KESEHATAN BANJARMASIN
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
LEMBAR KERJA MAHASISWA
MATA KULIAH Asuhan Kebidanan KB dan Kesehatan Reproduksi
KODE MK
SKS
SEMESTER 5a
NAMA MAHASISWA Anita Puspita Wulandari
Cindy Sulistyowati
Fanisa Salsabila Putri
Novia Randa Acin Mangkole
Puteri Ahyana Ramadhani
Refina Azzahra
NIM
SUB-CPMK:
OBJEK GARAPAN:
Aseptor dengan masalah :
1. Tidak haid pada pemakaian kontrasepsi suntik
2. Spotting pada pemakaian kontrasepsi suntik depo
SUMMARRY
A. KONSEP DASAR
1. Konsep Kontrasepsi Depo atau suntik 3 bulan
Alat kontrasepsi suntik 3 bulan DMPA (Depot Medroxyprogesterone Asetat) atau Depo
Provera ini mengandung hormon Depo Medroxy Progesterone Acetate (hormon progestin)
150mg. Sesuai dengan namanya, suntikan ini diberikan setiap 3 bulan (12 Minggu). Suntikan
pertama biasanya diberikan 7 hari pertama periode menstruasi, atau 6 minggu setelah
melahirkan. Disuntikan secara intamuskular di daerah bokong dan dianjurkan untuk diberikan
tidak lebih dari 12 minggu dan 5 hari setelah suntikan terakhir. Mekanisme kerja dari
kontrasepsi ini adalah mencegah ovulasi, lendir serviks menjadi kental dan sedikit sehingga
menurunkan kemampuan penetrasi spermatozoa, membuat endometrium tipis dan atrofi
sehingga kurang baik untuk impalantasi ovum yang telah dibuahi, mempengaruhi kecepatan
transpor ovum oleh tuba fallopi. Efektivitas kontrasepsi suntik adalah antara 99% dan 100%
dalam mencegah kehamilan. Kerugian alat kontrasepsi suntik 3 bulan menurut (Pinem, 2014;
Everett, 2008) adalah Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak atau amenore,
keterlambatan kembali subur sampai satu tahun, depresi, berat badan meningkat, galaktore,
setelah diberikan tidak dapat ditarik kembali, dapat berkaitan dengan osteoporosis,
menimbulkan kekeringan vagina, menurunkan libido, menimbulkan gangguan emosi, sakit
2. Amenore
Amenorea adalah keadaan dimana menstruasi berhenti atau tidak terjadi pada masa subur
atau pada saat yang seharusnya menstruasi terjadi secara teratur. Hal ini tentu saja tidak
termasuk berhenti menstruasi pada wanita yang sedang hamil, menyusui atau menopause.
Amenorea dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu amenorea primer dan amenorea
sekunder. Amenorea primer adalah istilah yang digunakan untuk perempuan yang terlambat
mulai menstruasi. Amenorea sekunder adalah berhenti menstruasi, paling tidak selama 3
bulan berturut turut, padahal sebelumnya sudah pernah mengalami menstruasi. Amenore
sekunder dapat disebabkan oleh rendahnya hormon pelepas gonadotropin (GoRH =
Gonadotropine Releasing Hormone), yaitu hormon yang diproduksi oleh hipotalamus (salah
satu bagian dari otak), yang salah satu fungsinya adalah mengatur siklus menstruasi.
Ada banyak faktor yang dapat menjadi penyebab amenorea, antara lain
penyakit pada indung telur (ovarium) atau uterus (rahim), misalnya tumor ovarium,
fibrosis kistik, dan tumor adrenal.
Gangguan produksi hormon akibat kelainan di otak, kelenjar hipofisis, kelenjar tifoid,
kelenjar adrenal, ovarium (indung telur) maupun bagian dari sistem reproduksi
lainnya.
Penyakit ginjal kronik, hipoglikemia, obesitas, dan malnutrisi.
Konsumsi obat-obatan untuk penyakit kronik atau setelah berhenti minum
konstrasepsi oral.
Pengangkatan kandung rahim atau indung telur.
Kelainan bawaan pada sistem reproduksi, misalnya tidak memiliki rahim atau vagina,
adanya sekat pada vagina, serviks yang sempit, dan lubang pada selaput yang
menutupi vagina terlalu sempit/himen imperforata.
Penurunan berat badan yang drastis akibat kemiskinan, diet berlebihan, anoreksia
nervosa, dan bulimia.
Kelainan kromosom, misalnya sindrom Turner atau sindrom Swyer (sel hanya
mengandung satu kromosom X) dan hermafrodit sejati.
Olahraga yang berlebihan.
Pengobatan atau penanganan amenorrea bergantung kepada penyebabnya. Jika seorang
anak perempuan belum pernah mengalami menstruasi dan semua hasil pemeriksaan normal,
maka lakukan pemeriksaan setiap 3-6 bulan untuk memantau perkembangan pubertasnya.
Untuk merangsang menstruasi (chalange test), dokter biasanya memberikan terapi hormonal
(tuliskan nama mahasiswa) Page 2 of 16
(progesteron). Cara mencegah amenorrhea adalah dengan menghindari stres dan depresi.
Menerapkan pola makan yang sehat dan teratur dan mencukupi nutrisi penting saat
menstruasi juga bisa mencegah amenorrea. Waspadai juga obesitas karena itu termasuk
pemicu gangguan menstruasi ini.
3. Spotting
Spotting adalah bercak - bercak perdarahan di luar haid yang terjadi selama akseptor
mengikuti keluarga berencana suntik (Mulyani danRinawati, 2013). Penyebab spotting
terjadinya pelebaran pembuluh vena kecil di endometrium dan vena tersebut akhirnya rapuh,
sehingga terjadi perdarahan lokal. Bila efek gestaden kurang, stabilitas stoma herkurans, yang
pada akhirnya akan terjadi perdarahan (Bazaid, 2008). Menurut Sulistyawati (2011),
penatalaksanaan spotting adalah sebagai berikut Informasikan bahwa perdarahan ringan
sering dijumpai tetapi hal ini bukanlah masalah serius, dan biasanya tidak memerlukan
pengobatan. Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan
suntikan, maka dapat disarankan dua pilihan pengobatan yaitu preparat estrogen atau
progesteron.
Apabila perdarahan tidak berhenti untuk mencegah anemia perlu diberi preparat besi tau
makanan-makanan yang banyak mengandung zat besi. Menurut Saifuddin (2010) dan Alimul
(2006), penatalaksanaan spotting adalah sebagai berikut:
Informasikan bahwa perdarahan ringan sering dijumpai, tetapi hal ini bukanlah
masalah serius, dan biasanya tidak memerlukan pengobatan.
Bila klien tidak dapat menerima perdarahan tersebut dan ingin melanjutkan suntikan,
maka dapat disarankan 2 pilihan pengobatan:
1 siklus pil kontrasepsi kombinasi (30-35 ug etinilestradiol), ibuprofen
(sampai 800 mg, 3x/ hari untuk 5 hari). Jelaskan bahwa selesai pemberian pil
kontrasepsi kombinasi dapat terjadi perdarahan.
Bila terjadi perdarahan banyak selama pemberian suntikan ditangani dengan
pemberian 2 tablet pil kontrasepsi kombinasi/hari selama 3-7 hari dilanjutkan
dengan 1 siklus pil. kontrasepsi hormonal, atau diberi 50 ug etinilestradiol
atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi untuk 14 - 21 hari.
Berikan konseling kepada ibu tentang vulva hygiene yang bertujuan untuk mencagah
terjadinya infeksi pada vulva, salah satu tindakan yang dapat dilakukan dengan cara
membersihkan vulva dari dean kebelakang menggunakan air bersih.
4. Hubungan Kb Suntik 3 Bulan dengan Kejadian Amenore
Hubungan antara KB suntik progestin dengan ganggaun menstruasi yaitu mekanisme kerja
kontrasepsi suntik yang dapat menekan ovulasi, pengaruh hormone progesteron yang
disuntikan menyebabkan tidak terjadinya mekanisme umpan balik (feedback) sehingga
(tuliskan nama mahasiswa) Page 3 of 16
estrogen yang seharusnya memberikan umpan balik positif terhadap LH (kadarnya
meningkat) justru memberikan umpan balik negative terhadap LH (kadarnya menurun) pada
saat fase ovulasi. Cara kerja lainnya pada KB suntik progestin yaitu mengentalkan lendir
serviks sehingga sulit dilalui oleh sperma, mencegah implantasi dan mengganggu pergerakan
tuba sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu.
Perubahan terhadap tidak datangnya menstruasi (amenore) pada pengguna kontrasepsi
suntik kombinasi bukan karena terlalu lamanya fungsi ovarium tertekan oleh kontrasepsi
progestin, melainkan karena efek langsung kontrasepsi progestin terhadap endometrium
dalam jangka waktu yang lama menyebabkan pertumbuhan endometrium semakin kecil dan
akan terjadi atrofi endometrium. Pemakaian DMPA bisa menyebabkan pola haid normal
berubah menjadi amenore, perdarahan ireguler, perdarahan bercak, perubahan dalam
frekuensi, lama dan jumlah darah yang hilang. Insiden yang tinggi dari amenore diduga
berhubungan dengan atrofi endometrium.
5. Hubungan Kb Suntik 3 Bulan dengan Kejadian Spotting
Spotting pada DMPA ini terjadi sebab progesteron dalam komponen DMPA memencet LH
sehingga Endometrium jadi lebih dangkal serta atrofi dengan kelenjar- kelenjar yang aktif.
Pemicu terbentuknya perdarahan bercak (spotting) diawali dari disuntikannya kontrasepsi
kontrasepsi suntik 3 bulan secara intra muscular di wilayah bokong. Setelah itu terjalin
ketidakseimbangan hormon hormon di dalam badan ialah hormon estrogen serta
progesteron.
Akibat ketidak seimbangan hormon didalam badan terjadilah pelebaran pembuluh vena kecil
di endrometrium. Pelebaran pembuluh vena jadi rapuh sehingga terjalin perdarahan lokal
yang terjalin di endrometrium menimbulkan keluarnya bercak bercak darah. Apabila
gestagen kurang, stabilitas stroma menurun, yang pada kesimpulannya terjalin perdarahan.
(Baziad, 2010)
1. 20016 BPM 9+3 Spontan Bidan L 3000 49 Normal ASI Hidup 6th
b. Data Objektif
4. Anogenital
(a) Vulva Vagina
Varices : Tidak dilakukan
Luka : Tidak dilakukan
Kemerahan : Tidak dilakukan
Nyeri : Tidak dilakukan
Kelenjar Bartholini : Tidak dilakukan
Pengeluaran pervaginam : Tidak ada
5. Anus
Haemoroid : Tidak dilakukan
Keluhan lain : Tidak dilakukan
6. Ekstremitas
Ekstremitas atas : Simetris, jari-jari lengkap, tidak oedema.
Ekstremitas bawah : Simetris, jari-jari lengkap, tidak oedema, tidak varices.
7. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium : PP test : Negatif (-)
Pemeriksaan penunjang lain : Tidak dilakukan
2. Interpretasi Data
Diagnosa
Ny. S P1A0 umur 29 tahun akseptor KB suntik DMPA dengan amenore
Masalah
Ibu merasa cemas dengan keadaan yang dialaminya
Kebutuhan
Beri penjelasan tentang efek samping KB suntik 3 bulan
Riwayat perkawinan
Status perkawinan syah, kawin umur 24 tahun dengan suami umur 28
tahun lamanya2 tahun, jumlah anak 1 orang.
1 2021 BPM 9bln Spontan Bidan Tdk ada P 3kg 50c baik hidup
Riwayat Kontrasepsi
Macam peserta KB: lama
Metode yang pernah dipakai: ibu mengatakan setelah melahirkan anak
pertama, ibu menggunakan KB suntik 3 bulanan kurang lebih selama 1
tahun.
Keluhan yang dirasakan : ibu mengatakan selama pemakaian KB suntik 3
bulanan mengeluarkan bercak darah dari jalan lahir sejak tanggal 1
September 2022 (selama 4 hari)
Riwayat Penyakit
Riwayat penyakit sekarang
Ibu mengatakan sekarang tidak sedang menderita penyakit apapun
seperti batuk, pilek maupun demam.
Riwayat penyakit sistemik
Ibu mengatakan sekarang tidak sedang menderita penyakit apapun
seperti jantung, ginjal, asma, TBC, hepatitis, DM, hipertensi, epilepsy,
dll
Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak mempunyai riwayat
penyakit menurun seperti DM, Hipertensi, Jantung dan tidak ada yang
memiliki riwayat penyakit menular seperti TBC, hepatitis, HIV / AIDS.
Riwayat keturunan kembar
Ibu mengatakan dalam keluarganya maupun keluarga suaminya tidak
ada yang memiliki riwayat keturunan kembar.
Riwayat operasi
Ibu mengatakan tidak pernah melakukan operasi ataupun tindakan
bedah lainnya.
Pola Kebiasan Sehari-hari
Pola Eliminasi
BAB : Ibu mengatakan frekuensi BAB 1 x/hari, konsistensi lunak,
warna kuning kecoklatan.
BAK : Ibu mengatakan BAK sehari 4-5 kali, warna kuning jernih
Pola Istirahat
Tidur siang : Ibu mengatakan tidur siang ± 1 jam.
Tidur malam : Ibu mengatakan tidur malam ± 7-8 jam
Pola aktivitas
Ibu mengatakan tidak ada perbedaan sebelum terjadi bercak dan
selama terjadi bercak, ibu mengerjakan pekerjaan rumah seperti
biasa membersihkan rumah, memasak, mencuci sendiri.
Pola Seksual
Sebelum Spotting : Ibu mengatakan melakukan hubungan seksual 2
kali dalam seminggu dan tidak mengeluarkan darah sehabis
berhubungan seksual.
Selama Spotting : Ibu mengatakan selama mengalami bercak darah
tidak melakukan hubungan seksual.
Personal Hygiene
Sebelum Spotting : Ibu mengatakan mandi 2x/hari, yaitu pagi pukul
07.00 WIB dan sore pukul 16.30 WIB, gosok gigi 2x/hari, keramas 3
kali dalam seminggu
Selama Spotting : Ibu mengatakan mandi 2x/hari, yaitu pagi pukul
07.00 WIB dan sore pukul 16.30 WIB, gosok gigi 2x/hari, keramas 3
kali dalam seminggu, ganti pembalut 2 kali sehari
Psikologis
Ibu mengatakan merasa cemas karena bercak darah yang keluar dari
alat kelaminnya.
2. Interpretasi Data
Diagnosa
Ny. K P1 A0 umur 26 tahun Akseptor KB Suntik Depo Progestin dengan Spotting
Masalah
Ibu cemas dan tidak nyaman sehubungan dengan bercak darah yang dialaminya
Kebutuhan
Informasi tentang bercak darah dan diberikan ibu dukungan moril.
3. Perencanaan
a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan.
4. Pelaksanaan
a. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu sedang dalam keadaan batas normal
akan tetapi ada bercak darah pada alat genetalia ibu
b. Memberikan informasi bahwa bercak darah (spooting) merupakan perdarahan yang ringan
karena merupakan efek samping akibat pemakaian KB suntik Depo Progestin.
c. Beri KIE tentang efek samping KB Suntik DepoProgestin yaitu kenaikan berat badan, amenore
( siklus haid yang terhenti), perdarahan ireguler (pola haid yang tidak teratur), spotting (bercak –
bercak), pusing.
d. Menganjurkan ibu untuk selalu menjaga personalhygiene terutama daerah kemaluannya,
dengan cara membasuh alatkelamin dari depan kebelakang khususnya pada kasus Spotting
manfaatnya yaitu mencegah terjadinnya infeksi dan agar Spotting tidak bertambah parah dan
cepat sembuh.
e. Memberikan dukungan moril pada ibu agar tidak cemas karena Spotting tersebut dapat diatasi,
meyakinkan pada akseptor akan kesembuhan dirinnya.
f. Memberi ibu terapi pil kombinasi 30-35 µg etinilestradiol 2x1 tablet perhari (14 tablet) selama 7
hari dan anjurkan ibu untukminum secara teratur.
g. Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang bila ada keluhan dan memberitahu ibu
bahwa akan ada kunjungan rumah 3 hari lagi yaitu pada tanggal 8 September 2022
5. Evaluasi
a. Ibu megerti tentang hasil pemeriksaan.
b. Ibu mengerti dan memahami bahwa keadaanya yang dialami merupakan salah satu efek samping
dari penggunaan KB Suntik Depo Progestin.
c. Ibu mengerti tentang efek samping KB Suntik Depo Progestin.
Daftar Pustaka
Saifuddin, A, B. 2018. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi Jakarta: Bina Pustaka
Sarwono
Susilowati, Endang. (2012). Kb Suntik 3 (Tiga) Bulan Dengan Efek Samping Gangguan Haid dan
Penanganannya. Staff pengajar Prodi D-III Kebidanan FIK Unissula Vol.L No.126
Ambarwati, Eka. (2017). Asuhan kebidanan pada Ny. K P1A0 Umur 26 Tahun Akseptor KB Suntik
Depo Progestin Dengan Spotting Di UPTD Puskesmas Nusukan Surakarta. KTI Program
Studi Diploma 3 Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kusuma Husada Surakarta.