TESIS
TESIS
Puji dan syukur kepada Allah swt. yang telah memberikan rahmat dan karunia
Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tesis ini. Penulisan tesis ini dilakukan
dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Magister
Kesehatan Masyarakat peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan pada Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
Saya menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, dari
masa perkuliahan sampai pada penyusunan tesis ini, sangatlah sulit bagi saya
untuk menyelesaikan Tesis ini. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih
kepada:
(1) Dr. Pujiyanto, SKM, M.Kes, selaku dosen pembimbing yang selama ini
telah menyediakan waktu, tenaga, pikiran, dan semangat untuk
mengarahkan saya dalam penyusunan tesis ini;
(2) Dr. Ede Surya Darmawan, SKM, MDM selaku Dosen Penguji seminar
proposal dan sidang tesis.
(3) Dr.drg. Wahyu Sulistiadi, MARS selaku penguji sidang tesis.
(4) Punto Dewo, SKM, M.Kes selaku penguji sidang tesis.
(5) Putri Permatasari, SKM, MKM selaku penguji sidang tesis.
(6) Vetty Yulianty Permanasari, SSi, MPH selaku dosen penguji seminar hasil.
(7) pihak Dinas Kesehatan Kota Bogor yang telah membantu mengarahkan
dalam menentukan lokasi penelitian, khususnya drg. Firy sebagai Kasie
PTM;
(8) Kepada Kepala Puskesmas Pasir Mulya yang telah memberikan izin untuk
penelitian, Pak Iwan dan Bu Tati serta pihak Puskesmas Pasir Mulya yang
telah banyak membantu dalam pengumpulan data.
(9) Ibu Kader Posbindu PTM Kelurahan Gunung Batu
(10) Masyarakat Kota Bogor.
(11) Kepada seluruh Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia.
v
(12) Kepada seluruh staff Akademik, Departemen AKK, rumah tangga, dan
perlengkapan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.
(13) Orang tua saya sang pedagang sayur yang setiap subuh sudah pulang dari
pasar demi mendidik kami menjadi anak yang mencintai ilmu hingga tahap
ini ( M. Zuhdi Parinduri dan Khairani Nasution), saudara ( Ka Sri, Ka
Wilda, Fitri Khoiriyah Parinduri) yang selalu memberikan dukungan,
ponakan tersayang (Zahra dan Hudza) dan keluarga (Bang Kandar, Etek,
Ratna, dan Uda) yang selalu memberikan bantuan dukungan material dan
moral sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini; dan
(14) Teman senasib sepenanggungan krucil (Fitria, Zizah, Vani, Fit Djou, Putri)
yang sama-sama berjuang sebagai fresh graduate menjalankan amanah
menuntut ilmu dari beasiswa kedua orang tua.
(15) Para MPK 2015 dan Pejuang Tesis yang telah saling membantu dan
menyemangati dalam suka duka perjalanan Tesis.
(16) Sahabat Medan dan Smansa Bogor yang telah banyak membantu dan
mendoakan saya dalam menyelesaikan Tesis ini.
(17) Semua pihak yang telah turut berpartisipasi dalam mendukung kelancaran
proses penelitian.
Akhir kata, saya berharap Allah swt. membalas segala kebaikan pihak yang telah
mendukung penelitian Tesis saya. Semoga hasil penelitian ini dapat memberikan
kontribusi bagi perkembangan ilmu dan mendukung perbaikan bagi program
kesehatan Indonesia dan setiap langkahnya dipenuhi keberkahan.
vi
vii
ABSTRAK
Pada tahun 2015 kematian akibat PTM sebanyak 68% dan diproyeksikan di tahun
2030 meningkat menjadi 74%. Indonesia tahun 2013 berdasarkan data Riskesdas
menunjukkan bahwa 69,6% dari diabetes melitus dan 63,2% dari hipertensi masih
belum terdiagnosis. Upaya proaktif pemerintah ialah melalui pelaksanaan
Posbindu PTM dimana menunjukkan jumlah kunjungan yang sangat berbeda di
wilayah binaan Puskesmas Pasir Mulya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
lebih dalam gambaran manajemen, komunikasi, kemitraan dan inovasi dalam
pelaksanaan Posbindu PTM dan faktor yang menentukan hasil evaluasi
pelaksanaan Posbindu PTM. Penelitian ini merupakan studi kualitatif dengan
metode wawancara mendalam, focus group discussion (FGD), telaah dokumen
dan observasi di dua Posbindu PTM dengan kunjungan tertinggi dan terendah
pada masyarakat dengan karakteristik yang hampir sama. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa manajemen SDM menjadi faktor yang memberikan banyak
kontribusi dalam pelaksanaan Posbindu PTM, kemudian komunikasi dan inovasi
perlu didukung oleh kemitraan. Pelaksanaan Posbindu PTM didukung oleh
optimalisasi faktor-faktor manajemen, komunikasi, kemitraan dan inovasi yang
saling berkaitan dalam meningkatkan keberhasilan pelaksanaan.
Kata kunci:
Manajemen; Penyakit Tidak Menular; Posbindu PTM
viii
ABSTRACT
By 2015 the deaths due to PTM are 68% and projected in 2030 to increase to
74%. Indonesia in 2013 based on Riskesdas data shows that 69.6% of diabetes
mellitus and 63.2% of hypertension are still undiagnosed. The government's
proactive efforts are through the implementation of Posbindu PTM which shows a
very different number of visits in the target area of the Pasir Mulya Public Health
Center. The purpose of this study is to know more in the description of
management, communication, partnership and innovation in the implementation
of Posbindu PTM and the factors that determine the results of the evaluation of
the implementation of Posbindu PTM. This study is a qualitative study with in-
depth interviews, focus group discussions (FGD), document review and
observation at two Posbindu PTM with the highest and lowest visits to people
with similar characteristics. The results of this study indicate that human resource
management is a contributing factor in the implementation of Posbindu PTM,
communication and innovation need to be supported by partnership. The
implementation of Posbindu PTM is supported by the optimization of
management, communication, partnership and innovation factors that are
interrelated in improving the successful implementation.
ix
DAFTAR ISI
x
2.2.2 Tujuan .................................................................................................... 16
3.2.4 Inovasi.................................................................................................... 31
xi
BAB 4 METODE PENELITIAN ......................................................................... 33
4.1 Desain Penelitian ........................................................................................... 33
Tabel 2.1 Matriks Data yang Diperlukan dan Sumber Data ............................. 35
xii
BAB 7 PEMBAHASAN ........................................................................................ 74
7.1 Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tabel Rata-Rata Kunjungan dan Cakupan Posbindu PTM Kelurahan
Gunung Batu bulan Maret 2016- Januari 2017 ................................... 8
Tabel 5.1 Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Pasir Mulya tahun
2015 ................................................................................................ 42
Tabel 5.2 Tabel Sarana Pendidikan di Wilayah Kerja Puskesmas tahun 2015 .. 43
Tabel 6.4 Tabel Hasil Perbedaan Manajemen Dana Posbindu PTM RW 1 dan
RW 7 tahun 2017 ............................................................................. 55
Tabel 6.6 Tabel Hasil Perbedaan Inovasi Posbindu PTM RW 1 dan RW 7 tahun
2017. ............................................................................................... 61
Tabel 6.7 Tabel Hasil Komunikasi Posbindu PTM RW 1 dan RW 7 tahun 2017.
........................................................................................................ 66
Tabel 6.9 Laporan Hasil Pemantauan Faktor Risiko dan Tindak lanjut Posbindu
PTM RW 1 dan RW 7 tahun 2016-2017 .......................................... 71
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Grafik Jumlah Kunjungan Posbindu PTM Kelurahan Gunung Batu
Agustus 2016-Januari 2017 ............................................................. 7
Gambar 2.1 Pengaruh efektivitas individu dan kelompok terhadap efektivitas
organisasi ...................................................................................... 14
Gambar 2.2 Teori Sistem Organisasi ................................................................. 19
Gambar 2.3 Logic Model .................................................................................. 21
Gambar 2.4 Cara Membaca Logic Model dari Kiri ke Kanan (Forward) ........... 22
Gambar 2.5 Cara Membaca Logic Model dari Kanan ke Kiri (Reverse) ............ 22
Gambar 2.6 Roda Efektivitas Program Kesehatan ............................................. 23
Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian. ......................................................... 28
Gambar 5.1 Peta Kelurahan Gunung Batu ......................................................... 44
Gambar 6.1 Tempat Pelaksanaan Posbindu PTM RW 1 .................................... 56
Gambar 6.2 Tempat Pelaksanaan Posbindu PTM RW 7 .................................... 56
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
1 Universitas Indonesia
2
menunjukkan prevalensi PTM antara lain penyakit stroke 12,1 per 1000, penyakit
Jantung Koroner 1,5%, Gagal jantung 0,3%, Diabetes melitus 6,9%, Gagal Ginjal
0,2%, Kanker 1,4 per 1000, Penyakit Paru Kronik Obstruktif 3,7% dan Cidera 8,2
%. Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa 69,6% dari diabetes melitus
dan 63,2% dari hipertensi masih belum terdiagnosis. Banyak masyarakat yang
tidak menyadari bahwa dirinya sedang menderita PTM sebab perjalanannya
seringkali tidak menunjukkan gejala dan tanda klinis secara khusus.
Prevalensi pre-diabetes dalam penelitian Fountaine (2016) menunjukkan
bahwa satu dari sepuluh orang di Indonesia masuk dalam kategori toleransi gula
darah terganggu, dimana jika tidak ada intervensi dan pencegahan sekunder maka
akan menjadikannya penderita diabetes. Di sisi lain, masyarakat yang memiliki
kesadaran untuk melakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin masih jauh dari
harapan. Tingginya prevalensi diabetes tidak terdiagnosis menunjukkan
kurangnya kesadaran individu dengan risiko tinggi untuk memeriksa diri ke
layanan kesehatan. Hal ini berimplikasi terhadap keterlambatan dalam
penanganan dan menimbulkan komplikasi PTM, bahkan berakibat kematian lebih
dini.(Fountaine, 2016; Rahajeng et al., 2014)
Renstra Kesehatan 2015-2019 mencantumkan bahwa pembangunan
kesehatan adalah Program Indonesia Sehat dengan sasaran meningkatkan derajat
kesehatan dan status gizi masyarakat melalui upaya kesehatan dan pemberdayaan
masyarakat yang didukung dengan perlindungan finansial dan pemeratan
pelayanan kesehatan. Sasaran pokok RPJMN 2015-2019 salah satunya adalah
meningkatnya pengendalian penyakit. Dalam rencana strategis kementerian
kesehatan menetapkan bahwa sasaran program Pengendalian Penyakit dan
Penyehatan Lingkungan adalah menurunnya penyakit menular, penyakit tidak
menular, dan peningkatan kualitas lingkungan. (Kementerian Kesehatan RI, 2013)
Indonesia dalam RPJMN 2015-2019 menetapkan sasaran kegiatan yang
dilakukan terkait pengendalian penyakit tidak menular adalah menurunnya angka
kesakitan dan kematian akibat penyakit tidak menular; meningkatnya pencegahan
dan penanggulangan penyakit tidak menular dengan indikator pencapaian sasaran
tersebut adalah Persentase Puskesmas yang melaksanakan pengendalian PTM
terpadu sebesar 50%; Persentase kabupaten/kota yang melaksanakan kebijakan
Universitas Indonesia
3
Kawasan Tanpa Rokok (KTR) minimal 50% sekolah sebesar 50%; Pos
Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM sebesar 50%.; Persentase perempuan usia
30-50 tahun yang dideteksi dini kanker serviks dan payudara sebesar 50% dan
Persentase kabupaten/kota yang melakukan pemeriksaan kesehatan pengemudi di
terminal utama sebesar 50%. Sebagai acuan dalam menyusun langkah
pengendalian terhadap masalah pembangunan kesehatan Indonesia (Kementerian
Kesehatan RI, 2013)
Pada dasarnya dalam mengatasi masalah PTM ini tidaklah sulit karena
dapat dicegah melalui pengendalian faktor risiko PTM itu sendiri yang berkaitan
dengan pola hidup seperti merokok, diet yang tidak sehat, kurang aktivitas fisik,
dan konsumsi minuman beralkohol yang relatif murah. Oleh karena itu, upaya
yang terbaik dengan meningkatkan kepedulian masyarakat dalam berperilaku
sehat. Pengetahuan tentang PTM perlu diberikan agar dapat meningkatkan
pengetahuan dan kewaspadaan masyarakat terhadap PTM melalui
penyebarluasaan informasi secara efektif. (Rahajeng et al., 2015)
Penelitian Fountaine menunjukkan bahwa program dan pendidikan self
management untuk mengubah gaya hidup memberikan dampak signifikan dalam
pengobatan. Perusahaan farmasi, pengusaha bidang kesehatan, dan perusahaan
teknologi dan data berkolaborasi untuk membantu membuat program dan alat
untuk pasien. Termasuk dalam bentuk online/offline komunitas dimana pasien dan
praktisi kesehatan saling berkomunikasi dan bertukar pengalaman menyediakan
pedoman dan informasi tentang makanan yang boleh dimakan dan tidak.
(Fountaine, 2016)
Islam (2013) dalam penelitian berjudul A randomized-controlled, pilot
intervention on diabetes prevention and healthy lifestyles in the New York City
Korean community menemukan bahwa tenaga kesehatan dalam komunitas
masyarakat mampu diterima oleh masyarakat dan membantu dalam promosi
perubahan perilaku dalam pola makan dan aktivitas fisik yang merupakan
komponen penting dalam pencegahan diabetes dimana program senam sebagai
salah satu intervensi terbukti memberikan dampak terhadap kadar glukosa DM
tipe 2. (Erlina, 2008)
Universitas Indonesia
4
Universitas Indonesia
5
Universitas Indonesia
6
Universitas Indonesia
7
kader, peralatan yang dianggap sudah lengkap, dan pelatihan kader yang telah
banyak dilakukan. Puskesmas Pasir Mulya telah memiliki 31 Posbindu PTM yang
telah diintegrasikan dari posyandu lansia sejak 2015 sehingga yang awalnya
adalah kegiatan pemeriksaan kesehatan untuk lansia menjadi sasaran kelompok
umur 15 tahun ke atas.
Puskesmas Pasir Mulya melakukan pembinaan terhadap 3 kelurahan yang
ada, yaitu Pasir Mulya, Loji dan Gunung Batu. Kelurahan tersebut terdapat
perbedaan karakteristik masyarakat dan pada kelurahan Gunung Batu memiliki
karakteristik masyarakat yang hampir sama namun memiliki perbedaan jumlah
kunjungan.
1.1 Grafik Jumlah Kunjungan Posbindu PTM Kelurahan Gunung Batu Agustus
2016-Januari 2017
Berdasarkan grafik 1.1 di atas menunjukkan bahwa Posbindu PTM yang
berada diatas rata-rata adalah jumlah kunjungan RW 1 dan yang berada dibawah
rata-rata adalah RW 7. Data kunjungan rata-rata Maret 2016-Januari 2017 pun
menunjukkan bahwa rata-rata kunjungan tertinggi ialah di RW 1 dan terendah di
RW 7. Begitu pula hasil dari wawancara terhadap Pembina Posbindu PTM
menyatakan bahwa RW 1 merupakan Posbindu dengan kunjungan terbanyak dan
memiliki prestasi yang dibuktikan dengan prestasi lomba sebagai perwakilan
kelurahan Gunung Batu dan RW 7 sebagai Posbindu PTM dengan kunjungan
terendah.
Universitas Indonesia
8
1.1 Tabel Rata-Rata Kunjungan dan Cakupan Posbindu PTM Kelurahan Gunung
Batu bulan Maret 2016- Januari 2017
Wilayah Rata2
kunjungan
RW 1 54
RW 2 30
RW 3 43
RW 4 44
RW 6 31
RW 7 26
RW 8 27
RW 10 33
RW 11 51
RW 12 39
RW 14 43
Tabel 1.1 di atas menunjukkan bahwa rata-rata kunjungan per bulan dalam
setahun dengan kunjungan tertinggi ialah RW 1 dan kunjungan terendah RW 7.
Universitas Indonesia
9
1.5.2 Aplikatif
1. Memberikan kontribusi saran terhadap seluruh pihak yang dalam
mencapai pelaksanaan Posbindu PTM yang efektif.
2. Mendukung pelaksanaan evaluasi Posbindu PTM yang tepat.
3. Memberikan masukan kepada stake holder dalam menyusun rencana dan
kebijakan yang sesuai berdasarkan hasil penelitian.
4. Menambah ide dan gagasan baru dalam mencapai keberhasilan
pelaksanaan Posbindu PTM.
Universitas Indonesia
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
10 Universitas Indonesia
11
Universitas Indonesia
12
Universitas Indonesia
13
Efektivitas =
Universitas Indonesia
14
Universitas Indonesia
15
Universitas Indonesia
16
2.2.2 Tujuan
Meningkatkan kewaspadaan dini masyarakat terhadap faktor risiko PTM
melalui pemberdayaan dan peran serta dalam deteksi dini, pemantauan faktor
risiko PTM dan tindak lanjut dini.
Universitas Indonesia
17
Universitas Indonesia
18
Universitas Indonesia
19
LINGKUNGAN
Gambar 2.2 Teori Sistem Organisasi
Sumber: (Lestari, 2013)
Universitas Indonesia
20
a. Input adalah sumber daya atau masukan yang digunakan oleh suatu sistem
yang terdiri atas sumber daya manusia (man) untuk program pelayanan
terpadu (yandu) adalah kelompok penduduk sasaran yang akan diberikan
pelayanan, staf puskesmas, kelurahan, kader, pemuka masyarakat dan
sebagainya; money adalah dana yang dapat digali dari swadaya masyarakat
dan sebagainya; material adalah vaksin, jarum suntik, KMS, alat timbang,
obat-obatan, dan sebagainya; method adalah cara penyimpanan vaksin,
cara pengisian KMS, cara mencatat dan melaporkan data, cara
memberikan penyuluhan dan sebagainya; minute adalah waktu yang
disediakan oleh staf puskesmas untuk melaksanakan kegiatan dan waktu
yang disediakan oleh ibu untuk kegiatan yandu dan sebagainya; market
adalah masyarakat dan faktor-faktor yang mempengaruhi seperti lokasi
kegiatan, transportasi, kepercayaan masyarakat di bidang kesehatan dan
sebagainya.
b. Proses adalah serangkaian kegiatan mulai dari tahap menentukan sasaran
sampai tercapainya tujuan. Melului proses akan diubah input menjadi
output. Proses dari sistem pelayanan terpadu adalah semua kegiatan
pelayanan terpadu mulai dari persiapan bahan, tempat dan kelompok
penduduk sasaran yang dilakukan oleh staf Puskesmas dan kader,
dilaksanakannya yandu di lapangan sampai dengan evaluasi.
c. Output merupakan hasil langsung (keluaran) suatu sistem. Yang menjadi
output dalam sistem pelayanan terpadu adalah produk program yandu,
yaitu cakupan program untuk masing-masing kelompok penduduk sasaran.
d. Outcome merupakan dampak atau hasil tidak langsung dari proses suatu
sistem. Dampak program diukur dengan peningkatan status kesehatan
masyarakat dengan 4 indikator yaitu: tingkat dan jenis morbiditas
(kejadian sakit), mortalitas (tingkat kematian spesifik berdasarkan sebab
penyakit tertentu). Indikator yang paling peka untuk menentukan status
kesehatan masyarakat di suatu wilayah ialah IMR dan MMR, Fertilitas
(tingkat kelahiran, tingkat kesuburan), Handicap (kecacatan).
e. Lingkungan terdiri atas lingkungan dalam atau lingkungan khusus atau
lingkungan tugas dan lingkungan luar atau lingkungan umum.
Universitas Indonesia
21
Rencana Hasil
Gambar 2.3 Simple Logic Model
Sumber: Rogers, 2008
Membaca Logic Model dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu membaca dari
kiri ke kanan (forward) dan membaca dari kanan ke kiri (reverse). Cara membaca
dari kiri ke kanan ialah dengan asumsi bahwa logic model menjelaskan perjalanan
program dari perencanaan hingga hasil. Logic model menunjukkan rantai dari
pernyataan “ jika....maka..” yang menghubungkan bagian program. Sebagaimana
yang digambarkan sebagai berikut:
Universitas Indonesia
22
Gambar 2.4 Cara Membaca Logic Model dari Kiri ke Kanan (Forward)
Sumber: (Foundation, 2004)
Logic model dapat dibaca dari kanan ke kiri (reverse) dengan memulai
dari pandangan akhir program. Logic model dibaca mulai dari outcomes yang
ditentukan kemudian maju ke aktivitas dan input. Memulai dari outcomes
membantu memastikan aktivitas yang dilakukan berkaitan dengan outcomes yang
ditentukan jika hubungan yang ditemukan baik.
Output
Gambar 2.5 Cara Membaca Logic Model dari Kanan ke Kiri (Reverse)
Sumber:(Silverman, Mai, Boulet, & O’Leary, n.d.)
Universitas Indonesia
23
Universitas Indonesia
24
1. Inovasi
Inovasi tidak selalu dibatasi oleh ilmu science atau dalam hal obat.
Inovasi dalam sistem informasi, pengumpulan data, teknik komuniksi, dan
pengemasan isu dapat meningkatkan komitmen politik pun penting untuk
kemajuan. Organisasi kesehatan dunia (WHO) telah merekomendasikan
agar memusatkan penanggulangan PTM melalui tiga komponen utama,
yaitu surveilans faktor risiko, promosi kesehatan, dan pencegahan melalui
inovasi dan reformasi manajemen pelayanan kesehatan.(Cahyati & ., 2015)
Inovasi dalam pelaksanaan dapat memfasilitasi perbaikan dan peningkatan
program sesuai dengan pengalaman nyata. Inovasi dalam evaluasi program
dapat lebih lanjut membangun evidence based sebagai intervensi dengan
identifikasi lebih baik mengenai hal yang belum sesuai dengan apa yang
direncanakan dan hal yang sudah efektif dan siap untuk dikembangkan.
Cara baru dalam berkomunikasi termasuk memanfaatkan inovasi dalam
media sosial dan lainnya serta membuat kasus menarik untuk aksi tertentu
dapat menguatkan kemitraan dan menarik mitra untuk berpartisipasi.
Banyak inovasi yang dibangun di atas dasar ilmu pengetahuan atau praktik
dan banyak dari peningkatan ini akan menambah ilmu dan praktik
kesehatan masyarakat.(Frieden, 2014)
2. Petunjuk Teknis
The most effective public health programs are based on an evidence-based
technical package: a selected group of related inter- ventions that,
together, will achieve and sustain substantial and sometimes synergistic
im- provements in a specific risk factor or disease outcome. A technical
package of proven interventions sharpens and focuses what other- wise
might be vague commitments to “action” by committing to implementation
of specific interventions known to be effective. (Frieden, 2014)
Petunjuk teknis yang jelas berdasarkan evidence dapat
meningkatkan ketercapaian intervensi yang akan dilakukan terhadap faktor
risiko yang lebih spesifik atau dampak penyakit. Dengan adanya petunjuk
teknis yang jelas menghasilkan intervensi yang tajam dan fokus sehingga
Universitas Indonesia
25
3. Manajemen
Pemantauan ketat dan evaluasi dengan mekanisme untuk
menghindari bias dalam pengumpulan data dalam informasi pelaksanaan
program atau keyakinan mengenai efektivitas program sangat penting
untuk kemajuan dan keberlanjutan program. Analisis berkelanjutan untuk
meningkatkan setiap aspek dari pelaksanaan program dan manajemen
sangat penting untuk inovasi dan kemajuan program.
Manajemen SDM merupakan salah satu tantangan dalam program
kesehatan. Hal ini karena seringkali kesulitan merekrut, melatih dan
mempertahankan SDM yang memenuhi syarat untuk melaksanakan
program kesehatan yang efektif. Anggaran yang minim menjadi salah satu
masalah. Manajemen SDM dapat dicapai diantaranya dengan pelatihan
yang berkelanjutan, dan penghargaan.
4. Kemitraan
Mitra dapat melengkapi kemampuan untuk memenuhi SDM
manusia maupun keuangan dan dapat mendukung melakukan kegiatan
mendesak. Mengajak kelompok untuk bergabung dan mengambil tindakan
untuk mencapai agenda bersama yang dapat membangun kerjasama jangka
panjang yang efektif.
Contoh dari kerjasama multisektor yang efektif ialah pada program
imunisasi nasional yang melibatkan instansi pemerintah, organisasi
masyarakat, perusahaan, yayasan, donatur, pasien dan relawan. Kemitraan
sangat penting dalam mempertahankan agar program tetap berjalan
terlebih saat masa anggaran sulit. Mitra dapat melengkapi kebutuhan akan
sumberdaya manusia dan keuangan.
Universitas Indonesia
26
5. Komunikasi
Komunikasi yang efektif dapat menimbulkan perubahan perilaku,
namun yang penting lagi adalah munculnya komitmen politik dan
efektivitas program dengan melibatkan berbagai aktor masyarakat. Alat
komunikasi dan teknologi baru memfasilitasi percakapan interaktif,
memberikan kesempatan praktisi kesehatan untuk dapat melakukan dialog
dengan perwakilan masyarakat yang terkena dampak dan pemangku
kepentingan lainnya.
6. Komitmen Politik
Pelaksanaan komitmen politik yang efektif mengarahkan sumber
daya dan pendukung untuk mengoordinasikan, implementasi dan menjaga
keberlangsungan intervensi kesehatan, termasuk perubahan kebijakan yang
dibutuhkan.
Universitas Indonesia
2.8 Kerangka Teori
Rencana Hasil
Kepemimpinan
Shared vision
Kemitraan
(Centers for
Disease Control
and Prevention,
2011)
27 Universitas Indonesia
Gambar 2.7 Kombinasi Prevention Program Elaborate Logic Model dan Freiden
Teori Logic merupakan teori yang menunjukkan hubungan dalam sistem
yang kemudian membagi menjadi 2 bagian yaitu rencana dan hasil. Teori ini
menjadi landasan teori bagi penulis dalam menyusun penelitian terkait hubungan
rencana dan hasil dalam menggali faktor yang memberikan peran terhadap hasil
evaluasi pelaksanaan Posbindu PTM.
Teori Frieden mengemukakan bahwa faktor-faktor inovasi, manajemen,
kemitraan, komunikasi, petunjuk teknis dan komitmen politik mendorong
tercapainya program kesehatan yang efektif. Hal tersebut diilustrasikan seperti
roda yang berputar, bahwa inovasi menjadi penggerak faktor lainnya yang
didukung oleh komitmen politik dalam mencapai program kesehatan yang efektif.
28 Universitas Indonesia
BAB 3
KERANGKA PIKIR
Manajemen
-Manajemen SDM
-Manajemen Dana
-Manajemen Sarana
Pelaksanaan Posbindu PTM
Inovasi - Cakupan
- Pemantauan FR
- Tindak Lanjut
Komunikasi
Kemitraan
29 Universitas Indonesia
30
Universitas Indonesia
31
3.2.4 Inovasi
Inovasi adalah penemuan baru yang berbeda dari yang sudah ada atau
yang sudah dikenal sebelumnya (gagasan, metode, atau alat) dalam suatu masukan
yang merupakan bagian dalam sistem yang diperlukan untuk berfungsinya suatu
sistem yang meliputi SDM, dana, sarana, metode, alat, dan informasi.
Sumber data : Pembina Posbindu PTM, Ketua Kader Posbindu PTM
Pedoman pengumpulan informasi: pedoman wawancara
Cara memperoleh informasi : wawancara mendalam
3.2.5 Komunikasi
Komunikasi adalah bentuk interaksi puskesmas, kader, tokoh masyarakat
dan pihak lainnya yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya dalam
pelaksanaan efektivitas Posbindu PTM sengaja atau tidak sengaja.
Sumber data : Pembina Posbindu PTM, Ketua Posbindu PTM, Tokoh
Masyarakat
Pedoman pengumpulan informasi: pedoman wawancara, pedoman FGD
Cara memperoleh informasi : wawancara mendalam, focus group discussion
3.2.6 Kemitraan
Kemitraan adalah kerjasama yang dilakukan berbagai elemen terhadap
pelaksanaan Posbindu PTM.
Sumber data : Pembina Posbindu PTM, kader Posbindu PTM
Pedoman pengumpulan informasi: pedoman wawancara, pedoman FGD
Cara memperoleh informasi : wawancara mendalam, focus group discussion,
telaah dokumen
Universitas Indonesia
32
Universitas Indonesia
BAB 4
METODE PENELITIAN
33 Universitas Indonesia
34
Universitas Indonesia
35
Sumber Informasi
Informasi yang Kader PJ Pembina Peserta Tokoh Jumlah
No Metode
dibutuhkan PTM Posbindu Posbindu masyar Informan
akat
WM,
Cakupan Observasi,
1. √ √ √ 3
Posbindu PTM telaah
dokumen
WM,
Pemantauan Observasi,
2. √ √ √ 3
Posbindu PTM telaah
dokumen
WM,
Tindak Lanjut Observasi,
3. √ √ √ 3
Posbindu PTM telaah
dokumen
2 klp.
Inovasi
4. √ √ √ kader, WM, FGD
Posbindu 2 Informan
2 klp.
5. Komunikasi √ √ √ √ kader, 3 WM, FGD
Informan
2 klp.
6. Manajemen √ √ kader, 1 WM, FGD
Informan
2 klp. WM, FGD,
7. Kemitraan √ √ √ Kader,2 telaah
Informan dokumen
Catatan:
WM (Wawancara Mendalam)
PJ (Penanggung Jawab)
Klp (Kelompok)
Universitas Indonesia
36
Universitas Indonesia
37
Universitas Indonesia
38
Dalam penelitian ini pengkodean meliputi kode jenis informan dan cara
pengumpulan data, kode transkrip dan kode topik bahasan.
a) Kode jenis informan adalah sebagai berikut: PTM= petugas PTM
Puskesmas , PP=Pembina Posbindu PTM, KP=Kader Posbindu
PTM, KK=Ketua Kader Posbindu PTM, M=Peserta Posbindu
PTM, TM=Tokoh Masyarakat.
b) Kode berkas transkrip
Setiap berksas transkrip diberi kode yang mencantumkan nomor
identitas informan, metode pengambilan data,dan waktu
pengambilan data. Formatnya sebagai berikut : <kode
identitas>.<metode pengumpulan data>.<tgl.bln.thn> Contoh:
TM.WM.11April2017
c) Kode topik bahasan
Setiap transkrip diberi warna berdasarkan topik.
4. Meringkas data yang disajikan dalam bentuk matriks.
Membuat matriks dengan tujuan untuk melihat hubungan antara kategori.
Data yang sudah diatur, diringkas dengan cara mendaftar data yang masuk
dalam kategori yang sama.
5. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis isi (content
analysis). Langkah-langkah dalam analisis isi adalah:
a. Melihat benang merah yang muncul dari setiap jawaban.
b. Melihat persamaan dan perbedaan yang ada.
c. Melihat kontras data dan jawaban yang sering muncul.
Universitas Indonesia
39
Universitas Indonesia
BAB 5
40 Universitas Indonesia
41
TK, SD, SMP, SMA yang berada di Kelurahan Pasir Mulya, Kelurahan
Loji dan Kelurahan Gunung Batu.
Badan Amil Zakat (BAZ) Kota Bogor.
Persatuan Diabetisi Indonesia (PERSADIA) Cabang Kota Bogor.
Batalyon Infanteri 315/ Garuda
Pusat Pengembangan Sumber Daya (P2SDM) Institut Pertanian Bogor
(IPB)
Perkumpulan Warga Usia Lanjut (WULAN) Kota Bogor
Pengurus ranting Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Cabang Bogor Barat.
Bidan praktek Swasta di Kelurahan Pasir Mulya, Kelurahan Loji dan
Kelurahan Gunung Batu.
Dokter Praktek Swasta di Kelurahan Pasir Mulya, Kelurahan Loji dan
Kelurahan Gunung Batu.
Laboratorium swasta di kelurahan Pasir Mulya, Kelurahan Loji dan
Kelurahan Gunung Batu.
RS Marzuki Mahdi, RS Karya Bhakti dan RS PMI Bogor sebagai unit
pelayanan rujukan.
Universitas Indonesia
42
5.1 Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Pasir Mulya tahun 2015
No. Jenis Sarana Kesehatan Jumlah
1. Puskesmas 1
2. Puskesmas Pembantu 1
3. BP Swasta 1
4. Praktek Dokter Umum 7
5. Praktek Dokter Gigi 2
6. Bidan Praktek Swasta 4
7. Apotik 3
8. Rumah Bersalin 3
9. Toko Obat 1
10. Pengobatan tradisional 3
Universitas Indonesia
43
Universitas Indonesia
BAB 6
HASIL PENELITIAN
45 Universitas Indonesia
46
Ini mah semua udah lama jadi kader, kecuali yang berdua. yah kita mah
siapa yang mau ..sukarela. Misal ada yang keluar jadi kader, nanti
ketuanya cari siapa yang mau.
Universitas Indonesia
47
He eh..Ada tuh yang namanya M itu, itu mah hampir 75, tapi dia ngga
mau juga, dia masih mau tetep semangat,yang di rw 1 kan.. iya itu udah
paling senior sama bu N, itu juga. Dari masih muda mereka udah pada
jadi kader. Dan mereka semangat terus.
Dari segi itu berarti SDM kadernya emang dia tanggungjawabnya luar
biasa. Dia tu ini tu saya sebagai kader harus bertanggung jawab gitu
karena sudah dilatih, sudah menjadi kader itu seperti ini lah. Bagus..
peduli gitu.........tolong data lansia yang meninggal nih.........langsung tuh
dikirim. Misalkan ngadadak ya saya butuh data cepet.
Universitas Indonesia
48
Selama ini mah jalan, lancar aja ya..yang pasti dari ibu kadernya sendiri
ya yang....aktif lah ya, kalau misalkan kita kasih tau begini dia cepet,
langsung . gitu..
Ini yang hadirnya 3 kadang 4. Kadang kalau yang bagian nimbang itu
aja,, kalau yang belum datang nanti digantiin sama kader yang lainnya,
bagian nulis ini...
pembagian peran tidak dengan sistem 5 meja karena kehadiran kader tidak
mencapai 5 orang.
RW 7 nih kadernya ngga lengkap ya, kadang ..karena kan 5 meja ada
pendaftaran ada bagian pemeriksaan, timbangan, ada yang ukur tinggi,
ada yang ibi. Jadikan bagi-bagi tuh.. ada yang penyuluhan, yang mencatat
hasil, ada yang nulis ke laporannya. Tapi kalu jumlah kadernya kurang
dari 5 kan ngga kepegang . ini ini..ini ini jadi sibuk, padahal kitanya suka
ngasi tau. Pembagian tugas ya..jadi ada yang pegang ini. Jangan ini
yaa..isitilahnya 5 meja, sistem 5 meja.
Ya karena kalau jumlah kadernya kurang jadi double nanti. Misal si ibu
yang nimbang sambil nyatet juga. Kadang dia lupa, berapa ya hasil
timbangannya, gitu kan..repot juga. Atau ngga kadernya telat dateng jadi
Cuma ada 3 kadang pernah. Kayak kemarin kan ada 4 orang. Tapi kalau
kunjungannya ngga terlalu banyak bisa aja sih. Ngisi KMS, ngisi itu, ngisi
hasilnya gitu
Universitas Indonesia
50
yah biasa kita mah kumpul di Posyandu kalau ada yang belum selesai,
sebar di WA.
Ada pelatihan kader di pasir mulya. Biasanya setiap tahun sih kita
melakukan itu pelatihan kader, bagi yang belum pernah dilatih hmm
selalu ada ya, kadang kan kader ada juga yang berhenti, gitu ya ganti
kader lagi.. nah itu ..tapi kalau semua udah dilatih ya tetep aja ada
refreshingnya gitu buat ibu kadernya..
Universitas Indonesia
51
tapi ya ngga aneh lah, karena mereka satu tugas sosial, trus mereka mau
aja kita bersyukur, gitu sih..jadi kita mah maklumin aja paling kita betul
betulim aja sambil dikasih tau lagi.. gitu aja..ya karena faktor U ya mba
ya..
Berdasarkan hasil FGD, dalam pengelolaan SDM RW 1 dan RW 7
melakukan rolling atau perputaran peran setiap 3 bulan sekali. RW 1 dianggap
masyarakat telah mampu memiliki inisiatif dalam bertindak. Sedangkan bagi
pembina telah ada pembagian peran yang jelas pada kader di RW 1.
kita mah udah saling sadar. Misalkan saya datang duluan sasapu, yang
lain nanti datang kerjain yang lain yang belum dikerjain.
RW 7 dengan sumber daya manusia yang ada sama melakukan rolling atau
perputaran peran, namun masih mengalami kekosongan peran sehingga pada
pelaksanaannya saling mengisi kekosongan peran. Atau pembagian peran yang
dilakukan secara kondisional.
catetan apa yang nimbang apa yang itu kita selalu rolling..
tapi ngga selalu dia ini dia ini..kadang-kadang yang ini ngga sempet, ada
ini ada yang itu..gimana sempat ada waktunya
Universitas Indonesia
52
Proses -aktif di Posbindu PTM, PKK dan -aktif di Posbindu dan Posyandu,
Posbindu. hanya 1 kader yang aktif di PKK.
-didukung kader senior yang -kader baru dan belum memiliki
disegani dan berpengalaman. power di masyarakat.
-jumlah kader 10
Pelatihan -3 kader telah mengikuti pelatihan -2 kader telah mengikuti pelatihan
Pembagian -Jelas dengan sistem 5 meja -kondisional
Tugas -kompak: menyelesaikan laporan
bersama, makan bersama, dan
seragam.
kan ada uang Revit. Nanti itu untuk ongkos kader, fotokopi, makan,
nganter pasien, arisan juga. Kan ada arisan Posbindu setiap sebulan
sekali. Dari situ aja diputer-puter.
Biasanya yang saya tahu ya ... jadi disitu tuh ada kas kan per RT ya.. jadi
ada kas, nah dari kas itu ..ngga tau ya masih berjalan atau ngga nya.
Universitas Indonesia
53
Yang dulu sih kalau saya tanya nilainya kecil banget . 20 rb tuh dari
masing-masing rt. Nanti disetor ke ibu kader, jadi dikelola bisa jadi untuk
PMT. Tapi kayaknya belakangan ini udah nggak... udah 2, 3 bulanan deh
.. karena kepengurusannya kan kebetulan kepengurusan ini eee rw nya
baru jadi kayaknya masih belum itu lagi gitu..yang dulu-dulu mah
berjalan. Jadi misalkan PMT nya ada bubur kacang ijo, ada pisang
rebuslah gitu ya..atau apa gitu ada. Tapi memang udah 3 bulan ini di rw 1
ngga ada,
Kita ada namanya revit posyandu atau posbindu ya, itu kita berikan
sebulan itu 50 ribu ya eh 100 ribu maaf.. nanti dibagikannya per triwulan
sekali. 3 bulan sekali. Ada sih ya, nanti mereka ya dikelola lagi..ada yang
buat alkes, dibeliin buku, pulpen kayak-kayak gitu kan. Atau misalnya
kegunaannya kalau yang saya tau di posbindu itu.....misalnya ada rapat
nih, kalau rapat kan mereka butuh transport ya. Bisa dikasih dari itu,
gitu..iya, diputer-puter dananya. Minim.
iya itu juga untuk dibeliin obat lagi. Jadi untuk mereka lagi. Kalau ada
yang ngga punya uang ya ngga harus
ada keluar masuk. Kalau uang revit yang dari puskesmas ,3 bulan sekali
ya turunnya. Satu bulan itu 100 ribu, dipotong pajak. Itu kita laporannya
ke dinas lagi. Itu penggunaannya sama sebetulnya, untuk kunjungan
semua juga dari situ. Tapi kalau yang ini kita-kita juga kalau laporan ke
anggota, ya kan anggota yang pake. Keluar masuk. Defisit ngga pernah,
tapi kita kadang-kadang kalau keluar pakai uang sendiri. Kayak saya tadi
bilang, kalau rame-rame kan jalan jadi ngga perlu transport. Ini 2 kali
Universitas Indonesia
54
Universitas Indonesia
55
Universitas Indonesia
56
nyaman. Ruangan yang kecil menyebabkan sirkulasi udara pun kurang baik,
terlalu padat dan terasa panas.
Universitas Indonesia
57
Untuk alat kesehatannya sih tensi mereka beli sendiri, alat untuk
mengukur tinggi badan ada, untuk mengukur lingkar perut ada ya,
timbangan.
Tempat tidurnya ada, terus tensi, yaa tinggi badan, timbang, ada semua
sebetulnya udah lengkap.
Universitas Indonesia
58
Iya ini sih fisik ya.. kalau yang lainnya sih udah cukup ya
Palingan kursi roda itu yang rusak, udah ngga bisa dibetulin lagi soalnya
kalau dibetulin yang kanan, yang kiri nyengsol.
Timbangan juga rusak kemarin, diinjek ngga mau. Kursi roda mah paling
pinjem punya BKM kalau ada yang perlu pake kursi roda kesini.
Laporan kunjungan terus dari pembina itu bisa melaporkan bahwa alat
kesehatan mana yang rusak atau yang kurang, jadi kita bisa
mengkalkuasikan untuk pelaporan kedinas bahwa Posbindu mana saja
yang membutuhkan alat kesehatan yang bisa dibantu oleh dinas
kesehatan.
Dari Puskesmas sih tidak, biasanya kita ke dinas kesehatan. Dari Dinas
itu pun banyak, bisa tekanan darah jadi alat tensi meternya, dari
stetoskopnya terutama kadang, kalau suhu pun kalau diperlukan ada
sampai terakhir itu apa..timbangan berat badan dan tinggi badan.
Kalau rusak bisa. Diajukan ke dinas kita dipera. Tapi biasanya lama sih,
hasil pera nya karena dikumpul dari se-Kota bogor kan. Tadi sih untuk
kriteria kenapa harus ada pembina ya? Untuk melihat pengawasan
posbindunya berjalan atau tidak dan untuk melihat kebutuhan terutama
dari alat kesehatan.
Universitas Indonesia
59
Untuk inovasi secara brillian sih belum keliatan ya dari setiap kader,
cuman dari kader itu sudah ada usaha untuk diadakannya donatur,
terus inovasinya bahwa supaya meningkatkan jumlah kunjungan
dengan PKH nya ditinjau ulang gitu kan dengan lapor kepada RT RW
nya bahwa orang-orang ini tidak hadir.
Dari kadernya ya? Belum sih ya, belum saya lihat sampai kesana.
masih ya rutinitas seperti itu aja. Kalau kadang gini kita kadang kan
yang diminta dari sana, dari dinas ya dijalani seperti itu ya kita minta
Universitas Indonesia
60
ke ibu kader sesuai yang kita ini aja ..kalau inovasi dia bikin ini apa
kayaknya belum ya.
kalo yang cakupannya banyak tuh dia ada PMT.. he eh.. terus PMT
nya ganti-ganti. Terus memang masyarkatnya juga keliatan masyarkat
yang mampu ya ..dia juga ad yang ngasih 5 ribu, ada yang 2 ribu ada
yang 3 ribu karena mereka juga merasa mendapatkan ini kan.. ada
PMT gitu..terus dia dapet ini, diperiksa kesehatan, bisa konsultasi kan
masalah kesehatnnya terus ada pemeriksaan itu juga.. ee yang merasa
ingin datang itu kan kesadaran sendiri ya. Dia pengentahu kondisi
kesehatannya. Dia mau melakukan pemeriksaan lab nya. Kan ada
pemeriksaan itu juga, gula darah, asam urat, kolesterol, dengan biaya
sendiri itu. Iya bayar, ada..
Universitas Indonesia
61
Ya paling dia mengajak aja. Mengajak sasarannya untuk dateng. Bila ada
arisan tingkat RT, ada pengajian, terusya mungkin karena belum aada
daya tarik ya. Kan ada juga yang walaupun ada makanan , ada PMT
mungkin ada aja tu yang dateng pengen bubur sumsum nya
misalkan..hehe..mungkin bisa ya jadi daya tarik. Cuman mungkin
terkendala biayanya itu tadi yang ngga ada. Sebatas ngajak-ngajak aja
paling ge. Promosi sama sosialisasi.
Salah satu upaya yang dilakukan kader dan pembina di RW 7 ialah melalui
jadwal Posbindu yang dilaksanakan bersamaan dengan jadwal pengajian di mesjid
sehingga masyarakat dapat secara bergantian datang dan melakukan pemeriksaan
di Posbindu.
Paling kalau banyak itu kunjungan pas saya sengaja pelaksanaannya pas
hari pengajian. Pengajian yang deket di situ, jadi ibu-ibu abis ngaji ayo
mangga ibu-ibu ke Posbindu gantian gitu ya..
6.6 Tabel Hasil Perbedaan Inovasi Posbindu PTM RW 1 dan RW 7 tahun 2017.
RW 1 RW 7
-Pemberian Obat -Bersamaan jadwal pengajian
-Pendekatan masyarakat dan tokoh masyarakat melalui
kekerabatan
-Pemberian Makanan Tambahan (PMT)
6.6 Komunikasi
Puskesmas-Kader
Komunikasi dilakukan antara puskesmas dan kader dalam pelaksanaan
Posbindu PTM, berdasarkan hasil FGD terhadap kader RW 1 dan RW 7
menyatakan bahwa komunikasi dilakukan melalui pesan WA dan forum lokakarya
mini (lokmin).
dari WA..ada juga sub, jadi pertemuan kader. Ada arisannya nanti giliran.
Kemarin mah di mana ...
Kan ada lokmin. Forum untuk kesulitan kita di wilayah, tentang laporan.
Universitas Indonesia
62
Melalui telpun, yang ada WA nya ya melalui WA. Pake sms atau telpun,
gimana urgen ngga nya ya. Kalau memang harus segera,
telpun..kebetulan kadernya ada WA tu ketuanya.jadi suka lewat WA.
Kalau pembinaan kader, biasanya kita kan setiap bulan ada pertemuan
sub ya..sub kader, jadi tu kita suka kumpul semua ibu-ibu kader, kadang di
pertemuan sub itu ada masalah atau ada apa pasti kita bahas lagi
disitu.tapi kalau pas lagi di hari ini juga, hari posbindunya atau
posyandunya sudah selesai pelayanan biasanya kita ini lagi..Ya karena
udah rutinnya seperti itu jadi kayaknya biasa aja ininya
Eee...jadi gini, kita karena udah pertemuan yang rutinitas ya tiap bulan
jadi untuk ibu-ibu kader yang udah khusus untuk gunung batu aja karena
kita kan kalau induknya pasir mulya nih, ada lokakarya mini itu lokmin
ya di Pasir Mulya. .............. Jadi kalau ada permasalahan atau misalkan
kita ada info-info baru kita bahas semua disitu, gitu. Di sub itu. Gitu..
nanti kalau misal ada yang perlu dibahas lagi di lokminnya. ............
Kalau puskesmas kadang kan yang pemegang-pemegang programnya di
Pasir Mulya ya.
Itu biasanya kita berubah-ubah. Kan kebetulan kita suka ngadain arisan,
biar tiap bulannya pada datang. Dari masing-masing Rw ya walaupun 2
atau 3 orang. Tapi mewakili itu pasti ada yang datang kader.kita ngadain
arisan ngga seberapa sebenarnya tapi yang penting . RW 1 tempatnya
biasa di Posyandu, RW 2 biasanya di rumah ibu kader siapa selalu
berputar gitu.
Universitas Indonesia
63
Untuk evaluasi sih bisa diforum itu setiap bulan. Forum pertemuan PKP,
Posbindu dan Posyandu PKP . bisa disitu ketika misalnya jumlah
laporannya nih mana laporannya.
Ada aja dari kadernya tu kita ngasi tau, bu ada yang ngga bisa dateng
karena sakit . sakitnya berat kita kunjungan rumah.Jadi kadernya mau
melakukan kunjungan rumah ke sasaran yang sakit.
Kan Cuma berdua ya sama bu W, saya ngga bisa nih, sedangkan jadwal
udah .. akhirnya kan kita saling ya, tolong gantiin. Itu komunikasi
kan..kalau ngga digantiin kasian ini udah posbindunya udah siap jangan
sampe ada petugas ngga dateng. Karena kan yang meriksa kesehatan kan
kita. Kader kan yang nimbang, ngukur tinggi badan.
Universitas Indonesia
64
Tokoh Masyarakat-Kader
Ya ikut sih.. he eh..ikut ..biasanya ..apalagi klo yang.. mereka juga kan
tokoh masyarakat lansia juga jadi mereka pasti ini lah..ikut juga, pasti
datang.
Kader-Masyarakat
Kadang H-1 kasi tauin, sebelum acara sweeping, kalau masih sepi juga
sweeping... kalau udah siang belum datang didatangi ke rumahnya..
eh ini.. ini..ini..oh ini gini gini..oh ibu ini nanti gini. Oh ini nanti rapat di
anu. Itu pas kalau ketemu, kalo nggak sms..bu ada ini ini lansia..
Universitas Indonesia
65
Biasa sih kalau sebelum H-1 itu yang saya tau ibu-ibu kader itu walaupun
mereka kadang-kadang sasarannya sudah hafal, tapi tetep pada
pelaksanaan hari H nya, di masjid ya diumumin. Kadang H sebelum ini
juga ibu kader suka keliling. Atau kalau di rw 1 ya suka keliling dia
ngasih tau . biasa kalau posyandu juga gitu, kalau udah H-1 keliling,
gitu..walaupun udah ini ya apalagi rw 1 masjidnya lumayan ininya tengah
jadi udah.. karena itulah kalau rw 1 insyaAllah jarang banget berubah.
Tetepnya di hari rabu aja, kecuali hari llibur jadi kadang maju di kamis
atau mundur di selasa.
Komunikasi yang baik dari kader, didukung adanya repetisi dan waktu
yang konsisten mendukung adanya pesan yang sampai dengan baik kepada
masyarakat mengenai jadwal pelaksanaan Posbindu PTM.
Kalau di rw satu tuh ngga, jadi mereka apa ya sasarannya juga udah
paham. Oh ini rebo minggu pertama jadwalnya posbindu, pada
datang....gitu..gitu ya mereka udah pada sadar diri...
Universitas Indonesia
66
6.7 Kemitraan
Universitas Indonesia
67
Ee kebetulan ada saudaranya juga yang disitu. Saudara ibu kader. Jadi
dia ini ya mungkin memang . tapi ngga.., Cuma sekali-kalinya sih inget
saya. Selebihnya mah dari dana sendiri aja..masyarakat sendiri
Ini karena adanya proses kerjasama. Kalau kata orang sunda mah ..
kebersamaan masyarakat menghimpun dana, jadi bukan perseorangan.
..... Pernah itu mah zaman-zamannya itu doang kampanye banyak itu
ngasih biskuit lansia, susu..terus.. tapi ya saat-saat kampanye doang, he
eh..dari partai..ada .........tapi ngga ada lagi sekarang makanya PMT jadi
swadaya aja. Kita harapkan. Karena di puskesmas juga ngga ada.di
puskesmas kan hanya uang revit doang yang 3 bulan sekali. Kalau PMT
mah itu bener-bener swadaya masyarakat
Kalau untuk dukungan sih yang jelas, kalau dari RW, tokoh masyarakat
disitu semuanya udah ikut terlibat ya. RW nya juga suka turun kalau
menurut saya udah ini semua. Disini kalau dari kelurahan pak lurahnya
sendiri suka ikut turun atau bu lurahnnya. Mantau kegiatan pas posbindu,
posyandu.
Kebanyakan kan ini mereka koordinasi dengan RW. Jadi, pak RW sudah
percaya dengan petugas yang ditugaskan di posyandu. Mereka sudah
terbiasa dalam dunia pekerjaan apa yang harus dikerjakan. Mereka sudah
bias. Seperti karyawan gitu. Tapi tidak terlepas dari binaan kel dan
Dinkes. Itu mah kerjasama mereka dengan luar ada, atau dengan
kelurahan ada..Dari rt rw nya pun sudah ada. Disini mah teu kudu dititah
Universitas Indonesia
68
Peran serta ya..banyak dari tokoh masyarakat, dari beberapa ulama, ikut
mendorong.....yang mereka benar-benar perhatian (suara motor) peran
serta masyarakat. ....... Selama ini biarpun kecil ada lah peran serta dari
masyarakat. Selain RW, selain RT, tokoh masyarakat. Hanya sebatas
mereka tuh boleh dikatakan mengerti dan tahu keberadaan ini jadi kalo ..
terus terang aja kalau kita ada khusus ke beberapa kalau tingkat se RW
kan tau sendiri lah. Banyak juga ada beberapa yang belum ngerti juga.
Yang mendukungnya dengan dateng aja sih.. RT, RW, BKM juga yang
kita suka ngumumin.
Cakupan
6.8 Tabel Rata-Rata Per Bulan Kunjungan RW 1 dan RW 7 Posbindu PTM Tahun
2016- 2017
RW 1 RW 7
Sasaran 388 184
Rata-rata Kunjungan per
bulan 54 26
Cakupan 14 % 14%
Universitas Indonesia
69
jumlah kunjungan. Namun, untuk menghitung cakupan pun belum jelas karena
jumlah sasaran sesuai pedoman belum diketahui.
Universitas Indonesia
70
ditindak lanjuti karena sakit dan tidak bisa hadir. Hasil pencatatan pada RW 1 dan
RW 7 ialah sebagai berikut:
Kemarinnya saya di rw 1 pas bulan kemarin ya.. ee dianya udah ngga bisa
apa-apa. Stroke ya, itu baru kena serangannya. Biasanya otomatis
kunjungan rumah kalau perlu dirujuk dibuatin rujukannya. Kebetulan sih
bapaknya memang punya ASKES juga ya .
Universitas Indonesia
71
6.9 Laporan Hasil Pemantauan Faktor Risiko dan Tindak lanjut Posbindu PTM RW 1 dan RW 7 tahun 2016-2017
RW 1 RW 7
*Keterangan Tabel:
L: Lebih dari standar
N: Normal Universitas Indonesia
K: Kurang
72
Universitas Indonesia
73
kemudian ditindak lanjuti dengan diobati ataupun dirujuk. Data tabel 6.5
menunjukkan bahwa 29% diobati dan 1% dirujuk. Pelaksanaan Posbindu PTM
menjadi gate keeper dalam upaya pencegahan terjadinya penyakit maupun
komplikasi dengan adanya deteksi dini menunjukkan bahwa di RW 7 lebih
banyak peserta yang memiliki faktor risiko indeks masa tubuh lebih, darah tinggi
dan peserta terdiagnosa diabetes. Hal ini dapat menunjukkan bahwa peserta yang
hadir merupakan peserta dengan faktor risiko dan telah didiagnosa sakit.
Pada pemantauan faktor risiko yang dilakukan dapat mengevaluasi
gambaran kondisi masyarakat yang datang ke Posbindu PTM dimana sasarannya
ialah Posbindu PTM dapat mendorong masyarakat untuk melakukan pencegahan
dini terhadap penyakit tidak menular dengan mengendalikan faktor risiko yang
ada.
Universitas Indonesia
BAB 7
PEMBAHASAN
74 Universitas Indonesia
75
sudah tidak bertugas karena sudah lanjut usia. Penelitian ini didukung dengan
penelitian sebelumnya yang juga mengatakan bahwa sebagian kader berpendapat
bahwa mereka menjadi kader dikarenakan suaminya menjadi ketua RT atau RW,
ada yang berkerja ikhlas membantu kegiatan posbindu, ada juga yang karena ingin
bersosialisasi dengan masyarakat, dan ada juga yang mau menjadi kader karena
kemauan atau inisiatif sendiri.(Rahmawaty, 2014) Hal ini menjadi tantangan
dalam mengelola SDM yang sudah bersedia secara sukarela agar memiliki
tanggung jawab dalam menjalankan perannya. Meski demikian, pembangunan
yang berorientasi pada pemberdayaan memberikan kesempatan kepada setiap
anggota masyarakat untuk dapat ikut serta dalam proses pembangunan dengan
mendapatkan kesempatan yang sama dan menikmati hasil pembanguan tersebut
sesuai kemampuannya.(Fauzia, 2013)
RW 7 merupakan Posbindu PTM dengan kunjungan terendah mengalami
masalah dalam hal perekrutan kader, pada pelaksanaannya kader mengalami
kesulitan dalam mengajak masyarakat untuk secara sukarela menjadi kader
sehingga jumlah kader dalam pelaksanaannya seringkali kurang dari 5 orang. Hal
ini sesuai dengan yang disampaikan Thomas Frieden bahwa manajemen SDM
merupakan salah satu tantangan dalam program kesehatan. Manajemen seringkali
kesulitan merekrut, melatih dan mempertahankan SDM yang memenuhi syarat
untuk melaksanakan program kesehatan yang efektif. Anggaran yang minim
menjadi salah satu masalah. Manajemen SDM dapat dicapai diantaranya dengan
pelatihan yang berkelanjutan, dan penghargaan.(Frieden, 2014)
Posbindu PTM RW 1 dengan prestasinya yang memiliki jumlah
kunjungan tertinggi menunjukkan beberapa hal penting yang perlu diperhatikan
dalam mengelola SDM. Jumlah SDM yang cukup mendukung adanya pembagian
peran yang jelas. Kader sebagai tim penggerak mengelola SDM melalui beberapa
upaya dalam rangka meningkatkan kekompakan dan kerjasama. Dalam
pengelolaan SDM di Posbindu PTM RW 1 dilakukan beberapa cara diantaranya,
menggunakan seragam setiap kali pelaksanaan Posbindu PTM, menjadikan tempat
Posbindu PTM sebagai sarana untuk berkumpul dan menyelesaikan laporan secara
bersama-sama, mengadakan makan bersama setiap kali selesai Posbindu PTM.
Universitas Indonesia
76
Hal-hal tersebut menjadi penting dalam hal pengelolaan SDM yang bergabung
secara sukarela menjadi tim.
Meskipun secara sukarela, SDM yang ada harus memiliki kemampuan
dalam menjalankan tugasnya di masyarakat. Hal ini didukung dengan adanya
berbagai pelatihan yang dilakukan oleh Puskesmas maupun Dinas Kesehatan.
Pelatihan diberikan dengan mengundang perwakilan kader sehingga pada
pelaksanaannya kader secara bergantian mengikuti pelatihan. Menurut pembina,
kader sendiri tidak semua bersedia untuk mengikuti pelatihan terdapat kader yang
telah dengan jelas mengatakan bahwa ia memilih untuk tidak ikut dalam kegiatan
pelatihan namun berperan serta dalam menggerakkan masyarakar.Selain itu
adanya fungsi monitoring Pembina Posbindu PTM mendukung adanya
keselarasan arah kerja SDM sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai dari
pelaksanana Posbindu PTM.
Pemantauan ketat dan evaluasi dengan mekanisme untuk menghindari bias
dalam pengumpulan data dalam informasi pelaksanaan program atau keyakinan
mengenai efektivitas program sangat penting untuk kemajuan dan keberlanjutan
program. Analisis berkelanjutan untuk meningkatkan setiap aspek dari
pelaksanaan program dan manajemen sangat penting untuk inovasi dan kemajuan
program. (Frieden, 2014)
Manajemen dana RW 1 melalui pengelolaan dana revitalisasi dan swadaya
masyarakat oleh kader. RW 1 meningkatkan pemasukan dalam rangka menunjang
inovasi pelaksanaan Posbindu PTM melalui dana swadaya dan donatur sedangkan
dana revitalisasi digunakan khusus untuk kebutuhan alat tulis, fotokopi dan
transportasi kegiatan penunjang Posbindu PTM. RW 7 dengan kunjungan
terendah masih belum memiliki donatur sehingga pengelolaan dana terbanyak
ialah melalui dana revitalisasi, adapun dana swadaya masyarakat (keropak) masih
belum mencukupi untuk pengembangan kegiatan Posbindu lainnya.
Manajemen Sarana Posbindu PTM yang telah dimiliki dikelola bersama
oleh kader di RW 1 dengan adanya tanaman obat keluarga di sekitar Posbindu
PTM dan peralatan lengkap lainnya yang menunjang selain itu kebersihan dan
keindahan mendukung daya tarik masyarakat untuk berkunjung dan memberikan
rasa nyaman saat menunggu. Posbindu RW 7 dengan kunjungan terendah
Universitas Indonesia
77
memiliki gedung yang terbatas hanya dapat diisi oleh kader dan dua peserta yang
akan melakukan penimbangan serta pengukuran tensi. Hal ini menjadi perhatian
dalam hal kenyamanan dan daya tarik terhadap masyarakat.
Universitas Indonesia
78
Universitas Indonesia
79
Universitas Indonesia
80
Universitas Indonesia
81
serta berbagai pihak dalam memberikan kontribusi bukan hanya dalam bentuk
tanggapan postitif namun memberikan kontribusi masing-masing. Hal ini
terbentuk karena kader yang telah dianggap senior dan memiliki kekuatan dalam
menggerakkan masyarakat.
Mitra dapat melengkapi kemampuan untuk memenuhi SDM manusia
maupun keuangan dan dapat mendukung melakukan kegiatan mendesak.
Mengajak kelompok untuk bergabung dan mengambil tindakan untuk mencapai
agenda bersama yang dapat membangun kerjasama jangka panjang yang efektif.
Kemitraan menjadi kekuatan dalam menjalankan program kesehatan yang
membutuhkan peran serta berbagai sektor. Pelaksanaan posbindu PTM yang telah
diterima di masyarakat dan tersebar di seluruh Indonesia memiliki kontribusi
penting terhadap masyrakat. Maka berbagai elemen pun memiliki alasan untuk
turut berperan serta menyukseskan Posbindu PTM.
Pelaksanaan inovasi Posbindu PTM di RW 1 didukung oleh mitra yang
dapat memberikan kontribusinya baik dalam hal moril maupun materi. Kehadiran
mitra membangun Posbindu PTM untuk memiliki kemampuan melakukan
inovasi-inovasi. Kolaborasi tergantung pada pemahaman kesejahteraan individu
dan masyarakat dipengaruhi sebagian besar oleh sosial, lingkungan dan sistem
ekonomi dari pelayanan kesehatan. Selama promosi dan manajemen kesehatan
bukan hanya milik satu profesi atau sektor saja. Kemitraan terbangun dengan luas
melalui proses advokasi untuk mengimplementasikan strategi dalam
mempengaruhi kesenjangan kesehatan, melalui hal tersebut menjaga peningkatan
kesehatan populasi. Pada penelitian Lim (2014) menyebutkan bahwa kemitraan
sebagai alat penting dalam meningkatkan outcome kesehatan masyarakat karena
terjadinya shared intelligence dari informasi yang meningkatkan pemahaman dari
kebutuhan dan keinginan masyrakat setempat.
Sayangnya kemitraan belum menjadi hal penting yang diperhatikan.
Padahal banyak potensi yang dapat dijadika mitra dalam mendukung pelaksanaan
Posbindu PTM. Misalnya Corporate Social Responsibility (CSR) yang banyak
mengeluarkan program-program di bidang kesehatan secara mandiri, perguruan
tinggi yang dapat menyediakan tenaga ahli, praktek swasta, dan potensi lainnya.
Posbindu PTM RW 1 dan 7 perlu melakukan kemitraan kepada instansi
Universitas Indonesia
82
Universitas Indonesia
83
rekomendasi terapi dalam menurunkan tekanan darah, 47% dengan tekanan darah
normal seharusnya telah memperoleh edukasi agar tekanan darah tetap normal dan
16% dengan tekanana darah rendah dapat memperoleh edukasi maupun
rekomendasi terapi untuk menormalkan tekanan darah. Dalam setahun kegiatan
Posbindu PTM menemukan (39 orang) 7% peserta yang telah didiagnosa
menderita diabetes. Faktor risiko yang telah didata kemudian ditindak lanjuti
dengan diobati ataupun dirujuk. Data pelaporan menunjukkan bahwa 20% diobati
dan 2% dirujuk.
Pada kunjungan Posbindu PTM RW 7 diketahui bahwa dari 285
kunjungan 40% peserta dapat memperoleh edukasi maupun rekomendasi terapi
dalam menurunkan tekanan darah, 55% telah normal dapat memperoleh edukasi
agar tekanan darah tetap normal dan 9% dapat memperoleh edukasi maupun
rekomendasi terapi untuk menormalkan tekanan darah. Kegiatan Posbindu PTM
menemukan (28 orang) 10% peserta yang telah didiagnosa menderita diabetes
dalam setahun. Faktor risiko yang telah didata kemudian ditindak lanjuti dengan
diobati ataupun dirujuk. Hasil pelaporan juga menjelaskan bahwa 29% diobati dan
1% dirujuk.
Pencatatan dan evaluasi terhadap tindak lanjut deteksi dini ialah dirujuk
atau diobati, hal ini belum menunjukkan tidak lanjut yang bersifat preventif dan
promotif sehingga Posbindu PTM masih menggambarkan tindak lanjut yang
bersifat kuratif. Pelaksanaan Posbindu PTM pun akhirnya masih dianggap sebagai
kegiatan kuratif bagi masyarakat dimana merasa bahwa yang hadir ialah yang
sakit.
Pelaksanaan Posbindu PTM menjadi gate keeper dalam upaya pencegahan
terjadinya penyakit maupun komplikasi dengan adanya deteksi dini menunjukkan
bahwa RW 7 lebih banyak peserta yang memiliki faktor risiko indeks masa tubuh
lebih, darah tinggi dan peserta terdiagnosa Diabetes. Hal ini dapat menunjukkan
bahwa peserta yang hadir merupakan peserta dengan faktor risiko dan telah
didiagnosa sakit.
Faktor komunikasi memberikan peran penting dalam menyampaikan pesan
kesehatan dan tindak lanjut hasil pemeriksaan kesehatan. Selain itu inovasi
menjadi penggerak munculnya gagasan-gagasan baru yang mampu
Universitas Indonesia
84
Universitas Indonesia
BAB 8
8.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan beberapa hal, yaitu:
1. Manajeman SDM dalam pelaksanaan Posbindu PTM di RW 1 dan 7
dibangun dengan adanya rasa tanggung jawab, kesadaran dan sukarela dari
kader sebagai pengelola Posbindu PTM, pelatihan dilakukan oleh puskesmas
dan Dinas Kesehatan. Kegiatan pembina mendukung dalam monitoring SDM.
Keberhasilan pengelolaan SDM RW 1 didukung oleh adanya proses
regenerasi dan efektivitas tim sehingga mampu mengelola jumlah kunjungan
yang banyak.
2. Manajeman dana dalam pelaksanaan Posbindu PTM RW 1 dan RW 7
diperoleh melalui beberapa sumber dana yaitu dana Puskesmas (Revitalisasi)
setiap 3 bulan sekali, dana RT, swadaya masyarakat (keropak) maupun
donatur. Pengelolaan dana dilakukan kader dengan pencatatan alokasi dana
puskesmas dan dana hasil swadaya masyarakat (keropak). Dana digunakan
untuk keperluan yang mendukung pelaksanaan Posbindu PTM dikelola oleh
kader.
3. Pelaksanaan Posbindu PTM RW 1 dan 7 difasilitasi dengan sarana gedung
diperoleh melalui hasil swadaya masyarakat maupun bantuan dana donatur.
Pengelolaan tempat yang nyaman mendukung produktivitas dan rasa nyaman
bagi masyarakat dalam pelaksanaan Posbindu PTM dengan kunjungan
terbanyak.
4. Inovasi pelaksanaan Posbindu PTM di RW 1 dan RW 7 ditunjukkan melalui
upaya-upaya yang dilakukan untuk menarik kunjungan masyarakat di RW 1
yaitu melalui pengelolaan pemberian makanan tambahan, menggunakan serag
dan pemberian obat yang dikelola oleh kader melalui dana swadaya. Selain
itu inovasi di RW 7 dalam hal strategi penentuan waktu maupun cara
sosialisasi.
5. Komunikasi yang dilakukan puskesmas dengan kader RW 1 dan RW 7
terlaksana rutin dalam bentuk pertemuan setiap bulan. Pertemuan setiap
85 Universitas Indonesia
86
bulannya melalui loka karya mini (lokmin) dan juga pertemuan khusus
kelurahan gunung batu yang difasilitasi oleh pembina Posbindu. RW 1
menunjukkan selain adanya komunikasi yang baik, terbangun pula dukungan
satu sama lain.
6. Kemitraan dengan RT, RW, tokoh agama dan donatur meningkatkan
semangat kader dalam pengelolaan Posbindu PTM maupun masyarakat untuk
hadir.
7. Evaluasi pelaksanaan Posbindu PTM masih belum memiliki alat ukur yang
jelas sehingga parameter yang digunakan masih belum menjadi bahan untuk
kemudian dianalisis dan ditindaklanjuti. Sedang tindak lanjut yang tercatat
ialah diobati atau dirujuk sehingga belum menggambarkan tindak lanjut yang
bersifat preventif dan promotif.
8. Faktor yang menentukan hasil evaluasi pelaksanaan Posbindu PTM
berdasarkan studi pada RW 1 dan RW 7 menunjukkan bahwa manajemen
SDM menjadi faktor yang paling berpengaruh dalam pelaksanaan Posbindu
PTM. Selain itu komunikasi yang baik juga menjamin berjalannya
pelaksanaan Posbindu. Pada studi RW 1 dan RW 7 menunjukkan bahwa RW
1 dengan jumlah kunjungan terbanyak memiliki kelebihan pada faktor
kemitraan yang mendukung adanya inovasi pada pelaksanaan Posbindu PTM.
8.2 Saran
8.2.1 Kepada Kementerian Kesehatan
Universitas Indonesia
87
analisis terhadap laporan yang telah ada, begitu pula dalam hal mendorong
adanya optimalisasi manajemen dana, inovasi dan kemitraan. Adanya
kerjasama dengan lembaga pendidikan dalam melakukan studi-studi terkait
data Posbindu PTM yang telah dikumpulkan agar menjadi informasi yang
bermanfaat sebagai evidence based.
Universitas Indonesia
88
DAFTAR PUSTAKA
Universitas Indonesia
89
Islam, N. S., Zanowiak, J. M., Wyatt, L. C., Chun, K., Lee, L., Kwon, S. C., &
Trinh-Shevrin, C. (2013). A randomized-controlled, pilot intervention on
diabetes prevention and healthy lifestyles in the New York City Korean
community. Journal of Community Health, 38(6), 1030–1041.
https://doi.org/10.1007/s10900-013-9711-z
Lim, J., Chan, M. M. H., Alsagoff, F. Z., & Ha, D. (2014). Innovations in non-
communicable diseases management in ASEAN: a case series, 1, 1–10.
Martha, E., & Kresno, S. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Bidang
Kesehatan. Depok: Raja Grafindo.
Rahajeng, E., Renowati, T. S., Rivai, L. B., Yosephin, P., Palupi, N. W.,
Mustikawati, D. E., … Sianipar, D. R. (2015). Petunjuk Teknis
Penyelenggaraan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular(Posbindu PTM). Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Rahajeng, E., Renowati, T. S., Yosephin, P., Palupi, N. W., Rivai, L. B.,
Mustikawati, D. E., … Sianipar, D. R. (2014). Pedoman Umum Pos
Universitas Indonesia
90
Silverman, B., Mai, C., Boulet, S., & O’Leary, L. (n.d.). Logic Models for
Planning and Evaluation.
Universitas Indonesia
LAMPIRAN
Universitas Indonesia
LEMBARAN PENJELASAN DAN PERSETUJUAN MENJADI
Kepada Yth. Bapak/Ibu. Perkenalkan nama saya Siti Khodijah Parinduri dari Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Dalam rangka penyusunan tugas akhir (Tesis)
pascasarjana strata 2 (S2) FKM UI, saya selaku mahasiswa akan melakukan wawancara
mendalam kepada stake holder Posbindu PTM. Judul penelitian saya ialah Analisis Faktor
Penentu Efektivitas Posbindu PTM Berbasis Masyarakat di Wilayah Binaan Puskesmas Pasir
Mulya, Kota Bogor tahun 2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor
yang mempengaruhi efektivitas program kesehatan dalam upaya pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular. Penelitian ini bermanfaat untuk peningkatan
keberhasilan pelaksanaan Posbindu PTM di wilayah binaan Puskesmas Pasir Mulya,
kelurahan Gunung Batu.
Saya meminta kesediaan Bapak/Ibu secara sukarela untuk menjadi informan dalam
penelitian ini. Hasil studi ini sangat tergantung dari informasi yang saya peroleh dari
Bapak/Ibu. Saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk bersedia diwawancarai
dengan memberikan jawaban yang sebenarnya atas pertanyaan- pertanyaan yang akan saya
ajukan. Wawancara mendalam akan dilaksanakan 1 jam- 1,5 jam. Wawancara akan direkam
sebagai back up data agar tidak ada informasi yang terlewatkan. Saya akan merahasiakan
informasi yang akan Bapak/Ibu berikan kepada saya.
Partisipasi Bapak/Ibu bersifat sukarela, Bapak/Ibu dapat memilih untuk tidak
menjawab pertanyaan yang sifatnya pribadi atau semua pertanyaan yang diberikan. Bahkan
Bapak/Ibu boleh berhenti berpartisipasi dalam penelitian ini kapan saja dengan alasan
apapun. NAMUN, saya berharap Bapak/Ibu dapat berpartisipasi dalam wawancara ini karena
informasi yang Bapak/Ibu berikan sangat penting terutama untuk peningkatan penggunaan
Posbindu PTM. Selain itu, mungkin nanti saya akan mengunjungi dan mewawancarai
Bapak/Ibu lagi.
Apabila Bapak/Ibu setuju untuk menjadi informan,mohon kesediaan Bapak/Ibu
menandatangani formulir ini. (Contact Person : 081310060716)
Tertanda Peneliti
Universitas Indonesia
LEMBARAN PENJELASAN DAN PERSETUJUAN MENJADI
Kepada Yth. Bapak/Ibu. Perkenalkan nama saya Siti Khodijah Parinduri dari Fakultas
Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Dalam rangka penyusunan tugas akhir (Tesis)
pascasarjana strata 2 (S2) FKM UI, saya selaku mahasiswa akan melakukan diskusi
kelompok terarah kepada kader Posbindu PTM. Judul penelitian saya ialah Analisis Faktor
Penentu Efektivitas Posbindu PTM Berbasis Masyarakat di Wilayah Binaan Puskesmas Pasir
Mulya, Kota Bogor tahun 2017. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor
yang mempengaruhi efektivitas program kesehatan dalam upaya pencegahan dan
pengendalian penyakit tidak menular. Penelitian ini bermanfaat untuk peningkatan
keberhasilan pelaksanaan Posbindu PTM di wilayah binaan Puskesmas Pasir Mulya,
kelurahan Gunung Batu.
Saya meminta kesediaan Bapak/Ibu secara sukarela untuk menjadi informan diskusi
kelompok terarah (FGD) dalam penelitian ini. Hasil studi ini sangat tergantung dari informasi
yang saya peroleh dari Bapak/Ibu. Saya sangat mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk
bersedia diwawancarai dengan memberikan jawaban yang sebenarnya atas pertanyaan-
pertanyaan yang akan saya ajukan. Diskusi terarah akan dilaksanakan 1 jam- 1,5 jam.
Wawancara akan direkam sebagai back up data agar tidak ada informasi yang terlewatkan.
Saya akan merahasiakan informasi yang akan Bapak/Ibu berikan kepada saya.
Partisipasi Bapak/Ibu bersifat sukarela, Bapak/Ibu dapat memilih untuk tidak
menjawab pertanyaan yang sifatnya pribadi atau semua pertanyaan yang diberikan. Bahkan
Bapak/Ibu boleh berhenti berpartisipasi dalam penelitian ini kapan saja dengan alasan
apapun. NAMUN, saya berharap Bapak/Ibu dapat berpartisipasi dalam wawancara ini karena
informasi yang Bapak/Ibu berikan sangat penting terutama untuk peningkatan penggunaan
Posbindu PTM.
Apabila Bapak/Ibu setuju untuk menjadi informan,mohon kesediaan Bapak/Ibu
menandatangani formulir ini. (Contact Person : 081310060716)
Tertanda Peneliti
Universitas Indonesia
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM PEMBINA POSBINDU PTM
Nama Informan :
Jenis Kelamin :
Jabatan Informan :
Nama Pewawancara:
Hari/Tanggal :
Tempat :
Waktu :
Pertanyaan :
1. Bagaimana perjalanan asal mula dilaksanakannya Posbindu PTM hingga saat ini?
(Ef.)
2. Bagaimana perkembangan cakupan pelaksanaan Posbindu PTM? (Ef.)
3. Bagaimanakah tingkat keberhasilan Posbindu PTM yang sudah berjalan? (Ef.)
4. Apa saja indikator yang telah dicapai? (Probing)
5. Bagaimana pengawasan terhadap pelaksanaan Posbindu PTM dilakukan? (Ef.)
6. Bagaimana Tindak lanjut yang dilakukan dari pelaksanaan Posbindu PTM?(Ef.)
7. Bagaimanakah pengelolaan SDM Posbindu PTM?(Mj.1)
a. Bagaimana cara perekrutan kader?
b. Bagaimana pembagian peran dalam pelaksanaan Posbindu PTM
c. Bagaimana pembekalan/pelatihan yang sudah diterima?
d. Bagaimana hambatan dan upaya mengatasinya? (probing)
Universitas Indonesia
8. Bagaimanakah pengelolaan Keuangan Posbindu PTM?(Mj.2)
a. Apakah sumber dana dan jumlah dana cukup? (probing)
b. Digunakan untuk apa sajakah dana yang ada? (probing)
c. Bagaimana pencatatan dan pelaporan pengelolaan dana? (probing)
d. Bagaimana pertanggungjawaban dana tersebut? (probing)
e. Bagaimana hambatan dan upaya mengatasinya? (probing)
9. Bagaimanakah pengelolaan Sarana Posbindu PTM?(Mj.3)
a. Bagaimanakah pengelolaan sara Posbindu PTM? (probing)
b. Sarana apa saja yang sudah dimiliki? (probing)
c. Sarana apa saja yang masih belum dimiliki? (probing)
d. Bagaimana hambatan dan cara mengatasinya? (probing)
10. Bagaimana perkembangan Posbindu PTM dalam pelaksanaannya? (In.)
11. Menurut Anda, hal baru apa saja yang telah dilakukan untuk meningkatkan kunjungan
peserta Posbindu PTM(In.)
a. Menurut Anda, hal baru apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan
keberhasilan Posbindu PTM? (probing)
b. Menurut Anda, bagaimana hal baru dilakukan dalam pengelolaan SDM
Posbindu PTM? (probing)
c. Menurut Anda, bagaimana hal baru dilakukan dalam pengelolaan Keuangan
Posbindu PTM? (probing)
d. Menurut Anda, bagaimana hal baru dilakukan dalam pengelolaan sarana
Posbindu PTM? (probing)
e. Menurut Anda, bagaimana hal baru dilakukan dalam pengelolaan metode
Posbindu PTM? (probing)
f. Menurut Anda, bagaimana hal baru dilakukan dalam pengelolaan informasi
Posbindu PTM? (probing)
12. Bagaimanakah komunikasi yang terjalin antar puskesmas-kader?(Kom)
13. Bagaimanakah komunikasi yang terjalin kader-tokoh masyarakat? (Kom)
14. Bagaimanakah komunikasi yang terjalin sesama masyarakat? (Kom)
15. Adakah kendala dalam komunikasi dalam pelaksanaan Posbindu PTM? (probing)
16. Bagaimanakah peran serta berbagai elemen dalam pelaksanaan Posbindu PTM?(Ps)
17. Siapa saja yang mendukung dalam pelaksanaan Posbindu PTM?(probing)
Universitas Indonesia
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM PJ POSBINDU PTM
Nama Informan :
Jenis Kelamin :
Jabatan Informan :
Nama Pewawancara:
Hari/Tanggal :
Tempat :
Waktu :
Pertanyaan :
1. Bagaimana perjalanan asal mula dilaksanakannya Posbindu PTM hingga saat ini?
(Ef.)
2. Bagaimana perkembangan pelaksanaan Posbindu PTM? (Ef.)
3. Bagaimanakah tingkat keberhasilan Posbindu PTM di rw 07 yang sudah
berjalan?(Ef.)
4. Apa saja indikator yang telah dicapai? (Probing)
5. Bagaimanakah tingkat keberhasilan Posbindu PTM di rw 11 yang sudah
berjalan?(Ef.)
6. Bagaimanakah pengawasan terhadap pelaksanaan Posbindu PTM rw 07
dilakukan?(Ef.)
7. Bagaimanakah pengawasan terhadap pelaksanaan Posbindu PTM rw 11 dilakukan?
(Ef.)
Universitas Indonesia
8. Adakah perbedaan antara Posbindu RW 11 dan RW 07? Mengapa?
9. Bagaimana pengaruh pengawasan terhadap pengendalian PTM?
10. Siapakah yang melakukan pengawasan?
11. Bagaimana tindak lanjut yang dilakukan dari pelaksanaan Posbindu PTM?(Ef.)
12. Bagaimana alur tindak lanjut pelaksanaan Posbindu PTM?
13. Bagaimana tindak lanjut yang telah dilakukan di Posbindu PTM rw 07?
14. Bagaimana tindak lanjut yang telah dilakukan di Posbindu PTM rw 11?
15. Mengapa terdapat perbedaan cakupan Posbindu PTM di rw 07 dan rw 11?
16. Mengapa terdapat perbedaan hasil pengawasan Posbindu PTM di rw 07 dan rw 11?
17. Mengapa terjadi perbedaan tindak lanjut Posbindu PTM di rw 07 dan 11?
Universitas Indonesia
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM KETUA KADER POSBINDU PTM
Nama Informan :
Jenis Kelamin :
Jabatan Informan :
Nama Pewawancara:
Hari/Tanggal :
Tempat :
Waktu :
Pertanyaan :
1. Bagaimana perjalanan asal mula dilaksanakannya Posbindu PTM hingga saat ini?
(Ef.)
2. Bagaimana perkembangan cakupan pelaksanaan Posbindu PTM? (Ef.)
3. Bagaimanakah tingkat keberhasilan Posbindu PTM yang sudah berjalan? (Ef.)
4. Apa saja indikator yang telah dicapai? (Probing)
5. Bagaimana pengawasan terhadap pelaksanaan Posbindu PTM dilakukan? (Ef.)
6. Bagaimana Tindak lanjut yang dilakukan dari pelaksanaan Posbindu PTM?(Ef.)
7. Bagaimanakah pengelolaan SDM Posbindu PTM?(Mj.1)
a. Bagaimana cara perekrutan kader?
b. Bagaimana pembagian peran dalam pelaksanaan Posbindu PTM
c. Bagaimana pembekalan/pelatihan yang sudah diterima?
d. Bagaimana hambatan dan upaya mengatasinya? (probing)
Universitas Indonesia
8. Bagaimanakah pengelolaan Keuangan Posbindu PTM?(Mj.2)
a. Apakah sumber dana dan jumlah dana cukup? (probing)
b. Digunakan untuk apa sajakah dana yang ada? (probing)
c. Bagaimana pencatatan dan pelaporan pengelolaan dana? (probing)
d. Bagaimana pertanggungjawaban dana tersebut? (probing)
e. Bagaimana hambatan dan upaya mengatasinya? (probing)
9. Bagaimanakah pengelolaan Sarana Posbindu PTM?(Mj.3)
a. Bagaimanakah pengelolaan sara Posbindu PTM? (probing)
b. Sarana apa saja yang sudah dimiliki? (probing)
c. Sarana apa saja yang masih belum dimiliki? (probing)
d. Bagaimana hambatan dan cara mengatasinya? (probing)
10. Bagaimana perkembangan Posbindu PTM dalam pelaksanaannya? (In.)
11. Menurut Anda, hal baru apa saja yang telah dilakukan untuk meningkatkan kunjungan
peserta Posbindu PTM(In.)
a. Menurut Anda, hal baru apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan
keberhasilan Posbindu PTM? (probing)
b. Menurut Anda, bagaimana hal baru dilakukan dalam pengelolaan SDM
Posbindu PTM? (probing)
c. Menurut Anda, bagaimana hal baru dilakukan dalam pengelolaan Keuangan
Posbindu PTM? (probing)
d. Menurut Anda, bagaimana hal baru dilakukan dalam pengelolaan sarana
Posbindu PTM? (probing)
e. Menurut Anda, bagaimana hal baru dilakukan dalam pengelolaan metode
Posbindu PTM? (probing)
f. Menurut Anda, bagaimana hal baru dilakukan dalam pengelolaan informasi
Posbindu PTM? (probing)
12. Bagaimanakah komunikasi yang terjalin antar puskesmas-kader?(Kom)
13. Bagaimanakah komunikasi yang terjalin kader-tokoh masyarakat? (Kom)
14. Bagaimanakah komunikasi yang terjalin kader-masyarakat, sesama kader? (Kom)
15. Bagaimanakah komunikasi yang terjalin sesama masyarakat? (Kom)
16. Adakah kendala dalam komunikasi dalam pelaksanaan Posbindu PTM? (probing)
17. Bagaimanakah peran serta berbagai elemen dalam pelaksanaan Posbindu PTM?(Ps)
18. Siapa saja yang mendukung dalam pelaksanaan Posbindu PTM?(probing)
Universitas Indonesia
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM TOKOH MASYARAKAT
Nama Informan :
Jenis Kelamin :
Jabatan Informan :
Nama Pewawancara:
Hari/Tanggal :
Tempat :
Waktu :
Pertanyaan :
1. Bagaimanakah komunikasi yang terjalin kader-tokoh masyarakat dalam pelaksanaan
Posbindu PTM? (Kom)
2. Media apa sajakah yang digunakan dalam berkomunikasi antara kader-tokoh
masyarakat ?
3. Bagaimanakah komunikasi yang terjalin antara tokoh masyarakat dan masyarakat
dalam pelaksanaan Posbindu PTM? (Kom)
4. Media apa sajakah yang digunakan dalam berkomunikasi antara tokoh masyarakat
dan masyarakat?
5. Adakah kendala dalam komunikasi dalam pelaksanaan Posbindu PTM? (probing)
6. Bagaimanakah peran serta berbagai elemen dalam pelaksanaan Posbindu PTM?(Ps)
7. Bagaimana peran serta elemen tersebut dapat terbentuk?
8. Mengapa mereka bersedia untuk berpartisipasi menjadi mitra?
Universitas Indonesia
PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM PESERTA POSBINDU PTM
Nama Informan :
Jenis Kelamin :
Jabatan Informan :
Nama Pewawancara:
Hari/Tanggal :
Tempat :
Waktu :
Pertanyaan :
1. Bagaimana perkembangan Posbindu PTM dalam pelaksanaannya? (In.)
2. Menurut Anda, hal baru apa saja yang telah dilakukan untuk meningkatkan kunjungan
peserta Posbindu PTM(In.)
a. Menurut Anda, hal baru apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan
keberhasilan Posbindu PTM? (probing)
b. Menurut Anda, bagaimana hal baru dilakukan dalam pengelolaan SDM
Posbindu PTM? (probing)
c. Menurut Anda, bagaimana hal baru dilakukan dalam pengelolaan Keuangan
Posbindu PTM? (probing)
d. Menurut Anda, bagaimana hal baru dilakukan dalam pengelolaan sarana
Posbindu PTM? (probing)
Universitas Indonesia
e. Menurut Anda, bagaimana hal baru dilakukan dalam pengelolaan metode
Posbindu PTM? (probing)
f. Menurut Anda, bagaimana hal baru dilakukan dalam pengelolaan informasi
Posbindu PTM? (probing)
3. Bagaimanakah komunikasi yang terjalin kader-masyarakat dalam pelaksanaan
Posbindu PTM? (Kom)
4. Bagaimanakah komunikasi yang terjalin antar masyarakat dalam pelaksanaan
Posbindu PTM? (Kom)
5. Adakah kendala dalam komunikasi dalam pelaksanaan Posbindu PTM? (probing)
6. Mengapa Bapak/Ibu bersedia untuk mengikuti Posbindu PTM?
7. Bagaimana cara kader mengajak peserta untuk mengikuti Posbindu PTM?
8. Mengapa masyarakat tidak tertarik mengikuti Posbindu PTM?
9. Bagaimanakah peran serta berbagai elemen dalam pelaksanaan Posbindu PTM?(Ps)
10. Siapa saja yang mendukung dalam pelaksanaan Posbindu PTM?(probing)
Universitas Indonesia
PEDOMAN FGD KADER POSBINDU PTM
Kelompok :
Hari/Tanggal :
Tempat :
Waktu :
Pertanyaan :
1. Bagaimanakah pengelolaan SDM Posbindu PTM?(Mj.1)
e. Bagaimana cara perekrutan kader?
f. Bagaimana pembagian peran dalam pelaksanaan Posbindu PTM
g. Bagaimana pembekalan/pelatihan yang sudah diterima?
h. Bagaimana hambatan dan upaya mengatasinya? (probing)
2. Bagaimanakah pengelolaan Keuangan Posbindu PTM?(Mj.2)
a. Apakah sumber dana dan jumlah dana cukup? (probing)
b. Digunakan untuk apa sajakah dana yang ada? (probing)
c. Bagaimana pencatatan dan pelaporan pengelolaan dana? (probing)
d. Bagaimana pertanggungjawaban dana tersebut? (probing)
e. Bagaimana hambatan dan upaya mengatasinya? (probing)
3. Bagaimanakah pengelolaan Sarana Posbindu PTM?(Mj.3)
a. Bagaimanakah pengelolaan sara Posbindu PTM? (probing)
Universitas Indonesia
b. Sarana apa saja yang sudah dimiliki? (probing)
c. Sarana apa saja yang masih belum dimiliki? (probing)
d. Bagaimana hambatan dan cara mengatasinya? (probing)
4. Bagaimana perkembangan Posbindu PTM dalam pelaksanaannya? (In.)
5. Menurut Anda, hal baru apa saja yang telah dilakukan untuk meningkatkan
kunjungan peserta Posbindu PTM(In.)
a. Menurut Anda, hal baru apa saja yang dilakukan untuk meningkatkan
keberhasilan Posbindu PTM? (probing)
b. Menurut Anda, bagaimana hal baru dilakukan dalam pengelolaan SDM
Posbindu PTM? (probing)
c. Menurut Anda, bagaimana hal baru dilakukan dalam pengelolaan
Keuangan Posbindu PTM? (probing)
d. Menurut Anda, bagaimana hal baru dilakukan dalam pengelolaan sarana
Posbindu PTM? (probing)
e. Menurut Anda, bagaimana hal baru dilakukan dalam pengelolaan metode
Posbindu PTM? (probing)
f. Menurut Anda, bagaimana hal baru dilakukan dalam pengelolaan
informasi Posbindu PTM? (probing)
6. Bagaimanakah komunikasi yang terjalin antar puskesmas-kader?(Kom)
7. Bagaimanakah komunikasi yang terjalin kader-tokoh masyarakat? (Kom)
8. Bagaimanakah komunikasi yang terjalin kader-masyarakat, sesama kader? (Kom)
9. Bagaimanakah komunikasi yang terjalin sesama masyarakat? (Kom)
10. Adakah kendala dalam komunikasi dalam pelaksanaan Posbindu PTM? (probing)
11. Bagaimanakah peran serta berbagai elemen dalam pelaksanaan Posbindu
PTM?(Ps)
12. Siapa saja yang mendukung dalam pelaksanaan Posbindu PTM?(probing)
Universitas Indonesia
DAFTAR TELAAH DOKUMEN
NO. Dokumen
1. Hasil Laporan Posbindu PTM ada
2. Pencatatan Posbindu PTM (cakupan, ada
pengawasan dan tindak lanjut
3. Profil Puskemas Pasir Mulya ada
4. Surat-surat MOU/ kemitraan Program Tidak ada
Posbindu PTM
5. Daftar kader Ada
6. Surat-surat yang berkaitan Posbindu PTM Tidak ada
7. Alur pelaporan Posbindu PTM Tidak ada
8. Rencana dan pelaporan Anggaran terkait Tidak ada
Posbindu PTM
9. Fasilitas yang diberikan Puskesmas kepada Ada
Posbindu PTM binaan.
10.
11.
Universitas Indonesia
Dokumentasi
Universitas Indonesia
3. Gambar Kader berdiskusi setelah kegiatan Posbindu PTM.
Universitas Indonesia
5. Gambar Informasi dinding Posbindu PTM dan Posyandu.
Universitas Indonesia
7. Kader Posbindu PTM RW 7
Universitas Indonesia
9 Peserta Posbindu PTM RW 1 sedang menunggu pemeriksaan.
Universitas Indonesia
11 Sistem 5 Meja Posbindu PTM.
Universitas Indonesia
13 KMS Posbindu PTM RW 7
Universitas Indonesia
15 Form Rekapitulasi per Posbindu PTM untuk Puskesmas
Universitas Indonesia
17 Pengukuran tensi dan konseling oleh petugas kesehatan.
Universitas Indonesia
MATRIKS FGD –KADER
Kader RW 1 Kader RW 7
1. Bagaimanakah pengelolaan SDM 4: yah biasa kita mah kumpul di Posyandu kalau ada yang belum selesai, sebar di WA.
Posbindu PTM?(Mj.1) 1: di WA ada groupnya..
2: sukanya mah kalau ada masalah suka lupa karena ngumpul bareng ibu-ibu. Kata kita
mah mendig jaga toko, tapi suami juga bilang kalau jadi kader mah masih bisa ngurus
anak.. terus enaknya kalau ke puskesmas di istimewaiin ,,oh itu kader. hehe
3: makan bareng-bareng..ngobrol..
Bagaimana cara perekrutan sebetulnya tidak ada pengelolaan ya, kita ini kesadaran aja masing-masing
kader? karena memang kita juga tidak diangkat oleh masyarakat. Tidak juga
ditunjuk oleh masyarakat. Kita hanya mewakili secara sukarela. Karena kita
merasa bertanggung jawab. Kalau bukan kami, siapa lagi... gitu..kalau kita
harus saling lempar tanggung jawab harus ini harus itu. Kita tidak digaji,
tidak ada juga tunjangan atau apa.
1: sukarela, pengabdian lah..
dari berdasarkan hati nurani yah, karena kita merasa bertanggung jawab
dan tinggal disini gitu..bertangggumg jawab pada lingkungan kita, pada
Ini mah semua udah lama jadi kader, kecuali yang berdua. yah kita mah siapa yang mau lansia, pada balita.. gitu..karena semua disini sudah tidak punya balita. Jadi
..sukarela. Misal ada yang keluar jadi kader, nanti ketuanya cari siapa yang mau. kita punya waktu yah, punya waktu sedikit lah. Waktu yang sedikit ini,
tenaga yang sedikit ini ingin bermanfaat bagi masyarakat di lingkungan kita.
Bagaimana pembagian peran 2: iya..roling..
dalam pelaksanaan Posbindu 4: kalau yang nensi udah ada..
PTM 2: diroling 3 bulan sekali 2: catetan apa yang nimbang apa yang itu kita selalu rolling..
3: kita mah udah saling sadar. Misalkan saya datang duluan sasapu, yang lain nanti 4: tapi ngga selalu dia ini dia ini..kadang-kadang yang ini ngga sempet, ada
datang kerjain yang lain yang belum dikerjain. ini ada yang itu..gimana sempat ada waktunya
2: rolling saling mengisi
Bagaimana : yang belum.. yang belum dilatih, dia turun dia pergi gitu...kemaren kita
pembekalan/pelatihan yang 4: biasanya yang udah ikut pelatihan, kalau posbindu PTM 3 orang yang udah ikut PTM berdua.
sudah diterima? pelatihan. 2: kan diminta 2, kita berdua yang berangkat. Nanti ada lagi, siapa gitu..
Bagaimana pencatatan dan 2: ada keluar masuk. Kalau uang revit yang dari puskesmas ,3 bulan sekali
pelaporan pengelolaan dana? ya turunnya. Satu bulan itu 100 ribu, dipotong pajak. Itu kita laporannya ke
(probing) dinas lagi. Itu penggunaannya sama sebetulnya, untuk kunjungan semua
juga dari situ. Tapi kalau yang ini kita-kita juga kalau laporan ke anggota, ya
kan anggota yang pake. Keluar masuk. Defisit ngga pernah, tapi kita kadang-
kadang kalau keluar pakai uang sendiri. Kayak saya tadi bilang, kalau rame-
rame kan jalan jadi ngga perlu transport. Ini 2 kali Cuma 10 ribu berarti
sekali pertemuan Cuma 5 ribu..memang kalau untuk kader, kayak tabungan
itu ada..itu nanti ..
1: sisa pengeluaranlah kalau ada sisa dibagi rata lah..
4: misalnya ada 10 ribu dibagi 5. Seberapa aja adanya. Ada dapet
Ada laporannya ke puskes untuk uang revit . alhamdulillah gede. Kalau minim mah kosong..
Bagaimana pertanggungjawaban
dana tersebut? (probing)
Bagaimana hambatan dan upaya
mengatasinya? (probing)
3. Bagaimanakah pengelolaan 4 : dulu masih di rumah kader, skarang sudah ada gedung sendiri.
Sarana Posbindu PTM?(Mj.3) 2: ada dari donatur (kemudian berjalan mengambil buku)
Bagaimanakah pengelolaan sara
Posbindu PTM? (probing)
Sarana apa saja yang sudah
dimiliki? (probing) 2: meja, timbangan, kursi..
Sarana apa saja yang masih 3 : palingan kursi roda itu yang rusak, udah ngga bisa dibetulin lagi soalnya kalau 1: pengen ganti lukisan ini mba..hehe
belum dimiliki? (probing) dibetulin yang kanan, yang kiri nyengsol. 2: iya ini sih fisik ya.. kalau yang lainnya sih udah cukup ya
4 : timbangan juga rusak kemarin, diinjek ngga mau. Kursi roda mah paling pinjem 2: iya timbangan rusak, lengkap sih sebetulnya Cuma ada rusak-rusak.
punya BKM kalau ada yang perlu pake kursi roda kesini.
Kita ada namanya revit posyandu atau posbindu ya, itu kita
berikan sebulan itu 50 ribu ya eh 100 ribu maaf.. nanti
dibagikannya per triwulan sekali. 3 bulan sekali. Ada sih ya, nanti
mereka ya dikelola lagi..ada yang buat alkes, dibeliin buku, pulpen
kayak-kayak gitu kan. Atau misalnya kegunaannya kalau yang saya
tau di posbindu itu mereka kadang suka beli apa..misalnya ada
rapat nih, kalau rapat kan mereka butuh transport ya. Bisa dikasih
dari itu, gitu..iya, diputer-puter dananya. Minim.
Ya seperti pengembangannya..pengadaan
peralatan yang lebih bagus lah. Kalau
dibandingkan dulu-dulu beda ya..kalau
itunya saya kurang tau ya, apakah dari
dinas kesehatan Bogor.. tapi saya lihat
ada peningkatan. Jadi tergantuung dari
personil yang ada kan. Kreatif atau
tidak..apakah punya usulan, gagasan
kepada yang lebih tinggi.
a. Bagaimanakah
pengelolaan sara
Posbindu PTM?
(probing)
b. Sarana apa saja Tempat tidurnya ada, terus tensi, yaa tinggi badan, timbang, ada
yang sudah dimiliki? semua sebetulnya udah lengkap.
(probing)
c. Sarana apa saja
yang masih belum
dimiliki? (probing)
d. Bagaimana
hambatan dan cara
mengatasinya?
(probing)
4. Bagaimana 1.
perkembangan
Posbindu PTM dalam
pelaksanaannya? (In.)
5. Menurut Anda, hal kalo yang cakupannya banyak tuh dia ada PMT.. he eh.. He eh..mirip-mirip, ada pemeriksaan, udah gitu Artinya penyuluhan pendekatan kader
baru apa saja yang terus PMT nya ganti-ganti. Terus memang masyarkatnya konsultasi..pemeriksaan ada juga kadang pemberian PMT juga ya.. kepada masyarakat. Kalau disini kan
telah dilakukan untuk juga keliatan masyarkat yang mampu ya ..dia juga ad yang he eh gitu.. sama aja sih sama kalau menurut saya mah..Cuma petugas posyandu atau petugasnya secara
meningkatkan ngasih 5 ribu, ada yang 2 ribu ada yang 3 ribu karena sasaran aja yang beda-bedanya gitu.. langsung berbaur. Jadi pendekatannya
kunjungan peserta mereka juga merasa mendapatkan ini kan.. ada PMT secara individu. Kedua banyak ikatan
Posbindu PTM(In.) gitu..terus dia dapet ini, diperiksa kesehatan, bisa Dari kadernya ya? Belum sih ya, belum saya lihat sampai kesana. keluarga, kalau disini banyak ikatan
konsultasi kan masalah kesehatnnya terus ada Masih ya rutinitas seperti itu aja. Kalau kadang gini kita kadang keluarga. Walaupun disini perkotaan ya.
pemeriksaan itu juga.. ee yang merasa ingin datang itu kan kan yang diminta dari sana, dari dinas ya dijalani seperti itu ya kita Tapi tetep asas kekeluargaannya ada..
kesadaran sendiri ya. Dia pengentahu kondisi minta ke ibu kader sesuai yang kita ini aja ..kalau inovasi dia bikin sambil dengan cara demikian dia akan
kesehatannya. Dia mau melakukan pemeriksaan lab nya. ini apa kayaknya belum ya. tertarik kan.. ya itu secara pribadi ada
Kan ada pemeriksaan itu juga, gula darah, asam urat, ikatan keluarga kader penyampainnya
kolesterol, dengan biaya sendiri itu. Iya bayar, ada.. Tapi rata-rata kalau yang ngga datang yang udah rutinitas data, pun tidak langsung. Jadi ada beberapa
nih kemana ni belum ada. Kadang ibu kader suka datengin ke cara ..ada yang langsung dan tidak
rumahnya. Oh ternyata pergi, gitu...jadi ibu kader hapal juga kalau langsung. Misalnya hobinya apa,melalui
yang udah biasa datang ngga datang kemana, kan kartunya ada di itulah pendekatannya. Jadi tidak langsung
kader ya. Jadi ketahuan. Pas di itu di data.. to do poin. Memberikan pengertian
kepada masyarakat itu aneka ragam.
Tidak semudah kita membalikkan telapak
tangan kan. Karena orang belum tentu
pola pikirnya sama kan.. nah ini yang
perlu kita ketahui. Masalahnya masalah
apa, kita harus bisa mengantisipasi,
apakah melalui pengajian. Jadi banyak
cara tu, banyak cara lah..kadang melalui
pengajian,arisan ada apa sih namanya..
kebersamaan..jadi banyak cara lah..
a. Menurut Anda,
hal baru apa saja
yang dilakukan untuk
meningkatkan
keberhasilan
Posbindu PTM?
(probing)
b. Menurut Anda,
bagaimana hal baru
dilakukan dalam
pengelolaan SDM
Posbindu PTM?
(probing)
c. Menurut Anda,
bagaimana hal baru
dilakukan dalam
pengelolaan
Keuangan Posbindu
PTM? (probing)
d. Menurut Anda,
bagaimana hal baru
dilakukan dalam
pengelolaan sarana
Posbindu PTM?
(probing)
e. Menurut Anda,
bagaimana hal baru
dilakukan dalam
pengelolaan metode
Posbindu PTM?
(probing)
f. Menurut Anda,
bagaimana hal baru
dilakukan dalam
pengelolaan
informasi Posbindu
PTM? (probing)
6. Bagaimanakah Paling kita ke tokoh masyarakat situ ya , ke pihak ini Kalau pembinaan kader, biasanya kita kan setiap bulan ada
komunikasi yang juga..kan kita suka ngadain acara pertemuan sub ya.. pertemuan sub ya..sub kader, jadi tu kita suka kumpul semua ibu-
terjalin antar pertemuan sub itu pertemuan tingkat kelurahan, ada dari ibu kader, kadang di pertemuan sub itu ada masalah atau ada apa
puskesmas- kelurahan juga yang datang, pak lurahnya bu lurahnya, pasti kita bahas lagi disitu.tapi kalau pas lagi di hari ini juga, hari
kader?(Kom) PKK nya, nah kita sosialisasi juga disitu. Kan kita bahas tu posbindunya atau posyandunya sudah selesai pelayanan biasanya
cakupan bulan ini. Kn tiap bulan ya. Kalu eh ternyata yang kita ini lagi..Ya karena udah rutinnya seperti itu jadi kayaknya
disini rendah. Mana nih dari rw lain yang cakupannya biasa aja ininya
tinggi, sharing lah disitu, gimana trik-triknya cara-caranya.
Ada yang H-1 wawar gitu ya bahwa besok ada Posbindu, Eee...jadi gini, kita karena udah pertemuan yang rutinitas ya tiap
kasih tau. Di pengajian-pengajian juga. bulan jadi untuk ibu-ibu kader yang udah khusus untuk gunung
batu aja karena kita kan kalau induknya pasir mulya nih, ada
lokakarya mini itu lokmin ya di Pasir Mulya. Tapi sebelum kita ini
biasa kita ada pertemuan su juga. Ya ketemu ibu-ibu kader
khususon gunung Batu aja. Jadi kalau ada permasalahan atau
misalkan kita ada info-info baru kita bahas semua disitu, gitu. Di
sub itu. Gitu.. nanti kalau misal ada yang perlu dibahas lagi di
lokminnya. Di Pasir Mulya, sama dokter Oky biasanya ya. Kalau
puskesmas kadang kan yang pemegang-pemegang programnya di
Pasir Mulya ya.
Itu biasanya kita berubah-ubah. Kan kebetulan kita suka ngadain
arisan, biar tiap bulannya pada datang. Dari masing-masing Rw ya
walaupun 2 atau 3 orang. Tapi mewakili itu pasti ada yang datang
kader.kita ngadain arisan ngga seberapa sebenarnya tapi yang
penting . RW 1 tempatnya biasa di Posyandu, RW 2 biasanya di
rumah ibu kader siapa selalu berputar gitu..
7. Bagaimanakah Ya ikut sih.. he eh..ikut ..biasanya ..apalagi klo yang.. mereka juga Kebersamaanyya baik. Kalau disini
komunikasi yang kan tokoh masyarakat lansia juga jadi mereka pasti ini lah..ikut bagusnya rt nya, rw nya bagus, kompak.
terjalin kader-tokoh juga, pasti datang.. Masyarakatnya kompak. Ibu-ibu kader ini
masyarakat? (Kom) kan ngomongg ke suaminya akhirnya
nyambung ..jadi tidak acuh tak acuh.
Cukup serius.
8. Bagaimanakah Karena dari jumlah penduduknya juga disitu padat, yang Dari mereka sih istilahnya kalau dari sasaran sendiri karena disitu . Bidan bagus, kan istilahnya tata
komunikasi yang RW 1 itu berdekatan terus masyarakatnya jadi apa yang kalau di rw 1 dia itu kita ngadaainnya itu di rabu minggu pertama. kramannya ada. Itu kan utama. Pan lamun
terjalin kader- kata kader itu mereka kaya nurut gitu..Kadernya memang Jadi mereka ngga perlu di halo-halo juga dia udah hapal gitu ya, judes mah orang bagaimanapun tidak
masyarakat, sesama aktif disitu. Disegani iya... yang udah pada senior-senior kalau di rw 11 masih ini ya. Kadang berubah-ubah ya.. kalau saya akan senang.
kader? (Kom) disitu.di rw 1 itu. Jadi, asal ibu itu ngomong..datang! tergantung dari kadernya. Kadang kadernya punya acara yaudah
datang tu mereka rw 1 kan lihat sendiri ya masyarakatnya. dicancle hari apa gitu. Kalau di rw satu tuh ngga, jadi mereka apa Ya itulah tadi saya katakan supel dalam
Kan disitu padahal banyaknya masyarakat pendatang yang ya sasarannya juga udah paham. Oh ini rebo minggu pertama pengajian, arisan..jadi tidak secara
ngontrak-ngontrak, tapi ibu itu kan punya banyak jadwalnya posbindu, pada datang....gitu..gitu ya mereka udah khusus. Sebab kalau dengan masyarakat
kontrakan tu jadi yang ngontrak-ngontraknya disitu pada pada sadar diri... lebh baik secara diam-diam ya karena
nurut sih datang. Ya mereka peduli, mungkin karena udah perembesan.. jadi diajaknya secara
diperiksa disitu, terus ke puskesmas juga jauh harus Biasa sih kalau sebelum H-1 itu yang saya tau ibu-ibu kader itu pribadi, ngobrol membeikan masukan..
ongkosan. Kalau disitu kan seneng dia justru. Begitu ada walaupun mereka kadang-kadang sasarannya sudah hafal, tapi
kita pemeriksaan itu bisa konsultasi, bisa apa. Banyak tetep pada pelaksanaan hari H nya, di masjid ya diumumin. Dengan bergaul, Cuma pada intinya
jadinya yang dateng. Kadang H sebelum ini juga ibu kader suka keliling. Atau kalau di rw caranya disampaikan dalam forum itu.
1 ya suka keliling dia ngasih tau . biasa kalau posyandu juga gitu, Karena kalau sec langsung tdk bisa. Tapi
kalau udah H-1 keliling, gitu..walaupun udah ini ya apalagi rw 1 kaadang-kadang dengan cara ngobrol
masjidnya lumayan ininya tengah jadi udah.. karena itulah kalau kadang-kadang ngga sadar mereka. Jadi
rw 1 insyaAllah jarang banget berubah. Tetepnya di hari rabu aja, kalau mau memberikan arahan atau ilmu
kecuali hari llibur jadi kadang maju di kamis atau mundur di pengetahuan kepada masyarakat. Banyak
selasa. caranya, apakah langsung atau tidak.
Kebanyakan tidak langsung. Sulit kalau
saya mau memberikan penyuluhan
demam berdarah supaya tidak terhindar
dari demam berdarah.
No. Topik Penanggungjawab PTM Pembina Posbindu PTM RW 7 Tokoh Masyarakat RW 7 Peserta Posbindu PTM
RW 7
1. Bagaimanakah
pengelolaan SDM
Posbindu PTM?(Mj.1)
a. Bagaimana cara Itu kesadaran..ih itu kader itu yah luar biasa kan.. ngga
perekrutan kader? ga ada gaji nya ya. Yaitu sukarela dari hatinya lah
untuk jadi kader, itu juga ibu-ibunya dengan ini aja,
keinginan sendiri untuk jadi kader. Ada yang ibu RT tuh
satu...karena suaminya RT gitu, jadi dia jadi kader
tuntutan dari situ. Ada yang memang dari dulu dia
kader, dari sejak saya kerja, udah 23 tahun lebih itu aja
kadernya. Ada.. istilahnya karena ibunya dulu kader
nah dia jadi kader tu yang bu Tuti itu. Dulu itu ibunya,
udah sepuh sekali si mbah..dullu kader disitu
ketuanya, nah sekarang diturunkan sama anaknya.
Jadi kader. Itu juga kadang, kita kan masih kurang
kader.. pernah keluar masuk kader itu. Baru berapa
bulan, ibu saya repot sekarang ngurusin ibu saya sakit ,
jadi saya berhenti jadi kader. Ada di RW situ..pernah
kayak gitu. Teru ada juga yang ee dia kalo hadir mah
aktif bagus, tapi kadang ya dia kadang ngurusin
warga.. ada yang sakit..ya kan namanya warga ngga
ngerti cara ngurus masukin rumah sakit, dia yang
ngurusin. Jadi kader teh bukan sekedar tugas di
posbindu, di masyarakat juga kan.. sampai nganter-
nganterin yang mau dirawat di rumah sakit kader.
b. Menurut Anda,
bagaimana hal baru
dilakukan dalam
pengelolaan SDM
Posbindu PTM? (probing)
c. Menurut Anda, Ya mungkin kita ini ya, pendekatan ke ini dulu,
bagaimana hal baru pengurus rw disitu supaya ada sumbangan atau
dilakukan dalam donatur yang mau ...apa.. memberikan sumbangannya
pengelolaan Keuangan ke Posbindu. Kalau dari segi keropak , rata-rata ngasih
Posbindu PTM? (probing) 2 rb saya lihat. Ada juga ada yang ngga ngasih. Ngga
punya uang. Banyak juga masyarakat yang di bawah
ya..kadang ngga usah gitu..kalau memang ngga punya
uang ngga wajib keropak mah.. yang penting hadir
datang ke sini.jadi itu aja.. ngga ada tambahan dari
mana untuk mendapatkan dari segi keuangannya.
Kalau untuk posbindu ya..
d. Menurut Anda,
bagaimana hal baru
dilakukan dalam
pengelolaan sarana
Posbindu PTM? (probing)
e. Menurut Anda,
bagaimana hal baru
dilakukan dalam
pengelolaan metode
Posbindu PTM? (probing)
f. Menurut Anda, Hanya di mesjid aja diumuminnya ya..kayaknya saya
bagaimana hal baru denger juga disitu tidak ada ..kan vakum ya dari ininya,
dilakukan dalam PKK nya disitu. Jadi ibu PKK nya itu ya ibu kader karena
pengelolaan informasi ngga ada arisan . kalau ngga salah ya.. saya ngga tau
Posbindu PTM? (probing) tapi ya sekarang ada apa ngga nya arisan. Denger-
denger mah ngga ada.. itu kan bu rw nya ngga pernah
aktif. Bu Ah.. itu ya..ngga mau..jadi kalau dari tingkat
rw nya aja kepengurusan rw nya ngga ada pertemuan
gimana dia mau dapet informasi apa-apa kelurahan.
Kan bu tuti aja, sebagai kader dia tu..Sebagai kader
kalau pertemuan pkk ya dia, kalau pertemuan kader ya
dia..ya itu sebagai kendala juga itu. Karena saya lihat di
rw-rw yang ada pertemuannya kegiatan ibu-ibu jadi
kegiatannya lebih menggerakkan masyarakatnya disitu
juga nampak. Ada keaktifan dari
pengurusberpengaruh ke masyarakatnya.
6. Bagaimanakah Untuk evaluasi sih bisa diforum itu setiap bulan. Melalui WA, informasi apa-apa..melalui telpun
komunikasi yang terjalin Forum pertemuan PKP, Posbindu dan Posyandu PKP .
antar puskesmas- bisa disitu ketika misalnya jumlah laporannya nih Melalui telpun, yang ada WA nya ya melalui WA. Pake
kader?(Kom) mana laporannya. sms atau telpun, gimana urgen ngga nya ya. Kalau
memang harus segera, telpun..kebetulan kadernya
forum pertemuan kader setiap bulannya. Dari PKP ada WA tu ketuanya.jadi suka lewat WA.
itu berpindah-pindah tempat sesuai dengan
jadwalnya. Kadang bisa di kelurahan forumnya kan Cuma berdua ya sama bu W, saya ngga bisa nih,
bahkan bisa di Aula puskesmas itu sendiri. Itu yang sedangkan jadwal udah .. akhirnya kan kita saling ya,
dibahas selain informasi-informasi juga tentang apa tolong gantiin . itu komunikasi kan..kalau ngga
hal-hal apa sih yang masih kurang di Posbindu digantiin kasian ini udah posbindunya udah siap
terutama dibentuk catatan dan pelaporan mereka jangan sampe ada petugas ngga dateng. Karena kan
masih belum paham tentang pelaporan saat ini. yang meriksa kesehatan kan kita. Kader kan yang
nimbang, ngukur tingg badan. Waalupun kader sudah
Informasinya bukan hanya satu arah, kadang dari kita latihmelakukan tensi. Karena ya ada keterbatasan
mereka sendiri. Meminta misalnya itulah alat itulah ibu-ibu kader ngga pede untuk ee// untuk nensi.
kesehatan yang rusak atau diskusi bagaimana Trus dari masyarakatnya juga kan ahh ama kader..
meningkatkan jumlah kunjungan di forumnya. belum percaya ya..kalau kader yang meriksa yang
nensi. Kalau kita kan, begitu kita tau hasilnya dari kms
Dari pimpinan atau dari pusat dinas kesehatan hanya oh ini ternyata berat badannya, imt nya besar, lebih..
menghimbau ya..belum ada punishment si yang oh ini gula drahnya tinggi, kita konseling lansung.
lebih jelasnya. Sehingga ke kita, melalui kepala
puskesmas secara struktural kepada pembina- Ada aja dari kadernya tu kita ngasi tau, bu ada yang
pembinanya untuk menghimbau dan terus ngga bisa dateng karena sakit . sakitnya berat kita
memberikan support agar Posbindu nya itu kunjungan rumah.Jadi kadernya mau melakukan
terusberkembang. Tidak stag atau bahkan sampai kunjungan rumah ke sasaran yang sakit.
bubar. Itu sih pesan yang disampaikan kepala
puskesmas khususnya kepada para pembina ya.
7. Bagaimanakah Kalau sama ketua RW nya sih bagus..sama rt rt
komunikasi yang terjalin nya..cuman dari warganya aja kali ya yang kurang mau
kader-tokoh masyarakat? berpartisipasi karena sibuk dengan kesibukannya.
(Kom)
Pak RW mendukung, hadir..suka dateng. Cuma dari..
mungkin bapak-bapaknya yang kurang. Sedikit banget
disitu. Kalo ibu-ibunya sih hadir yang aktif di
pengajian. Karena kan sasaran juga ngga terlalu
banyak sih..bapak-bapaknya yang kurang.mungkin
karena bapak-bapak kerja. Ibu-ibunya kan ibu rumah
tangga.
8. Bagaimanakah Bagus..kadernya juga kan ee suka bu sebentar ya saya Komunikasi banyak, komunikasi
komunikasi yang terjalin mau keliling dulu..nah dia udah agak sepi saya bilang misalnya ada pelatihan, terus juga ada
kader-masyarakat, sesama mana lagi ni..mana lagi belum datang. Bentar ya bu masalah yang harus disampaikan ke
kader? (Kom) saya keliling dulu ngasih tau. Ada.. jadi dia keliling rw. Komunikasi by ini aja ya,
dulu, ayo-ayo..ditunggu di posbindu. Tapi nantikan oh pertemuan aja kita misalnya habis ada
iya iya.. tapi ngga datang..alesannya tanggung nih lagi rapat kader di kelurahan, saya belum
nyuci, tanggung nih lagi masak. Jadi ngga dateng. Ada tau,dikasi tau saya..begitu juga saya..
juga yang gini, ah lagi sehat ini ceunah..ngga
diperiksa!. Dia pikir yang sakit yang datang, padahal Salah satunya tentunya untuk
kan bukan yang sakit, yang sehat supaya bisa meyakinkan masyarakat kita perlu
mempertahankan kesehatannya. Meningkatkan kesabaran. Kalau kita nyuruh gitu-gitu
kesehatannya. Yang sakit mah kesana ke puskesmas aja kan kalau agak sedikit ini. Kalau
kata saya. kesabaran bijaksanalah menyikapinya
sepertinya mereka akan lebih..
padahal kalau dilihat ke posbindu kan
ee dengan pengecekan usia terus apa
namanya berat badan, tensi terus
segala macem ini lah. Itu lengkap
sekali. Makanya saya tu tekankan
kepada rt-rt untuk jangan takut ke
posbindu sendiri disamping ke
posyandu anak-anak. Kita lihat yang
perlu penanganan ya harus segera.
Dan juga kepada penderita dan
keluarga penting. Kalau menurut saya
selama ini untuk pelayanan Posbindu.
9. Bagaimanakah Mereka..ee ada sih pengajian untuk bapak-bapak, ada Tapi tentunya didalam hal lanjut usia
komunikasi yang terjalin disitu.. saya juga sarankan ke warga saya rajin-
sesama masyarakat? Ada yang berdua ada yang bertiga, ada yang sendiri- rajin kunjungi Posbindu itu.
(Kom) sendiri kesadaran sendiri.biasanya yang dateng bareng
tuh serombongan rt 3 kan agak jauh tuh tempatnya ke Kita banyak, banyak disitu caranya
dalem, mereka dateng bareng-bareng terus suka mana untuk Posbindu. Ada melalui mesjid,
ibu yang itu saya bilang yang biasa suka babarengan juga kita melalui ngobrol, melalui juga
gitu datengnya . oh lagi ada perlu bu katanya ngga bisa kita panggil beberapa tokoh
hadir. masyarakat. Karena biasanya kumpul
sesudah masjid. Karena disitu kan
sembayang isya, magrib.. kumpulnya
setelah magrib. Ada rapat-rapat, saya
selipkan disitu. Jadi disamping ada
acara lain, tetap yang utama itu yang
penting buat mereka saya kasih tau
diantaranya ya itu tadi. Jadi memang
kalau untuk pertemuan dengan
masayrakat tidak ada rutinnya tidak
ada jadwalnya. Tapi pada saat kalo
rutinitasnya pada saaat ada rapat
BKM, rapat rw dan itukumpul,
kesempatan itu saya kasi tau.
(tertawa)