TESIS
Oleh:
FAUZI
1602011374
i
IMPLEMENTASI PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
TENAGA KESEHATAN DI RUMAH SAKIT UMUM
PIDIE JAYA TAHUN 2019
TESIS
Oleh :
FAUZI
1602011374
ii
Judul Tesis : Implementasi Pengembangan Sumber Daya
Manusia Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit
Umum Pidie Jaya Tahun 2019
Nama Mahasiswa : Fauzi
Nomor Induk Mahasiswa : 1602011374
Minat Studi : Kebijakan dan Manajemen Pelayanan
Kesehatan
Menyetujui
Komisi Pembimbing :
Pembimbing I Pembimbing II
iii
Telah di uji pada tanggal :
iv
HALAMAN PERNYATAAN
Nama : Fauzi
benarmerupakanhasilkaryasendiri,
Apabiladikemudianhariterbuktiataudapatdibuktikanbahwasebagianataukeseluruha
Fauzi
1602011374
v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai sivitas akademik Institut Kesehatan Helvetia, saya yang bertanda tangan
di bawah ini :
Nama : Fauzi
NIM 1602011374
Peminatan : Kebijakan dan Manajemen Pelayanan Kesehatan
Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat
Fakultas : Fakultas Kesehatan
Masyarakat JenisKarya : Tesis
beserta perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti
Noneksklusif ini Institut Kesehatan Helvetia berhak menyimpan, mengalih
media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data (database), merawat,
dan memublikasikan tugas akhir saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Demikianpernyataaninisayabuatdengansebenarnya.
Dibuat di : Medan
Pada tanggal: November 2019
Yang Menyatakan,
(Fauzi)
vi
ABSTRACT
FAUZI
1602011374
i
ABSTRAK
FAUZI
1602011374
Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya dalam
memberikan pelayanan kesehatan dapat meningkatkan kunjungan masyarakat
memanfaatkan layanan di rumah sakit. Laporan kunjungan pasien di RSUD Pidie
Jaya 11.406 orang tahun 2017 dan 12.307 orang tahun 2018. Terjadi peningkatan
yang tidak signifikan sebesar 701 orang per tahun diduga disebabkan
pengembangan sumber daya manusia belum efektif. Tujuan penelitian adalah
menganalisis implementasi pengembangan sumber daya manusia tenaga
kesehatan di Rumah Sakit Umum Pidie Jaya.
Jenis penelitian adalah kualitatif dengan pendekatan fenomenologi.
Informan kunci yaitu 3 orang yaitu Kepala Tata Usaha, Kasubbag Umum dan
Kepegawaian serta Kasubbag Perencanaan serta 8 informan tambahan. Data
dianalisis melalui tahapan reduksi data, penyajian dan penarikan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan kebutuhan tenaga kesehatan setiap
unit/komite rumah sakit masih kekurangan jenis dan jumlah. Kegiatan penelitian
tidak pernah diselenggarakan karena keterbatasan dana, tetapi studi banding
pernah dilakukan. Pendayagunaan dan pembinaan tenaga kesehatan dalam
pemberian insentif dan penghargaan sudah terlaksana, namun jadwal rotasi tidak
teratur dan bantuan dana bagi petugas mengikuti pendidikan belum terealisasi.
Diperoleh kesimpulan bahwa pengembangan sumber daya manusia tenaga
kesehatan belum optimal sehingga Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya
memprioritaskan program tersebut dengan menyelenggarakan workshop di ruang
perawatan, percepatan rumah sakit menjadi Badan Layanan Umum agar dapat
mengelola keuangan sendiri serta menyediakan beasiswa kepada tenaga
kesehatan.
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala berkat dan rahmatNya
yang berlimpah sehingga peneliti dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul
“Implementasi Pengembangan Sumber Daya Manusia Tenaga Kesehatan di
Rumah Sakit Umum Pidie Jaya Tahun 2019”.
Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mendapatkan gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M) pada Program Studi
S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia. Peneliti menyadari
sepenuhnya bahwa tesis ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan berbagai pihak,
baik dukungan moril, materil dan sumbangan pemikiran. Untuk itu, penulis
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Dr. H. Ismail Efendi, M.Si, sebagai Rektor Institut Kesehatan Helvetia
Medan dan Dosen Pembimbing/ Ketua Penguji yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dalam penyelesaian tesis ini.
2. Dr. Achmad Rifai, S.K.M., M.Kes, sebagai Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan.
3. Dr. Asriwati, S.Kep, Ns, S.Pd, M.Kes, sebagai Ketua Program Studi S2 Ilmu
Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan.
4. Tengku Moriza, S.E., M.M, sebagai Dosen Penguji I yang telah memberikan
saran dan masukan untuk kesempurnaan tesis ini.
5. Dr. Tri Niswati Utami, M.Kes, sebagai Dosen Penguji II yang telah
memberikan saran dan arahan untuk kesempurnaan tesis ini.
6. Nur Aini, S.Pd, M.Kes, sebagai Dosen Penguji III yang telah memberikan
arahan dan bimbingan untuk kesempurnaan tesis ini.
7. Direktur RSUD Pidie Jaya yang telah memberikan izin dan kemudahan dalam
progra pengumpulan data sebagai sumber informasi penelitian.
8. Seluruh Dosen Program Studi S2 Magister Kesehatan Masyarakat yang telah
mendidik dan mengajarkan berbagai ilmu yang bermanfaat bagi penulis.
9. Teristimewa kepada Orangtua, Istri dan anak-anakku tersayang yang telah
memberikan dorongan dan motivasi selama peneliti mengikuti pendidikan
iii
Program Studi S2 Magister Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan
Helvetia Medan.
10. Semua pihak yang telah membantu dan mendorong baik secara langsung
ataupun tidak langsung dalam penyelesaian tesis ini.
Peneliti berharap agar tesis ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Akhir
kata, semoga kita semua selalu berada dalam lindunganNya.
Fauzi
iv
RIWAYAT HIDUP
v
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN
PERNYATAAN KEASLIAN TESIS
HALAMAN PERNYATAAN PUBLIKASI
ABSTRACT .............................................................................................. i
ABSTRAK ............................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ............................................................................ iii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................. v
DAFTAR ISI ........................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .............................................................................. viii
DAFTAR TABEL.................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
10.1. Latar Belakang ............................................................... 1
10.2. Rumusan Masalah .......................................................... 10
10.3. Tujuan Penelitian ........................................................... 10
10.4. Manfaat Penelitian ......................................................... 11
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Perencanaan Kebutuhan Tenaga Kesehatan di Rumah
Sakit Umum Pidie Jaya Tahun 2019............................... 113
5.2. Pengadaan/Pendidikan Tenaga Kesehatan di Rumah
Sakit Umum Pidie Jaya Tahun 2019 ............................... 117
5.3. Pendayagunaan dan Pembinaan Tenaga Kesehatan di
Rumah Sakit Umum Pidie Jaya Tahun 2019 .................. 120
5.4. Pembinaan dan Pengawasan Mutu Tenaga Kesehatan
di Rumah Sakit Umum Pidie Jaya Tahun 2019 .............. 123
5.5. Implikasi.......................................................................... 125
5.6. Keterbatasan.................................................................... 126
LAMPIRAN
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
4.15 Matriks Pertanyaan Informan tentang Kegiatan Rotasi
Tenaga Kesehatan di RSU Pidie Jaya ...................................... 99
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
BAB I
PENDAHULUAN
suatu keseimbangan yang dinamis dan mempunyai fungsi utama yang melayani
juga berinteraksi diantara fungsi-fungsi tersebut. Untuk mencapai visi dan misi
dari setiap permasalahan yang menjadi tugas pokok dan fungsi organisasi. Sumber
daya manusia tersebut juga dapat menjadi ancaman bagi pelaksana kebijakan,
1
2
strategi, program, dan prosedur suatu kegiatan apabila tidak dikelola dengan baik
keadaan SDM sekarang ini menuju posisi SDM yang diinginkan di masa depan.
dengan menggunakan data dan proses masa lalu (shortterm) sebagai pedoman
manajemen berusaha untuk mendapatkan orang yang tepat, dalam jumlah yang
tepat, pada tempat yang tepat dan pada saat yang tepat.Manajemen yang berusaha
Organisasi yang tidak didukung pegawai yang sesuai baik dari aspek
kuantitas, kualitas, strategi, dan operasional yang baik, maka dapat dipastikan
pasti telah memiliki sejumlah tujuan-tujuan yang akan dicapai dalam kurun waktu
pendek (satu tahun), jangka menengah (lima tahun), dan jangka panjang (sepuluh
tahun) atau lebih. Dalam rangka usaha untuk mewujudkan tujuan-tujuan tersebut
biasanya juga telah disiapkan rencana strategis dan rencana operasional sebagai
jangka panjang dengan maksud memberikan arah dan acuan bagi seluruh
dibatasi pada 13 (tiga-belas) jenis tenaga, yaitu dokter spesialis, dokter umum,
dokter gigi, perawat, bidan, perawat gigi, apoteker, asisten apoteker, sanitarian,
tenaga gizi, tenaga kesehatan masyarakat, tenaga keterapian fisik, dan tenaga
diperhatikan oleh seluruh sumber daya manusia di dalamnya. Hal ini terkait
Indonesia. Sebuah kelaziman bahwa rumah sakit daerah tidak mampu memberi
penghidupan layak dan suasana kerja yang menyenangkan untuk sumber daya
(8).
perencanaan kebijakan dan program SDM Kesehatan masih lemah dan belum
SDM Kesehatan serta dukungan sumber daya SDM Kesehatan masih kurang (9).
5
perencanaan lebih fokus pada tenaga medis karena sangat berperan penting dalam
proses pelayanan. Tahap seleksi melalui tiga tahap seleksi, yakni seleksi
Pada pelatihan internal sering ditemukan kendala masalah anggaran atau dana
yang harus disediakan oleh pihak RS. Pada penilaian hasil kinerja tenaga tersebut
formasi yang masih minim yang diberikan oleh pemerintah daerah, terdapat
per 100.000 penduduk di Indonesia pada umumnya telah memenuhi target yang
6
ditetapkan sampai dengan tahun 2017. Rasio tenaga kesehatan untuk dokter
spesialis per 100.000 penduduk adalah sebesar 13,6dengan target 10,4, dokter
umum 45dengan target 42, dokter gigi 11 dengan target 12,4, 170 perawat, dan
bidan 162dan tenaga kesehatan masyarakat 14,8. Dari laporan rasio tenaga
(PPSDM), bahwa kondisi ketenagaan rumah sakit pada tahun 2015dari 2490
rumah sakit yang diteliti bahwa masih terdapat kekurangan tenaga kesehatan yaitu
sejumlah 1.320 dokter spesialis, 1.443 dokter umum, 726 dokter gigi, 130.618
masyarakat, 1.929 sanitarian, 2.412 tenaga gizi, dan 366 tenaga keteknisian
di Provinsi Aceh yaitu dokter umum 34 orang dengan target 42 orang, dokter gigi
laboratorium medik. Ini berarti tenaga kesehatan terutama dokter dan dokter gizi
RSUD Pidie Jaya terletak di jantung Kota Meureudu dengan visi yaitu
menjadi rumah sakit pusat rujukan untuk wilayah Kabupaten Pidie Jaya. Untuk
mendukung visi tersebut, maka RSUD Pidie Jaya perlu meningkatkan SDM baik
meningkatkan sarana dan prasarana penunjang pelayanan medis dan non medis
masyarakat karena belum didukung ketersediaan tenaga kesehatan baik dari segi
Pidie Jaya berjumlah 535 orang terdiri dari berstatus PNS 147 orang, Tenaga
Harian Lepas (THL) 28 orang, Bakti 356orang dan kontrak 4 orang. Berdasarkan
dokter gigi, 177 perawat, 7 perawat gigi, 3 perawat anastesi, 1 perawat mata, 161
sebanyak 11.406 orang dan tahun 2018 sebanyak 12.307 orang. Terjadi
peningkatan yang tidak signifikan sebesar 701 orang per tahun. Berdasarkan
(81.41%) (15).
petugas farmasi, perawat anastesi, perawat mata dan psikolog masih kurang.
Sedangkan tenaga kesehatan lainnya sudah memadai seperti perawat 161 orang
dan bidan 174 orang. Penerapan rotasi pekerjaan belum rutin, dimana tenaga
kesehatan ada yang memegang jabatan cukup lama seperti kepala ruangan.
ditingkatkan. Hal ini disebabkan selain keterbatasan pendanaan, tenaga ahli pun
mutu pelayanan kesehatan namun tidak rutin. Setiap tenaga kesehatan diwajibkan
membuat Surat Tanda Registrasi (STR), namun tidak diikuti oleh uji kompetensi
berstatus kontrak 4 orang, bakti 356 orang(tidak memperoleh gaji) dan THL 28
9
non PNS yang ditanggung penuh oleh pihak Pemkab hanya pegawai THLdan
kontrak yang berjumlah 32 orang tahun 2018.Pegawai kontrak dan THL dibayar
melalui APBK. Sementara kegiatan yang ditanggung APBK juga dengan total
Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah SDM RSUD Pidie Jaya adalah
dari RSUD Pidie Jaya hanya 40% saja yang mendapat pelatihan formal. Ini berarti
untuk peningkatan mutu tenaga kesehatan juga merupakan dilema pihak rumah
diterapkan saat ini berdasarkan golongan atau lama kerja seperti untuk menjadi
kepala instansi sudah lama bekerja walaupun belum mengikuti berbagai pelatihan
yang diselenggarakan rumah sakit. Penilaian kinerja belum menjadi acuan dalam
pasien, performance (citra) rumah sakit di masyarakat yang perlu dibina diera
persaingan bisnis rumah sakit. Hal ini menjadi latar belakang peneliti mengadakan
Manusia Tenaga Kesehatan di Rumah Sakit Umum Pidie Jaya tahun 2019?”
sumber daya manusia tenaga kesehatan di Rumah Sakit Umum Pidie Jaya tahun
2019.”
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis dan
praktis.
1. Secara Teoretis
rumah sakit pada khususnya dan sebagai referensi atau titik tolak tambahan
bila diadakan penelitian lebih lanjut khususnya bagi pihak lain yang ingin
kesehatan.
2. Secara Praktis
Manfaat praktis yang ingin dicapai dalam penelitian ini bagi beberapa pihak
antara lain:
b. Bagi Akademisi
ilmu yang telah diperoleh selama ini dan diharapkan dapat menambah
c. Bagi Pemerintah
TINJAUAN PUSTAKA
13
14
manusia berbasis kompetensi adalah karena rendahnya budaya kerja dan praktik
rata-rata kebutuhan tenaga kesehatan pada tahun 2015 sebanyak dua kali lipatnya.
dan pengadaan tenaga kesehatan secara berlebihan. Hasil kajian juga menemukan
beberapa jenis tenaga kesehatan yang ”langka” seperti analis kesehatan, terapis
pada dasarnya telah direncanakan dengan cukup baik. Hal ini nampak dari skala
mana yang menjadi titik berat pengembangan kompetensi SDM dan kompetensi
karakteristik yang berbeda satu sama lain. Namun, apabila ditilik lebih jauh lagi,
merata, karena masih mengedepankan pegawai yang telah berstatus PNS daripada
honorer. Padahal terdapat instalasi dimana pegawai honorer menjadi titik tumpu
Hasil penelitian bahwa sistem manajemen sumber daya manusia pada penempatan
sesuai disiplin ilmu. Perlu mengatur kembali sumber daya manusia kesehatan
yang sesuai dengan tugas dan fungsi. Perlu segera dilakukan pelatihan untuk
pelatihan (23).
pada beberapa fungsi manajemen SDM dalam organisasi dinas tingkat provinsi
Kesimpulan/
No. Judul Metode Hasil Saran
1. Pelaksanaan Jenis penlitian Perawat mengikuti Perawat tidak
Pengembangan deskriptif, pendidikan lanjut pernah
Sumber Daya sampel adalah sebanyak 7 perawat. melaksanakan
Manusia di seluruh diantaranya 5 perawat pengembangan
Rumah Sakit perawat yang (71.4%) telah sumber daya
Karel bekerja di menunjukkan manusia melalui
Sadsuitubun wilayah pengembangan SDM pendidikan
Langgur RSUD Karel sesuai dengan (92.0%), melalui
Kabupaten Sadsuitubun. kebutuhan. pelatihan (78.2%),
Maluku Data dianalisis 19 perawat yang mutasi (93.1%)
Tenggara. deskriptif pernah mengikuti dan promosi
FKM pelatihan. jabatan (95.4%).
Universitas 4 perawat yang Pihak rumah sakit
Hasanuddin pernah memperoleh memberikan
Makassar. 2008 promosi jabatan. kesempatan
Elke (16). kepada perawat
yang lain untuk
mengembangkan
17
Kesimpulan/
No. Judul Metode Hasil Saran
sumber daya
perawatnya
dengan
memberikan
pendidikan
lanjutan
2. Pengembangan Jenis penlitian Pengembangan Pelaksanaan
Sumber Daya deskriptif, Sumber daya manusia pengembangan
Manusia di pegawai ditinjau dari segi arah pegawai cukup
Dinas Kesehatan kantor dan tujuan, pelatih baik dengan rata-
Kabupaten Dinas berkualitas, materi, rata tanggapan 25
Kuantan Kesehatan. metode, persyaratan responden atau
Singingi. Pengumpulan Peserta tergolong 50%. Perlu
Universitas data melalui cukup baik rata-rata meningkatkan
Lancang observasi, 50%, professional
Kuning. 2011 wawancara tenaga instruktur
(Nurpeni) (17). dan angket. dengan
Data dianalisi memadukan
deskriptif tenaga
instruktur yang
berasal dari
widyaiswara dan
perguruan
tinggi.
3. Pengembangan Pengembanga Pengembangan SDM Pengembangan
Sumber Daya n Sumber belum mencapai hasil pegawai masih
Manusia Daya Manusia yang optimal, dimana dilakukan secara
Berbasisi Berbasisi prestasi kerja tidak parsial dan kurang
Komptensi di Komptensi di mencerminkan memerhatikan
Kantor Kantor prestasi aktual. keterkatian antara
Pemerintah Kota Pemerintah aktivitas dengan
Bandar Kota Bandar aktivitas
Lampung. Lampung manajemen dan
Mimbar, 31 (1): belum mengalami
1-10. 2015 kondisi yang
(Efendi) (18). kondusif
4. Kebutuhan dan Metode adalah Perkiraan rata-rata Perkiraan
Perencanaan rasio (Ratios kebutuhan tenaga kebutuhan tenaga
Tenaga Method) kesehatan pada tahun kesehatan pada
Kesehatan di dengan 2015 sebanyak dua tahun 2015 bila
Provinsi menganalisis kali lipatnya. dibandingkan
Sumatera Utara. data terdiri Beberapa jenis tenaga keadaan tahun
Jurnal Kebijakan dari: tenaga kesehatan yang 2010,
Kesehatan kesehatan, dan ”langka” seperti maka rata-rata
18
Kesimpulan/
No. Judul Metode Hasil Saran
Indonesia. 04 jumlah analis dibutuhkan
(01): 37-42. penduduk, . kesehatan, terapis penambahan
2015. wicara, refraksionis sebanyak
(Santosa) (19). optisien, fisioterapis, dua kali lipatnya.
radiographer, Perlu dukungan
epidemiologi, dan anggaran dari
ahli perencana daerah
kesehatan ternyata belum
mencukupi
5. Pengembangan Penelitian Pengembangan Melakukan
Kompetensi kualitatif, kompetensi sumber penilaian kinerja
Sumber Daya penentuan daya manusia pada terhadap semua
Manusia dalam informan dasarnya sudah bagian,
Rangka berdasarkan direncanakan dengan pemetaan
Meningkatkan teknik cukup baik. Skala kompetensi SDM,
Pelayanan di sampling prioritas yang evaluasi anggaran,
Rumah Sakit purposive. diterapkan seperti evaluasi pasca
Haji Surabaya. Analisis data instalasi mana yang pelatihan. Untuk
Al Tijarah: 3 (1): reduksi, sajian menjadi fokus melakukan
79-102, 2017 data, pengembangan dan penelitian
(Suaedi) (20). penarikan kompetensi apa yang mengenai
kesimpulan. dikembangkan, tetapi pengaruh ketiga
aktivitas belum faktor tersebut
merata. terhadap
pengembangan
kompetensi SDM
6. Evaluasi Sistem Jenis Sistem manajemen Penyusunan
Manajemen penelitian sumber daya manusia rencana kebutuhan
Sumber Daya kualitatif pada penempatan SDM melalui
Manusia Pada melalui kerja di UPTD analisis kebutuhan
Penempatan pengamatan Puskesmas lembasada tenaga kesehatan,
Kerja Petugas di dan belum maksimal pengorganisasian
UPT Puskesmas wawancara dikarnakan masih mengacu
Lembasada. mendalam. kekurangan tenaga peraturan dan
Promotif, 7 (1): Informan: kesehatan yang perundangan
1-14, Kepala mengakibatkan pemerintah,
(Arifudin) (21). Puskesmas, penempatan kerja pengarahan
tata usaha dan yang tidak sesuai dilakukan pada
petugas disiplin ilmu. Perlu apel pag dan
pengelolah mengatur kembali pengendalian
gizi. sumber daya manusia membuat aturan
kesehatan yang sesuai atau kebijakan
dengan tugas dan yang ada.
fungsi Perlu segera
19
Kesimpulan/
No. Judul Metode Hasil Saran
dilakukan
pelatihan untuk
manajemen
puskesmas secara
berkala dan
berkesinambungan
agar sistem
manajemen
sumber daya
manusia kesehatan
di puskesmas
lebih baik
7. Kesiapan Jenis SDM Kesehatan Kementrian
Sumber Daya penelitian mampu Kesehatan melalui
Manusia deskriptif. mengidentifikasi dan SDM Kesehatan
Kesehatan dalam merumuskan telah menyiapkan
Menghadapi pemecahan masalah kebijakan
Masyarakat pengembangan dan kesehatan dengan
Ekonomi Asean pengelolaan SDM langkah berupa
(MEA). kesehatan melalui Rancangan
Jurnal kegiatan penelitian, Pembangunan
Medicoeticolegal mengembangkan/men Jangka
dan Manajemen ingkatkan kinerja Menengah
Rumah Sakit, 6 profesionalnya yang Nasional
(1): 55-60. 2017 ditunjukkan dengan (RPJMN) 1-4.
(Putri) (22). ketajaman analisis
permasalahan
kesehatan,
merumuskan dan
melakukan advokasi
program dan
kebijakan kesehatan
dalam rangka
pengembangan dan
pengelolaan SDM
kesehatan.
8. Analisis Jenis Sejumlah 80% staf Diharapkan semua
Kebutuhan penelitian tenaga tenaga
Pelatihan dan deskriptif kependidikan kependidikan
Pengembangan memerlukan Mengikuti
Sumber Daya pelatihan untuk pengembangan
Manusia. meningkatkan untuk menunjang
4 (1):24-29. kemampuan dan pekerjaan mereka
2018. kinerja
20
Kesimpulan/
No. Judul Metode Hasil Saran
Nawangulang mereka.
(23).
9. Aspek Penting Jenis Peningkatan mutu Diharapkan
Pengembangan penelitian pelayanan akan dengan adanya
dan deskriptif berhubungan juga penulisan
Pemberdayaan dengan peningkatan semacam ini dapat
Sumber Daya kualitas SDM sebagai menjadi bahan
Manusia (SDN) penyelenggara masukan dalam
Kesehatan di Era pelayanan kesehatan pelayanan di
Desentralisasi tersebut. Peningkatan institusi kesehatan
1 (1): 12-19 kualitas SDM harus serta dapat
2014 dilakukan mulai dari dijadikan sebagai
Misnaniarti (24). tahap informasi dalam
persiapan mendukung
hingga kebijakan-
pemanfaatan. kebijakan tentang
Pengembangan dan pengembangan
pemberdayaan SDM SDM dalam
kesehatan di era meningkatkan
desentralisasi pelayanan kepada
mencakup tiga unsur pasien.
utama, yaitu Kata kunci :
perencanaan, desentralisasi,
pengadaan dan sumber daya
pendayagunaan SDM manusia,
kesehatan manajemen
2.2.1 Implementasi
alat administrasi hukum ada berbagai faktor, organisasi, prosedur,dan teknik yang
tujuan yang diinginkan. Van Meter dan Van Horn membatasi implementasi
merealisasikan program, dimana pada posisi ini eksekutif mengatur cara untuk
secara efektif dan efisien sumber daya, unit-unit dan teknik yang dapat
perencanaan yang telah dibuat, dan petunjuk yang dapat diikuti dengan mudah
1) Komunikasi
pembuat keputusan sudah mengetahui apa yang akan mereka kerjakan (27).
2) Sumber daya
adalah sumber daya. Sumber daya merupakan hal penting lainnya dalam
yang lain, ketika wewenang formal tersebut ada, maka sering terjadi
kelompoknya (27).
3) Disposisi
adalah disposisi. Hal-hal penting yang perlu dicermati pada variabel disposisi,
ditetapkan (27).
4) Struktur birokrasi
kondusif pada kebijakan yang tersedia, maka hal ini akan menyebabkan
Ada enam variabel menurut Van Metter dan Van Horn, yang
jika ukuran dan tujuan dari kebijakan memang realistis dengan sosio-kultur
2) Sumberdaya
akan sangat banyakdipengaruhi oleh ciri-ciri yang tepat serta sesuai dengan
para agen pelaksananya. Selain itu, cakupan atau luas wilayah implementasi
Sikap penerimaan atau penolakan dari agen pelaksana akan sangat banyak
publik. Hal ini sangat mungkin terjadi oleh karena kebijakan yang
kesalahan akan sangat kecil untuk terjadi dan begitu pula sebaliknya (28).
publik dalam persepektif yang ditawarkan oleh Van Metter dan Van Horn
politik yang tidak kondusif dapat menjadi penyebab dari kegagalan kinerja
yang handal.
penghubungannya.
kepentingan kelompok sasaran termuat dalam isi kebijakan; 2) jenis manfaat yang
lebih suka menerima program air bersih atau perlistrikan daripada menerima
strategi yang dimiliki oleh para actor yang terlibat dalam implementasi kebijakan;
2) karakteristik institusi dan rejim yang sedang berkuasa; 3) tingkat kepatuhan dan
yakni: jumlah perubahan yang terjadi dan sejauh mana konsensus menyangkut
perubahan merupakan karakteristik yang paling penting setidaknya dalam dua hal:
ketidak sempurnaan sosial yang nyata sekarang ini dari pada mempromosikan
tujuan sosial dari masa depan. Hal ini sangat berbeda dengan perubahanyang
pengembangan sumber daya manusia, ada baiknya mengenal lebih dahulu apakah
manajemen dan sumber daya manusia itu sendiri. Manajemen dapat diartikan
Sumber daya manusia adalah sebuah kekuatan daya fikir yang dimiliki
oleh manusia sehingga ia bisa berkarya, menciptakan sesuatu. Hal tersebut ada
Potensi dari setiap manusia itu merupakan sesuatu yang unik dan
tersebut. Secara umur SDM memiliki tiga peranan penting sebagai berikut:
1. SDM sebagai pengemban misi. Organisasi atau perusahaan memiliki visi dan
misi atau tujuan. Oleh karenanya, untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
(31).
pekerja tak dapat melakukan apapun termasuk nilai terhadap sebuah tindakan
(31).
sistematis dan terencana yang dirancang oleh suatu organisasi untuk memberikan
memenuhituntutan pekerjaan saat ini dan masa depan (7). Pengembangan SDM
individu karyawan untuk memikul tanggung jawab yang berbeda atau lebih tinggi
seperti:
j) Suksesi kepemimpinan.
dengan pelatihan untuk suatu jabatan khusus makin bertambah penting bagi
diri untuk peran dan tanggung jawab yang akan datang (34).
ditemukan melalui perencanaan sumber daya manusia mungkin lebih banyak diisi
dari dalam. Promosi dan pemindahan juga menunjukkan kepada para pegawai
upaya menetapkan jumlah dan kualifikasi SDM yang dibutuhkan sesuai dengan
disusun secara menyeluruh, baik untuk fasilitas kesehatan milik pemerintah secara
keadaan darurat kesehatan dan pasar bebas di era globalisasi. Kebutuhan tenaga
kompetensi yang diharapkan dan memenuhi daya saing baik secara nasional
berkualitas, berdaya saing tinggi, serta profesional, yaitu tenaga kesehatan yang
yang tinggi. Semua tenaga kesehatan dituntut untuk selalu menjunjung tinggi
serta sertifikasi tenaga pengajar, termasuk peningkatan sarana dan fasilitas belajar
efektif dan efisien antara sistem kesehatan dan sistem pendidikan (6).
kesehatan di semua lini dari daerah sampai pusat secara lintas sektor, termasuk
swasta, serta memenuhi kebutuhan pasar dalam menghadapi pasar bebas di era
globalisasi (6).
35
pelatih (6).
Pembinaan dan pengawasan mutu tenaga dokter dan dokter gigi telah
melaksanakan registrasi tenaga dokter dan dokter gigi, dengan menerbitkan Surat
Tanda Registrasi (STR). STR dapat diterbitkan setelah dokter dan dokter gigi
mengikuti dan dinyatakan lulus dalam uji kompetensi yang dilaksanakan oleh
Untuk tenaga kesehatan lainnya, pada tahun 2011 telah dibentuk Majelis
pokok dam fungsi MTKP dan tata hubungan kerjanya dengan MTKI, saat ini
sedang dalam penyusunan. Surat Ijin Praktik (SIP) dan Surat Izin Kerja, dapat
Para pegawai dan para manajer dengan pengalaman dan kemampuan yang
pegawai yang efektif, adalah untuk memperoleh tiga hal yaitu 1) menambah
(20).
38
sangat strategis untuk meningkatkan kualitas bangsa dan penguatan rumah sakit
fasilitas kesehatan baik milik pemerintah maupun swasta antara lain karena
yang memadai, jumlah dokter yang tidak memadai di daerah terpencil dan
meningkat, pengetahuan yang lebih baik akan pilihan pelayanan kesehatan dan
mutu pelayanan yang baik akan memberikan kepuasan kepada pelanggan dan
hubungan dengan rekan kerja dan penaksiran kepribadian serta kemampuan yang
sekarang (41).
keterampilan dan teknik pelaksanaan kerja tertentu secara terinci dan rutin.
dalam pekerjaan.
berikut:
maksimal.
Ada beberapa metode dalam pelatihan dan pengembangan tenaga kerja, antara
lain:
pelatihan terhadap SDM mereka dan biasanya dilakukan oleh atasan dari
peserta pelatihan. Metode ini dianggap lebih efektif dan efisien karena
disamping biaya pelatihan yang lebih murah, tenaga kerja yang dilatih
lebih mengenal baik pelatih (trainers) mereka. Terdapat empat cara yang
c) Pembimbingan
d) Pelatihan Posisi
a) Business Games
peserta dapat belajar dari masalah yang sudah pernah terjadi dalam
b) Vestibule School
(trainer specialist). Salah satu bentuk dari metode ini adalah simulasi
(44).
c) Case Study
(44).
a) Tujuan dan sasaran pelatihan dan pengembangan harus jelas dan dapat
diukur.
hendak dicapai.
2. Organization Development
(behavioral science). Griffin dan Moorhead menambahkan tiga poin utama dalam
organisasi.
organisasi.
44
(36).
1) Interpersonal
a) Team Building
b) Sensitivity Training
c) Organization Mirroring
kelompok/departemen (45).
d) Process Consultation
e) Counseling
2) Teknologi
a) Desain Jabatan
b) Spesialisasi Pekerjaan
dilakukan oleh orang atau kelompok kerja yang sama sehingga mereka
46
semakin ahli karena berulang kali mengerjakan tugas yang sama. Hal
tersebut akan berdampak pada pekerjaan yang lebih cepat selesai dan lebih
(45).
3) Struktural
organisasi (45).
a) Manajemen Kinerja
b) Pengupahan Insentif
karyawan (45).
d) Flexible Work
1) Sensitivity Training
dengan kata lain setiap individu belajar melalui observasi dan partisipasi (46).
2) Survey Feedback
Merupakan sarana untuk menilai sikap yang dimiliki oleh anggota organisasi,
3) Process Consultation
Ditujukan bagi konsultan dari luar organisasi untuk membantu manajer dalam
(46).
4) Team building
5) Intergroup Development
Merupakan upaya untuk mengubah sikap, stereotip, dan persepsi yang dimiliki
6) Appreciative Inquiry
sifat yang unik dan kekuatan khusus dari suatu organisasi, yang kemudian
3. Career Development
menduduki posisi jabatan yang lebih tinggi, hal ini menunjukkan bahwa
diberikan tanggung jawab yang lebih tinggi juga sesuai dengan potensi dan
akan memberikan iklim kerja yang positif dalam lingkungan kerja (41).
(41).
porsinya (41)
a) Manager/Employee Self-Service
pengembangan karir bagi manajer dan karyawan lainnya. Dalam hal ini,
dalam memajukan karir mereka melalui sarana yang telah disediakan (47).
c) Company Material
d) Performance-Appraisal System
Sistem penilaian kinerja organisasi dapat menjadi alat yang bernilai dalam
e) Workshops
1) Perencanaan Karir.
(34).
2) Personalitas Karyawan
3) Faktor Eksternal
organisasi. Perencanaan karir menjadi tidak jalan dan karyawan biasa tidak
5) Reward System
mereka untuk bekerja lebih baik dan organisasi dapat dengan mudah bisa
6) Jumlah Karyawan
7) Ukuran Organisasi
(48).
8) Kultur Organisasi
9) Tipe Manajemen
(48).
seluruh potensi yang dimiliki rumah sakit, seluruh aspek rumah sakit sedapat
pelaksanaan program dan kegiatan sesuai dengan tugas RSUD Pidie Jaya: (13).
Tujuan rencana strategis rumah sakit adalah keadaan yang akan dicapai
sebagai target dalam jangka waktu 1 (satu) sampai dengan 5 (lima) tahun adapun
dilaksanakan oleh RSUD Pidie Jaya, Program Tahun Anggaran 2018 adalah:
keuangan
tujuan dan sasaran strategis organisasi perangkat daerah dan salah satu alat untuk
mengukur kinerja dari apa yang telah direncanakan, sebagai komitmen untuk
kesehstsn rumah sakit terpenuhi melalui pendidikan dan pelatihan formal dengan
target sebesar Rp. 267.850.000 dan realisasi Rp. 218.052.983 (81,4%) (14).
memadai.
58
keseahtan (6).
berhubungan satu sama lain dan mempunyai suatu tujuan yang jelas. Komponen
pengawasan mutu tenaga kesehatan. Jadi tatanan SDM dalam kesehatan antara:
Tidak Tetap (PTT) pusat maupun daerah; 3) penugasan khusus baik residen
uji kompetensi dan pemberian lisensi bagi tenaga kesehatan yang memenuhi
komitmen, koordinasi, uji kompetensi, dan Surat Tanda Registrasi (STR) (6).
Perencanaan kebutuhan
tenaga kesehatan
Pengadaan/
pendidikan
Implementasi
Pengembangan
SDMKesehatan Pendayagunaan dan
pembinaan
Pembinaan dan
pengawasan mutu
tenaga kesehatan.
Perencanaan kebutuhan
tenaga kesehatan
- Kebutuhan tenaga
kesehatan
- Kebutuhan sarana
pengembangan tenaga
kesehatan
- Kebutuhan dana
Pengadaan/
pendidikan
- Pengajar berkualitas
- Sarana dan fasilitas
pendidikan
Implementasi - Penelitian dan
pengembangan
Pengembangan kesehatan
SDMTenaga
Kesehatan Pendayagunaan dan
pembinaan
- Peningkatan karir
- Akses terhadap
pendidikan
- Pelatihan
berkelanjutan
Pembinaan dan
pengawasan mutu
- Komitmen
- Koordinasi
- Uji kompetensi
- Surat Tanda
Registrasi (STR)
METODE PENELITIAN
bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek
penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan
bahasa pada suatu kontek, khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan
seorang individu, suatu kelompok atau suatu kejadian dan bertujuan memberikan
pandangan yang lengkap dan mendalam mengenai subjek yang diteliti (49).
kesehatan di Rumah Sakit Umum Pidie Jaya pada tahun 2019. Apa yang menjadi
kualitas SDM tenaga kesehatan. Penelitian kualitatif adalah merupakan salah satu
62
63
diberikan oleh informan terkait dari berbagai bidang di rumah sakit selama
esensi yang kritikal dideskripsikan secara terpisah dan kemudian dalam konteks
Penelitian ini akan dilakukan di Rumah Sakit Umum Pidie Jaya. Alasan
Jadwal penelitian mulai dari pengajuan judul sampai seminar sebagai berikut.
64
3.3. Informan
diketahui apa yang terjadi didalamnya. Pada objek penelitian ini, peneliti dapat
diperoleh dari wawancara mendalam dan observasi. Objek dari penelitian ini
sesuai dengan masalah penelitian. Untuk mendapatkan data yang tepat, maka
informan kunci (key informan) yang tepat dan akurat pada penelitian ini yaitu
Keperawatan, Kepala Ruang Rawat Penyakit Dalam Pria, Kepala Ruang Rawat
Penyakit Dalam Wanita, Kepala Ruang Rawat Kelas I, Kepala Farmasi, Kepala
adalah identifitas informan dan ke dua adalah materi wawancara untuk menggali
dengan para informan untuk mendapatkan lebih banyak lagi informasi tentang
yang berlangsung satu arah, artinya pertanyaan datang dari pihak yang
pengumpulan data kepada informan dengan cara wawancara semi terstruktur yaitu
pendapat dan ide-idenya dan peneliti mendengarkan secara teliti dan mencatat apa
2. Observasi
objek sasaran. Observasi dibagi menjadi dua yaitu tak berperan dan observasi
berperan. Observasi berperan meliputi berperan aktif dan berperan penuh. Peneliti
tak berperan dalam melakukan observasi berarti informan tidak mengetahui sama
melakukan peran sama sekali sehingga apapun yang dilakukan peneliti dalam
pengamatan tidak akan memengaruhi segala yang terjadi pada sasaran yang
3. Studi dokumentasi
seseorang. Studi dokumentasi penelitian ini berupa foto setiap wawancara kepada
informan.
1. Tahap persiapan
Setelah peneliti mendapat surat ijin penelitian dari Institut Kesehatan Helvetia
Medan, peneliti memberikan surat ijin tersebut kepada pimpinan RSU Pidie
(handpone).
2. Tahap pelaksanaan
dalam kategori in dept interview, yang pelaksanaanya lebih bebas. Tujuan dari
3. Tahap terminasi
kata dan kalimat serta pengertian secara tepat sehingga dapat mendeskripsikan
data dan hasil analisis yang telah dibuat. Peneliti mencatat kembali jika ada
yaitu dengan melakukan cross check pendapat satu informan dengan informan
lainnya (50).
dengan cara:
1. Mengumpulkan semua data yang diperoleh dari berbagai sumber dari data
dokumen.
diamati.
ini meliput:
1. Pengujian Credibility
Kredibilitas data atau ketepatan dan keakuratan suatu data yang dihasilkan
dari studi kualititaf menjelaskan derajat atau nilai kebenaran dari data yang
dihasilkan termasuk proses analisis data tersebut dari penelitian yang dilakukan.
Suatu hasil penelitian dapat dikatakan memiliki kredibilitas tinggi atau baik ketika
hasil-hasil temuan penelitian tersebut dapat dikenali dengan baik oleh para
trianggulasi, diskusi dengan teman, analisa kasus negatif dan member check (51).
2. Pengujian Transferablity
dalam membuat laporan harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis dan
3. Pengujian Dependebility
dan melakukan analisa data, melakukan uji keabsahan data sampai membuat
4. Pengujian Confirmability
Hasil penelitian diuji dan dikaitkan dengan proses yang dilakukan peneliti.
Dalam penelitian jangan sampai prosesnya tidak ada, tetapi hasilnya ada. Peneliti
Prinsip ini dapat dilakukan peneliti untuk memenuhi hak-hak dengan cara
setiap informan dan dokumentasi dengan cara memfoto informan dari belakang.
data. Peneliti akan menyimpan seluruh data berupa lembar persetujuan mengikuti
penelitian. Biodata dan hasil rekaman dan transkrip wawancara diberi kode
informan tanpa nama (hak anonymity) untuk selanjutnya disimpan dalam file
Prinsip ini merupakan hak untuk diperlakukan adil dan tidak dibeda-
memberi perlakuan dan penghargaan yang sama dalam hal apa pun selama
kegiatan penelitian dilakukan tanpa memandang suku, agama, etnis dan kelas
sosial.
71
memperoleh berbagai informasi berupa tujuan. Jika informan setuju maka diminta
informan terlebih dahulu (lisan atau tulisan) untuk berpartisipasi dalam penelitian.
1. Reduksi data
memilih hal-hal pokok dan memfokuskannya pada hal-hal penting, mencari tema
atau pola dari laporan atau data yang didapat di lapangan. Dengan demikian data
yang telah direduksi akan memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil
diperlukan (51).
kesimpulan dari data yang telah dikumpulkan dengan mencari pola, tema,
hubungan, persamaan, hal-hal yang sering timbul dan hipotesis kerja. Pada
mulanya kesimpulan tersebut tentunya masih sangat tentatif, kabur dan diragukan.
Akan tetapi, dengan bertambahnya data dan melalui verifikasi yang terus
HASIL PENELITIAN
+37.000 m² dengan luas terpakai gedung administrasi 436M2 atas beban biaya
APBK Kabupaten Pidie Tahun 2003–2005, yang terletak dipinggir jalan raya
Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya sudah didirikan sebelum dilakukan
September 2007 sebagai tindak lanjut dari aspirasi masyarakat tentang pelayanan
Rumah Sakit Umum Daerah Pidie Jaya masih sangat kekurangan dalam
prasarana pelayanan berupa Gedung Rawat Inap Pria 270 M2 , Gedung Rawat
Wanita seluas 270 M2, Gedung Poliklinik 485 M2, Gedung Radiologi 302 M2,
Gedung Unit Rawat Darurat 436 M2, 1 (satu) unit Rumah Dokter type
Gedung Gizi (Dapur) 270 M2, Gedung Laundry 200 M2sumber dana
Air Bersih 12 M2 dengan dana DAK tahun 2010, 6 (enam) unit Rumah Dokter
73
74
Air Limbah (IPAL) sumber dana APBK tahun 2013, gedung rawatan induk empat
lantai tengah Otsus 2014 dan gedung rawatan sayap kiri dua lantai sumber dana
Visi : Menjadi Rumah Sakit Pusat Rujukan Untuk Wilayah Kabupaten Pidie
Jaya.
sebagai rumah sakit daerah, Bupati Pidie Jaya melalui Qanun Kabupaten Pidie
Jaya Nomor 6 Tahun 2015 tentang perubahan ketiga atas Qanun Kabupaten Pidie
Jaya Nomor 14 Tahun 2008,tentang Susunan Organisasi Tata Kerja Dinas dan
yang cukup dan propesional, kemajuan sebuah rumah sakit tidak terlepas dari
menjamin baiknya pelayanan, namun Rumah Sakit harus memiliki karyawan yang
Jumlah
No Jenis Tenaga PNS THL Bakti Kontrak Jumlah Ket
1 2 3 4 5 6 7
I Dokter Spesialis :
a. Spesialis
1 1
Dalam
b. Spesialis anak 2 2
c. Spesialis Mata 1 1
d. Spesialis THT 1 1
e. Spesialis
1 1
Obgyne
f. Spesialis
1 1
Anastesi
g. Spesialis
2 2
Bedah
II Dokter Umum 13 7 20
III Dokter Gigi 1 1 2
IV Perawat : 0
a. Ners 4 18 22
b. S1
1 1 2
Keperawatan
c. D III
39 19 92 150
Keperawatan
d. SPK 1 1 1 3
V Perawat Gigi :
a. D III Perawat .
3 4 7
Gigi
b. SPRG 0
VI Perawat Anastesi 0
D III Anastesi 1 2 3
VII Perawat Mata : 0
D III RO 1 1
VIII Kebidanan : 0
a. D IV
2 20 22
Kebidanan
b. D III
13 1 125 139
Kebidanan
IX Farmasi : 0
a. Apoteker 2 2 1 5
b. S1 Farmasi
0
(Non Profesi)
c. D III Farmasi 1 1 22 24
d. D III Akafarma 1 1 2 4
e. SMF 0
76
Jumlah
No Jenis Tenaga Jumlah Ket
PNS THL Bakti Kontrak
1 2 3 4 5 6 7
X Kesehaan
0
Masyarakat :
a. S2 Kesehatan
2 2
Masyarakat
b. S1 Kesehatan
22 1 6 29
Masyarakat
XI Kesehatan
0
Lingkungan :
a. D III Kesehatan
4 1 9 14
Lingkungan
b. SPPH 1 1
XII Radiologi : 0
a. D III Radiologi 7 10 17
XIII Fisioterapi : 0
a. S1 Fisioterapi 2 2
b. D III Fisio. 3 1 4 8
XIV Analis Kesehatan 0
a. D III Analis
4 15 19
Kesehatan
b. SMAK 1 1
XVI Teknik
Elektromedik :
a. D IV
1 1
Elektromedik
b. D III
5 1 6
Elektromedik
XVII Psikologi : 0
a. S1 Psikologi 5 5
XVIII Perekam Medis : 0
a. D III Apikes 3 4 7
XIX Nutrisionis : 0
a. S1 Gizi 0
D IV Gizi 3 3
D III Gizi 2 1 4 7
Jumlah 147 28 356 4 535
Sumber. Subbag. Kepegawaian Rumah Sakit Daerah Pidie Jaya
77
penelitian dari Institut Kesehatan Helvetia Medan kepada Bagian Tata Usaha
informan terlebih dahulu berdasarkan data kepegawaian RSUD Pidie Jaya, untuk
menjelaskan maksud dan tujuan peneliti serta membuat jadwal untuk melakukan
peneliti.
yang diberikan oleh informan pada tanggal 20-29 September 2019 sekitar pukul
15.00 WIB sampai selesai atau diakhir waktu jadwal pulang kantor agar tidak
Informan utama dalam penelitian ini adalah 11 orang terdiri dari 1 orang
direktur, 1 orang kepala tata usaha, 1 orang kepala Kasubbag Umum dan
Kepala Bidang Keperawatan, 1 orang Karu penyakit dalam pria, 1 orang Karu
78
penyakit dalam wanita, 1 orang Karu Kelas I, 1 orang Kepala Farmasi, 1 orang
Informan telah lama bekerja di RSUD Jaya Pide antara 8 sampai dengan
Pendayagunaan 1. Peningkatan karir a. Insentif Dana dari Dana dari Dana dari Dana dari
dan pembinaan BPJS BPJS BPJS BPJS
b. Penghargaan Ada, rajin Ada, rajin Ada, rajin Ada, rajin
80
81
84
85
spesialis, perawat tamatan strata 1, apoteker dan ass apoteker, dan petugas
kebutuhan tenaga kesehatan di Ruang Rawat Penyakit Dalam Pria dan Wanita
jumlah tenaga kesehatan yang dibutuhkan di RSU Pidie Jaya bervariasi yaitu
sebanyak 6 orang sampai dengan 67 orang tenaga kesehatan. Ada juga informan
dengan membuat laporan tertulis tentang jenis dan jumlah tenaga kesehatan yang
tenaga kesehatan di unitnya. Namun sampai saat ini tindak lanjut dari manajemen
2. Kebutuhan dana
perencanaan dana dalam pengembangan SDM di RSU Pidie Jaya sangat minim
sehingga petugas yang ingin mengikuti bimbingan teknologi dan pelatihan harus
pelatihan di luar rumah sakit tidak mendapat santunan biaya dari rumah sakit,
tenaga kesehatan dalam Bimbingan Teknik tahun 2019 sebesar Rp. 105 juta
4.3.2. Pengadaan/Pendidikan
1. Pengajar berkualitas
pelatihan di rumah sakit berasal dari rumah sakit itu sendiri, seperti dokter
94
spesialis yang masih aktif bekerja di RSU Pidei Jaya. Narasumber juga berasal
dari Perhimpunan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang bekerjasama dengan Dinas
tenaga kesehatan di RSU Pidie Jaya. Sarana yang utama adalah berupa aula untuk
95
berbagai unit hanya disediakan poster-poster dan SOP untuk panduan dalam
07 Belum pernah
08 Belum pernah
09 Belum pernah
10 Belum pernah
11 Belum pernah
belum pernah dilakukan. Hal ini disebabkan dana untuk kegiatan tersebut tidak
bervariasi. Artinya sebagian tenaga kesehatan yang telah dipilih pernah mengikuti
studi banding di RSU Ibnu Sina Kabupaten Aceh Besar dan Rumah Sakit Umum
97
Pusat Haji Adam Malik Medan. Sedangkan petugas kesehatan dari setiap ruang
rawat inap belum pernah mengikuti kegiatan tersebut. Petugas bekerja sebagai
berkelanjutan.
1. Peningkatan karir
pemberian insentif kepada tenaga kesehatan oleh pihak manajemen RSU Pidie
penilaian dari aspek kinerja yang dievaluasi setiap tahun berupa kualitas kerja,
Tenaga kesehatan yang tidak melanggar disiplin atau peraturan rumah sakit dapat
kegiatan rotasi tenaga kesehatan di RSU Pidie Jaya bervarias. Rotasi kerja tenaga
kesehatan diatur oleh pihak manajemen rumah sakit. Ada informan mengatakan
waktu atau masa kerja tidak menentu. Artinya setiap tenaga kesehatan dapat
yang ingin mengambil kegiatan tersebut. Sedangkan bagi tenaga kesehatan non
102
PNS asal tidak melanggar jadwal kerja dan kegiatan di rumah sakit diberikan
Hasil wawancara dengan informan tentang bantuan dana dari RSU untuk
RSU Pidie Jaya tidak menyediakan dana khusus bagi tenaga kesehatan, baik
keterampilannya.
3. Pelatihan berkelanjutan
ini.
diterapkan sesuai dengan kebijakan yang ada. Pelatihan yang diwajibkan kepada
tenaga kesehatan antara lain Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan Pencegahan dan
darah rutin. Pelatihan lainnya yang telah diselenggarakan antara lain Manajemen
nyeri, Basic Trauma and Cardiovascular Life Support (BTCLS) tetapi belum
merata.
tenaga kesehatan yang bekerja di bagian emergency seperti ICU, Bedah dan
ditunjuk oleh pihak manajemen rumah sakit. Hal lainnya juga disebabkan
1. Komitmen
bentuk pembinaan yang diberikan kepada tenaga kesehatan di RSU Pidie Jaya
bimbingan kepada tenaga kesehatan agar lebih fokus dan bekerja dengan
sungguh-sungguh dalam mentaati peraturan yang ada. Namun ada juga informan
Tabel 4.21 Matriks Pertanyaan Informan tentang Sanksi diRSU Pidie Jaya
Tabel 4.21 Matriks Pertanyaan Informan tentang Sanksi diRSU Pidie Jaya
oleh komite masing-masing. Bentuk sanksi yang diberikan mulai dari yang paling
ringan yaitu teguran secara lisan, kemudian apabila kasua yang ditangani sudah
kesehatan lagi sampai sanksi tersebut dicabut. Selama masa pembinaan tenaga
2. Koordinasi
hubungan sesama tenaga kesehatan di RSU Pidie Jaya sudah berjalan baik dan
harmonis. Hal in tentunya tidak terlepas dari komitmen mereka untuk saling
3. Uji kompetensi
bahwa tenaga kesehatan sudah mengikuti uji kompetensi belum optimal yang
bagian administrasi RSU Pidei Jaya terutama petugas yang langsung emberikan
pelayanan kesehatan kepada pasien. Namun masih ada tenaga kesehatan tidak
memiliki STR yaitu tenaga administrasi, bagian Rawat Kelas I dan dan Rekam
Medik. Tenaga kesehatan yang tidak mengurus STR karena sudah habis masa
BAB V
PEMBAHASAN
kebutuhan tenaga kesehatan bagi rumah sakit dapat terpenuhi secara tetap dan
manusia tenaga kesehatan yang tersedia di RSU Pidie Jaya masih kurang sehingga
Hal ini terlihat dari kebutuhan jenis tenaga kesehatan perlu ditambah di
semua lini RSU Pidie Jaya. Informan mengatakan kebutuhan akan jenis tenaga
rawat inap yang membutuhkan dokter spesialis, perawat tamatan strata 1, apoteker
dan ass apoteker, dan petugas tamatan akademi perekam medis dan informatika
kebutuhan tenaga kesehatan tahun 2015 sebanyak dua kali lipatnya. Tentunya
suatu tantangan yang perlu mendapatkan perhatian. Hal ini disebabkan oleh
tenaga kesehatan secara berlebihan. Hasil kajian juga menemukan beberapa jenis
113
114
kesehatan (19).
dibutuhkan di RSU Pidie Jaya antara lain dokter spesialis, perawat ICU, perawat
anastesi, perawat bedah, perawat IGD, perawat mata, Farmasi, Analis. petugas
rekam medik, gizi, proteksi radiasi, dan tenaga keselamatan dan kesehatan kerja.
angka ini jumlahnya sangat signifikan karena jika dibandingkan dengan keadaan
sekarang ini. Jumlah perawat dan bidan sudah mencukupi sehingga mereka
antara lain 9 orang dokter spesialis, 20 orang dokter umum,2 orang dokter gigi,
177 orang perawat, 7 orang perawat gigi, 3 orang perawat anastesi, 1 orang
perawat mata, 161 orang bidan, 32 orang farmasi, 31 orang tenaga kesehatan
rekam medis, dan 10 orang nutrisionis. Hasil wawancara dengan Kepala Tata
anastesi, perawat mata dan psikolog masih kurang. Sedangkan tenaga kesehatan
lainnya sudah memadai seperti perawat 161 orang dan bidan 174 orang.
pencapaian misi RSU Pidie Jaya dalam bidang sumber daya manusia tidak dapat
115
tercapai. Adapin misi tersebut yaitu 1) menyediakan SDM, sarana dan prasarana
masyarakat, maka RSUD Pidie Jaya perlu meningkatkan SDM baik tenaga dokter,
sarana dan prasarana penunjang pelayanan medis dan non medis sesuai dengan
Manusia (PPSDM), bahwa kondisi ketenagaan rumah sakit pada tahun 2015 dari
2490 rumah sakit yang diteliti bahwa masih terdapat kekurangan tenaga kesehatan
yaitu sejumlah 1.320 orang dokter spesialis, 1.443 orang dokter umum, 726 orang
dokter gigi, 130.618 orang perawat, 24.030 orang bidan, 6.029 orang asisten
apoteker, 2.500 orang tenaga kesehatan masyarakat, 1.929 orang sanitarian, 2.412
orang tenaga gizi, dan 366 orang tenaga keteknisian farmasi dan 1.449 orang
di rumah sakit akan lebih besar lagi bila dihitung kebutuhan tenaga kesehatan di
pengembangan SDM berupa poster dan Standar Operasional Prosedur (SOP) saja.
Bahkan di ruang laboratorium dan rekam medik tidak dilengkapi fasilitas tersebut.
keterampilannya.
teknik yang diusulkan tahun 2019 mencapai Rp. 200 juta tetapi yang ditetapkan
hanya Rp. 105 juta. Dana tersebut belum dapat membiayai program
hanya diikuti oleh beberapa orang saja. Minimnya anggaran tersebut disebabkan
dana dari APBK tidak mencukupi dan pembayaran klaim dari BPJS tidak lancar.
tahun 2019 hanya 5 orang perawat ruang ICU rumah sakit sedangkan perawat
Keadaan ini memperkuat asumsi peneliti bahwa RSU Pidie Jaya perlu
rumah sakit. Maka dari itu, manajemen rumah sakit perlu memprioritas dengan
diselenggarakan rumah sakit berupa APN bagi bidan, pemasangan infus, kateter
bagi perawat, pelatihan Bantuan Hidup Dasar (BHD) dan Pencegahan dan
Pendalian Infeksi (PPI) bagi seluruh tenaga kesehatan. Pelatihan lainnya yaitu
darah rutin. Pelatihan lainnya yang telah diselenggarakan antara lain Manajemen
pelatihan di luar rumah sakit tidak pernah diselenggarakan disebabkan dana untuk
kesehatan.
118
dalam memberikan ceramah, workhosp, pelatihan berasal dari rumah sakit seperti
dokter spesialis yang masih aktif bekerja di RSU Pidie Jaya. Narasumber juga
berasal dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) yang bekerjasama dengan Dinas
Kesehatan Kabupaten Pidie Jaya dan Provinsi Aceh. Namun tenaga pengajar yang
pengeluaran rumah sakit. Menurut Elke (2008) bahwa Rumah Sakit Karel
SDM dengan memanfaatkan dokter spesialis yang ada di rumah sakit untuk
RSU Pidie Jaya. Sarana yang utama adalah berupa aula untuk pertemuan berbagai
pelatihan dan workshop dan kegiatan lainnya. Sedangkan di berbagai unit hanya
kerja masih kurang lengkap. Anggaran dana khusus pelayanan kesehatan kerja
belum ada dan suasana kerja yang sebagian besar belum kondusif karena belum
sampai bulan Oktober 2019 jumlah tenaga kesehatan yang mengikuti pendidikan
Berdasarkan hasil wawancara pada survei awal dengan dua orang kepala
lebih tinggi sulit mendapat izin karena dapat mengganggu jadwal kerja di rumah
sakit.
pembinaan kepada perawat pelaksana. Sedangkan tenaga ahli pelatih dari luar
jarang disediakan rumah sakit tetapi pengoptimalkan petugas yang ada di rumah
penduduk Indonesia.
pemberian insentif, tenaga kesehatan juga diberikan sanksi yang tegas, di mana
yang dievaluasi setiap tahun berupa kualitas kerja, kehadiran, dan kerajinan dalam
Aspek lain dalam pengembangan SDM tenaga kesehatan rumah sakit juga
temuan di lapangan kegiatan ini belum diterapkan sesuai perataran yang ada.
Berdasarkan hasil pengamatan peneliti bahwa masih ada tenaga kesehatan yang
cukup lama menduduki suatu jabatan di dalam komitenya. Walaupun posisi kerja
tenaga kesehatan diatur oleh pihak manajemen rumah sakit, namun frekuensi
tidak menentu waktu menduduki jabatan tersebut. Artinya setiap tenaga kesehatan
dapat perpindah sesuai dengan petunjuk atau perintah dari atasan. Padahal
tenaga kesehatan belum berjalan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan, dimana
kepala ruang ada yang menjabat sampai dua tahun lebih tanpa dipindahkan dari
kesehatan non PNS asal tidak melanggar jadwal kerja dan kegiatan di rumah sakit
Rumah sakit tidak menyediakan dana khusus bagi tenaga kesehatan, baik
bahwa pengembangan karir tenaga kesehatan yang diterapkan saat ini berdasarkan
golongan atau lama kerja, seperti ingin menjadi kepala instansi yang sudah lama
rumah sakit. Penilaian kinerja belum menjadi acuan dalam menduduki suatu
2017 sebanyak 11.406 orang dan tahun 2018 sebanyak 12.307 orang. Terjadi
tenaga kesehatan dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan belum optimal. Hal
ini disebabkan belum diterapkan secara merata di seluruh unit layanan. Selain itu,
kepada tenaga kesehatan di RSU Pidie Jaya berupa teguran atau secara lisan.
agar lebih fokus dan bekerja dengan sungguh-sungguh dalam mentaati peraturan
yang ada. Namun ada juga informan mengatakan bahwa tenaga kesehatan yang
kesehatan sudah baik terutama mengenai absensi atau jadwal masuk dan pulang
(17).
pegawai pada tahun 2019 diketahui bahwa tenaga kesehatan non PNS yang
dikeluarkan sebanyak tujuh orang terdiri dari tiga perawat, tiga bidan dan satu
radiolog. Sedangkan lima orang berstatus PNS mendapat surat teguran karena
tidak disiplin masuk kerja (absensi). Hal ini menggambarkan bahwa rumah sakit
telah menerapkan sanksi sesuai dengan ketentuan terutama dalam hal jadwal
masuk kerja. Tidak berbeda jauh dengan pendapat Mathis bahwa penerapan
dimana hubungan sesama tenaga kesehatan di RSU Pidie Jaya sudah berjalan baik
dan harmonis. Hal in tentunya tidak terlepas dari komitmen mereka untuk saling
Namun berbeda dengan hasil pengamatan peneliti bahwa masih banyak tenaga
kesehatan yang tidak pernah mengikuti uji kompetensi dan tidak mengurus STR
terutama petugas honorer dan bakti tetapi dapat memberikan pelayanan kesehatan.
namun kegiatannya tidak rutin sehingga masih ada petugas yang tidak memiliki
5.5. Implikasi
pihak RSD Pidie Jaya terutama dalam pemenuhan kebutuhan jenis dan jumlah
pendidikan setia unit di rumah sakit sebagai sarana belajar dalam meningkatkan
koordinasi antara petugas kesehatan tetapi tidak diikuti penerapan disiplin yang
efketif sehingga masih ada tenaga kesehatan yang tidak mengurus STRnya.
tenaga kesehatan pada periode lima tahun ke depan dengan berkoordinasi dengan
pihak Dinas Kesehatan dan Provinsi Aceh terkait pendanaan khusus agar
Pada penelitian ini yang dilakukan di RSU Pidie Jaya dengan temuan hasil
survei awal dengan hasil wawancara cukup berbeda secara kuantitatif terutama
dalam hal jumlah kebutuhan tenaga kesehatan yang jumlahnya sangat signifikan
penelitian hanya 1 (satu) rumah sakit dan tidak diikuti dengan pengkajian rumah
sakit lainnya dengan tipe yang sama telah berhasil dalam program pengembangan
BAB VI
6.1. Kesimpulan
Sebagai bagian akhir dari tahapan penelitian ini, maka dapat disimpulkan
bahwa:
tamatan Strata 1 (S-1) serta dukungan fasilitas atau alat kesehatan belum
yang bekerja di rumah sakit dan himpunan IDI. Kegiatan penelitian tidak
tidak diikuti dengan penerapan sanksi yang tegas sehingga jadwal rotasi tidak
127
128
diberlakukan.
6.2. Saran
dan percepatan rumah sakit menjadi Badan Layanan Umum (BLU) sehingga
dan pendidikan lanjutan di luar rumah sakit tanpa harus menunggu bantuan
DAFTAR PUSTAKA
129
130
37. Sutrisno E. Manajemen sumber daya manusia. 8th ed. Jakarta: Kencana;
2016. 244 p.
38. Suprihanto J. Penilaian Kinerja dan Pengembangan Pegawai. Yogyakarta:
BPFE; 2010.
39. Muninjaya AAG. Manajemen Mutu Pelayanan Kesehatan. Jakarta: EGC;
2016.
40. Noe RA, Hollenbeck JR, Gerhart B, Wright PM. Manajemen Sumber Daya
Manusia Mencapai Keunggulan Bersaing. 6th ed. Jakarta: Salemba Empat;
2010.
41. Hartatik IP. Buku Praktis Mengembangkan SDM. Yogyakarta: Laksana;
2014.
42. Mangkunegara. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Remaja
Rosdakarya; 2013.
43. Bangun W. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Erlangga; 2012.
44. Moorhead G, Griffin RW. Perilaku Organisasi: Manajemen Sumber Daya
Manusia dan Organisasi. 9th ed. Jakarta: Salemba Empat; 2013.
45. Robbins SP, Judge TA. Organizational Behavior. 15th ed. New Jersey:
Pearson Education; 2013.
46. Robbins SP, Judge TA. Organizational Behavior. 9th ed. Jakarta: Salemba
Empat; 2013.
47. Gary D. Manajemen Sumber Daya Manusia: Human Reources
Management. 14th ed. Jakarta: Salemba Empat; 2015.
48. Enambe E. Analisis Sistem Perencanaan Sumber Daya Manusia pada
Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten Tolikara Provinsi Papua. JIKMU.
2015;5(5).
49. Mulyana D. Metodologi Penelitian Kualitatif. 5th ed. Bandung: Remaja
Rosdakarya; 2006. 302 p.
50. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. 2nd ed.
Bandung: Alfabeta; 2019. 564 p.
51. Bungin B. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan. Publik
dan Ilmu Sosia lainnya. Jakarta: Kencana; 2007. 348 p.
132
Peneliti Responden
Fauzi ----------------------
133
PEDOMAN WAWANCARA
Tanggal Wawancara :
Pukul :
Informan :
I. Identitas Informan
1. Nama :
2. Umur :
3. Jenis Kelamin :
4. Pendidikan Terakhir :
5. Masa kerja :
6. Jabatan/Profesi :
7. Pelatihan yang diikuti :
Lampiran 3
TRANSKRIP WAWANCARA
1. DIREKTUR
Keterangan :
P : Peneliti,
S : Sumber Informasi
Hasil wawancara:
P : Assalamualaikum
SI : Waalaikum salam
P : Saya sedang meneliti tentang implementasi pengembangan Sumber Daya
Manusia (SDM) tenaga kesehatan di rumah sakit ini
P : Bisa bapak ceritakan tentang pengembangan SDM tenaga kesehatan di
rumah sakit ini?
SI : Kebutuhan tenaga kita berpedoman pada permenkes no 56 tahun 2014,
karena ada beberpa jenis tenaga kesehatan yang belum mencukupi termasuk
juga dokter spesialis.
P : Jenis tenaga kesehatan apa saja yang masih dibutuhkan ?
SI : - Dokter spesialis
- Farmasi
- Analis
- rekam medik
- gizi
- elektromedik
- rehabilitasi medik
- petugas proteksi radiasi (PPR)
P : Berapa jumlah orang tenaga kesehatan dari masing-masing jenis tenaga
kesehatan tsb yang masih dibutuhkan ?
SI : Secara pasti saya tidak tahu berapa jumlah yang masih dibutuhkan, hasil ini
bisa ditanyakan langsung ke bagian kasubbag kepegawaian
P : Kalau jumlah perawat/bidan apakah sudah mencukupi?
SI : Perawat/bidan sekarang sudah mencukupi dan bahkan kalau melebihi sudah
sekarang
P : Bagaimana mengatasi kekurangan ini?
135
Keterangan :
P : Peneliti,
S : Sumber Informasi
Hasil Wawancara
P : Assalamualaikum
SI : Waalaikum salam
P : saya sedang meneliti tentang implementasi pengembangan Sumber Daya
Manusia (SDM) tenaga kesehatan di rumah sakit ini
P : Bisa bapak ceritakan tentang pengembangan SDM tenaga kesehatan di
rumah sakit ini?
SI : jumlah tenaga keperawatan/bidan saat ini sudah mencukupi, tetapi kami
masih membutuhkan tenaga perawat khusus, spt:
- Perawat spesialis bedah 5 orang
- Perawat spesialis dalam 5 orang
- Perawat spesialis mata 5 orang
P : jenis tenaga kesehatan apa saja yang belum mencukupi?
SI : - Dokter spesialis
- Farmasi
- Analis
- rekam medik
- gizi
- elektromedik
- rehabilitasi medik
- petugas proteksi radiasi (PPR)
P : berapa jumlah perawat khusus yang sudah dikirem untuk pelatihan?
SI : Perawat ICU dan tenaga CSSD
P : untuk kedepan apakah sudah direncanakan untuk pengiriman tenaga
mengikuti bimtek/pelatihan?
SI : ya, perawat bedah, tenaga PPI dan tenaga proteksi radiasi
P : berapa jumlah orang tenaga kesehatan dari masing-masing jenis tenaga
kesehatan tsb yang masih dibutuhkan?
SI : - Dokter spesialis : 3 org
- Farmasi :
- Apoteker : 2 org
138
Keterangan :
P : Peneliti,
S : Sumber Informasi
Hasil Wawancara
P : Assalamualaikum
SI : Waalaikum salam
P : saya sedang meneliti tentang implementasi pengembangan Sumber Daya
Manusia (SDM) tenaga kesehatan di rumah sakit ini
P : Bisa bapak ceritakan tentang pengembangan SDM tenaga kesehatan di
rumah sakit ini?
SI : perencanaan kebutuuhan tenaga kesehatan berpedoman pada permenkes no.
56 tahun 2014 sesuai dengan rumah sakit ini yaitu type C, penyusunan
kebutuhan SDM tenaga kesehatan belum dilakukan berdasarkan analisis
beban kerja (ABK).
P : jenis tenaga kesehatan apasaja yang belum mencukupi?
SI : - Dokter spesialis penunjang
- Perawat anastesi
- Perawat mata
- Perawat bedah
- Perawat ICU
- Apoteker
- Analis
- rekam medik
- gizi
- petugas proteksi radiasi (PPR)
- perawat IGD yang bersertifikat khusus (BTCLS) masih kurang, yang
sudah mengikuti BTCLS sebanyak 4 orang dari 32 orang tenaga
perawat IGD
P : dimana mereka mengikuti pelatihan tersebut dan apakah akan ditambah lagi
pada tahun berikutnya?
SI : di rumah sakit adam malek medan tahun depan rencana akan dikirem lagi
Perawat ICU dan tenaga CSSD, perawat bedah, tenaga PPI dan tenaga
proteksi radiasi itupun tergantung jumlah dana yang tersedia
141
P : pernahkah pihk rumah sakit melakukan studi banding ke rumah sakit lain?
SI : pernah, yaitu ke rumah sakit ibnu sina kabupaten aceh besar dan rumah sakit
adam malik medan
P ; apakah rumah sakit ada kerjasama dengan pihak lain?
SI : rencana kedepan kita akanmelakukan kerjasama dengan Rumah sakit umum
dr. Zainoel Abidin (RSUZA) banda aceh dan fakultas kedokteran
Universitas syiah kuala banda aceh
P : bagaimana dengan pemberian insentif kepada tenaga kesehatan di rumah
sakit?
SI : insentif diberikan berpedoman kepada perbup yang bersumber dana dari
BPJS
P : bagaiamana bentuk penghargaan yang diberikan kepada tenaga kesehatan?
SI : penambahan insentif bagi tenaga perawat/bidan yang rajin dan pemotongan
insentif bagi tenaga perawat yang tidak rajin (berdasarkan kehadiran)
P : bagaimana bentuk sanksi yang diberikan apabila ada staf yang melakukan
pelanggaran?
SI : pertama-tama akan dibina oleh komite masing-masing kemudian apabila
tidak ada perubahan akan diberikan sanksi oleh [ihak manajemen rumah
sakit berupa :
- Tidak diberikan atau pemotongan insentif
- Tenaga sukarela akan dikeluarkan
- Tenaga kontrak tidak diperpanjang lagi kontraknya uutuk tahun depan
-Dikeluarkan bagi tenaga non PNS, sedangkan PNS diberikan surat teguran
atau dikembalikan ke BKPSDM
P : apa dasar dilakukan rotasi pegawai?
SI : rotasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit.
P : apakah rumah sakit memberi izin untuk melanjutkan pendidikan ?
SI : untuk tenaga PNS kita hanya dapat memberikan rekomendasi, sedangkan
izin dari pimpinan daerah melalui BKPSDM. Untuk tenaga kontrak atau
bakti kita sangat mendukung apabila ada yang melanjutkan pendidikan
P : apakah ada bantuan dana untuk yang melanjutkan pendidikan?
SI : itu tergantung dari kasiapan pemerintah daerah khusus PNS sedangkan yang
bakti atau kontrak biasanya biaya pendidkan ditanggung sendiri sedangkan
pihak rumah sakit tdak mampu memberikan bantuan dana
P : apakah ada yang sudah mengikuti pelatihan berkelanjutan?
SI : sampai saat ini belum ada yang mengikuti pelatihan berkelanjutan karena
kita prioritaskan dulu pelatihan-pelatiahan yang sangat dibutuhkan
P : dalam hal pengawasan mutu, bagaimana pembinaan yang diberikan kepada
tenaga kesehatan?
SI : pembinaan menjadi tangung jawab masing-masing komite
P : menurut bapak bagaimana hubungan sesama tenaga kesehatan?
SI : sampai saat ini cukup harmonis
P : apakah sudah dilakukan uji kompetensi untuk tenaga kes?
SI : uji kompetensi biasanya dibuat oleh kampus atau organisasi profesi, tapi
untuk kenaikan jabatan fungsional dibuat oleh dinas kesehatan kabupaten
bekerjasama dengan organisasi profesi
143
Keterangan :
P : Peneliti,
S : Sumber Informasi
Hasil Wawancara
P : Assalamualaikum pak
SI : Waalaikum salam
SI : apa yang bisa saya bantu
P : Saya mahasiswa S-2 Kesehatan Masyarakat Stikes Helvetia Medan yang
akan melakukan penelitian tentang implementasi pengembangan sumber
daya tenaga kesehatan di rumah sakit umum daerah pidie jaya. Jadi saya
ingin mewawancarai bapak, apakah bapak bersedia pak?
SI : ya boleh, dengan senang hati saya bantu. Kalau memang pak fauzi
membutuhkan data dalam bentuk hard copy silakan minta saya bantu
P : terima kasih pak
P : Bisa bapak ceritakan tentang pengembangan SDM tenaga kesehatan di
rumah sakit ini?
SI : Rencana untuk kebutuhan tenaga kesehatan tidak disusun secara detail
karena alokasi anggaran yang tidak mencukupi dan sulitnya tenaga
kesehatan jenis profesi tertentu.
P : jenis tenaga kesehatan apasaja yang belum mencukupi pak?
SI : - Dokter spesialis penunjang
- Perawat anastesi
- Perawat mata
- Perawat bedah
- Perawat ICU
- Apoteker
- Analis
- rekam medik
- gizi
- petugas proteksi radiasi (PPR)
- perawat IGD yang bersertifikat (BTCLS)
P : berapa jumlah orang tenaga kesehatan dari masing-masing jenis tenaga
kesehatan tsb yang masih dibutuhkan?
SI : - Dokter spesialis : 3 org
145
P : pernahkah pihk rumah sakit melakukan studi banding ke rumah sakit lain?
SI : pernah, yaitu ke rumah sakit ibnu sina kabupaten aceh besar dan rumah sakit
adam malik medan
P ; apakah rumah sakit ada kerjasama dengan pihak lain?
SI : rencana kedepan kita akanmelakukan kerjasama dengan Rumah sakit umum
dr. Zainoel Abidin (RSUZA) banda aceh dan fakultas kedokteran
Universitas syiah kuala banda aceh
P : bagaimana dengan pemberian insentif kepada tenaga kesehatan di rumah
sakit?
SI : insentif diberikan berdasarkan tingkat kehadiran dan cara pembagian
insentid berpedoman kepada perbup
P : bagaiamana bentuk penghargaan yang diberikan kepada tenaga kesehatan?
SI : penambahan insentif bagi tenaga perawat/bidan yang rajin dan pemotongan
insentif bagi tenaga perawat yang tidak rajin (berdasarkan kehadiran)
P : bagaimana bentuk sanksi yang diberikan apabila ada staf yang melakukan
pelanggaran?
SI : pembinaan menjadi tanggung jawab masing-masing komite sedangkan
sanksi diberikan atas persetujuan direktur
P : apa dasar dilakukan rotasi pegawai?
SI : rotasi dilakukan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit dan disesuaikan
dengan basic pendidikan.
P : apakah rumah sakit memberi izin untuk melanjutkan pendidikan ?
SI : direktur sangat mendukung staf yang ingin melanjutkan pendidikan, untuk
tenaga PNS kita hanya dapat memberikan rekomendasi, sedangkan izin dari
pimpinan daerah melalui BKPSDM. Untuk tenaga kontrak atau bakti kita
sangat mendukung apabila ada yang melanjutkan pendidikan
P : apakah ada bantuan dana untuk yang melanjutkan pendidikan?
SI : rumah sakit tidak ada dana untuk bantuan pendidikan staf, biasanya staf
yang melanjutkan pendidikan menggunakan dana sendiri
P : apakah ada yang sudah mengikuti pelatihan berkelanjutan?
SI : ada seperti ATCLS, BTCLS, Perawat ICU
P : dalam hal pengawasan mutu, bagaimana pembinaan yang diberikan kepada
tenaga kesehatan?
SI : pembinaan menjadi tangung jawab masing-masing komite, yaitu :
- Dokter dibina oleh komite medik
- perawat/bidan dibina oleh komite keperawatan
- farmasi dibina oleh komite farmasi
- analis dibina oleh komite laboratorium
- fisioterapi dibina oleh komite rehab medik
- tenaga kesehatan lain yang belum ada komte akan dibina oleh komite
peningkatan mutu dan keselamatan pasien
P : apa saja sanksi yang pernah diberikan kepada staf rumah sakit?
SI : - surat teguran (non PNS/PNS)
- Dikeluarkan (non PNS)
- Dikembalikan ke BKPSDM (PNS)
P : menurut bapak bagaimana hubungan sesama tenaga kesehatan?
SI : sampai saat ini cukup harmonis
147
Keterangan :
P : Peneliti,
S : Sumber Informasi
Hasil Wawancara
P : Assalamualaikum buk hajjah
SI : Waalaikum salam
SI : masuk pak, apa yang dapat saya bantu
P : Saya mahasiswa S-2 Kesehatan Masyarakat Stikes Helvetia Medan yang
akan melakukan penelitian tentang implementasi pengembangan sumber
daya manusia tenaga kesehatan di rumah sakit umum daerah pidie jaya. Jadi
saya ingin mewawancarai bu hajjah, apakah ibu bersedia?
SI : bersedia
P : Bisa ibu ceritakan kebutuhan SDM tenaga kesehatan di rumah sakit ini?
SI : kebutuhan SDM tenaga di rumah sakit saat ini khususnya perawat dan bidan
sudah cukup yaitu 2 perawat untuk 3 bed pasien, tetapi ada beberapa
perawat khusus yang belum cukup
P : jenis perawa khusus apasaja yang belum mencukupi bu?
SI :
- Perawat anastesi
- Perawat mata
- Perawat bedah
- Perawat ICU
- perawat IGD yang bersertifikat (BTCLS)
P : berapa jumlah tenaga perawat khusus tadi yang masih dibutuhkan?
SI : - perawat ICU : 10 org
- perawat anastesi : 2 org
- perawat bedah : 5 org
- perawat IGD : 15 org
- perawat mata : 3 org
P : pelatihan apa saja yang perrnah diikuti oleh perawat/bidan?
SI : perawat ICU 5 org, perawat IGD 5 dan bidan PONEK 7 org
P : apakah itu menggunakan dana dari rumah sakit?
SI ; untuk perawat IGD menggunakan dana rumah sakit kita kirim ke rumah
sakit adam malek medan, perawat ICU kita buat di rumah sakit ini
sedangkan bidan PONEK dana dinas kesehatan provinsi.
149
SI : saat ini kita ada kerjsama dengan rumah sakit adam malek medan dan
kedepan kita akan melakukan kerjasama dengan Rumah sakit umum dr.
Zainoel Abidin (RSUZA) banda aceh dan fakultas kedokteran Universitas
syiah kuala banda aceh
P : bagaimana dengan pemberian insentif kepada tenaga kesehatan di rumah
sakit?
SI : insentif diberikan berdasarkan tingkat kehadiran dan cara pembagian
insentif berpedoman kepada perbup
P : bagaiamana bentuk penghargaan yang diberikan kepada tenaga kesehatan?
SI : penghargaan diberikan dengan penambahan insentif bagi tenaga
perawat/bidan yang rajin dan pemotongan insentif bagi tenaga perawat yang
tidak rajin (berdasarkan kehadiran)
P : bagaimana bentuk sanksi yang diberikan apabila ada staf yang melakukan
pelanggaran?
SI : dilakukan pembinaan yang menjadi tanggung jawab masing-masing komite
sedangkan sanksi diberikan atas persetujuan direktur
P : selama masa pembinaan apakah perawat/bidan masih bisa melayani pasien?
SI : selama masa pembinaan perawat/bidan akan dikembalikan ke bagian
administrasi, dan selama masa pembinaan tidak diberikan insentif
P : apa dasar dilakukan rotasi pegawai?
SI : rotasi dilakukan dengan melihat masa kerja dengan tujuan penyegaran dan
disesuaikan dengan kebutuhan rumah sakit.
P : apakah rumah sakit memberi izin untuk melanjutkan pendidikan ?
SI : kami sangat mendukung jika staf melanjutkan pendidikan ke jenjang yang
lebih tinggi
P : apakah ada bantuan dana untuk yang melanjutkan pendidikan?
SI : rumah sakit tidak ada dana untuk bantuan pendidikan staf, biasanya staf
yang melanjutkan pendidikan menggunakan dana sendiri
P : apakah ada yang sudah mengikuti pelatihan berkelanjutan?
SI : ada seperti : ATCLS, BTCLS dan perawat ICU
P : berapa jenis komite yang ada ?
SI :
- komite medik
- komite keperawatan
- omite farmasi
- komite laboratorium
- komite rehab medik
- komite peningkatan mutu dan keselamatan pasien
P : apa saja sanksi yang pernah diberikan kepada staf rumah sakit?
SI : - surat teguran (non PNS/PNS)
- Dikeluarkan (non PNS)
- Dikembalikan ke BKPSDM (PNS)
P : menurut bu hajjah bagaimana hubungan sesama tenaga kesehatan?
SI : cukup harmonis
P : apakah sudah dilakukan uji kompetensi untuk tenaga kes?
151
SI : uji kompetensi biasanya dibuat oleh kampus atau organisasi profesi, tapi
untuk kenaikan jabatan fungsional dibuat oleh dinas kesehatan kabupaten
bekerjasama dengan organisasi profesi
P : bagaimana dengan STR?
SI : tenaga kesehatan yang belum ada STR ditempatkan pada bagian
administrasi, sedangkan yang dipelayanan semuanya sudah ada STR.
Keterangan :
P : Peneliti,
S : Sumber Informasi
Hasil Wawancara
P : Assalamualaikum buk
SI : Waalaikum salam
SI : apa yang dapat saya bantu
P : Saya mahasiswa S-2 Kesehatan Masyarakat Stikes Helvetia Medan yang
akan melakukan penelitian tentang implementasi pengembangan sumber
daya manusia tenaga kesehatan di rumah sakit umum daerah pidie jaya. Jadi
saya ingin mewawancarai bu hera, apakah ibu bersedia?
SI : bersedia
P : Bisa ibu ceritakan kebutuhan SDM tenaga kesehatan di rumah sakit ini?
SI : kebutuhan perawat khusus diruang penyakit dalam pria saat ini sudah
mencukupi
P : berapa jumlah perawat dan jumlah bed di ruangan ini ?
SI : jumlah perawat seluruhnya sebanyak 24 orang dan jumlah bed 12 unit
P : bagaimana sistem pengaturan shif jaga bagi perawat?
SI : shif dibagi dalam 3 shif yaitu pagi, sore, dan malam
P : berapa orang perawat dalam satu shif ?
SI : pagi sebanyak 8, sore 4 dan malam 4 orang, saya kira sudah cukup
P : berarti kondisi sekarang 1 orang perawat untuk 3 bed?
SI : ya
P : apakah ibu tau bahwa rumah sakit tipe c perbandingan perawat dengan
jumlah bed adalah 2 : 3 sesuai dengan permenkes no 56 tahun 2014?
SI : tahu, para staf memintanya demikian jadi ada lebih banyak hari libur.
Sampai saat ini belum ada keluhan baik dari perawat jaga maupun pasien
152
P : kalau kita bandingkan dengan 2 bed untuk 3 orang pasien, maka jumlah
perawat jaga sore dan malam belum cukup, bagaimana tanggapan ibu?
SI : ya, yang sebenarnya untuk jaga sore dan malam seharusnya 8 orang perawat
karena ada 12 bed, kedepan kita akan membuat perubahan dengan cara
mengurangi jumlah perawat yang shif pagi, saat ini shif pagi dengan jumlah
yang lebih banyak
P : pelatihan apa saja yang dibutuhkan oleh perawat untuk ruang penyakit
dalam pria?
SI : ada beberapa pelatihan yang seharusnya mereka dapatkan seperti ;
- PPI
- Manajemen nyeri
- BHD
- Training TB
- BTCLS
P : pelatiha apasaja yang sudah diikuti oleh perawat ?
SI : PPI dan BHD yang dibuat oleh rumah sakit ini, manajemen nyeri dibuat
oleh dinas kesehatan provinsi sedangkan BTCLS dan training TB belum ada
P : bagaimana dengan pelatihan yang belum diikuti oleh perawat, apakah sudah
disampaikan ke manajemen rumah sakit?
SI : kami sudah sampaikan bahwa pelatihan tersebut ssangat kami butuhkan tapi
sampai sekarang belum ada respon
P : pelatihan yang dibuat oleh rumah sakit, siapa narasumbernya?
SI : narasumber dari dokter spesialis yang ada di rumah sakit ini dan IDI
wilayah aceh
P : apakah fasilitas/alat kesehatan sudah mencukupi diruangan ini ?
SI : untuk alat kesehatan diruangan ini masih kurang, ada alat tertentu yang
kami butuh tapi tidak ada diruangan ini sehingga kami harus meminjam
keruangan lainnya kalau kami membutuhkan alat tersrbut.
P : sudah berapa lama seperti ini bu?
SI : sudah lama, kami sudah menyampaikan ke manajemen rumah sakit berkali-
kali untuk pengadaan alat-alat tersebut tapi sampai sekarang belum kami
terima
P : sarana pengembangan tenaga kesehatan di rumah sakit apa saja bu?
SI : disini hanya tersedia beberapa poster dan SOP sebagai panduan mereka
berkerja dan sudah kami tempelkan untuk memudahkan perawat dalam
membaca.
P : apakah dana menjadi kendala dalam pemenuhan alat-alat kesehatan?
SI : kami tidak tahu tnetang dana cukup atau tidak karena kami tidak pernah
dilibatkan dalam perencanaan sesuatu, jadi yang tau masalah dana rumah
sakit ya manajemen rumah sakit
P : bagaiaman cara menentukan peserta yang akan dikirim untuk mengikuti
pelatihan?
SI : kita menanyakan langsung ke petugas siapa yang bersedia mengikuti
pelatihan
P : apakah rumah sakit pernah membuat suatu penelitian?
SI : belum pernah
153
Keterangan :
P : Peneliti,
S : Sumber Informasi
Hasil Wawancara
P : Assalamualaikum
SI : Waalaikum salam
P : Saya mahasiswa S-2 Kesehatan Masyarakat Stikes Helvetia Medan yang
akan melakukan penelitian tentang implementasi pengembangan sumber
daya manusia tenaga kesehatan di rumah sakit umum daerah pidie jaya. Jadi
saya ingin mewawancarai ibu, apakah ibu bersedia?
SI : bersedia
P : Bisa ibu ceritakan kebutuhan SDM tenaga kesehatan di rumah sakit ini?
SI : jumlah perawat sudah cukup, kami masih butuh perawat S-1 yang
profesional karena saat ini perawat diruang ini semuanya masih D-III
P : berapa jumlah perawat dan jumlah bed di ruangan ini ?
SI : jumlah perawat seluruhnya sebanyak 30 orang dan jumlah bed 14 unit
P : bagaimana sistem pengaturan shif jaga bagi perawat?
SI : shif dibagi dalam 3 shif yaitu pagi, sore, dan malam
P : berapa orang perawat dalam satu shif ?
SI : pagi sebanyak 12, sore 6 dan malam 4 orang
P : jadi kalau kita lihat dari jumlah perawat per shif masih belum cukup ya
bu? SI : ya
P : seharusnya bagaimana bu?
SI : seharusya sesuai dengan permenkes no 56 tahun 2014 yaitu dengan
perbandingan 2 perawat untuk 3 bed pasien
P : berarti kondisi sekarang 1 orang perawat untuk 2 atau 3 bed?
SI : ya
P : bagaimana ibu mengatasi masalah ini supaya sesuai dengan permenkes?
SI : jadwal jaga ini dibuat dari masukan teman-teman sehingga lebih banyak
hari libur untuk mereka, mengingat sebagian besar mereka berstatus bakti,
jadwal jaga seperti ini juga sama dengan ruangan-ruangan lainnya
P : kalau kita bandingkan dengan 2 bed untuk 3 orang pasien, maka jumlah
perawat jaga sore dan malam belum cukup, bagaimana tanggapan ibu?
155
SI : ya, yang sebenarnya untuk jaga sore orang dan malam seharusnya minimal
8 orang perawat karena ada 14 bed, untuk memperbaiki kualitas pelayanan
akan dilakukan perubahan pada penyusunan roster dinas
P : pelatihan apasaja yang dibutuhkan oleh perawat untuk ruang penyakit dalam
pria?
SI : kami sangat membutuhkan pelatihan BTCLS untuk perawat
P : berapa orang perawat yang suddah mengikuti pelatihan BTCLS?
SI : belum ada, karena harus menggunakan dana sendiri.
P : bagaimana dengan pelatihan yang belum diikuti oleh perawat, apakah sudah
disampaikan ke manajemen rumah sakit?
SI : kami sudah sampaikan bahwa pelatihan tersebut ssangat kami butuhkan
P : apakah ada pelatihan yang dibuat oleh rumah sakit?
SI : ada, yaitu BHD
P : pelatihan yang dibuat oleh rumah sakit, siapa narasumbernya?
SI : narasumber dari dokter spesialis yang ada di rumah sakit ini dan IDI
wilayah aceh
P : apakah fasilitas/alat kesehatan sudah mencukupi diruangan ini ?
SI : ada alat yang kami butuhkan belum ada, sehingga harus pinjam ke ruang
lain
P : sudah berapa lama seperti ini bu?
SI : sudah lama, kami sudah menyampaikan ke manajemen rumah sakit berkali-
kali untuk pengadaan alat-alat tersebut tapi sampai sekarang belum kami
terima
P : sarana pengembangan tenaga kesehatan di rumah sakit apa saja bu?
SI : hanya berupa poster
P : apakah dana menjadi kendala dalam pemenuhan alat-alat kesehatan?
SI : masalah dana saya tidak tahu
P : bagaiaman cara menentukan peserta yang akan dikirim untuk mengikuti
pelatihan?
SI : tidak bisa dengan langsung tunjuk orangnya karena tidak semua staf bisa
mengikuti pelatihan karena kondisi tertentu
P : apakah rumah sakit pernah membuat suatu penelitian?
SI : belum pernah
P : pernahkah ibu diikutkan dalam studi banding ke rumah sakit
lain? SI : belum pernah
P : bagaimana dengan pemberian insentif kepada perawat diruangan ini?
SI : insentif diberikan berdasarkan tingkat kehadiran
P : adakah penghargaan kepada perawat yang rajin?
SI : kita beri tambahan insentif bagi mereka yang rajin
P : bagaimana bentuk sanksi yang diberikan apabila ada perawat yang
melakukan pelanggaran?
SI : sanksinya berupa pemotongan insentif
P : apakah ada pembinaan untuk perawat yang melanggar peraturan?
SI : ya ada, saya juga membina mereka yang bandel kalau memang tidak
berubah saya laporkan ke komite keperawatan
P : selama masa pembinaan apakah perawat masih bisa melayani pasien?
156
Hasil Wawancara
P : Assalamualaikum
SI : Waalaikum salam
P : Saya mahasiswa S-2 Kesehatan Masyarakat Stikes Helvetia Medan yang
akan melakukan penelitian tentang implementasi pengembangan sumber
daya manusia tenaga kesehatan di rumah sakit umum daerah pidie jaya. Jadi
saya ingin mewawancarai ibu, apakah ibu bersedia?
SI : bersedia
P : Bisa ibu ceritakan kebutuhan SDM tenaga kesehatan di rumah sakit ini?
SI : jumlah perawat sudah cukup jika kita melihat dari jumlah bed yang ada, jadi
kami sangat berharap kalau rumah sakit mau mendanai untuk melanjutkan
pendidikan ke S-1
P : berapa jumlah perawat dan jumlah bed di ruangan ini ?
SI : jumlah perawat seluruhnya sebanyak 16 orang dan jumlah bed 6 unit
P : bagaimana sistem pengaturan shif jaga bagi perawat?
SI : shif dibagi dalam 3 shif yaitu pagi, sore, dan malam
P : berapa orang perawat dalam satu shif ?
SI : pagi sebanyak 8, sore 2 dan malam 2 orang
P : apakah perlu penambahan tenaga untuk ruang kelas I ?
SI : untuk saat ini sudah cukup karena sudah sesuai yaitu 2 perawat untuk 3 bed
pasien
P : bagaimana dengan fasilitas kesehatan diruangan ini bu, apa sudah
mencukupi atau masih kurang?
SI : fasilitasnya masih kurang, karena ruang kelas I ini baru dibuka hanya
beberapa bulan lalu
P : khusus alat-alat kesehatan, apakah masih kurang juga?
SI : ya, seperti nebulizer, EKG dan beberapa alat kesehatan lainya yang berlum
tersedia
P : bagaimana mengatasinya apabila ada pasien yang membutuhkan EKG?
SI : kami pinjam keruang lain, setelah pemakaian dikembalikan lagi.
P : apakah kekurangan alat kesehatan seperti sudah direncanakan untuk
pengadaan pada tahun depan?
158
SI : masalah perencanaan pengadaan alat kesehatan saya tidak tahu karena itu
urusannya manajemen rumah sakit
P : untuk pengembangan tenaga kesehatan, apa saja yang pernah dilakukan?
SI : rumah sakit pernah membuat acara pelatihan untk perawat seperti BHD dan
PPI
P : pelatihan yang dibuat oleh rumah sakit, siapa narasumbernya?
SI : narasumber dari dokter spesialis yang ada di rumah sakit ini dan IDI
wilayah aceh
P : apakah rumah sakit menyiapkan dana untuk kegiatan pelatihan diluar
daerah?
SI : masalah ketersediaan dana kami tidak tahu, tetapi sampai saat ini perawat di
ruang kelas I belum pernah mengikuti pelatihan di luar rumah sakit
P : sarana pengembangan tenaga kesehatan di rumah sakit apa saja bu?
SI : hanya berupa poster dan SOP
9. KEPALA FARMASI
Informan : kepala Farmasi
Waktu wawancara: 2019, pukul 11.00 WIB
Nama : Sri Munawarni, S.Farm. Apt
Jenis Kelamin : Perempuan
Umur : 37 tahun
Pendidikan : Apoteker
Jabatan : Kepala Farmasi
Alamat :
Keterangan :
P : Peneliti,
S : Sumber Informasi
Hasil Wawancara
P : Assalamualaikum
SI : Waalaikum salam
P : Saya mahasiswa S-2 Kesehatan Masyarakat Stikes Helvetia Medan yang
akan melakukan penelitian tentang implementasi pengembangan sumber
daya manusia tenaga kesehatan di rumah sakit umum daerah pidie jaya. Jadi
saya ingin mewawancarai ibu, apakah ibu bersedia?
SI : bersedia
P : berapa orang jumlah tenaga di bagian farmasi bu?
SI : Apoteker 5 dan Ass. Apoteker 40 orang
P : apakah jumlah tersebut sudah cukup untuk rumah sakit ini sesuai dengan
type c?
SI : belum pak, kami masih membutuhkan 3 orang apoteker dan 20 orang ass.
Apoteker. Saya rencana mau membuka depo ICU dan depo rawat
inap P : dibagian mana saja apoteker/ass.apoteker ditempatkan?
SI : Depo IGD, depo IBS, apotek rawat jalan dan gudang. Sekarang belum ada
depo ICU dan depo rawat inap
P : apakah sudah direncanakan untuk penambahan tenaga baik apoteker
amupun ass. Apoteker?
SI : saya sudah menyampaikan ke manajemen rumah sakit tentang kekurangan
tenaga baik apoteker maupun ass.apoteker, saya tidak mempermasalahkan
status tenaga apakah pns, kontrak ataupun tenaga bakti.
P : apa kendalanya sehingga apoteker/ass.apoteker masih kurang di rumah sakit
ini?
SI : kendalanya yang pertama adalah kelangkaan tenaga profesi apoteker, yang
kedua kita rekrut tenaga kontrak tapi bermasalah pada jumlah honor yang
mereka minta, pernah ada apoteker dengan status bakti (teaga sukarela)
tetapi beberapa bulan bekerja sudah minta keluar karena sudah diterima
ditempat lain
P : bagaimana dengan fasilitas kesehatan diruangan ini bu, apa sudah
mencukupi atau masih kurang?
SI : fasilitasnya masih sangat kurang
P : apasaja yang masih kurang atau sangat dibutuhkan?
161
SI : misalnya lemari narkotik yang ada hanya digudang dan depo IBS sedangkan
di apotik rawat jalan dan depo IGD belum ada lemari narkotik. Gudang obat
kami ini ruko yang disewa oleh rumah sakit karena kami belum memilki
gudang farmasi yang permanen milik sendiri
P : apakah sudah direncanakan untuk dibangun gudang farmasi ditahun
berikutnya?
SI : kalau itu saya tidak tahu
P : apakah ibu pernah mengikuti pelatihan ?
SI : ada
P : pelatihan apasaja bu ?
SI : PPRA (program pengendalian resistensi antimikroba), manajemen farmasi,
cara penggunaan insulin dan BHD
P : selain ibu, apakah staf yang lain juga mendapatkan pelatihan?
SI : staf yang mengikuti pelatihan hanya satu orang yang lain belum pernah, ada
satu orang lagi yang mengikuti magang di RSUZA banda aceh pada bagian
farmasi
P : apakah rumah sakit menyiapkan dana untuk kegiatan pelatihan diluar
daerah?
SI : semua pelatihan yang kami ikuti diluar daerah bukan dana rumah sakit
malainkan dana bantuan dari pihak lain
P : pelatihan apasaja yang seharusnya diikuti oleh staf farmasi ?
SI :
Keterangan :
P : Peneliti,
S : Sumber Informasi
Hasil Wawancara
P : Assalamualaikum
SI : Waalaikum salam
P : Saya mahasiswa S-2 Kesehatan Masyarakat Stikes Helvetia Medan yang
akan melakukan penelitian tentang implementasi pengembangan sumber
daya manusia tenaga kesehatan di rumah sakit umum daerah pidie jaya. Jadi
saya ingin mewawancarai ibu, apakah ibu bersedia?
SI : ya bersedia
P : berapa orang jumlah tenaga di bagian farmasi bu?
SI : 20 orang
P : apakah jumlah tersebut sudah cukup atau belum bu?
SI : belum pak, sebetulnya kami bekerja untuk 2 (dua) instalasi yaitu instalasi
laboratorium dan instalasi unit transfusi darah.
P : apakah laboratorium belum memiliki gedung sendri?
SI : belum, gedung ini sebenarnya gedung UTD sedang gedung laboratorium
belum sendiri belum ada
P : apakah ibu merasa perlu penambahan tenaga?
SI : ya pasti, kami merasa beban kerja kami sangat berat dengan jumlah tenaga
hanya 20 orang, apalagi shif pagi kalau pasien poliklinik rame ditambah lagi
pasien ruangan. Kalau ada penambahan tenaga harus minimal lulusan D-III
analis
P : berapa jumlah pasien rata-rata perhari?
SI : pasien rata-rata 80 orang per hari ditambah lagi dengan pendonor. Kami
sangat kesulitan pada saat ada kerusakan alat sehingga dilakukan
pemeriksaan manual jadi butuh waktu yang lebih lama
P : bagiamana dengan fasilitas kesehatan/alat-alat laboratorium apakah sudah
mencukupi?
SI : alat-alat laboratorium sudah memadai tetapi satu jenis alat kami hanya
punya 1 unit sehingga pada saat rusak sambil menunggu datangnya teknisi
sampelnya kami kirim ke rumah sakit utuk diperiksa. Sebenarnya kami
butuh satu jenis alat kesehatan ada 2 unit sehingga kalau rusak satu masih
ada penggantinya
164
P : Apakah ada kerjasama dengan rumah sakit lain sehingga mau memeriksa
sampel yang ibu kirim?
SI : kerjasama secara formal tidak ada, tetapi itu hanya karena hubungan saya
dengan mereka saja yaitu status kawan dan bahkan kami sering saling
pinjam meminjam bahan pakai habis
P : apakah sudah pernah disampaikan ke manajemen rumah sakit bahwa
laboratorium masih membutuhkan tenaga?
SI : sudah, tetapi hanya secara lisan
P : apa ibu tahu kendalanya sehingga sampai saat ini tidak ada penambahan
tenaga di laboratorium?
SI : mungkin tidak ada yang mendaftar untuk ke rumah sakit ini, pernah ada
yang mendaftar tapi status bakti (sukarela) tidak di kontrak jadi yang
bersangkutan tidak mau
P : kenapa tidak dikontrak oleh rumah sakit padahal tenaga tersebutkan sangat
dibuthkan ?
SI : saya sudah menanyakan hal ini ke manajemen, saat ini rumah sakit tidak ada
anggaran untuk menambah tenaga kontrak
P : apakah sudah direncanakan untuk dibangun gudang laboratorium ditahun
berikutnya?
SI : kalau itu saya tidak tahu
SI : kalau dari penrintah rumah sakit belum ada, saya pernah kerumah sakit lain
utuk melihat penataan alat-alat kesehatan dan cara pembuatan SOP itu atas
dasar inisiatif dan dana saya sendiri
P : bagaimana dengan pemberian insentif kepada petugas diruangan ini?
SI : insentif diberikan berdasarkan tingkat kehadiran
P : adakah penghargaan kepada petugas yang rajin?
SI : yang rajin ya ditambah insentifnya
Hasil Wawancara
P : Assalamualaikum
SI : Waalaikum salam
P : Saya mahasiswa S-2 Kesehatan Masyarakat Stikes Helvetia Medan yang
akan melakukan penelitian tentang implementasi pengembangan sumber
daya manusia tenaga kesehatan di rumah sakit umum daerah pidie jaya. Jadi
saya ingin mewawancarai ibu, apakah ibu bersedia?
SI : ya bersedia
P : berapa orang jumlah tenaga di bagian rekam medik bu?
SI : 29 orang
P : sebenarnya yang cocok untuk tenaga yang bertugas di rekam medik ini latar
belakang pendidikan apa?
SI : Apikes (akademi perekam medis dan informatika kesehatan)
P ; apakah semua petugas dari lulusan D-III Apikes?
SI : hanya 5 orang yang lulusan Apikes termasuk saya
P : jadi latar belakang pendidikan apasaja yang bertugas di rekam medis selain
apikes?
SI : D-III kebidan, D-III keperawatan dan 2 orang sarjana kesehatan masyarakat,
D-III kebidanan yang paling banyak
P : kenapa bidan lebih banyak di rekam medis?
SI : sebagian bidan belum memiliki STR dan karena jumlah bidan di rumah
sakit ini sudah melebihi jadi sebagian ditempatkan disini dan ada juga bidan
yang bermasalah di ruangan ditempatkan disini.
P : apakah jumlah tenaga dibagian ini sudah cukup atau belum bu?
SI : dilihat dari segi jumlah sudah memadai tetapi saya sangat mengharapkan
untuk penambahan tenaga yang khusus dari lulusan apikes karena lebih
memahami
P : apakah ada kendala dalam melaksanakan tugas di rekam medis secara
umum?
SI : kendalanya banyak, misalnya ruang penyimpanan dokumen sangat sempit
dan SIMRS yang ada sekarang ini belum maksimal sehingga kami dalam
membuat laporan masih manual jadi banyak membutuhkan waktu dan
tenaga
167
DOKUMEN WAWANCARA
1. DIREKTUR