Anda di halaman 1dari 83

HEPATITIS A

Pembimbing:
dr. Achnes Pangaribuan M. Biomed, Sp.PD

Disusun Oleh:
Jeane Fransisca Maria Danggur Welarana (2065050090)
Christian Georgy (2065050159)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


PERIODE 4 JANUARI - 30 JANUARI 2021
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
Hepatitis A
Infeksi viral akut yang disebabkan oleh virus
Hepatitis A (HAV) yang menular melalui jalur fekal-
oral atau air dan makanan yang terkontaminasi
Etiologi Hepatitis A

● Hepatovirus dalam famili Picornaviridae


● Virus RNA
● Periode inkubasi 15-45 hari, rata-rata 30 hari
● Replikasi di hati, persisten di hati, empedu, feses,
dan darah
● Dapat bertahan hidup pada feses, tanah,
makanan, dan air yang terkontaminasi
Transmisi Hepatitis A

● Melalui rute fekal-oral


● Kontak dari orang ke orang
● Produk darah/prosedur medis
● Tidak ada carier
Faktor Resiko Hepatitis A
Patofisiologi Hepatitis A

HAV penetrasi mukosa lambung dan replikasi di kripti sel epitel


intestin

Masuk ke pembuluh darah portal dan lewati membran


basolateral hepatosit

Kerusakan hepatoselular yang disebabkan oleh reaksi


imun

Bereplikasi di hati dan di ekskresikan di empedu lalu


dikeluarkan di feses
Manifestasi Klinis Hepatitis A
PENEGAKAN DIAGNOSIS
Demam

Mual/Muntah

Nyeri Perut

Anamnesis
Nafsu Makan menurun

Malaise

BAB seperti Dempul

BAK gelap dan Pruritus


Pemeriksaan Fisik

Sklera kuning Kulit terlihat kuning Hepatomegali

Splenomegali
Pemeriksaan Penunjang

TES SEROLOGI

FUNGSI HATI

*USG HATI & BIOPSI HATI


Tes Serologi
Adanya IgM anti-HAV dalam serum pasien
dianggap sebagai gold standard untuk diagnosis
dari infeksi akut hepatitis

Pemeriksaan digunakan untuk mendeteksi


IgM anti-HAV dan total anti-HAV (IgM
dan IgG)
IgM anti-HAV dapat dideteksi selama fase akut
dan 3-6 bulan setelahnya

Deteksi dari antibodi dapat dilakukan melalui


rapid test menggunakan metode
immunochromatographic assay
Fungsi Hati
BILIRUBIN TOTAL Normal
MENINGKAT Total : 0-1,2 mg/dL
( direk: 0-0,3 dan indirek: 0,1 -1)

SGOT (AST) dan SGPT (ALT) Normal


MENINGKAT SGOT < 35 IU/L, SGPT < 45 IU/L

Gama-glutamil transferase (γGT) Normal


MENINGKAT γGT 0-30 IU/L

fosfatase alkali (ALP) Normal


MENINGKAT 30-120 IU/L
*USG &
BIOPSI HATI
USG

Pemeriksaan USG biasanya tidak diindikasikan pada hepatitis A,


namun mungkin perlu untuk menyingkirkan adanya obstruksi saluran
empedu dan penyakit hati kronis.

Biopsi hati

Biopsi hati sedikit sekali perannya pada hepatitis A akut, mungkin


bermanfaat pada hepatitis A relaps atau jika diagnosis pasti sulit
ditegakkan.18 Histopatologi memperlihatkan adanya inflamasi portal
di awal sakit. Nekrosis fokal dan badan asidofilik pada hepatitis A
kurang jelas bila dibandingkan hepatitis B dan C.
Tatalakasana
❑Tirah baring
❑ Diet rendah lemak
❑Tinggi karbohidrat
❑Tidak beraktivitas pada fase akut (10 hari sejak timbulnya
ikterus)
❑Menghindari alkohol dan obat-obatan hepatotoksik, cth:
Paracetamol
❑*Pemberian makanan/cairan secara intravena mungkin perlu
diberikan selama fase akut bila pasien terus-menerus muntah
Tatalakasana
Terapi Simtomatik: 1. Ibuprofen: Hepatoprotektor
10 mg/kgbb/kali dengan frekuensi Curcuma 3x1 Lesitin
⮚ Demam: antipiretik
pemberian setiap 6 jam, dosis (Lesichol 3x300mg)
⮚ Mual dan muntah: anti Mimetic maksimal sehari 40 mg/kgbb per
hari
Menurunkan
⮚ Nyeri tenggorokan, sakit kepala, Indikasi: demam, nyeri ringan-sedang
kadar bilirubin
nyeri abdomen: Analgetik
Ursodeoxycholi
2. Domperidone
c acid: 2 x 250
Dewasa: 3 x 10 mg/hari
mg
Anak: <12 tahun <35kg: 3 x 0,75 mg/kg
Indikasi: mual muntah
PEMBERIAN
IMUNOGLOBULIN
Pemberian immunoglobulin hepatitis A direkomendasikan untuk
• Individu pasca paparan virus hepatitis A
• Individu yang belum di vaksin hepatitis A dan beresiko terpapar virus
hepatitis A selama kurang dari 2 minggu
• Profilaksis untuk individu yang belum terpapar, dimana individu
tersebut tidak dapat menerima vaksin akibat alergi dengan komponen
vaksin.
Imunoglobulin dapat diberikan secara intramuscular,
dosis tunggal sebanyak 0,02-0,06 ml/kg.
Pada umumnya kadar dianggap protektif adalah 10-
20mIU, yang biasanya timbul setelah 2 bulan pasca pemberian.
PEMBERIAN VAKSIN
Pemberian vaksin direkomendasikan untuk
•Profilaksis individu yang belum terpapar
•Individu yang berisiko tinggi terinfeksi hepatitis A
•Pasien dengan infeksi hepatitis B atau Hepatitis C
⮚ Efek samping dapat meliputi nyeri ditempat
suntikan (50%), sakit kepala (6- 16%).

⮚ Efek samping yang berat dapat berupa reaksi


anafilaksis dan Sindrom Guillain-Barre.
DIAGNOSIS
BANDING
• Diagnosis banding utama hepatitis
akut adalah hepatitis E akut

• Tampilan klinis dan cara penularan


sama (negara berkembang)

• Infeksi ganda dapat terjadi


KOMPLIKASI
Infeksi virus hepatitis A dapat Fulminant hepatitis merupakan kondisi di
menyebabkan berbagai macam mana mendadak hati gagal berfungsi, lebih
komplikasi, diantaranya adalah hepatitis sering disebut dengan gagal hati akut. Bisa
fulminant (0,1 % kasus ), autoimun terjadi walau angka kejadiannya kecil, tapi
hepatitis, kolestatik hepatitis, hepatitis kalau terjadi agak sulit penanganannya,
relaps, dan sindroma pasca hepatitis mortalitasnya 80 % dan biasanya
(sindroma kelelahan kronik). Hepatitis A menunjukkan indikasi harus dilakukan
tidak pernah menyebabkan penyakit hati transplantasi hati.
kronik.
EDUKASI
PRINSIP : Pemerintah melalui Keputusan Menteri Kesehatan
• Virus hepatitis A mati dalam air dengan suhu Republik Indonesia Nomor 12 tahun 2017 tentang
700C selama 1 menit, dengan formaldehid, Penyelenggaraan Imunisasi telah merekomendasikan
pemberian vaksin hepatitis A dengan vaksin inaktif
atau klorin, atau sinar radiasi ultraviolet untuk populasi risiko tinggi tertular HAV

• HINDARI KONTAK

• KALAU TERPAKSA :
- Imunisasi
- Higenitas individu (cuci tangan dan makan makanan
bersih)

VAKSINASI HEPATITIS A

Berupa injeksi immunoglobulin 1 mL secara intramuscular


yang diulang setiap 6 – 18 bulan (efektivitas mencapai 80 –
100%)
PROGNOSIS
❏ Secara keseluruhan hampir seluruh pasien yang pada awalnya sehat dan
terinfeksi hepatitis A akan mengalami penyembuhan secara penuh tanpa
adanya efek samping.

❏ Sebagian besar hepatitis virus akut sembuh sempurna, manifestasi


klinik/perjalanan penyakit bervariasi tergantung umur, virus, gizi dan penyakit
yang menyertai

❏ Prognosis hepatitis A sangat baik, lebih dari 95% dari pasien dengan hepatitis A
infeksi sembuh sendiri. Hanya 0,1% pasien berkembang menjadi nekrosis
hepatik akut fatal. Prognosis infeksi virus hepatitis A ini pada umumnya baik.
Penderita dapat sembuh kembali dengan sempurna. Pada hepatitis A tidak ada
penderita menjadi karier atau infeksi kronis.
Daftar Pustaka
• Nelson, Noele P., et al. "Prevention of hepatitis A virus infection in the United States:
recommendations of the Advisory Committee on Immunization Practices, U.S: Department of
Health and Human Services 2020." 2020.69;5.
• Pudjiadi AH, Hegar B, Handryastuti S, Idris NS, Gandaputra EP, Haemoniati ED. Hepatitis Akut.
Dalam: Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia Jilid 1. Edisi ke-1. Jakarta:
Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia, 2010: 98-100
• Siti, Setiaty et al. Hepatitis Viral Akut. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi VI. Jakarta.
Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2009.252; 1947-
1952.
• Eppy, Eppy. CONTINUING MEDICAL EDUCATION Diagnosis dan Tatalaksana Hepatitis A
Eppy. Jakarta: Divisi Penyakit Tropik Dan Infeksi
Departemen Ilmu Penyakit Dalam RSUP Persahabatan Jakarta.Indonesia.2018.
• Lemon, Stanley M., et al. "Type A viral hepatitis: A summary and update on the molecular
virology, epidemiology, pathogenesis and prevention." Journal of Hepatology 68.1 2018;167-184.
• Noer, Sjaifoellah H.M., Sundoro, Julitasari. Buku Ajar Ilmu Penyakit Hati Edisi Pertama. Editor :
H. Ali Sulaiman. Jakarta: Jayabadi. 2007. Iorio, Natalya, and Savio John. "Hepatitis A." StatPearls
[Internet] (2020).( cited of 2021 January 19) https://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK459290/
Terima Kasih
Hepatitis B

Pembimbing:
dr. Achnes Pangaribuan, M.Biomed, Sp.PD

Oleh:
Roy Boris (2065050040)
Nadhifah Ratri Sekarningrum (2065050042)

KEPANITRAAN KLINIK ILMU PENYAKIT DALAM


PERIODE 4 JANUARI – 30 JANUARI 2021
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN
INDONESIA
DEFINISI

• Hepatitis B merupakan infeksi hati yang disebabkan oleh virus hepatitis B (HBV),
anggota family hepadnavirus yang menyebabkan peradangan hati akut atau
kronis, dapat berlanjut menjadi sirosis hati atau kanker hati.
• Virus ditularkan secara :
• Parenteral (cairan tubuh seperti darah, air mani, cairan vagina, melalui
kontak seksual, jarum suntik) dan
• Vertikal (ibu ke anak)

AKUT  gejala KRONIK  gejala


berlangsung < 6 berlangsung > 6
bulan bulan
EPIDEMIOLOGI

• Lebih dari 2 miliar orang pernah atau sedang terinfeksi HBV


• Sekitar 250 juta orang terinfeksi HBV kronik
• 15 – 40% diantaranya akan berlanjut ke sirosis hati
• Diperkirakan 1 juta orang meninggal setiap tahun akibat hepatitis B
kronik

World Gastroenterology Organization Global Guideline 2015


ETIOLOGI ●

Genotipe B dan C paling banyak ditemukan di Asia.
Virus DNA – Hepadnaviridae.
• Virus hepatitis B (HBV) yang berukuran sekitar 42 nm.
• Virus ini mempunyai lapisan luar (Selaput) yang berfungsi
sebagai antigen HBsAg.
• Virus mempunyai bagian inti dengan partikel inti HBcAg dan
HBeAg.
• Konsentrasi tinggi dalam cairan tubuh berupa darah, serum dan
eksudat luka.
• Konsentrasi dalam jumlah sedang pada semen, cairan vagina dan
air liur.
Patofisiologi

31
Perjalanan klinis hepatitis B akut dibagi menjadi 4 tahap :

Masa inkubasi
Merupakan periode diantara penularan infeksi hingga timbulnya gejala, berkisar rata-rata
60 hari.

Fase pra-ikterik
Merupakan periode diantara timbulnya gejala pertama hingga ikterik. Keluhan awal yang
biasa dirakan lemas, malaise anoreksia, mual, muntah, panas, dan rasa tidak enak di
daerah perut kanan atas.
Masa Ikterik
Fase ikterik berlangsung antara beberapa hari hingga 6 bulan, dengan rata-rata 1-3
minggu dan menghilang dalam 2-6 minggu. Saat gejala ikterik muncul, maka gejala
demam dan malaise akan menghilang. Pada pememriksaan fisik ditemukan hepar yang
teraba membesar dan menetap selama beberapa saat setelah ikterik menghilang.

Fase Penyembuhan
Merupakan periode diantara menghilangnya ikterik hingga pasien sembuh. Pada
pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan HBsAg, HBeAg dan VHBDNA. Anti-HBc
mulai timbul disertai IgM anti-HBc yang meningkat, sedangkan IgG anti-HBc timbul
belakangan dan menetap. Pada fase ini, sebelum HBsAg menghilang akan timbul anti-
Hepatitis B kronik

Hepatitis B kronik  peradangan hati yang berlanjut lebih


dari 6 bulan sejak timbul keluhan dan gejala penyakit.
Perjalanan hepatitis B kronik dibagi menjadi 3 fase penting

2. Fase
1. Fase
Imunoaktif
Imunotoleransi
(Clearance)

3. Fase
Residual
1. Fase Imunotoleransi
• Sistem imun tubuh toleran terhadap VHB sehingga konsentrasi
virus tinggi dalam darah, tetapi tidak terjadi peradangan hati yang
berarti
• Virus Hepatitis B berada dalam fase replikatif dengan titer HBsAg
yang sangat tinggi

2. Fase Imunoaktif (Clearance)


• Sekitar 30% individu persisten dengan VHB akibat terjadinya
replikasi virus yang berkepanjangan, terjadi proses nekroinflamasi
yang tampak dari kenaikan konsentrasi ALT
• Fase clearance menandakan pasien sudah mulai kehilangan
toleransi imun terhadap VHB
35
3. Fase Residual
• Tubuh berusaha menghancurkan virus dan menimbulkan pecahnya
sel-sel hati yang terinfeksi VHB
• Fase ini ditandai dengan titer HBsAg rendah, HBeAg yang menjadi
negatif dan anti-Hbe yang menjadi positif serta konsentrasi ALT
normal

36
MANIFESTASI KLINIS
• Gejala konstitusional : • Nyeri abdomen menetap pada kuadran
- Malaise kanan atas / epigastrium
• Ikterus
- Anoreksia
• Demam tidak terlalu tinggi
- Mual muntah
• Urine berwarna gelap, feces berwarna
- Mialgia
pucat.
- Mudah lelah
DIAGNOSIS

PEMERIKSAAN
ANAMNESIS
FISIK

 Keluhan demam, kelelahan, malaise,  Sklera,konjungtiva, ikterik


anorexia, mual dan rasa tidak  Hepatomegali/splenomegaly
nyaman pada perut. Beberapa  Limfadenopati ringan dapat terjadi
individu dapat mengalami diare. urin  Palpasi dan Perkusi pada abdomen
berwarna gelap, dan feses berwarna kuadran kanan atas, menimbulkan
dempul dapat ditemukan beberapa rasa nyeri
hari kemudian.
 Riwayat transmisi seperti pernah
transfusi, sex bebas dan riwayat sakit
kuning sebelumnya
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan serologis
Pemeriksaan Faal Hati
Pemeriksaan darah lengkap
Pemeriksaan gambaran histopatologi
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Pemeriksaan serologis
Tes antigen-antibodi virus Hepatitis B
• HBsAg (Hepatitis B Surface Antigen)  jika persisten > 6 bulan menunjukkan hepatitis B
kronik (menjadi pemeriksaan utama, karena pemeriksaan yang lain cukup mahal)
• Anti-HBsAg (antibodi terhadap HBsAg)  pada subklinis yang sama atau sesudah vaksin
Hepatitis B
• HbeAg (Hepatitis B envelope Ag) timbul bersamaan atau segera setelah timbul HBsAg bertahan
lebih dari 10 minggu
• Anti-HbeAg (terbentuk ketika HbeAg hilang)
• HBcAg (Hepatitis B core antigen)
• Anti-HBc IgM (muncul setelah HbsAg muncul)
• Anti-HBc IgG
Hbv-DNA  Virus Aktif merusak  diikuti dengan peningkatan SGOT & SGPT
HbsAg (+)  Virus sedang memperbanyak diri
HbEAg (+)  fase infeksius
Pemeriksaan Faal Hati

• ALT (SGPT)
• AST (SGOT)
• Bilirubin
• Gamma-glutamyl transpeptidase (GGT)
• Alkalin fosfatase
• Albumin
• Globulin
TATALAKSANA
INDIKASI TERAPI

• Indikasi terapi pada infeksi Hepatitis B ditentukan berdasarkan kombinasi dari


empat kriteria, antara lain :

1. Nilai HBV-DNA serum


2. Status HBeAg
3. Nilai ALT
4. Gambaran histologis hati.

[Lakukan pemeriksaan HbeAg, HBV-DNA, SGOT,SGPT


sebagai parameter pemeriksaan untuk memulai pemberian
antivirus]
PILIHAN TERAPI

Sampai sekarang telah terdapat setidaknya 2 jenis obat hepatitis B yang


diterima secara luas, yaitu:

• Golongan interferon (pegylated interferon α-2a 90-180 μg 1 kali


per minggu, maupun pegylated interferon α-2b 1-1,5 μg/kgBB 1
kali per minggu)

• Golongan analog nukleos(t)ida. Golongan analog nukleos(t)ida ini


lebih jauh lagi terdiri atas lamivudin 100 mg, adefovir 10 mg,
entecavir 0,5 mg, telbivudin 600 mg, dan tenofovir 300 mg

Lamivudin dan Telbivudin  Resisten, saat ini yang digunakan Entecavir dan
tenofovir
TERAPI HEPATITIS B AKUT

1. Tirah baring
2. Pemberian obat simptomatik
3. Hepatoprotektor (Curcuma, HP Pro, SNMC)  untuk menurunkan
SGOT dan SGPT
4. Ursodeoxyxolix acid 3x250 mg  Untuk menurunkan kadar bilirubin

Dievaluasi lagi selama 6 bulan, jika HbsAg masih positif maka


menunjukkan Hepatitis B Kronik dan dilanjutkan dengan terapi Hepatitis
B Kronik seumur hidup
TERAPI HEPATITIS B KRONIK

1. Golongan Interferon (selama 24-48 minggu lalu dievaluasi)


• Pegylated interferon alfa-2a 90-180 µg 1xseminggu
• Pegylated interferon alfa-2b 1-1.5 µg/kgBB
2. Golongan Analog Nukleosida (selama 48 minggu lalu dievaluasi)
• Entecavir 0,5 mg dan 1 mg
• Tenofovir 300 mg

Ditambahkan juga
• Hepatoprotektor (Curcuma,HP Pro, SNMC) → untuk
menurunkan SGOT dan SGPT
• Ursodeoxycolic acid 3x250 mg → Untuk menurunkan
kadar bilirubin
KOMPLIKASI

 Hepatitis fulminant (nekrosis hepatosit masif)


 Sirosis hepatis (kerusakan hati yang membentuk jaringan parut)
 Karsinoma hepatoseluler (tumor ganas hati primer yang berasal dari hepatosit)
EDUKASI

Yang diedukasikan :
Penyebab
Tujuan : menurunkan morbiditas Cara penularan
& mortalitas hepatitis B bagi Perjalanan penyakit
individu dengan risiko tinggi dan Gejala umum
pengidap hepatitis B kronis. Terapi
Komplikasi hepatitis B
Kapan dan bagaimana
memeriksakan diri
INDIVIDU YANG BERISIKO TINGGI

● Profesi yang terpapar produk darah


● Anak yang lahir dari ibu dengan hepatitis B
● Tinggal satu rumah atau kontak seksual dengan
pasien Hepatitis B
● Mengunjungi/ tinggal di daerah endemis Hepatitis
B
● Penggunaan jarum suntik bergantian
EDUKASI PADA PENDERITA
HEPATITIS B

• Tidak mengonsumsi alkohol dan makanan/ obat-obatan yang bersifat


hepatotoksik
• Vaksinasi pada pasangan/ orang-orang yang tinggal serumah
• Penggunaan kondom ketika berhubungan seksual
• Tidak bergantian dalam menggunakan sikat gigi, pemotong kuku, atau pisau
cukur
• Tidak mendonorkan darah, organ, atau sperma
IMUNISASI

• Imunisasi pasif digunakan hepatitis B immunoglobulin (HBIg), dapat


memberikan proteksi secara cepat untuk jangka waktu terbatas yaitu 3-
6 bulan. Pada orang dewasa HBIg diberikan dalam waktu 48 jam
setelah terpapar VHB.

• Imunisasi aktif diberikan terutama kepada bayi baru lahir dalam


waktu 24 jam pertama.
DAFTAR PUSTAKA

1. World Health Organization. Global hepatitis report 2017


2. PPHI 2017.Konsensus Nasional Penatalaksanaan Hepatitis B di
Indonesia
3. World Gastroenterology Organization Global Guideline 2015
TERIMA KASIH
Hepatitis C
Disusun oleh:
Ida Bagus Sutha Dwipajaya2065050054
Medinia Agustine 2065050133

Pembimbing:
dr. Tiroy Sari Bumi Simanjuntak, Sp.PD, FINASIM
dr. Achnes Pangaribuan, M.Biomed, Sp.PD

Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit Dalam Pembelajaran Jarak


Jauh
Periode 4 Januari 2021 – 30 Januari 2021
Definisi
• Hepatitis C adalah penyakit peradangan pada hati
yang disebabkan oleh infeksi Virus Hepatitis C,
terdiri dari hepatitis C akut dan kronik
Infeksi Akut HCV Infeksi kronik HCV
Terdeteksinya anti HCV Terdeteksinya anti
dan HCV RNA dalam HCV dan HCV RNA
darah < 6 bulan dalam darah ≥ 6 bulan
• Sebanyak 80 % penderita hepatitis C akan
menetap menjadi hepatitis kronik yang dapat
menyebabkan sirosis hepatis dan kanker hati
Etiologi
• Virus hepatitis C adalah virus RNA
beruntai tunggal berada dalam famili
Flaviviridae dan genus Hepacivirus
• Ada 6 genotype dan 50 subtype
• Menghasilkan 10 triliun partikel virus
baru/hari
• Masa inkubasi 14 – 180 hari
Patogenesis
Cara Penularan
• Alat suntik
• Transfusi darah
• Transplantasi organ
• Hemodialisis
• Hubungan seksual
Perjalanan Alamiah Hepatitis C
Patofisiologi
Hepatitis C Akut
• Diketahui pajanan yang jelas Gejala klinis:
< 6 bulan
• Malaise Letih
• Anti HCV positif pada 75,5%
• Anoreksia
• Masa inkubasi sekitar 2-26
minggu dengan rata-rata 8 • Ikterik
minggu • Hepatomegali
• Peningkatan kadar ALT
• Serokonversi anti HCV
Hepatitis C Kronis
• HCV RNA terdeteksi 6 bulan
• Infeksi akan menjadi kronik pada 75-85% Manifestasi yang
kasus dan sering kali asimptomatis meskipun
proses kerusakan hati berjalan terus. sering:
• Faktor resiko: • Malaise
• Usia saat terinfeksi, >25 thn • Nyeri perut
• Selama infeksi akut tidak ada ikterus kuadran kanan atas
maupun gejala
• Ras Afrika-Amerika
• Arthralgia
• Infeksi HIV • Trombositopenia
• Imunosupresi
Perjalanan Penyakit
Diagnosis
Hepatitis
C
Karakteristik Klinis dan Perjalanan Penyakit

 Masa inkubasi VHC 2-26 minggu


 Infeksi akut Hepatitis C umumnya asimptomatis, hanya 20-30%
bergejala ringan maupun berat
 Infeksi akan menjadi kronik pada 70-90 % kasus dan 15-20%
kasus Hepatitis C kronik berlanjut menjadi Sirosis Hepatis
Serologi
Antibodi anti-HVC

 Antibodi anti-HVC dilakukan dengan teknik enzyme immunoassay


(EIA), dapat dideteksi pada minggu ke 4-10 dengan sensitifitas
mencapai 99% dan spesifisitas > 90%.
 Negatif palsu dapat terjadi pada pasien dengan defisiensi sistem
kekebalan tubuh seperti pada (HIV, gagal ginjal, atau pada
krioglobulinemia)
 Bila Antibodi anti-HVC (+), dilanjutkan pemeriksaan RNA HVC
RNA HVC
 Pemeriksaan RNA HCV dilakukan dengan real time
Polymerase Chain Reaction (PCR), kualitatif maupun
kuantitatif
 Teknik ini juga digunakan untuk menentukan genotip HCV
(penting untuk menentukan tatalaksana)
Diagnosis Hepatitis C Akut
Penegakan diagnosis:
 Serokonversi Antibodi anti-HCV pada pasien yang sebelumnya
diketahui antibodi anti-HCV negatif

Suspek Hepatitis C akut :


 ALT ( Alanin Aminotransferase ) > 10x dari nilai batas atas
normal dan/atau jaundice
 Tidak ada riwayat penyakit hati kronik atau penyebab lain
hepatitis akut dan sumber penularan dapat diidentifikasi
Diagnosis Hepatitis C Kronik
Kerusakan hati akibat infeksi kronik tidak dapat tergambar
pada pemeriksaan fisik kecuali jika sudah terjadi sirosis hati
Penegakan Diagnosis :
 Anti-HCV dan HCV RNA tetap terdeteksi > 6 bulan sejak
terinfeksi
 Dapat disertai gejala maupun tanpa gejala penyakit hati kronik
ANTI-HCV RNA HCV INTERPRETASI
(+) (+) Akut atau kronik
(+) (-) Resolusi, Akut
dengan viremia
rendah
(-) (+) Early acute, false
positive RNA VHC
(-) (-) Tidak ada infeksi
Terapi Hepatitis C
Pengkajian pra terapi
01 02 03
Mencari etiologi
Menilai derajat Menilai muatan
lain penyakit hati
keparahan kerusakan hati dan genotip virus
kronik
• Pemeriksaan awal : USG • Penilaian muatan virus (HCV
• Koinfeksi HBV dan
abdomen RNA/viral load)  WAJIB
HIV • Gold standar : biopsi hati sebelum terapi.
• Kemungkinan penyakit (menentukan nekroinflamasi • Pemeriksaan genotipe
komorbid (NAFLD, penyakit dan fibrosis) diperlukan untuk:
hati autoimun, penyakit hati • Pemeriksaan non-invasif: • Menentukan regimen terapi
alkohol) Fibroscan, fibrosis biomarker • Menentukan durasi terapi
• Pemeriksaan fungsi hati (APRI, FIB-4, etc) • Memprediksi respon terapi
Rekomendasi Terapi Hepatitis
C
WHO’s updated 2018 guidelines recommend therapy with pan-genotypic direct-
acting antivirals (DAAs). DAAs can cure most persons with HCV infection, and
treatment duration is short (usually 12 to 24 weeks), depending on the absence
or presence of cirrhosis
Kontraindikasi terapi
Pencegahan
 Melakukan skrining dan pemeriksaan darah dan organ donor.

 Prosedur sterilisasi yang benar terhadap alat-alat medis dan dentis dan
mempromosikan perubahan tingkah laku pekerja kesehatan untuk cara
penggunaan suntik yang aman.

 Mempromosikan perubahan tingkah laku pada masyarakat umum mengenai


resiko penularan VHC (contoh : mencegah tindik dan tato menggunakan
jarum yang sama karena merupakan sumber potensi transmisi bila
menggunakan alat atau bahan yang tercemar.)

 Mempromosikan pengembangan uji skrining untuk semua


kelompok beresiko tinggi terinfeksi HCV, termasuk IDU, pekerja seks
komersial dan narapidana
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai