BLOK 6.1
1.
Pebriana Napitubulu
(G1A113098)
2.
Atika Soraya
(G1A113100)
3.
Primas Shahibba
(G1A113101)
4.
Eldi Novriandi
(G1A113102)
5.
Fathony Arsyad
(G1A113104)
6.
Miftakhul Baiti
(G1A113107)
7.
Iman Agus Lisanto
(G1A113111)
8.
Nuraida Adlaila
(G1A113112)
9.
Try Wira Purtranto
(G1A113114)
10.
Amelia Ananda SM
(G1A113115)
11.
Ayu Lestari
(G1A113121)
12.
Devi Arnes
(G1A113122)
13.
K.M Alkindi
(G1A113123)
14.
Deswitri Ginta Sari
(G1A111325)
15.
Arvin Aditya P
(G1A113127)
16.
Alfa Suryani Ardli
(G1A113129)
17.
Helena Kartika U
(G1A113131)
18.
M. Albari Akbar
(G1A113132)
19.
Efander Tampubolon
(G1A113134)
20.
Muthia Khanza A.B
(G1A113136)
21.
Agustina BR Pakpahan(G1A113139)
22.
Yasmin Shabira W
(G1A113140)
23.
Loli Melatina Putri
(G1A113141)
24.
Diah Media Rizki
(G1A113142)
25.
Fitrah Nurfauziah
(G1A113143)
26.
Zaujah Nurhanni Z
(G1A113144)
27.
M. Galihka Ayatullah
(G1A113145)
28.
29.
30.
31.
FAKULTAS
KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
32.
UNIVERSITAS JAMBI
33.
2015/2016
34.
35.BAB 1
36.PENDAHULUAN
37.
38.
Tanda
Pasti
(Positive)
Kehamilan
Tanda
pasti
adalah
tanda
yang
lebih 40 minggu harus senantiasa dijaga, dari awal persiapan kehamilann hingga
menjelang hari persalinan.Perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu dan janin
harus selalu dipantau melalui yang dialami langsung oleh ibu hamil ataupun
menggunakan alat medis. Salah satu upaya untuk menurunkan angka kematian
perinatal yang disebabkan oleh penyakit penyulit hipoksia janin dalam rahim antara
lain dengan melakukan pemantauan kesejahteraan janin dalam rahim. Pada
dasarnya pemantauan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya gangguan yang
berkaitan hipoksia janin dalam rahim. Seberapa jauh gangguan tersebut dan
akhirnya menentukan tindak lanjut dari hasil pemantauan tersebut. Hampir semua
ibu hamil pasti menginginkan kehamilannya berjalan lancar, persalinan berjalan
normal, dan melahirkan bayi sehat. Untuk mewujudkan keinginan tersebut tak pelak
lagi dibutuhkan pemeriksaan kehamilan yang teratur. Sebenarnya bukan hanya
untuk ibu, pemeriksaan kehamilan pun bermanfaat untuk kesejahteraan janin.
"Untuk ibu, misalnya, pemeriksaan berguna untuk mendeteksi dini jika ada
komplikasi kehamilan, sehingga dapat segera mengobatinya, mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan selama kehamilan; mempersiapkan mental dan fisik
dalam menghadapi persalinan; mengetahui berbagai masalah yang berkaitan
dengan kehamilannya, juga bila kehamilannya dikategorikan dalam risiko tinggi,
sehingga dapat segera ditentukan pertolongan persalinan yang aman kelak."
Sementara untuk bayi, pemeriksaan itu bisa meningkatkan kesehatan janin dan
mencegah janin lahir prematur, berat bayi lahir rendah, lahir mati, ataupun
mengalami kematian saat baru lahir.
40.
Tetapi
dalam
keadaan-
keadan tertentu bila terjadi permasalahan dalam proses kehamilan tersebut akan
dilakukan tindakan pengeluaran hasil konsepsi dari rahim ibu bila kehamilan itu
terlalu berresiko terhadap ibu maupun janin tersebut. Tindakan ini dapat dilakukan
secara legal dengan indikasi yang bertujuan untuk menyelamatkan jiwa sang ibu
maupun janin. Sebagai bahan pemikiran sekitar 50.000 wanita meninggal setiap
tahun akibat komplikasi terkait preeklampsia dan eklampsia. Preeklampsia dan
eklampsia adalah bentuk hipertensi dalam kehamilan yang paling menonjol sebagai
penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada ibu dan bayi. Sehingga sangat
penting dirasa untuk meningkatkan taraf hidup keluarga dan pemahaman ibu
terhadap kondisi-kondisi kehamilan agar terminasi kehamilan dapat dikurangin
dengan penindakan yang sesuai dengan keadaan ibu.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.BAB II
52.
53.CARDIOTOKOGRAFI dan
TERMINASI KEHAMILAN
54.
55.
A.
CARDIOTOKOGRAFI
(CTG)
1. Definisi
56.
Cardiotokografiadalah
Cardiotokografi
didasarkan pada asumsi bahwa janin yang sehat akan lebih aktif dari pada
janin yang berisiko dan jantung nya akan berespon terhadap kontraksi
uterus dengan berdetak lebih cepat.
58.
2. Cara Pemeriksaan
59.Ada 2 metode
pemeriksaan
kardiotokografi:
-
Metode Eksternal
60.
Dilakukan
dengan
lurus
karena
dihubungkan ke ultrasound.
61.
dapat
menghasilkan
temuan
yang
keliru)
62.
63.
Metode Internal
64.
dengan
cara
Pencatatan
lain
bisa
dilakukan,
setelah
ketuban
langsung
pecah
dengan
memberikan
suatu
penilaian
terhadap
kesejahteraan
tidak
terjadi
pada
30
menit,
dapat
dirangsang
dengan
67.
Indikasi pemeriksaan
72.
No Indikasi
73. 85.
Waktu
97.
1
Post maturitas>7 hari
74. 86.
Setiaphari
98.
2
Insufisiensi placenta
75. 87.
Beberapa kali/hari
99.
3
Hipertonus, imaturitas janin
76. 88.
Setiap 4 hari
100.
4
Kontraksi terlampau dini
77. 89.
Beberapa kali/hari
101.
5
Berisiko persalinan premature
78. 90.
Setiap 2 hari
102.
6
Diabetes
79. 91.
7
Kehamilan ganda
80. 92.
Setiap 4 hari
104.
8
Inkompatibilitas Rh
81. 93.
Setiaphari s/d
9
Plasenta letak rendah
82. 94.
10 Plasenta previa
83. 95.
11 Perdarahan trisemester kedua
84. 96.
12
Setelah mengalami
setiapminggu
105.
Beberapa kali/hari
106.
Setiap 4 hari
107.
Setiap 4 hari
108.
trauma/kecelakaan
109.
2) IndikasiRelatif
110.
111. 112.
113.
No Indikasi
114. 118.
Waktu
122.
1
Usia ibu dibawah 18 tahun, diatas
115.
40 tahun
2
119.
116.
Riwayat kehamilan dengan
3
komplikasi
117.
120.
4
Oligohidroamnion, polihidroamnion
121.
Setiap 2 hari
123.
Setiap 2-4 hari
124.
Setiap 2-4 hari
125.
Setiaphari
j.
Evaluasi/pe
mbacaan
hasil CTG
128.
Ada 4 kardiotokografi
batas
dasar
normal
antara
5-15
denyut
per
neonates baik.
Suboptimal
130.
Jika
di
dapati
pola
131.
Pola
deselerasi
kondisi-kondisi
untuk
melahirkan
sudah
memungkinkan,
Pola
preterminal
Satu
masalah
dengan
144.
144.
144.
144.
144.
144.
144.
144.
144.
144.
144.
145.
146.
147.
148.
149.
150.
151.
152.
153.
154.
155.
156.
157.
158.
159.
160.
B.
TERMINASI
KEHAMILAH
161.
162.
1. Definisi
Terminasi
Sementara
Dictionary menyebutkan abortion is the spontaneous or
artificially
induced
expulsion of
an
berikut
ini
dikemukakan
definisi
para
ahli
tentangterminasi
kehamilan, yaitu:
164.
a.
Eastman:
terminasi
sanggup
berdiri
sendiri
di luar
uterus.
Belum
sanggup
b.
Jeffcoat:
terminasi
c.
Holmer:
terminasi
2. Indikasi
169.
Di
luar
negeri
indikasi
Eklampsia
berat,
Indikasi obstetri:
171.
kelainan hipertensi (konvulsi dan koma)
Kondisi keganasan:
172.
173.
Ketika
anak
3.
Macam-macam
terminasi kehamilan
180.
181.
A.
Menurut
terjadinya,
abortus
dibedakan atas:
182.
1.
Abortus
spontan adalah
penghentian
kehamilan
2.
Abortus
provocatus
184.
Suatu proses
dihentikannya kehamilan
sebelum janin mencapai
viabilitas, terjadi akibat
intervensi tertentu yang
bertujuan
untuk
mengakhiri
proses
hukum
dibagi
menjadi 2 golongan:
dan
yang
cara-cara
dibenarkan
oleh
undang-undang. Untuk
menyelamatkan
nyawa/
menyembuhkan
si ibu.
tujuannya
selain
dari
pada
untuk
menyelamatkan/menyem
buhkan si ibu, dilakukan
oleh tenaga yang tidak
kompeten
serta
memenuhi
syarat
cara-cara
tidak
dan
yang
Karena
dalamnya
mengandung
unsur
kriminal
kejahatan.
187.
di
atau
188.
B.
Menurut
gambaran
klinisnya,
1.
Abortus
imminens:
190.
Peristiwa
terjadinya
dari
perdarahan
uterus
kehamilan
pada
sebelum
20
masih
dalam
serviks.
Ciri
perdarahan pervaginam,
dengan
atau
tanpa
lahir
terjadi
normal.
kematian
Jika
janin,
dalam
waktu
singkat
dapat
terjadi
abortus
spontan.
Penentuan
dengan
ultrasonografi,
dilihat
sarana
terbatas,
segera
ditentukan,
karena
mempengaruhi
rencana
penatalaksanaan/tindaka
n.
191.
2.
Abortus
insipiens
192.
Peristiwa
terjadinya
dari
perdarahan
uterus
kehamilan
pada
sebelum
20
tetapi
hasil
Ciri:
perdarahan pervaginam,
dengan kontraksi makin
lama makin kuat makin
sering, serviks terbuka
194.
3.
Abortus
inkomplit
195.
Peristiwa
pengeluaran
hasil
konsepsi
kehamilan
minggu,
sebagian
pada
sebelum
dengan
20
masih
Ciri:
sebagian
jaringan keluar.
197.
4.
Abortus
komplit
198.
Terjadinya
pengeluaran
lengkap
Ciri
perdarahan pervaginam,
kontraksi uterus, ostium
serviks sudah menutup,
ada keluar jaringan, tidak
ada sisa dalam uterus.
Diagnosis
komplet
keluar
juga
diperiksa
kelengkapannya.
200.
5. Abortus septik
201.
Abortus
yang
mengalami
jika
penyebab
saluran
organisme
naik
kemih
dari
bawah
cenderung
akan
konsepsi
atau
hasil
konsepsi.
Sepsis
merupakan
komplikasi
tidak
aman
dengan
menggunakan
peralatan.
202.
6.
Abortus
Habitualis
203.
Abortus
yang
terjadi
sebanyak
7.
Abortus infeksiosa
205.
Abortus
yang
disertai
infeksi
genital.
206.
8.
Missed
Abortion
207.
yang
Abortus
ditandai
dengan
dalam
kandungan
208.
sebelum
4. Teknik
212.
1. Dilatasi serviks diikuti oleh evakuasi uterus
a. Kuretase
b. Aspirasi vakum (kuretase hisap)
213.
Teknik Bedah
kuretase
216.
Setelah
Jika diperlukan,
serviks dapat dilebarkan lebih lanjut dengan dilator hegar, hank, atau pratt
Karena uterus
Aspirasi rongga
diletakkan dalam suatu wadah plastic bening dengan salin serta diperiksa
dengan cahaya dari belakang. Jaringan plasenta secara makroskopik tampak
lunak dan berbulu. Visualisasi dapat ditingkatkan dengan kaca pembesar,
kolkoskop, atau mikroskop.
221.
3. Laparotomi
a. Histerotomi
b. Histerektomi
222.
Teknik Medis
225.
Oksitosin, jika
1. Oksitosin intravena
diberikan sebagai obat
tunggal dalam dosis
tinggi, akan
menyebabkan abortus
trimester 2 pada 80-90%
kasus. Dengan
mencapurkan oksitosin
dalam suatu larutan
isotonic missalkan salin
normal, dan menghindari
pemberian berlebihan
larutan intravena encer
belum dijumpai
hiponatremia atau
introsikasi air.
2. Cairan hiperosmotik intraamnion
a. Salin 20%
b. Urea 30%
3. Prostaglandin E2, F20, E1, dan analog-analognya
a. Penyuntikan intraamnion
b. Injeksi ekstraovular
c. Insersi vagina
d. Injeksi parenteral
e. Ingesti oral
226.
Prostaglandin E2
227.
Supostitoria 20 mg
Prostaglandin E1
229.
Misoprostol dapat
5. Komplikasi
231.
Beberapa
ini
dapat
BAB III
PENUTUP
243.
A. KESIMPULAN
244.
CTG
(Cardiotocography)
adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur detak jantung janin pada saat kontraksi
maupun tidak. Jadi bila doppler hanya menghasilkan detak jantung janin maka pada CTG
kontraksi ibu juga terekam dan kemudian dilihat perubahan detak jantung janin pada saat
kontraksi dan diluar kontraksi. Bila terdapat perlambatan maka itu menandakan adanya
gawat janin akibat fungsi plasenta yang sudah tidak baik.
245.
Terminasi
kehamilan
dari
500
gram,
yaitu
sebelum
janin
dapat
hidup
di
257.
DAFTAR
PUSTAKA
258.
1. Manuba, I BagusGdeet all. PengantarKuliahObstetri. Jakarta: EGC. 2007
2. Rabe T. BukuSakuIlmuKebidanan. Jakarta: Hypocrates. 2002
3. Liewer I, Derek J. Dasar-dasarObsteteridanGinekologi (Fundamental of
Obstetrics and Gynaecology). Jakarta: Hypocrates. 2001
Masalah
Abortus
dan
Kesehatan