Pengertian sanitasi dan higiene Sanitasi adalah cara pengawasan masyarakat yang menitikberatkan kepada pengawasan terhadap berbagai faktor lingkungan yang mungkin mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat (Dr.Azrul Azwar, MPH) Kata “ higiene” berasal dari bahasa Yunani yang artinya ilmu untuk membentuk dan menjaga kesehatan (Streeth, J.A. and Southgate,H.A, 1986). Dalam sejarah Yunani, Hygiene berasal dari nama seorang Dewi yaitu Hygea (Dewi pencegah penyakit). Lanjutan ….. Jadi dalam hal ini sanitasi ditujukan kepada lingkungannya, sedangkan hygiene ditujukan kepada orangnya. Sanitasi: Usaha kesehatan prevenif yang menitikberatkan kegiatan kepada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia. Hygiene: Usaha kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatannya kepada usaha kesehatan individu, maupun usaha kesehatan bersama hidup manusia. PRINSIP sanitasi dan higiene CPOB Tingkat sanitasi dan higiene yang tinggi hendaklah diterapkan pada setiap aspek pembuatan obat. Ruang lingkup sanitasi dan higiene meliputi personil, bangunan, peralatan dan perlengkapan, bahan produksi serta wadahnya, bahan pembersih dan desinfeksi, dan segala sesuatu yang dapat merupakan sumber pencemaran produk. Sumber pencemaran potensial hendaklah dihilangkan melalui suatu program sanitasi dan higiene yang menyeluruh dan terpadu. Sanitasi dan higiene mencakup: Higiene Perorangan Sanitasi Bangunan & Fasilitas Pembersihan & Sanitasi Peralatan Validasi Prosedur Pembersihan & Sanitasi Higiene Perorangan Contoh Protap Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), Lampiran 5.1a;
Contoh Pakaian Pelindung sesuai dengan Ruang
Kelas Kebersihan, Lampiran 5.1b Alat pelindung diri: Masker Pelindung telinga (Hearing Protection) Sarung tangan Kacamata (Goggles) Sepatu Pengaman (Safety Shoes) Helmet (Safety Helm) Kesehatan personil: Personil bekerja dalam kondisi tidak sehat seperti mengidap penyakit infeksi pada saluran pernafasan bagian atas, influenza (batuk pilek), terkena alergi. Juga dalam keadaan mempunyai luka terbuka, bercak- bercak, gatal, bisul atau penyakit kulit lain. Bila baru sembuh dari suatu penyakit menular atau baru kembali dari daerah wabah penyakit menular hendaklah dinyatakan layak bekerja oleh dokter sebelum bekerja di area pembuatan atau area lain yang dapat berdampak merugikan terhadap mutu produk. Higiene perorangan: Praktik kebiasaan nonhigienis / buruk seperti: membersihkan hidung atau telinga dengan jari tangan; menggaruk kepala; tidak mematuhi prosedur mencuci tangan sebelum memasuki area pembuatan; tidak mematuhi prosedur mencuci tangan sesudah dari toilet; tidak mematuhi prosedur pemakaian tutup kepala sebelum memasuki ruangan produksi; bersin tanpa ditutup dengan masker atau tidak keluar dari ruangan pengolahan; dan mengunyah, makan, minum atau merokok. - Serat adalah partikel yang panjangnya lebih besar dari 100 mikron di mana perbandingan antara panjang dan tebalnya lebih besar daripada 10 : 1. - Partikel adalah suatu objek padat yang panjangnya berukuran 5 mikron atau lebih. * American Standard for Testing Materials Program Pemeriksaan Kesehatan Prosedur mencuci tangan: Cuci tangan secara menyeluruh di sarana cuci tangan yang disediakan dengan menggunakan sabun cair yang disediakan. Gunakan sikat yang disediakan bila sela kuku kotor, Sikat sampai sela kuku bersih. Kuku harus pendek pada waktu cuci tangan. 1. Basahi tangan dengan air kran. Tuangkan sabun cair di telapak tangan, gosok. 2. Gosok ujung jari di telapak tangan sisi lain secara bergantian. 3. Gosok kedua telapak tangan satu dengan yang lain. 4. Silangkan jari-jari dan gosok. 5. Gosok punggung tangan kanan dengan telapak tangan kiri bergantian. 6. Laksanakan hal serupa secara bergantian. 7. Gosok jari tangan kanan secara teliti dengan tangan kiri. 8. Laksanakan hal serupa bergantian. 9. Gosok kedua pergelangan tangan secara bergantian. 10. Siram dengan air kran untuk menghilangkan semua sisa sabun. 11. Keringkan tangan dengan alat pengering tangan yang disediakan. Cucilah Tangan Anda Sesuai Protap Mencuci Tangan Sebelum Memasuki Area Produksi Sanitasi Bangunan dan Fasilitas Lihat Pedoman CPOB 2012 Bab 3. Bangunan dan Fasilitas Sanitasi Bangunan dan Fasilitas Hendaklah disediakan toilet untuk pria dan wanita yang terpisah. Oleh karena persyaratan higiene bagi personil produksi, yaitu yang bekerja di area kelas kebersihan lebih tinggi dan relatif lebih ketat, letak toilet tersebut hendaklah di area loker sebelum masuk ke ruang ganti pakaian bersih untuk masuk ke area produksi. Lihat Contoh Konsep Alur Barang dan Personil, Lampiran 3.6b. Sanitasi Bangunan dan Fasilitas Pembersihan dan Sanitasi Peralatan Pembersihan dan Sanitasi Peralatan Peralatan yang sudah dibersihkan: a. hendaklah diberi label yang sesuai. Lihat lampiran 4.1 Label Bersih Ruangan / Mesin / Alat dari Contoh Protap Penandaan, Lampiran 6.13 (bab-6 Produksi); b. disimpan dalam keadaan bersih dan kering (keadaaan lembab atau basah merupakan kondisi yang baik untuk pertumbuhan bakteri); c. sambil menunggu pemakaian selanjutnya hendaklah diberi penutup bersih dan kering dari bahan yang tidak melepaskan serat, misalnya bahan plastik, khusus untuk peralatan tersebut; dan d. disimpan di ruangan yang tingkat kebersihannya sama dengan tingkat kebersihan waktu peralatan tersebut digunakan. Keadaan Pabrik, Peralatan & Personil yang dapat Merugikan Produk DAFTAR BAHAN DISINFEKTAN UNTUK SANITASI
Yang lainnya silakan dibaca-baca sendiri!
Daftar Beberapa Bahan Pembersih Untuk Sanitasi Validasi Prosedur Pembersihan dan Sanitasi Cukup jelas Validasi Prosedur Pembersihan dan Sanitasi Prosedur tertulis hendaklah ditetapkan untuk pembersihan alat dan persetujuan untuk penggunaan bagi produksi obat, termasuk produk antara. Prosedur pembersihan hendaklah rinci supaya operator dapat melakukan pembersihan tiap jenis alat secara konsisten dan efektif. Prosedur hendaklah mencantumkan: Prosedur hendaklah mencantumkan: a. Penanggung jawab untuk pembersihan alat; b. Jadwal pembersihan, termasuk sanitasi, bila perlu; c. Deskripsi lengkap dari metode pembersihan dan bahan pembersih yang digunakan termasuk pengenceran bahan pembersih yang digunakan; d. Instruksi pembongkaran dan pemasangan kembali tiap bagian alat, bila perlu, untuk memastikan pembersihan yang benar; e. Instruksi untuk menghilangkan atau meniadakan identitas bets sebelumnya; f. Instruksi untuk melindungi alat yang sudah bersih terhadap kontaminasi sebelum digunakan; g. Inspeksi kebersihan alat segera sebelum digunakan; dan h. Menetapkan jangka waktu maksimum yang sesuai untuk pelaksanaan pembersihan alat setelah selesai digunakan produksi. Semoga sukses selalu Aamiin