Anda di halaman 1dari 8

Nama : DWI INDARYANI

NIM : 201801004

“Resume Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Komplementer”

A. Konsep Dasar Terapi Komplementer


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Terapi
merupakan usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit,
pengobatan penyakit, perawatan penyakit. Komplementer adalah bersifat
melengkapi, bersifat menyempurnakan. Menurut WHO (World Health
Organization), Pengobatan komplementer adalah pengobatan non-
konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan, misalnya
jamu yang merupakan produk Indonesia dikategorikan sebagai
pengobatan komplementer di negara Singapura. Di Indonesia sendiri, jamu
dikategorikan sebagai pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang
dimaksud adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan
dan diturunkan secara turun – temurun pada suatu negara. Terapi
Komplementer adalah cara penanggulangan penyakit yang dilakukan
sebagai pendukung atau pendamping kepada pengobatan medis
konvensional atau sebagai pengobatan pilihan lain diluar pengobatan
medis yang konvensional.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan
komplementer tradisional-alternatif atau sering disebut dengan CAM
(Complementary Alternative Medicine) adalah pengobatan non
konvensional yang di tunjukan untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, meliputi upaya promotif, preventif, kuratif, dan rehabilitatif
yang diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan,
dan efektivitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik.
Artinya Pengobatan komplementer adalah pengobatan tradisional yang
sudah diakui dan dapat dipakai sebagai pendamping terapi
konvesional/medis. Sedangkan pengobatan alternatif adalah jenis
pengobatan yang tidak dilakukan oleh paramedis/dokter pada umumnya,
tetapi oleh seorang ahli atau praktisi yang menguasai keahliannya tersebut
melalui pendidikan yang lain/non medis. Obat-obat komplementer yang
dipergunakan adalah obat bersifat natural yaitu mengambil bahan dari
alam. Bahan-bahan yang dipergunakan dalam pengobatan komplementer
sebelumnya harus dikaji dan diteliti keefektivitasannya dan keamanannya.

B. Pengertian Terapi Komplementer


Terapi komplementer adalah bidang ilmu kesehatan yang bertujuan
untuk menangani berbagai penyakit dengan teknik tradisional, yang juga
dikenal sebagai pengobatan alternatif. Terapi komplementer tidak
dilakukan dengan tindakan bedah dan obat komersial yang diproduksi
secara masal, namun biasanya menggunakan berbagai jenis terapi dan obat
herbal.

C. Tujuan Terapi Komplementer


Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari
sistem – sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh
agar tubuh dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena
tubuh kita sebenarnya mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan
dirinya sendiri, asalkan kita mau mendengarkannya dan memberikan
respon dengan asupan nutrisi yang baik dan lengkap serta perawatan yang
tepat.

D. Jenis-Jenis Terapi Komplementer


Beberapa jenis terapi komplementer
Ada cukup banyak jenis terapi komplementer. Beberapa yang umum dan
terkenal di masyarakat, yaitu:
1. Aromaterapi
Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan minyak hasil
ektraksi dari tanaman dan bunga, yang dikenal sebagai minyak esensial
atau minyak atsiri. Larutan minyak atsiri dengan minyak pelarut dapat
dihirup, digunakan untuk pijat, dioleskan sebagai krim, atau
ditambahkan ke air saat mandi air hangat.
Aromaterapi umumnya digunakan untuk relaksasi. Walau begitu,
beberapa pihak memercayai bahwa aromaterapi dapat membantu
meredakan gejala atau penyakit tertentu. Beberapa manfaat
aromaterapi yang diyakini, yaitu:
a. Rasa sakit jangka panjang
b. Stres, rasa cemas, dan depresi
c. Gangguan pencernaan
d. Gangguan kognitif
e. Infeksi kulit
2. Akupuntur
Akupuntur adalah terapi tradisional Cina kuno yang menggunakan
jarum dan ditusukkan ke titik-titik tertentu ke dalam tubuh. Awalnya,
akupuntur bertujuan untuk mengembalikan keseimbangan 'energi' di
dalam tubuh. Akupuntur masih banyak dilakukan dan menjadi salah
satu terapi komplementer yang paling terkenal dan populer.
Beberapa kondisi medis yang banyak dipercaya dapat ditangani
dengan akupuntur, yaitu:
a. Sakit dan nyeri (terutama sakit punggung, lutut, leher, dan
rahang)
b. Sakit kepala dan migraine
c. Penyakit setelah operasi atau saat menjalani kemoterapi
d. Kecanduan zat tertentu
e. Asma
f. Stroke
g. Radang sendi
h. Gangguan usus atau kandung kemih
Akupunktur cukup aman dan cenderung tidak menghasilkan efek
samping. Walau begitu, terapi komplementer termasuk akupuntur
harus dilakukan oleh praktisi yang terlatih. Berkonsultasi dengan
dokter amat diperlukan sebelum mencoba terapi ini..
3. Homoeopati
Homeopati adalah terapi komplementer yang didasarkan pada
gagasan bahwa suatu zat yang biasanya menyebabkan gejala-gejala
tertentu dapat menyembuhkan gejala tersebut jika diberikan dalam
dosis yang sangat kecil.Praktisi dari homoeopati mengklaim bahwa
terapi komplementer ini dapat digunakan untuk mengobati berbagai
kondisi, termasuk:
a. Eksim
b. Kondisi depresi dan kecemasan
c. Gejala menopause
d. Alergi
e. Masalah pada usus, seperti penyakit Crohn dan irritable bowel
syndrome (IBS)
f. Radang sendi
g. Asma
h. Migrain dan sakit kepala
Sebagai terapi komplementer, dasar ilmiah untuk homeopati juga
masih perlu dikaji lebih lanjut. Sebelum mencoba terapi komplementer
ini, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terlebih dahulu.
4. Pijat
Pijat adalah terapi komplementer dengan melibatkan manipulasi
jaringan lunak tubuh, biasanya dilakukan dengan tangan. Terapi ini
utamanya digunakan untuk merilekskan tubuh, walau juga dipercaya
dapat membantu mengurangi rasa sakit tertentu.Pijat sebagai terapi
komplementer dipercaya untuk menangani kondisi berikut ini:
a. Otot yang sakit
b. Sakit punggung
c. Fibromyalgia ( nyeri pada tulang dan otot yang menjalar ke
bagian dalam tubuh)
5. Osteopati dan kiropraktik
Osteopati dan kiropraktik adalah terapi komplementer yang
melibatkan penggunaan tangan untuk bekerja dengan sendi dan otot.
Kedua terapi ini umumnya digunakan untuk menangani kondisi yang
berkaitan dengan otot, tulang, dan persendian. Walau begitu, beberapa
orang juga mencoba terapi ini untuk masalah medis lain.Osteopati dan
kiropraktik sebagai terapi komplementer umumnya dilakukan untuk
menangani kondisi berikut ini:
a. Nyeri punggung bagian bawah karena aktivitas fisik
b. Osteoartritis karena aktivitas fisik
c. Nyeri leher jangka panjang yang tidak diketahui penyebabnya
6. Yoga
Yoga mungkin salah satu terapi komplementer yang terkenal. Yoga
adalah terapi yang didasarkan pada filosofi India kuno. Gerakan yoga
dirancang sebagai ‘jalan’ untuk menuju pencerahan spiritual, dan kini
populer sebagai bentuk latihan dan manajemen stres.Banyak pakar
telah sepakat, bahwa melakukan yoga dengan teratur mampu
memberikan banyak manfaat kesehatan. Manfaat tersebut, termasuk
peningkatan kebugaran tubuh dan pengendalian tekanan darah.
Yoga juga menjadi cara untuk menangkal stres. Orang yang rutin
melakukan yoga merasakan adanya penurunan tingkat, dan
meningkatnya perasaan bahagia. Khasiat yoga tersebut dipercaya
karena berkonsentrasi pada postur dan pengaturan napas.
E. KLASIFIKASI TERAPI KOMPLEMENTER
1. Mind-body therapy : intervensi dengan teknik untuk memfasilitasi
kapasitas berpikir yang mempengaruhi gejala fisik dan fungsi berpikir
yang mempengaruhi fisik dan fungsi tubuh (imagery, yogo, terapi
musik, berdoa, journaling, biofeedback, humor, tai chi, dan
hypnoterapy).
2. Alternatif sistem pelayanan yaitu system pelayanan kesehatan yang
mengembangkan pendekatan pelayanan biomedis (cundarismo,
homeopathy, nautraphaty).
3. Terapi biologis yaitu natural dan praktik biologis dan hasil-hasilya
misalnya herbal, dan makanan.
4. Terapi manipulatif dan sistem tubuh (didasari oleh manupulasi dan
pergerakan tubuh misalnya kiropraksi, macam-macam pijat, rolfiing,
terapi cahaya dan warna, serta hidroterapi.
5. Terapi energi : terapi yang berfokus pada energy tubuh (biofields) atau
mendapatkan energi dari luar tubuh (terapetik sentuhan, pengobatan
sentuhan, reiki, external qi gong magnet) terapi ini kombinasi antar
energi dan bioelektromagnetik.
F. Jenis-jenis Terapi yang dapat diakses
Beberapa terapi dan teknis medis alternatif dan komplementer
bersifat umum dan menggunakan proses alami (pernapasan, pikiran dan
konsentrasi, sentuhan ringan, pergerakan, dan lain-lain) untuk membanti
individu merasa lebih baik dan beradaptasi dengan kondisi akut dan akut.
Berikut jenis-jenis
terapi yang dapat diakses keperawatan, yaitu :
1. Terapi Relaksasi
Respon relaksasi merupakan bagian dari penurunan umum
kognitif, fisiologis, dan stimulasi perilaku. Relaksasi juga melibatkan
penurunan stimulasi. Proses relaksasi memperpanjuang serat otot,
mengurangi pengiriman impuls neural ke otak, dan selanjutnya
mengurangi aktivitas otak juga sistem tubuh lainnya. Relaksasi
membantu individu membangun keterampilan kognitif untuk
mengurangi cara yang negatif dalam merespon situasi dalam
lingkungan mereka.
Keterampilan kognitif adalah seperti sebagai berikut :
a. Fokus (kemampuan untuk mengidentifikasi, membedakan,
mempertahankan perhatian pada, dan mengembalikan perhatian
pada rangsangan ringan untuk periode yang lama).
b. Pasif (kemampuan untuk menghentikan aktivitas analisis dan
tujuan yang tidak berguna).
c. Kesediaan (kemampuan untuk menoleransi dan menerima
pengalaman yang tidak pasti, tidak dikenal, atau
berlawanan).Tujuan dari relaksasi jangka panjang adalah agar
individu memonitor dirinya secara terusmenerus terhadap
indikator ketegangan, serta untuk membiarkan dan melepaskan
dengan sadar ketegangan yang terdapat di berbagai bagian
tubuh.
2. Meditasi dan Pernapasan
Meditasi adalah segala kegiatan yang membatasi masukan
rangsangan dengan perhatian langsung pada suatu rangsangan yang
berulang atau tetap. Ini merupakan terminasi umum untuk jangkauan
luas dari praktik yang melibatkan relaksasi tubuh dan ketegangan
pikiran. Menurut Benson, komponen relaksasi sangat sederhana, yaitu
a. ruangan yang tenang,
b. posisi yang nyaman,
c. sikap mau menerima, dan
d. fokus perhatian.
SUMBER:
1. https://www.sehatq.com/artikel/terapi-komplementer-dan-jenis-
jenisnya-dalam-penanganan-penyakit
2. PermenkesNo.1109/MENKES/PER/IX/2007,“tentang
Penyelenggaraan Pengobatan Komplementer-Alterhatif DiFasilitas
Pelayanan Kesehatan”
3. file:///C:/Users/lenovo/Downloads/2-terapi-komplementer.pdf

Anda mungkin juga menyukai