Anda di halaman 1dari 6

KASUS

PROGRAM STUDI DIPLOMA


III FARMASI SEKOLAH
TINGGI ILMU FARMASI RIAU
Mata Kuliah Farmakoterapi Penyakit Infeksi
Dosen Septi Muharni, M.Farm, Apt
Pengampu
Pertemuan Ke- 14
Pokok Bahasan HEPATITIS
Kasus HEPATITIS
Kasus A
Data Umum Pasien
Nama Ny. AM
Usia 35 tahun
Berat badn 55 Kg
Tinggi Badan 160 cm
Riwayat Penyakit badan terasa lemah dan kepala terasa berat sudah
sejak 1 bulan yang lalu. Badan terasa tidak
nyaman dan pegal-pegal dan disertai gejala flu.
Kadang-kadang penderita juga mengeluh mual
tetapi tidak sampai muntah. Perut terasa penuh
dan tidak enak dibagian ulu hati
Sekarang

Riwayat Penyakit Tidak menderita penyakit seperti ini

pernah
Dahulu sebelumnya
Riwayat Penyakit Tidak ada keluarga yang pernah menderita
penyakit
Keluarga yang sama
Riwayat sosial Pasien peminum alcohol dan pengguna narkoba
Riwayat alergi Tidak ada
Pemeriksaan Fisik TD = 120/80 mmHg
Nadi = 85x/menit
Nafas = 20x/menit
Suhu = 36,80C
Review of system Keadaan umum pasien baik, pasien dalam
keadaan
sadar, pada pemeriksaan mata pada konjungtiva
palpebra tidak ada anemi, sklera tidak icterus,
tidak
ada odema palpebra. Pada pemeriksaan THT tidak
ditemukan kelainan. Pemeriksaan dada
tampak
simetris, suara nafas vesikuler, ronchi tidak ada,
wheezing tidak ada. Pemeriksaan abdomen tidak
tampak distensi, bising usus normal, hepar dan
lien
tidak teraba. Pemeriksaan ekstremitas hangat dan
tidak ditemukan edema
Data Laboratorium SGOT 159 U/l
SGPT 111 U/l
Bilirubin total 0,79 mg/dl
Bilirubin direk 0,15 mg/ dl
Glukosa puasa 95 mg/dl
Kolesterol total 172 mg/dl
Kolesterol LDL 164 mg/dl
Kolesterol HDL 32 mg/dl
Trigliserida 123 mg/dl
Asam urat 8,6 mg/dL
HBsAg (+ )
anti HCV (+ )
Serum kreatinin 0,9 mg/dl
Ureum 29 mg/dl.
WBC 12,3 /ul
HGB 14,9 g/dl
PLT 18 2 x103 /ul.

Liver ukuran membesar, permukaan rata tepi


tajam, echoparenchyme meningkat difuse, tidak
tampak nodul, liver kidney contrast (+)

Pemeriksaan Patologi Anatomi didapatkan


gambaran berupa kronik hepatitis B dan C dengan
moderate piecemeal necrosis dan moderate portal
infiltrate grade 3 dengan fibrotic portal tract
stage
Diagnosa Hepatitis B dan C Kronik
 Hepatitis B : Hepatitis B adalah suatu penyakit infeksi yang menyerang
hati dapat bersifat akut dan kroniik serta dapat menyebabkan sirosis
(pengerasan hati) dan kanker hati. Masa inkubasi 45-130 hari dengan rata
rata 60-90 hari
 Hepatitis C : Hepatitis C adalah salah satu penyakit yang dapat menyerang
hati. Penyakit yang disebabkan oleh virus ini dapat memicu infeksi dan
inflamasi pada hati. Virus hepatitis C dapat menyebabkan infeksi akut dan
kronis. 
 moderate piecemeal necrosis : didefinisikan sebagai munculnya hepatosit
yang hancur dan infiltrasi limfositik pada antarmuka antara pelat pembatas
sel parenkim hepatosit periportal dan saluran portal (interface hepatitis).
 moderate portal infiltrate grade 3 :

 fibrotic portal tract stage

SOAP :
Subjective ::
 Nama : Ny. AM (35 tahun)
 Berat badan : 55 kg
 Tinggi badan : 160 cm
 RPS : badan terasa lemah dan kepala terasa berat sudah sejak 1 bulan
yang lalu. Badan terasa tidak nyaman dan pegal-pegal dan disertai gejala
flu. Kadang-kadang penderita juga mengeluh mual tetapi tidak sampai
muntah. Perut terasa penuh dan tidak enak dibagian ulu hati
 RPD : Tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya
 RPK : Tidak ada keluarga yang pernah menderita oenyakit yang sama
 Riwayat Sosial : Pasien peminum alcohol dan pengguna narkoba
 Riwayat Alergi : Tidak ada
 Review of System : Keadaan umum pasien baik, pasien dalam keadaan
sadar, pada pemeriksaan mata pada konjungtiva palpebra tidak ada anemi,
sklera tidak icterus, tidak ada odema palpebra. Pada pemeriksaan THT
tidak ditemukan kelainan. Pemeriksaan dada tampak
simetris, suara nafas vesikuler, ronchi tidak ada, wheezing tidak ada.
Pemeriksaan abdomen tidak tampak distensi, bising usus normal, hepar
dan lien tidak teraba. Pemeriksaan ekstremitas hangat dan tidak ditemukan
edema
Objective :
 TD : 120/80 mmHg ( Normal : 120/80 mmHg)
 Nadi : 85x/menit (Normal : 80-100x/ menit)
 Nafas : 20x/menit (Normal : 20x/menit)
 Suhu : 36,8’ C (37’ C)
 SGOT 159 U/l (Normal : < 21 U/l)
 SGPT 111 U/l (Normal : < 23 U/l)
 Bilirubin total 0,79 mg/dl (Normal : 0,25 – 1 mg/dl)
 Bilirubin direk 0,15 mg/ dl (Normal : 0 – 0,25 mg/dl)
 Glukosa puasa 95 mg/dl (Normal 70-100 mg/dl)
 Kolesterol total 172 mg/dl (Normal < 200 mg/dl)
 Kolesterol LDL 164 mg/dl
 Kolesterol HDL 32 mg/dl (Normal : <100 mg/dl)
 Trigliserida 123 mg/dl (Normal : <120 mg/dl)
 Asam urat 8,6 mg/dL (Normal : 2,4-5,7 mg/dl)
 HBsAg (+ )
 anti HCV (+ )
 Serum kreatinin 0,9 mg/dl (Normal : 60-150 U/l)
 Ureum 29 mg/dl. (Normal : 8-25 mg/dl)
 WBC 12,3 /ul (Normal : 5-10 x 103 U/l)
 HGB 14,9 g/dl (Normal : 12-14 g/dl)
 PLT 182 x103 /ul (Normal : 150.000 – 400.000)
 Liver ukuran membesar, permukaan rata tepi tajam, echoparenchyme
meningkat difuse, tidak tampak nodul, liver kidney contrast (+)

Assesment :
 Pasien menderita hepatitis B dan Hepatitis C kronik dengan nilai SGPT
dan SGOT melebihi 2-3x kadar normal sehingga pasien harus segera
mendapatkan terapi pengobatan dengan menggunakan antiretrovirus
 Pasien harus melakukan pemeriksaan nilai HbeAg dengan menggunakan
PRC untuk mengetahui kapan pasien harus diberikan terapi. Jika hasil
HbeAg maka pasien harus segera diberikan terapi.

Planning :
FARMAKOLOGI :
 Pemberian obat antiretroviral menggunakan Interferon 80 mg /minggu,
Ribavirin 6 tab/hari dan Lamivudine 100 mg/hari
 Pengobatan hepatitis B dilakukan seumur hidup sedangkan pengobatan
hepatitis C kronik diberikan selama 48minggu (Ribavirin dan Interferon).
 Disarankan kepada pasien untuk mengkonsumsi curcuma fct tab 3X1 tab
untuk hepatoprotektor.

PEMERIKSAAN :
 Pemeriksaan HbeAg dan HbsAg dengan PRC
 Monitoring SGPT dan SGOT dilakukan setiap 1 minggu sekali pada 1
bulan pertama, setelah itu setiap 1-2 bulan sekali.
 Monitoring fatty liver dengan menggunakan USG abdomen
 Sarankan pasien untuk melakukan biopsi untuk melihat kondisi hati pasien
apakah mengalami sirosis atau tidak.

KIE :
Pada setiap pasien hepatitis B, konseling berikut harus diberikan:
 Pasien harus menghindari alkohol sama sekali dan mengurangi makanan
yang memiliki kemungkinan bersifat hepatotoksik.
 Pasien harus berhati-hati dalam mengkonsumsi jamu, suplemen, atau obat
yang dijual bebas.
 Pasien harus memberitahukan status hepatitis B-nya apabila berobat ke
dokter untuk menghindari pemberian terapi yang bersifat hepatotoksik
dan terapi imunosupresi.
 Perlu dilakukan vaksinasi pada pasangan seksual.
 Perlunya penggunaan kondom selama berhubungan seksual dengan
pasangan yang belum divaksinasi.
 Pasien tidak diperbolehkan bertukar sikat gigi ataupun pisau cukur.
 Perlunya menutup luka yang terbuka agar darah tidak kontak dengan
orang lain.
 Pasien tidak diperbolehkan mendonorkan darah, organ, ataupun sperma.
Selain kepada pasien konseling juga harus diberikan pada orang-orang yang
termasuk dalam kelompok risiko tinggi. Pada kelompok ini, konseling berikut
harus diberikan:
 Penjelasan umum mengenai penyebab, cara penularan, perjalanan
penyakit, gejala umum, terapi, dan komplikasi hepatitis B.
 Cara-cara pencegahan umum infeksi hepatitis B dengan mencegah kontak
dengan cairan tubuh pasien.
 Pengetahuan tentang cara memeriksakan diri untuk status hepatitis B dan
kemungkinan terapi serta jaminan yang ada.
 Saran untuk tidak mendiskriminasikan orang yang menderita hepatitis B.
 Konseling untuk meninggalkan gaya hidup berisiko tinggi bila
memungkinkan dan menggunakan prinsip pencegahan penularan yang
baik bila gaya hidup tersebut tidak bisa ditinggalkan.
NON FARMAKOLOGI
- penderita harus selalu dalam keadaan tidak kelelahan seperti beristirahat
secukupnya minimal 8 jam sehari
- menghentikan konsumsi alkohol.
- Diet sehat dengan makan-makanan yang cukup kalori, karena kalori yang
berlebih dapat menyebabkan disfungsi pada hati dan juga menyebabkan
lemak menjadi menumpuk dalam organ hati. Konsumsi kalori yang
diperbolehkan yaitu 30% dari bobot makanan perharinya
- Olahraga ringan dan rutin.

Anda mungkin juga menyukai