Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH ASUHAN KEBIDANAN BAYI, BALITA, ANAK

“Adaptasi Fisiologi Kekebalan Tubuh pada BBL “

Dosen Pengampu : Iin Wiranti S.Si.T, M.kes

Disusun Oleh Kelompok 5:

1. Avie Dhita Larasati (201801002)


2. Dwi indaryani (201801004)

AKADEMI KEBIDANAN DUTA DHARMA PATI

TAHUN AJARAN 2019 / 2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini membahas tentang
“PERUBAHAN SISTEM IMUNITAS PADA BBL” agar mahasiswa dapat memahaminya.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Asuhan Kebidanan Bayi,
Balita, Anak yang telah membimbing kami dalam penyusunan makalah ini. Kami menyadari
bahwa makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan
saran dari semua pihak demi perbaikan pembuatan makalah selanjutnya.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca.Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa
memberikan kelancaran dan kemudahan bagi kita semua.

Pati, September 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.................................................................................................................i
Daftar Isi..........................................................................................................................ii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1 .Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................................1
1.3 Manfaat......................................................................................................................2
BAB II. PEMBAHASAN
A.Pengertian Sistem Imun...............................................................................................3
B.Perkembangan imunologi.............................................................................................3
C.Perubahan Sistem Imunitas .........................................................................................3
D.Antibodi Bayi Yang Baru Lahir...................................................................................5
E.Berapa lama antibodi ibu dapat bertahan di dalam tubuh bayi dan
Kapan bayi menghasilkan sistem imunnya sendiri?....................................................6
BAB III. PENUTUP
2.1Kesimpulan................................................................................................................7
2.2Saran...........................................................................................................................7
Daftar Pustaka..................................................................................................................8

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bayi baru lahir normal harus menjalani proses adaptasi dari di luar rahim (ekstrauterin).
Pemahaman terhadap adaptasi dan fisiologi bayi baru lahir sangat penting sebagai dasar
dalam memberikan asuhan. Perubahan lingkungan dari dalam uterus ke ekstrauterin
dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kimiawi, mekanik, dan termik yang menimbulkan
perubahan metabolik, pernapasan dan sirkulasi pada bayi baru lahir normal. Penatalaksanaan
dan mengenali kondisi kesehatan bayi baru lahir resiko tinggi yang mana memerlukan
pelayanan rujukan atau tindakan lanjut.
Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam lingkungan
interna (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi (O2 dan
nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala kebutuhannya
memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya.
Sebagai seorang tenaga kesehatan, bidan harus mampu memahami tentang beberapa
adaptasi atau perubahan fisiologi bayi baru lahir (BBL). Hal ini sebagai dasar dalam
memberikan asuhan keperawatan yang tepat. Setelah lahir, BBL harus mampu beradaptasi
dari keadaan yang sangat tergantung (plasenta) menjadi mandiri secara fisiologi. Setelah
lahir, bayi harus mendapatkan oksigen melalui sistem sirkulasi pernapasannya sendiri,
mendapatkan nutrisi per oral untuk mempertahankan kadar gula darah yang cukup, mengatur
suhu tubuh dan melawan setiap penyakit atau infeksi.

1.2 Tujuan
1. Bagi penulis
Dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dalam upaya meningkatkan mutu
pelayanan kesehatan.
2. Bagi pembaca
Sebagai bahan bacaan dan menambah pengetahuan tentang pelayanan kesehatan yang
bermutu dan sesuai dengan standard.

1.3 Manfaat
1. Untuk menambah pengetahuan mengenai adaptasi fisiologi bayi.

1
2. Untuk menambah wawasan mengenai system imun pada bayi.
3. Untuk memahami perkembangan imunitas bayi.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Sistem Imun


Sistem imun membentuk sistem pertahanan badan terhadap bahan asing seperti
mikroorganisme, molekul-molekul berpotensi toksik, atau sel-sel tidak normal (sel terinf eksi
2
virus atau malignan). Sistem ini menyerang bahan asing atau antigen dan juga mewujudkan
peringatan tentang kejadian tersebut supaya pendedahan yang berkali-kali terhadap bahan
yang sama akan mencetuskan gerak balas yang lebih cepat dan bertingkat.
B. Perkembangan Imunologi BBL
Untuk mengimbangi status imunologi yang belum berkembang dengan baik pada bayi baru
lahir, maka pengawasan antenatal yang cermat, pemeriksaan untuk menyingkirkan
kemungkinan infeksi atau terapi untuk mengatasi infeksi, teknik-teknik melahirkan yang
aseptik tanpa memasukkan mikroorganisme dan perawatan yang cermat dengan
memperhatikan segala aspek dalam penanganan bayi baru lahir, semuanya ini merupakan
tindakan yang sangat penting.
C. Perubahan Sistem Imunitas

1. Perubahan Sistem Imunitas Ekstrauterin

Sistem imunitas bayi baru lahir masih belum matang, sehingga menyebabkan
neonatus rentan terhadap berbagai infeksi dan alergi. Sistem imunitas yang matang
akan memberikan kekebalan alami maupun yang di dapat. Kekebalan alami terdiri
dari struktur pertahanan tubuh yang mencegah atau meminimalkan infeksi. Berikut
beberapa contoh kekebalan alami:

a. perlindungan oleh kulit membran mukosa


b. fungsi saringan saluran napas
c. pembentukan koloni mikroba oleh kulit dan usus
d. perlindungan kimia oleh lingkungan asam lambung

Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang
membantu BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah ini
masih belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan
memerangi infeksi secara efisien.
Kekebalan yang didapat akan muncul kemudian. BBL dengan kekebalan pasif
mengandung banyak virus dalam tubuh ibunya. Reaksi antibodi keseluruhan terhadap
antigen asing masih belum dapat dilakukan sampai awal kehidupa anak. Salah satu
tugas utama selama masa bayi dan balita adalah pembentukan sistem kekebalan
tubuh.
Defisiensi kekebalan alami bayi menyebabkan bayi rentan sekali terjadi infeksi dan
reaksi bayi terhadap infeksi masih lemah. Oleh karena itu, pencegahan terhadap
3
mikroba (seperti pada praktek persalinan yang aman dan menyusui ASI dini terutama
kolostrum) dan deteksi dini serta pengobatan dini infeksi menjadi sangat penting.
Kekebalan alami juga disediakan pada tingkat sel yaitu oleh sel darah yang membantu
BBL membunuh mikroorganisme asing. Tetapi pada BBL se-sel darah ini masih
belum matang, artinya BBL tersebut belum mampu melokalisasi dan memerangi
infeksi secara efisien.
Bayi memiliki imunoglobulin waktu lahir, namun keberadaannya dalam rahim
terlindung membatasi kebutuhan untuk bereaksi pada kekebalan trhadap antigen
tertentu. Ada tiga macam imunoglobulin (Ig) atau antibodi (huruf menunjukan
masing-masing golongan ),yaitu IgG,igA, dan IgM. Hanya IgG yang cukup kecil
melewati pembatas plasenta , IgG merupakan golongan antibodi yang sangat penting
dan kira-kira 75% dari seluruh antibodi. IgG mempunyai kekebalan terhadap infeksi
kuman virus tertentu. Pada waktu lahir, tingkat IgG bayi sama dengan atau sedikit
lebih banyak daripada ibu. Tingkat Ig ini memberikan kekebalan pasif selama
beberapa bulan kehidupan.
IgM dan IgA tidak melintasi pembatas plasenta, namun dibuat oleh janin. Tingkat
IgM pada periode kehamilan besarnya 20% dari IgM orang bisa dan diperlukan waktu
2 tahun untuk dapat menyamai tingkat orang dewasa. Tingkat IgM yang relative
rendah membuat bayi rentan terkena infeksi. IgM juga penting sebab sebagian besar
antibodi yang terbentuk pada sewaktu terjadi respons primer adalah golongan ini.
Tingkat IgA sangat rendah dan diproduksi dalam waktu yang lama walaupun tingkat
salive sekresi mencapai tingkat oreang dewasa dalam kurun waktu 2 bulan. IgA
melindungi dari infeksi saluran pernafasan , saluran usus lambung ,dan mata.
Sedangkan ,imunoglobulin jenis lainnya, yaitu IgD dan IgE, tidak begitu berkembang
pada masa awal bayi/neonatus.
D. Antibodi bayi yang baru lahir berasal dari ibunya

Sebenarnya bayi yang baru lahir tidak bisa langsung menghasilkan sistem kekebalan
tubuh sendiri. Sehingga, semua komponen sistem kekebalan tubuh yang ada di bayi yang
baru lahir didapatkannya dari sang ibu.

Ketika kehamilan usia tua dan mendekati hari kelahiran, maka sistem kekebalan tubuh
ibu akan ditransfer ke janin melalui pembuluh darah dan plasenta. Komponen sistem
kekebalan tubuh yang diberikan ibu pada janin yaitu Immunoglobulin G (IgG).

4
Imunoglobulin adalah jenis antibodi yang dibentuk oleh tubuh untuk melawan racun, bakteri,
virus, dan zat asing lainnya. Sedangkan di antara berbagai macam immunoglobulin, hanya
IgG lah yang dapat melintasi plasenta dan merupakan antibodi yang paling kecil yang
dibentuk tubuh tetapi jumlahnya paling banyak.

Setidaknya terdapat 75 hingga 80 persen IgG dari total antibodi yang dibentuk. Oleh
karena itu pada bayi yang lahir prematur sangat rentan terkena berbagai penyakit karena tidak
mendapatkan antibodi yang cukup dari sang ibu.

IgG dianggap sangat penting untuk menjaga janin di dalam kandungan agar tidak
terkena infeksi dan berbagai komplikasi yang dapat membahayakan kesehatannya. Kondisi
ini disebut dengan imunitas pasif, karena antibodi dihasilkan dari ibu kemudian diberikan
kepada anak melalui berbagai proses.

Setelah lahir, bayi harus mendapatkan ASI eksklusif dari sang ibu, karena ASI
mengandung antibodi yang lengkap yaitu, Immunoglobulin A, Immunoglobulin D,
immunoglobulin E, immunoglobulin G, dan immunoglobulin M.

Oleh karena itu, ASI dianggap sebagai makanan yang paling sempurna untuk bayi
karena selain sangat mudah dicerna, tetapi juga mampu melindungi bayi yang rentan terhadap
bermacam-macam penyakit infeksi. Selain itu, ASI yang pertama kali keluar sesaat setelah
ibu melahirkan atau yang sering disebut cairan kolostrum berwarna kuning mengandung
antibodi yang sangat banyak yang cukup untuk melindungi bayi saat lahir.

E. Berapa lama antibodi ibu dapat bertahan di dalam tubuh bayi dan kapan bayi
menghasilkan sistem imunnya sendiri?

Pada bayi yang sehat, dengan seiring bertambahnya umur maka bayi akan secara alami
membentuk antibodinya sendiri. Antibodi yang berhasil diterima bayi dari ibu melalui ASI
lama-lama akan menurun. Ketika bayi berumur 2 hingga 3 bulan, bayi sudah mulai
membangun sistem kekebalan tubuh dan memproduksi antibodinya sendiri. Setelah bayi
memasuki usia 6 bulan, maka sistem kekebalan tubuhnya sudah bisa bekerja dengan normal,
layaknya sistem kekebalan tubuh pada orang dewasa.

5
Pemberian imunisasi pada anak balita juga sangat penting untuk dilakukan karena dapat
meningkatkan dan menguatkan sistem kekebalan tubuh mereka yang baru saja
dibentuk. Imunisasi dasar diperlukan oleh bayi yang baru lahir, yang terdiri dari bacillus
calmette guerin (BCG), diphtheria pertusis tetanus-hepatitis b (DPT-HB) atau diphtheria
pertusis tetanus-hepatitis b-hemophilus influenza type b (DPT-HB-Hib), hepatitis B pada bayi
baru lahir, polio, dan campak. Kemudian terdapat imunisasi lanjutan yang merupakan
imunisasi ulangan untuk memperpanjang perlindungan dari penyakit.

BAB III

PENUTUP

2.1 Kesimpulan

Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang semula berada dalam
lingkungan interna (dalam kandungan Ibu) yang hangat dan segala kebutuhannya terpenuhi
(O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang dingin dan segala
kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya. Bayi yang baru lahir

6
tidak bisa langsung menghasilkan sistem kekebalan tubuh sendiri. Sehingga, semua
komponen sistem kekebalan tubuh yang ada di bayi yang baru lahir didapatkannya dari sang
ibu.

Adapun perubahan yang dialami oleh fetus dari intrauterine ke ekstrauterin antara lain yaitu:
1) Perubahan Pernafasan (Respirasi)
2) Perubahan Sirkulasi
3) Perubahan Termoregulasi dan Adaptasi Fisiologi Sistem Metabolisme yang
meliputi :
a. Pengaruh hipotermi terhadap bayi baru lahir.
b. Mekanisme kehilangan panas pada Neonatus.
4) Perubahan Sistem Hematologi
5) Perubahan Sistem Gastrointestinal
6) Perubahan Sistem Imun
7) Perubahan Sistem Ginjal
8) Ikterus Neonatorum Fisiologi

2.2 Saran

Diharapkan mahasiswa dapat memahami tentang Adaptasi Fisiologi BBL dan system
imunitas pada bayi serta dapat mengaplikasikan asuhan yang diberikan. Dalam penulisan
makalah ini masih banyak terdapat kekurangan oleh karena itu Kami mohon saran yang
membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sarwono, Prawirohardjo., (2010), Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka


sarwono Prawirohardjo.
2. Departemen Kesehatan Direktorat Jenderal Bina Kesehata Masyarakat, (2004), Buku
Acuan Asuhan Persalinan Normal, Jakarta: Departemen Kesehatan
3. Varney, Helen, (2009), Buku Ajar Asuhan Kebidanan, Jakarta: EGC
4. Lia Yulianti, (2012) , Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita, Purwakarta: CV.Trans
Info Media

7
8

Anda mungkin juga menyukai