Anda di halaman 1dari 59

FA RM A KO TERA P I I I I

apt. Mida Pratiwi, M.Farm


MATERI
Pert MATERI DOSEN
1. Pendahuluan apt. Mida Pratiwi., M.Farm
2 Hepatitis A,B apt. Mida Pratiwi., M.Farm
3 Hepatitis C,D,E apt. Mida Pratiwi., M.Farm
4 Sirosis apt. Mida Pratiwi., M.Farm
5 Sirosis apt. Mida Pratiwi., M.Farm
6 Hepatic Endsefalopathy apt. Mida Pratiwi., M.Farm
7 Malaria apt. Mida Pratiwi., M.Farm

9 Meningitis apt. Prisca Anggela, M.Farm

10 Meningitis apt. Prisca Anggela, M.Farm

11-12 Sifilis apt. Prisca Anggela, M.Farm

13 BPH apt. Prisca Anggela, M.Farm

14 Gagal ginjal akut apt. Prisca Anggela, M.Farm

15 Gagal ginjal kronis apt. Prisca Anggela, M.Farm


PUSTAKA

Dipiro,J.T.,Talbert, R.L.,Yee,G.C., Matzke,G.R.,Wells,B.C.,and


Posey,L.M.,2008, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic
Approach,7th Ed,Appleton & Lange Satnford

Herfindal,E.T.,and Gourley,D.R., Textbook of Therapeutic Drug and


Disease Management,7 thEd,Lippinsot Williams and
Wilkins,Philadelphia

Dipiro,J.T.,Talbert, R.L.,Yee,G.C., Matzke,G.R.,Wells,B.C.,and


Posey,L.M.,2012, Pharmacotherapy: A Pathophysiologic
Approach,10th Ed,Appleton & Lange Satnford
KONTRAK BELAJAR
• Tatap Muka kuliah : 14 kali
• Toleransi keterlambatan : 15 menit (dosen
dan mahasiswa)
• Dosen dan mahasiswa berpakaian sopan
(Memakai Jilbab bagi yang perempuan)
• Tidak boleh makan berat, merokok,
membuat kegaduhan pada saat perkuliahan
• Boleh minum
Metode Perkuliahan

Ceramah & tanya jawab


Penugasan
Diskusi
EVALUASI/PENILAIAN

• Aktifitas Partisipatif : 20%


• Aktifitas Karakter : 20%
• Kuis/tugas : 10%
• Ujian tengah semester : 20%
• Ujian akhir : 20%
• Hasil Proyek dalam bentuk Luaran : 10%
HEPATITIS – peradangan pada hati (hepar),
berimplikasi adanya perlukaan hati yang
ditandai dengan keberadaan sel radang dalam
jaringan hati

PENYEBAB :
1. VIRUS
2. O BA T & TO KSI N :
P A RA SETA M O L, AMOKSISILIN,
MINOSIKLIN,
NI T R O F U R AN TO I N , ANTI TBC,
KETO KO N A ZO LE, M ETI LD O P A ,
A LKO H O L
3. LA I N - LA I N : KO N D I SI
A UTO I M UN , METABOLIK,
Gejala (signs & symptoms):

 Perjalanan penyakit bervariasi dari gejala ringan


(“flu-like”) sampai berat (fulminant)
 Penyakit akut akan mereda sesudah 7-10 hari dan
menghilang paling lama 6 bulan
 Penyakit kronis dapat berlanjut lebih 6 bulan sampai
seumur hidup
 Penemuan fisik: ikterik (33%), pembesaran hati (10%),
low grade fever, sakit kepala, sakit otot & sendi,
keluhan perut (nafsu makan turun, mual, diare) urin
berwarna gelap
Laboratorium: fungsi hati, imunologi

1) Fungsi hati: integritas sel (GOT/AST, GPT/ALT),


integritas saluran (ALP, γ-GT) , fungsi sekresi
(bilirubin), fungsi sintesis (albumin)
2) Imunologi: antibodi (terhadap virus
hepatitis), antigen (Ag), molekuler (DNA &
RNA)
HEPATITIS
VIRAL

1. Virus Hepatitis: penyebab oleh sekelompok virus


yang berbeda famili tetapi dapat menyebabkan
gejala klinis yang mirip, virus hepatitis A, B, C, D, E,
G  yang sering adalah HAV, HBV dan HCV,
hepatitis F keberadaan tdk jelas
2. Virus lain: Mumps, Rubella, CMV, Epstein Barr Virus
HEPATITIS
A
 Dikenal sebagai akut hepatitis.
 US 1997, 255 kematian
2,5 juta mengalami gejala klinis
 Epidemik dan infeksi sporadik.
 Transmisi : fecal-oral route
 Faktor : sanitasi buruk, pola hidup tidak higienis,
makanan/air terkontaminasi, laki-laki berhubungan
dg laki-laki, kerja pada non human primata.
HAV (Hepatitis A Virus):

ETIOLOGI
 RNA virus, Picornavirus family (Enterovirus type 72)

 Penularan lewat makanan


 Perjalanan penyakit akut, tetapi tidak meninggalkan
sequele yang berarti

 Vaksinasi: direkomendasikan pada orang yang sering


melakukan perjalanan ke daerah endemik. Hanya
diperlukan 1seri (2 X suntikan). Efikasi: 94-100%
Pat ofisi o lo g
i
 Self Limiting Disease (tidak lebih dari 6 bulan)

kematian rendah
 Virus masuk ke sirkulasi (inokulasi oral, parenteral,

hubungan seks)  akumulasi di sinusoid hati 


replikasi di hepatosit  menyebar masuk ke
dalam darah, empedu dan cairan tubuh lain
Menyebabkan nekrosis inflamasi hepatosit
L a b o r at o r i u m :
Fungsi h a t i –
Bilirubin, GOT,
GPT: m e n i n g k a t
Imunologi –
A n t i HAV t o t a l ,
IgM- a n t i HAV
Tahapan

inkubasi : 14 - 45 hari.
 Virions akumulasi di sinusoid hepar dan hepatosit.
Replikasi terjadi pada hepatocytes dan
epitel gastrointestinal.
 Viral antigen ditemukan pada sitoplasma hepatosit,
bile, feces.
 Konsentrasi viral tertinggi ditemukan pada tinja 1-2
minggu, dengan gejala klinis atau kenaikan
enzim liver.
 Selama masa inkubasi pasien tanpa disertai gejala /
asymptomatic.
akut hepatitis :
 preicteric phase (sebelum jaundice),
 nonspecific influenza-like symptoms
(anorexia, nausea, fatigue, and
malaise), mild symptoms & minimal
hepatocyte damage,
 acute anicteric hepatitis,
 mild elevations of serum bilirubin, γ -
globulin, and hepatic transaminase
(alanine transaminase [ALT], aspartate
transaminase [AST]) values (2x
normal).
Icteric
hepatitis : upper quadrant abdominal pain, nausea,
fever, right
vomiting, dark urine, acholic (light colored) stools,
and worsening of systemic symptoms.
 kenaikan serum bilirubin, γ -globulin dan hepatic
transaminases (4 -10 x normal).
Convalescence /pemulihan: sehat kembali tanpa
komplikasi atau kronis.
 IgM anti-HAV biasanya terdeteksi 5 -10 hari sebelum
simptom terlihat. Setelah 2- 6 bulan, antibodi IgM
diganti dengan IgG yang biasanya menetap dan
memberi imunitas pada HAV.
 Pasien yang menerima immunoglobulin akan
mempunyai anti-HAV beberapa minggu setelah
inokulasi.
 Pasien yang mendapat vaksin hepatitis A akan
mempunyai anti-HAV.
O u t C ome Terapi

 Ultimate goal : mengembalikan status kesehatan


seperti semula.

 Intermediate goals : menurunkan morbidity and acute


mortality, normalizing aminotransferases (to stop
hepatic inflammation), stopping viral replication in
the host, and ultimately eradicating the virus.
Pendekatan Terapi

 supportive (recovery within 12 weeks)


diet sehat, istirahat, menjaga keseimbangan cairan
tubuh, dan menghindari obat hepatotoksik /
alkohol.
 laboratory tests (liver function tests) bertujuan
mengetahui resiko fulminan.
 Pasien perlu rawat inap jika vomiting lama,
gangguan koagulasi, or hepatitis fulminan.
Farmakoterapi

 Terapi obat tidak jelas keuntungannya untuk HAV.


 Kortikosteroid untuk HAV akut dengan cholestatic
hepatitis or fulminant hepatic failure.
 Belum jelas keuntungan penggunaan kortikosteroid
pada uji klinik, bahkan mungkin memperburuk
outcome.
FULMINANT HEPATITIS
(ACUTE LIVER FAILURE) pada
 HAV
Jarang terjadi, jika terjadi, kematian dalam hari –
minggu (80% dari kasus).
 Sindrom klinik muncul 1-3 minggu
 Hepatic failure & encephalopathy dengan coma
terjadi dalam 8 minggu dari onset hepatitis akut.
 Pengobatan hanya suportif ( sampai liver recovers or
ada donor organ)
 Cerebral edema (75-80% kasus) yang berkembang
encephalopathy grade IV, perlu monitor tekanan intracranial
dan beri mannitol 20% (0.3-1 g/kg bb) i.v 20 menit jika
>20mmHg.
 Pentobarbital dipakai jika manitol tidak responsif dan aliran
darah baik, (menyebabkan hipotensi berat).
 Kortikosteroid dan hiperventilasi hanya memberi sedikit
keuntungan.
 Fresh frozen plasma, histamine2-blocker diberikan
jika bleeding,
 Aggressive antibiotic therapy diberikan jika
infeksi
 Renal replacement therapy digunakan jika gagal
ginjal akut
 Metabolic abnormalities (hypoglycemia) diberikan
standard metabolic support.
 New treatment (artificial liver support systems and
hepatocyte transplantation).
Pencegahan Hepatitis
A
 Immunoglobulin (Ig) memproteksi HAV dengan
mentransfer antibodi (Ig) HAV (anti-HAV).
 Efektif mencegah pada > 85% individu yang terpapar
jika digunakan dalam 2 minggu setelah terpapar.
 Ig direkomendasikan pada persons traveling. Ig single
dose 0.02 mL/kg IM jika bepergian < 3 bulan. Jika
lebih lama, dosis 0.06 mL/kg IM tiap 3 - 5 bulan.
Dosis anak
= dewasa.
 Konsentrasi anti-HAV setelah pemberian Ig (vaksinasi)
10 - 100 x lebih rendah dibanding setelah infeksi
alami & sering tidak terdeteksi dengan pemeriksaan
komersial. Proteksi 5-8 th.
PENCEGAHAN INFEKSI
HAV
Hindari air, termasuk es yg tercemar
kotoran
 Hindari kerang2an yg mentah atau
kurang masak
 Selalu cuci tangan dgn sabun dan air stlh
ke kamar mandi, mengganti popok
dan sebelum menyiapkan makan
HBV (Hepatitis B Virus):

 DNA virus, Hepadnavirus family


 Penularan melalui darah dan cairan biologik
 Merupakan 5% infeksi di dunia, sekitar 70-80%
terjangkit di Asia Pasifik
 Gejala bisa mirip HAV tetapi juga sering terjadi
perjalanan yang kronis
 Dewasa: 95% rekover, ~ 5% kronis
 Anak: ~ 95% kronis
Transmisi

 Penyalahgunaan obat i.v, pasien multitransfusi,


pekerja kesehatan, laki-laki homoseksual,
berhubungan seks dengan penderita HBV dan
berhubugan seks dengan pasien terinfeksi HIV.
 Kontak dengan darah atau sekresi tubuh (saliva,
vaginal fluids, dan semen). Posttransfusi dari
darah yang terinfeksi hepatitis.
 Bayi dalam kandungan
Vaksinasi direkomendasikan pada semua bayi dan
anak-anak, atau pada dewasa yang belum
mempunyai imunitas terhadap HBV. Pemberian
dengan 1seri 3 X suntikan
Pada individu yang terpapar HBV hepar akan
membengkak yg dapat self limiting. Kebanyakan
orang dapat mengatasi pemaparan dan
mempunyai imunitas, ttp sebagian akan mengidap
terus dan mampu untuk menulari orang lain
ETIOLOG
I
 Virus hepatitis B dari golongan virus DNA
 Masa inkubasi 60 – 90 hari
 Penularan vertikal 95%  tjd masa perinatal
(persalinan) dan 5% intra uterin.
 Penularan horisontal  transfusi darah, jarum suntik,
pisau cukur, tatto, transplantasi organ
 Gejal tdk khas: lesu, nafsu makan berkurang,
demam ringan, nyeri abdomen sblh kanan, ikterus,
air kencing warna teh
HEPATITIS B KRONIS

 Tjd bila sistem kekebalan tubuh tdk mampu


mengendalikan infeksi HBV dlm 6 bulan
 Gejala tambahan: ruam, urtikaria, artritis,
polineuropati
Laboratorium: HBsAg, anti HBs, Anti
HBc, HBeAg atau Anti HBe, HB-DNA
TES TAMBAHAN UNTUK HBV
KRONIS
 HbeAg : antigen sampul hepatitis B
 Anti Hbe: antibodi yg terbentuk untuk melawan antigen tsb
 HBeAg terdeteksi = virus masih aktif dlm hati  dpt menular
 HbeAg (-) dan Anti Hbe (+) = virus tidak aktif  tp bisa jadi mutasi :
virus
tetap aktif

 Viral load HBV  > 100.000 dan enzim hati (+) = pengobatan

 AFP (Alfa fetoprotein) = protein yg dibuat sel hati yg mengalami kanker

 Biopsi hati
TERAPI HEPATITIS
B
 INTERFERON ALFA
 Sebagai antivirus

 Dosis: 5 juta IU/ hari atau 10 juta IU 3x seminggu  SC atau IM

selama 4 bulan
 Efektif 40% HBeAg dan 15% HbsAg

 Tidak disarankan untuk HBV pada ODHA  efektifitas rendah

 PEGYLATED INTERFERON
 Mengandung butir polietilen glikol lbh kecil dbanding interferon

lbh efektif
 Digunakan 1x seminggu
LAMIVUDIN (3TC)
 HBV dosis 100mg/ hari

 HBV + HIV dosis 300mg/ hari

 Jika digunakan tunggal mudah resisten  14-32%/ tahun 

pada
HIV = 3TC + AZT
 Jika dihentikan mendadak  flare ; kondisi HBV resisten 3TC

 Kombinasi PegINF + 3TC  kejadian resistensi menurun 1-2%


 ADEFOVIR
 Dosis 10mg/ hari

 Efektif u/ terapi HBV awal dan pasien yg resisten 3TC

 Mampu mengurangi peradangan hati, memperbaiki fibrosis,

mengurangi viral load HBV, mengembalikan enzim hati


mjd normal
 HBV + HIV = 3TC + Tenofovir

ENTECAVIR
 Diindikasikan dewasa dan remaja min 16 tahun
 Pasien resisten lamivudin
 Terapi selama 48 minggu,
 TELBIVUDIN
 Indikasi dewas

 Cepat menurunkan DNA HBV pada pasien HbeAg (+/-)

 Potensi lebih tinggi dan resistensi lbh rendah dibanding

lamivudin
 ES: miopati, peningkatan kreatinin

 Jika digunakan bersama PegINF  meningkatkan neuropati

perifer
TERAPI HBV POPULASI
KHUSUS
 Koinfeksi HIV/HBV
 Tenofovir + Lamivudin + Emtricirabin

 KEHAMILAN
 Lamivudin, Entecavir, Adefovir, Interferon  kategori
C
 Telbivudin dan Tenovofir  kategori B
 SIROSIS
 Interferon kontraindikasi

 Pilihan terapi : Lamivudin + Adefovir  pantau ginjal

 Entecavir + Telbivudin  perlu data


HCV (Hepatitis C Virus):
 RNA virus, Flavivirus family
 Penyebab utamanya : sirosis dan kanker hati
 Etiologi : gol virus RNA
 Masa inkubasi 2-24 minggu
 Penularan lewat darah, banyak pada orang
dewasa, merupakan majoritas dari “Hepatitis non-A
non-B”
 Penularan perinatal (6%), hub seks (kecil), jarum (IDU,
tatto), kecelakaan kerja (tertusuk jarum), luka terbuka
(mulut, vagina, dubur)
 ~ 85% menjadi kronis, yang membawa resiko terjadinya
parut pada hepar yang bisa berakibat sirosis sampai
kanker
HIV berlanjut HCV = 80-90% dibanding HIV (-) 60-70%
 HIV mempercepat perjalanan HCV mjd sirosis serta
kegagalan hati  cangkok hati
 Tujuan terapi:
 Mengeradikasi virus shg memperlambat progresivitas
penyakit hati
 Mencegah komplikasi sirosis
 Mengurangi resiko karsinoma hepatoseluler
Laboratorium:

GPT/ALT, IgG-anti
HCV, IgM-anti HCV,
HCV-RNA
INTEPRET
ASI
 Antibodi HCV
 Tes Enzim Hati
 SGPT meningkat terus menurus  perusakan hati terus
menrus
 SGOT > SGPT : kerusakan hati bertambah buruk
 Viral Load HCV  keberhasilan pengobatan
 <5.000 – 10.000 copi : rendah

 Biopsi hati  fibrosis


 Tes genotip
 Genotipe 1: umum di timur tengah, afrika dan asia

 Genotip 1dan 4 sulit diterapi dibanding 2 dan 3

 Genotip 1paling umum pd HIV


O u t c o m e terapi
HCV
 The ultimate goal : to return the individual to the
previous state of health, and prevent the development of
chronic infection.
 Intermediate goals : decreasing morbidity and acute
mortality, minimizing the chance that the infected person is
infecting others, normalizing aminotransferases (cease
hepatic inflammation), stopping viral replication in the host,
and ultimately eradicating the virus.
 The goal of treatment : to prevent the morbidity and
mortality associated with end-stage liver disease by
eradicating HCV, increase the quality of life and prevent
infected patients from serving as reservoirs of infection.
P e n d e k a t a n Terapi

 acuteHCV is primarily supportive ( a healthy diet,


rest, maintaining fluid balance, and avoiding
hepatotoxic drugs and alcohol)
 Hospitalization is sometimes required in patients with
prolonged vomiting, coagulation defects, or
fulminant hepatitis.

Tidak tersedia vaksin untuk hepatitis C


TERAPI
HBV
 PEG INF / INF alfa
 ES: kelehan, sakit sendi dan otot, demam ringan/ panas dingin,

sakit kepala, gatal pd t4 suntikan, BB turun, WBC dan RBC


turun, depresi
 Suntikan INF malam hari mengurangi ES

 Ibuprofen u/ mengurangi gejala flu

 Antidepresi bisa ditambahkan

 Bila monoterapi = selama 1tahun

 Rute SC/ minggu


RIBAVIRIN
 Harus dgn kombinasi interferon alfa atau PegINF  tdk

efektif jka tunggal


 Dosis 2x sehari 800-1200mg tergantung genotip dan BB

 ES : gatal2, anemia  + transfusi darah atau eritropoetin

 Teratogenik

 Sebaiknya KB pada laki2 dan wanita s/d 6 bln setelah

menggunakan Ribavirin
 Tdk digunakan bersama ARV
HDV (Hepatitis D Virus):

 Disebut virus delta  memerlukan virus hepatitis B


berkembangbiak
 RNA virus, 36 nm, merupakan virus tidak lengkap,
tidak bereplikasi sendiri, membutuhkan
keberadaan HBV
 Jarang ditemui tapi paling berbahaya
 Penularan mirip HBV, ko-insidensi mengakibatkan
perjalanan penyakit yang serius
 Belum ada vaksin, ttp otomatis jika imunisasi
hepatitis B akan terlindungi
HEV (Hepatitis E Virus):
 RNA virus, 34 nm, tidak mempunyai selubung (envelope)
 Dikenal hepatitis non A – nonB
 Masa inkubasi 2-9 minggu
 Gejala dan perjalanan penyakit mirip HAV
 Penularan banyak melalui air minum, dan banyak
dikaitkan sebagai penyakit zoonosis
 Gejala ringan menyerupai flu sampai ikterus
 Belum ada vaksinasi, ttp merupakan self limiting disease
 Pengobatan belum ada antivirus
 Pencegahan menjaga kebersihan lingkungan
(makanan- minuman)
HGV (Hepatitis G Virus):

 RNA virus, Flavivirus family


 Sangat erat berhubungan dengan HCV
 Sangat infeksius, tetapi tidak meninggalkan
konsekuensi sequele yang bermakna
See You next week

SIROSIS
HEPATHIC
ENCEPALOPHATI

Anda mungkin juga menyukai