Untuk Mendiskripsikan Resiko Kualitas biasa digunakan 2 pendekatan metode yaitu informal dan formal
Pendekatan metode informal (Classic and Beyond) merupakan pengkategorian resiko kualitas yang
bersifat utama dan ditambahkan detail-detail kedalam kategori tersebut, dengan bantuan staff dan
orang-orang yang lebih mementingkan customer
1. Component Testing
Testing pada fungsi-fungsi lebih kompleks yang tercakup menjadi suatu komponen, dimana
fungsi-fungsi tersebut data dipecah menjadi unit-unit yang lebih kecil.
2. Integration Testing
Proses Pemeriksaan unit-unit untuk dapat berkerja sebagai suatu kombinasi dan bukan lagi
sebagai unit yang individual, pada tahap ini Hasil interaksi dari fungsi-fungsi tersebut akan
diperiksa apakah bekerja sesuai dengan yang diharapkan, sehingga menghasikjan output yang
diharapkan.
Component or subsystem interface = Tahap testing yang berfokus pada component dan juga
interface subsistemnya
Functionality = Testing yang berfokus pada kelengkapan fungsi-fungsi dari Sistem yang telah
terintegrasi
Capacity and volume = Pengetesan yang pada kapaistas dan volume dari Sistem yang telah
terintegrasi
Error / Disaster Handling and recovery = Pengetesan yang berfokus pada saat saat system
berada pada kondisi error dan penanggulangannya
Data Quality = Pengetesan yang berada pada bagian Kualitas dari data itu sendiri
Performance = Testing yang berfokus pada system performa
User Interface = Testing
System and Acceptance Testing
System Testing
Mencakup testing aplikasi yang telah selesai didevelop. Karena itu, aplikasi harus terlihat dan
berfungsi sebagaimana mestinya terhadap end-user atau pengguna akhir. Untuk itu, testing
dilakukan dengan menggunakan data yang menggambarkan data yang digunakan oleh pengguna
sesungguhnya terhadap aplikasi. Jika aplikasi Anda di-develop untuk lingkungan yang besar,
Anda dapat melakukan testing pada dua komputer yang berbeda. Komputer yang Anda gunakan
sebagai komputer testing harus terlebih dahulu dikonfigurasi hanya dengan:
a. Operating system yang dibutuhkan.
b. Driver yang diperlukan oleh aplikasi.
c. Aplikasi yang dites.
Dengan menggunakan konfi gurasi yang paling minimal dan sederhana, maka dapat membantu
Anda untuk memastikan bahwa permasalahan yang timbul selama testing berlangsung adalah
merupakan kesalahan aplikasi, dan bukan kesalahan yang berasal dari aplikasi atau software lain.
Acceptance Testing.
Seperti Integration Testing, Acceptance Testing juga meliputi testing keseluruhan aplikasi.
Perbedaannya terletak pada siapa yang melakukan testing. Pada tahap ini, end-user yang terpilih
melakukan testing terhadap fungsi-fungsi aplikasi dan melaporkan permasalahan yang
ditemukan. Testing yang dilakukan merupakan simulasi penggunaan nyata dari aplikasi pada
lingkungan yang sebenarnya. Proses ini merupakan salah satu tahap final sebelum pengguna
menyetujui dan menerima penerapan sistem aplikasi yang
baru. Karena itu pada tahap ini sudah tidak difokuskan untuk mengangkat permasalahan kecil
seperti kesalahan pengetikan, ataupun kosmetik aplikasi. Hal-hal minor seperti di atas sudah
seharusnya ditangani selama Unit/Component Testing dan Integration Testing.
Sedangkan Pendekatan metode formal (Failure Mode and Effect Analisis (FMEA)) merupakan suatu cara
yang menggabungkan kebutuhan spesifikasi design dan asumsi dari team project menjadi suatu
keputusan dan efek kualitas yang lebih spesifik, teknik ini digunakan untuk mengerti dan
memprioritaskan kemungkinan gagalnya didalam fungsi system, fitur, artibut, behavior komponen dan
interface
Pencocokan antara Penjadwalan Testing kedalam Proyek, yang harus dilakukan dalam 5 tahap
Yaitu :
Testing Execution : Menjalankan Testing, mencatat tes dan melaporkan hasil tes
Merupakan tahap yang memberikan sebuah rincinan struktur kerja dengan alokasi sumber daya secara
detail untuk menekan budget dalam beberapa jam yaitu :
Alat testnya
Hardware n software
Sewa tempat