Pembimbing:
dr. Achnes Pangaribuan M. Biomed, Sp.PD
Disusun Oleh:
Jeane Fransisca Maria Danggur Welarana (2065050090)
Christian Georgy (2065050159)
Mual/Muntah
Nyeri Perut
Anamnesis
Nafsu Makan menurun
Malaise
Splenomegali
Pemeriksaan Penunjang
TES SEROLOGI
FUNGSI HATI
Biopsi hati
• HINDARI KONTAK
• KALAU TERPAKSA :
- Imunisasi
- Higenitas individu (cuci tangan dan makan makanan
bersih)
VAKSINASI HEPATITIS A
❏ Prognosis hepatitis A sangat baik, lebih dari 95% dari pasien dengan hepatitis A
infeksi sembuh sendiri. Hanya 0,1% pasien berkembang menjadi nekrosis
hepatik akut fatal. Prognosis infeksi virus hepatitis A ini pada umumnya baik.
Penderita dapat sembuh kembali dengan sempurna. Pada hepatitis A tidak ada
penderita menjadi karier atau infeksi kronis.
Daftar Pustaka
• Nelson, Noele P., et al. "Prevention of hepatitis A virus infection in the United States:
recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices, U.S: Department of
Health and Human Services 2020." 2020.69;5.
• Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Haemoniati ED. Hepatitis Akut.
Dalam: Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia Jilid 1. Edisi ke-1. Jakarta:
Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2010: 98-100
• Siti, Setiaty et al. Hepatitis Viral Akut. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI. Jakarta.
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.252; 1947-
1952.
• Eppy, Eppy. CONTINUING MEDICAL EDUCATION Diagnosis dan Tatalaksana Hepatitis A
Eppy. Jakarta: Divisi Penyakit Tropik Dan Infeksi
Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUP Persahabatan Jakarta.Indonesia.2018.
• Lemon, Stanley M., et al. "Type A viral hepatitis: A summary and update on the molecular
virology, epidemiology, pathogenesis and prevention." Journal of Hepatology 68.1 2018;167-184.
• Noer, Sjaifoellah H.M., Sundoro, Julitasari. Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati Edisi Pertama. Editor :
H. Ali Sulaiman. Jakarta: Jayabadi. 2007. Iorio, Natalya, and Savio John. "Hepatitis A." StatPearls
[Internet] (2020).( cited of 2021 January 19) https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459290/
Terima Kasih
Hepatitis B
Pembimbing:
dr. Achnes Pangaribuan, M.Biomed, Sp.PD
Oleh:
Roy Boris (2065050040)
Nadhifah Ratri Sekarningrum (2065050042)
• Hepatitis B merupakan infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV),
anggota family hepadnavirus yang menyebabkan peradangan hati akut atau
kronis, dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.
• Virus ditularkan secara :
• Parenteral (cairan tubuh seperti darah, air mani, cairan vagina, melalui
kontak seksual, jarum suntik) dan
• Vertikal (ibu ke anak)
31
Perjalanan klinis hepatitis B akut dibagi menjadi 4 tahap :
Masa inkubasi
Merupakan periode diantara penularan infeksi hingga timbulnya gejala, berkisar rata-rata
60 hari.
Fase pra-ikterik
Merupakan periode diantara timbulnya gejala pertama hingga ikterik. Keluhan awal yang
biasa dirakan lemas, malaise anoreksia, mual, muntah, panas, dan rasa tidak enak di
daerah perut kanan atas.
Masa Ikterik
Fase ikterik berlangsung antara beberapa hari hingga 6 bulan, dengan rata-rata 1-3
minggu dan menghilang dalam 2-6 minggu. Saat gejala ikterik muncul, maka gejala
demam dan malaise akan menghilang. Pada pememriksaan fisik ditemukan hepar yang
teraba membesar dan menetap selama beberapa saat setelah ikterik menghilang.
Fase Penyembuhan
Merupakan periode diantara menghilangnya ikterik hingga pasien sembuh. Pada
pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan HBsAg, HBeAg dan VHBDNA. Anti-HBc
mulai timbul disertai IgM anti-HBc yang meningkat, sedangkan IgG anti-HBc timbul
belakangan dan menetap. Pada fase ini, sebelum HBsAg menghilang akan timbul anti-
Hepatitis B kronik
2. Fase
1. Fase
Imunoaktif
Imunotoleransi
(Clearance)
3. Fase
Residual
1. Fase Imunotoleransi
• Sistem imun tubuh toleran terhadap VHB sehingga konsentrasi
virus tinggi dalam darah, tetapi tidak terjadi peradangan hati yang
berarti
• Virus Hepatitis B berada dalam fase replikatif dengan titer HBsAg
yang sangat tinggi
36
MANIFESTASI KLINIS
• Gejala konstitusional : • Nyeri abdomen menetap pada kuadran
- Malaise kanan atas / epigastrium
• Ikterus
- Anoreksia
• Demam tidak terlalu tinggi
- Mual muntah
• Urine berwarna gelap, feces berwarna
- Mialgia
pucat.
- Mudah lelah
DIAGNOSIS
PEMERIKSAAN
ANAMNESIS
FISIK
Pemeriksaan serologis
Pemeriksaan Faal Hati
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan gambaran histopatologi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan serologis
Tes antigen-antibodi virus Hepatitis B
• HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen) jika persisten > 6 bulan menunjukkan hepatitis B
kronik (menjadi pemeriksaan utama, karena pemeriksaan yang lain cukup mahal)
• Anti-HBsAg (antibodi terhadap HBsAg) pada subklinis yang sama atau sesudah vaksin
Hepatitis B
• HbeAg (Hepatitis B envelope Ag) timbul bersamaan atau segera setelah timbul HBsAg bertahan
lebih dari 10 minggu
• Anti-HbeAg (terbentuk ketika HbeAg hilang)
• HBcAg (Hepatitis B core antigen)
• Anti-HBc IgM (muncul setelah HbsAg muncul)
• Anti-HBc IgG
Hbv-DNA Virus Aktif merusak diikuti dengan peningkatan SGOT & SGPT
HbsAg (+) Virus sedang memperbanyak diri
HbEAg (+) fase infeksius
Pemeriksaan Faal Hati
• ALT (SGPT)
• AST (SGOT)
• Bilirubin
• Gamma-glutamyl transpeptidase (GGT)
• Alkalin fosfatase
• Albumin
• Globulin
TATALAKSANA
INDIKASI TERAPI
Lamivudin dan Telbivudin Resisten, saat ini yang digunakan Entecavir dan
tenofovir
TERAPI HEPATITIS B AKUT
1. Tirah baring
2. Pemberian obat simptomatik
3. Hepatoprotektor (Curcuma, HP Pro, SNMC) untuk menurunkan
SGOT dan SGPT
4. Ursodeoxyxolix acid 3x250 mg Untuk menurunkan kadar bilirubin
Ditambahkan juga
• Hepatoprotektor (Curcuma,HP Pro, SNMC) → untuk
menurunkan SGOT dan SGPT
• Ursodeoxycolic acid 3x250 mg → Untuk menurunkan
kadar bilirubin
KOMPLIKASI
Yang diedukasikan :
Penyebab
Tujuan : menurunkan morbiditas Cara penularan
& mortalitas hepatitis B bagi Perjalanan penyakit
individu dengan risiko tinggi dan Gejala umum
pengidap hepatitis B kronis. Terapi
Komplikasi hepatitis B
Kapan dan bagaimana
memeriksakan diri
INDIVIDU YANG BERISIKO TINGGI
Pembimbing:
dr. Tiroy Sari Bumi Simanjuntak, Sp.PD, FINASIM
dr. Achnes Pangaribuan, M.Biomed, Sp.PD
Prosedur sterilisasi yang benar terhadap alat-alat medis dan dentis dan
mempromosikan perubahan tingkah laku pekerja kesehatan untuk cara
penggunaan suntik yang aman.