Anda di halaman 1dari 28

STUDI KASUS PNEUMONIA/TB

TUGAS FARMASI KLINIK

Dosen Pengampu :
Siti Nashihah, M.Si., Apt

KELOMPOK 8 :

Arvina Damayanti
( 1648201110059)

Muhammad Deddy
( 1648201110079)

Vinny Ikhtiar Pangastuti


( 1648201110099)

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
STUDI KASUS PNEUMONIA/TB

Seorang perempuan berusia 68 tahun dengan BB 60 kg dan


TB 170 cm datang ke rumah sakit dengan keluhan batuk
sudah lebih dari 5 hari disertai demam dan merasakan dada
yang terasa sesak.

Riwayat penyakit terdahulu ; hipertensi


Riwayat penyakit keluarga ; Ibu meninggal karena stroke
dan ayah meninggal karena PJK
Pengobatan yang sedang dijalani ; amlodipine 5 mg sekali
sehari
Data Vital Sign

Pemeriksaan Nilai Lab


T (suhu) 39°C
TD (tekanan darah) 130/90 mmHg
N 105/I
P 33/i

Data Lab

Pemeriksaan Nilai Lab


Leukosit 4000/mm3
Hb 12 mg/dL
Procalcitonin 0,1 µg/ml
Lympocit 800 mikroliter
CRP 2,9
Gambar Rontgen Paru Pasien
PNEUMONIA BAKTERI-VIRUS
(CORONA)

1. Dari data lab value dan data penunjang diatas, pasien menderita?
FAKTOR PENYEBAB HEPATITIS
Menurut Price dan Wilson (2005: 485) secara umum hepatitis disebabkan
oleh virus yang telah ditemukan sebagai penyebabnya, berikut ini.

Virus Hepatitis A (HAV) Virus Hepatitis B(HBV) Virus Hepatitis C (HCV)

Virus Hepatitis D (HDV) Virus Hepatitis E (HEV)

Virus Hepatitis F (HFV)

Virus Hepatitis G (HGV)


Lanjutan…

Namun dari beberapa virus penyebab hepatitis penyebab


yang paling dikenal adalah HAV dan HBV. Sebab kedua
penyakit ini dapat ditularkan secara parenteral dan
nonparenteral Price dan Wilson (2005:243). Hepatitis pula
dapat disebabkan oleh racun, yaitu suatu keadaan sebagai
bentuk respon terhadap reaksi obat infeksi stafilococcus,
penyakit sisemik dan juga bersifat idiopatik ( Sue hincliff,
2000: 205)
PATOFISIOLOGI HEPATITIS

Yaitu perubahan morfologi yang terjadi pada hati, Pada


kasus yang klasik, hati tampaknya berukuran besar dan
berwarna merah normal, namun kadang-kadang agak
edema, membesar dan pada palpasi terasa nyeri
ditepian, secara histologi. Terjadi kekacauan susunan
hepatoseluler, cedera dan nekrosis sel hati dalam
berbagai derajat, dan peradangan periportal.
Perubahan ini bersifat reversibel sempurna, bila fase
akut penyakit mereda. Namun pada beberapa kasus
nekrosis, nekrosis submasif atau masif dapat
menyebabkan gagal hati fulminan dan kematia (Price
dan Daniel, 2005 : 485)
PROSES TERJADI & GEJALA PENYAKIT

Stadium praikterik:
• Berlangsung selama 4-7 hari.
• Pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah,
demam, nyeri pada otot
• Urin menjadi lebih coklat.

Stadium ikterik:
• Berlangsung selama 3-6 minggu.
• Ikterus mula-mula terlihat pada sclea, kemudian pada kulit seluruh
tubuh.
• Keluhan-keluhan berkurang, tetapi pasien masih lemah, anoreksia, dan
muntah.
• Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning.
• Hati membesar dan nyeri.

Stadium pascaikterik:
• Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal lagi.
• Penyembuhan pada anak-anak lebih cepat dari orang dewasa
yaitu pada akhir bulan kedua, karena penyebab yang biasanya
berbeda. Arif mansjoer (2005:513)
Gejala-gejala klinis lain yang dapat dilihat sebagai berikut :

• Gejala yang ditimbulkan oleh virus A,B,C,D,E dan virus-virus lain meliputi
letih, lesu, emas dan mata menjadi kuning, urin seperti teh, rasa tidak enak
diperut dan punggung, hati bengkak, bangun tidur tetap letih, lesu, dan lain-lain.
Bila sakitnya berkepanjangan dapat berubah menjadi kronis dan berkelanjutan
menjadi kanker.
• Virus B dan C cenderung menjadi kronis ( menahun atau gejal menjadi tetap ada
selama 6 bulan), bila dibiarkan hati menjadi keriput kemudian menjadi kanker.
Komplikasi sirosis meliputi muntah darah, kanker hati dan koma.
• Virus C tindak mempunyai gejala awal langsung akut.
• Gagal hepatitis meliputi sindrom kholaemi : tremor, refleks berlebihan, kejang
otot, gerakan khoreiform, kejang-kejang, kemudia meninggal.

Sriana Azis (2002: 232)


JENIS-JENIS PENYAKIT

Hepatitis A Hepatitis C

Hepatitis
Hepatitis B akut Hepatitis B kronik
B

Hepatitis D Hepatitis E

(Ani I Kumar et al, 2012)


TERAPI FARMAKOLOGI
• Hepatitis A
Tidak ada pengobatan khusus hanya pengobatan pendukung dn menjaga
keseimbangan nutrisi.
• Hepatitis B ( akut)
Imunisasi yang sudah masuk dalam program Nasional : HBO (<12 jam), DPT/HB1
( 2 bulan), DPT/HB2 (3bulan), DPT/HB3 (4bulan)
• Hepatitis B Kronik
interferon alfa- 2a, penginterferon alfa-2a, lamivudin, adevor, entecavir, telbivubin
dan tenofovir
• Hepatitis C
Pengobatnnya dengan kombinasi pegylated interferon dan ribavirin.
• Hepatitis D
Tidak ada vaksin tetapi otoatis orang akan terlindung jika telah diberikan
imunisasi Hepatitis B
• Hepatitis E
Pengobatnnya blum ada pengobatan antivirusPencegahannya dengan menjaga
kebersihan lingkungan, terutama kebersihan makanan dan minuman
• Antiviral/ anti HBV
• Albumin
• Hepatoprotektor
(Ani I Kumar et al, 2012)
Terapi Non Farmakologi

 Menghindari minuman beralkohol.


 Diet kalori
 Bedrest meningkatkan stamina karena pasien merasa lemas

Pendekatan Obat Herbal


Kunyit menunjukan aktivitas hepatoprotektor in vitro maupun in vivo pada
mencit, tikus dan itik yang diinduksi hepatotoksik dengan karbon
tetraklorida, aflatoksin B1, parasetamol, besi dan cyclophosphamide.
Kurkumin merupakan penghambat sitokorm 450 IA yang kuat yaitu
isoenzim yang terlibat pada beberapa toksin, termasuk benzopyren
(Permenkes hal 193, 2016)
CONTOH PENERAPAN

 Curcumin dapat dikembangkan sebagai obat antikanker yang bagus.


Aktivitas antikanker curcumin dikaitkan dengan kemampuannya sebagai
penghambat COX maupun pada jalur sinyal sel, baik melalui pemacuan
apoptosis maupun cell cycle arrest dengan mempengaruhi produk gen
penekan tumor maupun onkogen (Meiyanto, 1999).

 Serbuk kunyit mempunyai aktivitas penyembuhan luka pada pasien


diabetes dan terbukti mempunyai aktivitas antimikroba dan antifungi
yang signifikan. (Jain, 2007).

 Penelitian pada tahun 2004 di University of California menunjukkan


bahwa kurkumin dapat menghambat penumpukan senyawa beta amyloid
yang merusak pada otak penderita penyakit Alzheimers dan juga
menguraikan plak-plak yang telah ada sebelumnya. (Kristina et al, 2010)
Kunyit (Curcuma longa  L.)
Tinjauan Botani:
Kingdom Plantae
Subkingdom Viridiplantae
Infrakingdom Streptophyta
Superdivision Embryophita
Division Tracheophyta
Subdivision Spermatophytina
Class Magnoliopsida
Superorder Lilianae
Order Zingiberales
Family Zingiberaceae
Genus Curcuma L.
Species Curcuma longa L.
Kunyit, Curcuma longa L. (Zingiberaceae) adalah tanaman tropis yang
banyak terdapat di benua Asia. Tanaman kunyit tumbuh subur dan liar
disekitar hutan/bekas kebun. Tanaman ini banyak dibudidayakan di
Asia Selatan khususnya di India, Cina Selatan, Taiwan,
Indonesia (Jawa), dan Filipina (Anonim 2008).
Penggunaan Obat Herbal

Kunyit mempunyai khasiat sebagai jamu dan obat tradisional untuk


berbagai jenis penyakit. Senyawa yang terkandung dalam kunyit
(kurkumin dan minyak atsiri) mempunyai peranan sebagai
antioksidan, antitumor, antikanker, antimikroba, antipikun dan
antiracun. Secara tradisional sering digunakan oleh masyarakat di
berbagai negara untuk mengobati berbagai jenis penyakit, seperti
penyakit yang disebabkan oleh mikroba parasite, gigitan serangga,
penyakit mata, cacar, sakit perut (diare, sembelit, kembung),
gangguan pencernaan, gangguan hati, asma, menghilangkan gatal-
gatal dan penyakit kulit lain, mengurangi rasa nyeri dan sakit pada
penderita rematik arthritis. (Hartati, Sri.Y.,2013)
Aktivitas Farmakologi

Produk alami dari kunyit (C. longa) telah terungkap menunjukkan


antioksidan, analgesik, antibakteri, antijamur, antivirus,
antiparasidik, antiinflamasi, dan sifat melindungi pencernaan, dan
sedang dalam penelitian sebagai perawatan yang mungkin untuk
penyakit Alzheimer, radang sendi, diabetes, masalah hati dan ginjal,
penyakit kardiovaskular, dan beberapa jenis kanker. Rimpang
tanaman yang dihancurkan digunakan secara eksternal sebagai
antiseptik . (jurnal Tumeric or Curcuma longa Linn.) (Ayman et al,
2019)
Kandungan Senyawa pada Kunyit (Nahar dan Shaker, 2007)

Kandungan senyawa aktif kunyit adalah Curcuminoids flavonoid yang


merupakan campuran curcumin (diferuloylmethane),
monodexmethoxycurcumin dan bisdesmethoxycurcumin Curcumin
membentuk sekitar 90% dari konten curcuminoid dalam kunyit. (Labban,
L.,2014).
Kunyit terdiri dari tiga kelompok curcuminoid: 76.9% curcumin, 17.6%
demethoxycurcumin, dan 5.5% bis-demethoxycurcumin.

(Kathryn M. Nelson et
Farmakodinamik dari Kunyit

Mekanisme hepatoprotektif terjadi karena efek kurkumin


sebagai antioksidan yang mampu menangkap ion
superoksida dan memutus rantai antar ion superoksida (O2-)
sehingga mencegah kerusakan sel hepar karena peroksidasi
lipid dengan cara dimediasi oleh enzim antioksidan yaitu
superoxide dismutase (SOD) dimana enzim SOD akan
mengonversi O2menjadi produk yang kurang toksik.Curcumin
juga mampu meningkatkan gluthation S-transferase (GST)
dan mampu menghambat beberapa faktor proinflamasi
seperti nuclear factor-ĸB (NF-kB) dan profibrotik
sitokin.Aktifitas penghambatan pembentukan NF-kB
merupakan faktor transkripsi sejumlah gen penting dalam
proses imunitas dan inflamasi, salah satunya untuk
membentuk TNF-α. Dengan menekan kerja NF-kB maka
radikal bebas dari hasil sampingan inflamasi berkurang.
Uji klinik (F. Mansour-Ghanaei et al.2018)

 Judul : Efficacy of curcumin/turmeric on liver enzymes in patients


with non-alcoholic fatty liver disease: A systematic review of
randomized controlled trials
 Metode: PubMed, Scopus, Web of Science, dan Google
Cendekiawan dicari secara sistematis hingga Desember 2017.
Kami menyertakan uji coba terkontrol secara acak (RCT) yang
meneliti efek suplementasi kurkumin / kunyit pada NAFLD pada
peserta dewasa. Hasil utama adalah alanine aminotransferase
(ALT) dan aspartate aminotransferase (AST). Risiko potensial bias
(ROB) dinilai dengan menggunakan alat Cochrane ROB.
Karakteristik studi yang dimasukkan diuraikan dalam Tabel 1. Empat RCT29-32
yang terdiri dari 228 peserta dengan 50 usia rata-rata dimasukkan. Semua uji coba
memiliki desain paralel dan dilakukan di Iran. Durasi pengobatan berkisar antara 8
dan 12 minggu. Dosis bervariasi dan berkisar antara 80 hingga 3000 mg / hari. Tiga
studi dilengkapi dengan curcumin29,31,32 sementara satu studi tetap 30 kunyit.
Ultrasonografi digunakan untuk diagnosis NAFLD di semua penelitian.
Ulasan ini menunjukkan bahwa curcumin / kunyit mungkin memiliki efek yang
menguntungkan pada NAFLD dalam dosis yang lebih tinggi. 1 Penelitian jangka
panjang lebih lanjut dengan suplementasi dosis curcumin yang lebih tinggi diperlukan
untuk mengkonfirmasi hasil ini. Temuan ini memberikan wawasan yang lebih baik
tentang suplemen kurkumin dalam pengobatan NAFLD dan membantu
mengembangkan informasi komprehensif untuk RCT masa depan dengan
desain berkualitas tinggi.( F. Mansour-Ghanaei et al.2018)
Pemberian ramuan jamu hepatoprotektor yang terdiri atas 28 gram rimpang
temulawak, 6 gram rimpang kunyit dan 12 gram daun jombang memberikan
manfaat sebagai hepatoprotektor yang dibuktikan dengan perbaikan gejala klinis
dan menurunnya rerata SGPT dan SGOT. (Zulkarnain, Z.,2017)
Toksisitas/Keamanan

Kurkumin merupakan senyawa kimia yang ditoleransi tubuh dengan


baik. Hal ini terbukti tidak memberikan efek toksik pada hewan,
ataupun pada manusia walaupun pada dosis tinggi. Turmeric
(Curcuma longa) menurut WHO adalah aman dikonsumsi setiap hari
pada dosis 0,1-3mg/kg BB. Penelitian di Nepal menunjukkan bahwa
konsumsi turmeric 1,5 g per orang per hari setara dengan 50 mg
kurkumin per hari. Di India rata-rata penduduk mengkonsumsi 2-2,5 g
per hari (setara dengan 60-100 mg per hari) dan dilaporkan bahwa
tidak ada efek samping yang ditimbulkan. Studi pre klinik dan klinik
telah terbukti bahwa kurkumin aman dan tingkat toksisitasnya sangat
rendah. Studi di india menunjukkan bahwa pemberian 1,2-2,1 g/hari
secara oral pada pasien reumatik arthritis selama 6 minggu tidak
memberikan efek samping. Cheng et al memberikan terapi kurkumin
8 g per hari selama 3 bulan pada pasien preinvasif malignan dan
terbukti tidak memberikan efek samping. (Mutiah, R.,2015)
Takaran Obat Herbal, Penyusun Formula Obat Herbal

 Ekstrak etanol rimpang Curcuma Longa menunjukkan efek


hepatoprotektif yang signifikan ketika diberikan secara oral
dalam dosis 250 mg / kg dan 500 mg / kg, dan efek
perlindungan tergantung pada dosis. (Novianto, A. et al,2013)
 Dosis : 3 x 1 tablet (500 mg ekstrak)/hari. (Menteri Kesehatan
RI,2016)
 penggunaan kunyit pada dosis 200 mg/kgBB tikus setara
dengan 26,18 gr serbuk rimpang kunyit diperkirakan tidak
menimbulkan efek toksik pada hati manusia jika digunakan
dalam jangka waktu yang lama. (Hestuning, dkk,2015)
Interaksi Obat Herbal

 Dapat meningkatkan aktivitas obat antikoagulan,


antiplatelet, heparin, trombolitik sehingga
meningkatkan risiko perdarahan. Interaksi
kurkumin dengan herbal yang lain: Orang sehat
diberi 2 g curcumin dikombinasi dengan 20 mg
piperine, bioavailabilitas kurkumin meningkat 20
kali. Teh hijau meningkatkan efek curcumin.
(Menteri Kesehatan RI,2016)
 Kayu manis dan kunyit memiliki interaksi yaitu
meningkatkan antikoagulan. (Medscape.2019)
Aktivitas Lain

Curcumin menunjukkan aktivitas dan potensi


terapetik yang hebat, termasuk aktivitasnya
sebagai antiinflamasi, antioksidan biologi,
antikarsinogenik, antimutagenik, antikoagulan,
antifertilitas, antidiabetik, antibakteri, antifungi,
antiprotozoa, antiviral, antifibrosis, antivenom,
antiulcer, hipotensig, dan hipokolesterolemia.
(Kusbiantoro, D. dan Y. Purwaningrum,2018)
Produk
Thank You

Anda mungkin juga menyukai