Anda di halaman 1dari 2

Islam Ramah, bukan Islam Marah????

Api selalu kita nyalakan di tengah gelapnya dunia


Menyinari, dan memberikan petunjuk arah
Tetapi kita lupa bahwa api dapat memantul ke dalam mata
Menyatu ke dalam jiwa dan membakar segalanya

Sejarah akan terus terulang setiap waktu. Membangkitkan narasi yang telah terkubur dalam dan
menyebarkannya ke semesta. Tidak selamanya narasi yang ada bersifat indah. Tidak selamanya
narasi yang ada bersifat tentram. Salah satunya adalah narasi mengenai Abu Janda.

Permadi Arya alias Abu Janda mengangggap bahwa Islam adalah agama yang arogan. Selain itu,
Abu Janda menganggap bahwa Islam mengharamkan tradisi asli, ritual dibubarkan, pakai kebaya
murtad, dan wayang kulit diharamkan. Islam menginjak kearifan lokal. Kejadian tersebut
berawal dari cuitannya di Twitter dengan Uztad Tengku Zulkarnain yang mengatakan bahwa
minoritas di Indonesia arogan ke mayoritas dan merasa ngeri bahwa kini Ulama dan Islam dihina
di NKRI.

Kita sadar bahwa kebencian terhadap agama terjadi kembali. Jika kita membuka kembali
menelusuri sejarah, tentu ada yang serupa. CARI KISAHNYA Penistaan agama. Kenapa narasi
tersebut harus muncul kembali? Apa tidak ada yang mempelajari sejarah?

Kejadian tersebut tidak terlepas dari fenomena yang terjadi saat ini. Ketika masih ada beberapa
umat Islam yang menunjukkan kekerasan pada saat menyampaikan dakwahnya. Ketika masih
ada beberapa umat Islam yang menunjukkan ujaran kebencian terhadap kaum lainnya. Apakah
seperti itu cermin Islam di masyarakat?

Pada dasarnya, Islam bukanlah agama yang mengajarkan sifat arogan, kebencian, dan
permusuhan satu sama lain. Islam mengajarkan keramah-tamahan, kasih sayang. Menghargai
satu sama lain di tengah keberagaman umat beragama. Meyakini Islam di dalam hati sebagai
pedoman hidup dan menghargai perbedaan yang ada di dunia ini. Pada Q.S. Al-Anfal ayat 61,
Allah berfirman:

 ‫َوإِ ْن َجنَحُوا لِلس َّْل ِم فَاجْ نَحْ لَهَا َوتَ َو َّكلْ َعلَى هَّللا ِ ۚ إِنَّهُ ه َُو ال َّس ِمي ُع ْال َعلِي ُم‬

Artinya: "Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan
bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha
Mengetahui."

Terkadang, kita melihat bahwa agama Islam disampaikan dengan narasi yang bersifat keras dan
membuat hati kita terusik akan hal tersebut. Tentu, hal ini bukan berarti ajaran dalam Islam yang
salah. Seakan-akan, citra Islam dirusak oleh orang-orang yang tidak bertanggungjawab dengan
membawa pesan benci dan tidak menginginkan Islam berkembang di muka bumi ini. Perlu
diketahui bahwa Islam merupakan ajaran yang sempurna dan Rahmat bagi semua makhluk. Perlu
adanya dakwah Islam yang mencerminkan sifat keramahtamahan, supaya dapat memberikan
persepsi yang baik mengenai Islam

Selain itu, Hz. Mirza Masroor Ahmad (atba) bersabda:


Sesuai dengan ajaran Islam dasar perdamaian dan keamanan dunia dapat ditegakkan hanya jika
tuntutan keadilan dapat dipenuhi dengan sebaik-baiknya. Untuk itu dasar utamanya adalah
terletak pada taqwa. Didalam Al Quranul Karim, orang-orang muslim demikian tegasnya
ditekankan untuk berpegang teguh kepada taqwa dan berulang kali diperintahkan sehingga sama
sekali tidak diharapkan dari orang-orang beriman untuk berbuat sesuatu pelanggaran terhadap
keamanan di dunia ini.

Semoga semua manusia diberikan perlindungan oleh Allah. Semoga semua manusia dalam
keadaan damai. Semoga semua manusia memahami hakikat kehidupan

Anda mungkin juga menyukai