Anda di halaman 1dari 47

Metode Kontrasepsi modern -Kemanjurannya adalah 80 sampai 98% tergantung pada

penggunaan yang tepat metode ini. Ini adalah barang atau produk yang mencegah kehamilan
dan efektivitas mereka adalah 98%. Diklasifikasikan sebagai;
Sementara metode:
Ketika menangguhkan wanita menjadi subur dan bisa hamil. Di antaranya adalah:
1. Metode hormonal
Apakah hormon yang menghambat atau mencegah ovulasi, mengubah lendir leher rahim
untuk menjaga lulus sperma. Efektivitas dari metode ini adalah 98% untuk mencegah
kehamilan, tetapi tidak melindungi terhadap HIV dan Infeksi Menular Seksual (IMS)
Kontrasepsi hormonal dapat diterapkan dengan berbagai cara, untuk implan
subdermal, secara lisan, melalui suntikan atau di patch. Metode hormonal
umum digunakan di Kolombia adalah:

Kontrol Pil KB :

Salah satu metode kontrasepsi yang paling populer. "Pil kontrasepsi", seperti yang dikenal,
berisi satu atau dua hormon (estrogen dan progesteron) yang bekerja dengan menghentikan
ovulasi dan mengubah lendir leher rahim sehingga sulit ditembus sperma.
Presentasi datang dalam 21 atau 28 pil dan harus diambil setiap hari. Ini harus mulai hari
pertama menstruasi dan selalu membawa mereka, jika mungkin, pada saat yang sama.
Meskipun tidak penting untuk mempertahankan efektivitas. Wanita yang memiliki masalah
sirkulasi, penyakit hati, masalah jantung atau kanker, mereka adalah perokok lebih dari 40
atau sedang hamil sebaiknya tidak menggunakan pil KB. Beberapa autorrecetan wanita dan
mungkin memiliki masalah kesehatan dan pil KB adalah obat dan harus diresepkan oleh
dokter. Jika digunakan dengan benar efisiensi adalah 98%.

Subdermal implan (Jadelle):

Ini adalah metode kontrasepsi jangka panjang, dapat bertahan hingga 5 tahun. Kesehatan
ditanamkan kapsul profesional mengandung dua hormon di bawah kulit lengan bawah
perempuan. Fungsinya untuk mencegah ovulasi dan mengubah lendir leher rahim sehingga
sperma tidak lulus dan ada pembuahan tidak.

Ketika seorang wanita sehingga memutuskan, kapsul dapat dihapus dan ada segera kembali
kesuburan. Implan subdermal dapat digunakan dalam setiap usia reproduksi dan setelah
melahirkan terlepas dari apakah wanita tersebut menyusui. Memiliki efisiensi 98%. Hal ini
dapat digunakan sejak masa remaja.

Injeksi: Apakah suntikan intramuskular mengandung hormon yang menghambat


ovulasi dan meningkatkan ketebalan lendir serviks, sehingga sulit bagi sperma. Bisa
digunakan oleh wanita segala usia, termasuk remaja dan wanita menyusui, dari enam
bulan setelah melahirkan. Penyuntikan pertama harus ditempatkan antara hari pertama
dan ketiga menstruasi.

Metode kontrasepsi suntik dapat diterapkan:


Bulanan: Terapkan setiap bulan pada tanggal yang sama. Dari bulan kedua, injeksi dapat
diterapkan tiga hari sebelum atau setelah tanggal relevan. Setelah berhenti, wanita bisa hamil.
Triwulan: Terapan setiap sembilan puluh hari (3 bulan). Setelah injeksi kedua, tujuh hari
dapat dieksekusi sebelum atau setelah tanggal ini. Ketika berhenti kesuburan bisa memakan
waktu hingga sembilan bulan kembali. Hal ini dapat digunakan selama menyusui. Tidak
dianjurkan pada wanita dengan tekanan darah tinggi diabetes, atau penyakit hati, perdarahan
vagina yang tidak terdiagnosis, varises masalah sirkulasi dalam atau serius, sering sakit
kepala, riwayat serangan jantung, kanker payudara atau kehamilan saat ini. Jika digunakan
dengan benar efisiensi adalah 98%.
Kontrasepsi hormonal adalah obat dan harus diresepkan oleh seorang profesional kesehatan.

Barrier metode: yang mencegah sperma masuk

rahim. Mereka bisa menjadi kimia, seperti spermisida saat ini tidak digunakan sebagai
kondom atau mekanis.

Kondom:

Ini adalah untuk menutupi penis, yang dirancang untuk mencegah sperma mencapai vagina
dan mencegah pembuahan. Kondom harus ditempatkan di atas penis dari saat ereksi, sampai
akhir hubungan seksual. Agar efektif, gunakan satu untuk setiap jenis kelamin. Praktek harus
digunakan saat berhubungan seks vaginal, oral dan anal. Ini adalah satu-satunya metode yang
melindungi terhadap IMS dan HIV, sehingga dianjurkan untuk menggunakannya selamanya,
bahkan dianjurkan untuk digunakan dalam hubungannya dengan metode kontrasepsi lainnya
untuk pencegahan PMS. Beberapa orang percaya bahwa menggunakan kondom mengurangi
kenikmatan seksual dan karena itu tidak menggunakan kondom, ini adalah konsep yang
salah.

Mungkin gagal:
Ketika digunakan setelah tanggal kedaluwarsa.
Ketika terkena cahaya dan kelembaban.
Jika rusak.
Bila menggunakan pelumas seperti vaselin, baby oil dan krim tangan.
Perangkat
Mereka adalah benda-benda kecil yang diperkenalkan ke dalam rahim untuk mencegah
pembuahan sel telur. Ada dua jenis perangkat, Tembaga T IUD atau IUS Mirena atau dan.

Copper-T IUD atau alat kontrasepsi:

Ini adalah obyek dari tembaga dilapisi plastik ditempatkan di dalam rahim. Ini menginduksi
respon di dalam rahim, yang menyebabkan inaktivasi sperma dan dengan demikian tidak
dapat mencapai sel telur untuk
tidak ada pembuahan. Hal ini dapat diterapkan selama menstruasi, setelah melahirkan atau
aborsi.
Tidak direkomendasikan pada wanita yang memiliki lebih dari satu pasangan seksual, riwayat
penyakit radang panggul, masalah anatomi rongga rahim untuk mencegah memasukkan IUD
dan wanita hamil. Ini memiliki efisiensi 98% dan dapat tetap di sana sampai dua belas tahun.

Perangkat atau IUS Mirena: hormon perangkat hormon secara bertahap dirilis yang
mengentalkan lendir serviks dan menghalangi lewatnya sperma. Hanya memiliki efek
pada rahim dan tidak terlibat dalam fungsi ovarium. Perlindungan kontrasepsi Anda
berlangsung lima sampai tujuh tahun.

Perangkat IUS TIDAK harus digunakan jika ada bukti atau kecurigaan kehamilan, penyakit
radang panggul, kanker rahim atau leher rahim, perdarahan uterus abnormal, penyakit rahim
atau serviks atau hati yang abnormal. Memiliki efisiensi 98-98,5%.
Definitif metode
Untuk mencegah kehamilan secara definitif, ada prosedur bedah sederhana, yang dapat
membuat pria dan wanita. Tidak diperlukan rawat inap dan sangat efektif. Metode ini tidak
mengubah keinginan atau kesenangan seksual.

Ligasi tuba: Ketika seorang wanita tidak ingin memiliki anak atau hamil resiko
kesehatan, memiliki pilihan untuk memiliki ligasi tuba. Ini adalah metode bedah
sederhana, yang melibatkan mengikat saluran tuba untuk mencegah pembuahan.
Durasi adalah 10 menit dan pemulihan memakan waktu 2 jam. Efisiensi adalah
99,8%.

Ada dua teknik untuk melakukan prosedur: 1. Minilaparotomy: potongan kecil dibuat di atas
rambut kemaluan, tabung diikat dan dipotong. 2. Laparoskopi membuat sayatan kecil di dekat
pusar, ada dengan bantuan instrumen optik akan mencapai tuba untuk menghubungkan
mereka dan memotong mereka. Mengikat dengan cincin plastik untuk memblokir tabung.
Ketika seorang wanita mengalami prosedur ini, Anda bisa restart kehidupan seks Anda 8 hari
setelah operasi. Efisiensi adalah 99,85%.

Vasektomi:

Ini adalah prosedur bedah yang dapat dipraktekkan ketika seorang pria tidak
ingin anak-anak. Melibatkan mengikat dan memotong vas deferens melalui sperma yang
lulus untuk pergi ke luar dan dengan demikian mencegah pembuahan.
Ejakulasi akan terus terjadi, dan air mani adalah hasil yang normal. Tapi sperma akan diserap
oleh tubuh. Prosedur ini tidak mempengaruhi kejantanan dan ereksi. Ketika seorang pria
melakukan
Vasektomi mungkin mulai lima hari setelah berhubungan seks dan selama dua belas minggu
pertama harus menggunakan metode kontrasepsi lain seperti kondom. Efisiensi adalah
99,8%.[colombia.com]
Sumber : http://amatoktober.blogspot.com/2012/03/metode-kontrasepsimodern.html#ixzz1pTLHIfSz
METODE MODERN KONTRASEPSI HORMONAL
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu atau pasangan
suami istri untuk :
Mendapatkan objektif tertntu
Menghindari kelahiran yang memang dinginkan
Mendapatkan kelahiran yang memanng diinginkan
Mengatur interval diantaa klahiran
Mengontrol waktu saat kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri
Menentukan jumlah anak dalam keluarga
Pengetahuan tentanng daya kerja kontraseptif dari progestron menghasilkan
sejumlah penemuan baru yang hanya berisikan progestron saja, misalnya minipil, suntikan, IUD yang menngandung progestron :
1. ORAL KONTRASSEPSI
Kontrasepsi Hormonal mempengaruhi :
Ovulasi
Implantasi
Transfor gamet
Fungsi korpus luteum
Lendir servik

Macam-macam obat kontrasepi :


A. PIL KOMBINASI
a) Efektif dan revesibel
b) Harus diminum setiap hari
c) Pada bulan pertama efek samping berupa mual dan bercak yang tidak
berbahaya dan akan segera hilang
d) Efek samping serius jrang terjadi
e) Dapat dipakai oleh semua ibu usia reproduksibaik yang puny anak maupun
tidak
f) Dapat diminum setiap saat, bila yakin sedang tidak hamil
g) Tidak dianjurkan pada ibu menyusui
h) Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat
Jenis-Jenisnya
1. Monosik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet, mengandung hormon aktif
estrogen /progestron dalam dosis yang sama dengan 7 tablet tanpa hormon aktif
2. Bifasik
Pil yang tersedia dalam kemasasn 21 tablet mengandung horon aktif
estrogen/progestron dengan 2 dosis yanng berbeda dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif.
3. Tifasik
Pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung hormon aktif
estrogen/progestron dengan 3 dosis yang berbeda dengan 7 tablet tanpa
hormon aktif
Cara kerja
a) Menekan ovulasi
b) Mencegah implantasi
c) Lendir servik mengental sehingga sulit dilalui oleh sperma
d) Pergerakan tuba terganggu sehinggga transportasi telur dengan sendirinya
akan terganggu pula
Manfaat :
1. Memiliki efektifitas yang tinggi (hampir menyerupai efektifitas tubektomi)
2. Resiko terhadap kesehatan sangat kecil
3. Tidak mengganggu hubungan seksual
4. Siklus haid menjadi teratur, banyaknya darah haid berkurang tidak terjadi
nyeri haid
5. Dapat digunakan jangka panjang selama perempuan masih ingin mencegah
kehamilan
6. Dapat digunakan sejak remaja sampai menopouse
7. Mudah dihentikan setiap saat
8. Kesuburan segera kembali setelah diberhentikan
9. Membantu mencegah:-kehamilan ektopik
-kanker ovarium
-Dismenore
-acne

Keterbatasan
1.mahal dan membosankan karna harus digunakan setiap hari
2. mual terutama pada bulan pertama
3. perdarahan becek/sela 3 bulan pertama
4. pusing
5. nyeri payudara
6. berat badan naik sedikit tapi pada perempuan tertentu
7. amenorea, jarang terjadi pada pil kolubinasi
8. tidak boleh pada ibu menyusui
9. meningkatkan tekanan darah dan retensi cairan
10. tidak mencegah IMS

Efek samping dan komplikasi


Dapat dibagi dalam 2 kelompok:
1. Gejala-gejala pseudo pregnancy:
a. Disebabkan oleh estrogen yang berlebihan
Muntah
Pusing
Payudara membesar
Odema
Berat badan bertambah
b. Disebabkan progestin yang berlebihan
Nafsu makan bertambah berat
Rasa lelah
Depresi
Juga terjadi penambahan berat badan
2. Gejala-gejala yang berhubungan langsung dengan siklus haid
Siklus menjadi lebih besar
Lamanya haid menjadi lebih singkat
Jumlah darah haid berkurang
Berkurangnya gejala sakit perut
Hilangnya atau berkurangnya ketegangan pra-haid
Yang dapat menggunakan pil kombinasi
Usia reproduksi
Telah memiliki anak atau belum
Anemia karena haid yan g berlebihan
Nyeri haid hebat
Riwayat kehamilan ektopik
Varises vena
Kencing manis tanpa komplikasi
Yang tidak menggunakan pil kombinasi

Hamil atau dicurigai hamil


Menyusui ekslusif
Perdarahan pervaginam
Penyakit hati akut
Perokok
Penyakit jantung
Kanker payudara
Migrain
Tidak dapat menggunakan pil secara teratur setiap hari
Waktu menggunakan pil kombinasi
Setiap saat selesai haid
Hari pertama sampai selesai haid
Setelah melahirkan
1. Setelah 6 bulan pemeriksaan ASI EKSLUSIF
2. Setelah 3 bulan dan tidak menyusui
3. Pasca keguguran (Segera atau dalam wakt 7 hari )
Bila berhenti menggunakan konrasepsi injeksi, dan ingin menggantikan dengan
pil kombinasi, pil dapat diberikan tanpa erlu menunggu haid

Hal-hal yang penting yang harus diketahui oleh aseptor


1. Pil oral tidak melindungi aseptor terhadap virus HIV yang menyebabkan AIDS
2. Kerja primer dari pil oral adalah menghentikan ovulasi bila digunakan
sebagaimana mestinya maka ia merupakan metode kontrasepsi yang ada
3. Gunakan kontrasepsi cadangan mis. Kondom bila ban dimulai bungkus
pertama
4. Ada beberapa cara untuk mulai
Mulai pada hari pertama haid
Mulai pada hari kke-5 haid
Mulai pada hari minggu perama setelah haid
Mulai pada hari ini bila pasti tidak hamil
5. Aseptor harus membaca brosur/Leaflet mengeniai pil oral yang terdapat
didalam bungkus pil-oralnya
6. Minumlah pil oral setiap hari sampai habis selurunya kemudian
Bila minum bungkus 28-hari, langsung mulai dengan bungkus baru berikutnya
Bila minum bungkus 21-hari, hentikan minum piln oral selama 1 minggu,
kemudian mulai lagi dengan bungkus baru pada hari ke-8 setelah penghentian
pil oralnya
Cobalah untuk menghubungkan pil-oralnya dengan sesuatu yang sama setiap
harinya
7. Bila terjadi perdarahan bercak-bercak (spotting) selama beberapa siklus,
mungkin perlu dihubungi petuas medis, karena mungkin sekali pilnya perlu
diganti
8. Efektifitas pil oral dapat sedikit berkurang bila dipakai bersama-sama dengan
obt-obat lain
9. Periksa hubungan pil oralnya setiap pagi hari untuk memastikan telah minum

pil oral
10. Bila lipa minum 1 pil setelah teringat segera minum pil oral yang telah
terlupakan tadi, dan minumlah pil oral untuk hari ini seperti biasa
11. Bla lupa minumn pil 2 setelah teringat segera minum 2 pil oral hari itu dan 2
pil oral lagi berikutnya
12. IPPF (International Planned Parenthood Federation) memberikan rekomendasi
sebagai berikut bila aseptor lupa minum pil oral :
Lupa minum 1 pil
Segera minum pil oral yang terlupa pada saat teringat
Minum pil or al selanjutnya pada waktu, meskipun, Anda minum 2 pil oral pada
hari yang sama atau 2 pil oral pada saat yang sama
Lupa minum 2 pil oral berturut-turut dari baris 14 pil oral pertama :
Segera minum 2 pil oral pada saat teringat
Minum sisa pil oral pada hari berikutnya
Minum sisa pil oral yang masih ada seperti biasa -1 pil oral setiap hari
Untuk proteksi tambahan gunakan metode cadangan 7 hari
Lupa minum 3 piloral berturut-turut dari baris 7 pil oral aktif terakhir
Ikuti petunjuk seperti lupa minum 2 pil oral berturut-turut dari basis 7 pil poral
efektif terakhir
13. Bila sakit dan menderita diare atau muntah-muntah gunakan alat kontrasepsi
cadangan sampai mendapat haid berikutnya
14. Haid lbih pendek dan lebih sedikit bila minum pil
15. Bila ingin hamil lagi, hentikan pil oralnya

16. Aseptor harus mengetahui tanda-tand bahaya pil oral


Sakit abdomen yang hebat
Sakit dada yang hebat, napas pendek
Sakit kepala yang hebat
Gangguan pada mata seperti penglihatan buram
II. PIL ORAL PROGESTIN ( MINIPIL)
Cocok untuk perempuan menyusui yang ingin memakai pil KB
Sangat efektif pada masa laktasi
Dosis rendah
Tidak menurunkan produksi ASI
Tidak memberikan efek samping estrogen
Efek samping utama adalah gangguan perdarahan bercak atau perdarahab tidak
teratur
Dapat dipakai sebagai kontrasepsi darurat
Jenis minipil
Kemasan dengan isi 35 pil : 300mg levonorgestrel atau 350 mg noretrindon
Kemasan dengan isi 28 pil : 75 mg desegostel
Cara kerja
Menekan sekresi gonadtropin dan sintesis seteroid seks diovanum
Endometrium mengalami transportasi lebih awal sehingga implanasi lebih sulit

Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma


Mengubah motilitas tuba sehingga transportasi sperma terganggu
III. KONTRASEPSI SUNTIKAN
Kontrasepsi suntikan yang sekarang sering dipakai adalah :
1. DMPA (Depot medioxiprogestrone aseta) : Depo-Provera
2. NET-EN
Cara keja
Mencegah ovulasi
Mengentalkan lendir servik
Menjadikan selaput lendir rahim menipis
Menghambat transportasi gamet oleh tuba
Efektifitas
Memiliki efektfitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per 1000 perempuan/tahun
asal penyuntikan dilakukan secara teratur sesuai jadwal yg telah ditentukan.
Kontra Indkasi
WHO menganjurkan untuk tidak menggunakan pada kehamilan kanker-diabetes
Keuntugan
1. Sangat efektif
2. Pencegahan kehamilan jangka panjang
3. Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
4. Tidak mengandung estrogen
5. Tidak memiliki pengaruh asi
6. Sedikit efek samping
7. Tidak perlu penyimpanan obat suntik
8. Dapat digunakan pada manusia > 35 tahun sampai pre menopouse
9. Membantu pencegahan kanker endometrium
Keterbatasan :
1. Sering ditemui siklus haid seperti :
Siklus haid yang pendek dan panjang
Perdarahan banyak/sedikit
Perdarahan tidak teratur
Tidak haid sama sekali
2. Klien sangat tergantung pada petugas kesehatan
3. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
4. Permasalahan berat badan
5. Tidak menjamin perlindungan terhadap IMS
6. Terlambat kembali kesuburan
7. Pada pengguna jangka panjang menurunkan kepadatan tulang, menurunkan
libido, sakit kepala dan jerawat
Yang dapat menggunakan kontrasepsi suntikan :
a. Usia reproduksi
b. Nulipara
c. Menhendaki kontrasepsi jangka panjang

d. Menyusui
e. Setelah abortus
f. Perokok
g. Anemia defisiensi besi

Yang tidak boleh mengunakan kontrasepsi suntikan :


a. Hamil
b. Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
c. Terjadinya gangguan haid
d. Kanker payudara
e. DM
Waktu mulai menggunakan
a. Setiap saat selama siklus haid
b. Mulai hari pertama smpai hari ke-7 siklus haid
Peringatan bagi pemakai suntikan :
a. Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan
b. Nyeri abdomen bawah yang berat, kemungkunan KET
c. Timbulnya abses ditempat injeksi
d. Timbulnya migrain
e. Perdarahan yang berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid. Bila terjadi
hal tersebut segera hubungi tenaga kesehatan

Suntik satu kali sebulan :


Kelebihan :
Menimbulkan perdarahan teratur setiap bulan
Tidak menimbulkan perdarahan
Tidak menimbulkan Amenore
Efek samping lebih cepat menghilang segera suntikan dihentikan
Kerugian
Penyuntikan lebih sering
Biaya lebih tinggi
Adanya efek samping karena estrogen
Jenis
1. Cyclo Provera
Kombinasi 5mg DMPA dan 5mg eitradiol cyplonate
Kemasan 0.5 ml suspensi aqueus steril yang berisi 25mg . medroxypprogestron
aseatat+ 5mg estradol cypionate
2. HRP b2
Kombinasi 50 mg NETEN dan 5 mg esradiol valerat
Sekarang telah tersedia dengan nama dagang mesigyna di negara mexico,

argentina dan Brazil


III. KONTRASEPSI IMPLANTASI
Dikenal 2 macam implan :
1. Non-Biodegrate Implan
Norplan (6 kapsul berisi hormon levrnorgestrel) daya kerja 5 tahun
Norplan-2 (2 batang), daya kerja 3 tahun
1 batang berisi hormon 5T-1435, daya kerja 2 tahun
1 batang berisi hormon 3- Ketodesogestrel, daya kerja 2.5-4 tahun
2. Bio degrodabel Implant
Yang sedang diuju saat ini :
a. Capranor
Suatu kapsul polymer yang berisi hormon levonogesteril dengan daya kerja 18
tahun
b. Pellets
Berisi norethindrone dan sejumlah kecil kolestrol daya kerja 1 tahun

Cara kerja
Lendir serviks menjadi kental
Mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit melakukan
implantasi
Mengurangi transportasi sperma
Menekan ovulasi
Keuntungan :
a. Daya guna tinggi
b. Perlindungan jangka panjang
c. Pengembalian tingkat kesuburan cepat
d. Tidak memerlukan pemeriksaan dalam
e. Bebas dari pengaruh estrogen
f. Tidak mengganggu kegiatan senggama
g. Tidak mengganngu ASI
h. Dapat dicabut setiap saat sesuai kebutuhan
Keterbatasan :
Timbulnya keluhan-keluhan seperti :
a. Nyeri kepala
b. Peningkatan/penurunan berat badan
c. Nyeri perdarahan
d. Perasaaan mual
e. Pusing
f. Perubahan perasaan
g. Tidak memberikan efek protektif terhadap IMS
h. Efektifitas menurun bila menggunakan obat-obat tuberkokosis

Yang boleh menggunakan Implan


a. Usia reproduksi
b. Telah memiliki anak ataupun yang belum
c. Menghendaki kontrasepsi yang efektifitas tinggi
d. Menyusui
e. Pasca keguguran
f. Riwayat kehamilan ektopik
g. Sering lupa minum pil oral
Yang tidak boleh menggunakan implan
a. Hamil
b. Perdarahan pervaginam
c. Benjolan/kanker payudara
d. Mioma uterus
Waktu mulai menggunakan implan
a. Setiap saat selama siklus haid hari ke-2-hari ke-7
b. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal tidak hamil
c. Bila menyusui antara 6 minggu -6 bulan pasca pesalinan. Insersi dapat
dilakukan setiap saat.
Instruksi
a. Daerah insersi harus tetap dibiarkan kering dan bersih selama 48 jam
pertama. Bertujuan untuk mencegah insisi
b. Perlu dijelaskan bahwa mungkin terjadi sedikit rasa perih,pembenggkakan,
atau lebam
c. Pekerjaan rutin seharian tetap dikerjakan, hindari benturan, gesekan pada
daerah insersi
d. Balutan penekanan jangan dibuka selam 48 jam/ sedangkan plester
dipertahankan sampai luka sembuh
e. Setelah sembuh, daerah insersi dapat disentuh
f. Bila ditemukan tanda-tanda infeksi segera kembali ke klinik.
http://titienanggraini.blogspot.com/2010/07/metode-modern-kontrasepsihormonal.html

KONTRASEPSI ORAL
KONTRASEPSI HORMONAL
Jenis kontrasepsi ini sangat banyak, terdapat dalam berbagai bentuk antara lain tablet, obat
suntik, sediaan transdermal (patch) dan sediaan transvaginal (cincin).
Kontrasepsi oral (OC) : kombinasi estrogen sintetik (ethynil estradiol) dan progestin (pill)
atau yang hanya mengandung progestin saja (mini-pill)

KONTRASEPSI KOMBINASI ESTROGEN + PROGESTIN


Kontrasepsi oral [ OC-oral contraceptive ] adalah metode kontrasepsi hormonal yang paling
sering digunakan.

1. Jenis Kontrasepsi Oral :


o Monofasik : berisi estrogen dan progesteron dalam dosis yang sama didalam
21 buah pil yang aktif.
o Trifasik : mengandung berbagai dosis progestin. Pada sejumlah jenis obat
tertentu, dosis estrogen didalam ke 21 pil aktif bervariasi.
o Maksud dari variasi ini adalah mempertahankan besarnya dosis pada pasien
serendah mungkin selama siklus dengan tingkat kemampuan dalam
pencegahan kehamilan yang setara.
o Progestin-only pill : Berisi progestin dosis rendah pada ke 28 pil yang
aktif.
2. Estrogen yang sering digunakan adalah ethinyl estradiol dengan dosis kurang dari 35
g estrogen.
3. MESTRANOL adalah estrogen yang digunakan pada pill dosis tinggi ( > 50 g) dan
sekarang sulit didapat di pasaran.
4. Jenis progestin yang sering digunakan adalah NORETHINDRONE
LEVONORGESTREL NORGESTREL NORETHINDRONE ACETAT atau
ETHYNODIOL DIACETAT.
5. Jenis progestin yang memiliki sifat androgenik yang sedikit adalah
NORGESTIMATE dan DESTOGESTREL. Jenis progestin terbaru adalah
GESTODENE.
6. Mekanisme kerja utama : Efek kontrasepsi dari OC kombinasi bermacam-macam.
Efek terpenting adalah menekan hypothalamic gonadotropin releasing factor
dengan akibat terjadi inhibisi terhadap sekresi FSH dan LH sehingga ovulasi tidak
terjadi.
Peranan progestin :

Mencegah ovulasi dengan menekan LH

Mengentalkan lendir servik untuk mencegah masuknya sperma

Membuat endometrium tidak menguntungkan untuk terjadinya implantasi

Peranan estrogen :

Menekan pelepasan FSH

Stabilisasi endometrium yang mencegah terjadinya breakthrough bleeding

7. Advis penggunaan kontrasepsi oral :

o Diminum pada hari pertama haid


o Diminum tiap hari , pada waktu yang kurang lebih sama, sebaiknya malam
hari untuk mengatasi efek mual.
o Bila terlewatkan 1 pil, keesokan hari diminum 2 pil sekaligus.
o Bila terlewatkan 2 pil maka gunakan pencegahan cara lain (kondom).
o Letakkan kemasan OC ditempat yang selalu terlihat (digantungkan di samping
cermin pada meja hias).
8. Rifampicin satu-satunya jenis obat antibiotika yang dapat menurunkan efektivitas pil
OC
9. Obat lain yang diperkirakan dapat menurunkan efektivitas OC:
o Grisseofulvin
o Antikonvulsan dan sedatif : Phenytoin, Mephenytoin, Phenobarbital,
Primidone, carbamazepine, ethosoxumide
10. Keuntungan OC :
o Haid menjadi teratur dengan penurunan angka kejadian dismenorea
o Penurunan jumlah dan durasi perdarahan
o OC dapat memperbaiki kondisi anemia defisiensi zat besi
o Meningkatkan bone density
o Menurunkan resiko karsinoma ovarium dan carcinoma endometrium
o Mencegah proses hirsutisme
o Mengatasi acne
o Mencegah artehrogenesis
o Memperbaiki gejala rheumatoid arthritis
11. Kemungkinan reaksi samping:
o Lipoprotein dan Lipid :

Pada umumnya OC kombinasi meningkatkan triglycerida dan total


cholesterol

Menurunkan kadar LDL meningkatkan HDL

Progestin menyebabkan hal yang sebaliknya

o Metabolisme karbohidrat:

Pada usia tua, OC menyebabkan gangguan toleransi glukosa


terutama akibat komponen progestin

Speroff dan Darney 2001 : pada fomulasi OC jenis baru, tidak terdapat
gangguan toleransi glukosa.

OC tidak meningkatkan resiko DM

o Metabolisme protein

Estrogen:

Meningkatkan berbagai jenis globulin produksi hepatik

Meningkatkan angiostensinogen

Menyebabkan konversi renin angiostensin I

o pill induced hypertension ?

Sesuai dengan dosis estrogen yang digunakan maka, estrogen dapat


meningkatkan fibrinogen dan faktor faktor pembekuan II,VII, IX, X,
XII dan XIII serta resiko trombosis.

o Penyakit hepar: kemungkinan kecil dapat terjadi

Cholestasis

Cholestatic jaundice

o Neoplasma : stimulatory effect on some cancer is always a concern with


female sex steroid

Sudah dinyatakan adanya efek perlindungan terhadap kejadian


karsinoma ovarium dan endometrium bagi pengguna OC.

Terdapat pertentangan dari berbagai hasl laporan mengenai efek


terhadap kejadian karsinoma hepar servik dan payudara.

Terdapat hubungan antara resiko kejadian displasia servik dengan


penggunaan OC dan resiko kanker invasif pada penggunaan lebih dari
5 tahun.

o Efek nutrisi : penyimpangan beberapa nutrien sama dengan yang terjadi pada
saat kehamilan
o Efek kardiovaskular :

DVT - deep vein thromobosis dan emboli paru serta stroke dan hal ini
terutama terjadi pada :

Perokok

Obesitas

Usia > 50 tahun

Rasio cholesterol LDL dan HDL yang meningkat

Riwayat HT, DM, riwayat keluarga dengan penyakit jantung

Kandungan estrogen dan progesteron dalam formula OC baru sudah


menurun 4 sampai 10 kali lipat formula OC tahun 60 70 an
sehingga memperkecil kemungkinan kejadian efek samping
kardiovaskular.

12. Efek pada SISTEM REPRODUKSI


WaIlach dan Grimes 2000 : amenorea pasca penghentian pil adalah refleksi dari masalah
sebelumnya. 90% pasien dengan ovulasi regular akan mengalami ovulasi dalam waktu 3
bulan pasca penghentian pil.
Tak ada hubungan antara OC dengan efek teratogenik.
Truit dkk 2003 : hubungan antara penurunan jumlah ASI dengan OC?
OC - yang mengandung Progestin saja memiliki efek kontrasepsi yang baik dan tidak
mempengaruhi efek laktasi sehingga ini adalah jenis pilihan terbaik bagi ibu laktasi selama 6
bulan
Efek lain-lain:
o Cervical mucorrhoea
o Vaginitis atau vulvovaginitis akibat candida
o Chloasma ( jarang terjadi pada formula OC terbaru)
o Wise dkk 2004 : Mioma uteri tidak bertambah besar
o Galo dkk ( 2004) : OC dosis rendah tidak menambah berat badan

KONTRASEPSI PROGESTIN
PROGESTIN ORAL
Disebut juga sebagai mini-pills
Tidak bersifat menghambat ovulasi ; hanya merubah lendir servik dan kondisi endometrium.
Harus diminum setiap hari.
Tidak begitu disukai oleh karena menyebabkan perdarahan iregular dan angka kehamilan
yang tinggi dibandingkan jenis OC lain.
KEUNTUNGAN

Efek minimal terhadap metabolisme karbohidrat atau pembekuan.

Tidak menyebabkan Hipertensi

Ideal bagi penderita resiko tinggi penyakit jantung

Pilihan utama bagi pasien laktasi

KERUGIAN

Efek kontrasepsi tidak terlalu efektif

Perdarahan uterus iregular : amenorea bercak perdarahan lucut

Kadang menyebabkan kista ovarium fungsional

if a progestin only pill is taken even 4 hours late, a back-up form contraception must be
used for the next 48 hours
Terlihat pada tabel dibawah, jenis obat yang dapat MENURUNKAN EFEKTIVITAS
progestin only pills

http://reproduksiumj.blogspot.com/2011/10/kontrasepsi-oral.html

Kontrasepsi Hormonal
1.Pengertian
Kontrasepsi hormonal adalah alat atau obat kontrasepsi yang bertujuan untuk
mencegah terjadinya kehamilan dimana bahan bakunya mengandung preparat
estrogen dan progesterone.

2. Jenis Kontrasepsi
Berdasarkan jenis dan cara pemakaiannya dikenal tiga macam kontrasepsi
hormonal yaitu : Kontrasepsi Suntikan, Kontrasepsi Oral (Pil) Kontrasepsi Implant.

a. Kontrasepsi Suntikan
1)Depo provera yang mengandung medroxyprogestin acetate 50 Mg.
2)Cyclofem yang mengandung medroxyprogesteron acetate dan estrogen.
3)Norethindrone enanthate (Noresterat) 200 mg yang mengandung derivate
testosteron.
Mekanisme Kerja Kontrasepsi Suntikan (Hartanto H.2004)
a) Menghalangi pengeluaran FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum
untuk terjadinya ovulasi dengan jalan menekan pembentukan releasing faktor dari
hipotalamus.
b) Mengentalkan lender serviks sehingga sulit untuk ditembus oleh spermatozoa.
c) Merubah suasana endometrium sehingga menjadi tidak sempurna untuk
implantasi dari hasil konsepsi.
2.Keuntungan dan Kerugian
a. Keuntungan ( Hartanto.H,2004 )
1)Noristerat pemberiannya sederhana diberikan 200 mg sekali setiap 8 minggu
untuk 6 bulan pertama 3 x suntikan pertama kemudian selanjutnya sekali tiap 12
minggu.
2)DMPA pemberiannya diberikan sekali dalam 12 minggu dengan dosis 150 mg.
3)Tingkat efektifitasnya tinggi
4)Tidak mengganggu pengeluaran laktasi dan tumbuh kembang bayi.
5)Suntikan tidak ada hubungannya dengan saat bersenggama.
6)Tidak perlu menyimpan atau membeli persediaan.
7)Kontrasepsi suntikan dapat dihentikan setelah 3 bulan dengan cara tidak disuntik
ulang, sedangkan IUD dan implant yang non-bioderdable harus dikeluarkan oleh
orang lain.
8)Bila perlu, wanita dapat menggunakan kontrasepsi suntikan tanpa perlu
memberitahukan kepada siapapun termasuk suami atau keluarga lain.
9)Tidak ditemukan efek samping minor seperti pada POK yang disebabkan
estrogen, antara lain mual atau efek samping yang lebih serius seperti timbulnya
bekuan darah disamping estrogen juga dapat menekan produksi ASI.
b. Kerugian ( Hartanto,2004).
1)Perdarahan yang tidak menentu
2)terjadinya amenorhoe yang berkepanjangan
3)Berat badan yang bertambah
4)Sakit kepala
5)Kembalinya kesuburan agak terlambat beberapa bulan
6)Jika terdapat atau mengalami side efek dari suntikan tidak dapat ditarik lagi.

7)Masih mungkin terjadi kehamilan, karena mempunyai angka kegagalan 0.7%.


8)Pemberiannya harus dilakukan oleh orang yang profesional.
9)Menimbulkan rasa sakit akibat suntikan
10)Memerlukan biaya yang cukup tinggi.
3.Saat Pemberian Yang Tepat ( Wiknjosastro,2001)
a. Pasca persalinan
1). Segera diberika ketika masih di Rumah Sakit atau setelah 6 minggu post partum
dan sebelum berkumpul dengan suami.
2). Tepat pada jadwal suntikan berikutnya.
b. Pasca Abortus
1). Segera setelah perawatan atau sebelum 14 hari.
2). Jadwal waktu suntikan yang diperhitungkan.
c. Interval.
1). Hari kelima menstruasi
2). Jadwal waktu suntikan diperhitungkan.
5. Kontra Indikasi ( Saifuddin,A.B,2003)
a. Tersangka hamil
b. Perdarahan ginekologi ( perdarahan melalui vagina yang tidak diketahui
penyebabnya
c. Tumor/keganasan
d. Penyakit jantung, hati, hipertensi, DM, penyakit paru-paru hebat.
6. Cara Penggunaan ( Saifuddin AB,2003).
Depo provera atau Depo progestin disuntikan secara intra muscular tiap 12 minggu
dengan kelonggaran batas waktu suntik, biasa diberikan kurang satu minggu.
7. Efek Samping dan Penanggulangannya ( Hartanto,H.2004)
a. Efek samping ( Hartanto,H.2004)
1) Gangguan Haid :
a). Amenorhoe yaitu tidak datang haid setiap bulan selama menggunakan
kontrasepsi suntikan kecuali pada pemakaian cyclofem.
b). Spoting yaitu bercak-bercak perdarahan diluar haid yang terjadi selama
menggunakan kontrasepsi suntikan.
c). metrorhagia yaitu perdarahan yang berlebihan jumlahnya
2) Keputihan
Adanya cairan putih yang berlebihan yang keluar dari jalan lahir dan terasa
mengganggu ( jarang terjadi)

3) Perubahan berat badan


Berat badan bertambah beberapa kilogram dalam beberapa bulan setelah
menggunakan kontrasepsi suntikan
4) Pusing dan sakit kepala
Rasa berputar /sakit kepala, yang dapat terjadi pada satu sisi, kedua sisi atau
keseluruhan dari bagian kepala . Ini biasanya bersifat sementara.
5) Hematoma
Warna biru dan rasa nyeri pada daerah suntikan akibat perdarahan di bawah kulit.
b. Penanggulangannya ( Saifuddin,A.B,2003)
1) Gangguan haid
a) Konseling
Memberikan penjelasan kepada calon akseptor bahwa pada pemakaian kontrasepsi
suntikan dapat menyebabkan gejala-gejala tersebut adalah akibat pengaruh
hormonal suntikan dan biasanya gejala-gejala perdarahan tidak berlangsung lama
b) Pengobatan
Apabila pasien ingin mendapat haid, dapat diberikan pemberian Pil KB hari I sampai
ke II masing masing 3 tablet, selanjutnya hari ke IV diberikan 1 x 1 selama 3 5 hari.
Bila terjadi perdarahan, dapat pula diberikan preparat estrogen misalnya : Lymoral 2
x 1 sehari sampai perdarahan berhenti. Setelah perdarahan berhenti, dapat
dilaksanakan tepering off ( 1 x 1 tablet ).
2) Keputihan
a) Konseling :
Menjelaskan kepada akseptor bahwa kontrasepsi suntikan jarang terjadi keputihan.
Bila hal ini terjadi juga, harus dicari penyebabnya dan segera di berikan pengobatan.
b) Pengobatan :
Pengobatan medis biasanya tidak diperlukan. Pada kasus dimana cairan berlebihan
dapat diberikan preparat Anti Cholinergis seperti extrabelladona 10 mg dosis 2 x 1
tablet untuk mengurangi cairan yang berlebihan. Perubahan warna dan bau
biasanya disebabkan oleh adanya infeksi.
3) Perubahan Berat Badan
a) Konseling :
Menjelaskan kepada akseptor bahwa kenaikan berat badan adalah salah satu efek
samping kontrasepsi suntikan. Kenaikan berat badan dapat juga disebabkan hal-hal

lain. Hipotesa para ahli : DMPA merangsang pusat pengendalian nafsu makan di
hipotalamus yang menyebabkan akseptor makan lebih banyak dari biasanya.
Disamping itu dapat pula terjadi penurunan berat badan.
b) Pengobatan
Pengobatan diet merupakan pilihan utama. Dianjurkan untuk melaksanakan diet
rendah kalori serta olahraga yang teratur. Bila terlalu kurus, dianjurkan untuk diet
tinggi kalori, bila tidak berhasil dianjurkan untuk ganti cara kontrasepsi non
hormonal.
4) Pusing dan Sakit Kepala
a) Konseling
Menjelaskan kepada akseptor bahwa efek samping tersebut mungkin ada tetapi
jarang terjadi dan biasanya bersifat sementara.
b) Pengobatan
Pemberian anti prostaglandin untuk mengurangi keluhan acetosal 500mg, 3 x 1
tablet/hari
5) Hematoma
a) Konseling
Menjelaskan kepada calon akseptor mengenai kemungkinan efek samping
b) Pengobatan
Kompres dingin pada daerah yang membiru selama 2 hari. Setelah itu diubah
menjadi kompres hangat sehingga warna biru/kuning menjadi hilang.
8. Komplikasi dan Penanggulangannya ( Saifuddin A.B,2003)
a. Komplikasi.
Abses
Rasa sakit dan panas didaerah suntikan. Bila terdapat abses teraba adanya
benjolan yang nyeri di daerah suntikan. Biasanya diakibatkan karena pemakaian
jarum suntik yang berulang dan tidak suci hama.
b. Penanggulangan
Pemberian antibiotic dosis tinggi ( Ampicilin 500 mg, 3 x 1 tablet / hari ).
Bila abses : Berikan kompres untuk mendinginkan infeksi / mematangkan abses
misalnya kompres permanganas atau rivanol. Bila ada fluktuasi pada abses, dapat
dilakukan insisi abses, setelah itu diberikan tampon dan drain jangan lupa berikan
antibiotic sperti penatalaksanaan pada infeksi.

10. Tempat Pelayanan ( Wijono Wibisono, 2001)


a. Rumah Sakit / Rumah Sakit Bersalin / Rumah Bersalin
b. Puskesmas / Balai kesehatan Masyarakat / Poliklinik Swasta / Poliklinik
Pemerintah.
c. Poliklinik Keliling
d. Dokter / Bidan Praktek Swasta

b. Kontrasepsi Oral ( Pil )


Kontrasepsi oral adalah kontrasepsi untuk wanita yang berbentuk tablet,
mengandung hormon estrogen dan progestrone yang digunakan untuk mencegah
hamil.
Kontrasepsi oral terdiri atas lima macam yaitu :
1). Pil kombinasi, dalam satu pil terdapat estrogen dan progestrone sintetik yang
diminum 3 kali seminggu.
2). Pil sekunseal, Pil ini dibuat sedemikian rupa sehingga mirip dengan urutan
hormon yang dikeluarkan ovariun pada tiap siklus. Maka berdasarkan urutan hormon
tersebut,estrogen hanya diberikan selama 14 16 hari pertama di ikuti oleh
kombinasi progestrone dan estrogen selama 5 7 hari terakhir.
3). Pil mini, merupakan pil hormon yang hanya mengandung progestrone dalam
dosis mini ( kurang dari 0,5 mg) yang harus diminum setiap hari termasuk pada saat
haid.
4). Once a moth pil, pil hormon yang mengandung estrogen yang Long acting
yaitu biasanya pil ini terutama diberikan untuk wanita yang mempunyai Biological
Half Life panjang
5). Morning after pil, merupakan pil hormon yang mengandung estrogen dosis tinggi
yang hanya diberikan untuk keadan darurat saja, seperti kasus pemerkosaan dan
kondom bocor.
Efek samping yang ditimbulkan kontrasepsi Oral ( Pil ).
1). Nousea
2). Nyeri payudara
3). Gangguan Haid
4). Hipertensi
5). Acne
6). Penambahan berat badan.
Keuntungan Kontrasepsi Oral ( Pil )
1). Mudah menggunakannya
2) Cocok untuk menunda kehamilan pertama dari pasangan usia subur muda.
3). Mengurangi rasa sakit pada saat menstruasi
4). Dapat mencegah defesiensi zat besi (Fe)
5). Mengurangi resiko kanker ovarium.

6) Tidak mempengaruhi produksi ASI pada saat pemakaian pil yang mengandung
estrogen.

c. Kontrasepsi Implant.
Kontrasepsi implant mekanisme kerjanya adalah menekan ovulasi membuat getah
serviks menjadi kental dan membuat endometrium tidak sempat menerima hasil
konsepsi.
d. Efek samping Implant
Pada umumnya efek samping yang ditimbulkan implant tidak berbahaya. Yang
paling sering ditemukan adalah gangguan haid yang kejadiannya bervariasi pada
setiap pemakaian, seperti pendarahan haid yang banyak atau sedikit, bahkan ada
pemakaian yang tidak haid sama sekali. Keadaan ini biasanya terjadi 3 6 bulan
pertama sesudah beberapa bulan kemudian. Efek samping lain yang mungkin
timbul, tetapi jarang adalah sakit kepala, mual, mulut kering, jerawat, payudara
tegang, perubahan selera makan dan perubahan berat badan.
e. Keuntungan Implant.
1). Efektifitas tinggi setelah dipasang
2). Sistem 6 kapsul memberikan perlindungan untuk 5 tahun.
3) Tidak mengandung estrogen
4) Efek kontraseptif segera berakhir setelah implantnya dikeluarkan
5). Implant melepaskan progestin dengan kecepatan rendah dan konstant, sehingga
terhindar dari dosis awal yang tinggi.
6). Dapat mencegah terjadinya anemia
f. Kerugian Implant.
1). Insersi dan pengeluaran harus dikeluarkan oleh tenaga terlatih.
2). Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan
implant.
3). Lebih mahal
4). Sering timbul perubahan pola haid
5). Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
http://harnawatiaj.wordpress.com/2008/06/23/kontrasepsi-hormonal/

KONTRASEPSI SUNTIKAN (INJEKSI)


-DEPO PROVERAMARET 2009

Vincentia Octavianna (06-8114-115)


Paulina Berliani ( 06-8114-120)
DEFINISI

Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan melalui
suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia semakin banyak
dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya relatif murah dan
aman.Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan kecocokannya.
Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai suntikan KB
mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang tidak boleh
memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama maksimal 5 tahun.
JENIS KB SUNTIK

Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia


a.
Suntikan
/
bulan
;
contoh
:
b.Suntikan/3 bulan ; contoh : Depo provera, Depogeston (Harnawati, 2008).

antara lain:
cyclofem

CARA KERJA KB SUNTIK

a.
Menghalangi
ovulasi
(masa
b.
Mengubah
lendir
serviks
(vagina)
menjadi
c.
Menghambat
sperma
&
menimbulkan
perubahan
pada
d.
Mencegah
terjadinya
pertemuan
sel
telur
&
e. Mengubah kecepatan transportasi sel telur.

subur)
kental
rahim
sperma

CONTOH OBAT INJEKSI BESERTA DOSISNYA

Depo Provera ( 3 ml/150 mg atau 1 ml/150 mg) diberikan setiap 3 bulan (12 minggu )
Noristeran ( 200 mg ) diberikan setiap 2 bulan ( 8 minggu )
Cyclofem 25 mg Medroksi Progesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat diberikan setiap
bulan.

DEPO PROVERA ??

Depo-provera ialah 6-alfa-metroksiprogesteron yang digunakan untuk tujuan


kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progesterone yang kuat dan sangat efektif. Obat ini
termasuk obat depot. Noristerat termasuk dalam golongan kontrasepsi ini. Mekanisme kerja
kontrasepsi ini sama seperti kontrasepsi hormonal lainnya. Depo-provera sangat cocok untuk
program postpartum oleh karena tidak mengganggu laktasi.
MANAJEMEN
HOW MUCH : 150 mg

TERAPI

HOW OFTEN: 3 bulan sekali (i.m.)


HOW LONG: bergantung pada keinginan pasien
TUJUAN TERAPI : mencegah kehamilan
REVERSIBILITAS : 3-18 bulan
T : 50 hari
CARA
KERJA
Berdasarkan penghambatan pelepasan LH dan perintangan ovulasi serta pengentalan lender
servik.
INTERAKSI
OBAT
:
Aminoglutethimide (Cytadren) mungkin dapat meningkatkan eliminasi dari
medroxyprogesterone lewat hati dengan menurunkan konsentrasi medroxyprogesterone
dalam darah dan memungkinkan pengurangan efektivitas medroxyprogesterone.
CARA PENYIMPANAN : disimpan dalam suhu 20-25C
CARA
PEMBERIAN
a.
Waktu
Pemberian

Setelah
melahirkan
:
6
minggu
pasca
salin
Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah keguguran (asal

ibu
belum
hamil
Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari
b.
Lokasi
Penyuntikan
dengan
i.m
sampai

Daerah
Daerah otot lengan atas

lagi)
ke-5 masa haid
daerah
glutus
bokong/pantat

EFEKTIVITAS : Keberhasilannya praktis 99.7 %.


INDIKASI
Indikasi pemakaian kontrasepsi suntik antara lain jika klien menghendaki pemakaian
kontrasepsi jangka panjang, atau klien telah mempunyai cukup anak sesuai harapan, tapi saat
ini belum siap. Kontrasepsi ini juga cocok untuk klien yang menghendaki tidak ingin
menggunakan kontrasepsi setiap hari atau saat melakukan sanggama, atau klien dengan
kontra indikasi pemakaian estrogen, dan klien yang sedang menyusui. Klien yang mendekati
masa menopause, atau sedang menunggu proses sterilisasi juga cocok menggunakan
kontrasepsi suntik.
KONTRAINDIKASI
Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi pemakaian suntikan
KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika ibu sedang hamil, ibu yang
menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung, varises (urat kaki keluar), mengidap tekanan
darah tinggi, kanker payudara atau organ reproduksi, atau menderita kencing manis. Selain
itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan operasi, pengeluaran darah
yang tidak jelas dari vagina, sakit kepala sebelah (migrain) merupakan kelainan-kelainan
yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini.
EFEK
SAMPING
Menjadi kacaunya pola pendarahan, terutama pada bulan-bulan pertama dan sudah 3-12
bulan umumnya berhenti dengan tuntas. Seringkali berat badan bertambah sampai 2-4 kg
dalam waktu 2 bulan karena pengaruh hormonal, yaitu progesterone. Progesterone dalam alat
kontrasepsi tersebut berfungsi untuk mengentalkan lendir serviks dan mengurangi
kemampuan rahim untuk menerima sel yang telah dibuahi. Namun hormon ini juga
mempermudah perubahan karbohidrat menjadi lemak, sehingga sering kali efek sampingnya
adalah penumpukan lemak yang menyebabkan berat badan bertambah dan menurunnya
gairah seksual.
Salah satu sifat lemak adalah sulit bereaksi atau berikatan dengan air, sehingga organ yang
mengandung banyak lemak cenderung mempunyai mempunyai kandungan air yang sedikit /
kering. Kondisi ini juga terjadi pada vagina sebagai akibat sampingan dari hormon
progesteron. Vagina menjadi kering, sehingga merasa sakit (dispareuni) saat melakukan
hubungan seksual, dan jika kondisi ini berlangsung lama akan menimbulkan penurunan
gairah atau disfungsi seksual pada wanita.

KEUNTUNGAN
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara yang paling baik, dengan angka kegagalan
kurang dari 0,1% pertahun (Saifuddin, 1996). Suntikan KB tidak mengganggu kelancaran air
susu ibu (ASI), kecuali Cyclofem. Suntikan KB mungkin dapat melindungi ibu dari anemia
(kurang darah), memberi perlindungan terhadap radang panggul dan untuk pengobatan
kanker bagian dalam rahim. Kontrasepsi suntik memiliki resiko kesehatan yang sangat kecil,
tidak berpengaruh pada hubungan suami-istri. Pemeriksaan dalam tidak diperlukan pada
pemakaian awal, dan dapat dilaksanakan oleh tenaga paramedis baik perawat maupun bidan.
Kontrasepsi suntik yang tidak mengandung estrogen tidak mempengaruhi secara serius pada
penyakit jantung dan reaksi penggumpalan darah. Oleh karena tindakan dilakukan oleh
tenaga medis/paramedis, peserta tidak perlu menyimpan obat suntik, tidak perlu mengingat
setiap hari, kecuali hanya untuk kembali melakukan suntikan berikutnya. Kontrasepsi ini
tidak menimbulkan ketergantungan, hanya saja peserta harus rutin kontrol setiap 1, 2 atau 3
bulan. Reaksi suntikan berlangsung sangat cepat (kurang dri 24 jam), dan dapat digunakan
oleh wanita tua di atas 35 tahun, kecuali Cyclofem.
KERUGIAN
a. Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang, perdarahan yang banyak atau
sedikit,
spotting,
tidak
haid
sama
sekali.
b.
Tidak
dapat
dihentikan
sewaktu-waktu
c.
Permasalahan
berat
badan
merupakan
efek
samping
tersering
d.
Terlambatnya
kembali
kesuburan
setelah
penghentian
pemakaian
e. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka panjang
f. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas tulang
g. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan kekeringan pada vagina,
menurunkan libido, gangguan emosi, sakit kepala, nervositas, dan jerawat.
http://yosefw.wordpress.com/2009/03/20/kontrasepsi-suntikan-injeksi-depo-provera/

BERBAGAI MACAM TENTANG KONTRASEPSI IMPLANT..


A. Pengertian Implant
Alat kontrasepsi yang disusupkan dibawah kulit lengan atas sebelah dalam
berbentuk kapsul silastik (lentur) panjangnya sedikit lebih pendek dari pada batang
korek api dan dalam setiap batang mengandung hormon levonorgestrel yang dapat
mencegah terjadinya kehamilan (BKKBN, 2006).
Kontrasepsi implan merupakan kontrasepsi yang berbentuk batang kecil yang
mengandung hormon progestin. Setelah bidan mematikan rasa di kulit dengan
menggunakan anastetik, kemudian alat seperti jarum (trocar) digunakan untuk
menempatkan implan di bawah kulit pada lengan bagian atas. Pemasangan implan
tidak memerlukan jahitan pada kulit. Secara perlahan, implan akan melepaskan
progestin ke dalam aliran darah. Implan efektif digunakan selama 3 tahun.
B. Jenis Implant
Jenis-jenis implant menurut Saifuddin (2006) adalah sebagai berikut :
a. Norplant terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga dengan panjang 3,4 cm
dengan diameter 2,4 mm, yang berisi dengan 36 mg levonorgestrel dan lama

kerjanya 5 tahun.
b. Implanon terdiri dari 1 batang putih lentur dengan panjang kira-kira 40 mm, dan
diameter 2 mm, yang berisi dengan 68 mg ketodesogestrel dan lama kerjanya 3
tahun.
c. Jadena dan Indoplant terdiri dari 2 batang yang berisi dengan 75 mg
levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.
C. Mekanisme Kerja
Cara kerja implant yang setiap kapsul susuk KB mengandung 36 mg levonorgestrel
yang dikeluarkan setiap harinya sebanyak 80 mg. Konsep mekanisme kerjanya
menurut Manuaba adalah
1) Dapat menghalangi pengeluaran LH sehingga tidak terjadi ovulasi.
2) Mengentalkan lendir serviks dan menghalangi migrasi spermatozoa.
3) Menipiskan endometrium sehingga tidak siap menjadi tempat nidasi.
D. Efektifitas Implant
Menurut Hartanto, (2002) efektifitas implant adalah :
a. Angka kegagalan norplant kurang 1 per 100 wanita pertahun dalam lima tahun
pertama. Ini lebih rendah dibandingkan kontrasepsi oral, IUD dan metode barier.
b. Efektifitas norplant berkurang sedikit setelah 5 tahun dan pada tahun ke 6 kira-kira
2,5-3 % akseptor menjadi hamil.
c. Norplant -2 sama efektifnya seperti norplant juga akan efektif untuk 5 tahun, tetapi
ternyata setelah pemakaian 3 tahun terjadi kehamilan dalam jumlah besar yang tidak
diduga sebelumnya, yaitu sebesar 5-6 %. Penyebabnya belum jelas, disangka
terjadi penurunan dalam pelepasan hormonnya.
E. Indikasi
Pemasangan implant menurut Saifuddin (2006) dapat dilakukan pada :
a. Perempuan yang telah memiliki anak ataupun yang belum.
b. Perempuan pada usia reproduksi (20 30 tahun).
c. Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas tinggi dan
menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
d. Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
e. Perempuan pasca persalinan.
f. Perempuan pasca keguguran.
g. Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, menolak sterilisasi.
h. Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal yang
mengandung estrogen.
i. Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.
F. Kontraindikasi
Menurut Saifuddin (2006) menjelaskan bahwa kontra indikasi implant adalah
sebagai berikut :
a. Perempuan hamil atau diduga hamil.
b. Perempuan dengan perdarahan pervaginaan yang belum jelas penyababnya.
c. Perempuan yang tidak dapat menerima perubahan pola haid yang terjadi.
d. Perempuan dengan mioma uterus dan kanker payudara.
e. Perempuan dengan benjolan/kanker payudara atau riwayat kanker payudara.
G. Keuntungan
Keuntungan dari implant menurut Saifuddin (2006) adalah :
a. Keuntungan kontrasepsi yaitu :
a) Daya guna tinggi.
b) Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
c) Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan.

d) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.


e) Bebas dari pengaruh estrogen.
f) Tidak mengganggu kegiatan senggama.
g) Tidak mengganggu ASI.
h) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
i) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
b. Keuntungan non kontrasepsi yaitu :
a) Mengurangi nyeri haid.
b) Mengurangi jumlah darah haid
c) Mengurangi/memperbaiki anemia.
d) Melindungi terjadinya kanker endometrium.
e) Menurunkan angka kejadian kelainan anak payudara.
f) Melindungi diri dari beberapa penyebab penyakit radang pangul.
g) Menurunkan angka kejadian endometriosis.
h. Kerugian
H. Kerugian implant
Hartanto, (2002) mengemukakan bahwa kerugian implant adalah:
a. Insersi dan pengeluaran harus dilakukan oleh tenaga terlatih.
b. Petugas medis memerlukan latihan dan praktek untuk insersi dan pengangkatan
implant.
c. Biaya Lebih mahal.
d. Sering timbul perubahan pola haid.
e. Akseptor tidak dapat menghentikan implant sekehendaknya sendiri.
f. Beberapa wanita mungkin segan untuk menggunakannya karena kurang
mengenalnya.
g. Implant kadang-kadang dapat terlihat orang lain.
I. Cara pemasangan
Menurut Manuaba teknik pemasangan implant adalah sebagai berikut:
a. Rekayasa tempat pemasangan dengan tepat (apabila terdiri dari 6 kapsul buah
seperti kipas terbuka).
b. Tempat pemasangan di lengan kiri atas, dipatirasa dengan likokain 2%.
c. Dibuat insisi kecil, sehingga trokar dapat masuk.
d. Trokar ditusukkan subkutan sampai batasnya.
e. Kapsul dimasukkan ke dalam trokar, dan didorong dengan alat pendorong sampai
terasa ada tahanan.
f. Untuk menempatkan kapsul, trokar ditarik ke luar.
g. Untuk menyakinkan bahwa kapsul telah di tempatnya, alat pendorong dimasukkan
sampai terasa tidak ada tahanan.
h. Setelah 6 kapsul dipasang, bekas insisi ditutup dengan tensoplas (band aid).
Teknik ini berlaku untuk semua jenis implant.
i. Efek samping / Komplikasi dan cara Penanggulangannya
J. Saifuddin (2006) menjelaskan bahwa efek samping / komplikasi dan cara
penanggulangannya adalah sebagai berikut :
a. Amenorea
i. Pastikan hamil atau tidak hamil, bila tidak hamil tidak memerlukan penanganan
khusus, khusus konseling saja.
ii. Bila klien tetap saja tidak menerima, angkat implant dan angjurkan menggunakan
kontrasepsi lain.
iii. Bila terjadi kehamilan dan klien ingin melanjutkan kehamilannya, cabut implant
dan jelaskan, bahwa progestin tidak berbahaya bagi janin. Bila diduga kehamilan

ektopik, klien dirujuk. Tidak ada gunanya memberikan obat hormon untuk
memancing timbulnya perdarahan.
b. Perdarahan, bercak (spotting) ringan
i. Jelaskan bahwa perdarahan ringan sering ditemukan terutama pada tahun
pertama.
ii. Bila tidak ada masalah dan klien tidak hamil, tidak diperlukan tindakan apapun.
iii. Bila klien tetap saja mengeluh masalah perdarahan dan ingin melanjutkan
pemakaian implant dapat diberikan pil kombinasi satu siklus, atau ibuprofen 3 x 800
mg selama 5 hari. Terangkan kepada klien bahwa akan terjadi perdarahan setelah
pil kombinasi habis.
iv. Bila terjadi perdarahan lebih banyak dari biasa, berikan 2 tablet pil kombinasi
untuk 3-7 hari dan kemudian dilanjutkan dengan satu siklus pil kombinasi, atau
dapat juga diberikan 50 g estinilestradiol atau 1,25 mg estrogen equin konjugasi
untuk 14-21 hari.
c. Ekspulasi
i. Cabut kapsul yang ekspulsi, periksa apakah kapsul lain masih di tempat, dan
apakah terdapat tanda-tanda infeksi daerah insersi.
ii. Bila tidak ada infeksi dan kapsul lain masih berada pada tempatnya, pasang
kapsul baru 1 buah pada tempat insersi yang berbeda.
iii. Bila ada infeksi cabut seluruh kapsul yang ada dan pasang kapsul baru pada
lengan yang lain, atau anjurkan klien menggunakan metode kontrasepsi lain.
d. Infeksi pada daerah insersi
i. Bila terjadi infeksi tanpa nanah, bersihkan dengan sabun dan air, atau antiseptik.
Berikan antibiotik yang sesuai untuk 7 hari.
ii. Implant jangan dilepas dan klien diminta kembali satu minggu.
iii. Apabila tidak membaik, cabut implant dan pasang yang baru. Pada sisi lengan
yang lain atau cari metode kontrasepsi yang lain.
iv. Apabila ditemukan abses, bersihkan dengan antiseptik, insisi dan alirkan pus
keluar, cabut implant lakukan perawatan luka, dan berikan antibiotik oral 7 hari.
e. Berat badan naik / turun
i. Informasikan kepada klien bahwa perubahan berat badan 1-2 kg adalah normal.
Kaji ulang diet klien apabila terjadi perubahan berat badan 2 kg atau lebih.
ii. Apabila perubahan berat badan ini tidak dapat diterima, bantu klien mencari
metode lain.
http://nandamaryasafitriyarfau.blogspot.com/2011/05/berbagai-macam-tentangkontrasepsi.html

Metode IUD KB Spiral Yang Paling Efektif


June 25, 2011 By DikMa

0digg
9

Metode IUD KB Spiral Yang Paling Efektif

Dibandingkan alat kontrasepsi jangka panjang lainnya, IUD atau Intra Utreine Device yang
populer dengan sebutan spiral, paling disarankan oleh dokter kandungan. Selain paling
efektif, metode ini sifatnya tidak permanen sehingga bisa dilepas jika ingin punya anak lagi.
Laporan terbaru dari American College of Obstetricians and Gynecologists yang dirilis pekan
ini mengungkap, IUD paling efektif mencegah terjadinya kehamilan untuk jangka waktu 5-10
tahun. Selain efektif, alat yang bentuknya seperti huruf T ini juga cukup aman.
Lamanya perlindungan yang diberikan oleh IUD ditentukan oleh jenisnya. Ada 2 jenis IUD,
yaitu :
1. IUD tembaga ; yaitu proses yang di dalam saluran sel telur akan
melepas molekul tembaga untuk menghambat pertemuan sperma dan sel
telur. Jenis ini cukup efektif hingga 10 tahun.
2. IUD hormonal ; yang melepaskan hormon progestin untuk menghambat
pelepasan sel telur. Jenis ini memberi perlindungan untuk jangka waktu
yang lebih pendek yakni 5 tahun, namun sama efektifnya jika dipasang
dengan cara yang benar.

Terkait tingkat kegagalan metode kontrasepsi ini, IUD tembaga hanya memicu kehamilan
tidak diinginkan pada 0,8 persen pengguna dalam kurun waktu setahun terakhir. Pada IUD
hormonal angkanya lebih kecil lagi, yakni hanya sekitar 0,2 persen.
Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan pil KB, yang dalam setahun terakhir memicu
kehamilan tidak diinginkan sebanyak 9 persen. Kondom bahkan masih lebih rendah
dibanding pil KB, yakni 2 persen dengan catatan harus digunakan dengan benar.
Dalam laporan tersebut, metode kontrasepsi jangka panjang non-permanen lainnya yang juga
efektif adalah implan atau susuk KB. Alat kontrasepsi yang ditanam di lengan perempuan ini
memberikan perlindungan hingga 3 tahun, dengan risiko kegagalan hanya 0,5 persen.

Meski relatif aman, Dr Manny Alvarez pakar kesehatan dari Foxnews Health
memperingatkan bahwa pemasangan IUD tetap memiliki risiko infeksi jika terjadi kesalahan
dalam pemasangan. Beberapa pengguna IUD juga mengalami perdarahan dan keram dalam
beberapa bulan pertamanya.
Pemasangan Metode IUD KB Spiral
Bagaimanapun pemasangan IUD adalah prosedur invasif, selalu ada risiko infeksi. Kadangkadang infeksinya tidak disertai gejala, tahu-tahu memicu kerusakan pada tuba falopi atau
saluran sel telur, ungkap Dr Alvarez seperti dikutip dari Foxnews.

Spiral bentuknya seperti huruf T dan diletakkan dalam rongga rahim. Jika saat pemasangan
posisinya tepat, maka spiral tidak akan berubah posisi. Tapi jika pemasangannya tidak tepat,
posisi spiral bisa berubah atau bergeser.
dr Ifzal Asril SpOG, mengatakan tidak semua perempuan bisa menggunakan spiral. Menurut
dr Ifzal, perempuan yang mengalami penebalan dinding rahim, infeksi di vagina seperti
keputihan dan juga pekerja seksual tidak bisa menggunakan spiral.
Langkah-langkah Pemasangan dengan Metode IUD

Berikut langkah-langkah yang bisa dilakukan perempuan agar aman dalam menggunakan
kontrasepsi spiral (IUD), yaitu:

Melakukan pemeriksaan sebelum memasang spiral, hal ini untuk


mengetahui kondisi dari perempuan tersebut apakah terdapat infeksi,
peradangan atau terjadi penebalan dinding rahim.

Jika terdapat infeksi atau peradangan sebaiknya diobati terlebih dahulu


hingga kondisi tersebut hilang atau sembuh dan kembali normal.

Spiral dipasang di rongga rahim saat perempuan sedang menstruasi.


Karena saat menstruasi diketahui bahwa perempuan tersebut tidak hamil
dan mulut rahim sedang terbuka sehingga lebih mudah.

Melakukan kontrol atau pengecekan posisi spiral seminggu setelah


pemasangan dan diulangi lagi setelah 3 bulan, 6 bulan dan setiap satu
tahun.

Jika timbul keluhan seperti nyeri atau ada keputihan sebaiknya


konsultasikan dengan dokter. Hal ini untuk mengetahui apakah spiral perlu
dikeluarkan dan diganti dengan alat kontrasepsi lain atau tidak.

Read more: http://dikma.info/metode-iud-kb-spiral-yang-palingefektif/#ixzz1pTbz9MQa

KONSEP IUD
Dr. Suparyanto, M.Kes
KONSEP IUD ( INTRA UTERINE DEVICE)
1. Pengertian IUD
IUD (Intra Uterine Device) adalah alat kontrasepsi yang disisipkan ke dalam rahim,
terbuat dari bahan semacam plastik, ada pula yang dililit tembaga, dan bentuknya bermacammacam. Bentuk yang umum dan mungkin banyak dikenal oleh masyarakat adalah bentuk
spiral. Spiral tersebut dimasukkan ke dalam rahim oleh tenaga kesehatan (dokter/bidan
terlatih). Sebelum spiral dipasang, kesehatan ibu harus diperiksa dahulu untuk memastikan
kecocokannya. Sebaiknya IUD ini dipasang pada saat haid atau segera 40 hari setelah
melahirkan (Subrata, 2003).
IUD adalah suatu alat atau benda yang dimasukkan ke dalam rahim yang sangat
efektif, reversibel dan berjangka panjang, dapat dipakai oleh semua perempuan usia
reproduktif
IUD atau AKDR atau Spiral adalah suatu alat yang dimasukkan ke dalam rahim
wanita untuk tujuan kontrasepsi.
IUD adalah suatu usaha pencegahan kehamilan dengan menggulung secarik kertas,
diikat dengan benang lalu dimasukkan ke dalam rongga rahim.
IUD/AKDR adalah suatu benda kecil yang terbuat dari plastik yang lentur,
mempunyai lilitan tembaga atau juga mengandung hormon dan dimasukkan ke dalam rahim
melalui vagina dan mempunyai benang ( Handayani, 2010:141)
IUD atau Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) bagi banyak kaum wanita
merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu diingat setiap
hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak akan mempengaruhi isi,
kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu
memperoleh informasi yang lengkap tentang seluk - beluk alat kontrasepsi ini (Manuaba ,
2010).
2. Jenis Jenis IUD

IUD yang banyak dipakai di indonesia dewasa ini dari jenis Un Medicate yaitu
Lippes Loop dan yang dari jenis Medicate Cu T, Cu-7, Multiload dan Nova-T. (Handayani,
2010)
1. AKDR Non-Hormonal
Pada saat ini AKDR telah memasuki generasi ke-4, karena itu berpuluh-puluh macam
AKDR telah dikembangkan. Mulai dari generasi pertama yang terbuat dari benang sutra dan
logam sampai generasi plastic (polietilen) baik yang ditambah obat maupun tidak.

a. Menurut bentuknya AKDR dibagi menjadi 2 :


1) Bentuk terbuka (oven device)
Misalnya : LippesLoop, CUT, Cu-7, Marguiles, Spring Coil, Multiload, Nova-T.
2) Bentuk tertutup (closed device)
Misalnya : Ota-Ring, Atigon dan Graten Berg Ring.
b. Menurut Tambahan atau Metal
1) Medicated IUD
Misalnya : Cu T 200 (daya kerja 3 tahun), Cu T 220 (daya kerja 3 tahun), Cu T 300 (daya
kerja 3 tahun), Cu T 380 A (daya kerja 8 tahun), Cu-7, Nova T (daya kerja 5 tahun), ML-Cu
375 (daya kerja 3 tahun).
Pada jenis Medicated IUD angka yang tertera dibelakang IUD menunjukkan luasnya kawat
halus tembaga yang ditambahkan, misalnya Cu T 220 berarti tembaga adaklah 200m.
Cara insersi : withdrawal
2) Un Medibated IUD
Misalnya : Lippes Loop, Marguiles, Saf-T Coil, Antigon.
Cara insersi lippes loop : Push Out
Lippes Loop dapat dibiarkan in-utero untuk selama-lamanya sampai menopause, sepanjang
tidak ada keluhan dan atau persoalan bagi akseptornya.
3) Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian vertikalnya diberi
lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi
(anti pembuahan) yang cukup baik.
4) Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini
mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat

tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama seperti halnya
lilitan tembaga halus pada jenis Coper-T.
5) Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya
diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2 untuk
menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
6) Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung.
Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis
yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang
biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30
mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang
rendah. Keuntungan lain dari spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan
2.
a.
1)
2)
3)
4)
5)
b.
1.
2.
3.
4.

luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastic ( Erfandi, 2008).
IUD yang mengandung hormonal
Progestasert-T = Alza T
Panjang 36 mm, lebar 32 mm, dengan 2 lembar benang ekor warna hitam.
Mengandung 38 mg progesteron dan barium sulfat, melepaskan 65 mcg progesteron per hari.
Tabung insersinya berbentuk lengkung
Daya kerja : 18 bulan
Teknik insersi : plunging (modified withdrawal)
LNG-20
Mengandung 46-60 mg Levonorgestrel, dengan pelepasan 20 mcg per hari.
Sedang ditelit di Firlandia.
Angka kegagalan / kehamilan angka terendah : <0,5 per 100 wanita per tahun.
Penghentian pemakaian oleh karena persoalan-persoalan perdarahan ternyata lebih tinggi
dibandingkan IUD lainnya, karena 25% mengalami amenore atau pendarahan haid yang
sangat sedikit.
3. Efektifitas
Sebagai kontrasepsi AKDR tipe T efektifitasnya sangat tinggi yaitu berkisar antara
0,6-0,8 kehamilan per 100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalan 125-170

kehamilan). Sedangkan AKDR dengan pregesteron antara 0,5-1 kehamilan per 100
perempuan pada tahun pertama penggunaan (saifuddin, 2003)
Efektivitas dari IUD dinyatakan dalam angka kontinuitas (continuation rate) yaitu
berapa lama IUD tetap tinggal in-utero tanpa : Ekspulsi spontan, terjadinya kehamilan &
1.
a.
b.
1)

pengangkatan / pengeluaran karena alasan-alasan medis atau pribadi.


Efektivitas dari bermacam-macam IUD tergantung pada :
IUD-nya : ukuran, bentuk & mengandung Cu atau Progesterone.
Akseptor
Umur : Makin tua usia, makin rendah angka kehamilan, ekspulsi dan pengangkatan /

pengeluaran IUD.
2) Paritas : Makin muda usia, terutama pada nulligravid, makin tinggi angka ekspulsi dan
pengangkatan/pengeluaran IUD.
3) Frekuensi senggama
2. Sebagai kontrasepsi, efektivitasnya tinggi. Sangat efektif 0,6-0,8 kehamilan per 100
4
1.
2.
3.
4.

perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegiatan dalam 125-170 kehamilan). (Handayani, 2010)
Cara Kerja
Cara kerja dari alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut.
Menghambat kemampuan sperma masuk ketuba fallopi.
Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri.
IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu.
IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan mengurangi

kemampuan sperma untuk fertilisasi.


5. Memungkinkan untuk mencegah implantasi telur dalam uterus.
(Sarwono, 2007)
Mekanisme kerja AKDR sampai saat ini belum diketahui secara pasti, ada yang
berpendapat bahwa AKDR sebagai benda asing yang menimbulkan rekasi radang setempat
dengan serbukan lekosit yang dapat melarutkan blastosis atau sperma.
1. Sifat-sifat dari cairan uterus mengalami perubahan-perubahan pada pemakaian AKDR yang
menyebabkan blastokista tidak dapat hidup dalam uterus.
2. Produksi lokal prostaglandin yang meninggi, yang menyebabkan sering adanya kontraksi
uterus pada pemakaian AKDR yang dapat menghalangi nidasi.
3. AKDR yang mengeluarkan hormon akan mengentalkan lender serviks sehingga menghalangi
pergerakan sperma untuk dapat melewati cavum uteri.
4. Pergerakan ovum yang bertambah cepat didalam tuba fallopii
5. Sebagai metode biasa (yang dipasang sebelum hubungan sexual terjadi) AKDR mengubah
transportasi tuba dalam rahim dan mempengaruhi sel telur dan sperma sehingga pembuahan

tidak terjadi. Sebagai kontrasepsi darurat (dipasang setelah hubungan sexual terjadi) dalam
beberapa kasus mungkin memiliki mekanisme yang lebih mungkin adalah dengan mencegah
terjadinya implantasi atau penyerangan sel telur yang telah dibuahi ke dalam dinding rahim.
5
1.
a.
b.
c.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
2.

( Hadayani, 2010)
Keuntungan, kerugian dan efek samping
Keuntungan dari alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut
sebagai kontrasepsi, efektifitasnya tinggi.
IUD (AKDR) dapat efektif segera setelah pemasangan
Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
d. Sangat efektif karena tidak perlu lagi mengingat-ingat
Tidak mempengaruhi hubungan seksual
Meningkatkan kenyamanan seksual karena tidak perlu takut untuk hamil
Tidak ada efek samping hormonal dengan Cu AKDR (CuT-380A)
Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI
Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau sesudah abortus (apabila tidak terjadi infeksi).
Dapat digunakan sampai menopause (1 tahun lebih setelah haid terakhir).
Tidak ada interaksi dengan obat-obat.
Membantu mencegah kehamilan ektopik (Saifuddin. AB, 2006).
Kerugian dari alat kontrasepsi IUD adalah sebagai berikut
Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri dibagian perut
dan pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa berjalan selama 3 bulan setelah
pemasangan. Tapi tidak perlu dirisaukan benar, karena biasanya setelah itu keluhan akan
hilang dengan sendrinya. Tetapi apabila setelah 3 bulan keluhan masih berlanjut, dianjurkan
untuk memeriksanya ke dokter. Pada saat pemasangan, sebaiknya ibu tidak terlalu tegang,

a.

karena ini juga bisa menimbulkan rasa nyeri dibagian perut. Dan harus segera ke klinik jika:
Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda kehamilan: mual, pusing, muntah-

muntah.
b. Terjadi pendarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa.
c. Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan meningkat, mengigil, dan lain
sebagainya. Pendeknya jika ibu merasa tidak sehat
d. Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan senggama. Segeralah pergi kedokter jika anda
menemukan gejala-gejala diatas.
3.
Efek samping yang umum terjadi:
a.

Perubahan siklus haid (umumnya pada 3 bulan pertama dan akan berkurang setelah 3 bulan)

b. Haid lebih lama dan banyak


c.

Perdarahan (spotting) antara menstruasi

d. Saat haid lebih sakit


4.
a.

Komplikasi lain :
Merasakan sakit dan kejang selama 3-5 hari setelah pemasangan

b. Perdarahan pada waktu haid atau diantaranya yang memungkinkan penyebab anemia
c.
5.
6.

Perforasi dinding uterus (sangat jarang apabila pemasangannya benar).


Tidak mencegah IMS termasuk HIV/AIDS
Tidak baik digunakan pada perempuan dengan IMS atau perempuan yang sering

berganti pasangan.
7.
Penyakit radang panggul terjadi sesudah perempuan dengan IMS memakai AKDR.
8.

Penyakit radang panggul memicu infertilitas.


Prosedur medis, termasuk pemeriksaan plevik diperlukan dalam pemasangan AKDR.

Seringkali perempuan takut selama pemasangan


9. Sedikit nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi segera setelah pemasangan AKDR. Biasanya
menghilang dalam 1-2 hari
10.
Klien tidak dapat melepas AKDR sendiri
11.
Mungkin AKDR keluar dari uterus tanpa diketahui (sering terjadi apabila AKDR
dipasang segera setelah melahirkan)
12. Tidak mencegah terjadinya kehamilan ektopik karena fungsi AKDR untuk mencegah
kehamilan normal
Perempuan harus memeriksa posisi benang AKDR dari waktu ke waktu. Untuk melakukan
ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian perempuan tidak mau
melakukan ini.
( Handayani, 2010 )
Indikasi

6
1.

Yang dapat menggunakan: Syarat-syarat yang harus dipenuhi sebelum seseorang akan
memilih AKDR (IUD) adalah :

a.

Usia reproduktif

b. Keadaan nulipara
c.

Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang

d. Menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi

e.

Setelah melahirkan dan tidak menyusui bayinya

f.

Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi Resiko rendah dari IMS

g. Tidak menghendaki metode hormonal


h. Tidak menyukai untuk mengingat-ingat minum pil setiap hari
i.

Tidak menghendaki kehamilan setelah 1-5 hari senggama.

2.

Pada umumnya seorang ibu dapat menggunakan AKDR dengan aman dan efektif. AKDR
juga dapat digunakan pada ibu dalam segala kemungkinan keadaan, misalnya:

a.

Perokok

b. Pasca keguguran atau kegagalan kehamilan apabila tidak terlihat adanya infeksi
c.

Sedang memakai antibiotika atau antikejang

d. Gemuk ataupun kurus


e.

Sedang menyusui

3. Begitu juga ibu dal`m keadaan seperti di bawah ini:


a.

Penderita tumor jinak payudara

b. Penderita kanker payudara


c.

Pusing-pusing, sakit kepala

d. Tekanan darah tinggi


e.

Varises di tungkai atau di vulva

f.

Penderita penyakit jantung (termasuk penyakit jantung katup dapat diberi antibiotika sebelum
pemasangan AKDR)

g. Pernah menderita stroke


h. Penderita diabetes
i.

Penderita penyakit hati atau empedu

j.

Malaria

k.,span style="font: 7pt "Times New Roman";">

Skistosomiasis (tanpa anemia)

l.

Penyakit tiroid

m. Epilepsi
n. Nonpelvik TBC
o. Setelah kehamilan ektopik
p. Setelah pembedahan pelvic. ( Handayani, 2010 )
7

Kontra Indikasi
1.

Ada beberapa ibu yang dianggap tidak cocok memakai kontrasepsi jenis IUD ini. Ibu-ibu
yang tidak cocok itu adalah mereka yang menderita atau mengalami beberapa keadaan
berikut ini:

a.

Kehamilan.

b. Penyakit kelamin (gonorrhoe, sipilis, AIDS, dsb).


c.

Perdarahan dari kemaluan yang tidak diketahui penyebabnya.

d. Tumor jinak atau ganas dalam rahim.


$3Cspan lang="EN-US" style="font-family: "Times New Roman","serif"; font-size: 12pt; lineheight: 200%;">e.
f.

Kelainan bawaan rahim.

Penyakit gula (diabetes militus).

g. Penyakit kurang darah.


h. Belum pernah melahirkan.
i.

Adanya perkiraan hamil.

j.

Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat
kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim

k. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm (Saifuddin, 2006).


8

Faktor -faktor yang mempengaruhi pemilihan IUD


Ada beberapa faktor yang kurang mendukung penggunaan metode kontrasepsi IUD ini,
antara lain :

1. Faktor internal
a.

Pengalaman
Orang yang pernah memakai metode KB IUD, kemudian mengalami efek samping yang
dirasa mengganggu atau menyebabkan rasa tidak enak/kurang menyenangkan maka
kemungkinan akan mengalihkan metode kontrasepsi IUD yang digunakan ke metode KB
lainnya. (Erfandi, 2008).

a.

Takut terhadap efek samping


Ketakutan akan keluarnya (ekspulsi) material IUD dari rahim/jalan lahir. Hal ini biasanya
terjadi pada waktu haid, disebabkan ukuran IUD yang terlalu kecil. Ekspulsi ini juga
dipengaruhi oleh jenis bahan yang dipakai. Makin elastis sifatnya makin besar kemungkinan
terjadinya ekspulsi. Sedangkan jika permukaan IUD yang bersentuhan dengan rahim (cavum
uteri) cukup besar, kemungkinan terjadinya ekspulsi kecil. Ketakutan juga dapat terjadi akibat
pengalaman individual orang lain yang mengalami nyeri dan perdarahan (spotting) terjadi
segera setelah pemasangan IUD. Biasanya menghilang dalam 1-2 hari (Erfandi, 2008).

b. Pengetahuan/pemahaman yang salah tentang IUD


Kurangnya pengetahuan pada calon akseptor sangat berpengaruh terhadap pemakaian
kontrasepsi IUD. Dari beberapa temuan fakta memberikan implikasi program, yaitu manakala
pengetahuan dari wanita kurang maka penggunaan kontrasepsi terutama IUD juga menurun.
Jika hanya sasaran para wanita saja yang selalu diberi informasi, sementara para suami
kurang pembinaan dan pendekatan, suami kadang melarang istrinya karena faktor
ketidaktahuan dan tidak ada komunikasi untuk saling memberikan pengetahuan (Evereet,
2008).

c.

Pendidikan PUS yang rendah


Pendidikan merupakan proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok
orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Pendidikan pasangan suami - istri yang rendah akan menyulitkan proses pengajaran dan
pemberian informasi, sehingga pengetahuan tentang IUD juga terbatas (Erfandi, 2008).

d. Malu dan risih


Perasaan malas atau risih karena harus memeriksa posisi benang IUD dari waktu ke waktu.
Untuk melakukan ini perempuan harus memasukkan jarinya ke dalam vagina, sebagian
perempuan tidak mau melakukan ini (Erfandi, 2008).
e.

Adanya penyakit atau kondisi tertentu yang merupakan kontraindikasi pemasangan IUD.
Penyakit kelamin (gonorrhoe, sipilis, AIDS, dsb), perdarahan dari kemaluan yang tidak
diketahui penyebabnya, tumor jinak atau ganas dalam rahim, kelainan bawaan rahim,
penyakit gula (diabetes militus), dan anemia (Erfandi, 2008).

f.

Persepsi tentang IUD


Persepsi disebut inti komunikasi, karena jika persepsi seseorang tidak akurat, seseorang tidak
mungkin berkomunikasi dengan efektif. Persepsilah yang menentukan seseorang untuk
memiih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain (Sobur Alex, 2009).
Belum terbiasanya masyarakat setempat dalam penggunaan kontrasepsi IUD bisa terjadi
akibat salah persepsi atau pandangan-pandangan subyektif seperti IUD dapat mempengaruhi
kenyamanan dalam hubungan seksual (Erfandi, 2008). Sikap dan pandangan negatif
masyarakat juga berkaitan dengan pengetahuan dan pendidikan seseorang. Banyak mitos
tentang IUD seperti mudah terlepas jika bekerja terlalu keras, menimbulkan kemandulan, dan
lain sebagainya (Erfandi, 2008).

Faktor eksternal

a Prosedur pemasangan IUD yang rumit.

Prosedur medis, termasuk pemeriksaan plevik diperlukan dalam pemasangan IUD


seringkali menimbulkan perasaan takut selama pemasangan (Erfandi, 2008).
b

Pengaruh dan pengalaman akseptor IUD lainnya


Pengaruh dari cerita atau pengalaman mantan pengguna atau akseptor IUD tentang
ketidaknyamanan yang dirasakan akan mengurungkan niat calon akseptor untuk
menggunakan metode IUD. Mereka akan memilih metode yang dianggapnya lebih aman,
mudah, dan sedikit efek samping (Erfandi, 2008).

c Sosial budaya dan ekonomi


Tingkat ekonomi mempengaruhi pemilihan jenis kontrasepsi. Hal ini disebabkan
karena untuk mendapatkan pelayanan kontrasepsi yang diperlukan akseptor harus
menyediakan dana yang diperlukan. Walaupun jika dihitung dari segi keekonomisannya,
kontrasepsi IUD lebih murah dari KB suntik atau pil, tetapi kadang orang melihatnya dari
berapa biaya yang harus dikeluarkan untuk sekali pasang. Kalau patokannya adalah biaya
setiap kali pasang, mungkin IUD tampak jauh lebih mahal. Tetapi kalau dilihat masa/jangka
waktu penggunaannya, tentu biaya yang harus dikeluarkan untuk pemasangan IUD akan lebih
murah dibandingkan KB suntik ataupun pil. Untuk sekali pasang, IUD bisa aktif selama 3-5
tahun, bahkan seumur hidup/sampai menopause. Sedangkan KB Suntik atau Pil hanya
mempunyai masa aktif 1-3 bulan saja, yang artinya untuk mendapatkan efek yang sama
dengan IUD, seseorang harus melakukan 12-36 kali suntikan bahkan berpuluh-puluh kali
lipat (Erfandi, 2008).
Pandangan dari agama-agama tertentu yang melarang atau mengharamkan
penggunaan IUD. Ada beberapa orang yang menganggap bahwa metode KB IUD termasuk
yang dilarang dalam ajaran agama, karena beberapa produk IUD saat ini terbuat dari bahan
yang tidak kondusif bagi zygote sehingga bisa membunuhnya dan proses kehamilan tidak
terjadi.

Pekerjaan
Wanita yang bekerja, terutama pekerjaan yang melibatkan aktivitas fisik yang tinggi
seperti bersepeda angin, berjalan, naik turun tangga atau sejenisnya, kemungkinan salah akan
persepsi untuk menggunakan metode IUD dengan alasan takut lepas (ekspulsi), khawatir
mengganggu pekerjaan atau menimbulkan nyeri saat bekerja. Pekerj`an formal kadangkadang dijadikan alasan seseorang untuk tidak menggunakan kontrasepsi, karena tidak
sempat atau tidak ada waktu ke pusat pelayanan kontrasepsi (Erfandi, 2008).

2.5.9
1.
a.
b.
c.
2.
a.
b.
c.
3.
a.
1)

Insersi / Pemasangan IUD


Insersi yang tidak baik dari IUD dapat menyebabkan :
Ekspulsi.
Kerja kontraseptif tidak efektif.
Perforasi uterus.
Untuk sukses / berhasilnya insersi IUD tergantung pada beberapa hal, yaitu :
Ukuran dan macam IUD beserta tabung inserternya.
Makin kecil IUD, makin mudah insersinya, makin tinggi ekspulsinya.
Makin besar IUD, makin sukar insersinya, makin rendah ekspulsinya.
Waktu atau saat insersi.
Insersi Interval
Kebijakan (policy) lama : Insersi IUD dilakukan selama atau segera sesudah haid. Alasan :
Ostium uteri lebih terbuka, canalis cervicalis lunak, perdarahan yang timbul karena prosedur
insersi, tertutup oleh perdarahan haid yang normal, wanita pasti tidak hamil.
Tetapi, akhirnya kebijakan ini ditinggalkan karena : Infeksi dan ekspulsi lebih tinggi bila
insersi dilakukan saat haid, Dilatasi canalis cervicalis mid-siklus, memudahkan calon

akseptor pada setiap ia datang ke klinik KB.


2) Kebijakan (policy) sekarang : Insersi IUD dapat dilakukan setiap saat dari siklus haid asal
kita yakin seyakin-yakinnya bahwa calon akseptor tidak dalam keadaan hamil.
b. Insersi Post-Partum
Insersi IUD adalah aman dalam beberapa haris post-partum, hanya kerugian paling besar
adalah angka kejadian ekspulsi yang sangat tinggi. Tetapi menurut penyelidikan di Singapura,
saat yang terbaik adalah delapan minggu post-partum. Alasannya karena antara empatc.

delapan minggu post-partum, bahaya perforasi tinggi sekali.


Insersi post-Abortus
Karena konsepsi sudah dapat terjadi 10 hari setelah abortus, maka IUD dapat segera dipasang
sesudah :

1)

Abortus trimester I : Ekspulsi, infeksi, perforasi dan lain-lain sama seperti pada insersi

interval.
2) Abortus trimester II : Ekspulsi 5 00x lebih besar daripada setelah abortus trimester I.
d. Insersi Post Coital
e. Dipasangkan maksimal setelah 5 hari senggama tidak terlindungi.
4. Teknik insersi, ada tiga cara :
a. Teknik Push Out : mendorong : Lippes Loop, Bahaya perforasi lebih besar.
b. Teknik Withdrawal : menarik : Cu IUD.
c. Teknik Plunging : mencelupkan : Progestasert-T.( Handayani, 2010 )
2.5.10
Waktu Kunjungan Ulang
1) satu bulan setelah pemasangan
3) bulan kemudian
6 bulan berikutnya
1) tahun sekali
rlambat haid 1minggu
rjadi perdarahan banyak dan tidak teratur

Anda mungkin juga menyukai