NAMA KELOMPOK 5 :
DOSEN PENGAMPU :
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
hidayahnya lah saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “KONTASEPSI SUNTIK
/INJEKSI”.
Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak
membantu kami dalam proses pembuatan makalah kami,yaitu pada dosen pengampu Ibu
Selpyani Sinulingga, SST, dan teman-teman kelompok 5 yang telah banyak memberi dukungan
sehingga makalah ini dapat kami selesaikan.
Kami menyadari sesungguhnya makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
kami berharap kritik dan saran dari pembaca untuk makalah ini sehingga kami dapat mengetahui
kekurangannya sehingga makalah ini dapat lebih sempurna. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca amin.
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR………………………………………………………………... i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………. ii
BAB I PENDAHULUAN
3.1 Kesimpulan……………………………………………………………….. 12
3.2 Saran……………………………………………………………………… 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Pasangan Usia Subur dengan prioritas PUS muda dengan paritas rendah
2. Generasi muda
3. Pelaksana dan pengelola KB
4. Sasaran wilayah (Manuaba, 1998)
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan KB suntik?
2. Apa saja jenis-jenis KB suntik?
3. Bagaimana Efektifitas dari KB suntik?
4. Bagaimana cara kerja KB suntik?
5. Apa saja kekurangan dan kelebihan KB suntik?
6. Apa efek samping dari KB suntik serta bagaimana penanganannya?
7. Bagaimana indikasi dan kontra indikasi KB suntik?
8. Bagaimana Cara Pemberian KB suntik?
9. Bagaimana Intraksi Obat KB suntik?
2.1. Pengertian
Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya kehamilan dengan
melalui suntikan hormonal. Kontrasepsi hormonal jenis KB suntikan ini di Indonesia
semakin banyak dipakai karena kerjanya yang efektif, pemakaiannya yang praktis, harganya
relatif murah dan aman.
Sebelum disuntik, kesehatan ibu harus diperiksa dulu untuk memastikan
kecocokannya.Suntikan diberikan saat ibu dalam keadaan tidak hamil. Umumnya pemakai
suntikan KB mempunyai persyaratan sama dengan pemakai pil, begitu pula bagi orang yang
tidak boleh memakai suntikan KB, termasuk penggunaan cara KB hormonal selama
maksimal 5 tahun.
Suntikan KB adalah suatu cairan berisi zat untuk mencegah kehamilan selama
jangka waktu tertentu (antara 1 – 3 bulan).Cairan tersebut merupakan hormon sistesis
progesteron. Pada saat ini terdapat dua macam suntikan KB, yaitu golongan progestin seperti
Depo-provera, Depo-geston, Depo Progestin, dan Noristat, dan golongan kedua yaitu
campuran progestin dan estrogen propionat, misalnya Cyclo Provera. Hormon ini akan
membuat lendir rahim menjadi kental, sehingga sel sperma tidak dapat masuk ke rahim. Zat
ini juga mencegah keluarnya sel telur (ovulasi) dan membuat uterus (dinding rahim) tidak
siap menerima hasil pembuahan
Hanafi Hartanto (1996) menjelaskan mekanisme kerja kontrasepsi suntik dalam dua
bagian, yaitu primer dan sekunder.Mekanisme primer adalah mencegah ovulasi. Pada
mekanisme ini, kadar FSH dan LH menurun dan tidak terjadi sentakan LH. Respons kelenjar
hipofise terhadap gonadotropin-releasing hormon eksogenous tidak berubah, sehingga
memberi kesan proses terjadi di hipotalamus dari pada di hipofise. Ini berbeda dengan pil
oral kombinasi (POK), yang tampaknya menghambat ovulasi melalui efek langsung pada
kelenjar hipofise.Penggunaan kontrasepsi suntikan tidak menyebabkan keadaan hipo-
estrogenik.
Pada pemakaian KB Suntik Depoprovera, endometrium menjadi dangkal dan atrofis
dengan kelenjar-kelenjar yang tidak aktif.Sering stroma menjadi oedematous.Dengan
pemakaian jangka lama, endometrium dapat menjadi sedemikian sedikitnya, sehingga tidak
didapatkan atau hanya terdapat sedikit sekali jaringan bila dilakukan biopsi. Tetapi,
perubahan-perubahan tersebut akan kembali menjadi normal dalam waktu 90 hari setelah
suntikan berakhir.
Pada mekanisme sekunder, lendir serviks menjadi kental dan sedikit sehingga
merupakan barier terhadap spermatozoa.Mekanisme sekunder ini juga membuat
endometium kurang layak untuk implantasi dari ovum yang telah dibuahi. Mekanisme ini
mungkin juga mempengaruhi kecepatan transport ovum di dalam tuba fallopii.
Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus serviks
sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut juga mencegah
pelepasan sel telur yang dikeluarkan tubuh wanita. Tanpa pelepasan sel telur, seorang wanita
tidak akan mungkin hamil. Selain itu pada penggunaan Depo Provera, endometrium menjadi
tipis dan atrofi dengan berkurangnya aktifitas kelenjar. Sedangkan hormon progestin dengan
sedikit hormon estrogen akan merangsang timbulnya haid setiap bulan.
Kekurangan
Dapat mengalami perdarahan bercak di luar siklus haid atau justru haid manjadi
jarang. Setelah Anda berhenti menyuntik, mungkin butuh waktu beberapa bulan untuk
kembali pada siklus biasa.Jarang terjadi perdarahan yang banyak, tidak dapat haid, perlu
suntikan ulangan teratur, perlu control atau kunjungan berkala untuk evaluasi.
2.6 Efek Samping dan Penanganannya
1. Amenorea (tidak terjadi perdarahan)
Penanganan :
Bila tidak hamil,pengobatan apapun tidak perlu.jelaskan bahwa darah haid tidak
terkumpul dalam rahim.
Bila telah terjadi kehamilan,rujuk klien.hentikan penyuntikan.
Bila terjadi kehamilan ektopik,rujuk klien.
Jangan memberikan terapi hormonal untuk menimbulkan perdarahan karena tidak
akan berhasil.Tunggu 3-6 bulan kemudian bila tidak terjadi perdarahan juga,rujuk ke
klinik.
Kontra Indikasi
Beberapa keadaan kelainan atau penyakit, merupakan kontra indikasi pemakaian
suntikan KB. Ibu dikatakan tidak cocok menggunakan KB suntik jika ibu sedang hamil,
ibu yang menderita sakit kuning (liver), kelainan jantung, varises (urat kaki keluar),
mengidap tekanan darah tinggi, kanker payudara atau organ reproduksi, atau menderita
kencing manis. Selain itu, ibu yang merupakan perokok berat, sedang dalam persiapan
operasi, pengeluaran darah yang tidak jelas dari vagina, sakit kepala sebelah (migrain)
merupakan kelainan-kelainan yang menjadi pantangan penggunaan KB suntik ini
2.8 Cara Pemberian dari KB suntik
a. Waktu Pemberian
Setelah melahirkan : hari ke 3 – 5 pasca salin dan setelah ASI berproduksi
Setelah keguguran : segera setelah dilakukan kuretase atau 30 hari setelah
keguguran (asal ibu belum hamil lagi).
Dalam masa haid : Hari pertama sampai hari ke-5 masa haid
b. Lokasi Penyuntikan
Daerah bokong/pantat
3.1 Kesimpulan
Kontrasepsi suntikan adalah salah satu cara untuk mencegah terjadinya kehamilan
dengan melalui suntikan hormonal. Kegagalan pada pemakai KB suntik hanya sekitar 0.3
kehamilan dari 100 pemakai pada tahun pertama pemakaian.( 1 dari 333 pemakai masih bisa
hamil).
Cara kerja KB suntik adalah dengan menghalangi terjadinya ovulasi / masa subur
dengan menghentikan keluarnya sel telur dari indung telur.Lendir vagina pun menjadi lebih
kental sehingga mempersulit sperma untuk masuk ke dalam rahim. Dengan demikian
kontrasepsi suntik mencegah terjadinya pertemuan sel telur dan sperma.
3.2 Saran
Penulis mengharapkan makalah ini dapat memberikan wawasan kepada setiap
pembacanya, walaupun makalah ini banyak terdapat kekurangan. Makalah ini juga
diharapkan penulis menjadi pembelajaran, agar dalam pembuatan makalah untuk
kedepannya lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
PROHEALTH, http://forbetterhealth.wordpress.com/2008/11/19/kontrasepsi-suntik
Saifuddin, Abdul Bari, Affandi, Biran, Baharaddin Muhamad, Soekaemi, Buku Panduan Praktis
Pelayanan Kontrasepsi, Edisi 2, Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawiroharjo, Jakarta, 2006
Pinem Saroha, Kesehatan Reproduksi & Kontrasepsi, Trans Info Media, Jakarta, 2009