Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha esa yang telah melimpahkan
rahmatnya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan studi kasus yang
terima kasih kepadaIbu Farida Nur K.,S.S.T M.Kes, selaku dosen mata kuliah
menambah wawasan juga menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, maka dari itu penulis menerima kritik dan saran yang membangun
Penulis
i
DAFTAR ISI
E. Jenis-jenis Obstipasi.......................................................................................8
F. Komplikasi Obstipasi ....................................................................................8
G. Manajemen Terapi.........................................................................................9
A. Kesimpulan ...................................................................................................10
B. Saran .............................................................................................................11
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Saat ini banyak sekali timbul keluhan dan gangguan penyakit di lingkungan
masyarakat terutama yang disebabkan oleh adanya pola makan yang tidak sehat
Salah satunya adalah obstipasi yang umumnya disebut juga dengan sembelit.
(atau mungkin juga pada hewan) mengalami pengerasan feses atau tinja yang
berlebihan sehingga sulit untuk dibuang atau dikeluarkan dan dapat menyebabkan
kesakitan yang hebat pada penderitanya. Sebagian besar orang pasti pernah
mengalami obstipasi.
Obstipasi ada yang ringan dan ada yang berat. Konstipasi yang berat atau
cukup hebat disebut juga dengan obstipasi. Apabila seseorang menganggap remeh
obstipasi ini dapat menyebabkan kanker usus yang berakibat fatal bagi
infeksi pada saluran pencernaan. Dan jika sudah akut, kemungkinan besar sulit
diobati.
B. Rumusan Masalah
1
3. Bagaimana tanda dan gejala dari obstipasi ?
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
pergerakan feses dalam usus (adanya obstruksi usus). Secara umum, Obstipasi
adalah pengeluaran mekoniun tidak terjadi pada 24 jam pertama sesudah kelahiran
atau kesulitan atau keterlambatan pada faeces yang menyangkut konsistensi faeces
dan frekuensi berhajat. Gejala antara obstipasi dan konstipasi sangat mirip dimana
beberapa variasi pada kebiasaan buang air besar yang normal. Pada bayi baru lahir
biasanya buang air besar 2-3 kali sehari tergantung jenis susu yang dikonsumsi
akan tetapi masih mungkin normal bila buang air besar 36-48 jam sekali asal
Obstipasi adalah penimbunan feses yang keras akibat adanya penyakit atau
adanya obstruksi pada saluran cerna. Bisa juga didefinisikan sebagai tidak adanya
pengeluaran feses selama 3 hari atau lebih. Lebih dari 90% bayi baru lahir akan
mengeluarkan mekonium dalam 36 jam pertama kelahiran. Jika hal ini tidak
3
terjadi, maka harus dipikirkan adanya obstipasi. Akan tetapi harus diingat bahwa
menyusu dapat terjadi keadaan tanpa defekasi selama 5-7 hari dan tidak
menunjukkan adanya gangguan karena feses akan dikeluarkan dalam jumlah yang
bertambahnya usia dan variasi dalam dietnya akan menyebabkan defekasi menjadi
B. Penyebab Obstipasi
1. Kebiasaan makan
keinginan untuk buang air besar. Keadaan ini terjadi akibat dari kelaparan,
2. Hipotiroidisme
3. Keadaan-keadaan mental
buang air besar. Biasanya terjadi pada anak usia 1-2 tahun. Jika pada anak
usia 1-2 tahun pernah mengalami buang air besar yang keras dan terasa nyeri,
4
maka mereka cenderung tidak mau buang air besar untuk beberapa hari,
minggu/ bulan, maka akan mengakibatkan kotoran menjadi keras dan lebih
terasa nyeri, sehingga anak menjadi semakin malas buang air besar. Kondisi
4. Penyakit organic
kolon dan divertikulus. Obstipasi bisa terjadi bila terasa nyeri saat buang air
besar dan sengaja dihindari seperti pada fistula ani atau wasir yang mengalami
thrombosis.
a. Faktor organic
2) Kurang cairan
3) Obat/zat kimiawi
4) Kelainan hormonal/metabolic
5
5) Kelainan psikososial
7) Perubahan/kurang exercise
5. Kelainan congenital
sumbatan mekonium. Hal ini dicurigai terjadi pada neonatus yang tidak
6. Penyebab lain
peristaltik, atau pada anak setelah sakit atau sedang sakit, ketika anak masih
kekurangan cairan.
pada bayi jika tidak mengeluarkan feses selama 3 hari atau lebih.
3. Pada pemeriksaan rectal, jari akan merasa jepitan udara dan mekonium yang
menyemprot
6
7. Terdapat luka pada anus
Pada keadaan normal, sebagian besar rektum dalam keadaan kosong kecuali
bila adanya refleks masa dari kolon yang mendorong feses ke dalam rektum yang
terjadi sekali atau dua kali sehari. Hal tersebut memberikan stimulus pada arkus
aferen dari refleks defekasi. Dengan adanya stimulus pada arkus aferen tersebut
Mekanisme usus yang normal terdiri atas 3 faktor, yaitu sebagai berikut :
Dalam keadaan normal, ketika bahan makanan yang akan dicerna memasuki
tersebut berakibat pada perubahan bentuk feses, dari bentuk cair menjadi bahan
yang lunak dan berbentuk. Ketika feses melewati rektum, feses menekan dinding
pencernaan lebih kering dan padat, serta tidak dapat dengan segera digerakkan
menerus dan feses menjadi semakin kering, padat dan susah dikeluarkan, serta
7
menurunnya peristaltik usus, dan lain-lain. Hal tersebut menyebabkan sisa
metabolisme berjalan lambat yang kemungkinan akan terjadi penyerapan air yang
berlebihan.
usus dan pergerakan normal dari metabolisme dalam saluran pencernaan menuju
ke saluran yang lebih besar. Sumbatan pada usus dapat juga menyebabkan
obstipasi.
E. Jenis-jenis Obstipasi
Reseptor sensorik tidak memberikan respons pada dinding rektum lebih lanjut,
F. Komplikasi Obstipasi
Komplikasi yang bisa terjadi pada penderita obstipasi adalah sebagai berikut :
1. Perdarahan
2. Ulserasi
3. Obstruksi
4. Diare intermitten
8
5. Distensi kolon akan menghilang jika ada sensasi regangan rektum yang
G. Manajemen Terapi
Berikut adalah penilaian yang perlu dilakukan pada saat melakukan manajemen
kebidanan :
H. Penatalaksanaan Obstipasi
9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Obstipasi adalah penimbunan feses yang keras akibat adanya penyakit atau
adanya obstruksi pada saluran cerna atau bisa di definisikan sebagai tidak adanya
pngeluaran tinja selama 3 hari atau lebih. Lebih dari 90 % BBL akan
keadaan mental, penyakit organis, kelainan congenital, dan sebagainya. Tanda dan
gejala dari obstipasi yaitu Pada neonatus jika tidak mengeluarkan mekonium
dalam 36 jam pertama, pada bayi tidak mengeluarkan 3 hari atau lebih sakit dan
kejang pada perut, pada pemeriksaan rectal, jari akan merasa jepitan udara dan
mekonium yang menyemprot, Feses besar dan tidak dapat digerakan dalam
rectum, bising usus yang janggal, merasa tidak enak badan, anoreksia dan sakit
Mekanisme usus yang norrmal terdiri dari 3 faktor yaitu asupan cairan yang
adekuat, kegiatan fisik dan mental, jumlah asupan makanan berserat. Jenis
makanan dan cairan, Penilaian dari kebiasaan usus (Kebiasaan pola makan),
10
pola defekasi bayi. Penatalaksanaannya yaitu mencari penyebab, menegakkan
cairan dan kondisi psikis, pengosongan rectum dilakukan jika tidak ada kemajuan
B. Saran
1. Untuk masyarakat
untuk obstipasi, dan menjaga pola makan agar tidak terjadi obstipasi.
11
DAFTAR PUSTAKA
Fauziah, Afroh. 2012. Asuhan Kebidanan Neonatu, Bayi, dan Anak Balita.
Lia Dewi, Vivian Nanny. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta:
Salemba Medika
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta :
Fitramaya
12