Anda di halaman 1dari 22

K3 STERILISASI

DAN
DESINFEKSI
Disusun oleh : kelompok 4
Pengertian K3

K3 ADALAH SUATU USAHA DAN UPAYA UNTUK


MENCIPTAKAN PERLINDUNGAN DAN
KEAMANAN DARI RESIKO KECELAKAAN DAN
BAHAYA BAIK FISIK, MENTAL, MAUPUN
EMOSIONAL TERHADAP PEKERJA,
PERUSAHAAN, MASYARAKAT DAN
LINGKUNGAN.
Sterilisasi dan Desinfeksi
1. Fase Dekontaminasi
 Tujuan: untuk menginaktivasi serta mengurangi jumlah
mikroba patogen yang ada
 Cara: merendam peralatan medis dalam larutan klorin 0,3%
selama 10 menit.

2. Fase Pembersihan
Selanjutnya proses mencuci dengan larutan sabun/deterjen,
bilas dengan air bersih, serta mengeringkannya.
Sterilisasi
 
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan pada Sterilisasi:

1. Sterilisator harus siap pakai, bersih, dan masih


berfungsi.
2. Peralatan yang akan disterilisasi harus dibungkus
dan diberi label yang jelas dengan menyebutkan
jenis peralatan, jumlah, dan tanggal pelaksanaan
sterilisasi.
3. Penaataan alat harus berprinsip bahwa semua
bagian dapat steril.
LANJUTAN…

4. Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator


sebelum waktu mensteril selesai
5. Memindahkan alat steril ke dalam tempatnya
dengan korentang steril.
6. Saat mendinginkan alat steril tidak boleh
membuka pembungkusnya, bila terbuka harus
dilakukan sterilisasi ulang.
Metode Sterilisasi
 Metode uap panas bertekan tinggi (autoclave)
 Metode panas kering (oven): prinsip melalui
mekasinsme konduksi
 Metode gas kimia
 Sterilisasi dengan etilen oksida
 Sterilisasi dengan formaldehid
DESINFEKSI
Hal-Hal yang Perlu Diperhatikan Saat Melakukan
Desinfeksi Peralatan:

1. Larutan disinfektan bersifat sangat mudah


menguap sehingga ventilasi ruangan perlu
diperhatikan.
2. Pengenceran desinfektan harus sesuai dengan
petunjuk
3. Hindari kontak langsung tangan petugas dengan
larutan disinfektan dengan menggunakan sarung
tangan
4. Seluruh permukaan peralatan medis yang akan
didisinfeksi harus kontak dengan disinfektan,
termasuk celah/ rongga yang ada pada peralatan
medis.
5. Durasi/ lamanya waktu proses disinfeksi harus
tepat, jadi peralatan medis yang direndam jangan
diangkat sebelum waktunya.
 Metode Desinfeksi Tingkat Tinggi (DTT)

1. Dengan Cara Merebus


2. Dengan Cara Mengukus
K3 TERHADAP STERILISASI
DAN DESINFEKSI
Unit CSSD (Central Sterile Supply Departement).

Central Sterilization Supply Department (CSSD)


atau Instalasi Pusat Pelayanan Sterilisasi merupakan
satu unit/ departemen dari rumah sakit yang
menyelenggarakan proses pencucian, pengemasan,
sterilisasi terhadap semua alat atau bahan yang
dibutuhkan dalam kondisi steril.
Alur Fungsional Pusat Sterilisasi

Pembilasan Pembersihan Pengeringan

Pelabelan Inspeksi dan Pengemasan

Pembuatan Sterilisasi Penyimpanan

Distribusi
K3 DI UNIT CSSD
Pencegahan Kecelakaan pada Petugas

 Penerimaan Barang Kotor dan Daerah


Dekontaminasi
 Penyiapan Proses Sterilisasi
Penerimaan Barang Kotor dan Daerah
Dekontaminasi
 Bahaya pemaparan terhadap darah, cairan, & zat-
zat kimia Iuka
 Penanganan yang salah terhadap alat-alat tajam
terkontami nasi seperti pisau, jarum
rusaknya permukaan kulit masuknya
mikroorganisme patogen ke dalam tubuh
penyakit.
 Saran tindakan aman
 Jangan sekali-kali memasukkan tangan ke dalam wadah
berisi barang terkontami nasi tanpa dapat melihat secara
jelas isi dari wadah tadi.
 Pindahkan alat/ instrumen satu per satu. Pastikan agar
bagian yang runcing dari instrumen mengarah
berlawanan terhadap tubuh kita pada saat transportasi .
 Buang sampah benda tajam (jarum suntik) ke dalam
wadah yang tahan tusukan dan tidak dibuang pada
ternpat sampah biasa.
 lkuti petunjuk/ rekomendasi pabrik untuk penggunaan
zat kimia secara aman, dan gunakan alat-pelindung diri
untuk mencegah pemaparan zat kimia terhadap kulit dan
membran mukosa yang dapat menyebabkan Iuka bakar
kimia.
 Berhati-hatilah apabila mendekati daerah dimana air
biasa digunakan , periksa kondisi lantai untuk mencegah
terjatuh akibat licin lantai, sebaiknya ada rambu-rambu
peringatan.
Penyiapan Proses Sterilisasi
 Bahaya yang terjadi:
Luka bakar pada kulit maupun membran mukosa,
akibat kelalaian pada penggunaan zat kimia maupun
akibat terlalu dekatnya posisi terhadap sumber panas
(sterilisasi uap atau kereta barang yang panas) .
 Saran tindakan aman
 Gunakan sarung tangan pada saat menangani kereta mesin sterilisasi atau pada saat
berhubungan dengan objek lain bersuhu tinggi.
 Tindakan hati-hati harus diperhatikan pada saat menggunakan "sealer panas" dan
pemotongan kantung sterilisasi (pouches).
 Pengoperasioan mesin sterilisasi hanya boleh digunakan oleh petugas terlatih.
 Pengoperasian dan instalasi mesin sterilisasi etilen oksida harus dilakukan dengan
memperhatikan sistem ventilasi dan sistem exhaust yang berhubungan langsung
dengan udara luar (ke luar gedung).
 Pada saat memindahkan barang ke dalam kabinet aerasi, petugas harus menggunakan
sarung tangan dan tidak memegang barang dekat dengan tubuh atau menghisap udara
di atas barang yang dipindahkan tersebut.
 Pada saat memindahkan wadah dari mesin EO ke dalam aerator sebaiknya kereta ditarik
dan tidak didorong.
 Setelah barang dimasukkan ke dalam kabinet aerasi dan siklus aerasi sudah dijalankan.
maka fase siklus tersebut tidak boleh dihentikan sampai proses aerasi telah selesai.
 Apabila ada petugas yang terpapar dengan EO segera bawa ke ruang gawat darurat
untuk evakuasi lebih lanjut.
Pencegahan Kecelakaan pada Pasien
 Saran tindakan aman
 Lakukan pengujian terhadap instrumen/ alat sebelum
didistribusikan dari Pusat Sterilisasi sesuai dengan
petunjuk pabrik dan SPO di pusat sterilisasi.
 Pastikan bahwa semua barang telah di dekontami nasi dan
bebas dari kotoran, kerusakan, atau bahaya lain yang
dapat mempengaruhi penggunaan barang / alat.
 Pastikan agar barang terkontaminasi selalu dalam keadaan
tertutup pada saat transportasi menuju daerah dekontami
nasi.
 Pastikan bahwa semua komponen instrumen berada
dalam keadaan lengkap, dan berfungsi secara normal.

Anda mungkin juga menyukai