wabarakatuh.

Saya Fadilla Fathan Alaina Nugroho, mahasiswi Jurusan Kebidanan


Program D-IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta III. Saat ini saya sedang
melakukan penelitian sebagai tugas akhir yang berjudul Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hepatitis B Pada Ibu
Hamil Diwilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing. Dalam penelitian ini
saya mengundang ibu untuk berpartisipasi menjadi responden. Hal-hal berikut
yang ingin disampaikan adalah:
1. Partisipasi ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, tanpa paksaan, dan bila
tidak berkenan sewaktu-waktu dapat mengundurkan diri tanpa sanksi apapun.
2. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hepatitis B Pada Ibu
Hamil Di Wilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing Jakarta Utara.
3. Manfaat umum yang diharapkan dari penelitian ini adalah dapat digunakan
sebagai bahan evaluasi dalam peningkatan kualitas skrining hepatitis B dalam
kehamilan, sehingga dapat meminimalisir penularan hepatitis b dari ibu ke
anak.
4. Manfaat penelitian ini untuk responden adalah mengukur pengetahuan ibu
mengenai hepatitis B pada ibu hamil, dan dapat menambah pengetahuan ibu
mengenai hepatitis Bpada ibu hamil
5. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan pengisian kuisioner tentang
pengetahuan ibu hamil mengenai hepatitis B. penelitian ini akan menyita
waktu ibu selama kurang lebih 30 menit. Sebagai pengganti waktu ibu yang
tersita, saya akan memberikan bingkisan tanda terima kasih.

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


6. Selama mengikuti proses penelitian ini.risiko yang mungkin ibu rasakan
adalah dari segi waktu ibu akan mengalami ketidak nyamanan Karena
waktunya telah digunakan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai
responden. Sebisa mungkin saya akan meminimalisir risiko yang ibu terima.
7. Kerahasiaan identitas dan jawaban ibu sebagai responden akan tetap terjaga
dan hanya akan digunakan sebagai bahan dalam penelitian tanpa disebar untuk
tujuan lain.
Demikian penjelasan ini saya sampaikan, apabila ibu membutuhkan
penjelasan lebih lanjut berkaitan dengan penelitian ini, ibu dapat menghubungi
peneliti (No Hp dan email tercantum) atas partisipasinya, saya ucapkan terima
kasih.

No Hp : 082111394694
Email : fathanffan98@gmail.com

Hormat Saya

Fadilla Fathan Alaina Nugroho

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama :

Menyetujui untuk menjadi Responden secara sukarela dalam pengisian


kuesioner dalam rangka penelitian dengan Judul Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Hepatitis B Pada Ibu
Hamil diwilayah Kerja Puskesmas Kecamatan Cilincing. Sebelumnya saya
sudah diberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan pelaksanaan penelitian ini
dan saya sudah memahaminya. Semua pertanyaan yang diajukan akan saya jawab
dengan sebenar-benarnya secara sukarela dan tanpa ada paksaan dari siapapun dan
saya percaya dapat dijamin kerahasiaannya.

Jakarta, 2019

Saksi Responden

( ) ( )

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


KUISIONER FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN PENGETAHUAN IBU
HAMIL TENTANG HEPATITIS B PADA IBU HAMIL
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KECAMATAN
CILINCING.
No Responden : (diisi oleh peneliti)
Tanggal Pengisian :
Identitas Ibu
1. Nama responden : (inisial)
2. Alamat responden :
3. Umur responden :
< 20 tahun
20-35 tahun
> 35 tahun
4. Pendidikan terakhir :
Tidak Sekolah
Tamat SD
SMP
SMA
Perguruan tinggi
5. Pekerjaan responden :
Tidak Bekerja
Bekerja
6. Jumlah kehamilan:
hamil pertama
2 atau lebih
7. Dari mana ibu mendapatkan informasi mengenai Hepatitis B:
Tenaga Kesehatan
Bukan Tenaga Kesehatan
8. Pendapatan Keluarga per bulan
≥ Rp3.940.972
< Rp3.940.972

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Pengetahuan tentang Hepatitis B (penyakit kuning)
a. Beri tanda centang (√) pada jawaban yang benar.

No. Komponen Pernyataan Ya Tidak

Hepatitis B merupakan penyakit yang menyerang


1
organ hati
Hepatitis B dapat ditularkan dari ibu ke anak saat
2
dalam masa kehamilan
3 Pemeriksaan Hepatitis B penting untuk ibu hamil
Hepatitis B ditularkan melalui makanan yang
4
tercemar
5 Ibu dengan Hepatitis B tidak boleh menyusui anaknya
Pasien hepatitis B menunjukkan gejala yaitu mata,
6
wajah dan telapak tangan berwarna kuning
7 Hepatitis B ditularkan melalui hubungan seksual
8 Hepatitis B dapat ditularka melalui Air Susu Ibu
Bayi yang lahir dari ibu penderita Hepatitis B positif
9 dapat dicegah penularannya dengan pemberian vaksin
HbIg
Ibu hamil dengan Hepatitis B harus melahirkan
10
dengan cara bedah section caesaria (SC)
11 Hepatitis B adalah penyakit keturunan
Imunisasi Hepatitis B dilakukan pada usia bayi 0-7
12
hari
13 Hepatitis B dapat mengakibatkan keguguran
Hepatitis B ditularkan melalui penggunaan alat atau
14
barang bersamaan

Peran Tenaga Kesehatan


a. Beri tanda centang (√) pada jawaban yang benar.
No Komponen Pernyataan Ya Tidak
Petugas kesehatan menyarankan ibu untuk
1
melakukan pemeriksaan Hepatitis B
Petugas kesehatan menanyakan riwayat penyakit
2
yang pernah ibu derita
Petugas kesehatan menanyakan riwayat penyakit
3
yang diderita pada kehamilan sekarang
Petugas kesehatan menanyakan riwayat kesehatan
4
keluarga ibu
Petugas kesehatan memberikan penjelasan
5 pentingnya melakukan pemeriksaan hepatitis B
kepada ibu
Petugas kesehatan selelu menjawab pertanyaan yang
6
ibu berikan

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Petugas kesehatan memberitahukan hasil
7
laboratotium skrining hepatitis B kepada ibu
Petugas kesehataan memberikan penjelasan tenang
8
tujuan pemeriksaan Hepatitis B
Penjelasan dari tenaga kesehatan sudah cukup untuk
9 memberikan keyakinan untuk dilakukan pemeriksaan
kepada ibu
Petugas kesehatan menjelaskan bahayanya tidak
10
melakukan pemeriksaan hepatitis B
Petugas kesehatan menjelaskan keuntungan
11
melakukan pemeriksaan hepatitis B
Petugas kesehatan menjelaskan pengertian mengenai
12
Hepatitis B
Petugas kesehatan menjelaskan cara mencegah
13
penularan hepatitis B

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


HASIL UJI VALIDITAS PENGETAHUAN
Correlation

no1 no2 no3 no4 no5 no6 no7 no8 no9 no10 no11 no12 no13 no14
*
no1 Pearson ** ** ** .704 ** ** ** ** * ** **
1 .346 .600 .734 .612 * .816 .600 .734 .704 .503 .816 .346 .600
Correlation

Sig. (2-tailed) .135 .005 .000 .004 .001 .000 .005 .000 .001 .024 .000 .135 .005

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no2 Pearson * * * ** **
.346 1 .346 .303 .236 .406 .471 .346 .303 .406 .522 .471 .733 .577
Correlation

Sig. (2-tailed) .135 .135 .195 .317 .076 .036 .135 .195 .076 .018 .036 .000 .008

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*
no3 Pearson .600 ** ** .704 ** ** ** ** ** **
** .346 1 .734 .612 * .816 .800 .734 .905 .302 .816 .346 .800
Correlation

Sig. (2-tailed) .005 .135 .000 .004 .001 .000 .000 .000 .000 .196 .000 .135 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*
no4 Pearson .734 ** ** .811 ** ** ** ** * ** * **
** .303 .734 1 .685 * .899 .734 .780 .811 .453 .899 .545 .734
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .195 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .045 .000 .013 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


*
no5 Pearson .612 ** ** .698 ** ** ** ** * ** **
** .236 .612 .685 1 * .792 .612 .685 .698 .533 .792 .236 .612
Correlation

Sig. (2-tailed) .004 .317 .004 .001 .001 .000 .004 .001 .001 .015 .000 .317 .004

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no6 Pearson .704 ** ** ** ** ** ** ** ** **


** .406 .704 .811 .698 1 .903 .704 .811 .798 .414 .903 .406 .704
Correlation

Sig. (2-tailed) .001 .076 .001 .000 .001 .000 .001 .000 .000 .069 .000 .076 .001

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*
no7 Pearson .816 * ** ** ** .903 ** ** ** * 1.000 * **
** .471 .816 .899 .792 * 1 .816 .899 .903 .533 ** .471 .816
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .036 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .015 .000 .036 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*
no8 Pearson .600 ** ** ** .704 ** ** ** ** **
** .346 .800 .734 .612 * .816 1 .734 .905 .302 .816 .346 .800
Correlation

Sig. (2-tailed) .005 .135 .000 .000 .004 .001 .000 .000 .000 .196 .000 .135 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*
no9 Pearson .734 ** ** ** .811 ** ** ** * ** **
** .303 .734 .780 .685 * .899 .734 1 .811 .453 .899 .303 .734
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .195 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .045 .000 .195 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


*
no10 Pearson .704 ** ** ** .798 ** ** ** ** **
** .406 .905 .811 .698 * .903 .905 .811 1 .414 .903 .406 .905
Correlation

Sig. (2-tailed) .001 .076 .000 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .069 .000 .076 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no11 Pearson .503 * * * * * * *


* .522 .302 .453 .533 .414 .533 .302 .453 .414 1 .533 .290 .503
Correlation

Sig. (2-tailed) .024 .018 .196 .045 .015 .069 .015 .196 .045 .069 .015 .215 .024

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*
no12 Pearson .816 * ** ** ** .903 ** ** ** ** * * **
** .471 .816 .899 .792 * 1.000 .816 .899 .903 .533 1 .471 .816
Correlation

Sig. (2-tailed) .000 .036 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .015 .036 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no13 Pearson ** * * * **
.346 .733 .346 .545 .236 .406 .471 .346 .303 .406 .290 .471 1 .577
Correlation

Sig. (2-tailed) .135 .000 .135 .013 .317 .076 .036 .135 .195 .076 .215 .036 .008

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
*
no14 Pearson .600 ** ** ** ** .704 ** ** ** ** * ** **
** .577 .800 .734 .612 * .816 .800 .734 .905 .503 .816 .577 1
Correlation

Sig. (2-tailed) .005 .008 .000 .000 .004 .001 .000 .000 .000 .000 .024 .000 .008

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


no1 no2 no3 no4 no5 no6 no7 no8 no9 no10 no11 no12 no13 no14

no1 1.000 .346 .600 .734 .612 .704 .816 .600 .734 .704 .503 .816 .346 .600

no2 .346 1.000 .346 .303 .236 .406 .471 .346 .303 .406 .522 .471 .733 .577

no3 .600 .346 1.000 .734 .612 .704 .816 .800 .734 .905 .302 .816 .346 .800

no4 .734 .303 .734 1.000 .685 .811 .899 .734 .780 .811 .453 .899 .545 .734

no5 1.00
.612 .236 .612 .685 .698 .792 .612 .685 .698 .533 .792 .236 .612
0

no6 .704 .406 .704 .811 .698 1.000 .903 .704 .811 .798 .414 .903 .406 .704

no7 .816 .471 .816 .899 .792 .903 1.000 .816 .899 .903 .533 1.000 .471 .816

no8 .600 .346 .800 .734 .612 .704 .816 1.000 .734 .905 .302 .816 .346 .800

no9 .734 .303 .734 .780 .685 .811 .899 .734 1.000 .811 .453 .899 .303 .734

no10 .704 .406 .905 .811 .698 .798 .903 .905 .811 1.000 .414 .903 .406 .905

no11 .503 .522 .302 .453 .533 .414 .533 .302 .453 .414 1.000 .533 .290 .503

no12 .816 .471 .816 .899 .792 .903 1.000 .816 .899 .903 .533 1.000 .471 .816

no13 .346 .733 .346 .545 .236 .406 .471 .346 .303 .406 .290 .471 1.000 .577

no14 .600 .577 .800 .734 .612 .704 .816 .800 .734 .905 .503 .816 .577 1.000

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Pengetahuan
No.
Nomor Soal Jumlah
Resp
1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 26
2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 1 2 2 2 26
3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 24
4 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27
5 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28
6 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 15
7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 27
8 2 2 1 2 2 2 2 1 2 1 2 2 2 1 24
9 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 27
10 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15
11 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 16
12 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27
13 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 27
14 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 16
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
16 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 16
17 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28
18 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 16
19 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28
20 1 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 1 16

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


HASIL UJI VALIDITAS PERAN TENAGA KESEHATAN
no1 no2 no3 no4 no5 no6 no7 no8 no9 no10 no11 no12 no13 no14

no1 Pearson ** * ** ** * ** *
1 .688 .369 .369 .509 .577 .192 .369 .369 .577 .509 .577 .408 .509
Correlation

Sig. (2-tailed) .001 .110 .110 .022 .008 .416 .110 .110 .008 .022 .008 .074 .022

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no2 Pearson **
.688 1 .254 .254 .350 .397 .397 .254 .254 .397 .350 .397 .281 .350
Correlation

Sig. (2-tailed) .001 .281 .281 .130 .083 .083 .281 .281 .083 .130 .083 .230 .130

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no3 Pearson ** * *
.369 .254 1 .596 .285 .406 .174 .394 .394 -.058 .066 .406 .492 .504
Correlation

Sig. (2-tailed) .110 .281 .006 .223 .076 .463 .086 .086 .808 .783 .076 .027 .023

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no4 Pearson ** ** ** ** **
.369 .254 .596 1 .285 .406 .174 .798 .798 -.058 .285 .406 .903 .724
Correlation

Sig. (2-tailed) .110 .281 .006 .223 .076 .463 .000 .000 .808 .223 .076 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no5 Pearson * ** ** * ** *
.509 .350 .285 .285 1 .882 .882 .285 .285 .378 .524 .882 .356 .524
Correlation

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Sig. (2-tailed) .022 .130 .223 .223 .000 .000 .223 .223 .100 .018 .000 .123 .018

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no6 Pearson ** ** ** ** 1.000 * **


.577 .397 .406 .406 .882 1 .733 .406 .406 .200 .630 ** .471 .630
Correlation

Sig. (2-tailed) .008 .083 .076 .076 .000 .000 .076 .076 .398 .003 .000 .036 .003

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no7 Pearson ** ** **
.192 .397 .174 .174 .882 .733 1 .174 .174 .200 .378 .733 .236 .378
Correlation

Sig. (2-tailed) .416 .083 .463 .463 .000 .000 .463 .463 .398 .100 .000 .317 .100

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no8 Pearson ** ** * ** **
.369 .254 .394 .798 .285 .406 .174 1 .798 .174 .504 .406 .903 .724
Correlation

Sig. (2-tailed) .110 .281 .086 .000 .223 .076 .463 .000 .463 .023 .076 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no9 Pearson ** ** ** **
.369 .254 .394 .798 .285 .406 .174 .798 1 .174 .285 .406 .903 .724
Correlation

Sig. (2-tailed) .110 .281 .086 .000 .223 .076 .463 .000 .463 .223 .076 .000 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no10 Pearson **
.577 .397 -.058 -.058 .378 .200 .200 .174 .174 1 .378 .200 .000 .126
Correlation

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Sig. (2-tailed) .008 .083 .808 .808 .100 .398 .398 .463 .463 .100 .398 1.000 .597

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no11 Pearson * * ** * ** *
.509 .350 .066 .285 .524 .630 .378 .504 .285 .378 1 .630 .356 .524
Correlation

Sig. (2-tailed) .022 .130 .783 .223 .018 .003 .100 .023 .223 .100 .003 .123 .018

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no12 Pearson ** ** 1.000 ** ** * **


.577 .397 .406 .406 .882 ** .733 .406 .406 .200 .630 1 .471 .630
Correlation

Sig. (2-tailed) .008 .083 .076 .076 .000 .000 .000 .076 .076 .398 .003 .036 .003

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no13 Pearson * ** * ** ** * **
.408 .281 .492 .903 .356 .471 .236 .903 .903 .000 .356 .471 1 .802
Correlation

Sig. (2-tailed) .074 .230 .027 .000 .123 .036 .317 .000 .000 1.000 .123 .036 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

no14 Pearson * * ** * ** ** ** * ** **
.509 .350 .504 .724 .524 .630 .378 .724 .724 .126 .524 .630 .802 1
Correlation

Sig. (2-tailed) .022 .130 .023 .000 .018 .003 .100 .000 .000 .597 .018 .003 .000

N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Inter-Item Correlation Matrix

no1 no2 no3 no4 no5 no6 no7 no8 no9 no10 no11 no12 no13 no14

no1 1.000 .688 .369 .369 .509 .577 .192 .369 .369 .577 .509 .577 .408 .509

no2 .688 1.000 .254 .254 .350 .397 .397 .254 .254 .397 .350 .397 .281 .350

no3 .369 .254 1.000 .596 .285 .406 .174 .394 .394 -.058 .066 .406 .492 .504

no4 .369 .254 .596 1.000 .285 .406 .174 .798 .798 -.058 .285 .406 .903 .724

no5 .509 .350 .285 .285 1.000 .882 .882 .285 .285 .378 .524 .882 .356 .524

no6 .577 .397 .406 .406 .882 1.000 .733 .406 .406 .200 .630 1.000 .471 .630

no7 .192 .397 .174 .174 .882 .733 1.000 .174 .174 .200 .378 .733 .236 .378

no8 .369 .254 .394 .798 .285 .406 .174 1.000 .798 .174 .504 .406 .903 .724

no9 .369 .254 .394 .798 .285 .406 .174 .798 1.000 .174 .285 .406 .903 .724

no10 .577 .397 -.058 -.058 .378 .200 .200 .174 .174 1.000 .378 .200 .000 .126

no11 .509 .350 .066 .285 .524 .630 .378 .504 .285 .378 1.000 .630 .356 .524

no12 .577 .397 .406 .406 .882 1.000 .733 .406 .406 .200 .630 1.000 .471 .630

no13 .408 .281 .492 .903 .356 .471 .236 .903 .903 .000 .356 .471 1.000 .802

no14 .509 .350 .504 .724 .524 .630 .378 .724 .724 .126 .524 .630 .802 1.000

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Peran Tenaga Kesehatan

No.
Nomor Soal Jumlah
Resp
1 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 22
2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28
3 2 2 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 26
4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28
5 2 2 2 2 2 2 2 2 1 1 2 2 2 2 26
6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28
7 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28
8 2 2 2 2 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 25
9 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 28
10 2 2 2 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 24
11 1 2 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 16
12 2 2 1 2 1 1 1 2 2 2 2 1 2 2 23
13 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 27
14 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 1 2 2 2 25
15 2 2 1 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 17
16 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 1 22
17 2 2 1 1 2 2 2 1 1 2 2 2 1 2 23
18 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14
19 2 2 2 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 18
20 2 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 27

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Descriptives Hasil Olah Data

Statistic Std. Error

pengetahuan Mean 9.06 .133

95% Confidence Interval for Lower Bound 8.80


Mean Upper Bound 9.33

5% Trimmed Mean 9.04

Median 9.00

Variance 2.478

Std. Deviation 1.574

Minimum 5

Maximum 13

Range 8

Interquartile Range 2

Skewness .364 .205

Kurtosis -.190 .407


peran Nakes Mean 9.96 .163

95% Confidence Interval for Lower Bound 9.63


Mean Upper Bound 10.28

5% Trimmed Mean 10.06

Median 10.00

Variance 3.725

Std. Deviation 1.930

Minimum 0

Maximum 13

Range 13

Interquartile Range 2

Skewness -1.157 .205

Kurtosis 4.577 .407

Tests of Normality
a
Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.


pengetahuan .181 140 .000 .945 140 .000
peran Nakes .155 140 .000 .899 140 .000

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Frequency Table
pengetahuan1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid kurang 93 66.4 66.4 66.4

baik 47 33.6 33.6 100.0

Total 140 100.0 100.0

peranNakes1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid kurang 53 37.9 37.9 37.9

baik 87 62.1 62.1 100.0

Total 140 100.0 100.0

usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 33 23.6 23.6 23.6

2 107 76.4 76.4 100.0

Total 140 100.0 100.0

paritas

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 36 25.7 25.7 25.7

2 104 74.3 74.3 100.0

Total 140 100.0 100.0

pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 59 42.1 42.1 42.1

2 81 57.9 57.9 100.0


Total 140 100.0 100.0

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


pekerjaan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 110 78.6 78.6 78.6

2 30 21.4 21.4 100.0

Total 140 100.0 100.0

suber informasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 104 74.3 74.3 74.3

2 36 25.7 25.7 100.0

Total 140 100.0 100.0

sosial ekonomi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 62 44.3 44.3 44.3

2 78 55.7 55.7 100.0

Total 140 100.0 100.0

Crosstabs
usia * pengetahuan1
Crosstab

pengetahuan1

kurang baik Total

usia 1 Count 22 11 33

% within usia 66.7% 33.3% 100.0%

2 Count 71 36 107

% within usia 66.4% 33.6% 100.0%


Total Count 93 47 140

% within usia 66.4% 33.6% 100.0%

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square .001 1 .974
b
Continuity Correction .000 1 1.000
Likelihood Ratio .001 1 .974
Fisher's Exact Test 1.000 .575
Linear-by-Linear Association .001 1 .974
N of Valid Cases 140

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 11.08.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for usia (1 / 2) 1.014 .443 2.320


For cohort pengetahuan1 =
1.005 .762 1.325
kurang
For cohort pengetahuan1 =
.991 .571 1.719
baik
N of Valid Cases 140

paritas * pengetahuan1
Crosstab

pengetahuan1

kurang baik Total

paritas 1 Count 28 8 36

% within paritas 77.8% 22.2% 100.0%

2 Count 65 39 104

% within paritas 62.5% 37.5% 100.0%


Total Count 93 47 140

% within paritas 66.4% 33.6% 100.0%

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 2.799 1 .094
b
Continuity Correction 2.156 1 .142
Likelihood Ratio 2.938 1 .086
Fisher's Exact Test .106 .069
Linear-by-Linear Association 2.779 1 .096
N of Valid Cases 140

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.09.

b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for paritas (1 / 2) 2.100 .871 5.065


For cohort pengetahuan1 =
1.244 .989 1.565
kurang
For cohort pengetahuan1 =
.593 .306 1.146
baik
N of Valid Cases 140

pendidikan * pengetahuan1
Crosstab

pengetahuan1

kurang baik Total

pendidikan 1 Count 46 13 59

% within pendidikan 78.0% 22.0% 100.0%

2 Count 47 34 81

% within pendidikan 58.0% 42.0% 100.0%


Total Count 93 47 140
% within pendidikan 66.4% 33.6% 100.0%

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 6.087 1 .014
b
Continuity Correction 5.226 1 .022
Likelihood Ratio 6.262 1 .012
Fisher's Exact Test .018 .010
Linear-by-Linear Association 6.043 1 .014
N of Valid Cases 140

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 19.81.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for pendidikan (1


2.560 1.200 5.459
/ 2)
For cohort pengetahuan1 =
1.344 1.068 1.690
kurang
For cohort pengetahuan1 =
.525 .305 .904
baik
N of Valid Cases 140

pekerjaan * pengetahuan1
Crosstab

pengetahuan1

kurang baik Total

pekerjaan 1 Count 81 29 110

% within pekerjaan 73.6% 26.4% 100.0%

2 Count 12 18 30

% within pekerjaan 40.0% 60.0% 100.0%


Total Count 93 47 140
% within pekerjaan 66.4% 33.6% 100.0%

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 11.959 1 .001
b
Continuity Correction 10.498 1 .001
Likelihood Ratio 11.400 1 .001
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear Association 11.873 1 .001
N of Valid Cases 140

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10.07.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for pekerjaan (1 /


4.190 1.800 9.750
2)
For cohort pengetahuan1 =
1.841 1.171 2.894
kurang
For cohort pengetahuan1 =
.439 .286 .674
baik
N of Valid Cases 140

sumber informasi * pengetahuan1


Crosstab

pengetahuan1

kurang baik Total

suber informasi 1 Count 76 28 104

% within suber informasi 73.1% 26.9% 100.0%

2 Count 17 19 36

% within suber informasi 47.2% 52.8% 100.0%


Total Count 93 47 140

% within suber informasi 66.4% 33.6% 100.0%

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 8.016 1 .005
b
Continuity Correction 6.899 1 .009
Likelihood Ratio 7.729 1 .005
Fisher's Exact Test .007 .005
Linear-by-Linear Association 7.959 1 .005
N of Valid Cases 140

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.09.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for suber


3.034 1.384 6.649
informasi (1 / 2)
For cohort pengetahuan1 =
1.548 1.075 2.228
kurang
For cohort pengetahuan1 =
.510 .328 .794
baik
N of Valid Cases 140

sosial ekonomi * pengetahuan1


Crosstab

pengetahuan1

kurang baik Total

sosial ekonomi 1 Count 46 16 62

% within sosial ekonomi 74.2% 25.8% 100.0%

2 Count 47 31 78

% within sosial ekonomi 60.3% 39.7% 100.0%


Total Count 93 47 140

% within sosial ekonomi 66.4% 33.6% 100.0%

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 3.009 1 .083
b
Continuity Correction 2.416 1 .120
Likelihood Ratio 3.050 1 .081
Fisher's Exact Test .105 .059
Linear-by-Linear Association 2.987 1 .084
N of Valid Cases 140

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 20.81.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for sosial


1.896 .916 3.925
ekonomi (1 / 2)
For cohort pengetahuan1 =
1.231 .976 1.554
kurang
For cohort pengetahuan1 =
.649 .393 1.074
baik
N of Valid Cases 140

peranNakes1 * pengetahuan1
Crosstab

pengetahuan1

kurang baik Total

peranNakes1 kurang Count 48 5 53

% within peranNakes1 90.6% 9.4% 100.0%

baik Count 45 42 87

% within peranNakes1 51.7% 48.3% 100.0%


Total Count 93 47 140
% within peranNakes1 66.4% 33.6% 100.0%

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-


Value df sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 22.281 1 .000
b
Continuity Correction 20.574 1 .000
Likelihood Ratio 25.057 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 22.122 1 .000
N of Valid Cases 140

a. 0 cells (0.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 17.79.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate

95% Confidence Interval

Value Lower Upper

Odds Ratio for peranNakes1


8.960 3.255 24.662
(kurang / baik)
For cohort pengetahuan1 =
1.751 1.404 2.184
kurang
For cohort pengetahuan1 =
.195 .083 .463
baik
N of Valid Cases 140

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Peran Tenaga Kesehatan
no1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 13 5.1 9.3 9.3

2 127 49.8 90.7 100.0

Total 140 54.9 100.0


Missing System 115 45.1
Total 255 100.0

no2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 18 7.1 12.9 12.9

2 122 47.8 87.1 100.0

Total 140 54.9 100.0


Missing System 115 45.1
Total 255 100.0

no3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 16 6.3 11.4 11.4

2 124 48.6 88.6 100.0

Total 140 54.9 100.0


Missing System 115 45.1
Total 255 100.0

no4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 38 14.9 27.1 27.1

2 102 40.0 72.9 100.0

Total 140 54.9 100.0


Missing System 115 45.1
Total 255 100.0

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


no5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 47 18.4 33.6 33.6

2 93 36.5 66.4 100.0

Total 140 54.9 100.0


Missing System 115 45.1
Total 255 100.0

no6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 45 17.6 32.1 32.1

2 95 37.3 67.9 100.0

Total 140 54.9 100.0


Missing System 115 45.1
Total 255 100.0

no7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 32 12.5 22.9 22.9

2 108 42.4 77.1 100.0

Total 140 54.9 100.0


Missing System 115 45.1
Total 255 100.0

no8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 39 15.3 27.9 27.9

2 101 39.6 72.1 100.0

Total 140 54.9 100.0


Missing System 115 45.1
Total 255 100.0

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


no9

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 34 13.3 24.3 24.3

2 106 41.6 75.7 100.0

Total 140 54.9 100.0


Missing System 115 45.1
Total 255 100.0

no10

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 39 15.3 27.9 27.9

2 101 39.6 72.1 100.0

Total 140 54.9 100.0


Missing System 115 45.1
Total 255 100.0

no11

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 41 16.1 29.3 29.3

2 99 38.8 70.7 100.0

Total 140 54.9 100.0


Missing System 115 45.1
Total 255 100.0

no12

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 34 13.3 24.3 24.3

2 106 41.6 75.7 100.0

Total 140 54.9 100.0


Missing System 115 45.1
Total 255 100.0

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


no13

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 30 11.8 21.4 21.4

2 110 43.1 78.6 100.0

Total 140 54.9 100.0


Missing System 115 45.1
Total 255 100.0

Pengetahuan Ibu

no1

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 20 7.8 14.3 14.3

2 120 47.1 85.7 100.0

Total 140 54.9 100.0


Missing System 115 45.1
Total 255 100.0

no2

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 21 8.2 15.0 15.0

2 119 46.7 85.0 100.0


Total 140 54.9 100.0
Missing System 115 45.1
Total 255 100.0

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


no3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 11 4.3 7.9 7.9

2 129 50.6 92.1 100.0

Total 140 54.9 100.0


Missing System 115 45.1
Total 255 100.0

no4

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 76 29.8 54.3 54.3

2 64 25.1 45.7 100.0

Total 140 54.9 100.0


Missing System 115 45.1
Total 255 100.0

no5

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 76 29.8 54.3 54.3

2 64 25.1 45.7 100.0

Total 140 54.9 100.0


Missing System 115 45.1
Total 255 100.0

no6

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 35 13.7 25.0 25.0

2 105 41.2 75.0 100.0

Total 140 54.9 100.0


Missing System 115 45.1
Total 255 100.0

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


no7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 78 30.6 55.7 55.7

2 62 24.3 44.3 100.0

Total 140 54.9 100.0


Missing System 115 45.1
Total 255 100.0

no8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 80 31.4 57.1 57.1

2 60 23.5 42.9 100.0

Total 140 54.9 100.0


Missing System 115 45.1
Total 255 100.0

no9

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 24 9.4 17.1 17.1

2 116 45.5 82.9 100.0

Total 140 54.9 100.0


Missing System 115 45.1
Total 255 100.0

no10

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 61 23.9 43.6 43.6

2 79 31.0 56.4 100.0


Total 140 54.9 100.0
Missing System 115 45.1
Total 255 100.0

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


no11

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 61 23.9 43.6 43.6

2 79 31.0 56.4 100.0

Total 140 54.9 100.0


Missing System 115 45.1
Total 255 100.0

no12

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 22 8.6 15.7 15.7

2 118 46.3 84.3 100.0

Total 140 54.9 100.0


Missing System 115 45.1
Total 255 100.0

no13

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 64 25.1 45.7 45.7

2 76 29.8 54.3 100.0

Total 140 54.9 100.0


Missing System 115 45.1
Total 255 100.0

no14

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 64 25.1 45.7 45.7

2 76 29.8 54.3 100.0

Total 140 54.9 100.0


Missing System 115 45.1
Total 255 100.0

Poltekkes Kemenkes Jakarta III


Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner

Anda mungkin juga menyukai