Anda di halaman 1dari 55

1. How hormonal fisiologi of mentruasion?

Penggunaan Hormon dan Kontrasepsi Oral


Hormon berhubungan dengan terjadinya kanker payudara. Wanita yang
menggunakan kontrasepsi oral berisiko tinggi untuk mengalami kanker payudara.
Kandungan estrogen dan progesteron pada kontrasepsi oral akan memberikan efek
21
proliferasi berlebih pada kelenjar payudara. Wanita yang menggunakan kontrasepsi oral
untuk waktu yang lama mempunyai risiko untuk mengalami kanker payudara sebelum
menopause. estrogen
Penelitian Indriati tahun 2009 di RS Dr. Kariadi Semarang dengan desain case
control menunjukkan bahwa diperkirakan risiko bagi wanita yang menggunakan
kontrasepsi oral > 10 tahun untuk terkena kanker payudara 3,10 kali lebih tinggi
dibandingkan wanita yang menggunakan kontrasepsi oral ≤ 10 tahun (OR=3,10).

Pertumbuhan jaringan payudara sangat sensitive terhadap estrogen, maka


perempuan yang terpajan estrogen dalam waktu jangka panjang akan memiliki risiko
yang besar terhadap terjadinya kanker payudara Laporan dari Harvard School of Public
Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang bermakna pada
para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa
walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, akan
tetapi perempuan yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko
tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause.
Pajanan estrogen dapat disebabkan oleh penggunaan kontrasepsi pil yang
mengandung kombinasi hormon estrogen dan progesteron. Di Indonesia penggunaan
hormone sebagai alat kontrasepsi sudah populer di masyarakat. Pemakaian kontrasepsi
hormonal terbanyak adalah jenis suntikan dan pil. Kontrasepsi oral (pil) yang paling
banyak digunakan, yaitu kombinasi estrogen dan progestin. Hasil analisis Ariawan8
menunjukkan pemakaian alat kontasepsi hormonal di Indonesia adalah pil (31%),
suntikan (38,5%) dan implan (12,3%). Hasil penelitian Harianto et al, membuktikan
bahwa pengguna pil kontrasepsi kombinasi memiliki risiko 1,8 kali lebih tinggi untuk

1
terkena kanker payudara dibandingkan dengan bukan pengguna pil kontrasepsi
kombinasi, namun secara statistik tidak bermakna.
HUBUNGAN KONTRASEPSI PIL DENGA TUMOR/KANKER PAYUDARA, Anna Maria Sirait, 2009
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan pada masa
reproduksi yang disebabkan oelh beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas
jaringan setempat yang berlebihan terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering
digolongkan dalam mamary displasia. (Anonim a.2008.Fibroadenoma Mammae)
http://indonesiannursing.com/2008/10/fibroadenoma-mammae-fam/. Diakses 25
April 2012)

 Menghalangi ovulasi (masa subur)


 Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
 Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada Rahim
 Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
 Mengubah kecepatan transportasi sel telur

2
2. What the requirement of contraception ?

Secara umum persyaratan metode kontrasepsi ideal adalah sebagai berikut:


 Aman, artinya tidak akan menimbulkan komplikasi berat jika digunakan
 Berdaya guna, dalam arti jika digunakan sesuai dengan aturan akan dapat
mencegah kehamilan. Ada beberapa komponen dalam menentukan keektifan
dari suatu metode kontrasepsi diantaranya adalah keefektifan teoritis,
keefektifan praktis, dan keefektifan biaya. Keefektifan teoritis (theoritical
effectiveness) yaitu kemampuan dari suatu cara kontrasepsi untuk
mengurangi terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan, apabila cara tersebut
digunakan terus menerus dan sesuai dengan petunjuk yang diberikan tanpa
kelalaian. Sedangkan keefektifan praktis (use effectiveness) adalah
keefektifan yang terlihat dalam kenyataan di lapangan setelah pemakaian
jumlah besar, meliputi segala sesuatu yang mempengaruhi pemakaian seperti
kesalahan, penghentian, kelalaian, dan lain-lain.
 Dapat diterima, bukan hanya oleh klien melainkan juga oleh lingkungan
budaya di masyarakat. Ada dua macam penerimaan terhadap kontrasepsi
yakni penerimaan awal (initial acceptability) dan penerimaan lanjut

3
(continued acceptability). Penerimaan awal tergantung pada bagaimana
motivasi dan persuasi yang diberikan oleh petugas KB. Penerimaan lanjut
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti umur, motivasi, budaya, sosial
ekonomi, agama, sifat yang ada pada KB, dan faktor daerah (desa/kota).
 Terjangkau harganya oleh masyarakat
 Bila metode tersebut dihentikan penggunaannya, klien akan segera kembali
kesuburannya, kecuali untuk kontrasepsi mantap
(Kusumaningrum Radita.2009.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Jenis
Kontrasepsi yang Digunakan Pada Usia Subur.Semarang:FK Undip)
1. Mekanisme kerja estrogen
Estrogen mempunyai khasiat kontrasepsi dengan jalan mempengaruhi
ovulasi, perjalanan ovum, atau implantasi.
Ovulasi dihambat melalui pengaruh estrogen terhadap hipotalamus dan
selanjutnya menghambat FSH dan LH. Ovulasi tidak selalu dihambat oleh pil
kombinasi yang mengandung estrogen 50 mikrogram atau kurang. Kalaupun daya
guna preparat ini tinggi (95-98% menghambat ovulasi), hal itu adalah pengaruh
progesteron di samping estrogen.1
Implantasi telur yang sudah dibuahi dihambat oleh estrogen dosis tinggi
(dietil stilbestrol, etinil estradiol) yang diberikan pada pertengahan siklus haid. Jarak
waktu antara konsepsi dan implantasi rata-rata 6 hari. Biopsi endometrium yang
dilakukan setelah pemberian estrogen dosis tinggi pasca konsepsi menunjukkan efek
antiprogesteron, yang dapat menghambat implantasi. Perjalanan ovum di percepat
dengan pemberian estrogen pasca konsepsi.1
Efek samping esterogen :
 Mual, muntah, oedem, rasa berat pada tungkai bawah, dapat jadi gemuk.
 Hipertensi, sakit kepala.
 Mudah tersinggung, mastalgia, gangguan fungsi hati, timbul chloasma pada
wajah

2. Mekanisme kerja progesteron


Fungsi progesteron ialah menyiapkan endometrium untuk implantasi dan
mempertahankan kehamilan. Disamping itu progesteron mempunyai pula khasiat
kontrasepsi, sebagai berikut: 1

4
a. Lendir serviks mengalami perubahan menjadi lebih pekat, sehingga penetrasi dan
transportasi sperma selanjutnya lebih sulit
b. Kapasitas sperma dihambat oleh progesteron. Kapasitas diperlukan sperma
untuk membuahi sel telur dan menembus rintangan disekeliling ovum.
c. Jika progesteron diberikan sebelum konsepsi, maka perjalanan ovum dalam tuba
akan terhambat.
d. Implantasi dihambat bila progesteron diberikan sebelum ovulasi. Walaupun
ovulasi dapat terjadi, produksi progesteron dari korpus luteum akan berkurang
sehinga implantasi dihambat.
e. Penghambatan ovulasi melalui fungsi hipotalamus-hipofisis-ovarium.
Efek samping progesterone :
 Langsung: Varices, obstipasi, kaki rasa kejang, fluor albus, lendir serviks jadi
kental.
Tidak Langsung: Lekas marah, depresi, apati, lekas capek, metrorrhagia, hipermenorrhoea.

3. What is the kind of contraseption ?

HORMONAL NON HORMONAL

 MAL  PIL
 KBA  PIL PROGESTIN
 SENGGAMA TERPUTUS  SUNTIKAN KOMBINASI
 METODE BARIER  IMPLANT
 AKDR  AKDR PROGESTIN
 MOW
 VASEKTOMI

Alat kontrasepsi memiliki berbagai macam jenis. Secara garis besar, alat
kontrasepsi dibagi menjadi 3 bagian yakni kontrasepsi mekanik, kontrasepsi
hormonal, dan konstrasepsi mantap. Berikut ulasan singkat dari berbagai macam
atau jenis alat kontrasepsi :
1. Kontrasepsi mekanik

5
Disebut mekanik, karena memiliki sifat untuk melindungi. Kontrasepsi mekanik ini
bekerja dengan cara mencegah pertemuan antara sel sperma dengan sel telur yang
ada di dalam rahim. Yang termasuk dalam kontrassepsi mekanik ini , ialah kondom
dan diafragma.
a. Kondom
Kondom yang dahulu terbuat dari usus atau kulit binatang, yang jika digunakan harus
direndam terlebih dahulu, kini ada kondom yang terbuat dari bahan karet yang tipis
dan elastis (lentur) berbentuk seperti kantong. Pada dasarnya fungsi kondom hanya
untuk menampung sperma agar tidak masuk ke dalam vagina. Penggunaan kondom
dinilai cukup efektif mencegah kehamilan hingga 90 %. Bahkan penggunaan kondom
untuk pencegahan kehamilan akan semakin efektif apabila disertai penggunaan
spermisida (pembunuh sperma) namun jarang sekali ditemukan pasangan suami istri
yang menggunakan spermisida. Namun kemungkinan terjadinya kehamilan masih
dapat terjadi dari survei yang dilakukan dari 100 pasangan suami-istri yang
menggunakan alat kontrasepsi ini sekitar 4 orang wanita yang terjadi kehamilan.
Kondom mudah didapat, dan harga relatif terjangkau, tidak memerlukan resep
dokter. Kondom selain berfungsi sbagai pencegah kehamilan, kondom juga dapat
digunakan sebagai suatu alat bantu dalam pencegahan penularan penyakit kelamin
seksual.

 Jenis atau Tipe Kondom pada Pria


 Kondom Lateks atau Biasa
Sebagian kondom terbuat dari karet lateks halus dan berbentuk silinder bulat,
umumnya memiliki panjang 15-20 cm, tebal 0,03-0,08 cm, diameter sekitar 3,0-3,5
cm, dengan satu ujung buntu yang polos atau berpentil dan dipangkal yang terbuka
bertepi bulat. Namun untuk sekarang telah tersedia dalam ukuran yang lebih besar
atau lebih kecil dari standar.

 Kondom Berpelumnas

6
Sebagai usaha untuk meningkatkan akseptabilitas, telah diperkenalkan variasi
kondom yang berpelumnas, mengandung spermatiside, berwarna, memiliki rasa,
dan beraroma (cokelat, stroberi, durian, pisang dan mint).

 Kondom Bergerigi
Tipe ini disertai bintik-bintik yang bisa menimbulkan efek mengejutkan bagi wanita.

 Kondom Tidak Beraroma


Kondom tipe ini tidak berbau atau tidak beraroma

 Cara Menggunakan Kondom


 Tahap 1

Kondom dipasang saat penisereksi, dan sebelum melakukan hubungan


badan.
 Tahap 2

Buka kemasan kondom secara hati-hati dari tepi, dan arah robekan ke
arah tengah. Jangan menggunakan gigi, benda tajam saat membuka kemasan.

7
 Tahap 3

Tekan ujung kondom dengan jari dan jempol untuk menghindari udara masuk ke dalam
kondom. Pastikan gulungan kondom berada di sisi luar.
 Tahap 4

Buka gulungan kondom secara perlahan ke arah pangkal penis, sambil menekan ujung
kondom. Pastikan posisi kondom tidak berubah selama coitus, jika kondom menggulung,
tarik kembali gulungan ke pangkal penis.

 Tahap 5

Setelah ejakulasi, lepas kondom saat penis masih ereksi. Hindari kontak penis dan kondom
dari pasangan Anda.
 Tahap 6

Buang dan bungkus kondom bekas pakai ke tempat yang aman.


Female Condom
 Kondom perempuan adalah jenis kontrasepsi dengan fungsi mirip kondom pada pria,
berbentuk kantong sekitar 7 inchi dan memiliki dua cincin yang fleksibel di masing-masing

8
ujungnya.
 Kondom perempuan di pasang ke vagina sebelum hubungan seks dilakukan.
 Kondom perempuan akan menutup/melindungi daerah leher rahim, saluran vagina dan
daerah-daerah lainnya disekitar vagina.

b. Diafragma
Diafragma bentuknya hampir menyerupai kondom. Diafragma berbentuk seperti
topi yang menutupi mulut rahim. Diafragma terbuat dari bahan karet namun agak
tebal dibanding dengan kondom. Kondom berbahan karet tipis yang masih memiliki
kemungkinan terjadinya kebocoran. Namun berbeda dengan diafragma yang
berbahan karet tebal sehingga tidak memungkinkan terjadinya kebocoran.
Diafragma ini hanya digunakan ketika ingin melakukan hubungan intim, usai
melakukan aktivitas seksual dapat dilepaskan kembali atau tetap berada pada

9
tempatnya. Jenis kontrasepsi yang satu ini cukup efektif dalam mencegah kehamilan
yang cara kerjanya hanya dimasukkan ke dalam vagina, untuk mencegah masuknya
sperma ke dalam rahim.

c. Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD)


Alat Kontrasepsi Dalam Rahim atau IUD atau yang lebih dikenal sebagai alat
kontrasepsi spiral. AKDR atau IUD ini berbentuk alat kecil dan banyak variasi. Alat
Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD) atau spiral ini ada yang terbuat dari plastik
seperti huruf S (Lippes Loop), tembaga yang berbentuk seperti angka 7 (tujuh/
Copper Seven) dan huruf T (Copper T) serta ada yang berbentuk seperti sepatu kuda
(Multiload).
Dari beberapa je`nis alat kontrasepsi dalam rahim atau IUD ini yang paling sering
digunakan adalah jenis Copper T dan Multiload. Kedua alat kontrasepsi tersebut
dipilih karena kenyamannya. Adapula model terbaru dari Copper T yakni Nova T yang
memiliki keunggulan karena lebih lembut.

10
a. Lippes-loop
b. Saf-T-Coil
c. Dana-super
d. Cooper-T (Gyne-T)
e. Copper-7 (Gravigard)
f. Multiload
g. Progesterone IUD

11
Alat kontrasepsi Dalam Rahim ini hanya dapat dilakukan dan dipasang lelh dokter ahli
atau bidan yang sudah terlatih. Fungsi dari AKDR ini adalah mencegah kehamilan
dengan mencegah sel telur yang telah dibuahi bersarang di dalam rahim. AKDR atau IUD
dapat bertahan di dalam rahim selama 2-5 tahun dan dapat dikeluarkan kembali apabila
ada keinginan untuk hamil kembali.
Namun disarankan bagi wanita atau istri yang menggunakan Alat Kontrasepsi Dalam
rahim ini harus melakukan pemeriksaan ulang, entah 2 minggu sekali, 3 bulan sekal, 6
bulan sekali atau 1 tahun sekali setelah pemasangan alat konrasepsi ini. Penggunaan
alat kontrasepsi yang dipilih tanpa adanya bahan aktif Copper dapat digunakan hingga
menjelang menopause, namun apabila penggunaan alat kontrasepsi yang mengandung
bahan aktif Copper 3-4 tahun harus diganti.
Hal yang perlu diingat alat kontrasepsi jenis ini dapat menimbulkan infeks vagina,
pendarahan, keputihan yang disebabkan dari benang pada alat kontrasepsi yang
digunakan. Disarankan apabila terdapat infeksi genetalia atau pendarahan yang tidak
jelas sebaiknya jangan menggunakan alat kontrasepsi jenis ini. Namun keuntungan dari
alat kontrasepsi jenis ini adalah dapat digunakan dalam jangka waktu yang cukup lama
dan tidak mempengaruhi produksi ASI bagi ibu atau wanita yang sedang dalam
menyusui balita.

d. Spermisida
Spermisida merupakan alat kontrasepsi yang berbahan kimia yang dapat membunuh
sperma. Spermisida memiliki variasi bentuk ada yang berbentuk busa, jeli, krim, tablet
vagina, tablet atau aerosol. Penggunaan alat kontrsepsi jenis ini memang dinilai kurang
efektif karena dapat menimbulkan ketidaknyaman, ketidak puasan pasangan dalam
mencapai orgasme dan menimbulkan alergi yang tidak enak.
Namun masih ada beberapa wanita yang menggunakan alat kontrasepsi jenis ini.
Kontrasepsi jenis ini digunakan dengan cara sebelum melakukan hubungan seksual, alat
ini dimasukkan ke dalam vagina, dan tunggu sekitar 5-10 menit pemasangan, hubungan

12
sekual baru dapat dilakukan. Keefektifan alat kontrasepsi ini dinilai efektif apabila
dikombinasikan dengan alat lain seperti kondom atau diafragma.
Jenis alat kontrasepsi apapun masih memungkinkan terjadinya kehamilan. untuk alat
kontrasepsi jenis ini, menurut survei dari 100 pasanagn dalam setahun, ada 3 wanita
yang haml, bahkan ada beberapa kasus yang terjadi karena salah pemasangan atau
pemakaiannya, dapat terjadi kehamilan sampai 30 kehamilan.

2. Kontrasepsi Hormonal
Jenis kontrasepsi hormonal ini diambil dari kombinasi antara hormon estorgen dan
progesteron. Penggunaan kontrasepsi jenis ini dilakukan dalam bentuk pil, suntikan atau
susuk.
Kontrasepsi hormonal ini dilakukan dengan cara menggunakan hormon progesteron
dengan mencegah pengeluaran sel telur dari indung telur dan mengentalkan cairan di
leher rahim sehingga sel sperma kesulitan untuk menembus masuk ke sel telur,
membuat lapisan rahim menjadi tipis dan hasil konsepsi tidak dapat tumbuh, serta
menghambat jalannya saluran telur sehingga sel sperma sulit bertemu dengan sel telur.
a. Pil atau Tablet
Dengan minum pil KB merupakan salah satu alat kontrasepsi yang banyak digunakan
para wanita atau istri dari sekian banyaknya alat kontrasepsi. Di Indones
ia, banyak wanita yang menggunakan PIL KB atau disuntikan sebagai alat kontrasepsi
yang dinilai aman. Pil KB memiliki berbagai macam, ada pil yang hanya mengandung
hormon progesteron, adapula yang mengandung kombinasi antara progesteron dan
estrogen.
Namun penggunaan pil KB ini dinilai cukup rumit karena menggunakan sistem kalender
laykanya siklus haid (sekuensial). Dengan menggunakan sistem kalender ini mereka para
wanita dapat mengetahui batasan waktu dalam mengkonsumsi pil KB ini. Pil KB
menggunakan 2 cara yakni
- Diminum dengan menggunakan sistem 28, yang artinya pil diminum terus-menerus
tanpa berhenti (21 tablet pil kombinasi dan 7 tablet plasebo)

13
- Dengan sistem 22/21, yakni pil diminum terus-menerus, kemudian dihentikan selama
7-8 hari untuk mendapatkan kesempatan menstruasi.
Namun pada beberapa wanita yang menggunakan Pil KB sebagai alat kontrasepsi ini,
mengalami siklus menstruasi dengan perbandingan. Apabila wanita mengkonsumsi pil
KB dengan efek estorgen yang tinggi akan mengalami menstruasi kurang dari 4 hari.
Sedangkan dengan menggunakan pil KB dengan kadar estrogen yang rendah akan
mengalami menstruasi lebih dari 6 hari.
Efek samping dari penggunaan alat kontrasepsi ini menyebabkan seorang wanita mudah
tersinggung, mudah tegang dan stress, bertambahnya berat badan, nyeri kepala, darah
menstruasi yang banyak seperti pendarahan. Sedangkan yang berkolaborasi
progesteron menyebabkan payudara tegang, menstruasi berkurang, kaki dan tangan
sering kram, liang senggama menjadi kering.
Efek samping lainnya dari pemakaian pil KB dalam jangka waktu yang cukup lama akan
menekan fungsi ovarium. Tak hanya itu efek samping lainnya seperti rasa mual sampai
muntah, pusing, mudah lupa, timbul bercak di kulit wajah seperti flek hitam sampai
mempengaruhi fungsi organ ginjal dan hati. Pil KB yang mengandung estrogen dapat
mengganggu produksi ASI.
Kelebihan dari pil KB ini dapat meningkatkan gairah seksual, sekaligus sebagai obat
untuk mengobati penyakit endometriosis. Haid menjadi teratur, mengurangi nyeri haid,
dan mengatur keluarnya darah haid. Efektifitas penggunaan pil ini 95-98 persen. Jadi,
ada sekitar 7 wanita yang hamil dari 1.000 pasangan dalam setahun.

b. Suntikan
Kontrasepsi yang menggunakan sutikan mengandung hormon sintetik. Penyuntikan ini
dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan setiap 3 bulan (Depoprovera), setiap 10
minggu (Norigest), dan setiap bulan (Cyclofem).
Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak mengganggu produksi ASI. Pemakaian
hormon ini juga bisa mengurangi rasa nyeri dan darah haid yang keluar.

14
Kontrasepsi dengan menggunakan suntikan ini dapat membuat tubuh mengalami
kenaikan berat badan karena menigkatnya nafsu makan. Tak hanya itu membuat lendir
rahim menjadi tipis sehingga menstruasi menjadi sedikit, bahkan beberapa wanita tidak
mengalami menstruasi sama sekali. Tingkat kegagalannya hanya 3-5 wanita hamil dari
setiap 1.000 pasangan dalam setahun.

c. Susuk
Susuk juga digunakan sebagai alat kontrasepsi wanita atau yang juga disebut sebagai
alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kukit pada lengan kiri atas.
Bentuk susuk ini seperti tabung-tabung kecil atau pembungkus silastik (plastik berongga)
dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang seperti kipas dengan 6 buah
kapsul. Susuk yang ditanam dibawah kulit ini berisi zat aktif yang berupa hormon atau
levonorgestrel. Kemudian susuk tersebut akan mengeluarkan hormon sedikit demi
sedikit. Susuk ini bekerja dengan cara menghalangi terjadinya ovulasi (pembuahan) dan
menghalangi migrasi sperma.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun (Norplant) dan 3 tahun (Implanon).
Sekarang ada pula yang diganti setiap tahun. Penggunaan kontrasepsi ini biayanya
ringan. Pencabutan bisa dilakukan sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi.
Efektifitasnya, dari 10.000 pasangan, ada 4 wanita yang hamil dalam setahun.
Dampak negatif dari penggunaan alat kontrasepsi jenis susuk ini berupa terganggunya
menstruasi, haid tidak lancar, bercak atau tidak mengalami menstruasi sama sekali.
Selain itu mengalami kenaikan berat tubuh, ketegangan payudara dan liang vagina
terasa kering. Timbul infeksi pada pencabutan susuk yang disebabkan susuk sulit untuk
dikeluarkan karena pemasangan susuk yang terlalau dalam.

15
3. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap, jarang sekali dilakukan para pasangan suami-istri. Kalau pun
dilakukan didasari alasan yang sangat umum yakni merasa cukup dengan jumlah anak
yang dimiliki. Kontrasepsi mantap ini dilakukan dengan jalan operasi pemotongan atau
memutuskan saluran sperma pada pria yang disebut vasektomi begitu pula dengan
wanita memutuskan atau memotong saluran sel telur yang disebut dengan tubektomi.
Sehingga tidak akan terjadi kehamilan kembali atau tidak akan memiliki keturunan.

16
17
Steril ada yang tidak dipotong hanya diikat saja, jadi bisa dilepas sehingga dapat hamil
lagi.
steril ada 3: dipotong, diikat dan potong dan diikat

STERILISASI
Sterilisasi adalah salah satu metode kontrasepsi secara operatif untuk mencegah kehamilan. Pada
wanita dilakukan dengan tubektomi sedangkan pada pria disebut vasektomi.

Kapan waktu yang tepat untuk sterilisasi?


 Anda tidak menginginkan keturunan lagi.
 Usia anda saat ingin melakukan sterilisasi lebih dari 30 tahun.
 Jumlah anak anda lebih dari 3.
 Tidak memiliki riwayat penyakit jantung dan hati .

TUBEKTOMI
Tubektomi adalah proses sterilisasi dengan cara mengikat saluran telur (tuba falopi).

Ada 4 cara melakukan Tubektomi yaitu :


 Sterilisasi tuba yang dilakukan saat operasi Sectio Caesar atau operasi perut lainnya.
Biasanya pilihan anestesinya adalah anestesi spinal pada SC.
 Minilaparotomy postpartum setelah persalinan pervaginam. Biasanya dilakukan 12-24
jam setelah persalinan dengan anestesi local dan sedasi ringan bila perlu.
 Minilaparotomy interval. Sterilisasi di luar masa nifas. (sama dengan atas)
 Laparoskopi. Dapat dilakukan 6-8minggu setelah persalinan, atau setelah abortus atau
kapanpun pasien siap. Anestesi yang digunakan adalah bius umum.
Apa yang harus dipersiapkan sebelum operasi?
 Kontrasepsi sebelumnya terus dipertahankan hingga hari operasi
 Jangan melakukan hubungan seksual minimal 4 hari sebelum operasi
 Tes kehamilan negative sebelum operasi
 Sebaiknya operasi dilakukan saat satu minggu setelah menstruasi
 Puasa minimal 6 jam sebelum operasi dilakukan

18
Bagaimana proses Tubektomi dilakukan?
Prinsip tubektomi adalah menghalangi telur melewati saluran telur sehingga tidak terjadi konsepsi
dengan sperma. Tubektomi dilakukan dengan cara mengikat kedua saluran telur anda, dapat
melalui ligasi langsung pada saluran, elektrokoagulasi tuba, pemasangan cincin tuba,
pemasangan klip pada tuba (ketiga cara terakhir dilakukan dengan laparoskopi).
Kemudian minilaparotomy adalah tekhnik dengan sayatan sebesar 3cm di atas pubis anda, untuk
kemudian kemudian dilakukan ligasi tuba. Minilaparotomy dapat dilakukan dokter terlatih
dengan biaya lebih murah, hanya saja parut luka yang dihasilkan cukup besar.Sedangkan
laparoskopi harus dilakukan spesialis kebidanan dan biaya lebih mahal, tetapi luka parut yang
dihasilkan kecil bahkan nyaris tak terlihat dan penyembuhan lebih cepat.

Komplikasi yang mungkin muncul :


Perdarahan
Perlengketan (adhesi) organ intraabdomen
Salphyngitis (radang saluran tuba).
Cidera organ perut
Bila timbul panas, nyeri perut dan keluar cairan atau darah dari bekas sayatan, maka sebaiknya anda
segera ke dokter.

hal yang diperhatikan setelah Tubektomi :


Istirahat dan jaga luka sayatan bersih dan kering selama 2 hari
Hindari hubungan seksual selama 1 minggu. Bila sesudah itu masih merasa tidak nyaman, maka
dapat ditunda dulu.
Jangan mengangkat beban berat atau menekan daerah operasi setidaknya 1 minggu setelah
operasi.
Bila terdapat tanda-tanda kehamilan, segera periksakan diri ke dokter atau bidan.

Apakah sterilisasi bisa gagal?


Kegagalan biasanya terjadi bila sebelum operasi telah terjadi kehamilan sebelumnya. Bila tidak maka
angka keberhasilan sterilisasi adalah 99%.

Bagaimana bila memutuskan untuk hamil lagi?


Tidak perlu khawatir, dengan teknologi saat ini, angka keberhasilan hamil adalah 75% setelah
keadaan tuba dikembalikan seperti semula setelah sterilisasi dilakukan. Hanya saja resiko
kehamilan di luar kandungan juga meningkat.

Apakah sterilisasi menganggu menstruasi dan hormon ?


Ada beberapa penelitian menunjukkan bahwa tubektomi menyebabkan siklus menstruasi menjadi
tidak teratur dan nyeri saat menstruasi tapi ini terjadi pada tubektomi cara lama. Malahan
tubektomi terbukti mengurangi resiko kanker ovarium selama 20 tahun setelah operasi.

VASEKTOMI
Vasektomi adalah metode sterilisasi dengan cara mengikat saluran sperma (vas deferens) pria.

19
Apa yang harus dipersiapkan sebelum Vasektomi?
 Mandi sebelum operasi dilakukan atau setidaknya membersihkan daerah skrotum (buah
zakar) dan selangkangan paha.
 Membawa celana khusus untuk menyangga skrotum.
 Cukur atau potong pendek rambut kemaluan (pubis) anda.
Bagaimana cara melakukan Vasektomi?
Prinsip vasektomi adalah mengikat kedua saluran sperma anda. Ada beberapa alternatif lain
tersedia untuk mengikat yaitu dengan cara mengikat saja, memasang klip tantalum, kauterisasi,
menyuntikkan sclerotizing agent, menutup saluran dengan jarum dan kombinasinya.
Ada dua cara melakukan Vasektomi yaitu :
1. Metode vasektomi standar --> cara ini dimulai dengan melakukan anestesi/bius
lokal ke daerah pertengahan skrotum (bila anda takut anda dapat meminta sedasi).
Kemudian dilakukan sayatan 1-2cm diatasnya. Bila saluran sudah tampak maka saluran
akan dipotong, lalu kedua ujungnya akan diikat. Hal sama akan dilakukan pada saluran
sperma satunya. Kemudian luka ditutup dengan penjahitan.
2. Metode vasektomi tanpa pisau --> Proses awalnya sama yaitu melakukan
anestesi lokal pada skrotum lalu dengan klem dilakukan fiksasi pada saluran sperma,
kemudian dengan forceps khusus dibuang lubang, lalu saluran ditonjolkan keluar untuk
dikeluarkan melalui lubang forceps yang sudah diperbesar. Kemudian saluran sperma
dipotong dan diikat dengan benang lalu dikembalikan ke dalam skrotum. Luka ditutup
dengan perban.
Komplikasi yang mungkin muncul adalah :
 Perdarahan
 Hematom skrotum
 Infeksi pada luka yang timbul atau epididimitis
 Granuloma sperma, berupa benjolan kenyal yang kadang nyeri pada skrotum bagian
atas. Biasanya timbul 1-2 minggu setelah vasektomi. Terapinya dengan membuang granuloma
dan mengikat saluran sperma kembali.
 Reaksi autoimun terhadap sperma sendiri. Hal ini belum pernah terbukti.

yang harus diperhatikan setelah Vasektomi :


 Luka harus dijaga bersih dan pakailah celana dalam yang bersih dan kering.

20
 Pakailah celana penyangga skrotum untuk 3-4 hari setelah operasi.
 Jangan bekerja berat atau mengangkat barang berat ninimal 3-7 hari sesudahnya.
 Jangan menaiki sepeda minimal 3 bulan sesudah vasektomi.
 Anda boleh berhubungan seksual dengan pasangan anda bila anda merasa siap.
Biasanya seminggu setelah operasi.
Apakah Vasektomi ini bisa gagal?
Bila dilakukan dengan benar, maka angka keberhasilannya sekitar 99%. Untuk memastikan
keberhasilan, maka 3 bulan setelah vasektomi akan dilakukan pemeriksaan analisa sperma.
Vasektomi dikatakan berhasil bila hasilnya azoospermia.
Bagaimana bila memutuskan ingin punya anak lagi?
Vasektomi dapat dianggap sebagai sterilisasi yang permanen, artinya walaupun saluran sperma
disatukan kembali, angka keberhasilan hamil hanyalah 50%. Semakin lama interval waktu sejak
vasektomi dilakukan, semakin kecil angka keberhasilan hamil. Waktu yang terbaik untuk
menyatukan kembali saluran sperma adalah < 3 tahun setelah vasektomi dilakukan.

Apakah Vasektomi akan meningkatkan resiko kanker prostat?


Menurut penelitian terbaru, tidak ada hubungan pasti antara vasektomi dengan peningkatan resiko
kanker prostat. Jadi anda tidak perlu khawatir.

Apakah Vasektomi akan mengganggu hubungan seksual ?


Tentu saja tidak akan mengalami disfungsi ereksi atau ejakulasi dini karena vasektomi tetap bisa
berhubungan seksual seperti biasa dan ejakulasi, hanya saja tidak ada sperma dalam cairan
mani yang dikeluarkan.

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim


Berikut ini penjelasan singkat mengenai alat kontrasepsi dalam rahim (IUD) berupa
keuntungan, kekurangan dari AKDR atau IUD, yakni :
- IUD atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) dinilai cukup efektif, reversibel dan
berjangka panjang dapat bertahan hingga 10 tahun
- Membuat haid menjadi lebih lama dan lebih banyak
- Dilakukan oleh dokter ahli dibidangnya dalam hal pemasangan dan pengeluaran atau
pencabutan kembali.
- AKDR atau IUD ini dapat digunakan oleh semua wanita dalam usia produktif+-. Akan
tetapi, tidak diperkenankan digunakan oleh wanita yang terjangkit infeksi menular pada
organ kewanitaannya.

21
Mekanisme IUD
Ada beberapa mekanisme kerja IUD yang telah diajukan yaitu :
1. Timbulnya reaksi radang local yang non spesifik didalam cavum uteri sehingga
implantasi sel telur yang telah dibuahi terganggu
2. Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan
terhambatnya implantasi
3. Gangguan / terlepanya blastocyst yang telah berimplantasi didalam
endometrium
4. Pergerakan ovum yang bertambah cepat didalam tuba fallopi
5. Immobilisasi spermatozoa saat melewati cavum uteri
6. Dari penelitian juga dikatakan bahwa IUD mencegah spermatozoa membuahi
sel telur
7. Untuk IUD yang mengandung Cu
- Menghambat reaksi carbonic anhydrase sehingga tidak
memungkinkan terjadinya implantasi dan mungkin juga
menghambat aktvitas alkhali phospatase
- Mengganggu pengambilan estrogen endogenous oleh mukosa
uterus
- Mengganggu jumlah DTM dalam sel endometrium
- Mengganggu metabolisme glikogen
8. Untuk IUD yag mengandung progesterone
a. Gangguan proses pematangan proliferatif – sekretoir sehingga timbul
penekanan terhadap endometrium dan terganggunya proses
implantasi

22
b. Lendir serviks yang menjadi lebih kental / tebal karena pengaruh
progestin

Cara Kerja AKDR atau IUD :


- IUD dapat memperlambat kemampuan sel sperma pria untuk menembus masuk ke tuba
fallopi atau oviduk atau buluh rahim.
- Mempengaruhi fertilisasi (pembuahan) sebelum menuju ovum untuk mencapai kavum uteri.
- Fungsi utama AKDR atau IUD ini adalah pertemuan antara sel sperma dan sel telur agar tidak
terjadi pembuahan. Meskipun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam organ intim wanita
dan mengurangi sperma untuk fertilisasi (pembuahan).

Keuntungan yang didapat dengan menggunakan IUD atau AKDR sebagai alat kontrasepsi
pilihan :
1. AKDR dinilai cukup memiliki ke-efektivan dalam mencegah atau menggagalkan kehamilan
sekitar 0,6-0,8 dari 100 wanita dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170
kehamilan).
2. AKDR dapat bekerja optimal setelah dipasang.
3. Bertahan dalam waktu yang cukup lama kira-kira 10 tahun perlindungan dari CuT-380A dan
tidak perlu diganti.
4. Tidak menganggu atau merusak hubungan seksual anda dengan pasangan.
5. Tidak menimbulkan efek samping pada fungsi hormonal seksual dengan CuT-380A.
6. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI.
7. AKDR atau IUD, dapat dipasang segera sesudah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi
infeksi).
8. AKDR atau IUD ini dapat digunakan oleh wanita hingga masa meopause tiba.
9. Tidak mempengaruhi atau berinteraksi langsung terhadap obat-obatan.
10. Membantu mencegah kehamilan secara ektopik.

Kekurangan atau kelemahan dan atau efek samping yang terjadi dari kontrasepsi IUD :

23
1. Terjadi perubahan pada siklus menstruasi, membuat menstruasi menjadi lama dan banyak,
pendarahan antar menstruasi, nyeri dan sakit pada saat menstruasi datang.
2. Setelah pemasangan akan merasa sakit yang juga dapat disertai kejang selama 3-5 hari.
3. Jika sedang menstruasi, seperti terjadi pendarahan yang cukup berat yang dapat disertai
dengan anemia atau kekurangan darah.
4. Terjadi perforasi pada dinding uterus (namun sangat jarang terjadi, apabila terjadi biasanya
disebabkan oleh pemasangan yang tidak benar).
5. AKDR atau IUD ini tidak dapat mencegah dari penyakit seksual yang menular seperti
HIV/AIDS.
6. AKDR atau IUD ini tidak disarankan digunakan pada wanita yang kerap kali berganti pasangan
dan terjangkit penyakit seksual yang menular akibat infeksi.
7. Terjadi peradangan pada panggul yang terjadi usai wanita yang terinfeksi penyakit seksual
menular tetap menggunakan alat kontrasepsi jenis ini, sehingga dapat memicu infertilitas.
8. Akan mengalami sedikit rasad nyeri dan oendarahan (spotting) usai pemasangan AKDR.
Namun dapat menghilang dalam 1-2 hari.
9. Pemasangan dan pencabutan AKDR atau IUD ini hanya dapat dilakukan oleh dokter ahli atau
bidan yang terlatih.
10. Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui, biasnaya terjadi apabila akdr dipasang
usai melahirkan.
11. Tidak dapat mencegah kehamilan ektopik karena fungsinya hanya untuk mencegah
kehamilan normal.
12. Wanita yang menggunakan alat kontrasepsi jenis ini, diharuskan unuk memeriksa posisi dari
benang AKDR dari waktu ke waktu atau setiap 1 bulan sekali.

Selain keuntungan dan kekurangan dari pengunaan AKDR atau IUD ( Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim ). Alat Kontrasepsi Dalam Rahim ini hanya boleh digunakan oleh :
1. Wanita yang masih dalam usia produktif
2. Dalam keadaan nulipara
3. Seorang wanita yang menginginkan atau menggunakan alat kontrasepsi jangka panjang

24
4. Wanita yang sedang dalam masa menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
5. Wanita yang pasca melahirkan dan tidak menyusui
6. Setelah mengalami abortus dan tidak diketahui atau terlihat adanya infeksi
7. Tidak memiliki resiko atau tidak memiliki dari infeksi meular secara seksual

Seseorang yang tidak diperbolehkan menggunakan AKDR atau IUD (Alat Kontrasepsi Dalam
Rahim) :
1. Sedang dalam masa kehamilan
2. Terjadi pendarahan pada vagina yang tidak diketahui
3. Menderita infeksi pada organ vital ( misalnya vaginitis, servisitis)
4. Adanya kelainan uterus yang tidak normal atau tumor jinak pada rahim yang dapat
mempengaruhi kavum uteri
5. Terindeksi adanya penyakit trofoblas yang ganas
6. Diketahui terinfeksi penyakit TBC pelvik
7. Adanya kanker yang berada di organ kewanitaan
8. Ukuran rongga rahim yang kurang dari 5 cm.

http://books.google.co.id/books?id=ZaoVZQtqIxAC&pg=PA7&lpg=PA7&dq=efektivitas+metode
+kontrasepsi&source=bl&ots=bV4nMAnGe5&sig=PTw4Cd4JnV-
iSz7ERsVQKerDV2g&hl=en&sa=X&ei=HvKCUZCQMIuPrgfNsYG4Aw&redir_esc=y#v=onepage&q=
efektivitas%20metode%20kontrasepsi&f=false

Waktu pemasangan IUD :


- Saat haid berlangsung
Pada hari pertama / pada haid2 terakhir.
- Sewaktu post partum
Dini: dipasang sebelum pulang dari RS
Langsung : dipasang dlm masa 3 bulan setelah partus

25
Tidak langsung : dipasang sesudah masa 3 bulan postpartum/ abortus
- Sewaktu postabortum
Segera setelah abortus. Tetapi tidak ada septic abortion.
- Sewaktu melakukan seksio sesaria

ILMU KANDUNGAN. EDISI III. 2011.

Berdasar Jenis
a. Metode Sederhana
i. Tanpa Alat
- Pantang berkala-metode kalender
a) Efektifitas
Bagi wanita yang siklus haidnya teratur efektivitasnya lebih tinggi
dibandingkan wanita yang siklus haidnya tidak teratur. Angka kegagalan
pada system kalender berkisar antara 6-42, sedangkan pada system
pengukuran suhu basal angka kegagalannya berkisar 0-7.
b) Cara kerja
Pada system kalender dihitung dengan memakai rumus sebagai berikut:
~ Hari pertama mulai subur siklus haid terpendek – 18
~ Hari subur terakhir siklus haid terpanjang – 11
Sebelum memulai cara ini hendaknya wanita mencatat pola siklus
haidnya paling sedikit selama 6 bulan dan sebaiknya selama 12 bulan.
- Metode suhu badan basal

26
Suhu badan diukur memakai thermometer, sewaktu bangun pagi hari (dalam
keadaan istitahat penuh), setiap hari. Hasil pengukuran ini dicatat pada kartu
pencatatan suhu badan.
Menjelang ovulasi suhu badan akan turun (pada hari ke 12 dan 13 siklus
haid), pada hari ke 14 terjadi ovulasi, lalu suhu akan naik lagi sampai lebih
tinggi dari suhu sebelum ovulasi pada hari ke 15 dan 16 siklus haid. Dengan
cara ini masa berpantang lebih pendeK namun lebih meninggikan efektivitas
metoda pantang berkala
a) Keuntungan
~ Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan
~ Tidak ada risiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi
~ Tidak ada efek samping sistemik
~ Murah atau tanpa biaya
~ Menigkatkan keterlibatan kaum laki2 dalam KB
~ Menambah pengetahuan entang system reproduksi laki2 dan
perempuan
~ Memungkinkan mengeratkan relasi/ hubungan melalui peningkatan
komunikasi antar suami istri atau pasangan
b) Kerugian
~ Keefektifan tergantung dari kemauan dan disiplin pasangan untuk
mengikuti intruksi
~ Perlu ada pelatihan sebagai persyaratan untuk mengguanakan jenis
KBA yang paling efektif secara benar
~ Dibutuhkan pelatih/ guru KBA
~ Perlu pantang selama masa subur untuk menghindari kehamilan
~ Perlu pencatatan setiap hari
~ Tidak terlindung dari IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS
c) Efek Samping

27
~ Terlalu lama berpantang kadang kala tidak tertahankan, terutama
bila masa berpantang terlalu lebar (lama)
Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC
- Metode lendir serviks
Perubahan siklus dari lender serviks yang terjadi karena perubahan kadar
estrogen
Ada 2 macam lender servik :
a) Lendir Tipe E(estrogenic)
~ Diproduksi pada fase akhir pra ovulasi dan fase ovulasi
~ Sifat-sifat :
• Banyak, tipis seperti air (jernih) dan visksitas rendah.
• Spinnbarrkeit(elastisitas ) besar. Spinnbarkeit : sampai seberapa
jauh lendir dapatdiregangkan sebelum putus.
• Bila dikeringkan terjadi bentuk seperti daun pakis(fernlike
patters, ferning,arborization)
~ Spermatozoa dapat menembus lendir ini
b) Lendir tipe G (gestogenik)
~ Diproduksi pada fase awal pra ovulasi dan setelah ovulasi.
~ Sifat-sifat :
• Kental
• Viskositas tinggi
• Keruh
~ Dibuat karena peninggian kadar progesterone
~ Spermatozoa tidak dapat menembus lendir ini
- Metode simpto-termal
Metode ini gabungan dari metode suhu basal tubuh dan lendir serviks yang
sudah diuraikan di atas, sehingga tingkat keamanannya sangat tinggi.
a) Keuntungannya

28
Hari-hari mendekati ovulasi dapat diketahui dari bentuk lendir dan kapan
masa subur berlalu diketahui dari kenaikan suhu tubuh. Pada hari-hari
setelah lendir serviks tidak dapat ditarik lagi seperti benang, suhu tubuh
harus lebih tinggi dari 6 hari sebelumnya.
Tanda-tanda lain yang menunjukkan adanya ovulasi adalah rasa sakit
pertengahan, yaitu rasa sakit di perut bagian bawah (di indung telur)
sebelah kiri atau kanan yang terjadi tepat pada saat ovulasi dan bercak
darah.
Metode-metode kontrasepsi alamiah dapat juga digunakan untuk
pasangan yang ingin memiliki anak untuk meningkatkan kemungkinan
adanya pembuahan, karena yang ditentukan adalah masa subur.
- Coitus interuptus
a) Angka kegagalan (kehamilan) tinggi yaitu antara 18-38. Sebab kegagalan
antara lain:
 Adanya pengeluaran cairan sebelum ejakulasi yang mengandung sel
mani sebelum penis ditarik keluar, apalagi pada koitus yang berulang
 Terlambat mengeluarkan penis dari liang senggama
 Bila semen tumpah di vulva dan terdapat penumpukan semen, sel
mani dapat masuk kedalam dan menyebabkan kehamilan
b) Cara kerja
Penarikan penis dari vagina sebelum terjadi ejakulasi, dengan demikian
semen sengaja ditumpahkan di luar ruang senggama untuk mencegah sel
mani masuk area fertilisasi. Hal ini berdasarkan kenyataan bahwa reflex
ejakulasi datangnya dapat disadari oleh sebagian besar pria

c) Indikasi
 Pria yang ingin berpartisipasi aktif dalam KB
 Pasangan yang taat beragama atau mempunyai alasan filosofi untuk
tidak memakai metode2 lain

29
 Pasangan yang memerlukan kontrasepsi dengan segara
 Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu
metode yang lain
 Pasanga yang membutuhkan metode pendukung
 Pasangan yang melakuakan hub seks tidak teratur
d) Kontraindikasi
 Pria dengan pengalaman ejakulasi dini
 Pria yang sulit melakukan senggama terputus
 Pria yang memiliki kelainan fisik atau psikologis
 Perempuan yang mempunyai pasangan yang sulit dalam bekerja
sama
 Pasanga yang kurang dapat saling komunikasi
 Pasangan yang tidak bersedia melakukan senggama terputus
e) Keuntungan:
 Efektif bila digunakan dengan benar
 Tidak mengganggu produksi ASI
 Dapat digunakan sebagai pendukung metode lainnya
 Tidak ada efek samping
 Dapat digunakan setiap waktu
 Tidak mebutuhkan biaya
f) Kerugian:
 Memutuskan kenikmatan dalam hubungan seks
 Efektifitas akan jauh menurun apabila sperma dalam 24 jam sejak
ejakulasi masih melekat pada penis
 Efektifitas tergantung pada kesediaan pasangan untuk melakuakan
senggama terputus setiap melaksanakannya
g) Efek samping
 Dapat menyebabkan penyakit ginekologik, neurologis, kejiwaan
Sinopsis Obstetri Jilid 2, EGC

30
Indikasi
1. Semua perempuan semasa reproduksi, baik siklus haid teratur maupun tidak
teratur, tidak haid baik karena menyusui maupun premenopause
2. Semua perempuan dengan paritas berapapun termasuk nulipara
3. Perempuan kurus ataupun gemuk
4. Perempuan yang merokok
5. Perempuan dengan alasan kesehatan tertentu hipertensi sedang, varises,
dismenorea, sakit kepala sedang atau hebat, mioma uteri, endometritis,
kista ovarii, anemia def, Fe, hepatitis virus, malaria, thrombosis vena dalam,
atau emboli paru
6. Pasangan dengan alasan agama atau filosofi untuk tidak mengguanakan
metode lain
7. Pasangan yang ingin pantang senggama lebih dari seminggu pada setiap
siklus haid
8. Pasangan yang ingin dan termotivasi untuk mengobservasi, mencatat, dan
menilai tanda dan gejala kesuburan
Keuntungan:
1. Dapat digunakan untuk menghindari atau mencapai kehamilan
2. Tidak ada risiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi
3. Tidak ada efek samping sistemik
4. Murah atau tanpa biaya
5. Menigkatkan keterlibatan kaum laki2 dalam KB
6. Menambah pengetahuan entang system reproduksi laki2 dan perempuan
7. Memungkinkan mengeratkan relasi/ hubungan melalui peningkatan
komunikasi antar suami istri atau pasangan
Kerugian:
1. Keefektifan tergantung dari kemauan dan disiplin pasangan untuk
mengikuti intruksi

31
2. Perlu ada pelatihan sebagai persyaratan untuk mengguanakan jenis KBA
yang paling efektif secara benar
3. Dibtuhkan pelatih/ guru KBA
4. Perlu pantang selama masa subur untuk menghindari kehamilan
5. Perlu pencatatan setiap hari
6. Tidak terlindung dari IMS termasuk HBV dan HIV/AIDS
Buku panduan praktis pelayanan kontrasepsi, 2003

ii. Dengan Alat


a) Mekanis (barier)
- Kondom Pria
Kondom adalah selubung tipis dari karet, vinil, atau produk alamiah
dapat berwarna maupun tidak berwarna, biasanya ditambahkan spermisida
untuk perlindungan tambahan, serta digunakan untuk menutupi penis sesaat
sebelum berhubungan. Mekanisme kerja kondom adalah dengan cara
menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus genitalia interna
wanita. Efektivitas kondom sendiri tidak terlalu tinggi, hanya sekitar 3-4
kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama.
Secara teoritis kegagalan kondom hanya terjadi bila:
 Kondom bocor atau robek
 Pemakai kurang disiplin dan kurang teliti mematuhi petunjuk cara
pemakaiannya
Efektifitas dapat dipertinggi dengan jalan:
 Memakai kondom berminyak, karenanya jarang koyak
 Penis segera ditarik keluar dari vagina setelah ejakulasi
 Waktu menarik penis, pangkal kondom dipegang supaya jangan
tertinggal dan tertumpah
 Mengoleskan spermisida pada kondom atau pakai kondom yang sudah
ada spermisidanya

32
 Pakailah satu kondom untuk satu kali koitus

Keuntungan kondom:
 Mencegah kehamilan
 Memberi perlindungan terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS)
 Dapat diandalkan
 Sederhana, ringan, disposable, dan mudah digunakan
 Tidak memerlukan pemeriksaan medis, supervisi, atau follow-up
 Reversibel
 Pria ikut aktif dalam kegiatan KB
 Efektif segera setelah dipasang
 Tidak mempengaruhi kegiatan laktasi
 Dapat digunakan sebagai pendukung metode kontrasepsi lain
 Tidak mengganggu kesehatan
 Tidak ada efek samping sistemik
 Mudah didapatkan dan tidak perlu resep dokter
 Murah karena digunakan dalam jangka pendek
Kerugian kondom:
 Efektivitas dipengaruhi kesediaan akseptor mematuhi instruksi yang
diberikan dan motivasi akseptor
 Efektivitas tidak terlalu tinggi
 Perlu menghentikan aktivitas dan spontanitas hubungan seks guna
memasang kondom
 Dapat mengurangi sensitifitas penis sehingga ereksi sukar
dipertahankan
- Barier intra vaginal antara lain : diafragma, kap serviks, spons, dan kondom
wanita

33
Diagfragma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks (karet)
yang diinsersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan
menutup serviks.

a) Jenis
 Flat spring (flat metal band)
 Coil spring (coiled wire)
 Arching spring (kombinasi metal spring)
b) Cara kerja
 Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran
alat reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopii) dan sebagai
alat tempat spermisida.
c) Manfaat
 Kontrasepsi
i. efektif bila digunakan dengan benar
ii. tidak menggangu produksi ASI
iii. tidak menggangu hubungan seksual karena telah terpasang
sampai 6 jam sebelumnya.
iv. Tidak menggangu kesehatan klien.
v. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
 Nonkontrasepsi
i. Salah satu perlindungan terhadap IMS/HIV/AIDS, khususnya
bila digunakan dengan spermisida.
ii. Bila digunakan saat haid bisa menampung darah menstruasi.
Keterbatasan
d) Kerugian
 Efektifitas sedang
 Keberhasilan kontrasepsi tergantung pada kepatuhan mengikuti
cara penggunaan

34
 Motivasi diperlukan berkesinambungan dengan menggunakannya
setiap berhubungan seksual.
 Pemeriksaan pelviks oleh petugas kesehatan terlatih diperlukan
untuk memastikan ketepatan pemasngan.
 Pada beberapa pemasangan menjadi penyebab infeksi saluran
uretra.
 Pada 6 jam pascahubungan seksual alat masih harus berada di
posisinya.

b) Kimiawi
- Spermisid antara lain : vaginal cream, vaginal foam, vaginal jelly, vaginal
suppositoria, vaginal tablet, dan vaginal soluble film.
Angka kegagalan berkisar antara 3-30. Efek samping yang teradi biasanya
adalah timbulnya perasaan kurang enak pada kedua pihak yang karena
becek dan kadang kala timbul reaksi alergi
a) Cara kerja
 Melumpuhkan dan mematikan sperma
 Menutup mulut cerviks
 Merubah keadaan lendir/ cairan vagina, sehingga menjadi tidak
begitu baik untuk mobilitas dan aktivitas sperma
b) Indikasi
Sesuai untuk perempuan yang:

35
 Tidak menyukai metode kontrasepsi hormonal, seperti perokok, atau
diatas usia 35 tahun
 Tidak menyukai penggunaan AKDR
 Meyusui dan perlu kontrasepsi
 Memerlukan proteksi terhadap IMS
 Memerlukan metode sederhana sambil menunggu metode yang lain
c) Kontraindikasi
Tidak sesuai untuk perempuan yang:
 Berdasarkan umur dan paritas dan masalah kesehatan menyeabkan
kehamilan dan risiko tinggi
 Terinfeksi saluran uretra
 Tidak stabil secara psikis atau tidak suka menyentuh alat kelaminya
(vulva dan vagina)
 Mempunyai riwayat sindrom syok karena keracunan
 Ingin metode KB efektif
d) Keuntungan
 Kontrasepsi
i. Efektif seketika (busa dan krim)
ii. Tidak menggangu prosuksi ASI
iii. Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain.
iv. Tidak menggangu kesehatan klien.
v. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
vi. Mudah digunakan.
vii. Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual.
viii. Tidak perlu resep dokter.
 Nonkontrasepsi
i. Merupakan salah satu perlindungan terhadap IMS termasuk HBV
dan HIV/AIDS.
e) Kerugian

36
i. Efektifitas kurang
ii. Efektifitas sebagai kontrasepsi bergantung pada kepatuhan
mengikuti cara penggunaan.
iii. Ketergantungan pengguna dari motivasi berkelanjutan dengan
memakai setiap melakukan hubungan seksual.
iv. Pengguna harus menunggu 10-15 menit setelah aplikasi sebelum
melakukan hubungan seksual (tablet busa vagina, suppositoria
dan film)
v. Efektivitas aplikasii hanya 1-2 jam.
f) Efek samping
i. Iritasi vagina, iritasi penis da tidak nyaman, gangguan rasa panas
di vagina, kegagalan tablet tidak larut.

b. Metode Modern
i. Kontrasepsi hormonal
- Pil KB
Pil KB biasanya megandung Estrogen dan Progesteron. Cara kerja pil KB
adalah dengan cara menggantikan produksi normal Estrogen dan Progesteron
dan menekan hormon yang dihasilkan ovarium dan relesing factor yang
dihasilkan otak sehingga ovulasi dapat dicegah. Efektivitas metode ini secara
teoritis mencapai 99% atau 0,1 – 5 kehamilan per 100 wanita pada pemakaian di
tahun pertama bila digunakan dengan tepat. Tetapi dalam praktek ternyata
angka kegagalan pil masih cukup tinggi yaitu mencapai 0,7 - 7%. Jenis-jenis pil,
antara lain:

37
 Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat estrogen dan progestrone sintetik
yang diminum 3 kali seminggu.
 Pil sekunseal, Pil ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan urutan
hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan
hormon tersebut,estrogen hanya diberikan selama 14 – 16 hari pertama di
ikuti oleh kombinasi progestrone dan estrogen selama 5 – 7 hari terakhir.
 Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya mengandung progestrone dalam
dosis mini ( kurang dari 0,5 mg) yang harus diminum setiap hari termasuk
pada saat haid.
 Once a moth pil, pil hormon yang mengandung estrogen yang ” Long acting ”
yaitu biasanya pil ini terutama diberikan untuk wanita yang mempunyai
Biological Half Life panjang
 Morning after pil, merupakan pil hormon yang mengandung estrogen dosis
tinggi yang hanya diberikan untuk keadan darurat saja, seperti kasus
pemerkosaan dan kondom bocor
Keuntungan Pil KB:
 Efektivitasnya tinggi bila diminum secara rutin
 Nyaman, mudah digunakan, dan tidak mengganggu senggama
 Reversibilitas tinggi
 Efek samping sedikit
 Mudah didapatkan, tidak selalu perlu resep dokter karena pil KB dapat
diberikan oleh petugas non medis yang terlatih
 Dapat menurunkan resiko penyakit-penyakit lain seperti kanker
ovarium, kehamilan ektokpik, dan lain-lain
 Relatif murah
Kerugian Pil KB:
 Efektivitas tergantung motivasi akseptor untuk meminum secara rutin
tiap hari
 Rasa mual, pusing, kencang pada payudara dapat terjadi

38
 Efektivitas dapat berkurang bila diminum bersama obat tertentu
 Kemungkinan untuk gagal sangat besar karena lupa
 Tidak dapat melindungi dari resiko tertularnya Penyakit Menular Seksual

- AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim) / IUD (Intra Uterine Devices)


AKDR adalah kontrasepsi yang terbuat
dari plastik halus berbentuk spiral atau
berbentuk lain yang dipasang di dalam
rahim dengan memakai alat khusus oleh
dokter atau paramedis lain yang terlatih.
Mekanisme kerja AKDR belum diketahui
tetapi kemungkinan AKDR menyebabkan
perubahan-perubahan seperti munculnya
sel-sel radang yang menghancurkan blastokis atu spermatozoa, meningkatkan
produksi prostaglandin sehingga implantasi terhambat, serta bertambah
cepatnya pergerakan ovum di tuba falopii. Efektivitas IUD mencapai 0,6 – 0,8
kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama penggunaannya. Angka
kegagalan IUD 1 – 3 kehamilan per 100 wanita per tahun.
Keuntungan AKDR:
 Efektivitas tinggi
 Dapat memberikan perlindungan jangka panjang sampai dengan 10
tahun
 Tidak mengganggu hubungan seksual

39
 Efek samping akibat Estrogen dapat dikurangi karena AKDR hanya
mengandung Progestin
 Tidak ada kemungkinan gagal karena kesalahan akseptor KB
 Reversibel
 Dapat disediakan oleh petugan non medis terlatih
 Akseptor hanya kembali ke klinik bila muncul keluhan
 Murah
Kerugian AKDR:
 Perlunya pemeriksaan pelvis dan penapisan PMS sebelum pemasangan
 Butuh pemerikasaan benang setelah periode menstruasi jika terjadi kram,
bercak, atau nyeri
 Akseptor tidak dapat berhenti menggunakan kapanpun ia mau
- Suntikan KB
Kontrasepsi suntik yang biasa tersedia adalah Depo-provera yang hanya
mengandung Progestin dan diberikan tiap 3 bulan. Cara kerja kontrasepsi suntik
yaitu dengan mencegah ovulasi, mengentalkan lerndir serviks, dan menghambat
perkembangan siklis endometrium. Efektivitas dari kontrasepsi suntik sangat
tinggi mencapai 0,3 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama
penggunaan. Angka kegagalan metode ini <1 kehamilan per 100 wanita per
tahun.
Keuntungan suntik KB:
 Sangat efektif
 Memberikan perlindungan jangka panjang selama 3 bulan
 Bila digunakan bersama pil KB dapat mengurangi resiko yang
ditimbulkan karena lupa meminum pil KB
 Tidak mengganggu senggama
 Bisa diberikan oleh petugas non medis yang terlatih
 Mengurangi efek samping yang ditimbulkan oleh Estrogen karena
metode ini tidak mengandung Estrogen

40
 Relatif murah
Kerugian suntik KB:
 Berat badan naik
 Siklus menstruasi kadang terganggu
 Pemulihan kesuburan kadang-kadang terlambat

- Susuk KB
Kontrasepsi susuk yang sering digunakan adalah Norplant. Susuk adalah
kontrasepsi sub dermal yang mengandung Levonorgestrel (LNG) sebagai bahan
aktifnya. Mekanisme kerja Norplant yang pasti belum dapat dipastikan tetapi
mungkin sama seperti metode lain yang hanya mengandung Progestin. Norplant
memiliki efek mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks, dan menghambat
perkembangan siklis endometrium. Efektivitas Norplant sangat tinggi mencapai
0,05 – 1 kehamilan per 100 wanita dalam tahun pertama pemakaian. Angka
kegagalan Norplant <1 kehamilan per 100 wanita per tahun dalam 5 tahun
pertama pemakaian. Angka kegagalan ini lebih rendah bila dibandingkan dengan
metode barier, pil KB, dan IUD.
Keuntungan Susuk:
 Norplant merupakan metode kontrasepsi yang sangat efektif
 Tidak merepotkan dan tidak mengganggu senggama
 Resiko untuk lupa lebih kecil dibandingkan pil KB dan suntikan karena
Norplant dipasang tiap 5 tahun

41
 Mudah diangkat dan segera setelah diangkat kesuburan akseptor akan
kembali
 Pemasangan dapat dilakukan oleh petugas non medis yang terlatih
 Dapat mengurangi efek samping yang ditimbulkan oleh Estrogen karena
Norplant tidak mengandung Estrogen
 Lebih efektif secara biaya karena walaupun harganya mahal tetapi masa
pemakaiannya mencapai 5 tahun
Kerugian Susuk:
 Efektivitas dapat berkurang bila digunakan bersama obat-obatan
tertentu
 Merubah siklus haid dan meningkatkan berat badan
 Tergantung pada petugas
 Tidak melindungi dari resiko tertularnya PMS

ii. Kontrasepsi mantap


a) Medis Operatif Pria (MOP)
MOP merupakan suatu metode kontrasepsi operatif minor yang aman,
sederhana, dam sangat efektif, memakan waktu operasi relatif singkat dan tidak
memerlukan anestesi umum. MOP dilakukan dengan cara memotong vas
deferens sehingga sperma tidak dapat mencapai air mani dan air mani yang
dikeluarkan tidak mengandung sperma. Efektivitas sangat tinggi mencapai 0,1 –
0,15 kehamilan per 100 wanita selama tahun pertama pemakaian. Angka
kegagalan <1 kehamilan per 100 wanita.
Keuntungan MOP:
 Sangat efektif
 Tidak mengganggu senggama

42
 Tidak ada perubahan fungsi seksual
 Baik untuk klien yang bila mengalami kehamilan akan membahayakan
jiwanya
 Murah
Kerugian MOP:
 Permanen, kesuburan tidak dapat kembali normal
 Efek tertunda sampai 3 bulan atau 20 kali ejakulasi
 Nyeri setelah prosedur serta komplikasi lain akibat pembedahan dan
anestesi
 Hanya dapat dilakukan oleh dokter yang terlatih
 Tidak memberi perlindungan terhadap PMS

b) Medis Operatif Wanita (MOW)


MOW adalah tindakan operasi minor untuk mengikat atau memotong kedua
tuba falopii sehingga ovum dari overium tidak akan mencapai uterus dan tidak
akan bertemu dengan spermatozoa. Efektivitas MOW sekitar 0,5 kehamilan per
100 wanita selama tahun pertama pemakaian, sedikit lebih rendah dibandingkan
MOP.
Keuntungan MOW:
 Sangat efektif
 Segera efektif
 Permanen
 Tidak mengganggu senggama

43
 Baik untuk klien yang bila mengalami kehamilan akan membahyakan
jiwanya
 Pembedahan sederhana dan hanya perlu anestesi lokal
 Tidak ada efek samping jangka panjang
 Tidak ada gangguan seksual
Kerugian MOW:
 Permanen
 Nyeri setelah prosedur serta komplikasi lain akibat pembedahan dan
anestesi
 Hanya dapat dilakukan oleh dokter yang terlatih
 Tidak memberi perlindungan terhadap PMS
 Meningkatkan resiko kehamilan ektokpik

Berdasar lama efektifitasnya


a. MKJP (Metode Kontrasepsi Jangka Panjang), yang termasuk dalam kategori ini adalah
jenis susuk/implant, IUD, MOP, dan MOW.
b. Non MKJP (Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang), yang termasuk dalam kategori ini
adalah kondom, pil, suntik, dan metode-metode lain selain metode yang termasuk
dalam MKJP.
http://eprints.undip.ac.id/18903/1/Laksmi_Indira_Kartini_Tedjo.pdf

4. What the choice to method from the scenario ?

44
5. What is the contra indication of each contraception?

1. Pil

Pil kb sebaiknya tidak digunakan oleh:


 wanita yang merokok dan berusia diatas 35 tahun
 wanita penderita penyakit hati aktif atau tumor
 wanita yang memiliki kadar trigliserida tinggi
 wanita penderita tekanan darah tinggi yang tidak diobati
 wanita penderita diabetes yang disertai penyumbatan arteri
 wanita yang memiliki gangguan pembekuan darah
 wanita yang tungkainya sedang digips
 wanita penderita penyakit jantung
 wanita yang pernah menderita stroke
 wanita yang pernah menderita penyakit kuning pada saat kehamilan

45
 wanita penderita kanker payudara atau kanker rahim.

Pengawasan harus dilakukan jika pil kb digunakan oleh:


a. wanita yang mengalami depresi
b. wanita yang sering mengalami sakit kepala migren
c. wanita yang merokok tetapi berusia dibawah 35 tahun

a. Efek Samping
 Perdarahan tidak teratur.
sering terjadi pada beberapa bulan pertama pemakaian pil kb, jika tubuh telah
menyesuaikan diri dengan hormon biasanya perdarahan abnormal akan
berhenti.
 beberapa bulan setelah berhenti menggunakan pil kb, mungkin tidak akan terjadi
menstruasi, tetapi obat ini tidak menyebabkan berkurangnya kesuburan secara
permanen.
 efek samping yang berhubungan dengan estrogen adalah mual, nyeri tekan pada
payudara, perut kembung, penahanan cairan, peningkatan tekanan darah dan
depresi.
 efek samping yang berhubungan dengan progestin adalah penambahan berat
badan, jerawat dan kecemasan.
penambahan berat badan sebanyak 1,5-2,5 kg biasanya terjadi akibat penahanan
cairan dan mungkin karena meningkatnya nafsu makan.
 bekuan darah diperkirakan 3-4 kali lebih sering terjadi pada pemakaian pil kb dosis
tinggi.
jika secara tiba-tiba timbul nyeri dada atau nyeri tungkai, pemakaian pil kb harus
segera dihentikan dan segera memeriksakan diri karena gejala tersebut mungkin
menunjukkan adanya bekuan darah di dalam vena tungkai dan kemungkinan
sedang menuju ke paru-paru.
pil kb dan pembedahan menyebabkan meningkatnya resiko pembentukan
bekuan darah, sehingga 1 bulan sebelum menjalani pembedahan pemakaian pil
harus dihentikan dan baru mulai dipakai lagi 1 bulah setelah pembedahan.
 mual dan sakit kepala.
 1-2% wanita pemakai pil kb mengalami depresi dan kesulitan tidur.
 melasma (bercak-bercak berwarna gelap di wajah).
jika terkena sinar matahari, bercak semakin gelap. melasma akan menghilang
secara perlahan setelah pemakaian pil kb dihentikan.
 resiko terjadinya kanker leher rahim tampaknya meningkat, terutama jika pil kb
telah dipakai selama lebih dari 5 tahun. karena itu wanita pemakai pil kb harus
rutin menjalani pemeriksaan pap smear (minimal 1 kali/tahun). Di lain fihak,

46
wanita pemakai pil kb memiliki resiko kanker ovarium ataupun kanker rahim yang
lebih rendah.

2. SUSUK

 Yang Boleh Menggunakan Implan :


• Usia reproduksi.
• Telah memiliki anak ataupun yang belum.
• Menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektivitas tinggi dan menghendaki
pencegahan kehamilan jangka panjang.
• Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
• Pascapersalinan dan tidak menyusui.
• Pascakeguguran.
• Tidak menginginkan anak lagi, tetapi menolak sterilisasi.
• Riwayat kehamilan ektopik.??
• Tekanan darah < 180/110 mmllg, dengan masalah pembekuan darah, atau
anemia bulan sabit (sickle cell).
• Tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang mengandung estrogen.
• Sering lupa menggunakan pil.

 Yang Tidak Boleh Menggunakan Implan :


• Hamil atau diduga hamil.
• Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
• Benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
• Tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
• Miom uterus dan kanker payudara.
• Gangguan toleransi glukosa.

 Waktu mulai Menggunakan Implan :


• Setiap saat selama siklus haid hari ke-2 sampai hari ke-7. Tidak diperlukan metode
kontrasepsi tambahan.

47
• Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak terjadi kehamilan. Bila
diinsersi setelah hari ke-7 sikius haid, klien jangan melakukan hubungan seksual,
atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
• Bila klien tidak haid, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini tidak
terjadi kehamilan, jangan melakukan hubungan seksual atau gunakan metode
kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
• Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan pascapersalinan, insersi dapat
dilakukan setiap saat.Bila menyusui penuh, klien tidak perlu memakai metode
kontrasepsi lain.
• Bila setelah 6 minggu melahirkan dan telah terjadi haid kembali, insersi dapat
dilakukan setiap saat, tetapi jangan melakukan hubungan seksual selama 7 hari
atau menggunakan metode kontrasepsi lain untuk 7 hari saja.
• Bila klien menggunakan kontrasepsi hormonal dan ingin menggantinya dengan
implan, insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja diyakini klien tersebut tidak
hamil, atau klien menggunakan kontrasepsi terdahulu dengan benar.
• Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi suntikan, implan dapat diberikan
pada saat jadwal kontrasepsi suntikan tersebut. Tidak diperlukan metode
kontrasepsi lain.
• Bila kontrasepsi sebelumnya adalah kontrasepsi nonhormonal (kecuali AKDR) dan
klien ingin menggantinya dengan Norplant, insersi Norplant dapat dilakukan
setiap saat, asal saja diyakini klien tidak harnil. Tidak penlu menunggu sampai
datangnya haid berikutnya.
• Bila kontrasepsi sebelumnya adalah AKDR dan klien ingin menggantinya dengan
implan, Norplant dapat diinsersikan pada saat haid hari ke-7 dan klien jangan
melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau gunakan metode kontrasepsi
lain untuk 7 hari saja. AKDR segera dicabut.
• Pascakeguguran implan dapat segera diinsersikan.

 Instruksi untuk Klien :


• Daerah insersi harus tetap dibiarkan kering dan bersih selama 48 jam pertama. Hal
ini bertujuan untuk mencegah infeksi pada luka insisi.
• Perlu dijelaskan bahwa mungkin terjadi sedikit rasa perih, pembengkakan, atau
lebam pada daerah insisi. Hal ini tidak perlu dikhawatirkan.
• Pekerjaan rutin harian tetap dikerjakan. Namun, hindari benturan, gesekan, atau
penekanan pada daerah insersi.
• Balutan penekan jangan dibuka selama 48 jam, sedangkan plester dipertahankan
hingga luka sembuh (biasanya 5 hari).

48
• Setelah luka sembuh, daerah tersebut dapat disentuh dan dicuci dengan tekanan
yang wajar.
• Bila ditemukan adanya tanda-tanda infeksi seperti demam, peradangan, atau bila
rasa sakit menetap selama beberapa hari, segera kembali ke klinik.

 Informasi Lain yang Perlu Disampaikan :


• Efek kontrasepsi timbul beberapa jam setelah insersi dan berlangsung hingga 5
tahun bagi Norplant dan 3 tahun bagi susuk Implanon, dan akan berakhir sesaat
setelah pengangkatan.
• Sering ditemukan gangguan pola haid, terutama pada 6 sampai 12 bulan pertama.
Beberapa perempuan mungkin akan mengalami berhentinya haid sama sekali.
• Obat-obat tuberkulosis ataupun obat epilepsi dapat menurunkan efektivitas
implan.
• Efek samping yang berhubungan dengan implan dapat berupa sakit kepala,
penambahan berat badan, dan nyeri payudara. Efek-efek samping ini tidak
berbahaya dan biasanya akan hilang dengan sendirinya.
• Norplant dicabut setelah 5 tahun pemakaian, susuk Implanon dicabut setelah 3
tahun, dan bila dikehendaki dapat dicabut lebih awal.
• Bila Norplant dicabut sebelum 5 tahun dan susuk Implanon sebelum 3 tahun,
kemungkinan hamil sangat besar, dan meningkatkan risiko kehamilan ektopik.
• Berikan kepada klien kartu yang ditulis nama, tanggal insersi, tempat insersi, dan
nama klinik.
• Implan tidak melindungi klien dan infeksi menular seksual, termasuk AIDS. Bila
pasangannya memiliki risiko, penlu menggunakan kondom untuk melakukan
hubungan seksual.
 Jadwal Kunjungan Kemball ke Klinik :
Klien tidak perlu kembali ke klinik, kecuali ada masalah kesehatan atau klien
ingin mencabut implan. Klien dianjurkan kembali ke klinik tempat implan dipasang
bila ditemukan hal-hal sebagai berikut.
- Amenorea yang disertai nyeri perut bagian bawah.
- Perdarahan yang banyak dan kemaluan.
- Rasa nyeri pada lengan.
- Luka bekas insisi mengeluarkan darah atau nanah.
- Ekspulsi dan batang implan.
- Sakit kep ala hebat atau penglihatan menjadi kabur. Nyeri dada hebat.
- Dugaan adanya kehamilan.

49
(www.infosehat.com)

3. SUNTIK

a. Indikasi dan kontra indikasi


Indikasi
- Memberikan ASI >6 bulan
- Pasca persalinan dan tidak menyusui
- Nyeri haid hebat

Kontraindikasi
- Hamil atau diduga hami
- Perdarahan pervaginal tak jelas penyebabnya
- Perokok usia>35th
- Riwayat penyakit jantung atau tekanan darah tinggi(>180/110mmHg)
- Riwayat trombo emboli atau DM > 20 th
- Penyakit hati akut
- Keganasan payudara

secara umum, kebanyakan wanita boleh memakai kb suntik, meskipun:


- perokok berat
- menyusui
- gemuk atau kurus
- remaja
- baru keguguran
- berpenyakit tiroid
- epilepsi
- tbc (bukan tbc kandungan)
- varises ringan
- hipertensi ringan
- siklus haid tidak teratur
- anemi kekurangan zat besi

(www.medicastore.com)

4. AKDR

50
a. yang dapat menggunakan AKDR
o usia reproduktif
o keadaan nulipara
o menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
o menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
o setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya
o setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi.
o Resiko rendah dari IMS.
o Tidak menghendaki metode hormonal
o Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari.
o Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama

b. yang tak diperkenankan menggunakan AKDR


o perempuan sedang hamil
o perdarahan vagina yang tidak diketahui
o sedang menderita infeksi alat genital(vaginitis,servisitis)
o 3 bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus
septic
o Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yg dapat
mempengaruhi kavum uteri.
o Penyakit trofoblas yang ganas
o Diketahui menderita TBC pelvik
o Kanker alat genital

51
o Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm.

(Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. 2003. Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawirohardjo . Jakarta)

5. TUBEKTOMI

a. Yang dapat menjalani tubektomi :


 Usia >26 tahun
 Paritas>2
 Yakin telah mempunyai besar keluarga yang sesuai dengan kehendaknya
 Pada kehamilannya akan menimbulkan risiko kesehatan yang serius
 Pascapersalinan
 Pascakeguguran
 Paham dan secara sukarela setuju dengan prosedur ini
b. Yang sebaiknya tidak melakukan tubektomi :
 Hamil
 Perdarahan vaginal yang belum terjelas (hingga harus di evaluasi)
 Infeksi sistemik atau pelvik yang akut
 Tidak boleh menjalani proses pembedahan
 Kurang pasti mengenai keinginannya untuk fertilitas masa datang
 Belum memberikan persetujuan tertulis
c. Keadaan yang memerlukan perhatian khusus
 Masalah-masalah medis yang signifikan (misalnya penyakit jantung atau
pembekuan darah, PRP sebelumnya/sekarang, obesitas, diabetes)
 Anak tunggal dan atau dengan tanpa anak sama sekali.
d. Kapan dilakukan :
 Setiap waktu selama siklus mestrusi apabila diyakinkan secara rasional tersebut tidak
hamil.
 Hari ke 6 hingga 13 dari siklus menstruasi (fase poliferasi)
 Pasca persalinan:tidak tepat untuk klien pascapersalinan.
 Minilap : di dalam 2 hari atau setelah 6 minggu atau 12 minggu

6. VASEKTOMI
a. Indikasi

Vasektomi merupakan upaya menhentikan fertilitas di mana fungsi reproduksi


merupakan ancaman atau gangguan kesehatn pria dan pasangan serta melemahkan
ketahanan dan kualitas keluarga
b. Kondisi yang memerlukan perhatian khusus :
 Infeksi kulit pada daerah opersi
 Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien

52
 Hidrokel atau varikokel yang besar
 Hernia inguinalis
 Undesensus tertikularis
 Massa intraskrotalis
 Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan
antinoagulansia
c. Konseling, informasi dan persetujuan medis
 Klien dijelaskan tentang prosedur vasektomi tidak mengganggu hormon pria tau
menyebabkan perubahan kemampuan atau kepuasan seksual
 Setelah prosedur vasektomi, gunakan salah satu kontrasepsi pilihan hingga
spermatozoa yang tersisa dalam vesika seminalis telah dikeluarkan seluruhnya.

7. KONDOM

a. SELEKSI KLIEN PENGGUNA KONDOM

KONDOM
SESUAI UNTUK PRIA YANG : TIDAK SESUAI UNTUK PRIA YANG :
Ingin berpartisipasi dalam program KB Mempunyai pasangan yang berisiko tinggi bila
terjadi kehamilan.
Ingin segera mendapatkan alat kontrasepsi Alergi terhadap bahan dasar kondom.
Ingin kontrasepsi sementara Menginginkan kontrasepsi jangka panjang.
Hanya ingin menggunakan alat kontrasepsi Tidak mau terganggu dengan berbagai
jika akan berhubungan persiapan untuk melakukan hubungan seksual.
Berisiko tinggi tertular/menularkan IMS Tidak peduli barbagai macam persyaratan
kontrasepsi.

8. DIAGFRAGMA

DIGFRAGMA
SESUAI UNTUK KLIEN YANG TIDAK SESUAI UNTUK KLIEN YANG
Tidak meyukai metode kontrasepsi Berdasarkan umur dan paritas serta masalah
hormonal seperti perokok atau di atas kesehatan menyebabkan kehamilan menjadi
usia 35 tahun. berisiko tinggi
Tidak menyukai pemakaian kontrasepsi Terinfeksi saluran uretra.
AKDR

53
Menyusui dan perlu kontrasepsi Tidak stabil secara psikis atau tidak suka
menyebtuh alat kelaminnya (vulva dan vagina)
Memerlukan proteksi terhadap IMS Mempunyai riwayat sindrom syok karena
keracunan.
Memerlukan metode sederhana sambil Ingin metode KB efektif
menunggu metode lain.

9. SPERMISIDA

a. SELEKSI KLIEN PENGGUNA SPERMISIDA

SPERMISIDA
SESUAI UNTUK KLIEN YANG TIDAK SESUAI UNTUK KLIEN YANG
Tidak meyukai metode kontrasepsi Berdasarkan umur dan paritas serta masalah
hormonal seperti perokok atau di atas kesehatan menyebabkan kehamilan menjadi
usia 35 tahun. berisiko tinggi
Tidak menyukai pemakaian kontrasepsi Terinfeksi saluran uretra.
AKDR
Menyusui dan perlu kontrasepsi Tidak stabil secara psikis atau tidak suka
menyebtuh alat kelaminnya (vulva dan vagina)
Memerlukan proteksi terhadap IMS Mempunyai riwayat sindrom syok karena
keracunan.
Memerlukan metode sederhana sambil Ingin metode KB efektif
menunggu metode lain.

coitus interuptus

6. What the correlation between contraception and miscarriage ?


7. What the factor can affect to method contraception?

Faktor-faktor dalam memilih metode kontrasepsi


Faktor pasangan – Motivasi dan Rehabilitasi
54
a. Umur
b. Gaya hidup memilih yang praktis
c. Frekuensi senggama
d. Jumlah keluarga yang diinginkan
e. Pengalaman dengan kontraseptivum yang lalu
f. Sikap kewanitaan
g. Sikap kepriaan sering tidak mau memakai

Faktor kesehatan – Kontraindikasi absolut atau relatif


a. Status kesehatan
b. Riwayat haid normal atau tidak
c. Riwayat keluarga
d. Pemeriksaan fisik
e. Pemeriksaan panggul

Faktor metode kontrasepsi – Penerimaan dan Pemakaian berkesinambungan


a. Efektivitas
b. Efek samping minor
c. Kerugian
d. Komplikasi-komplikasi yang potensial
e. Biaya.
KB dan kontrasepsi , Dr. Hanafi Hartanto

8. How the law of Kontraception in islam ?

9.
10. Prawirohardjo, Sarwono. 2011. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

55

Anda mungkin juga menyukai