Anda di halaman 1dari 20

DEKONTAMINASI ALKES & NON ALKES

Beberapa Terminologi
1. Dekontaminasi
Proses fisika atau kimia yang digunakan untuk menurunkan jumlah mikroorganisme
pada benda mati, sehingga aman untuk pemakaian lebih lanjut.
2. Desinfeksi
Proses penghancuran mikroorganisme baik secara fisika atau kimia namun tidak
semua mikroorganisme dapat dihancurkan (missal : endospora).
3. Sterilisasi
Proses pembunuhan semua bentuk kehidupan mikroorganisme termasuk endospora.

Daerah Dekontaminasi
1. Potensi membahayakan cukup besar.
2. Fungsi daerah ini cukup kritis untuk keberhasilan desinfeksi dan sterilisasi.
Akses langsung dari luar.
Sistem tekanan negative
Lingkungan harus selalu bersih : permukaan dibersihkan dan didesinfeksi tiap
shift.
Dress code ( aturan pakaian pelindung )
Temperatur ruang dekontaminasi sekitar 18 - 22 C.
Kelembaban ruang dekontaminasi antara 35 - 75%
Ventilasi
* Sistim negatif pressure.
* Penggantian udara 10 kali /jam.
Perhatian umum
Menangani jarum.
Cuci tangan.

Mencegah cipratan darah / cairan tubuh.


Memperlakukan darah dan cairan tubuh dari penderita sebagai potensial infeksi.
Penerimaan dan Transportasi
Peralatan instrumen tertutup.
Diberi wadah/container yang sesuai.
Perhatian bila mengandung cairan.
Pemindahan instrumen ada 2 cara yaitu pemindahan basah dan pemindahankering.
Penanganan Barang Terkontaminasi
1. Pemisahan sekali pakai dan pakai ulang.
2. Kalau memungkinkan masukan wadah dan langsung kirim ke ruang dekontaminasi
( pre soak ).
3. Kalau tidak, hilangkan pengotor utama dengan menghindari kontaminasi silang.
4. Sortir, siapkan untuk pencucian.
5. Pencucian dan pembilasan ( bisa dilanjutkan mikrobisidal)
Alur Proses Dekontaminasi dan Pembersihan
SORTIR & BONGKAR
RENDAM
CUCI
BILAS I
BILAS II
KERING

Alur Proses Pre - Pasca Sterilisasi


Instrumen kotor
Pensortiran : reusable, disposible, tajam, tidak tajam.
Pre soak : air, enzimatis, detergen, deseinfektan
Pembersihan :

Pembersihan manual

Ultrasonik

Washer sterilizer

Sterilisasi temperatur tinggi, temperatur rendah


Penyimpanan
Distribusi

Konsep Dasar Pencucian


1. Tujuan utama :

Menghilangkan kotoran terlihat.

Menghilangkan kotoran tidak terlihat.

Menghilangkan / membunuh mikroba sebanyak mungkin.

2. Friksi adalah dasar bagi pencucian manual, detergen hanya mengikat kotoran untuk
selanjutnya dihilangkan.
3. Hindari adanya sisa pengotor pada alat permukaan yang akan disterilkan sehingga
proses sterilisasi menjadi sempurna.

4. Kompatibilitas alat / instrumen. dengan bahan pencuci / desinfektan. yang digunakan.


5. Setiap alat yang dapat dibongkar pasang harus dibongkar sebelum. dibersihkan.
6. Ikuti rekomendasi cara pencucian / pembersihan alat dari pabrik dan pemilihan
penggunaan pembersih.
7. Setiap item barang harus selalu diperiksa dalam setiap alur proses yang dilalui.
Pre Soak ( Perendaman )
1. Pensortiran : dilakukan pada tempat pemakaian alat / instrumen.
2. Perendaman :

Air biasa

Larutan enzimatis

Larutan detergen

Larutan desinfektan

Catatan :
Transportasi alat harus dilakukan dengan wadah tertutup dan anti bocor.
Pencucian Secara Manual.
1. Pencucian manual :
Untuk instrumen/alat harus dilakukan dibawah air untuk mencegah terjadinya aerosol
gelembung udara.
2. Wadah / wash bak / waskom terdiri dari 3 wadah.

Wadah pencucian awal ( hati-hati terhadap cipratan klorine dan phenol ).

Wadah pembilasan antara.

Wadah pembilasan akhir.


Pencucian Secara Mekanis

1. Ultrasonic cleaning Frekuensi tinggi ( 20.000 - 3 8.000 vib / detik. Terjadi proses
kavitasi ( gelembung mikro, lalu membesar, pecah dantimbul vakum Hati-hati kalau busa
terlalu banyak.

2. Washer - sterilizer> Ada semprotan bertekanan.> Pre-rinse, mencuci dengan detergen,


pembilasan akhir dan steam.> Pembilasan akhir menggunakan air demineralisata.

Karakteristik Pembersih Umum


1. Cara mencegah terbentuknya deposit air :
Penambahan agen chelating.
Menggunakan air lunak / demineralisata.
2. Busa :
Menunjukkan adanya zat aktif pembersih, namun tidak berhubungan dengan daya
pembersih.
3. Kompatibilitas zat pembersih dengan bahan karet, stainless steel, plastik, silicon, d1l.
Data harus tersedia dari pabrik pembuat zat pembersih.
4. Bentuk fisik zat pembersih bisa cairan atau serbuk. Yang penting untuk diperhatikan
adalah konsentrasinya dan bila bentuk serbuk pastikan terlarut seluruhnya untuk
menghindari terbentuknya sedimen.
Penggunaan Desinfektan
1. Bagaimana cara memilih desinfektan yang sesuai :

Daya tahan mikroba terhadap jenis desinfektan.

Klasifikasi desinfektan.

Klasifikasi instrumen / alat medis.

Tingkat desinfeksi yang dibutuhkan oleh alat.

Kompatibilitas desinfektan dengan alat instrumen.

Cost, kemanan dan kemudahan penggunaan.

2. Pembagian / klasifikasi desinfektan


High level desinfectan ( HLD ).
Intermediate level desinfectan ( ILD)
Low level desinfectan (LLD).
3. Aksi kimia desinfektan terhadap mikroba.

HLD untuk spora, tubercle bacillus, vegetatif bacteria, fungi, non lipid dan lipid
dan small medium virus.

ILD untuk tubercle bacillus, vegetatif bacteria, fungi, small - medium virus. Dll.

LLD untuk vegetatif bacteria, lipid, medium size virus, sedikit aktif terhadap
fungi dan non lipid, small virus, d1l.

4. Efektifitas desinfektan :
Konsentrasi
Lama kontak
Ada tidaknya materi organik / kotoran - darah.
Kekuatan air / ph
Aktivitasnya terhadap mikroorganisme.
5. Klasifikasi instrumen medis berdasarkan Dr. Earl Spaulding:
Instrumen critical item : masuk kedalam jaringan steril atau sistem vascular
( sterilisasi )
Instrumen semi critical : masuk kedalam membran mucosa ( sterilisasi - minimal
HLD atau ILD ).

Instrumen non kritical : menyentuh permukaan kulit ( LLD ).


6. Desinfektan yang banyak digunakan pada fasilitas kesehatan :

Alkohol ( ILD ).

Halogen, klorin, iodophor, ( ILD)

Glutardehyde ( HLD - Sterilan ).

Hydrogen peroksida ( HLD - sterilan )

Formaldhyde ( HLD, ILD, LLD).

Phenolic ( ILD, LLD).

Quartery ammonium (LLD).


PENGEMASAN ALAT KESEHATAN

Tujuan dan Fungsi Pengemasan


Tujuan dan fungsi utama pengemasan pada proses sterilisasi adalah untuk membungkus
peralatan medis yang akan disterilkan dan mempertahankan kondisi sterilitas alat tersebut
sampai waktu penggunaannya.
Untuk memenuhi maksud tersebut bahan pengemas harus memenuhi kriteria sebagai
berikut :
1. Memungkinkan penetrasi sterilan secara efektif terhadap seluruh kemasan dan isi
kemasan.
2. Memastikan bahwa sterilitas kemasan dapat terjamin sampai waktu kemasan tersebut
dibuka.
3. Memungkinkan untuk mengeluarkan isi dari kemasan tanpa menimbulkan
kontaminasi.
Terdapat beberapa metode sterilisasi, baik sterilisasi dengan suhu tinggi maupun rendah,
maka kemasan yang digunakan harus kompatibel, yaitu :

Bahan kemasan harus tahan terhadap kondisi fisik yang akan dialami pada saat proses
sterilisasi berlangsung (seperti suhu tinggi, kelembaban, tekanan dan kondisi vakum).

Harus memungkinkan terjadinya pemindahan udara dari isi dan kemasannya.

Harus memungkinkan terjadinya penestrasi dan kontak langsung dari agen sterilan
baik itu steam, etylen oksida, maupun panas kering terhadap setiap aspek kemasan
dan isinya.

Harus memungkinkan pengeluaran dan pemindahan agen sterilan dari kemasan pada
akhir proses sterilisasi.

Bahan pengemas yang dipakai harus mempunyai kontribusi dalarn mempertahankan


sterilitas, Kualitas bahan sangat penting dalam upaya memproteksi isi yang steril dari
kontaminasi mikroba pada saat pengeluaran kemasan dari mesin sterilisasi sampai saat
kemasan dibuka, satu hal yang perlu diparhatikan bahwa mikroorganisme dapat
berpindah tempat ketempat lain membutuhkan media pembantu berupa serpihan kecil
bahan kain, debu maupun lembab, maka bahan pengemas harus bebas dari serpihan pada
saat dibuka, harus dapat menghalangi masuknya debu dan mencegah terjadinya absorpsi
penetrasi. lembab ( air maupun cairan lain ).
Bahan pengemas harus aplikable untuk dapat digunakan pada semua prosedur
pengemasan, juga harus mudah ditangani dan cukup fleksibel terhadap ukuran alat yang
akan dikemas, bahan pengemas tidak boleh mengandung materi toksik atau zat pewarna
toksik yang dapat membahayakan staf sebelum, pada saat dan proses sterilisasi.
Penyegelan kemasan juga mempunyai andil dalam memberikan proteksi terhadap isi
kemasan dalam pembungkus datar dapat disegel dengan menggunakan tape indikator,
kantung terbuat dari plastik, kombinasi kertas / plastik atau kertas harus disegel secara
rapat menggunakan segel panas atau segel kertas. Segel harus dibuat sedemikian rupa
sehinggga bila dibuka fungsi segel menjadi hilang, hal ini untuk menjaga kepastian
bahwa kemasan memang masih utuh dan belum dibuka sebelum saatnya pemakaian.
Jenis Bahan Pengemas
Beberapa jenis bahan pengemas yang ada dipasaran adalah :

Linen / tekstil.

Plastik film

Kertas

Kombinasi plastik kertas

Kontainer

Prosedur Pengemasan
Linen merupakan pengemas tradisional yang sampai waktu sekarang masih banyak
dipakai di Indonesia, keuntungannya adalah dapat dipakai ulang, relatif mudah, cukup
kuat, memberi proteksi cukup baik, namun ada beberapa kelemahannya yaitu :kurang
memberikan proteksi terhadap mikroorganisme yang baik karena biasanya dapat
menyerap air, pemanasan berlebih menyebabkan hilangnya daya rentang dan warna
menjadi kecoklatan, linen bersih harus diperiksa terhadap lubang, sobekan dan kerusakan
lain yang mengurangi, daya proteksinya, sebaiknya tidak digunakan bleach pada saat
mencuci karena dapat mengurangi keawetan linen, jenis kain kanvas tidak seharusnya
dipakai untuk mengemas karena menghambat penetrasi steam.
Plastik tidak dapat ditembus oleh air baik dalam bentuk cair maupun bentuk uap,
sehingga plastik tidak digunakan untuk sterilisasi uap, namun bila dikombinasi dengan
kertas baru dapat dipakai, untuk sterilisasi dengan gas ethylene oksida jenis plastik
polyethylene dapat digunakan karena dapat ditembus oleh molekul gas ethylene oksida.
Untuk jenis pengemas kertas perlu diperhatikan bahwa pemakaiannya adalah untuk sekali
pakai. Beberapa persyaratan kertas yang dapat digunakan sebagai bahan pengemas,
adalah :
1. Harus bersifat menolak / tidak mengabsorpsi air.
2. Mempunyai daya rentang.
3. Harus memiliki sifat penghalang bakteri yang baik.
4. Harus bebas dari materi toksik.
Pengepakan menggunakan container
Container system mulai popular diantara rumah sakitrumah sakit, sejak diketahui bahwa
set instrument tetap steril selama pengiriman. Untuk container system beberapa peralatan
bantuan tersedia antara lain: silicon structured mats, dividers & coil spring holding
devise.
Petunjuk pengepakan dengan container:
Instrument micro dan macro seharusnya disterilkan dalam container yang terpisah.
Muatan container pada saat disterilisasi tidak melebihi 10 kg hal ini untuk menghindari
kondensasi selama sterilisasi.

Instrument yang dapat dibongkar, dirakit kembali menurut petunjuk manufaktur, untuk
memelihara fungsional instrument.
Untuk menghindari kerusakan pada saat pemindahan sebaiknya simpan instrument pada
rak khusus atau dengan busa silicon, dll, untuk melindungi dari gesekan, tekanan,
goncangan dan selip.
Keuntungan menggunakan kontainer antara lain:
Mengoptimalkan tenaga kerja
Efisiensi biaya
Terjamin kesteriliannya sehingga aman bagi pasien
Standart kualitas dunia ( ISO, EN )
Set instrumen bedah tetap steril selama pengiriman
Beberapa jenis kertas yang dapat digunakan untuk pengemas sterilisasi, antara lain:
1. Kertas kraft medical grade.
2. Kertas krep ( kertas kisut ) jenis ini memiliki daya regang yang baik.
3. Kertas type glasin : kertas yang diberi lapisan resin untuk meningkatkan daya
tahannya terhadap mikroorganisme.
Prosedur tertulis mengenai pengemasan harus disiapkan untuk dapat dimanfaatkan bagi
seluruh personel pengemasan.
Prosedur pengemasanan harus mencakup, antara lain:
1. Nama alat yang akan dikemas.
2. Langkah penyiapan dan inspeksi alat.
3. Metode sterilisasi yang akan digunakan.
4. Cara penempatan item yang benar dalam kemasan.
5. Cara penempatan indikator kimia internal dan eksternal.
6. Metode penyegelan kemasan maupun cara penempatan kemasan dalam chamber.
7. Cara penyimpanan yang benar.

Daftar Pustaka
1. Modul Pelatihan CSSD, Depkes, tahun 2001.
2. Pedoman CSSD, Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta, 2001
3.

Proper Maintenance of Instrumens, Working Group Instrument Preparation 7th


edition, 1999.

4.

Modul instrument managemen Solo, 2003

Metode Sterilisasi
Pemilihan metode sterilisasi berorientasi kepada pada bahan yang akan disterilkan dan
tingkat mutu sterilitas yang diharapkan dalam pemilihan metode yang bersangkutan.
1. Bahan / alat kesehatan tahan pemanasan seperti :
o Instrumen
o Glas
o Sarung tangan
o Tube dibuat dari bahan silicone
o Linen
o Kasa / kapas
o DII.
Dapat menggunakan mesin sterilisator :
a. Autoclave maksimum steam adalah minimum 3 menit (1340C)
b. Panas kering / oven.
2. Bahan dengan stabilitas terbatas / alat yang tidak tahan panas, antara lain :
a. Catheters terbuat dari sejenis plastik
b. Lensa
c. Tube dari karet / plastik
d. DII.
Sterilisator
a. Gas Ethylen Oksida
b. H202 plasma system
c. Autoclave steam - formalin
d. Gas Ozone
e. Radiasi UV, sinargamma dari Co-60
f. Perendaman dalam larutan glutardehyde 2%, larutan formalin 35 - 40% selama 10
jam.

MONITORING STERILISASI
Meningkatkan derajat keyakinan

Memberikan ketenangan kerja

Pencegahan infeksi yang lebih baik

Dokumentasi sebagai bagian dari Total quality control System iso 9000.

Memenuhi persyaratan regulasi yang berlaku.


INDIKATOR UNTUK MEMONITOR

1. Indikator mekanik adalah bagian dari instrument mesin sterilisasi seperti : table,
gauge dan indicator suhu maupun tekanan yang menunjukkan apakah alat sterilisasi
bekerja dengan baik.
Indikator mekanik tidak menunjukkan bahwa keadaan steril sudah tercapai.
2. Indikator kimia, terdiri dari 2 kategori :
EKSTERNAL
Sebagai segel dan pengaman bungkusan/pack.
Membedakan antara barang yang sudah disteril.
Sebagai tanda terhadap barang yang sudah melalui proses sterilisasi.
INTERNAL
Indikator kimia yang memberikan respon terhadap beberapa parameter pada
proses sterilisasi.
3. Indikator biologi, sediaan berisi populasi mikroorganisma spesifik dalam bentuk
spora kering yang bersifat resisten terhadap beberapa parameter yang terkontrol dan
terukur dalam suatu proses sterilisasi tertentu.
Satu-satunya indicator untuk menentukan sterilitas.

Anda mungkin juga menyukai