Anda di halaman 1dari 34

MANUAL CSL

SISTEM ONKOLOGI

Disusun oleh
Dr. dr. Juminten Saimin, Sp.OG(K)
Dr. dr. I Made Christian Bhinekada, Sp.B(K)Onk.
dr. Nur Hilaliyah, Sp.THT-KL
dr. Asmarani, MPH

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2021
KATA PENGANTAR

Buku Manual CSL dibuat sebagai panduan mahasiswa Program Studi Pendidikan

Dokter dalam melakukan keterampilan medis blok onkologi.

Buku ini terdiri dari keterampilan anamnesis, pemeriksaan payudara,

pemeriksaan kelenjar limfe, dan pengambilan bahan pemeriksaan dan pembuatan

preparat pap smear sehingga mahasiswa lebih memahami dan dapat mempraktekkan

keterampilan tersebut secara mandiri.

Dalam praktek keterampilan klinis ini mahasiswa dibantu oleh para tutor blok

Onkologi sehingga dapat menjadi lebih terarah untuk mencapai kompetensi yang

diharapkan.

Terima kasih kepada seluruh dosen blok ONKOLOGI UHO kendari yang terlibat

dalam menyusun manual CSL ini, semoga dapat memberikan manfaat untuk kita semua.

Amin.

Kendari, 26 Agustus 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………..……………………………………………………………………………. 2


Daftar Isi…………………………………………………………………………………………………………. 3
CSL 1. Pemeriksaan payudara ........................................................................... 4
CSL 2. Pemeriksaan limfe ................................................................................... 17
CSL 3. Pengambilan bahan pemeriksaan dan pembuatan preparat pap smear 26

3
KETERAMPILAN KLINIK
PEMERIKSAAN PAYUDARA
(DIAGNOSIS DINI KANKER PAYUDARA)

TUJUAN PEMBELAJARAN :
Mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan payudara secara baik dan benar.

SASARAN PEMBELAJARAN:
Setelah mendapat pelatihan keterampilan ini, mahasiswa diharapkan :
1. Mampu menyebutkan kapan dan siapa saja yang harus melakukan pemeriksaan
payudara resiko tinggi.
2. Mampu melakukan sadari (pemeriksaan payudara sendiri) dan mengajarkannya
ke masyarakat.
3. Mampu menyebutkan apa yang harus dicari /dilacak pada pemeriksaan sadari
4. Mampu melakukan inspeksi dan palpasi untuk mendiagnosis dini kanker
payudara.
5. Mampu menyebutkan pemeriksaan penunjang untuk membantu menegakkan
diagnosis kanker payudara.

MEDIA DAN ALAT PEMBELAJARAN:


1. Buku panduan peserta skill lab sistim onkologi
2. Boneka mankin dewasa.

INDIKASI :
1. Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) diperiksa secara rutin setiap bulan,
seminggu setelah menstruasi dimulai usia 20 tahun

4
DESKRIPSI KEGIATAN

Kegiatan Waktu Deskripsi


1. Pengantar 5 menit 1. Perkenalan, mengatur posisi duduk
mahasiswa
2. Penjelasan singkat tentang prosedur
kerja, peran masing-masing mahasiswa
dan alokasi waktu.
2. Demonstrasi 10 1. Seluruh mahasiswa melihat demonstrasi cara
singkat menit SADARI pada model
tentang 2. Diskusi singkat bila ada yang kurang
SADARI dimengerti.

3. Praktek SADARI 10 1. Mahasiswa mempraktekkan SADARI


(Pemeriksaan menit 2. Instruktur memperhatikan dan memberikan
payudara bimbingan bila mahasiswa kurang sempurna
sendiri) melakukan praktek.
3. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa
dan melakukan supervisi
4. Praktek 10 1.Mahasiswa mempraktekkan Pemeriksaan
diagnosis dini menit payudara
kanker payudara 2. Instruktur memperhatikan dan memberikan
bimbingan bila mahasiswa kurang sempurna
melakukan praktek.
3. Instruktur berkeliling diantara mahasiswa
dan melakukan supervisi
5. Diskusi 10 1. Diskusi tentang kesan mahasiswa terhadap
menit praktek pemeriksaan payudara
2. Mahasiswa memberikan saran atau koreksi
tentang jalannya praktek hari itu. Instruktur
mendengar dan memberikan jawaban.
3. Instruktur mejelaskan penilaian umum tentang
jalannya praktek pemeriksaan payudara : apakah
secara umum berjalan baik, apakah ada
sebagaian mahasiswa yang masih kurang. Bila
perlu mengumumkan hasil masing-masing
mahasiswa.

5
Alat dan bahan: Manekin Dewasa
SKILLS LAB 1.1 KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FISIK
PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)

Tujuan Umum:
Mahasiswa mampu menjelaskan pemeriksaan payudara sendiri pada pasien
Tujuan Khusus:
Mahasiswa mampu :
1. Menjelaskan waktu pemeriksaan
1.1. Menjelaskan waktu yang tepat untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri.
1.2. Memberikan alasan mengenai waktu tepat untuk melakukan pemeriksaan
1.3. Menjelaskan tujuan pemeriksaan payudara sendiri
2. Melakukan pemeriksaan payudara sendiri dan benar pada pasien
2.1. Mampu mendemonstrasikan dan menjelaskan pemeriksaan payudara yang benar
pada pasien.
2.2. Mampu menjelaskan penilaian terhadap hasil pemeriksaan payudara sendiri pada
pasien

Alat yang diperlukan: Manekin

PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)


Pemeriksaan payudara sendiri dapat membantu seorang wanita mendeteksi suatu
tumor atau kelainan pada suatu payudara. Pemeriksaan ini sangat mudah dan dapat
dilakukan dalam beberapa menit.
Pemeriksaan payudara sangat baik bila dilakukan satu bulan sekali, dan lebih baik bila
dilakukan pada saat yang sama setiap bulannya. Karena payudara mengalami perubahan
pada setiap kali menstruasi. Pemeriksaan yang paling baik dilakukan pada hari ke tujuh
sampai ke sepuluh siklus menstruasi. Pada wanita menopause pemeriksaan payudara
sendiri dilakukan selalu pada tanggal yang sama pada tiap bulannya.
Pemeriksaan ini dilakukan sendiri oleh wanita sepanjang usianya setelah berusia 20
tahun.
Ada dua bagian penting dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri
1. Bagaimana payudara terlihat
2. Bagaimana perabaan Payudara

Cara pemeriksaan payudara sendiri


1. Berdiri menghadap cermin dengan bahu tegak, dada dibusungkan dan kedua tangan
diletakkan di panggul
6
1.1. Perhatikan ukuran, bentuk dan warna payudara. Payudara bentuk yang normal,
tanpa terlihat distorsi ataupun pembengkakan.
1.2. Segera periksakan diri ke dokter, bila terdapat skin dimple, tonjolan, nipple
inverted, kemerahan, tukak, rush, ataupun pembengkakan

2. Berdiri menghadap cermin dengan kedua lengan diangkat, dan perhatikan hal yang
sama seperti diatas

7
3. Berdiri menghadap cermin, lakukan penekanan pada nipple dengan ibu jari dan
telunjuk untuk melihat adanya discharge. Cairan yang keluar dapat berupa susu, cairan
kekuningan atau kemerahan.

4. Lakukan perabaan pada payudara, dapat dilakukan, dengan cara:


4.1. Berbaring, Lakukan pemeriksaan payudara kanan dengan tangan kiri, lengan sisi
yang sama menyangga kepala, dan sebaliknya, gunakan permukaan palmar jari, jangan
hanya ujungnya dan lakukan perabahan yang lembut. Lakukanpemeriksaan yang
sistematis, dari atas kebawah, kemudian melingkar dan dari arah pinggir menuju puting
payudara.

Macam-macam arah pemeriksaan, yang dapat dilakukan sesuai dengan kesukaan wanita, yang penting
sistematis
4.2. Berdiri atau duduk, dengan cara yang sama seperti diatas, pemeriksaan yang lebih
baik dilakukan pada saat mandi dengan permukaan kulit yang basah dan licin.

8
CSL 1.2. KETERAMPILAN PEMERIKSAAN FISIK
ANAMNESIS, FISIK DIAGNOSTIK TUMOR PAYUDARA

PENDAHULUAN:
Keterampilan anamnesis dan pemeriksaan fisik payudara merupakan
ketrampilan penting yang harus dimiliki oleh seorang dokter umum. Oleh karena itu
keterampilan ini diberikan kepada mahasiswa dari tingkat preklinik sehingga mereka
pada akhirnya mampu melakukan tanpa disupervisi oleh staf/dosen.

TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM


Mahasiswa mampu melakukan :
1. Anamnesis yang sistematik dan tepat.
2. Pemeriksaan fisik tumor payudara secara benar.

TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS :


1.1. Mampu menjalin komunikasi yang baik dengan pasien
1.1.1. Mampu membangun hubungan yang wajar antara dokter dan pasien.
1.1.2. Mampu melakukan anamnesis yang baik dan terarah.
1.1.3. Mampu mendapatkan riwayat lengkap dan meliputi tinjauan mengenai faktor-
faktor yang merupakan etiologi dan risiko dari suatu tumor.
1.2. Mampu mempersiapkan pasien dan alat pemeriksaan secara benar
1.2.1. Mampu menerangkan cara dan tujuan pemeriksaan kepada pasien.
1.2.2. Menguasai teknik-teknik pemeriksaan fisik tumor payudara.
1.3. Mampu melaksanakan pemeriksaan fisik tumor payudara
1.3.1. Mampu menilai kondisi umum pasien.

9
1.3.2. Mampu melakukan pemeriksaan fisik dan mendiskripsikan massa tumor,
pembesaran kelenjar getah bening dan kelainan-kelainan yang berhubungan dengan
metastase.
1.3.3. Mampu membedakan tumor jinak atau ganas secara klinis.
1.3.4. Mampu untuk melakukan staging secara klinis.

FISIK DIAGNOSTIK TUMOR PAYUDARA

1. PERKENALAN DIRI
Sebelum memulai melakukan pemeriksaan terhadap seorang pasien, seorang dokter
seharusnya terlebih dahulu memperkenalkan diri, meminta pasien untuk duduk serta
ciptakan suasana yang menyenangkan ,kemudian menanyakan identitas pasien dan
menjelaskan pemeriksaan yang akan dilakukannya dan minta izin untuk melakukan
pemeriksaan kepada pasien.

2. ANAMNESIS
Pada anamnesis perlu diketahui keluhan utama yang membawa pasien untuk
berobat. Keluhan utama tersebut harus bisa menjelaskan lokasi, jenis keluhan (kualitas),
berapa hebat keluhan (kuantitas), kapan timbulnya dan perkembangan selanjutnya
(kronologi dan progresifitas), permulaan timbulnya keluhan (onset), hal-hal yang
meringankan atau memperberat keluhan dan gejala yang menyertainya.
Keluhan utama yang sering dikemukakan oleh pasien tumor payudara adalah
benjolan atau pembengkakan, deformitas dan nyeri.
Keluhan-keluhan yang dikemukakan oleh pasien tumor payudara berupa keluhan
lokal, pembesaran kelenjar getah bening dan metastase. Oleh karena itu harus
ditanyakan beberapa hal berikut ini :
a. Keluhan di payudara atau ketiak dan riwayat penyakitnya
- Benjolan : lokasi, ukuran, progresifitas pembesaran, onset
- Rasa sakit (mastalgia)
- Nipple discharge: bisa dari permukaan, warna darah, cairan purulen, serosa, grumous,
susu
- Retraksi puting susu dan lamanya
- Krusta pada areola mammae
- Kelainan kulit : dimpling, peau d’orange, ulserasi, venektasi.
- Perubahan warna kulit
- Benjolan diketiak
- Edema/pembengkakan lengan

10
b. Keluhan di tempat lain yang berhubungan dengan metastase, antara lain :
- Nyeri tulang (vertebrae, femur)
- Rasa penuh di ulu hati
- Batuk
- Sesak nafas
- Sakit kepala hebat, dan lain-lain.

c. Faktor-faktor risiko :
- Usia penderita : semakin tua usia penderita semakin tinggi resiko.
- Usia melahirkan anak pertama : semakin tinggi usia melahirkan semakin tinggi resiko.
- Punya anak atau tidak : Resiko tinggi pada wanita yang tidak punya anak.
- Riwayat menyusukan
- Riwayat menstruasi
Menstruasi pertama (menarche) pada usia berapa
Keteraturan siklus menstruasi
Menopause pada usia berapa : makin tinggi usia menopause makin tinggi resiko.
- Riwayat pemakaian obat hormonal
- Riwayat keluarga sehubungan dengan kanker payudara atau tumor ginekologi
- Riwayat radiasi dinding dada

3. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik seharusnya bisa dimulai pada saat penderita dan dokter berjumpa.
Cara penderita berjalan, berdiri, berjabatan tangan dan habitus pasien akan memberi
keterangan berharga sebelum melakukan anamnesa.
a. Pemeriksaan status generalis
b. Pemeriksaan status lokalis
- Payudara kiri dan kanan harus diperiksa
- Inspeksi :
Pasien duduk dalam posisi tegak dengan pakaian dilipat sampai ke pinggang.
Kermudian amati ukuran dan simetrinya payudara. Perhatikan ada tidaknya perubahan
kulit (kemerahan, dimpling, edema, nodul satelit, ulserasi, retraksi kulit, peau d’orange),
ada tidaknya kelainan pada nipple/puting susu (tertarik, erosi, krusta, discharge).
Kemudian suruh pasien mengangkat dan menurunkan kedua lengannya dengan tujuan
untuk mencari ada tidaknya fiksasi kulit atau papila mammae, pergeseran letak papila
mamma atau distorsi mammae yang disebabkan oleh adanya massa yang terfiksir.
Kemudian aksila juga diinspeksi untuk mengetahui ada tidaknya pembengkakan kelenjar
getah bening. Untuk manuver kontraksi m. pectoralis, pasien dalam posisi duduk dengan
kedua tangan berada pada pinggang, inspeksi dilakukan pada kedua payudaranya.
11
Kemudian pasien menekan kedua tangannya pada pinggang agar m. pectoralis-nya
mengadakan kontraksi. Payudara yang menderita tumor pada manuver ini akan tampak
lebih menonjol dan daerah kulit yang retraksi akan kelihatan lebih jelas.

Palpasi
Pasien kemudian disuruh tidur telentang, kedua bahu diganjal dengan bantal kecil.
Sebelum melakukan palpasi, suhu tangan pemerikisa disamakan terlebih dahulu dengan
suhu tubuh pasien. Palpasi dilakukan secara lembut dan tepat dengan menggunakan
permukaan jari-jari pemeriksa sedangkan telapak tangan diletakkan sejajar dengan
bentuk konfigurasi payudara yang diperiksa, tidak dibenarkan memakai ujung jari.
Palpasi seluruh payudara dengan arah sentripetal/sentrifugal secara sistematis. Bila
ditemukan massa tumor harus dideskripsikan hal-hal berikut
• Lokasi : payudara dibagi atas kuadran sentral, atas (lateral dan medial) dan bawah
(medial dan lateral).
• Ukuran tumor
• Konsistensi : massa yang irreguler, keras dan tidak disertai rasa nyeri merupakan
gambaran khas untuk karsinoma. Massa padat dengan batas tegas, bersifat mobil
merupakan ciri-ciri tumor jinak. Kista payudara ditandai dengan adanya tes fluktuasi
yang positif. Nyeri tekan menunjukan suatu lesi peradangan atau kistik.
• Permukaan : licin, berbenjol-benjol, kasar,
• Bentuk tumor : bulat, tak khas.
• Batas tumor : tegas, tak tegas.
• Jumlah tumor : bila massa multipel menunjukan penyakit kistik yang benigna atau
fibroadenosis, massa tunggal mungkin merupakan neoplasma meskipun palpasi
kesannya jinak.
• Mobilitas tumor : terfiksasi atau tidak ke jaringan sekitar payudara, kulit, m.
pektoralis dan dinding dada

Gbr. 1. Palpasi Mammae : lengan di samping

12
Gbr.2. Menentukan mobilitas mammae

Gbr.3. Menunjukan cekungan kulit pada carcinoma mammae

Status kelenjar getah bening :


Jumlah, ukuran, konsistensi, terfiksir satu dengan yang lain atau jaringan sekitarnya.
Kelenjar getah bening yang diperiksa adalah :
KGB aksila
KGB supraklavikula
KGB infraklavikula
Untuk palpasi daerah supraklavikula dan aksila paling baik bila pasien dalam posisi
duduk. Lakukan palpasi pada daerah supraklavikula secara lembut dengan ujung-ujung
jari, sedangkan kedua lengan berada di sisi tubuhnya. Dianjurkan untuk mengulangi
palpasi ini dari belakang pasien seperti pada pemeriksaan leher. Pada pemeriksaan
aksila, diupayakan m. pectoralis dalam posisi relaksasi. Hal ini dapat dilakukan dengan
jalan menyokong lengan pasien dengan satu tangan sementara ujung-ujung jari tangan
pemeriksa lainnya melakukan perabaan secara lembut pada aksila.

13
Gbr. 4. Palpasi Kelenjar Getah Bening Aksila

Gbr .5. Palpasi Kelenjar Getah Bening Supraklavikula dari Depan

Gbr. 6. Palpasi Kelenjar Getah Bening Supraklavikula dari Belakang

14
PENUNTUN PEMBELAJARAN
CSL 1.1. PEMERIKSAAN PAYUDARA
(DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA)
(digunakan oleh Peserta)

NO LANGKAH KLINIK KASUS


A. MELAKUKAN PEMERIKSAAN SADARI 0 1 2
1. Berdiri di depan cermin dengan posisi :
a. kedua tangan menekan punggung
b. kedua tangan diangkat lurus ke atas
2. Inspeksi yang diperhatikan adalah :
a. apakah kedua payudara simetris (jarak kedua puting susu
ke garis tengah tubuh sama kiri dan kanan)
b. apakah ada retraksi papila
c. apakah ada perubahan warna kulit payudara
d. apakah ada benjolan, cekukan atau kulit seperti kulit
jeruk di payudara.
3. Palpasi :
• memencet papila dengan ibu jari dan telunjuk untuk
melihat apakah ada keluar cairan
• Periksa semua kelengkapan alat
B. PERSIAPAN PEMERIKSAAN 0 1 2
1. Ucapkan salam dan memperkenalkan diri
2. Mintalah penderita untuk duduk
3. Ciptakan suasana yang menyenangkan
4. Tanyakan identitas lengkap penderita dan keluhan utamanya
5. Jelaskan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan pada
Penderita (informed consent)
6. Pemeriksa cuci tangan rutin

15
C. MELAKUKAN PEMERIKSAAN 0 1 2
1. Inspeksi : perhatikan
a. Simetris
b. Retraksi papila
c. Dimpling
d. Peau de’orange
e. Warna kulit/pelebaran vena
f. Ulkus
g. Lecet pada areola mamma
h. Benjolan
i. Satelit
2. Palpasi
a. Lokasi
b. Ukuran/jumlah tumor
c. Konsistensi
d. Perlengketan ke jaringan sekitar
e. Permukaan tumor (licin/berbenjol)
f. Nyeri
g. Pembesaran kelenjar axilla, supraklavikuler
D. SELESAI PEMERIKSAAN 0 1 2
1. Jelaskan hasil pemeriksaan kepada penderita
2. Menutup dan mengucapkan salam
3. Pemeriksa cuci tangan asepsis

16
DAFTAR TILIK
PEMERIKSAAN PAYUDARA

PETUNJUK
Berilah angka 0 : jika penilaian ketrampilan /kegiatan tidak dilakukan, angka 1 : bila belum
memuaskan, angka 2 : bila sudah memuaskan.
Nilai
Langkah Kegiatan
0 1 2
Melakukan pemeriksaan SADARI
1. Berdiri di depan cermin dengan posisi yang benar
2. Melakukan inspeksi payudara dengan benar
3. Melakukan palpasi dengan benar
Pemeriksaan payudara penderita
4. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
5. Dengan sopan meminta penderita untuk duduk
6. Menciptakan suasana yang menyenangkan
7. Menanyakan identitas lengkap penderita dan keluhan utamanya
8. Menjelaskan prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan dan meminta informed
consent pada penderita
Persiapan pemeriksaan
9. Menyuruh penderita duduk tegak atau berbaring dengan posisi yang benar
10. Pemeriksa cuci tangan rutin
Melakukan pemeriksaan
11. Melakukan inspeksi dengan benar
12. Melakukan palpasi dengan benar (identifikasi benjolan, menentukan ada
tidaknya discharge
13. Melakukan pemeriksaan KGB axilla, infra dan supraklavikula
Selesai pemeriksaan
14. Menjelaskan kesimpulan hasil pemeriksaan kepada penderita.
15. Mentukan pemeriksaan selanjutnya
16. Pemeriksa cuci tangan asepsis
Jumlah

NIlai = -------------- x 100% = %


32

Kendari, .................2020
Instruktur

...........................
17
CSL 2. PALPASI KELENJAR LIMFA LEHER

PENDAHULUAN
Palpasi kelenjar leher adalah bagian dari pemeriksaan fisis yang digunakan untuk
mengetahui sifat-sifat dari suatu massa yang terdapat pada leher dengan jalan
melakukan perabaan dengan saksama. Pemeriksaan ini dilakukan setelah inspeksi.
Dengan melakukan palpasi yang benar maka dapat diketahui letak dari pembesaran
kelenjar/massa, bagaimana konsistensinya lunak, fluktuasi, kenyal atau padat; berapa
ukurannya; melekat dengan struktur disekitarnya, apakah nyeri atau tidak; apakah
tunggal atau multiple.

INDIKASI
Untuk mengetahui sifat-sifat dari suatu pembesaran kelenjar limfa massa pada
leher yang mana sangat berhubungan dengan suatu tumor ganas maupun jinak atau
suatu infeksi.

TUJUAN PEMBELAJARAN
Mahasiswa mampu melakukan palpasi kelenjar atau massa pada leher dengan benar
dan tepat.

SASARAN PEMBELAJARAN
1. Mahasiswa mampu mempersiapkan penderita dalam rangka pemeriksaan palpasi
kelenjar limfa leher.
2. Mahasiswa dapat melakukan pemeriksaan palpasi kelenjar limfa dengan benar.
3. Mahasiswa mampu menentukan sifat-sifat pembesaran kelenjar limfe leher.
4. Mahasiswa dapat menginterpretasi pembesaran kelenjar limfa leher.
5. Mahasiswa mampu menentukan apakah pemebesaran kelenjar leher lateral
merupakan keganasan, infeksi akut, TBC kelenjar atau kelainan kongenital

MEDIA DAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN


1. Buku panduan skill lab
2. Daftar panduan skill lab
3. Gambar/ slide cara palpasi kelenjar limfe leher
4. Alat tulis menulis / spidol
5. Foto-foto kasus pembesaran kelenjar limfe leher

18
METODE PEMBELAJARAN
1. Demonstrasi dan alih ketrampilan
2. Diskusi
3. Daftar tilik dengan sistem skor

DESKRIPSI KEGIATAN
KEGIATAN WAKTU DESKRIPSI

1. Pengantar 5 menit Pengantar skill lab


2. Persiapan 10 menit a. Mengatur posisi duduk mahasiswa.
b. Merpersiapkan model
c. Dosen memberikan penjelasan hal-hal
yang penting
d. Memberikan kesempatan mahasiswan
untuk bertanya.
e. Semua media dan alat sudah disiapkan
f. Menjelaskan jalanya skill lab dan
menyampaikan berkumpul kembali
untuk interpretasi hasi melalui audio
visual
3. Persiapan praktek 10 menit a. Mahasiswa dibagi dalam beberapa
kelompok
b. Disampaikan setiap mahasiswa
melakukan palpasi kelenjar limf leher
c. Diperlukan mentor untuk menmgamati
setiap mahasiswa
d. Siapkan audio visual di ruangan tertentu/
terpisah
4. Pelaksanaan palpasi 15 menit a. Persiapan penderita
kelenjar limf leher b. Persiapan posisi penderita
c. Melakukan palpasi kelenjar limf leher
f. Pembacaan hasil
d. Interpretasi hasil.

5. Diskusi/curah pendapat 10 menit a. Apa yang dirasakan mudah dan yg sulit?


b. Mahasiswa menyimpulkan hasil palpasi
kelenjar limf leher yang telah dilakukan
c. Instruktur menjelaskan apa yg kurang
jelas
d. Instruktur menjawab pertanyaan.
e. Instruktur menyimpulkan semua hal
tentang palpasi kelenjar limf leher

Total waktu 50 menit

19
PENUNTUN PEMBELAJARAN
PALPASI KELENJAR LIMFA LEHER
SISTEM ONKOLOGI

NO LANGKAH KEGIATAN KASUS


A. ANAMNESA & PERKENALAN 0 1 2
1. Ucapkanlah salam dan perkenalkanlah diri anda pada klien.
2. Tanyakanlah identitas lengkap penderita dan keluhan
utamanya
3. Ciptakanlah suasana yang menyenangkan,
4. Jelaskanlah prosedur pemeriksaan yang akan dilakukan pada
Penderita
5. Cuci tangan rutin
B. PEMERIKSAAN KELENJAR LIMFE 0 1 2
6. Dengan sopan persilahkanlah penderita duduk tegak
menghadap pemeriksa
7. Berdirilah didepan atau dibelakang penderita
8. Palpasi dilakukan secara sistematis, dimulai pada daerah yang
diindikasi oleh pemeriksaan inspeksi.
9. Palpasi kelenjar limf submental dan submandibular yaitu
pemeriksa berada di belakang penderita kemudian palpasi
dilakukan dengan kepala penderita condong ke depan sehingga
ujung jari-jari meraba di bawah tepi mandibula. Kepala dapat
dimiringkan dari satu sisi kesisi yang lain sehingga palpasi dapat
dilakukan pada kelenjar yang superficial maupun yang
profunda.Dapat juga dilakukan palpasi bimanual dari luar dan
dalam mulut. Gambar 2,3,4.
10. Palpasi rantai kelenjar jugularis dapat dimulai di uperficial
dengan melakukan penekanan ringan dengan menggerakan
jari-jari sepanjang m.sternocleido mastoideus. Pada palpasi
yang lebih dalam, ibu jari ditekan di bawah m. Sternocleido
mastoideus pada kedua sisi sehingga dapat dipalpasi kelenjar
yang terdapat di sub atau retro dari muskulus ini. Bila
pemeriksaan ini negatip atau meragukan, maka pemeriksa
harus berdiri dibelakang penderita kemudian ibu jari
digunakan untuk menggeser m. Sternocleido mastoideus ke
depan sementara jari yang lain meraba pada tepi anterior
muskulus tersebut. Perabaan secara bilateral dan simultan
20
selalu dianjurkan untuk menilai perbedaan antara kedua sisi.
Palpasi kelenjar leher ini agak sulit pada orang gemuk, leher
pendek dan leher yang berotot, terutama bila kelenjarnya
masih kecil. Gambar 5,6,7.
11. Palpasi kelenjar limfa asesorius dilakukan dengan menekan ibu
jari pada tepi posterior m. trapezius ke depan dan jari-jari
ditempatkan pada permukaan anterior muskulus ini. Gambar 8
12. Palpasi kelenjar limfa supraklavikular dapat dilakukan dengan
duduk di depan atau berdiri dibelakang penderita dimana jari-
jari digunakan untuk palpasi fosa supraklavikular. Gambar 9,10.
B. SELESAI PEMERIKSAAN 0 1 2
13. Jelaskanlah hasil pemeriksaan kepada penderita
14.. Ucapkanlah terima kasih dan salam ke pada penderita
15. Lakukanlah perpisahan dengan klien sambil memberinya
harapan.
16.. Cuci tangan asepsis

21
DAFTAR TILIK
PEMERIKSAAN KELENJAR LIMFE LEHER

PETUNJUK
Berilah angka 0 : jika penilaian ketrampilan /kegiatan tidak dilakukan, angka 1 : bila belum
memuaskan, angka 2 : bila sudah memuaskan.

Nilai
Langkah Kegiatan
0 1 2
Ketrampilan membina sambung rasa
1. Melakukan informed consent
Persiapan Pemeriksaan
2. Pemeriksa cuci tangan rutin
3. Dengan sopan mempersilakan penderita membuka baju, duduk tegak dan
pemeriksa bisa berdiri di depan atau di belakang penderita
Pemeriksaan
4. Palpasi kelenjar limfe submental dan submandibular
5. Palpasi kelenjar limfe preauricular dan postauricular
6. Palpasi rantai kelenjar jugularis
7. Palpasi kelenjar assesorius
8. Palpasi kelenjar limfe supraklavikuler
9. Palpasi kelenjar axilla
10. Palpasi kelenjar inguinal (prememory)
Selesai pemeriksaan
11. Pemeriksa cuci tangan asepsis
12. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada penderita.
13. Membuat kesimpulan
Jumlah

NIlai = -------------- x 100% = %


26

Kendari, .................2020
Instruktur

...........................

22
GAMBAR KELENJAR LIMFA LEHER DAN TEKNIK PERABAAN

Kel limfa jugularis prof.sup.

Kel Submandibularis

Kel limfa submentale

Kel jugularis prof.med

Kel limfa spinal asesorius

Kel jugularis prof.inf

Kel limfa supraklavikula


Gambar 1.
.

23
Gambar 2 Gambar 3

Gambar 4

Gambar 5 Gambar 6

24
Gambar 7 Gambar 8

Gambar 9 Gambar 10

25
CSL 3. PELATIHAN PENGAMBILAN BAHAN PEMERIKSAAN DAN PEMBUATAN PREPARAT
PAP SMEAR

Pendahuluan
Kata Pap pada Pap smear merupakan kependekan dari Papanicolaou. Papanicolaou
adalah seorang ilmuwan dibidang kedokteran yang memperkenalkan metode
pemeriksaan sitologi apusan sebagai salah satu jenis pemeriksaan di bidang patologi
anatomik dan menggunakan pewarnaan Papanicolaou.
Spatula Ayre, sebagai salah satu alat untuk pengambilan sampel pemeriksaan sitologi
ginekologik, dikembangkan oleh ilmuwan J.E. Ayre. Pada perkembangan selanjutnya,
diperkenalkan ”cytobrush” (sikat apus) yaitu jenis peralatan lain untuk pengambilan
sampel pemeriksaan sitopatologi ginekologik.
Pap smear merupakan salah satu metode pemeriksaan sitopatologi exfoliativa. yaitu
metode pemeriksaan dengan sampel pemeriksaan adalah sel-sel yang dilepas dari
”permukaan tubuh”. Sampel sel pada pemeriksaan Pap smear, berasal dari epitel
serviks yang sudah ”lepas dari permukaan” serviks.
Tujuan utama pemeriksaan sitopatologi adalah menilai morfologi sel. Pada pemeriksaan
Pap smear dilakukan penilaian morfologi sel epitel serviks dengan kemungkinannya
adalah tidak ada perubahan morfologi sel atau ada perubahan morfologi sel.
Perubahan tersebut dalam bentuk lesi non kanker (proses peradangan), lesi prakanker
(”displasia”) sampai lesi kanker. Disamping itu, pemeriksaan Pap smear dapat pula untuk
penilaian status hormonal wanita.
Sampel pemeriksaan ini adalah sel epitel ektoserviks dan endoserviks, yang berasal dari
zona “squamocollumnar junction” (zona transformasi) serta diambil dengan cara-cara
khusus.

Indikasi
• Riwayat keputihan
• Riwayat perdarahan kontak
• Tumor pelvik
• Pemeriksaan rutin untuk penapisan awal

Syarat pemeriksaan
Tiga hari sebelumnya pasien tidak melakukan koitus dan tidak sedang menstruasi

Tujuan pembelajaran

26
Pada akhir pembelajaran, mahasiswa mampu melakukan pengambilan sampel untuk
pemeriksaan Pap smear dengan benar.
Media dan alat bantu pembelajaran
1. Penuntun Belajar untuk pemeriksaan Pap smear
2. Kapas dan larutan antiseptik, NaCl,apray atau wadah etil alkohol 95%, staining
jar, spekulum cocor bebek (Grave’s speculum), penjepit has, kapas lidi, spatula
ayre, doek hijau, cyto brush, gelas objek, kassa, apron dan baju epriksa, meja
instrumen, lampu sorot, sarung tangan, sabun dan wastafel untuk cuci tangan,
tissue towel, ranjang ginekologi, lampu sorot.
3. Kertas, pensil, pena dan kartu ibu.

Metode pembelajaran
1. Demonstrasi dari video yang disediakan dan dari instruktur
2. Mandiri
3. Diskusi

27
CSL pemeriksaan pap smear
NO LANGKAH KLINIK KASUS
A. PERSETUJUAN PEMERIKSAAN 0 1 2
(INFORM CONSENT)
1. a.Jelaskanlah tentang prosedur pemeriksaan
b.Jelaskanlah tentang tujuan pemeriksaan
c.Jelaskanlah bahwa proses pemeriksaan mungkin akan
menimbulkan perasaan khawatir atau kurang menyenangkan
tetapi pemeriksa berusaha menghindarkan hal tersebut
. d. Pastikan bahwa pasien telah mengerti prosedur dan tujuan
pemeriksaan
e. Mintakan persetujuan lisan untuk melakukan pemeriksaan
B. PERSIAPAN PERALATAN
2. Siapkanlah peralatan yang akan dipakai: pada tindakan.
1. ALAT YANG AKAN DIPAKAI PADA KLIEN
• Kapas dan larutan NaCl
• Spekulum cocor bebek (Grave’s speculum)
• Penjepit kasa
• Spatula Ayre
• Cyto brush
• Gelas objek
• Spray atau staining jar + etil alkohol 95%
• Meja 28nstrument + doek hijau
• Ranjang ginekologi dengan penopang kaki
• Lampu sorot
• Label gelas objek
• Masker Wajah
2. ALAT YANG AKAN DIPAKAI PEMERIKSA
• Sarung tangan bersih (bukan steril)
• Apron dan baju periksa
• Sabun dan air bersih
• Tissue towel
C. MEMPERSIAPKAN PASIEN
3. Minta pasien untuk mengosongkan kandung kemih dan melepas
pakaian dalam
4. Persilahkan pasien untuk berbaring di ranjang ginekologi
5. Atur pasien pada posisi litotomi.
Hidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada bagian yang
akan diperiksa

28
D. MEMPERSIAPKAN DIRI
6. a. Cuci tangan kemudian dikeringkan dengan tissue/ towel.
b. Pakai sarung tangan
E. PEMERIKSAAN
Inspeksi
7. a. Pemeriksa duduk pada kursi yang telah disediakan,
menghadap ke aspekus genitalis.
b. Periksa pandang (inspeksi) pada daerah vulva dan
perineum : apakah ada tumor, luka, cairan (discharge),
perubahan warna kulit.
Penggunaan spekulum
8. a. Ambil spekulum dengan tangan kanan, masukkan ujung
telunjuk kiri pada introitus vagina (agar terbuka), masukkan ujung
spekulum dengan arah sejajar introitus (yakinkan bahwa tidak ada
bagian yang terjepit) lalu dorong bilah ke dalam lumen vagina.
b. Setelah masuk setengah panjang bilah, putar spekulum 90º
hingga tangkainya ke arah bawah.
• Atur bilah atas dan bawah dengan membuka kunci
pengatur bilah atas bawah (hingga masing-masing bilah
menyentuh dinding atas dan bawah vagina).
c. Tekan pengungkit bilah sehingga lumen vagina dan porsio
tampak jelas (perhatikan ukuran dan warna porsio, dinding dan
sekret vagina atau forniks).
Persiapan dan prosedur pengambilan sampel
9. Jika sekret vagina ditemukan banyak, bersihkan menggunakan
kapas dan Nacl secara hati-hati (supaya pengambilan epitel tidak
terganggu).
10. Melakukan pengambilan sampel pada permukaan porsio
(ektoserviks) dengan menggunakan spatula ayre yang diputar
360.

Titik
kritis

11. Mengusapkan sampel pada gelas objek dengan benar (yaitu


sesuai dengan sisi spatula yang dipergunakan untuk menghapus
29
permukaan serviks ketika mengambil sampel).

12. a. Melakukan pengambilan sampel endoserviks (di kanalis


servikalis) mempergunakan cytobrush dengan memutar 360
sebanyak satu atau dua putaran.

Titik
kritis

b. Mengusapkan pada gelas objek yang sama pada tempat


yang berbeda dengan sampel yang pertama, sehingga tidak
sampai tertumpuk.

Titik
kritis

13. Sampel segera difiksasi sebelum mengering. Bila menggunakan


spray usahakan menyemprot dari jarak 20 – 25 cm atau
Titik
merendam pada wadah (staining jar) yang berisi etilalkohol 95%
kritis
selama 15-30 menit, kemudian diangkat dan biarkan mengering
sendiri serta diberi label

30
Pengakhiran prosedur pengambilan sampel
14. a. Setelah pemeriksaan selesai, lepaskan pengungkit dan
pengatur jarak bilah, kemudian keluarkan spekulum.
b. Letakkan spekulum pada tempat yang telah disediakan
15. Pemeriksa berdiri untuk melakukan periksa bimanual untuk
tentukan konsistensi porsio, besar dan arah uterus serta keadaan
parametrium
16. a. Angkat tangan kiri dari dinding perut, usapkan larutan NaCl
pada bekas sekret/cairan di dinding perut dan sekitar
vulva/perineum.
b. Beritahukan pada ibu bahwa pemeriksaan sudah selesai dan
persilahkan ibu untuk mengambil tempat duduk.
F. PENCEGAHAN INFEKSI
17. a. Kumpulkan semua peralatan dan lakukan dekontaminasi
b. Buang sampah pada tempatnya
c. Bersihkan dan lakukan dekontaminasi sarung tangan
18. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan keringkan dengan
tissue towel
G. PENJELASAN HASIL PEMERIKSAAN
19. a. Jelaskan pada pasien tentang hasil pemeriksaan
b. Pastikan pasien mengerti apa yang telah dijelaskan
H. RENCANA LANJUTAN
20. a. Catat hasil pemeriksaan pada rekam medis
b. Buat pengantar pemeriksaan ke ahli patologi anatomi
. c. Buat jadwal kunjungan ulang
d. Persilahkan ibu ke ruang tunggu (apabila pemeriksaan
selesai) atau ke ruang tindakan (untuk proses/tindakan
lanjutan).

Titik kritis
1. Cara mempergunakan spatula ayre dan cytobrush.
2. Mengusapkan sisi spatula ke gelas objek dengan tepat, yaitu sisi spatula yang dipergunakan
untuk menghapus permukaan serviks ketika mengambil sampel.
3. Mengusapkan cytobrush ke gelas obyek.
4. Gelas obyek harus segera difiksasi setelah selesai pengusapan sampel.

31
DAFTAR TILIK
PEMERIKSAAN PAP SMEAR
Petunjuk penilaian :
- Berilah “V” pada kolom angka 0 jika keterampilan atau kegiatan tidak dilakukan.
- Berilah “V” pada kolom angka 1 jika keterampilan atau kegiatan dilakukan tetapi kurang
sempurna/mahir.
- Berilah “V” pada kolom angka 2 jika penilaian keterampilan atau kegiatan dilakukan dengan
sempurna/mahir.
NO LANGKAH KEGIATAN Nilai
A. PERSETUJUAN PEMERIKSAAN 0 1 2
(INFORM CONSENT)
1. Informed consent
B. PERSIAPAN 0 1 2
2. Melakukan persiapan alat yang akan dipakai.
C. MEMPERSIAPKAN PASIEN 0 1 2
3. Meminta pasien untuk mengosongkan kandung kemih dan
melepas pakaian dalam
4. Mempersilahkan pasien untuk berbaring di ranjang
ginekologi dengan posisi litotomi.
5. Menghidupkan lampu sorot, arahkan dengan benar pada
bagian yang akan diperiksa
D. MEMPERSIAPKAN DIRI 0 1 2
6. Melakukan cuci tangan rutin dan memakai sarung tangan
dengan benar
E. PEMERIKSAAN 0 1 2
Inspeksi
7. Melakukan periksa pandang (inspeksi) pada daerah vulva
dan perineum dengan posisi pemeriksa yang benar.
Penggunaan spekulum
8. Menggunakan spekulum dengan benar sehingga prosedur
pengambilan sampel Pap smear dapat dilakukan dengan
benar.
Persiapan dan prosedur pengambilan sampel
9. Memperhatikan porsio, dinding dan sekret di vagina atau
forniks dan menyiapkan area pengambilan sampel.
10. Melakukan pengambilan sampel pada permukaan porsio
(ektoserviks) dengan menggunakan spatula ayre dengan Titik kritis
benar (diputar 360).
11. Mengusapkan sampel pada gelas objek dengan benar. Titik kritis
12. Melakukan pengambilan sampel endoserviks
menggunakan cytobrush secara benar (dengan memutar
Titik kritis
360 sebanyak satu atau dua putaran) dan mengusapkan
pada gelas objek yang sama secara benar.
13. Segera memfiksasi sampel dengan benar. Titik kritis

32
Pengakhiran prosedur pengambilan sampel
14. Mengeluarkan spekulum dari vagina dan meletakkannya
pada tempat yang benar.
15. Melakukan pemeriksaan bimanual dan menilainya.
16. Mengakhiri pemeriksaan dengan melakukan asepsis serta
memberitahukan pasien bahwa pemeriksaan sudah
selesai.
F. PENCEGAHAN INFEKSI 0 1 2
17. Melakukan pengumpulan dan dekontaminasi alat yang
sudah dipakai dan membuang sampah pada tempatnya.
18. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan
keringkan dengan tissue towel
G. PENJELASAN HASIL PEMERIKSAAN 0 1 2
19. Menjelaskan pada pasien tentang hasil pemeriksaan dan
memastikan pasien mengerti.
H. RENCANA LANJUTAN 0 1 2
20. Membuat pengantar pemeriksaan ke ahli patologi anatomi
dengan benar.

Titik kritis :
1. Cara mempergunakan spatula ayre dan cytobrush.
2. Mengusapkan sisi spatula ke gelas objek dengan tepat, yaitu sisi spatula yang
dipergunakan untuk menghapus permukaan serviks ketika mengambil sampel.
3. Mengusapkan cytobrush ke gelas obyek.
4. Gelas obyek harus segera difiksasi setelah selesai pengusapan sampel.

NIlai = -------------- x 100% = %


40

Kendari, .................2020
Instruktur

33
Daftar acuan
1. Buku panduan kerja keterampilan Blok Onkologi Fakultas Kedokteran Universitas
Hasanuddin, 2006.
2. Lestadi, Julisar. Penuntun diagnostik praktis sitologi ginekologik apusan pap.
Widya Medika; 1997.
3. Novak, ER. Gynecologic and Obstetric Pathology. 8th ed. Philadelphia: WB.
Saunders ; 1979.

34

Anda mungkin juga menyukai