0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
191 tayangan32 halaman
Dokumen tersebut membahas penyakit hepatobiliar seperti hepatitis, kolesistitis, abses hati, serta terapi farmokologis dan non farmokologis untuk penyakit-penyakit tersebut. Terapi farmokologis mencakup hepatoprotektor, antivirus, antibiotik, sedangkan terapi non farmokologis meliputi diet seimbang dan istirahat. Dokumen ini juga membahas interferon, sirosis hati, abses hati, kolesistitis dan pancreatitis beserta penatalaksanaannya.
Dokumen tersebut membahas penyakit hepatobiliar seperti hepatitis, kolesistitis, abses hati, serta terapi farmokologis dan non farmokologis untuk penyakit-penyakit tersebut. Terapi farmokologis mencakup hepatoprotektor, antivirus, antibiotik, sedangkan terapi non farmokologis meliputi diet seimbang dan istirahat. Dokumen ini juga membahas interferon, sirosis hati, abses hati, kolesistitis dan pancreatitis beserta penatalaksanaannya.
Dokumen tersebut membahas penyakit hepatobiliar seperti hepatitis, kolesistitis, abses hati, serta terapi farmokologis dan non farmokologis untuk penyakit-penyakit tersebut. Terapi farmokologis mencakup hepatoprotektor, antivirus, antibiotik, sedangkan terapi non farmokologis meliputi diet seimbang dan istirahat. Dokumen ini juga membahas interferon, sirosis hati, abses hati, kolesistitis dan pancreatitis beserta penatalaksanaannya.
Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Andalas 2013 9/7/2014 1 9/7/2014 2 PENYAKIT HEPATOBILIER INFEKSI : Hepatitis, kolesistitis, abses hepar, leptospirosis, dll Non INFEKSI : Sirosis hepatis, hepatoma, koletitiasis, pakreatitis dll
9/7/2014 3 TERAPI PENYAKIT HEPATOBILIER Terapi Non Farmakologis Diet seimbang, sesuai penyakit Tujuan : menghindari kerusakan hati yang permanen, meningkatkan regenerasi jaringan hati, mencegah komplikasi asites, varises esofagus dan ensefalopati hepatik yang berlanjut ke komplikasi hepatik hebat. 9/7/2014 4 Terapi Farmakologis Hepatoprotektor Antivirus: Imunomodulator Antibiotika: penisillin, doksisiklin dll Antiamuba: metronidazol, dihydroemetin, emetin Antimalaria: kloroquin fosfat Diuretik: spironolakton, furosemid Kolagogum : ekskresi cairan empedu Koletitolitik : menghancurkan batu 9/7/2014 5 Hepatitis akut Sembuh (90%) B Kronik (10%) Hepatitis kronik Hepatitis Sirosis hati Akut Kanker hati C Kronik (90%) Sembuh (10 % ) 9/7/2014 6 PENCEGAHAN 9/7/2014 7 1. Vaksinasi hepatitis - Hepatitis A - Hepatitis B 2. Imunoglobulin 3. HIGIENE & SANITASI PENGOBATAN 1. Istirahat 2. Diet : DH1 DH4 3. Obat-obatan : - hepatoprotektor 9/7/2014 8 HEPATITIS KRONIK 9/7/2014 9 Penatalaksanaan : Istirahat pada fase aktif (HKA) Obat obatan : 1. Hepatoprotektor 2. Imunomodulator 3. Anti viral Evaluasi / monitoring reguler HEPATITIS KARENA OBAT ? obat-obat penyebab hepatitis akut : acetaminophen (Tylenol), phenytoin (Dilantin), aspirin, isoniazid (Nydrazid, Laniazid), diclofenac (Voltaren), dan amoxicillin/clavulanic acid (Augmentin). obat-obat penyebab hepatitis kronis : minocycline (Minocin), nitrofurantoin (Furadantin, Macrodantin), phenytoin (Dilantin), propylthiouracil, fenofibrate (Tricor), dan methamphetamine ("ecstasy").
9/7/2014 10 HEPATOPROTEKTO R Hepatoprotektor : melindungi, meringankan atau menghilangkan gangguan fungsi hati karena adanya bahan kimia, penyakit kuning atau gangguan dalam penyaringan lemak oleh hati. 9/7/2014 11 Hepatoprotektor Mengandung asam-asam amino, kandungan dari tanaman kurkuma (kurkumin) dan zat-zat lipotropik seperti methionin dan cholin. Methionin memiliki peranan penting dalam metabolisme hati sehingga digunakan untuk melawan keracunan yang disebabkan oleh hepatotoksin. Sedangkan cholin adalah suatu zat yang dapat mencegah dan menghilangkan perembesan lemak kedalam hati dan juga bekerja melawan keracunan. 9/7/2014 12 INDIKASI Penyakit hepatitis, kanker hati/sirosis hati, batu empedu, insufisiensi hati, radang kandung empedu, penyakit kuning atau ikterik, dan hati yang berlemak. 9/7/2014 13 Mekanisme Kerja Antiinflamasi Immunomodulator, suspensi imunitas sel, supresi sintesis RNA/DNA, merangsang RES, fagositosis Antioksidan Efek koleretik dan kolekinetik 9/7/2014 14 Mekanisme kerja Meningkatkan regenerasi sel-sel hati dengan meningkatkan sintesis protein, dan menjaga integritas membran sel, menghambat pembentukan kolagen Detoksifikasi senyawa racun endogen maupun eksogen dengan: mengikat senyawa radikal bebas, mereduksi senyawa racun, menghambat kerja lipid peroksidase
9/7/2014 15 Hepatoprotektor No Generik Dagang 1 Methionin-vitamin Methicol Methioson 2 Curcuma Curcuma Curson Curliv Cursil Heparviton Hepasil Hepatin Hepa Q Lanagogum Lesichol Letrosil 3 Asam amino Aminofusin hepar Tutofusin LC 9/7/2014 16 Herbal hepatoprotektor Sambiloto (Andrographis paniculata Nees), Kunyit (Curcuma domestica), Temulawak (Curcuma xanthorrizha) Mengkudu (Morinda citrofilia) Meniran Mahkota Dewa 9/7/2014 17 OBAT KOLAGOGUM (peluruh batu empedu/stimulasi aliran empedu 1. Asam Ursodeoksikolat Efek cytoprotektif langsung, efek pada siklus enterohepatik, efek korelatif potensial asam empedu dan efek imunomodulator. Diberikan dalam terapi tunggal dalam dosis 8 -10 mg per kg berat badan. Meningkatkan efek interferon - alpha pada terapi kombinasi.
9/7/2014 18 KOLAGOGUM 2. AARC (asam amino rantai cabang), Merupakan asam amino esensial Terdiri dari asam amino Valin, Leusin, & Isoleusin. Pada penderita penyakit hati kronis atau sirosis hati kadar AARC ini akan menurun. Dalam sediaannya biasanya dikombinasi dengan asam amino lainnya atau vitamin dan mineral.
9/7/2014 19 KOLAGOGUM 3. Chenodeoxycholic Chenodeoxycholic acid adalah asam empedu Diproduksi oleh hati, disintesa dari kolesterol. Indikasi untuk batu empedu kolesterol, khususnya pada pasien yang beresiko tinggi untuk pembedahan, atau yang menolak kolesistektomi
9/7/2014 20 KOLAGOGUM 4. Zat aktif lainnya Banyak zat yang berasal dari alam seperti silymarin, lecitin, dan ekstrak tanaman lainnya yang bermanfaat untuk kesehatan hati. Sediaan dikombinasi dengan multivitamin atau zat lainnya dengan komposisi khusus untuk penderita penyakit hati. Sediaan kombinasi sering disebut multivitamin atau suplemen untuk hati masuk dalam kategori obat bebas tetapi penggunaannya harus sesuai dengan resep dokter dan petunjuk pemakainnya dalam kemasan.
9/7/2014 21 Interferon (IFN) Definisi Interferon Interferon adalah keluarga dari protein-protein yang terjadi secara alami yang dibuat dan dikeluarkan oleh sel-sel sistim imun (sel darah putih, sel pembunuh alami (NK), fibroblast, dan sel epithelial). Tiga kelompok dari interferon-interferon telah diidentifikasi: alpha, beta, dan gamma. 9/7/2014 22 MEKANISME KERJA Interferon dibuat menggunakan teknologi recombinant DNA manusia. Mekanisme kerja kompleks : imunomodulator, antiproliferatif, dan antiviral, antikanker. Berikatan dengan reseptor pada membran sel, menghasilkan protein yang berfungsi sebagai pertahanan sel terhadap virus hepatitis B. Aktivasi makrofag, sel natural killer (NK), sel sitokin dan limfosit T sitotoksik, pembentukan antibody, meningkatkan respon imun thd virus, bakteri, sel kanker, dan senyawa asing lain yang menyerang tubuh. Menghambat pertumbuhan dari sel kanker ,mengatur beberapa gen pengontrol pengeluaran protein cellular yang mempengaruhi pertumbuhan.
9/7/2014 23 Interferon (IFN) INDIKASI : interferon alfa-2a (Roferon-A) : hairy cell leukemia, AIDS- related Kaposi's sarcoma, dan chronic myelogenous leukemia. Interferon alfa-2b : hairy cell leukemia, malignant melanoma, condylomata acuminata, AIDS-related Kaposi's sarcoma, hepatitis C kronis, dan hepatitis B kronis. Ribavirin dikombinasikan dengan interferon alfa-2b, interferon alfacon-1 (Infergen), pegylated interferon alfa-2b, atau pegylated interferon alpha-2a, untuk perawatan hepatitis C kronis. Interferon beta-1b (Betaseron) dan interferon beta-1a (Avonex) untuk perawatan multiple sclerosis. Interferon alfa-n3 (Alferon-N) untuk perawatan kutil-kutil genital dan perianal yang disebabkan oleh human papillomavirus (HPV). Interferon gamma-1B (Actimmune) untuk perawatan penyakit granulomatous kronis, dan osteopetrosis yang parah dan berbahaya.
9/7/2014 24 Interferon (IFN) EFEK SAMPING kelelahan, diare, nyeri perut, Mual, muntah, sakit-sakit persendian, nyeri tulang belakang, dan dizziness. Anorexia, congestion, denyut jantung yang meningkat, kebingungan, jumlah sel darah putih yang rendah, jumlah platelet yang rendah (thrombocytopenia), jumlah sel darah merah yang rendah, dan peningkatan pada enzim-enzim hati, peningkatan pada triglycerides, ruam-ruam kulit, rambut rontok yang ringan atau penipisan rambut, pembengkakan (edema), batuk, atau kesulitan bernapas telah dilaporkan. 9/7/2014 25 Interferon (IFN) INTERAKSI Interferon alfa-2a, interferon alfa-2b dan interferon beta-1b mungkin meningkatkan kadar zidovudine (AZT, Retrovir), meningkatkan efek zidovudine,meningkatkan risiko keracunan---> dosis zidovudine perlu dikurangi sebanyak 75%. Interferon alfa-2a dan interferon alfa-2b mungkin meningkatkan waktu paruh theophylline (contohnya, THEO-DUR) -->dosis theophylline perlu dikurangi.
9/7/2014 29 Pancreatitis Waktu serangan : ~ Bed rest,Puasa istirahat usus / k.empedu ~ IV fluids, Elektrolit /Dekstrosa muntah / dehidrasi ~ Pain:Buscopan dan Pethidine (demerol) ~ Antibiotik ,Septicemia, cegah peritonitis dan empyema Mild: Ampisilin , Cephalosporine Severe:Komb.Aminoglikosida,Ureidopenisillin dan Metronidazole ~ operasi 9/7/2014 30 Leptospirosis Reaksi toksin/imun thd Leptospira Anamnesa: riwayat hubungan dg darah hewan, kencing tikus DP : ?? Lab : lekositosis, urin: proteinuri, lekosituri, leptosiruri(dg mikroskop 10x, 40x), dengan mikroskop lap gelap terlihat gerakan leptospira, kultur cara Korthof Terapi : Penicillin 3x 3-6 juta unit Doksisiklin 2x100 mg/hrhati-hati pada ggn ginjal