Anda di halaman 1dari 35

KELOMPOK VI

 Hengki (C121 05 058)


 Rusnah Tahir (C121 05 006)
 Lenny Gannika (C121 05 033)
 Nurliana Sam (C121 05 020)
 A. Yunithasari (C121 05 045)
 Amliati Duria (C121 05 071)
ABSTRAK
 Tahun 2000, Cork Working Party for Asia
Fasific on Hepatitis B and C menyatakan
bahwa Indonesia memiliki tingkat endemisitas
hepatitis B sedang sampai tinggi.
 Angka pengidap diantara pendonor darah
sukarela di 11 kota besar di Indonesia berkisar
antara 2,1 – 9,5% bahkan di Jayapura, papua,
pernah mencapai 17,5 %
Penemuan subtipe dan
genotipe Hepatitis B
 Pada saat ini, ada 8 genotip virus hepatitis B
yang diberi tanda A hingga H telah
teridentifikasi di seluruh dunia (Okamoto et al.,
1988;Norder et al., 1994;Stuyver et al.,
2000;dan arauz-Ruiz et al.,2002)
 Sistem pengklasifikasian yang lebih dulu
dikenal membagi virus hepatitis B ke dalam 9
subtipe, yaitu; adw2, adw4, ayw1, ayw2, ayw3,
adrq+, adrq- dan ayr (Magnius and Norder,
1995)
Maksud Penelitian

 Penelitian ini bertujuan untuk


menentukan pola genotipe dan subtipe
virus hepatitis B pada pendonor darah
dengan hepatitis B surface Antigen
(HbsAg) positif di Jayapura provinsi
papua, Indonesia.
Manfaat Penelitian

 Karakteristik klinik dan virologik virus


hepatitis B dapat dipergunakan sebagai
informasi tambahan dalam penanganan
penderita yang terinfeksi virus hepatitis B
 Membuka lahan penelitian lanjutan guna
mengeksplorasi karakteristik isolat virus
hepatitis B
Hasil dan Diskusi
 43 dari 925 pendonor darah memperlihatkan
Hbs Ag positif, dgn rentang usia 18-47,7
tahun,dan rata2 usia 29,7 thn(L:P=42:1)
 36 dr (83.7%) dr 43 sampel berasal dr pendo
nor darah asli papua, sdgkan sisanyaberasal
dari non-papua
 DNA virus hepatitis B terdeteksi pd 40 (93.0 %)
dr 43 sampel;17(42,5%)dr 40 sampel pd PCR
first-round dan 23 (57,5%)sampel lainnya pd
PCR seco nd round.
Pengertian

Hepatitis merupakan suatu


infeksi
sistemik yang menimbulkan
peradangan dan nekrosis sel hati
Penyebab
 Disebabkan oleh virus hepatotropik, yang terdiri atas 5 jenis
yaitu:
 1. Hepatitis virus A (HAV)
 2. Hepatitis virus B (HBV)
 3. Hepatitis virus C (A Non B )
 4. Hepatitis virus D (HDV)
 5. Hepatitis virus E


HEPATITIS B (HBV)

 Merupakan virus DNA


 Bercangkang ganda
 Memiliki ukuran 42 nm
 Memiliki lapisan permukaan dan inti
Patologi

 Terjadi perubahan morfologik pada hati


seperti ukuran dan warna hati tampak
normal, tetapi kadang-kadang sedikit
edeme, membesar dan berwarna seperti
empedu
 Secara histologik, susunan hepatoseluler
menjadi kacau, cedera dan nekrosis sel
hati, dan peradangan perifer.
perubahan ini reversibel sempurna, bila
fase akut penyakit mereda
Cara Penularan

 Penularan melalui kulit mis: suntikan,


tatto, transfusi darah, tindik, tindakan
bedah, hemodialisis
 Penularan melalui mukosa: mulut, mata,
hidung, alat kelamin
 Penularan melalui perinatal
 Penularan melalui ASI
Manisfestasi Klinik

Perjalanan hepatitis dibagi dalam 4 tahap


yaitu:
1. Masa inkubasi
2. Fase Praikterik
3. Fase ikterik
4. Fase penyembuhan
Komplikasi
 Hepatitis fulminan, dengan ciri-ciri penciutan hati,
kadar bilirubin serum meningkat, koma hepatik
 Hepatitis kronik persisten, jika terjadi 4-8 bulan dan
masih dapat disembuhkan
 Hepatitis agresif atau kronik aktif, dimana terjadi
kerusakan hati seperti digerogoti (piece meal) dan
sirosis
 Karsinoma hepatoseluler, merupakan komplikasi
lanjut.
Pengobatan
 Tidak ada pengobatan spesifik untuk
hepatitis virus
 Pelaksanaan tirah baring selama fase akut
dengan diet yang cukup bergizi merupakan
anjuran yang lazim
 Bila pasien terus-menerus muntah maka
pemberiam makanan secara intravena
 Pembatasan aktivitas fisik
Pengendalian dan Pencegahan
 Memutuskan rantai penularan
 Melindungi individu yang berisiko tinggi melalui
imunisasi aktif vaksin hepatitis B
 Imunisasi pasif bagi individu yang tidak
terlindung namun terpajan virus hepatitis B
 Penggunaan spoit, jarum suntik dan lanset sekali
pakai
 Perlindungan diri saat bertugas di rumah sakit
dan desinfeksi tempat kerja seperti laboratorium
setiap hari
Pengkajian
 Aktivitas : Kelemahan, kelelahan dan malaise
 Sirkulasi : Ikterik pada sklera, kulit dan membran
mukosa
 Eliminasi : diare, urine warna coklat
 Makanan: hilangnya nafsu makan, edeme, mual dan
muntah
 Nyeri/kenyamanan: kram abdomen, nyeri tekan
pada kuadran atas,nyeri otot, nyeri kepala, kadang-
kadang urtikaria.
PRIORITAS
KEPERAWATAN
 Menurunkan kebutuhan terhadap hati
selama meningkatkan kes. Fisik
 Mencegah komplikasi
 Meningkatkan konsep diri,penerimaan
situasi
 Memberikan informasi ttg proses
penyakit, prognosis,dan kebutuhan
pengobatan
Diagnosa Keperawatan

1. Intoleransi aktivitas b/d kelemahan tubuh,


nyeri.
Data yang mendukung :
- Laporan kelemahan
- Ketidaknyamanan kerja
- Penurunan kekuatan otot
- Menolak untuk bergerak
INTERVENSI
 Mandiri
- Tingkatkan tirah baring/duduk.Berikan ling.
Tenang; batasi pengunjung sesuai keperluan
- Ubah posisi dengan sering
- Tingkatkan aktivitas sesuai toleransi, bantu
melakukan latihan rentang gerak sendi
pasif/aktif
- Lakukan tugas dengan cepat dan sesuai
toleransi
 Kolaborasi
- Berikan antidot atau bantu dalam
prosedur sesuai indikasi(con;lavase,
katarsis,hiperventilasi)tergantung pada
pemajanan
- Berikan obat sesuai indikasi: sedatif, agen
antiansietas, con; diazepam, lorazepam
Kriteria Evaluasi :
1. Menyatakan pemahaman situasi/faktor
resiko dan program pengobatan
individu
2. Menunjukkan teknik/perilaku yang me-
mampukan kembali melakukan aktivitas
3. Melaporkan kemampuan melakukan
peningkatan toleransi aktivitas
2.Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d
gangguan absorbsi dan metabolisme
pencernaan
Data yang menunjang :
- Selera makan berkurang
- Gangguan sensasi pengecap
- Nyeri abdomen / kram
- Penurunan berat badan
INTERVENSI
 Mandiri
- Awasi pemasukan diet/jumlah kalori. Beri-
kan makan sedikit dalam frekuensi sering
dan tawarkan makan pagi paling besar
- Anjurkan makan pada posisi duduk tegak
- Dorong pemasukan sari jeruk,minuman
karbonat dan permen berat sepanjang hr
 Kolaborasi
Konsul pada ahli diet, dukungan tim
nutrisi untuk memberikan diet sesuai
kebutuhan pasien, dengan masukan
lemak, dan protein sesuai toleransi
Berikan obat sesuai indikasi
Awasi glukosa darah
 Kriteria Evaluasi
- Menunjukkan perilaku perubahan pola
hidup untuk meningkatkan BB yg
sesuai
- Menunjukkan peningkatan BB dengan
nilai laboratorium normal dan bebas
tanda malnutrisi
3.Kekurangan volume cairan b/d kehilangan
berlebihan melalui muntah dan diare.
Data yang mendukung :
- tidak dapat diterapkan adanya tanda-
tanda dan gejala-gajala membuat
diagnosa aktual
INTERVENSI
 Mandiri
- Awasi masukan dan haluaran,
bandingkan dengan berat badan harian.
Catat kehila- ngan melalui usus, con;
muntah dan diare
- Kaji tanda vital, nadi perifer, pengisian
kapiler, turgor kulit dan membran mukosa
- Periksa asites atau pembentukan edema
 Kolaborasi
- Awasi nilai laboratorium, con Hb/Ht, Na+
albumin dan waktu pembekuan
- Berikan cairan IV
 Kriteria Evaluasi
- Mempertahankan hidrasi adekuat dibukti-
kan oleh tanda vital stabil, turgor kulit
baik, pengisian kapiler,
4.Kurang pengetahuan tentang kondisi,
pengobatan dan perawatan b/d tidak
adanya sumber informasi
Data yang mendukung :
- Pernyataan yang salah konsepsi
- Meminta informasi
- Tidak akurat mengikuti instruksi
INTERVENSI
 Mandiri
- Kaji tingkat pemahaman proses penyakit,
prognosis, kemungkinan pilihan pengobatan
- Berikan informasi khusus tentang pencegaha
atau penularan penyakit
- Rencanakan memulai aktivitas sesuai tole-
ransi dengan periode istirahat adekuat
- Dorong kesinambungan diet seimbang
 Kriteria Evaluasi
- Menyatakan pemahaman proses
penyakit dan pengobatan
- Mengidentifikasi hubungan tanda/gejala
penyakit dan hub. Gejala dan faktor pen-
yebab
- Melakukan perubahan perilaku dan
berpar-tisipasi pada pengobatan

Anda mungkin juga menyukai