SKRIPSI
ZAHRINA
1106054284
UNIVERSITAS INDONESIA
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Kesehatan
Masyarakat
ZAHRINA
1106054284
ii Universitas Indonesia
Alhamdulillah, segala puji hanya milik Allah SWT yang tak pernah putus
menurunkan rahmat, karunia dan kuasa-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini. Rasa syukur atas setiap anugerah, kesempatan berharga dan keluarga baru
selama peneliti menempuh pendidikan di Universitas Indonesia. Penelitian skripsi
mengenai Evaluasi Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok di Universitas Indonesia ini
menjadi prasyarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat di
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Selama 4 tahun berkuliah
serta dalam penulisan skripsi ini begitu banyak bantuan, dukungan serta
pembelajaran yang peneliti dapatkan dan merupakan hal yang sangat berharga, oleh
karena itu peneliti mengucapkan terimakasih kepada:
1) Ibu Puput Oktamianti SKM , MM selaku pembimbing akademik yang telah
membimbing, berdiskusi dan memberikan masukan dalam penyusunan tugas
akhir ini. Terimakasih atas kesabaran, kesediaan meluangkan waktu, saran
dan kritik sehingga skripsi ini bisa terselesaikan dengan lebih baik.
2) Bapak Dr. Hamid Chalid, S.H, LL.M sebagai wakil rektor 4 yang sudah
meluangkan waktunya untuk menjadi informan dan sekaligus menjadi
penguji luar.
3) Ibu DR. Dra. Rita Damayanti, MSPHpenguji dalam, yang telah memberikan
banyak saran dan masukan yang berguna.
4) Bapak Pujianto, SKM, MKes selaku kepala departemen AKK,
5) Mas Pri, Mbak Dian, Mbak Nephy dan seluruh staff departemen AKK, yang
telah membantu dalam memudahkan perizinan serta kelengkapan buku
pedoman.
6) Segenap pihak keluarga besar Universitas Indonesia yang telah membantu
baik dlaam perizinan maupun proses selama penelitian dilakukan di
Universitas Indonesia.
7) Kedua orang tua yang telah mendukung secara penuh dan sabar dalam
menyertai. Keluarga yang selalu menjadi alasan saya untuk berjuang agar
bisa bermanfaat Mama, Bapak, Ashifa, Aisyah, ka Ekal.
vi Universitas Indonesia
Zahrina
vii
Nama : Zahrina
Program Studi : Kesehatan Masyarakat
Judul : Evaluasi Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok di Universitas
Indonesia, Depok tahun 2015
Indonesia menjadi negara ketiga dengan konsumsi tembakau terbesar di dunia dan
terus meningkat prevalensinya. Paparan asap rokok akan membahayakan bagi orang
lain, perokok pasif akan menjadi korban dari perilaku merokok yang semena-mena.
Kawasan Tanpa Rokok merupakan peraturan yang harus diterapkan berdasarkan UU
Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan. Tempat Belajar mengajar menjadi salah
satu Kawasan Tanpa Rokok yang ditetapkan oleh Pemerintah. Universitas Indonesia
sebagai institusi pendidikan yang menjadi contoh dan peduli lingkungan sudah
mentapkan UI sebagai kawasan Tanpa Rokok berdasarkan SK Rektor UI. Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok di
universitas Indonesia Tahun 2015. Jenis penelitian adalah penelitian kualitatif
dengan mertode wawancara mendalam dan observasi dengan pendekatan kerangka
kerja logis. Hasil penelitian adalah Kawasan Tanapa Rokok UI belum memiliki
indikator yang sesuai dengan peraturan kementerian kesehatan dan belum optimal
dalam pelaksanaannya. Faktor kendala utama adalah tidak adanya komitmen,
konsistensi, ketegasan penegakan peraturan, kejelasan tanggung jawab dan
wewenang Pelaksana Tugas Harian KTR UI sehingga akan berdampak pada alokasi
anggaran dan aktivitas dalam pelaksanaan kawasan tanpa rokok serta output yang
dicapai.
ix Universitas Indonesia
Name : Zahrina
Study Program : Kesehatan Masyarakat
Title : Evaluation of Smoke Free Area Implementation in
University of Indonesia on 2015
Indonesia in the third position country with the world's largest tobacco consumption.
Exposure to cigarette smoke will harm to others, passive smokers will become
victims of smoking behavior is arbitrary. Smoking Area is a rule that should be
applied based on Law Number 36 Year 2009 on Health. University become one of
the smoke free area decided by the Government. University of Indonesia as an
educational institution have a regulation to be smoke free campus. The purpose of
this study was to analyze the implementation Smoking Area in the university of
Indonesia Year 2015. This is qualitative research with in-depth interviews and
observations methods with the logical framework approach. Results of the study
were smoke free area in UI doesnt have indicators in accordance with the rules and
the health ministry has not been optimal in practice. The main limiting factor is the
lack of commitment, consistency and the clear of responsibility and authority of the
Pelaksana Tugas Harian KTR UI so that it will have an impact on the budget
allocation, the activity in the implementation of non-smoking area as well as the
output achieved.
x Universitas Indonesia
BAB 1 PENDAHULUAN....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................... 5
1.3 Pertanyaan Penelitian ..................................................................................... 5
1.4 Tujuan ............................................................................................................ 5
1.4.1 Tujuan Umum ......................................................................................... 5
1.4.2 Tujuan Khusus ........................................................................................ 5
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................................... 6
1.5.1 Manfaat bagi Institusi .............................................................................. 6
1.5.2 Manfaat bagi Pemerintah Daerah ............................................................. 6
1.5.3 Manfaat bagi Akademik........................................................................... 6
1.6 Ruang Lingkup Penelitian .............................................................................. 7
xi
Evaluasi Pelaksanaan..., Zahrina, FKM UI, 2015
4.1 Jenis Penelitian............................................................................................. 36
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................................ 36
xii
Evaluasi Pelaksanaan..., Zahrina, FKM UI, 2015
6.3.4 Melaksanakan Pengawasan dan Penegakan Hukum ............................... 90
6.3.5 Melaksanakan Pemantauan dan Evaluasi ............................................... 92
6.4 Output .......................................................................................................... 93
6.4.1 Tercapai dan Terdokumentasikannya Indikator Kawasan Tanpa Rokok . 93
6.4.2 Ada Teguran bagi yang Merokok di Lingkungan KTR .......................... 94
6.4.3 Ada Pelarangan terhadap Tanda, Iklan, Promosi, Sponsor dan Penjualan
Rokok ............................................................................................................ 95
6.4.4 Adanya Sanksi bagi yang Melanggar ..................................................... 96
6.5 Dukungan Input Aktivitas Output dalam Kerangka Kerja Logis dan
Evaluasi ............................................................................................................. 97
xiii
Evaluasi Pelaksanaan..., Zahrina, FKM UI, 2015
DAFTAR TABEL
xiv
Evaluasi Pelaksanaan..., Zahrina, FKM UI, 2015
DAFTAR GAMBAR
xv
Evaluasi Pelaksanaan..., Zahrina, FKM UI, 2015
BAB 1
PENDAHULUAN
lain yang terkena asap rokok di lingkungan sekitarnya dan biaya yang dibebankan
pada masyarakat untuk perlayanan kesehatan. Kerugian kumulatif ekonomi secara
makro di Indonesia tahun 2013 sebesar 378,75 triliun rupiah yang mencakup
pengeluaran masyarakat untuk membeli tembakau (138 T), kehilangan tahun
produktif karena kematian prematur, sakit dan disabilitas (235,4 T), total biaya rawat
jalan dan rawat inap karena penyakit terkait tembakau (5,35 T) (Kosen, 2013).
Pencegahan bahaya rokok dan produk tembakau harus dilaksanakan untuk
melindungi perokok dan orang disekitarnya dari penyakit dan gangguan kesehatan.
WHO membuat kesepakatan terkait pengendalian tembakau yaitu Framework
Convention on Tobacco Control dan langkah pelaksanaan pengendalian tembakau
berupa strategi MPOWER (Monitor, Protect, Offer Help, Warn, Enforce, Raise Tax).
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) merupakan bagian dari strategi MPOWER pada poin
protect yaitu melindungi perokok pasif dari asap rokok (WHO, 2009).
Kawasan Tanpa Rokok perlu ditetapkan karena tidak ada ambang batas
minimum paparan asap rokok di udara. Asap Rokok Orang Lain (AROL) adalah
kombinasi yang dihasilkan dari ujung batang rokok yang mneyala dengan asap yang
dihembuskan oleh si perokok. Asap rokok ini mengandung 7000 bahan kimia beracun
69 diantaranya bersifat karsinogen (Fact Sheet YLKI, 2014). Perokok pasif memiliki
risiko 20%-30% mengalami jantung koroner (CDC (2009) dalam Giatrininggar,
2012). Oleh karena itu perlu dilakukan upaya pengamanan terhadap bahaya merokok
melalui penetapan KTR untuk membatasi ruang gerak para perokok.
Penetapan KTR telah diatur oleh Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009
tentang Kesehatan serta Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012. Menteri
Kesehatan juga telah melakukan perumusan MOU (Memorandum of Understanding)
dengan Kementerian Dalam Negeri untuk menekankan pemberlakuan KTR.
Peraturan bersama antara Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri tersebut
tertuang dalam peraturan nomor 188/MENKES/PB/I/2011 dan Nomor 7 Tahun 2011
tentang Pedoman Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok.
Peraturan bersama ini sudah menyebutkan adanya sanksi bagi pihak pelanggar,
namun masih perlu diperkuat dengan petunjuk operasional dan konsistensi
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
FKM mengeluarkan Surat Keputusan Dekan pada tahun 2007 lalu FIK pada
tahun 2008. Tahun 2011 dikeluarkan SK Rektor UI nomor 1805/SK/R/UI/2011 yang
melarang setiap orang menghisap atau menikmati rokok di KTR UI. UI terdiri dari
tiga ilmu rumpun dan vokasi diantaranya rumpun ilmu sosial dan humaniora, rumpun
ilmu sains dan teknologi, rumpun ilmu kesehatan dan vokasi. Kebijakan KTR di UI
diterima cukup baik di rumpun kesehatan, namun dianggap pesimis dapat
dilaksanakan di rumpun sosial humaniora (LK2 FH UI, 2014).
Hasil analisis hubungan antara rumpun fakultas dengan perilaku merokok
menunjukan 21,8% dari fakultas vokasi yang merokok, 15,1% dari rumpun fakultas
humaniora, 7,3% dari rumpun fakultas sains dan teknologi dan 1,4% dari rumpun
fakultas kesehatan (Kurniawati, 2010). Hasil penelitian tersebut sesuai dengan
pandangan terhadap pelaksanaan kebijakan KTR UI. Penerimaan Rumpun Sosial
terhadap kebijakan Kawasan Tanpa Rokok sangatlah minim. Berdasarkan hasil
penilaian di tingkat Universitas, FIB dan FISIP adalah fakultas yang mempunyai
reputasi paling buruk dalam penerapan KTR (FISIPERS, 2013). Pelaksanaan KTR di
fakultas rumpun sosial tidak mendapat sambutan cukup baik, hal ini bisa
dimungkinkan dari nilai pandangan terhadap rokok serta perbedaan tingkat
pengetahuan dan kesadaran terhadap perilaku merokok.
Sejak tahun 2013, FISIP dan FH memulai untuk menerapkan KTR, sementara
FIB dan Vokasi belum menunjukan adanya upaya untuk melaksanakan KTR. Pada
rumpun sains dan teknologi pelaksanaan KTR terbaik adalah di Fakultas Ilmu
Komputer (FASILKOM). Berdasarkan pengamatan dan wawancara peneliti dengan
mahasiswa di FASILKOM, kepatuhan terhadap kebijakan KTR di FASILKOM
cukup baik. Hal ini ditunjukan dengan tidak adanya asap rokok dan orang merokok di
wilayah kampus fasilkom walaupun tidak ada tanda peringatan dilarang merokok.
Pelaksanaan KTR juga sudah cukup baik di rumpun ilmu kesehatan (Dennys, 2014).
Dalam melakukan evaluasi pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok di Universitas
Indonesia akan dianalisis indikator komponen input, aktivitas dan output serta
dukungan dan hambatan antar komponen. Logical Framework atau Kerangka Kerja
Logis (KKL) merupakan sebuah pendekatan identifikasi dan evaluasi dalam
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
UNIVERSITAS INDONESIA
Evaluasi Pelaksanaan..., Zahrina, FKM UI, 2015
10
2.2 Evaluasi
Evalausi secara etimiologi dalam kamus ilmiah populer adalah penaksiran,
penilaian, perkiraan, keadaan dan penentu nilai. Dalam kamus besar bahasa
Indonesia kata evaluasi diartikan dengan penilaian. Evaluasi adalah suatu proses
yang teratur dan sistematis dalam membandingkan hasil yang dicapai dengan
tolak ukur atau kriteria yang telah ditetapkan kemudian dibuat suatu kesimpulan
dan penyusunan saran pada setiap tahap dari pelaksanaan program (Azwar, 1996).
UNIVERSITAS INDONESIA
Evaluasi Pelaksanaan..., Zahrina, FKM UI, 2015
11
UNIVERSITAS INDONESIA
Evaluasi Pelaksanaan..., Zahrina, FKM UI, 2015
12
UNIVERSITAS INDONESIA
Evaluasi Pelaksanaan..., Zahrina, FKM UI, 2015
13
UNIVERSITAS INDONESIA
Evaluasi Pelaksanaan..., Zahrina, FKM UI, 2015
14
pertanyaan seputar sejauh apa tujuan dari intervensi berlaku, apakah intervensi
aktivitas dan output konsisten dengan tujuan akhir, proses pencapaian program,
dampak dan efek yang diharapkan.
4. Dampak (Impact), lazimnya bersifat jangka panjang, berupa konsekuensi tidak
langsung yang luas dari program/proyek yang dimaksudkan oleh penerima
manfaat. Dampak dapat dibedakan menurut dampak positif maupun dampak
negatif sesuai dengan sudut pandang penilaianya. Hal yang dapat
dipertimbangkan meliputi apa yang terjadi dari hasil intervensi, apa perbedaan
nyata yang dihasilkan dan berapa orang terpengaruh.
5. Keberlanjutan (Sustainability), merupakan pemeliharaan atau pengaruh
tambahan perubahan positif yang dihasilkan oleh program atau proyek sesudah
proyek berakhir dilaksanakan. Melalui tindakan keberlanjutan diharapkan
program/proyek dapat dilanjutkan meskipun intervensi sudah berakhir, baik
oleh organisasi yang sama ataupun oleh organisasi yang berbeda.Hal ini
berguna untuk mempertimbangkan sejauh apa manfaat dari intervensi berlanjut
dan faktor apa yang paling besar mempengaruhi pencapaian keberlanjutan.
UNIVERSITAS INDONESIA
Evaluasi Pelaksanaan..., Zahrina, FKM UI, 2015
15
UNIVERSITAS INDONESIA
Evaluasi Pelaksanaan..., Zahrina, FKM UI, 2015
16
UNIVERSITAS INDONESIA
Evaluasi Pelaksanaan..., Zahrina, FKM UI, 2015
17
UNIVERSITAS INDONESIA
Evaluasi Pelaksanaan..., Zahrina, FKM UI, 2015
18
UNIVERSITAS INDONESIA
Evaluasi Pelaksanaan..., Zahrina, FKM UI, 2015
19
Hak untuk mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat sudah
ditegaskan dalam Undang-undang Dasar 1945 Pasal 28 H ayat 1. Sehingga jelas dasar
hukum yang melindungi dan mengharuskan pemerintah membuat kebijakan
pengendalian tembakau (Fakta Tembakau TCSC, 2014).
Sebelum ditandatanganinya PP 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan
yang Mengandung Zat Adiktif Berupa Produk Tembakau bagi Kesehatan. Aturan
yang ada masih bersifat normatif dan belum mengatur lebih lanjut pelakasanaan dan
upaya strategis dalam kebijakan pengendalian tembakau di Indonesia. Secara
substansif Perturan Pemerintah ini masih sangat lemah akan tetapi ini adalah satu-
satunya regulasi yang secara khusus mengatur maslaah pengendalian tembakau di
Indonesia.
Kebijakan tentang pelarangan iklan, promosi dan sponsor rokok saat ini diatur
dalam Undang-undang Nomor 40 tahun 1999 tentang pers dan Undang-undang
Nomor 32 tahun 2002 tentang penyiaran yang belum mengatur pelarangan total iklan,
promosi, dan sponsor rokok. Substansi yang ada didalamnya hanya membatasi dalam
membuat materi iklan rokok. Kemudian diatur lebih lanjut dalam PP Nomor 109
Tahun 2012.
Penetapan cukai rokok di Indonesia juga masih rendah yaitu 57% . Indonesia
masih jauh lebih rendah dalam menetapkan pajak dan cukai rokok dibandingkan
dengan negara di ASEAN. Rokok masih ditemukan dapat dijual eceran. Peringatan
kesehatan pada bungkus rokok yang disyaratkan FCTC menempati minimal 50% dari
kedua sisi gambar bungkus rokok belum dipenuhi. Kebijakan mengenai peringatan
kesehatan bergambar di indonesia mulai diterapkan 24 Juni 2014 dimana setiap
bungkus rokok harus mencantumkan peringatan kesehatan dalam bentuk kata dan
gambar pada 40% dari bungkusnya. Saat ini Indonesia sudah memiliki Peta jalan
Pengendalian Dampak Konsumsi Rokok. Peta jalan ini diatur dalam Peraturan
Menteri kesehatan republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2013. Peraturan ini bertujuan
untuk mewujudkan penyelenggaraan upaya pengendalian dampak konsumsi rokok
yang terintegrasi, efektif dan efisien (Fauzi, Zakiyah, Ainul, 2014).
UNIVERSITAS INDONESIA
Evaluasi Pelaksanaan..., Zahrina, FKM UI, 2015
20
UNIVERSITAS INDONESIA
Evaluasi Pelaksanaan..., Zahrina, FKM UI, 2015
21
UNIVERSITAS INDONESIA
Evaluasi Pelaksanaan..., Zahrina, FKM UI, 2015
22
UNIVERSITAS INDONESIA
Evaluasi Pelaksanaan..., Zahrina, FKM UI, 2015
23
Indikator Output :
1. Terwujudnya Kawasan Tanpa Rokok di semua tatanan.
UNIVERSITAS INDONESIA
Evaluasi Pelaksanaan..., Zahrina, FKM UI, 2015
24
UNIVERSITAS INDONESIA
Evaluasi Pelaksanaan..., Zahrina, FKM UI, 2015
25
UNIVERSITAS INDONESIA
Evaluasi Pelaksanaan..., Zahrina, FKM UI, 2015
BAB 3
KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN DEFINISI ISTILAH
GOALS ASSUMPTIONS
PURPOSES ASSUMPTIONS
OUTPUTS ASSUMPTIONS
ACTIVITIES
ASSUMPTIONS
INPUTS ASSUMPTIONS
Gambar 3.1 Kerangka Kerja Logis
Sumber : The Logical Framework Approach, NORAD 1999
Dari pendekatan kerangka kerja logis dan desain evaluasi maka kerangka
pikir dalam penelitian evaluasi kawasan tanpa rokok di Universitas Indonesia
adalah dengan mengkombinasikan setiap indikator berdasarkan pedoman
pengembangan Kawasan Tanpa Rokok yang dibuat oleh Kementrian Kesehatan
Tahun 2011 dan Pedoman yang disusun oleh Tobacco Control Support Centre
juga merujuk pada logic model penelitian di UC. Sehingga kerangka konsep yang
ditentukan seperti yang tergambarkan dalam bagan kerangka konsep. Kerangka
konsep tersebut dipilih untuk dapat memunculkan hal-hal yang dapat dianalisa
dalam pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok Universitas Indonesia secara
komprehensif.
25
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Purposes :
Tidak Ada Tanda, Iklan, Promosi,
Goals :
Melaksanakan Pengawasan dan Penjualan serta Sponsor Rokok
Kebijakan/ Peraturan Penegakan Hukum
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Cara Memperoleh
Istilah Definisi Alat Bantu Informasi
Informasi
Kajian KTR Dilakukannya survey atau kajian Pedoman Wawancara dan Diketahui ada atau tidaknya langkah
mengenai analisis situasi dan sikap Wawancara data sekunder analisis situasi dalam pelaksanaan
sasaran terhadap kebijakan kawasan Kawasan Tanpa Rokok.
tanpa rokok.
Media Bentuk saluran informasi yang Pedoman Wawancara Diketahui media yang telah dibuat dan
memuat konten kawasan tanpa Wawancara mendalam, telaah digunakan dalam pelaksanaan KTR UI.
rokok. dan formulir data sekunder,
observasi observasi
Infrastruktur Membuat SK, Instrumen Pedoman Wawancara, telaah Didapatkan informasi mengenai sarana
Pengawasan, Materi sosialisasi Wawancara, data sekunder, dan infrastruktur untuk mendukung
penerapan KTR, Pembuatan dan Draft SK, observasi pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok UI.
penempatan tanda larangan instrument,
merokok, Mekanisme dan saluran materi dan
penyampaian pesan tentang KTR di lain lain.
tempat proses belajar mengajar,
Materi pelatihan bagi pengawas
KTR, Materi Pelatihan kelompok
sebaya tentang cara berhenti
merokok.
Universitas Indonesia
Cara Memperoleh
Istilah Definisi Alat Bantu Informasi
Informasi
Sosialisasi Terlaksananya sosialisasi kebijakan Pedoman Wawancara Diketahui terdapat tanda sosialisasi
KTR baik secara langsung (tatap Wawancara mendalam, KTR dan atau pernah dilakukan
muka) maupun tidak langsung observasi, telaah sosialisasi KTR.
(melalui media cetak, elektronik). media
Terpasangnya pengumuman
kebijakan KTR melalui poster,
tanda larangan merokok, mading,
surat edaran, pengeras suara.
Terpasangnya tanda KTR di tempat
proses belajar mengajar.
Melaksanakan Kegitan Pemantauan dan Evaluasi Pedoman Wawancara Didapatkan informasi tentang kegiatan
Pemantauan yaitu terhadap kebijakan yang Wawancara mendalam, telaah yang berkaitan dengan pemantauan dan
dan Evaluasi telah dilaksanakan, meminta media/dokumen, evaluasi kawasan tanpa rokok yang
pendapat komite dan melakukan observasi dilakukan. Misalnya rapat rutin, rapat
kajian terhadap permasalahan koordiansi dan atau membuat survey
yang ditemukan dan putusan tingkat kepatuhan.
apabila diperlukan penyesuaian
terhadap masalah kebijakan.
Universitas Indonesia
Cara Memperoleh
Istilah Definisi Alat Bantu Informasi
Informasi
Pengorganisasi Adanya pengaturan tugas dan Pedoman Wawancara Diketahuinya peran pelaksana dan
an Tugas dan tanggung jawab yang jelas dalam Wawancara mendalam, telaah penanggungjawab kawasan tanpa rokok.
Wewenang pelaksanaan KTR. dokumen
Melaksanakan Terlaksananya kegiatan pemberian Pedoman Wawancara Didapatkan informasi penyuluhan yang
Penyuluhan informasi baik kepada mahasiswa, Wawancara mendalam, telaah sudah dilaksanakan.
KTR, Bahaya dosen ataupun karyawan terkait media
Merokok dan Kawasan tanpa Rokok, Bahaya
Etika Merokok Merokok dan Etika Merokok.
Melaksanakan Upaya-upaya untuk memastikan Pedoman Wawancara Didapatkan informasi mengenai
Pengawasan berjalannya peraturan Kawasan Wawancara mendalam pengawasan dan penegakan peraturan
dan Penegakan Tanpa Rokok UI. KTR.
Hukum
Tercapai dan Indikator yang digunakan dalam Pedoman Wawancara Diketahui kondisi dan indikator yang
terdokumentasi KTR untuk mengukur keberhasilan Wawancara, mendalam, digunakan pelaksanaan KTR UI.
kannya pelaksanaan KTR UI. Formulir observasi
Indikator KTR Observasi
Universitas Indonesia
Cara Memperoleh
Istilah Definisi Alat Bantu Informasi
Informasi
Ada Teguran Ada teguran terhadap orang yang Pedoman Wawancara Didapatkan informasi mengenai
bagi yang merokok di wilayah KTR. Wawancara mendalam tindakan peneguran yang dilakukan.
Merokok di
Lingkungan
KTR
Ada Melarang masuknya intervensi Pedoman Wawancara Diketahui tidak adanya iklan,
pelarangan industri rokok melalui iklan, Wawancara, mendalam, promosi,sponsor dan penjualan rokok.
tanda, promosi, sponsor/beasiswa dan Formulir observasi
iklan/promosi, penjualan rokok di lingkungan Observasi
sponsor, dan kampus UI.
penjualan
rokok
Adanya sanksi Terdapat sanksi berupa Pedoman Wawancara Didapatkan informasi mengenai sanksi
bagi yang teguran/denda atau lainnya sesuai Wawancara mendalam, telaah yang diberikan dan pemberlakuan
melanggar SK Rektor . dokumen sanksi.
KTR.
Universitas Indonesia
36
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Kepala universitas
Perlengkapan
Direktorat fasiltas
dan Umum
Anggota Pelaksana
Tugas Harian KTR Informasi mengenai
FISIP UI indikator input,
Ketua Fasilitas FT activity dan output
UI dalam pelaksanaan
Anggota Pelaksana Manajer KTR UI di tingkat
Tugas Harian KTR Kemahasiswaan Fakultas dan/atau
4 orang
UI tingkat Fakultas / dan Umum Vokasi Unit Kerja
unit UI
Koordinator Ketentuan lebih
Satpam PLK UI lanjut mengenai
(Pembinaan pelaksanaan KTR di
Lingkungan tingkat Fakultas/Unit
Kampus)
Informasi mengenai
Latar belakang dan
sejarah penetapan
Ketua, Sekretaris KTR UI,
Anggota kelompok dan Bendahara terbentknya
3 0rang
kerja KTR UI Kelompok Kerja Komite/Kelompok
KTR UI Kerja dan indikator
input, activity,
output KTR UI
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
5.1.1 Wilayah
UI terletak di dua lokasi yaitu di Salemba, Jakarta Pusat, dan kampus kedua
terletak di lingkungan hijau Depok di Jawa Barat. Sebagian besar dan pusat kegiatan
UI dilaksanakan di Kampus Depok. Berdasarkan alokasi Rencana Tata Ruang
Kawasan Kampus,terdapat empat komponen ekosistem di lingkungan Kampus UI
Depok (Priono, 2014) , yaitu:
a. Bangunan fisik gedung dan penyangga hijauan lansekap 170 ha.
b. Ekosistem Perairan 32 ha.
c. Kawasan Hutan Kota 100 ha dan
d. Sarana prasarana penunjang termasuk penyangga lingkungan 12 ha.
UI memiliki konsep go green dengan beberapa fasilitas transportasi umum
yang disediakan bis kuning dan sepeda. Kawasan hutan UI yang juga cukup luas
membuat UI menjadi universitas yang memang concern kepada lingkungan.
43
Universitas Indonesia
(Lampiran)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Rektor UI Tentang KTR UI, PP 109 Tahun 2012 Tentang Pengendalian Tembakau
yang merupakan peraturan pelaksanaan dari UU No. 36 Tahun 2009 tentang
kesehatan. Dokumen petunjuk teknis disusun memuat mengenai
1. Kedudukan Koordinator Pelaksanaan Tugas Harian KTR UI dalam
pelaksanaan pembinaan dan
2. pengawasan kegiatan KTR UI;
3. Alur tindakan dan pengawasan KTR UI dalam flowchart KTR UI;
4. Sosialisasi KTR UI dalam bentuk terapi berhenti merokok di PKM UI.
Petunjuk Teknis terdiri dari 5 bagian yaitu :
Tabel 5.3 Konten Petunjuk Teknis KTR UI
Pendahuluan Bagian ini berisikan latar belakang dan tujuan dari
diberlakukannya Kawasan Tanpa Rokok UI di tingkat Fakultas,
Program Pasca Sarjana, dan Universitas. Sasaran ditujukan
kepada seluruh Sivitas Akademika Universitas Indonesia
khususnya pimpinan unit kerja di lingkungan Universitas dan
menjelaskan mengnai definisi / pengertian umum yang digunakan
dalam keputusan Rektor tentang KTR UI.
Kedudukan dan Kedudukan Koordinator Pelaksana Tugas Harian menyatu
Fungsi kedalam struktur organisasi Universitas Indonesia yang dipimpin
Koordinator oleh pimpinan unit kerja masing masing.
Pelaksana Tugas Memiliki fungsi untuk membuat dan mensosialisasikan materi
Harian petunjuk teknis, mengkoordinasikan materi petunjuk teknis dan
menyelenggarakan kegiatan yang terkait dengan KTR UI.
Sehingga materi petunjuk teknis yang dibuat meliputi prosedur
sosialisasi, prosedur pengawasan dan prosedur pembinaan.
Prosedur Koordinator Pelaksana Tugas Harian KTR UI melakukan
Sosialisasi KTR sosialisasi dan membagikan tanda KTR UI, menetapkan,
UI mengawasi dan melaporkan pelaksanaan sosialisasi. Pimpinan
membuat tim pelaksana KTR UI di unit kerja masing-masing.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Kawasan UI yang sangat luas dan jumlah sivitas yang besar mengharuskan
peraturan ini harus berjalan bottom up yang dimulai dari kesadaran dan motivasi
secara personal. Sebagian besar tanda KTR sudah dipasang di lokasi yang ditentukan
tersebut akan tetapi di halte bikun sama sekali tidak ada tanda KTR UI.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Halte Bis
Asrama
Kuning
. Pusat UI
UI
1 Tanda Dilarang Merokok Ada - Ada Ada -
2 Area/Ruang untuk Merokok - - - - -
3 Asbak/Korek Api - - - - -
4 Orang Merokok Ada Ada Ada Ada Ada
5 Iklan/Promosi/Sponsor/Beas - - - - -
iswa Rokok
6 Penjualan Rokok Ada - Ada - Ada
7 SK Dekan/ Keputusan Ada - - Ada -
Pimpinan
Sudah dilakukan sosialisasi untuk Mahasiswa baru dan pada saat event
HTTS serta melalui media yang dibuat humas. (P2)
Kalau pegawai, dosen lewat dekan. (P1)
mensosialisasikan KTR di lingkungan mahasiswa, tapi baru ya.. mahasiswa
baru di lingkungan UI. (P3)
Setiap Fakultas dan ataupun unit kerja memiliki cara masing masing untuk
melakukan sosialisasi
Di tingkat fakultas belum ada sosialisasi selain pemasangan poster. (P3)
Dipasang di web di twitter, kemudian di fb gitu pengingatan bahwa UI
adalah Kawasan Tanpa Rokok setiap acara kita apa kita selalu ingatkan
kembali gitukan, nah itu yang bisa dilakukan ya.. itu. (P8)
2. Melaksanakan Pemantauan dan Evaluasi
Belum dilakukan pemantauan dan evaluasi secara berkala untuk meninjau
keberhasilan penerapan Kawasan Tanpa Rokok di Universitas Indonesia
Tidak ada. Jadi kita hanya melihat secara informal saja, tapi secara
sistematis tidak ada. (P1)
Pemantauan hanya dilakukan oleh perorangan melihat temuan-temuan
kemudian dilaporkan. Evaluasi secara sistematis belum dilakukan. (P2)
Kalau dengan evaluasi misal kita bisa setahun sekali kita evaluasi, ada
gambaran laporan dari A fakultas A bagimana fakultas B bagaimana C
bagaimana. Kalo dengan evaluasi tentu ada beberapa yang harus diperbaiki
atau harus ditingkatkan terus atau bagaimana. Nah sekarang ini menurut
saya belum ada semacam kayak gitu.(P7)
Hal ini juga mendapat dukungan dari pernyataan salah satu informan, bahwa
tidak ada evaluasi berkala. Di tingkat fakultas FT dan FISIP yang sudah
menerapkan KTR di fakultasnya dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap
pelaksanaan KTR melalui rapat koordinasi yang biasanya di rapat tingkat fakultas.
Universitas Indonesia
Lebih banyak diskusi informal, kalau rapat semester ini belum pernah da
rapat, semester lalu lebih intens, sibuk masing-masing, belum ada. Belum
ada sistem, belum punya sistem untuk melaksanakan KTR secara formal
belum ada. (P8)
Secara rutin dan koordinasi saja. Jadi kita ada rapat koordinasi..Sebulan
sekali (P5).
B. Input
Berikut adalah beberapa input yang diperlukan untuk mencapai kepatuhan
terhadap 7 indikator pemantauan
1. Kelompok Kerja
Dalam pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok Universitas Indonesia sudah ada
Komite atau kelompok kerja yang ditetapkan oleh rektor. Berikut adalah nama-
nama yang ditetapkan sebagai Pelaksana Tugas Harian KTR UI :
Penanggung Jawab : Rektor Universitas Indonesia
Pengarah : 1. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
2. Wakil Rektor Bidang SDM, Keuangan dan Administrasi
Umum
3. Wakil Rektor Bidang Penelitian Pengembangan dan
Kerjasama Industri
4. Direktur Pembinaan Sumber Daya Manusia
5. Direktur Umum dan Fasilitas
6. Direktur Keuangan
7. Direktur Pendidikan
8. Direktur Kemahasiswaan
9. Kepala Kantor Komunikasi
10. Kepala Kantor Pelayanan Hukum dan Peraturan
Ketua Pelaksana : Rita Damayanti
Sekretaris : Wisni Bantarti
Bendahara : Hanny Handayani
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Ada pokja KTR UI Saya udah ga ikut berapa lama ya, bulan mei ini kayanya
ga denger, udah HTTS kemarin kan?. Setahun mungkin lebih dari sekali , kan
biasanya kan sekitar bulan mei mereka intensif tapi bulan mei ini kayanya ga
ada. (P8)
Selain pernyataan tersebut terlihat pula bahwa pertemuan akhir-akhir ini
sudah tidak jalan, berdasarkan catatan notulensi rapat terakhir KTR UI. Tidak
berjalan konsistennya kelompok kerja karena memang sifatnya yang masih
sukarela, tidak ada reward dan punishment dan terkendala kesibukan serta prioritas
masing-masing orang di Tim Pokja KTR UI.
Dengan kerjaan yang nyambi-nyambi, ga ada reward segala macem, ya.. Ya
motivasi sendiri, ga ada reward punishment.. ya kalau kita, kita-kita aja kalau
sayanya aktif kalau saya sama bu rita ga aktif yaa ga aktif hhe Apalagi sibuk
sibuk semua kan ? Iya sii.. semua pihak dilibatkan. Cuma masalahnya aktif
atau engga. (P2)
2. Anggaran
Dalam pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok UI tidak ada anggaran yang secara
khusus dialokasikan dengan perencanaan yang baik dan penganggaran yang tepat.
Selain itu tidak ada keharusan kepada unit ataupun pihak terkait untuk
menganggarkan pelaksanaan KTR
Belum ada anggaran yang dikhususkan. Di pokja hanya dari donasi atau
dianggarkan ke unit tertentu di tigkat UI. (P1)
Iya jadi masuk RKAT-nya unit yang terlibat , abis gimana donk. Ga ada di
struktur organisasi kan berarti ga ada budgetnya . Itu dia , harusnya masuk.
Uang patungan tim pokja untuk kegiatan internal pokja dan administratif
atau untuk membantu kegiatan mahasiswa. (P2)
Penganggaran hanya tergantung fakultas, unit kerja ataupun divisi masing-
masing. Anggaran dikeluarkan lewat anggaran Humas ataupun Fasilitas. Kelompok
kerja sendiri memiliki anggaran dari dana sukarela yang digunakan untuk kegiatan
administratif internal pokja ataupun membantu kegiatan mahasiswa.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Melibatkan gerakan yang peduli tentang isu rokok ini perlu dilakukan, upaya
mendorong lewat kegiatan kemahasiswaan sudah dicoba di FIK agar ada suatu
kegiatan yang rutin dan dilakukan untuk mendukung pelaksanaan KTR ini.
Saya kan beberapa kali minta ke BEM , salah satunya nih ya di mahasiswa
BEM buat donk ini seperti BSOnya kegiatan yang khusus jadi setiap tahun
jadinya ada, karena kan BSO misalnya masuk keg.pengmas aja pengemas
belum tentu rokok. Saya sudah beberapa kali usul terutama ke BEM FIK
tolong dong dibuat BSOnya, BSO, BSO antikau beneran jadi karena kalau
mereka jadi BSO kan ada anggarannya ini nya ada aktivitas , jadi kegiatan
mahasiswa pasti ke arah sana. (P2)
2. Melaksanakan Penyuluhan KTR, Bahaya Merokok dan Etika Merokok
Penyuluhan dilakukan hanya berdasarkan kegiatan seperti pelaksanaan HTTS
Tahun 2012. BEM Rumpun Ilmu Kesehtan mengadakan Pawai keliling UI untuk
mensosialisasikan KTR UI sekaligus untuk memberikan penyuluhan kepada perokok.
Materi mengenai KTR , bahaya merokok dan etika merokok biasanya masuk dalam
konten seminar yang beberapakali diadakan oleh UI antara lain tahun
2010,2011,2012,2013,2014.
Enggak si, kita enggak sampe kesitu karena kita kalau udah sampe masuk
teknis gitu udah berat ya. Kita lebih kepada mengarahkan, misalnya mau
ngadain penyuluhan oke kita bantu sosialisasi-nya kita bantu publikasinya
semuanya kita yang pegang. Jadi kalau kita merencanakan detail bahwa
klinik anti merokok ini semua kita ga bisa ga punya kompetensi. (P8)
Pelatihan untuk konseling berhenti merokok sendiri pernah dilakukan oleh tim
pokja dan khusus diberikan kepada perangkat Koordinator Pelasana Tugas Harian
KTR UI. Antusiasme dalam pelatihan itu cukup baik dengan banyaknya permintaan
pelatihan lanjutan.
Itu cuman seharian satu hari deh apa setengah hari saya juga lupa ya, tapi
itu tidak terlalu mendalam. Waktu itu kita ada rencana ada permintaan nih,
dari temen-temen fakultas lain kalau bisa agak mendalam gitu ya.. tapi waktu
itu belum sempet gitu. Jadi waktu itu hanya sekedar mengenalkan bahwa ini
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
5.3.3 Tidak Ada Tanda, Iklan, Promosi, Penjualan serta Sponsor Rokok
5.3.3.1 Gambaran Hasil
UI memulai dengan melarang beasiswa dan sponsor untuk kegiatan-kegiatan
dan acara di UI lewat kemahasiswaan dan diharapkan menjadi contoh untuk
perguruan tinggi lain. Namun bentuk ketegasan untuk menolak intervensi industri
rokok dalam bentuk beasiswa, sponsor atupun lainnya tentu tidak mudah.
Pokoknya sejak desember 2009 itu yang hebat juga itu pak ini, karena dia
akan diteror juga sama pabrik rokok. Terus setrelah itu perguruan tinggi ga
berani. Jadi waktu itu kalau ada pertemuan, direktur kemahasiswaan seluruh
Indonesia, Pak Kamarudin kan cerita dia nyampein itu ya ga terlalu
ditanggapi juga.(P2)
Ooh engga, soalnya sejak dulu kita mengacu ke SK rektor, sponsor kita
engga beasiswa juga engga. ini engga yg jelas dikoerasi ini udh engga (P3)
Tapi kan kita bisa liat dari kemahasiswaan udah jelas udah dikunci tidak
menerima beasiswa atau bisa dibatalkan , gitu jadi itu yang paling
signifikan. (P8)
Selain tidak menerima beasiswa dari perusahaan rokok UI juga menerapkan
peraturan untuk menyertakan surat pernyataan bukan perokok aktif sebagai syarat
penerima beasiswa yang ada di UI. Pelarangan terhadap bentuk intervensi industri
rokok ternyata masih ada beberapa kasus tawaran-tawaran dari perusahaan.
Tawaran tawaran dari industri rokok masih terjadi di Universitas Indonesia.
Gak boleh, soalnya beberapa kali itu mbak godaan, di kantin tuh sponsor
ya. (P5)
Pernah terjadi satu kasus dimana masih ada iklan rokok di kantin tenda biru
pondok cina dan juga spot salah satu perusahaan rokok di asrama UI yang langsung
ditindak tegas.
Pernah ada. Contohnya Di tenda-tenda biru itu pernah ada poster rokok,
mereka pasang iklan rokok. Terus kepada mahasiswa yang melakukan
kegiatan-kegiatan dilarang keras menggunakan sponsor dari rokok. Kan
setiap mahasiswa ataupun dari UKM-UKM lain yang mengadakan kegiatan
Universitas Indonesia
untuk masalah itu paling utama dilarang keras untuk menerima sponsor dari
rokok. (P7)
misalnya kita ngeliat, oh disana.. di asrama.. asrama masih ada yang jual
rokok. Jadi kita tanya pak kok gini gini gini, jadi lebih ke arah konfirmasi.
Ngambil datanya juga informal maksudnya ga trstruktur. Cuma temuan-
temuan aja kita sampaikan ke kemahasiswaan terus kemahasiswaan
merespon, oh iya nanti.. misalnya kaya, kan ada ruang sampoerna ya, itu ya..
diasrama. (P2)
Sponsor, iklan , promosi rokok dan beasiswa memang sudah dilarang total di
Universitas Indonesia akan tetapi penjualan masih dilakukan di lingkungan
Universitas Indonesia.
kita juga maunya ga, kayak misalnya di takor itu ada satu penjual rokok
udah secara formal sudah dtegur sama fakultas, udah dberi surat peringatan
untuk tidak menjual rokok. (P4)
Kita udah coba sarankan ke kantin untuk tidak berjualan rokok dan itu
sudah dijalankan, perkara mereka mendapatkan rokok di luar itu kita tidak
bisa batasi. (P5)
Saya itu paling sebel di indomart tuh masih jual, itu yang di perpustakaan
kemarin saya liat masih dipajang. (P3)
Universitas Indonesia
Sebenarnya kalau sanksi kita ada ya, berapa ya denda tuh 100.000 kalau ga
salah. Udah tertera di SK. Cuma kita belum mengimplementasikan itu adalah
, Cuma kita kan spotnya belum lengkap. (P5)
Belum. Artinya tau kalau ada aturan tapi belum untuk pelaksanaan. Yang
melanggar mau diapain. (P7)
Dalam tingkat UI memang belum ada ketentuan mengenai sanksi denda hanya
berupa sanksi teguran lisan dan atau tulisan yang sifatnya lebih ke arah pembinaan.
Hal ini dikarenakan adanya peninjauan kembali terhadap upaya penegakan peraturan
yang sudah dibuat dengan melihat efektifitas dan risiko yang mungkin muncul.
Ga ada, sanksinya aja bingung apa, apalagi kita . Apa yang mau
disosialisasiin. (P8)
Kita mau itu di draftnya ditulis, orang yang kedapatan merokok itu wajib
membayar denda 100.000. ga gede karena kan yang merokok banyak juga yg
gajinya ga besar kalau kita taro. Itu aja 100.000 mereka udah sangat banyak
. Bisa mengganggu perekonomian mereka dg hanya 100.000 gitu, jadi
soalnya bukan soal 100.000 200.000 soal sejuta atau berapapun tapi
bagaimana kita menegakannya. (P10)
Universitas Indonesia
B. Input
1. Kajian Kawasan Tanpa Rokok
Sebelum diberlakukannya SK belum ada kajian Kawasan tanpa Rokok.
Sehingga tidak diketahui bagaimana kondisi dan respon publik terhadap kebijakan
Kawasan Tanpa Rokok yang akan dibuat. Pernah dilakukan survey yang dilakukan
oleh puslitkes dan memprediksikan bahwa aturan ini akan alot di beberapa fakultas
diantaranya FIB, FISIP dan FT
Yang saya tau hasil surveynya bu rita punya, itu dari puslitkes ya. Kalau ga
salah ya itu ya.. itu memang perilaku merokok di kalangan mahasiswa itu
memang cukup tinggi ya.. terutama fisip ya haha. Dan saya baru tau kalau
perilaku merokok mahasiswanya itu sangat sangat tinggi ya.. itu dari hasil
surveynya bu rita yaa. (P3)
Universitas Indonesia
merokok. Berikut adalah data yang didapat dari wawancara dan observasi pada saat
penelitian
Universitas Indonesia
Engga si, kita ga sampe kesitu karena kita kalau udh sampe masuk teknis
gitu udah berat ya. Kita lebih kepada mengarahkan. Misalnya mau ngadain
penyuluhan oke kita bantu sosialisasinya kita bantu publikasinya semuanya
kita yang pegang.(P8)
Terdapat sedikit pemahaman yang berbeda yaitu mengatakan bahwa smoking
area merupakan infrastruktur.
Kalau masukan kita ke bagian infrastruktur, kemarin dari pengadaan. Kita
kasih masukan untuk membangun semacam smooking room walaupun
sebenarnya salah. Tapi paling tidak kita sudah lokalisir si perokok supaya
ngga kemana-mana.(P7)
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
6.2 Input
6.2.1 Kelompok Kerja
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komite merupakan sejumlah orang
yang dibentuk untuk melaksanakan tugas tertentu (terutama yang berhubungan
dengan pemerintahan). Komite atau kelompok kerja dalam pelaksanaan Kawasan
Tanpa Rokok UI yang dimaksud yaitu pihak yang terdiri dari anggota struktural UI
dan anggota nonformal yang bersedia dan memiliki ketertarikan dalam upaya
mewujudkan KTR UI. Komite ini dibentuk untuk melaksanakan penyusunan
80
menjadikan keterlibatan aktif anggota dalam pelaksanaan KTR sebagai nilai tambah
indikator kinerja atau memberikan insentif tambahan; 2) memberikan penghargaan
untuk pemimpin tingkat unit ataupun fakultas yang berhasil mengimplementasikan
KTR dengan baik; 3) memberikan surat himbauan terhadap anggota pokja yang tidak
terlibat aktif.
Sejauh ini belum ada wewenang tambahan yang diberikan kepada kelompok
kerja nonstruktural sehingga penegakan Kawasan Tanpa Rokok sangat bergantung
pada pimpinan fakultas atau unit kerja. Pembagian tugas dan wewenang antara
pelaksana tugas harian KTR UI perlu ditetapkan dengan jelas. Pelaksana tugas harian
KTR UI nonstruktural dapat diberikan tanggungjawab dalam hal sosialisasi tingkat
universitas. Pelaksana Tugas Harian struktural tingkat fakultas/unit kerja sebaiknya
membentuk tim pelaksana dan keharusan untuk menganggarkan dana untuk
pelaksanaan KTR UI. Pelaksana Tugas Harian KTR UI struktural tingkat Universitas
sebaiknya dapat mempersiapkan infrastruktur dan memantau pelaksanaan KTR di
seluruh kawasan Universitas Indonesia.
Universitas Indonesia
6.2.3 Anggaran
Anggaran merupakan suatu rencana yang disusun secara sistematis dalam
bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh kegiatan
perusahaan untuk jangka waktu (periode) tertentu di masa yang akan datang
(Poerwanto, 2014). Metode penyusunan anggaran dapat berbasis kinerja yaitu
prosedur atau mekanisme untuk memperkuat keterkaitan antara dana yang diberikan
kepada instansi/lembaga pemerintah dengan hasil/dampak ataupun keluaran, melalui
pengalokasian anggaran yang didasarkan pada informasi formal tentang kinerja.
Kebijakan KTR UI tidak dibawah satu unit ataupun pengampu, sehingga dalam
pelaksanaannya tidak ada anggaran tertentu yang dialokasikan khusus untuk
pelaksanaan KTR UI secara utuh dan sistematis. Karena tidak ada perencanaan yang
baik, maka anggaran hanya akan dikeluarkan berdasarkan kebutuhan yang diperlukan
saat itu.
6.2.5 Kebijakan/Peraturan
Peraturan merupakan tataan (petunjuk, kaidah, ketentuan) yang dibuat untuk
mengatur, peraturan sebagai landasan hukum untuk menerapkan suatu kebijakan.
Peraturan Kawasan Tanpa Rokok UI berbentuk Surat Keputusan Rektor, yaitu SK
Rektor UI Nomor 1805/SK/R/2011. Peraturan dalam bentuk SK dalam konteks
peraturan perlu ditinjau kembali mengingat sifat dan berlakunya Kawasan Tanpa
Rokok. Ada 3 bentuk kegiatan pengambilan keputusan yaitu :
1. Keputusan atau ketetapan (beschikkings) bersifat individual konkret, berlaku
sekali dan bersifat administratif. Sebagai contoh adalah tentang pengangkatan X
sebagai rektor UI
2. Peraturan (regeling) sifatnya umum dan abstrak, berlaku terus menerus dan
digunakan utuk menyebut hasil kegiatan pengaturan.
Universitas Indonesia
6.2.6 Infrastruktur
Infrastruktur merupakan prasarana sebagai penunjang terlaksananya Kawasan
Tanpa Rokok dengan baik. Adapun berdasarkan pedoman Kawasan Tanpa Rokok
dari Kementrian Kesehatan RI infrastruktur berupa Surat Keputusan dari pimpinan
tentang penanggungjawab dan pengawas Kawasan Tanpa Rokok, instrumen
pengawasan, materi sosialisasi penerapan kawasan tanpa rokok, pembuatan dan
penempatan tanda larangan merokok, mekanisme dan saluran penyampaian pesan
tentang KTR, pelatihan bagi pengawas KTR, pelatihan kelompok sebaya bagi
karyawan/guru/dosen/siswa tentang cara berhenti merokok.
Infrastruktur Kawasan Tanpa Rokok UI belum tersedia dengan baik dan belum
ada mekanisme yang memastikan penyediaan infrastruktur di setiap fakultas dan unit.
Universitas Indonesia
Bagian dari infrastruktur yang sudah mulai banyak dicanangkan oleh fakultas yaitu
Surat Keputusan Dekan akan tetapi siapa yang menjadi penanggung jawab dan
pengawas itu belum jelas. Instrumen pengawasan sama sekali tidak ada. Materi
sosialisasi sudah dibuat dan disebarkan berupa design poster dan tanda Kawasan
Tanpa Rokok. Pelatihan bagi pengawas juga belum dilaksanakan. Pelatihan
kelompok sebaya sudah dilaksankan di fakultas kesehatan.
Infrastruktur bukan hanya mengatur mengenai kawasan tetapi harus dapat
mendukung penegakan dan pengawasan pelaksanaan KTR UI. Surat Keputusan
Dekan dan/atau pimpinan memiliki daya dukung yang kuat untuk penegakan KTR UI
di tingkat fakultas/unit kerja. Komponen infrastruktur lain sebaiknya mulai untuk
disediakan untuk lebih mengoptimalkan pelaksanaan KTR UI. Klinik Bantuan Stop
Merokok merupakan bagian dari infrastruktur yang dapat dikembangkan lebih lanjut.
Keberadaan klinik ini dapat menjadi rujukan para mahasiswa yang ingin untuk
berhenti merokok.
6.2.7 Media
Media merupakan sarana komunikasi untuk memberikan informasi mengenai
peraturan KTR UI. Media yang sudah disediakan berupa design spanduk dan poster.
Selain itu juga dibuat beberapa brosur diantaranya brosur Klinik bantuan Stop
Merokok. Selain media cetak terdapat juga tanda KTR yang dipasang di media
elektronik. Dalam pembuatan media diserahkan kewenangan dari masing-masing
fakultas atau unit kerja.
Media luar ruang yang cukup baik digunakan adalah tanda KTR dalam bentuk
spanduk yang berukuran besar karena lebih mudah dan jelas terlihat. Akan tetapi
media seperti spanduk biasanya memiliki waktu penggunaan bukan dalam jangka
panjang, akan lebih mudah rusak dan kusam. Sedangkan media permanen seperti
papan plang atau tiang besi akan lebih dapat digunakan dalam jangka panjang.
Media dalam ruang sebagai tanda larangan merokok didalam gedung di
beberapa tempat di UI dibuat hanya menggunakan stiker ataupun printout yang
Universitas Indonesia
dilaminating. Media seperti ini memang lebih murah namun lebih mudah rusak dan
kurang memiliki nilai estetika. Tanda larangan merokok yang lebih permanen akan
lebih baik dipasang didalam ruang.
Media informasi mengenai KTR ataupun bahaya merokok dalam bentuk lain
seperti leaflet, flyer, stiker baiknya diproduksi secara massal dan disediakan di
tempat-tempat seperti PKM, Perpustakaan Pusat, Asrama sehingga penyampaian
informasi menjadi lebih masif. Dalam memanfaatkan teknologi, konten mengenai
Kawasan Tanpa Rokok dan bahaya merokok dapat lebih intens dimasukan ke website
universitas maupun fakultas. Peraturan dari SK Rektor atau SK Dekan ada baiknya
juga dapat diunduh lewat web.
6.3 Aktivitas
6.3.1 Pengorganisasian Pelaksana KTR
Pengorganisasian merupakan suatu proses yang menghasilkan (struktur
organisasi). Struktur organisasi adalah visualisasi kegiatan dan pelaksana kegiatan
(personel) dalam suatu institusi (Notoatmodjo, 2007). Ada dua macam hal yang
dapat diorganisasikan untuk tercapainya tujuan yaitu pengorganisasian kegiatan dan
pengorganisasian tenaga pelaksana yang mencakup pengaturan hak dan wewenang
sehingga setiap kegiatan memilki penanggungjawab.
Pengorganisasian pelaksana KTR UI sebenarnya sudah dilakukan dengan
ditetapkannya Koordinator Pelaksana Tugas Harian KTR UI. Namun belum optimal
berjalan karena tidak adanya penjelasan lebih teknis dan operasional mengenai tugas
pokok dan fungsi dari Pelaksana Tugas Harian KTR UI. Sehingga ada ketidakjelasan
mengenai tanggungjawab dan wewenang siapa penanggungjawab, pelaksana, dan
pengawas Kawasan Tanpa Rokok UI.
Pengorganisasian akan lebih ideal jika dilakukan penunjukan terhadap orang
yang bertanggung jawab atas wewenang dan tugasnya kemudian dilakukan perincian
terhadap hal-hal yang harus dikerjakan. Pengorganisasian mencakup dua hal yaitu
Universitas Indonesia
struktur organisasi yang memiliki garis komando yang jelas dan Manajemen Sumber
Daya Manusia (Manajemen oleh Robbins&Coulter, 2010).
Salah satu tahap yang perlu diperhatikan dalam Manajemen Sumber Daya
Manusia adalah memberikan kemampuan dan pengetahuan yang dibutuhkan melalui
pelatihan (manajemen, 2014). Sehingga struktur dan tim pokja yang telah ditentukan
dapat diberi wewenang serta tanggungjawab yang jelas. Pelatihan kepada tim pokja
perlu juga diberikan untuk meningkatkan pengetahuan, komitmen serta kinerja terkait
pelaksanaan KTR UI.
KTR. Sehingga dari hal tersebut Universitas Indonesia dapat melakukan berbagai
upaya sosialisasi lainnya untuk mendukung pengawasan dan penegakan hukum KTR
UI.
Pelaksana Tugas Harian KTR UI tingkat Universitas juga dapat memberikan
Surat Edaran kepada Fakultas/Unit kerja. Pimpinan Fakultas juga dapat memberikan
Surat Edaran kepada Departemen/Unit Kerja dibawahnya. Hal ini dilakukan oleh
Pemerintah Kota Pontianak sebagai salah satu upaya sosialisasi untuk kemudian
diterapkannya KTR. Hasil kegiatan monitoring (survey kepatuhan) di Pontianak
terlihat adanya tingkat kepatuhan dari tahun 2012 sampai 2014 (Dinas Kesehatan
Pontianak, 2014).
Universitas Indonesia
6.4 Output
6.4.1 Tercapai dan Terdokumentasikannya Indikator Kawasan Tanpa Rokok
Berdasarkan indikator yang dipantau dalam pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok
dalam buku Pedoman Pelatihan Pengawasan/Penegakan Hukum Kawasan Tanpa
Rokok dan formulir pemantauan wilayah KTR di Palembang berikut adalah indikator
ketercapaian kepatuhan terhadap KTR
1. Ada tanda Dilarang Merokok atau Kawasan Tanpa Rokok
2. Ada Area/ruang untuk merokok
3. Tidak ditemukan asbak/korek api
4. Tidak ada orang yang merokok
5. Pelarangan iklan/promosi/sponsor rokok
6. Tercium bau asap rokok
7. Ditemukan puntung rokok
8. Tidak ada penjualan rokok
Tidak ada pemantauan KTR yang dilakukan di Universitas Indonesia sehingga
tidak ada bentuk tertulis ketercapaian atas indikator tersebut. Berdasarkan wawancara
dan observasi yang peneliti lakukan perilaku merokok masih sering di temui di
lingkungan universitas Indonesia terutama kantin dan tempat berkumpul mahasiswa.
Hal ini sejalan dengan penelitian Esti di FIB UI tahun 2012 bahwa tempat yang
paling banyak mengandung asap rokok adalah kantin (94,3%), tempat parkir (85,8%),
toilet (75,5%), dan sarana olahraga fakultas (67%) (Giatrininggar, 2012). Area untuk
merokok hanya ada di FT dan FISIP. Penjualan rokok masih ditemukan di FIB,
FMIPA dan minimarket seperti alfamart di Fakultas Psikologi dan Indomaret Di
Perpustakaan UI. Sedangkan iklan, promosi, sponsor dan beasiswa rokok sudah
dilarang secara tegas dan menyeluruh. Dari fenomena yang peneliti amati rumpun
sosial humaniora merupakan yang paling rendah tingkat kepatuhannya terhadap KTR
akan tetapi sudah cukup melakukan banyak upaya pelaksanaan KTR. Rumpun
kesehatan sendiri yang memang jarang ditemui orang yang merokok tidak memiliki
perkembangan yang signifikan dalam upaya pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok.
Universitas Indonesia
Bentuk tanda larangan merokok yang lebih efektif adalah dengan menggunakan
visualisasi gambar dan design yang menarik bukan hanya tulisan yang normatif.
Sedangkan untuk kriteria ruang khusus merokok sebaiknya berada di ruang terbuka.
Berdasarkan penelitian (IK Suarjana dkk, 2014) Penempatan kawasan khusus
merokok didalam ruangan meskipun dengan pembatasan fisik, tidak melindungi
mereka yang berada di kawasan bebas rokok. Kawasan merokok harus berada di luar
gedung/di ruangan terbuka. Penelitian tersebut melakukan pengukuran particular
matter (PM 2,5) menggunakan alat monitor kualitas udara dylos di bebrapa lokasi
kawasan bebas rokok. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan swisscontact
Indonesia Foundation yang menyebutkan bahwa pemisahan area smoking dan non-
smoking tidak efektif karena asap rokok tetap menyebar (Fellarika dkk, 2013). Area
khusus merokok tetap diperlukan dalam upaya penegakan peraturan KTR UI, namun
kriteria dan persyaratannya sangat harus diperhatikan. Mengingat sampai saat ini
banyak fakultas yang menyediakan area merokok tanpa mengikuti pedoman
daimanapun dan sebenarnya telah menyalahi SK Rektor karena sejak tahun 2013
seharusnya suda tidak lagi disediakan area/tempat khusus merokok. Tempat khusus
merokok yang diisyaratkan harus memenuhi kriteria sebagai berikut :
a. Merupakan ruang terbuka atau ruang yang berhubungan langsung dengan
udara luar sehingga udara dapat bersirkulasi dengan baik.
b. Terpisah dari gedung/tempat/ruang utama dan ruang lain yang digunakan
untuk beraktivitas.
c. Jauh dari pintu masuk dan keluar
d. Jauh dari tempat orang berlalu-lalang.
pelaksanaan KTR UI. Peneguran yang selama ini dilakukan hanya lewat peneguran
lisan dan tidak pernah dalam bentuk tulisan.
Peneguran sebaiknya dilakukan oleh semua sivitas dengan kesadaran bahwa
Universitas Indonesia adalah Kawasan Tanpa Rokok. Setiap orang berhak atas hidup
sehat. Seringkali ketakutan dan enggannya melakukan peneguran karena ada stigma
bahwa merokok adalah hak asasi manusia. Jika kita tinjau kembali, setiap orang juga
berhak atas lingkungan hidup yang bersih dan sehat, hal tersebut juga disebutkan
dalam UUD 1945 pasal 28. Hak individu dalam konteks manusia sosial, tidak berdiri
sendiri. Prinsip utama hak asasi adalah tidak mengurangi, apalagi menghilangkan
kebutuhan individu atau kelompok lain yang bersifat universal. Misalnya, hak atas
udara yang sehat (Lamuri, 2011). Merokok adalah bentuk ketidakberdayaan melawan
adiksi nikotin dan berakibat kepada kesehatan, sehingga rasa tanggung jawab untuk
tidak membawa segala risiko gangguan kesehatan akibat rokok harus dipahami oleh
perokok. Peneguran adalah upaya untuk memberikan pemahaman dan sebagai
langkah dalam denormalisasi perilaku merokok.
Berdasarkan hasil wawancara tempat khusus merokok sangat dirasakan
diperlukan untuk menumbuhkan keberanian dalam melakukan peneguran serta
sebagai sarana efektif untuk sosialisasi peraturan KTR UI, namun dalam
pembuatannya tempat khusus merokok harus memenuhi kriteria sebagaimana
disebutkan sebelumnya.
6.4.3 Ada Pelarangan terhadap Tanda, Iklan, Promosi, Sponsor, dan Penjualan
Rokok
Pelarangan terhadap beasiswa sudah dilakukan sejak tahun 2009 sudah berjalan
dengan tegas dan baik. Syarat penerima beasiswa dari kemahasiswaan UI juga
disertai dengan formulir bukan perokok aktif. Iklan, promosi dan sponsor rokok juga
sudah dengan tegas dilarang, walaupun beberapa kali ada penawaran terutama untuk
area kantin dan kegiatan seni.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
6.5 Dukungan Input Activity Output dalam Kerangka Kerja Logis dan
Evaluasi
Evaluasi pendekatan kerangka kerja logis terkait dengan kawasan tanpa rokok
menggunakan 7 indikator input, 5 indikator aktivitas dan 4 indikator output. Purpose
dan goal tidak masuk dalam indikator yang diteliti. Komponen evaluasi yang dapat
dianalisis adalah efisiensi, efektifitas dan sustainability dari Kawasan Tanpa Rokok di
Universitas Indonesia dengan melihat indikator dari masing-masing tahap tersebut.
Aktivitas berupa sosialisasi, pengawasan dan pembinaan cukup efisien dilihat
dari kegiatan yang dilakukan namun tidak cukup efektif untuk mencapai tujuan dan
mendapat output yang diharapkan. Selain itu dapat ditambahkan kegiatan penunjang
lainnya seperti pelatihan dan penegakan hukum untuk implementasi KTR UI.
Berdasarkan indikator dalam input yang diteliti efisiensi akan tercapai apabila setiap
orang dalam komite/pokja menjalankan perannya dengan optimal sesuai tanggung
jawab dan kewajiban yang telah ditetapkan.
Tenaga pengawas sebaiknya diintegrasikan ke pihak PLK dengan adanya
pembinaan kepada seluruh satuan pengamanan sebagai tenaga pengawas. Anggaran
akan lebih efisien dengan membuat perencanaan yang baik yang selama ini belum
dilakukan. Kajian KTR akan membantu dalam mewujudkan efektifitas penegakan
peraturan serta kebijakan/peraturan sebaiknya mengacu pada SK Rektor karena
selama ini banyak ketidaksesuaian yang signifikan antara fakultas dan peraturan di
universitas. Infrastruktur dan media sudah cukup efisien dibuat secara jumlah namun
harus dipikirkan kembali strategi untuk efisiensi penyediaan infrastruktur dan media.
Universitas Indonesia
Peran dari setiap indikator input yang mendukung aktivitas dapat ditunjukkan
dalam tabel berikut :
Tabel 6.3 Dukungan Indikator Input terhadap Aktivitas
Input
Infrastrukt
Pengawas
Anggaran
Peraturan
Komite
Tenaga
Kajian
Media
KTR
Aktivitas
ur
Pengorganisasian
Pelaksana KTR
Sosialisasi KTR
Melaksanakan Penyuluhan
KTR,Bahaya Merokok
dan Etika Merokok
Melaksanakan
Pengawasan dan
Penegakan Hukum
Melakukan Evaluasi dan
Pemantauan
Setiap bagian yang berwarna merupakan tanda bahwa input tersebut adalah
yang cukup mendukung terlaksananya aktivitas. Sedangkan antara aktivitas dan
output dapat dijelaskan sebagai berikut. Untuk mencapai output terwujudnya dan
terdokumentasikannya KTR akan diperlukan sosialisasi dan pemantauan dan
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
7.1 Kesimpulan
Dari aspek input yaitu :
1. Komite/Kelompok Kerja sudah dibentuk namun belum berjalan dengan optimal,
sejauh ini masih sangat bergantung kepada komitmen dan motivasi dari
Koordinator Pelaksana Tugas Harian KTR UI secara pribadi.
2. Tenaga Pengawas yang tertulis di dalam SK Rektor disebut petugas dan Tim
Pelaksana Tugas Harian KTR UI, namun pada pelaksanaannya satuan
pengamanan diharapkan bisa menjadi petugas dibantu oleh tim peaksana tugas
harian KTR UI yang samapai saat ini belum ditunjuk lebih lanjut.
3. Anggaran belum dialokasikan secara khusus dan ditetapkan dengan perencanaan
yang baik.
4. Kajian terhadap kebijakan yang diterapkan berupa hasil survey perilaku merokok
dan temuan lapangan yang kemudian didiskusikan sebagai bahan pertimbangan
kebijakan KTR UI.
5. Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok di Universitas Indonesia telah ditetapkan
dalam Keputusan Rektor Universitas Indonesia Nomor 1805 /SK/R/UI/2011 dan
diperjelas dalam Petunjuk Teknis. Sedangkan kelompok kerja KTR UI
ditetapkan melalui Keputusan Rektor Universitas Indonesia Nomor
1006/SK/R/UI/2012 Tentang Pengangkatan Koordinator Pelaksana Tugas Harian
Kawasan Tanpa Rokok di Lingkungan Universitas Indonesia. Peraturan KTR
tingkat fakultas dalam bentuk SK Dekan baru dimiliki oleh beberapa Fakultas
yaitu FISIP, FKM, FIK, FK, FKG, FT, FH, dan F.Psikologi.
6. Infrastruktur yang dimaksud dalam penelitian yaitu surat keputusan dari
pimpinan tentang penanggung jawab dan pengawasan KTR, instrumen
pengawasan, materi sosialisasi penerapan KTR, pembuatan dan penempatan
100
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
5. Pemantauan dan Evaluasi tidak dilakukan secara sistematis. Pada tahun 2010-
2012 masih aktif dibahas perkembangan dan kelanjutan KTR dalam pertemuan
rutin, sedangkan selanjutnya tidak ada tindak lanjut dari pelaksanaan KTR UI.
Dokumen ataupun catatan tertulis juga belum ada.
Universitas Indonesia
tenaga pengawas juga terhadap keberadaan Klinik Bantuan Stop Merokok yang
belum jelas. Beberapa Fakultas/Unit kerja yang sudah menerapkan sanksi cukup
baik adalah FIK dan PLK. Sedangkan FT memiliki konsep pemberian sanksi
yang menarik dengan melibatkan seluruh sivitas melalui pelaporan lewat foto
terhadap orang yang merokok dan melanggar KTR, akan tetapi baru akan
dilaksanakan secara penuh apabila ruangan khuss merokok sudah cukup tersedia.
7.2 Saran
7.2.1 Bagi Universitas Indonesia
a. Menyelesaikan Revisi peraturan mengenai Kawasan Tanpa Rokok UI dengan
mempertimbangkan penempatan dan ketentuan spot untuk merokok yang hanya
diperbolehkan untuk fakultas dengan jumlah perokok yang tinggi dalam jangka
waktu tidak lebih dari 3 tahun sejak revisi ditetapkan.
b. Menunjuk secara jelas tenaga pengawas yang dalam hal ini merekomendasikan
PLK (satpam), pimpinan dan tim pelaksana tugas harian KTR UI.
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
Universitas Indonesia
DAFTAR PUSTAKA
106
Humas UI. (2010, May 24). Universitas Indonesia. Retrieved Februari 2015, from
http://www.ui.ac.id/download/UIUpdate052011.pdf
Humas UI. (2014, Mei 29). Seminar Memperingati Hari Tanpa Tembakau
Sedunia. Retrieved Februari 2015, from Universitas Indonesia:
http://old.ui.ac.id/id/news/archive/7602
Humas UMY. (2014, Desember 18). Perguruan Tinggi Perlu Tetapkan KTR.
Retrieved Maret 2015, from http://www.umy.ac.id/perguruan-tinggi-perlu-
tetapkan-ktr-kawasan-tanpa-rokok.html
Hutapea, Ronald. 2013. Why Rokok ? Tembakau dan Peradaban Manusia.
Jakarta : Bee Media.
Kementrian Kesehatan RI. 2010. Riset Kesehatan Dasar 2010. Jakarta : Direktorat
Riset
Kurniawati, E. (2013). Skripsi : Pengaruh Pengetahuan, Sikap, Keluarga, Teman
dekat dan Keterpaparan Iklan Rokok terhadap PErilaku Merokok pada
Mahasiswa Universitas Indonesia (Analisis data Sekunder Survei Perilaku
Sehat Tahun 2010). Depok: Universitas Indonesia.
Kuswarjanti, A. (2002). Skripsi : Telaah Pustaka Tentang Pelaksanaan Kawasan
Tanpa Rokok di Tempat Umum. Depok: Universitas Indonesia.
LK2 FH UI. (2014, Agustus 7). Diskusi Rutin : Kawasan Tanpa Rokok UI, Jargon
Vs Realita. Retrieved Maret 2015, from http://lk2fhui.com/?p=444
Mackay, S., Ericsen, M., The Tobacco Atlas, Geneva : World Health
Organization, 2010.
Maulana, I. (2012). Skripsi : Penilaian Warga Kota Bogor terhadap Efektivitas
PEraturan Daerah Kawasan Tanpa Rokok di tatanan Tempat-tempat
Umum di Kota Bogor Tahun 2012. Depok: Universitas Indonesia.
Mayani. (2014). Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok di Kota Pontianak. ICTOH
2014 (p. 67). Jakarta: TCSC IAKMI.
Meiynana. (2015). Skripsi : Evaluasi Pelaksanaan Desa Siaga Aktif di Kecamatan
Karangsembung Kabupaten Cirebon Provinsi Jawa Barat Tahun 2013.
Depok: Universitas Indonesia.
Universitas Indonesia
Evaluasi Pelaksanaan..., Zahrina, FKM UI, 2015
108
Universitas Indonesia
Evaluasi Pelaksanaan..., Zahrina, FKM UI, 2015
109
Universitas Indonesia
Evaluasi Pelaksanaan..., Zahrina, FKM UI, 2015
Evaluasi Pelaksanaan..., Zahrina, FKM UI, 2015
Evaluasi Pelaksanaan..., Zahrina, FKM UI, 2015
MATRIKS WAWANCARA
Indikator P1 P2 P3
Variabel
1. Komite/ Ada pokja dan sudah Sudah terbentuk Pokja, Ada Pokja tingkat UI.
Pokja di buat SK yang dibentuk secara Belum ada pokja tingkat
Rektornya, terdiri informal kemudian fakultas di FISIP
dari perwakilan keluar SK.
fakultas dan aktivis- Tidak ada pertemuan Oh, iya awalnya si
aktivis. rutin yang dijadwalkan. pertama si saya ada
Diawal cukup aktif concern soal rokok,
membahas. kemudian diajak Bu rita,
naah awalnya disitu tuh
iya kita kumpul terus jadi Bu rita memang
kita cari cari lagi, siapa banyak mengajak saya,
nih yang bisa diajak. ga banyak si.. namun
udah terbentuk pokja, memang ada kalanya
ketemu dalam beberapa
Dengan kerjaan yang kali pertemuan untuk ini
nyambi-nyambi, ga ada membahas ini KTR itu
reward segala macem, tahun berapa ya.. KTR
ya. Ya motivasi sendiri, ini kan, SK nya 2011.
ga ada reward SKnya 2011 nah ini,
Input
11. Melaksanakan Pengawasan dan Belum ada perangkat Belum ada perangkat
Pengawasan Penegakan Peraturan yang melakukan yang melakukan
dan belum dilaksanakan pengawasan dan pengawasan dan
Penegakan dengan optimal penegakan hukum penegakan hukum.
Hukum Hanya dilakukan dengan
Smoking area tim yang peduli KTR.
Jadi SK ini bertahap,
sebenarnya engga Oh, soal waktu engga
boleh ada smoking belum ada.. seinget saya
area, Cuma itu waktu itu menajdi
tergantung dari tanggung jawab, pak
kesiapan fakultas. dekan meng-ini-kan ke
Maunya dari UI wadek 1 terus sama
semuanya manajer mahalum untuk
14. Ada Teguran Sudah ada peneguran Sudah ada peneguran Sudah ada peneguran
bagi yang yang dilakukan yang dilakukan yang dilakukan.
Merokok di Walaupun masih banyak
Lingkungan Sistemnya sudah ada. yang enggan menegur
KTR Tapi pelaksanaannya atasan/dosen.
di masing-masing
pimpinan. Dalam
penekanannya tidak
menekankan ada
sanksi, ada sanksi,
tapi kita langsung
masuk ke tata tertib
yang berlaku. Kita
membuat ini
filosofinya adalah
ingin menciptakan
mahasiswa yang
cerdas dan sehat, jadi
menyelamatkan
generasi muda. Jadi
waktu dia menemui
puntung rokok, dia
ngerti bahaya nya.
Jadi jangan merasa
benar . setidaknya
mahasiswa UI itu
lebih sopan.
Jadi pelanggaran-
pelanggaran kembali
lagi, kalau yang
melanggar dosen ya
bisa berupa teguran
tercatat atau hanya
teguran saja. Kalau
lebih dari tiga kali
dosen bagaimana,
mahasiswa
Indikator P4 P5 P6 P7
Variabel
1. Komite/ iya itu saya diajak SK Dekan Tidak ada, Kalo kemaren ada
Pokja kan bu Rita Bahwa sejauh ini hanya yang dtunjuk di
ketuanya,skretarisny berdasarkan SK kemahasiswaan. sini Pak Suyanto.
a bu wiwis, ya saya dekan nomor Kami punya Kalo saya bukan
Input
7. Media iya betul , kita sih Dan kita Sudah dipasang Kalo kita liat di
dibanyak tempat. di terapkannya di tanda dilarang bawah itu juga
web juga ada, 2013. Itu mulai merokok sudah ada rambu
Betul diweb ada sudah ada ya di depan kalo
baru masuk spanduk dan masuk ruangan
kehalaman pertama segala macem. itu kalo merokok
fisip peringatan itu Spanduk ada di denda 100ribu
ada, baru sebatas itu, dipasang, mba kepada siapapun
poster2 di semua boleh liat tuh dijalanin.
gedung , paling udah dimana aja
banyak memang dipasang
dipasang di takor
8. Pengorgani sekarang ini berjalan Secara khusus Jadi kita Ya. Mudah-
sasian bareng-bareng tidak engga, tapi koordinasi mudahan tidak
Pelaksana ada struktur formal secara rapat dengan salah kaprah ya.
KTR koordinasi iya. komandan Semua
Nanti malah kita satpam, kita mengandalkan
mengundang akan hanya kepada
bem mahasiswa memberikan petugas
berkumpul di masukan, dan keamanan.
auditorium mereka juga Karena petugas
Activity
Sk rektor apa SK
dekan?
Lumayan..
Berarti kan
waktu SK rektor
2011 ya, ini
2012 ini baru
diterapin 2013
Kalau SK
rektor.. kurang
ya.. kurang
booming. Kalau
SK dekan cukup
efektiflah
Ini Komitmen di
fakultas
Enggak belum
ada indikator..
Mungkin ke
depan iya..
14. Ada Artinya Sudah, kalau Sudah utk
Teguran pengumuman2 gitu, teguran sudah pelaksanaan.
bagi yang yang merokok2 aduh mbak. Sanksinya Cuma yg agak
Merokok di bahaya di taman yang belum. Jadi merepotkan
Indikator P8 P9 P10
Variabel
(Pak Ardian Humas UI) (Fasilitas dan Umum) (Pak Hamid Chalid/Wakil
Rektor 4)
1. Komite/ Ada.. pokja ktr ui Timnya belum ada Pokja yang mana?
Pokja Saya udah ga ikut Jadi justru yang sekarang
Input
10. Melak Enggak si, kita enggak Belum ada Belum ada
sanakan sampe kesitu karena kita
Penyuluhan kalau udah sampe
KTR, masuk teknis gitu udah
Bahaya
Merokok berat ya. Kita lebih
dan Etika kepada mengarahkan.
Merokok Misalnya mau ngadain
penyuluhan oke kita
bantu sosialisasinya kita
bantu publikasinya
semuanya kita yang
pegang. Jadi kalau kita
merencanakan detail
bahwa klinik anti
merokok ini semua kita
ga bisa ga punya
kompetensi.
11. Melak dari awal bu rita sendiri Ini harus pelan-pelan ktr Jadi kita justru dengan
sanakan sebagai ketua KTR UI ini kita tau kesehatan rektor yang baru ini, ingin
Pengawasan sudah memprediksi fisip segala macem, tapi menegaskan kembali
dan fib akan alot , ya kalau ada yg jawab tentang aturan itu yang
Penegakan memang sekarang kakek saya ratusan selama ini saya pandang
Hukum misalnya dikantin taman tahun nah sulit kan kita pelaksaaannnya belum
korea berjejer poster jawab. Tapi memang jalan. Dimana mana orang
spanduk segala macam perlu sosialisasi yg terus masih merokok.
peringatan tapi tetap aja menerus. Terus
jalan terus, kita menegur kemudian juga pertama mengenai tidak
dngan alus, ga digubris mengubah budaya itu tersedianya ruang untuk
(INFORMED CONSENT)
Yth Bapak/Ibu/Saudara/Saudari
Saya dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, akan melakukan penelitian
yang berjudul Evaluasi Pelaksanaan Kawasan Tanpa Rokok Universitas Indonesia
5. Penjelasan terjaminnya subjek : Subjek akan terjamin kerahasiaan identitas dan tempat
tinggal, serta tempat wawancara yang representatif sesuai kebutuhan responden dan
peneliti
8. Partisipasi bersifat sukarela dan setiap saat subjek dapat mengundurkan diri
Zahrina
(INFORMED CONSENT)
Nama :
Jenis Kelamin :
Umur :
Alamat :
Telpon/HP :
Dengan ketentuan apabila ada hal-hal yang tidak berkenan pada saya, maka saya berhak
mengajukan pengunduran diri dari kegiatan Penelitian ini.
Peneliti, Responden
( Zahrina ) ( )
Nama Pewawancara :
Tempat wawancara :
I. Karakteristik Responden
Nama :
Jenis kelamin :
Tempat, tanggal lahir :
Alamat :
Riwayat Pendidikan :
No Telp/HP :
Pekerjaan :
Jabatan/Lama Bertugas :
III. INPUT
A. Komite/Pokja
1. Apakah ada komite atau kelompok kerja yang dibentuk untuk pelaksanaan KTR UI ?
2. Bagaimana proses keterlibatan dalam Pokja KTR UI
3. Peran dalam Pokja KTR UI?
B. Tenaga Pengawas
1. Sudah adakah tenga pengawas dan bagaimana pengawasan KTR UI dilakukan
dilingkungan PAU.
C. Anggaran
1. Berapa persen besar anggaran untuk KTR ? (Nominal jumlahnya)
2. Darimanakah dana tersebut dianggarkan?
E. Kebijakan/Peraturan
1. Peraturan yang menyangkut dengan Unit di lingkungan rektorat/Universitas Indonesia?
F. Infrastruktur
1. Sarana dan Infrastruktur apa yang ada untuk mendukung pelaksanaan Kawasan Tanpa
Rokok? [- SK tentang penanggung jawab dan pengawas -Instrument pengawasan -
materi sosialisasi -tanda larangan merokok -Mekanisme dan saluran pesan (penyuluhan,
stiker, poster, papan pengumuman dll) -pelatihan bagi pengawas ktr]
2. Siapakah yang menyediakan infrastruktur tersebut ?
3. Kapan mulai dibuat infrastruktur tersebut?
4. Bagaimana efektifitas infrastruktur tersebut?
G. Media
1. Media apa saja yang digunakan dalam pelaksanaan KTR?
2. Siapakah yang membuat / menyediakan?
3. Bagaimana proses penentuan pembuatan media dan tindak lanjut apa yang dilakukan?
4. Bagaimana dampak dari media yang digunakan tersebut?
5. Apakah kendala dalam pembuatan media?
IV. ACTIVITY
V. OUTPUT
1. Apakah ada dokumen atau hasil survey pemantauan mengenai ketercapaian KTR UI?
2. Apakah dilakukan pemasangan tanda/sign KTR ?
3. Apakah ada perubahan yang terjadi sebelum ada peraturan dan setelah ada peraturan?
(probing : bagaimana perubahan yang terjadi setelah pemasangan tanda)
4. Bagaimana ketercapaian dan keberhasilan UI menjadi Kawasan Tanpa Rokok dilihat
dari 7 indikator tersebut?
TENTANG
jawab
Penanggung : Rektor Universitas lndonesia
Pengarah : 1. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan
2. Wakil Rektor Bidang SDM, Keuangan dan Administrasi Umum
3. Wakil Rektor Bidang Penelitian, Pengembangan dan Kerjasama
lndustri
4. Direktur Pembinaan Sumber Daya Manusia
5. Direktur Umum dan Fasilitas
6. Direktur Keuangan
7. Direktur Pendidikan
8. Direktur Kemahasiswaan
9. Kepala Kantor Komunikasi
10. Kepala Kantor Pelayanan Hukum dan Peraturan
Fakultas MIPA
Pengarah : Dekan FMIPA Ul
Anggota : Cuk lmawan
Fakultas Teknik
Pengarah : Dekan FTUI
Anggota : ElKobhar M.Nasekh
Fakultas Ekonomi
Pengarah Dekan FEUI
Anggota Abdillah Achsan
Fakultas Psikologi
Pengarah Dekan FPsi Ul
Anggota SitiPurwanti
Fakultas Farmasi
Pengarah Dekan FFUI
Anggota Retnosari Andrajati
Anggota Vokasi
tanggal