Amelia D. Madenski (2014) Improving Nurses Pain Management in the post anasthesia care unit
http//www.mjournal.com/jornal of nursing/pain management pada tanggal 15 maret 2018 pkl.
21.32 wib
Amin Huda, Hardhi Kusuma (2015).Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnosa medis & Nanda
Nic-Noc, Mediaaction
Arwani, (2007) Manajemen Bangsal Keperawatan, EGC, Jakarta
Al-Shaer.D., Hill. P.D., & Anderson. M.A. (2011). Nurses knowledge and attitudes regarding
pain assessment and intervention. research for practice, 20(1), 7-11.
Abdalrahim, M.S., Majali, S.A., Stomberg, M.W., & Bergbom, I. (2011). The effect of postoperative pain
management program on improving nurses knowledge and attitudes toward pain. Nurse Education
in Practice, 11(4), 250-255..
Blais, Kathleen koening. Janice S, Hayes. Barbara Kozier. Glenora Erbi. 2002. Praktik Keperawatan
Profesional Konsep dan Perspektif. Jakarta: EGC.
Casey & Georgina. (2011). Pain – the fifth vital sign. Continuing professional development. New
Zealand.
Cotwin, J. Elizabeth (2009). Buku saku patosifiologi . Jakarta : EGC
Daft, Richard L. 2002. Management. Jakarta: Salemba Empat.
Dahlan, M. Sopiyudin (2017). Statistik untuk kedokteran dan kesehatan. Deskriptif, bivariat dan
multivariat Dilengkapi aplikasi dengan menggunakan SPSS. Seri 6 Jakarta : Epidemiologi
Indonesia
Direktorat Pelayanan Keperawatan, (2010) Standar Pelayanan keperawatan di rumah sakit, Depkes
Jakarta.
Gloria M.Bulecheck,Howard K. Butcher,Jeanne M.Dochterman,Cheryl M.Wagner (2016) Nursing
interventions classification (NIC), elsevier
Guyton, A.C, & Hall, J. E (2016). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran.Edisi Revisi Berwarna ke 12.
Penterjemah : ErnitaI, Ibrahim Ilyas. Indonesia : Elsevier
Hastono, Sutanto,P (2016). Analisis Data pada Bidang Kesehatan. Depok : Rajagrafindo Persada
Hiadayat, A. Aziz Alilul (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan dan Kesehatan.Jakarta : Salemba
Medika
Kate becckett etc (2015) a mixed method study of pin management practice in a uk chidrens hospital :
identification of barrier http//www.mjournal.com/jornal of nursing/pain management pada tanggal
12 maret 2018 pkl. 16.33 wib
Kumar, Vinay, Abbas K Abdul, Aster C. Jon (2015). Buku Ajar : Patologi. Robinson. Jakarta : EGC
Ivancevich, dkk. 2008. Perilaku dan Manajemen Organisasi. Jakarta : Erlangga
Martha Raile Alligood, (2016), Pakar Teori Keperawatan dan karya mereka, edisi indonesia ke 8
volume 2,: Elsevier
Martini, F (2006). Fundamentals of anatomy & Physiologi. Sevent Edition. Pearson, Benjamin Cumming
Nursalam (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Potter & Perry (2011) Fundamental Keperwatan. Buku 2 Edisi 7 : Jakarta : Salemba Medika
Price, Sylvia, Wilson M. Lorraine (2006). Fatosiologi. Konsep klinis Proses-proses Penyakit, Edisi 6
Volume 1, Jakarta : EGC
Robbins dan Judge. (2007). Perilaku Organisasi. Jakarta : salemba empat
Samba S, (2000), Pengantar Kepemimpinan dan Manajemen Keperawatan Untuk Perawat Klinis, Jakarta
: EGC
Sabri, Luknis, Hastono P. Sutanto (2014). Statistik Kesehatan. Depok : Rajawali Press
Sheerwood, Lauralee (2016). Fisilogi Manusia dari sel ke sistem. Edisi 8, Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Sue Moorhead,Marion Johnson,Meridean L.Maas,Elizabeth Swanson (2016). Nursing outcomes
classification (NOC), Elsevier
Suarli, S dan Bahtiar, (2009), Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktik, Jakarta : Erlangga
Suyanto (2008) Mengenal Kepemimpinan dan manajemen Keperawatan di rumah sakit, Yogyakarta,
Mitra Candikia
Sudigdo S, Sofyan Ismael (2014). Dasar-dasar Metologi Penelitian Klinis .Jakarta : Sagung Seto
Sugiyono (2016) .Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung : Alfabeta
Soekijo Notoatmojo (2012) . Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta
Sulistiyo Andarmoyo (2013). Konsep dan proses keperawatan nyeri . yogyakarta: Ar. Ruzzs Media
Tamsuri. A (2007). Konsep dan penatalaksanaan nyeri . Jakarta : EGC
BAHAN PELATIHAN MANAJEMEN NYERI
KERANGKA ACUAN
E Uraian Materi 11
Daftar Pustaka
Identitas Penulis
Lampiran 1
KERANGKA ACUAN
Pengkajian nyeri dan pengetahuan yang mendasari untuk melakukannya merupakan dasar
tindakkan perawatan dan merupakan komponen kritis dari keefektifan manajemen nyeri
(Al- Shaer, Hill dan Anderson, 2011). Sedangkan menurut Zhang et al, (2008) dalam
penelitiannya mengenai efek pelatihan manajemen nyeri terhadap pengetahuan dan sikap
perawat di China mengatakan bahwa terdapat peningkatan pengetahuan dan sikap perawat
15,6% ketika dievaluasi satu bulan setelah dilakukan pelatihan. Dari beberapa penelitian
yang lain dikatakan bahwa pengetahuan yang tidak memadai dari perawat tentang
manajemen nyeri merupakan hambatan dalam menilai keefektifan manajemen nyeri yang
dilakukan.
Dalam beberapa elemen penilaian dari standar hak pasien dan keluarga , disebutkan bahwa
rumah sakit mendukung hak pasien untuk mendapatkan asesmen dan manajemen nyeri
dengan tepat (Komisi Akreditasi Rumah Sakit {KARS}, 2011). Secara khusus, perawat
mempunyai peran penting dalam manajemen nyeri. Namun, dari hasil penelitian
diungkapkan bahwa pengetahuan perawat tentang manajemen nyeri masih kurang (Zhang
et al, 2008). Sesuai dengan Dep Kes (2008), mengatakan bahwa perawat berperan penting
dalam upaya penyembuhan pasien, termasuk dalam menangani nyeri dengan tindakan non
kenyamanan adalah salah satu indikator mutu pelayanan keperawatan. Perawat dengan
Berdasarkan latar belakang diatas untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan dirasa
2.1.Tujuan Umum
2.2.Tujuan Khusus
nyeri
3. Sasaran
Sasaran dalam pelatihan manajemen nyeri ini adalah perawat di Instalasi Rawat Inap
4. Manfaat
keperawatan
5. Materi
a. Konsep nyeri
a. Ceramah / Diskusi
b. Role Playing
c. Behavior Modeling
7. Nara sumber
Narasumber dalam pelatihan manajemen nyeri ini adalah pelatih yang memiliki
9. Penutup
Demikianlah kerangka acuan ini dibuat dengan harapan dapat ditindaklanjuti dan
Jakarta, 2018
Peneliti,
Adriyanti Amran
MODUL
MANAJEMEN NYERI
Bahasan dalam modul ini memberikan gambaran mengenai nyeri dan penerapan
manajemen nyeri .
B. Tujuan Pembelajaran
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
dalam :
1). Mampu memperlihatkan sikap empati
3) Mampu memberikan respon verbal dan non verbal (sentuhan, bahasa tubuh)
1. Pengkajian :
a). Melakukan pengkajian secara holistik, tepat dan akurat pada klien
diagnosa keperawatan.
2. Diagnosa Keperawatan
a) Mengenal masalah
b) Menganalisa masalah
3. Perencanaan
b. Menentukan tujuan
Tujuan :
nyeri
4. Implementasi
klien.
3. Tahap Penutup
a. Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk
bertanya
b. Mengevaluasi materi yang
sudah disampaikan
c. Penutup
Hari Ke 2
3. Tahap Penutup
a.Memberikan kesempatan
kepada peserta untuk bertanya
b.Mengevaluasi materi yang
sudah disampaikan
c.Penutup
E. Uraian Materi
1. Definisi nyeri
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan
eksistensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007). Menurut
International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan
emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan
aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan (Smeltzer
& Bare, 2012). Nyeri adalah suatu perasaan menderita secara fisik dan mental atau
perasaan yang bisa menimbulkan ketegangan (Alimul, 2006). Nyeri juga dapat
didefinisikan sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya
rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh reaksi
fisik, fisiologis, dan emosional (Alimul, 2006). Berdasarkan definisi diatas, dapat
disimpulkan bahwa nyeri adalah suatu perasaan tidak nyaman yang bersifat subjektif
dan tidak dapat dirasakan orang lain dan diungkapkan oleh individu yang bersangkutan.
2. Fisiologi nyeri
Proses terjadinya nyeri dimulai dari reseptor nyeri. Reseptor nyeri adalah organ tubuh
yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh ini berupa ujung saraf
bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat dan secara potensial
dapat merusak. Reseptor nyeri disebut juga nociceptor (White, 2001). Menurut Potter
& Perry (2011) berdasarkan letaknya, nociceptor dapat dikelompokkan dalam
beberapa bagian tubuh yaitu pada kulit (kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan
pada daerah visceral. Letak yang berbeda-beda inilah yang akan menimbulkan sensasi
yang berbeda pula terhadap nyeri yang dirasakan.
5. Manajemen Nyeri
Dalam melakukan manajemen nyeri dapat dilakukan secara farmakologis dan
Nonfarmakologis (Potter & Perry 2011). Menurut Cox(2010) menyatakan bahwa
penatalaksanaan nyeri dapat dilakukan dengan mengkombinasikan antara majemen
nyeri farmakologis dan nonfarmakologis.
Pemberian analgesik
Penatalaksanaan nyeri secara farmakologis meliputi pemberian analgesik
diantaranya penggunaan opioid (narkotik), non opioid/NSAIDs (Non Steroid Anti
Inflamation Drugs), dan adjuvan serta ko-analgesik.
Daftar Analgesik Yang Umum Diberikan
Kelompok Jenis Keterangan
Analgesik Morfin sulfat, kodein sulfat,
narkotik meperidin hidroklorid, metadon,
pentazosin
NSAIDs Asetaminofen, asam asetilsalisilat
(aspirin),kolin magnesium trisalisilat,
diklofenak sodium, ibuprofen,
piroksisam, tolmetil sodium.
Analgesik Amitriptillin, klorpromazin,
adjuvan diazepam, hidrozin
Analgesik opioid (narkotik) terdiri dari berbagai derivat dari opium seperti morfin dan
kodein. Narkotik dapat menyebabkan penurunan nyeri dan memberi efek euforia
(kegembiraan) karena obat ini mengadakan ikatan dengan reseptor opiat (ada beberapa
tipe reseptor opiat seperti mu, delta dan kappa) dan mengaktifkan penekan nyeri
endogen pada susunan saraf pusat. Narkotik tidak hanya menekan rangsang nyeri, tetapi
juga menekan pusat pernafasan dan batuk di medula batang otak. Dampak lain dari
obat narkotik adalah sedasi dan peningkatan toleransi obat sehingga kebutuhan dosis
obat akan meningkat.
Analgesik non opioid ( non- narkotik) sering juga disebut Non Steroid Anti Inflamation
Drugs (NSAIDs) seperti aspirin, asetaminofen, dan ibuprofen selain memiliki efek anti
nyeri juga memiliki efek anti–inflamasi dan anti demam. Obat-obat golongan ini
menyebabkan penurunan nyeri yang bekerja pada ujung saraf perifer didaerah yang
megalami cedera. Obat kelompok ini memiliki efek maksimum, yaitu peningkatan
dosis obat ini hingga kadar tertentu tidak menyebabkan peningkatan efek analgesia.
Obat ini umumnya diberikan untuk mengatasi nyeri terdiri dari berbagai beri ringan
sampai sedang.
Efek samping yang paling umum terjadi adalah gangguan pencernaan seperti adanya
ulkus gaster dan perdarahan gaster. Untuk mengatasi gangguan ini biasanya pemberian
obat dilakukan setelah atau bersama makanan dan atau memberikan antasid bersama-
sama dengan obat. NSAIDs mungkin dikontra indikasikan pada klien dengan gangguan
pembekuan darah, perdarahan gaster, penyakit ginjal dan trombositopeni
Analgesik adjuvan adalah obat yang dikembangkan bukan untuk memberikan efek
analgesik tetapi ditemukan mampu menyebabkan penurunan nyeri pada berbagai nyeri
kronis. Contohnya adalah sedatif ringan atau tranquilliser seperti diazepam (valium),
mungkin membantu menurunkan spasme otot yang disertai nyeri selain menurunkan
kecemasan, stress dan ketegangan sehingga klien mampu tidur dengan baik ( Potter &
Perry, 2006 ).
Efek samping pemberian terapi dan tindakkan pencegahan
1) Konstipasi
Pencegahan : tingkatkan asupan cairan dan makanan tinggi serat, tingkatkan
aktifitas, jika perlu berikan laksatif.
2) Mual dan muntah
Pencegahan : informasikan adanya mual dan selama beberapa hari awal
pemberian, berikan anti emetik bila perlu, ganti dengan analgetik lain.
3) Sedasi
Pencegahan : jelaskan bahwa toleransi mungkin dicapai setelah 3-5 hari.
4) Depresi pernafasan
Pencegahan : berikan antagonis opium sampai pernafasan kembali normal.
5) Gatal
Pencegahan : berikan kompres dingin, cairan pelembab, berikan anti histamin dan
informasikan toleransi dapat juga menimbulkan gatal.
6) Retensi obat
Pencegahan : beri antagonis narkotik seperti nalokson hidroklorid, mungkin perlu
dilakukan pemasangan kateter.
Cara pemberian analgesik
a) Parenteral (intra muskuler, intra vena, dan sub kutan), efek yang dihasilkan
lebih cepat dibanding pemberian oral, tetapi durasi efeknya lebih pendek.
b) Oral , dipilih pada klien yang mampu minum obat karena pemberian seperti ini
mudah, non invasif dan tidak menyakitkan seperti pada injeksi. Nyeri berat
dapat dihilangkan dengan narkotik oral jika dosisnya cukup tinggi.
c) Rektal , mungkin diindikasikan pada klien yang tidak mampu menggunakan
obat-obat melalui cara pemberian lain. Cara pemberian ini juga diindikasikan
bagi klien dengan masalah perdarahan seperti hemofilia
d) Transdermal, digunakan untuk mencapai kadar opioid yang konsisten dalam
serum melalui absorpsi obat melalui kulit. Metode ini digunakan untuk
menangani nyeri pasca operasi dan juga nyeri kanker.
e) Intraspinal, infus opioid atau agen anastesi lokal ke dalam ruang subarakhnoid
atau ruang epidural, efektif untuk mengontrol nyeri pada klien pasca operatif
dan nyeri kronis yang tidak reda dengan metode lain.
6. Pengkajian Nyeri
a. Skrining Nyeri
Prosedur skrining dilakukan untuk mengidentifikasi pasien dengan rasa sakit, pasien
dapat diobati di rumah sakit atau dirujuk. Lebih jauh dijelaskan bahwa apabila pasien
dirawat di rumah sakit, lakukan assesment yang lebih komprehensif. (SNAR, 2017)
b. Intensitas Nyeri
Gambaran tentang seberapa parah nyeri dirasakan oleh individu dinamakan
intensitas nyeri. Pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual dan
kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat berbeda oleh dua
orang yang berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan
pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologis
tubuh terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak
dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri (Tamsuri, 2007).
Pada penelitian ini untuk intensitas nyeri digunakan Visual Analag Scale (VAS).
Skala nyeri ini berbentuk garis horisontal sepanjang 10 cm. Ujung kiri biasanya
menandakan tidak nyeri sedangkan ujung kanan biasanya menandakan nyeri berat.
Cara kerjanya dengan meminta pasien untuk menunjuk titik pada garis yang
menunjukkan letak nyeri terjadi disepanjang rentang tersebut (Smeltzer & Bare,
2002).
c. Karakteristik Nyeri
Pendekatan pengkajian karakteristik nyeri dengan menggunakan PQRST dapat
mempermudah perawat dalam melakukan pengkajian nyeri yang dirasakan pasien
(Muttaqin, 2011). Pendekatan dengan menggunakan PQRST tersebut adalah sebagai
berikut :
a) Provoking Incident : apakah ada faktor yang menjadi penyebab nyeri, apakah
nyeri berkurang jika beristirahat. Faktor-faktor yang dapat meredakan nyeri dan
apa yang dipercaya pasien untuk membantu mengatasi nyerinya.
b) Quality or Quantity of Pain : seperti apa rasa nyeri yang dirasakan atau
digambarkan pasien, apakah seperti terbakar, berdenyut, tajam atau menusuk.
c) Region radiation, relief : dimana lokasi nyeri harus ditunjukkan dengan tepat
oleh pasien, apakah rasa sakit itu menjalar atau menyebar dan dimana rasa sakit
terjadi.
d) Severity (scale) of Pain : seberapa jauh rasa nyeri yang dirasakan mempengaruhi
kemampuan fungsinya terhadap aktifitas kehidupan sehari-hari misalnya
tidur,makan, konsentrasi, interaksi dengan orang lain dan aktifitas.
e) Time : berapa lama nyeri berlangsung (bersifat akut atau kronis), kapan, apakah
ada waktu-waktu tertentu yang menambah rasa nyeri.
a. Distraksi
Adalah suatu tindakan pengalihan perhatian klien kehal-hal lain diluar nyeri, sehingga
dengan demikian diharapkan dapat menurunkan kewaspadaan klien terhadap nyeri
bahkan meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Distraksi dapat dilakukan dengan
meminta klien menonton tv, membaca, bernyanyi dan berdoa. Membaca Al Quran atau
mendengarkan morrotal Al Quran.
b. Relaksasi nafas dalam
Adalah suatu tindakan untuk membebaskan mental dan fisik dari ketegangan dan stres
sehingga dapat meningkatkan toleransi terhadap nyeri. Relaksasi terbagi menjadi
relaksasi nafas dalam dan relaksasi otot. Tindakan relaksasi nafas dalam adalah tindakan
yan sederhana tapi mampu mengurangi keluhan nyeri pada klien.
c. Imajinasi terbimbing
Adalah upaya untuk menciptakan kesan dalam fikiran klien, kemudian berkonsentrasi
pada kesan tersebut sehingga secara bertahap dapat menurunkan persepsi nyeri klien.
Tindakan ini dapat dilakukan secara bersamaan dengan tindakan relaksasi
DAFTAR PUSTAKA
Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit , (2017). Standar Nasional Akreditasi Rumah Sakit.
Jakarta
Muttaqin, A. (2011). Asuhan Keperawatan klien dengan gangguan sistem persarafan. Jakarta:
Salemba Medika.
Potter, P. A., & Perry, A. G. (2011). Buku ajar fundamental: konsep, proses dan praktik.
Jakarta: EGC.
Smeltzer, S & Bare, B. (2012). Buku ajar keperawatan medikal bedah: Brunner & Suddarth.
Vol 1. (Ed 8). Jakarta: EGC.
Riwayat Pendidikan:
Riwayat Pekerjaan :
1. Perawat kamar bedah di rumah sakit Dewi Maya Medan, Tahun 1994 - 1996
2. Perawat ICU di rumah sakit Matha Friska Medan. Tahun 1996-1998
3. Perawat Accident and Emergency di rumah sakit Internasional Glenagles Medan ,
Tahun 1998-2000
4. Ka. Prodi D3 Keperawatan Stikes Ceria Buana – Sumbar, Tahun 2004 - 2006
5. Staff Puskesmas Kurai Taji – Pariaman , Sumbar , Tahun 2006 - 2009
6. Staff Seksi Jaminan Kesehatan – Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tahun 2009 – 2012
7. Staff Puskesmas Pejuang Kota Bekasi, Tahun 2012 – sekarang
Lampiran .......
Kepada Yth:
Bapak/Ibu Perawat
Di
Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini , mahasiswa Manajemen Keperawatan Pasca Sarjana
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi bapak dan ibuk sekalian.
Kerahasiaan serta informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk tujuan
penelitian.
Apabila Bapak/Ibu menyetujui maka dengan ini saya mohon kesediaannya untuk menanda
tangani lembaran persetujuan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang saya ajukan dalam
lembaran kuesioner. Atas kesediaan Bapak/ Ibu sebagai responden saya mengucapkan terima
kasih.
Jakarta , 2018
Peneliti
(Adriyanti Amran)
PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)
Setelah mendapat penjelasan tentang tujuan, manfaat, dan prosedur penelitian dari peneliti,
saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia menjadi responden penelitian
yang dilakukan oleh Adriyanti Amran Mahasiswa Magister Keperawatan Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Muhamadiyah Jakarta dengan judul “Pengaruh Pelatihan
Manajemen Nyeri Terhadap Peningkatan Kompetensi Perawat di ruang Penyakit Dalam
Dewasa dirumah sakit padang pariaman tahun 2018”
Pariaman , 2018
Responden
(………………………..)
KUESIONER PENELITIAN
Petunjuk Pengisian:
Jawablah pertanyaan dibawah ini dengan menulis pada tempat yang telah disediakan
check list (√) pada salah satu pilihan yang sudah disediakan
Kode Responden :
A. Identitas Responden
1. Inisial Responden : ….
2. Usia : …. Tahun
S1 Keperawatan/Ners S2 Keperawatan
Petunjuk Pengisian
1. Berilah tanda cheklist (√) pada kolom “Betul”, jika pernyataan tersebut menurut
Bapak/Ibu Betul
2. Berilah tanda cheklist (√) pada kolom “Salah”, jika pernyataan tersebut menurut
Bapak/Ibu Salah
Petunjuk :
Isilah pernyataan berikut dengan memberikan tanda ceklis (√) pada kolom jawaban yang
disesuaikan dengan pemahaman anda
No Pernyataan SL SR KD TP
1. Saya melakukan skrining nyeri dalam
pengkajian awal terhadap pasien baru
masuk
2. Saya mengkaji faktor yang menyebabkan
nyeri pada pasien
3. Saya melakukan pengkajian nyeri guna
menentukan ada tidaknya nyeri
4. Saya menggunakan metode PQRST dalam
mengkaji karakteristik nyeri pasien
5. Saya melakukan pengkajian respon nyeri
guna melihat respon afektif pasien
6. Saya menetapkan skala nyeri pasien
bersama pasien dengan menggunakan skala
VAS
7. Saya memberikan analgesik sesuai anjuran
dokter
8. Saya menanyakan keluhan pasien terhadap
efek samping akibat pemberian analgesik
9. Saya mendemonstrasikan kepada pasien
salah satu metode manajemen nyeri non
farmakologi
10. Saya melihat kemampuan pasien
melakukan salah satu metode manajemen
nyeri yang saya contohkan
11. Saya mengevaluasi skala nyeri pasien
setelah dilakukan manajemen nyeri
farmakologi
12. Saya melakukan pencatatan atas
peningkatan nyeri pasien menuju rasa
nyaman
13. Saya mengevaluasi skala nyeri pasien
setelah dilakukan manajemen nyeri non
farmakologi
14. Saya melakukan salah satu distraksi untuk
manajemen non farmakologi
15. Saya menjelaskan kepada pasien untuk
prosedur tindakan
Lampiran 4
RUMAH SAKIT
UMUM DAERAH
PADANG PARIAMAN MANAJEMEN NYERI
dr. .................
Tidak Ket
Dilaku
No Aspek Yang dinilai dilaku
kan
kan
8. Dokumentasikan tindakan