(MIK 711)
MODUL 1
PENGANTAR SISTEM INFORMASI GEOGRAFI
DISUSUN OLEH
TRIA SARAS PERTIWI, SKM., MPH
Universitas Esa Unggul mempunyai visi menjadi perguruan tinggi kelas dunia
berbasis intelektualitas, kreatifitas dan kewirausahaan, yang unggul dalam mutu
pengelolaan dan hasil pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi.
Untuk mewujudkan visi tersebut, maka Universitas Esa Unggul menetapkan misi-
misi sebagai berikut :
a. Menyelenggarakan pendidikan tinggi yang bermutu dan relevan
b. Menciptakan suasana akademik yang kondusif
c. Memberikan pelayanan prima kepada seluruh pemangku kepentingan
2. Topik Perkuliahan
Mata kuliah Sistem Informasi Geografi dapat diikuti oleh mahasiswa kelas
reguler maupun paralel Program Studi Manajemen Informasi Kesehatan, Fakultas Ilmu
Ilmu Kesehatan. Mata kuliah ini dirancang untuk mampu menyelesaikan
permasalahan kesehatan dalam bentuk spasial dengan mengacu pada data yang ada
sehingga menjadi mudah dipahami dan dibagi satu sama lain. Mata kuliah ini juga
sangat penting untuk bekal ilmu lulusan saat bekerja nanti.
Topik mata kuliah Sistem Informasi Geografi terdiri dari 14 topik. Topik-topik
tentang Sistem Informasi Geografi diselesaikan sebelum ujian tengah semester (UTS),
dan setelah UTS atau sebelum ujian akhir semester (UAS).
Adapun topik-topik perkuliahan sebelum UTS adalah :
a. Topik 1 – Pengantar
b. Topik 2 – Konsep dan Subsistem SIG
Inti dari seluruh topik perkuliahan sistem informasi geografi yaitu bagaimana cara
memvisualisasikan data dalam bentuk peta. Untuk itu kita memasuki topik sesi 6 dan
7 dimana topik ini aakan membahas materi terkait salah satu aplikasi dalam
penggunaan sistem informasi geografi yaitu ArcGIS, serta bagaimana visualisasi
datanya dengan menggambarkan layout peta sederhana dalam aplikasi.
Mata kuliah Sistem Informasi Geografi memiliki tujuan perkuliahan yang harus
diwujudkan dalam satu semester perkuliahan. Adapun tujuan perkuliahan yang
dimaksud adalah :
Setelah selesai pembelajaran diharapkan mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan pengertian sistem informasi geografi (SIG)
2. Menjelaskan Konsep dan Subsistem SIG
3. Menjelaskan Komponen, Jenis Data dan Keunggulan SIG
4. Menjelaskan sistem koordinat peta
5. Memberikan contoh penerapan SIG di bidang kesehatan
6. Menjelaskan fitus dalam ArcGIS
7. Menggambarkan layout peta sederhana dalam ArcGIS
8. Menggunakan aplikasi GPS Essensial sebagai contoh plotting dan tracking
dalam melakukan survey lapangan
9. Menggunakan aplikasi Google Earth sebagai contoh plotting koordinat
berdasarkan contoh kasus
10. Melakukan import data koordinat excel ke dalam aplikasi ArcMap dengan
berdasarkan contoh kasus
11. Melakukan join data excel dan atribut spasial di ArcMap berdasarkan contoh
kasus
12. Menvisualisasikan data berdasarkan contoh kasus dengan menggunakan
fungsi Quantitied & Dot Density pada ArcMap
13. Menggunakan fungsi Geoprocessing (Buffering) untuk pemetaan
Untuk penilaian akhir, komponen nilai yang digunakan terdiri dari kehadiran, UTS,
UAS dan penugasan. Dalam kuliah online komponen penugasan ditambah dengan
kuis, sedangkan komponen kehadiran tidak diperhitungkan karena ditekankan pada
aspek aktivitas di website. Adapun proporsi penilaiannya sebagai berikut :
a. UTS = 30 %
b. UAS = 30 %
c. Kuis = 20 %
d. Tugas = 20 %
C. Latihan
D. Kunci Jawaban
a. Visi Universitas Esa Unggul adalah menjadi perguruan tinggi kelas dunia
berbasis intelektualitas, kreatifitas dan kewirausahaan, yang unggul dalam
mutu pengelolaan dan hasil pelaksanaan Tridarma Perguruan Tinggi
b. Buku refernsi yang digunakan dalam perkulaiahan ini adalah Buku
Menggambar peta dengan ArcGIS 10.1 Tutorial ArcGIS 10/1 untuk Pemula
1. Pendahuluan
SIG dan teknologi geospasial serta navigasi yang terkait dapat berubah begitu
cepat, oleh karenanya teks yang fleksibel dan dinamis diperlukan agar tetap terkini
dan relevan. Meskipun konsep-konsep penting dalam SIG cenderung tetap konstan,
aplikasi, dan contoh-contoh SIG bersifat cair dan dinamis. Meskipun modul ini
dimaksudkan untuk digunakan dalam mata kuliah pengantar SIG, Esensi Sistem
Informasi Geografis juga akan menarik bagi sejumlah besar program sertifikat,
profesional, ekstensi, dan online dalam SIG yang tersedia saat ini. Selain
menyediakan alat yang diperlukan bagi pembaca untuk melakukan analisis spasial,
Essentials of Geographic Information Systems menjabarkan pedoman kartografi yang
berharga untuk memaksimalkan dampak visual dari peta Anda. Modul ini juga
Pada 35000 tahun yang lalu, di dinding gua Lascaux, Perancis, para pemburu
Cro-Magnon menggambar hewan mangsa mereka, dan juga garis yang dipercaya
sebagai rute migrasi hewan-hewan tersebut. Catatan awal ini sejalan dengan dua
elemen struktur pada sistem informasi gegrafis modern sekarang ini, arsip grafis yang
terhubung ke database atribut.
Peta yang paling awal dikenal adalah bintang-bintang, bukan bumi. Peta Fra
Mauro, sebuah peta Eropa abad pertengahan yang terkenal, dibuat sekitar tahun 1450
oleh biarawan Venesia Fra Mauro, berupa sebuah peta dunia melingkar yang
digambar di atas perkamen dan ditempatkan dalam bingkai kayu, berdiameter sekitar
dua meter
CGIS merupakan sistem pertama di dunia dan hasil dari perbaikan aplikasi
pemetaan yang memiliki kemampuan timpang susun (overlay), penghitungan,
pendijitalan/pemindaian (digitizing/scanning), mendukung sistem koordinat national
yang membentang di atas benua Amerika memasukkan garis sebagai arc yang
memiliki topologi dan menyimpan atribut dan informasi lokasional pada berkas terpisah.
Pengembangya, seorang geografer bernama Roger Tomlinson kemudian disebut
“Bapak SIG”.
Kartografi, atau pembuatan peta, telah menjadi bagian integral dari sejarah
manusia selama ribuan tahun. Dari lukisan gua sampai peta kuno dari Babilon, Yunani,
dan Asia, melewati Zaman Penjelajahan, dan memasuki abad ke-21, orang
menciptakan dan menggunakan peta sebagai alat penting untuk membantu mereka
menentukan, menjelaskan, dan menavigasi arah mereka di seluruh dunia. Peta mulai
sebagai lukisan dua dimensi namun juga bisa mendukung bentuk tiga dimensi (globe,
model) dan disimpan dalam bentuk numerik murni.
Indonesia sudah mengadopsi sistem ini sejak Pelita ke-2 ketika LIPI
mengundang UNESCO dalam menyusun “Kebijakan dan Program Pembangunan
Lima Tahun Tahap Kedua (1974-1979)” dalam pembangunan ilmu pengetahuan,
teknologi dan riset. Jenjang pendidikan SMU melalui kurikulum pendidikan geografi
SIG dan penginderaan jauh telah diperkenalkan sejak dini. Universitas di Indonesia
yang membuka program Diploma SIG ini adalah D3 Penginderaan Jauh dan Sistem
Informasi Geografi, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, tahun 1999.
k. Menurut Alter
SIG adalah sistem informasi yang mendukung pengorganisasian data, sehingga
dapat diaksesdengan menunjuk daerah pada sebuah peta
l. Menurut Prahasta
SIG merupakan sejenis Software yang dapat digunakan untuk pemasukan,
penyimpanan, manipulasi, menampilkan, dan keluaran informasi geografis berikut
atribut-atributnya.
C. Latihan
D. Kunci Jawaban
1. Indonesia sudah mengadopsi sistem informasi geografi ini sejak Pelita ke-2
ketika LIPI mengundang UNESCO dalam menyusun “Kebijakan dan
Program Pembangunan Lima Tahun Tahap Kedua (1974-1979)” dalam
pembangunan ilmu pengetahuan, teknologi dan riset. Jenjang pendidikan
SMU melalui kurikulum pendidikan geografi SIG dan penginderaan jauh
telah diperkenalkan sejak dini. Universitas di Indonesia yang membuka
program Diploma SIG ini adalah D3 Penginderaan Jauh dan Sistem
Informasi Geografi, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah Mada, tahun
1999. Sedangkan jenjang S1 dan S2 telah ada sejak 1991 dalam Jurusan
Kartografi dan Penginderaan Jauh, Fakultas Geografi, Universitas Gadjah
Mada. Penekanan pengajaran pada analisis spasial sebagai ciri geografi.
Lulusannya tidak sekedar mengoperasikan software namun mampu
menganalisis dan menjawab persoalan keruangan. Sejauh ini SIG sudah
dikembangkan hampir di semua universitas di Indonesia melalui
laboratorium-laboratorium, kelompok studi/diskusi maupun mata pelajaran.
E. Daftar Pustaka