HEPATITIS A
DISUSUN OLEH
Mahfira Ramadhania
:
2010730066
DOKTER PEMBIMBING:
dr. Wasis, Sp.PD
KATA PENGANTAR
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
LAPORAN KASUS
: Ny. W
Jenis Kelamin
: Perempuan
TTL
Usia
: 48 tahun
Alamat
Pendidikan
: SMA
Pekerjaan
:-
No.Rekam Medik
: 00-85-68-xx
Tgl Masuk RS
: 5 Desember 2014
2.2 Anamnesis
Keluhan Utama :
Demam sejak 10 hari SMRS
Keluhan tambahan :
Tampak kuning, BAK keruh, mual
Riwayat Penyakit Sekarang :
Os datang dengan keluhan demam sejak 1o hari SMRS. Demam naik
turun. Os menggigil, merasa mual namun tidak muntah. Keluhan lain yang
dirasakan yaitu nyeri ulu hati dan perut terasa begah. OS juga mengeluh
badan, muka dan mata tampak kuning sejak 10 hari SMRS. BAB saat ini
berwarna pucat awalnya 10 hari yang lalu BAB cair >3 kali, berbusa (+),
ampas (+), lendir (-), darah (-). BAK berwarna kuning pekat seperti teh,
nyeri berkemih (-). Nafsu makan dirasakan menurun. Os juga merasa
gatal-gatal di seluruh tubuh.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat hipertensi, DM, asma, dan TBC Paru disangkal, riwayat hepatitis
(-)
RPK :
Di keluarga tidak ada yang menderita keluhan yang sama seperti ini.
Riwayat DM, HT, asma di keluarga disangkal.
Riwayat Sosial :
Riwayat Pengobatan:
Pasien sudah berobat ke klinik 3 hari yang lalu, pasien merasa membaik
tetapi kuning tidak hilang
Riwayat Alergi:
Antropometri
BB 50kg
TB 153cm
IMT : 18,6
Thorax :
Jantung
Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi
Perkusi
Auskultasi : S1>S2
Bunyi jantung I/II reguler takikardi, mur-mur (-), gallop (-)
Pulmo
Inspeksi
: Simetris
Palpasi
Perkusi
: Datar
Auskultasi : BU (+)
Palpasi
Ekstremitas :
2.4 Laboratorium
Tanggal 2/1/2015
Parameter
Hasil
Satuan
Rujukan
Hb
13,3
g/dl
13-17
Ht
38,4
40-52
Leu
6,8
10^3/ul
5-10
Trombosit
192
10^3/ul
150-400
SGOT
136
/ul
0-37
SGPT
180
/ul
0-49
Bilirubin Total
9,49
mg/dl
0,1-1,2
Mg/dl
<0,3
Bilirubin
Mg/dl
0-0,7
4,06
Indirek
Tanggal 5/1/2015
Parameter
Hasil
Satuan
Rujukan
Hb
12,1
g/dl
13-17
Ht
24
40-52
Leu
7.4
10^3/ul
5-10
Trombosit
298
10^3/ul
150-400
Basofil
0-0,3
Eosinofil
2-4
Batang
1-6
Segmen
75
51-67
Limfosit
19
20-30
Monosit
2-6
Ureum
31
Mg/dl
20-40
Kreatinin
0,7
Mg/dl
0,6-1,2
Parameter
Hasil
Satuan
Rujukan
SGOT
58
/ul
0-37
Tanggal 6/1/2015
SGPT
87
/ul
0-49
Bilirubin Total
8,3
mg/dl
0,1-1,2
HbsAg
Negatif
Negatif
Anti HCV
Negatif
Negatif
Planning Diagnostik
Pemeriksaan USG abdomen
Pemeriksaan Anti HAV, IgM HAV
Planning Terapi
Infus RL 500 ml/ 8 jam
Curcuma tab 3x1
Lansoprazole 2x30 mg
Domperidone 3x10 mg
Planning Monitoring
Observasi keadaan umum dan vital sign
10
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
11
and Prevention (CDC) di Amerika Sserikat pada tahun 1997 dan diperkirakan
bahwa terdapat sebanyak 270.000 kasus setiap tahun dari 1980 sampai 2000.
Di negara-negara berkembang, terutama di negara yang masih tertinggal
dengan standar kebersihan yang buruk, angka kejadian infeksi virus ini tinggi dan
kebanyakan menyerang anak-anak usia dini, dan penyakit ini tidak menimbulkan
tanda-tanda infeksi dan gejala klinis pada lebih dari 90% anak-anak. Di Eropa,
Amerika Serikat dan negara-negara industri lainnya, penyakit ini banyak
menyerang anak usia remaja.
Hepatitis A hanya menimbulkan penyakit akut, tidak ada yang kronis dan
tidak menyebabkan kerusakan hati yang permanen. Pada saat terjadi infeksi, maka
sistem kekebalan membuat antibodi terhadap HAV yang memberikan kekebalan
terhadap infeksi selanjutnya. Penyakit ini dapat dicegah dengan vaksinasi, yakni
vaksin hepatitis A yang telah terbukti efektif dalam mengendalikan wabah di
seluruh dunia.
12
intestinal.
HAV dapat diinaktifasi dengan :
Sinar Ultraviolet
Formalin 1 : 4000 selama 3 hari pada suhu 37C
Klorine 1-15 ppm selama 30 menit
Sodium hipoklorit 0,5% selama 15 menit
Pemanasan kering selama 1 jam
Otoklaf
13
pernah mengalami infeksi HAV di masa lampau dan memiliki imunitas. Keadaan
karier pada hepatitis A tidak pernah ditemukan.
14
15
B. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
Didapatkan sklera, kulit, dan mukosa berwarna kuning pada masa
ikterus
b. Palpasi
Nyeri tekan di daerah hati, hati teraba lunak dan kadang agak
membesar. Splenomegali dan limfadenopati pada 15 20% pasien.
c. Perkusi
Terdapat pekak hati meluas, luas daerah timpati berkurang.
d. Auskultasi
Bising usus normal, bila ada gangguan saluran cerna didapatkan
hipertimpani.
C.
Pemeriksaan Penunjang
I. Pemeriksaan Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium merupakan pemeriksaan sejumlah
parameter zat-zat kimia maupun enzim yang dihasilkan jaringan hati
16
(liver). Dari tes biokimia hati inilah dapat diketahui derajat keparahan atau
kerusakan sel dan selanjutnya fungsi organ hati dapat dinilai.
17
Urin
18
Feses
Tinja akholis
ditemukan virus dalam tinja dengan mikroskop elektron
Konklusi
IgM anti
Hbs Ag
HAV
+ (>600)
+ (>6bulan)
- (titer rendah)
II.
+ (>6bulan)
- (titer rendah)
kronik
Hepatitis A akut
Hepatitis B akut
19
VII.
Panatalaksanaan Hepatitis A
Tidak ada tatalaksana yang khusus untuk HAV
I.
Perawatan Suportif
a. Pada periode akut dan dalam keadaan lemah diharuskan cukup
istirahat. Aktivitas fisik yang berlebihan dan berkepanjangan harus
dihindari.
b. Manajemen khusus untuk hati dapat dapat diberikan sistem dukungan
untuk mempertahankan fungsi fisiologi seperti hemodialisis, transfusi
tukar, extracorporeal liver perfusion, dan charcoal hemoperfusion.
c. Rawat jalan pasien, kecuali pasien dengan mual atau anoreksia berat
yang akan menyebabkan dehidrasi sebaiknya diinfus.
Perawatan yang dapat dilakukan di rumah, yaitu :
20
II.
Dietetik
a. Tidak ada rekomendasi diet khusus.
b. Selama fase akut diberikan asupan kalori dan cairan yang adekuat. Bila
diperlukan dilakukan pemberian cairan dan elektrolit intravena.
c. Menghindari obat-obatan yang di metabolisme di hati, konsumsi
alkohol, makan-makanan yang dapat menimbulkan gangguan
pencernaan, seperti makanan yang berlemak
III.
Medikamentosa
a.
b.
21
Imunisasi pasif
Normal Human Immune Globulin (NHIG) diberikan pada keadaan pra dan
pasca paparan (pre-post exposure). Pada kondisi pra-pasca paparan tersebut NHIG
dapat diberikan dengan atau tanpa vaksin HVA. Baik pada pra-maupun pasca
paparan, kadar tertinggi antibodi akan dicapai dalam waktu 48 - 72 jam sesudah
pemberian NHIG. Upaya profilaksis pasca paparan adalah upaya preventif (NHIG
+/- vaksin HVA), terhadap individu kontak serumah, kontak seksual, staf institusi
penitipan anak, pada epidemi.
22
Imunisasi Aktif
Vaksin HAV yang saat ini beredar di Indonesia adalah vaksin inaktivasi
dengan nama dagang Havrix. Tujuan dari imunisasi aktif adalah melindungi anak
terhadap infeksi HAV dan terhadap kemungkinan timbulnya komplikasi HAV
(fulminant, relapsing, prolong hepatitis) dan komplikasi gastro-intestinal yang
berat. Upaya ini juga berdampak positif terhadap lingkungan akibat berkurangnya
kemungkinan penyebaran infeksi terhadap penyebaran infeksi terhadap anak
besar, orang dewasa, serta populasi yang rentan HAV. Pada penderita penyakit hati
kronik, imunisasi hepatitis A memberikan proteksi terhadap timbulnya hepatitis
yang berat atau fulminan.
Sasaran imunisasi adalah kelompok resiko tinggi dan anak merupakan
prioritas utama, yaitu :
23
a. Sasaran utama kelompok resiko tinggi adalah anak dan idealnya diberikan
pada usia > 2 tahun. Bagi yang belum pernah memperoleh imunisasi di usia
tersebut dapat diberikan pada usia pra sekolah atau pada usia pra pubertas
b. Sasaran kedua adalah kelompok resiko tinggi selain anak termasuk penderita
penyakit hati kronik
c. Sasaran lainnya adalah kelompok rentan yaitu kelompok sosial ekonomi tinggi
dengan tingkat seroprevalens HVA yang rendah.
sebelumnya)
Tidak pernah kronik atau karier virus yang berkepanjangan
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Price, Sylvia. Patofisiologi dan konsep klinis penyakit. EGC. Jakarta : 2006
2. WHO. Hepatitis A. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs328/en/ :
2012
3. Sudoyo, DR.dr. Aru W, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta, 2009.
4. Sudoyo, DR.dr. Aru W, Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III, Balai
Penerbit FKUI, Jakarta, 2009.