2. Seorang pasien, laki-laki, usia 40 tahun, didiagnosis dokter di suatu rumah sakit mengalami
infeksi Hepatitis B kronik. Dokter selanjutnya meresepkan obat tenofovir untuk pengobatan
pasien dan meminta pasien untuk menebus obat tersebut di apotek rawat jalan. Bagaimanakah
mekanisme aksi obat tersebut?
a. Menghambat reverse transkriptase d. Menghambat sintesis RNA virus
b. Menghambat polymerase virus e. Menghambat enzim protease virus
c. Meningkatkan aktivitas sel NK
4. Seorang pasien, laki-laki, usia 38 tahun, dirawat di suatu rumah sakit dengan diagnosa
mengalami infeksi hepatitis A. salah satu gejala yang dirasakan pasien adalah demam (suhu 39,0
°C) Dokter meminta informasi dari apoteker mengenai antipiretik yang tepat digunakan untuk
menurunkan demam pasien tersebut. Apakah obat yang tepat direkomendasikan?
a. Parasetamol d. Aspirin
b. Metamizole sodium e. Antalgin
c. Ibuprofen
5. Seorang pasien, laki-laki, usia 40 tahun, didiagnosis dokter di suatu rumah sakit terinfeksi
Hepatitis A. salah satu gejala yang dialami pasien adalah demam dan dokter meresepkan
parasetamol untuk demam. Apoteker menyarankan dokter sebaiknya meresepkan ibuprofen
daripada parasetamol karena obat tersebut lebih aman dan efektif untuk keluhan pasien. Apakah
alasan yang tepat disampaikan kepada dokter mengenai rekomendasi obat tersebut?
a. D osis ibuprofen lebih kecil daripada parasetamol
b. Ibuprofen dieksresikan di ginjal, sedangkan parasetamol tidak
c. Parasetamol tidak memiliki aktivitas antiinflamasi
d. Parasetamol dimetabolisme oleh enzim sitokrom P450 di hati
e. Ibuprofen memiliki ikatan protein yang lebih rendah
6. Seorang pasien perempuan usia 27 tahun, penderita epilepsi tonik klonik sejak 1 tahun yang lalu,
dan rutin menggunakan asam valproat 250 mg setiap 12 jam. Saat ini, pasien masuk RS karena
karena hepatitis dengan peningkatan SGOT/SGPT 5 X lipat. Apoteker merekomendasikan
pergantian terapi epilepsy pasien dengan obat topiramat 25 mg/hari. Apakah pertimbangan yang
mendasari rekomendasi apoteker tersebut?
a. Topiramat tidak dimetabolisme di hati d. Topiramat tidak bersifat induktor enzim
b. Ikatan topiramat-protein rendah e. Topiramat tidak bersifat hepatotoksik
c. Topiramat tidak memiliki metabolit aktif
Hepatitis – KIE
7. Seorang pasien, laki-laki, usia 40 tahun, didiagnosis dokter mengalami terinfeksi Hepatitis B.
Dokter akan meresepkan obat berupa injeksi intramuscular Pegylated Interferon dan meminta
informasi dari apoteker mengenai aturan pakai obat tersebut untuk pasien. Apakah informasi
yang tepat disampaikan?
a. Tiga kali sehari d. Sekali seminggu
b. Sekali sehari e. Sebulan sekali
c. Tiga kali seminggu
8. Seorang pasien laki-laki, usia 33 tahun, penderita Hepatitis B kronis, mendapatkan resep dokter
dengan obat injeksi pegylated interferon α-2a 180 μg/0,5 mL. Dosis obat tersebut untuk orang
dewasa adalah 180 pg 1 kali per minggu. Dokter meminta rekomendasi apoteker mengenai
durasi penggunaan obat tersebut untuk pasien. Berapa lamakan rekomendasi penggunaan obat
yang tepat disampaikan kepada dokter tersebut?
a. 4 minggu d. 24 minggu
b. 8 minggu e. 48 minggu
c. 12 minggu
9. Seorang pasien perempuan berusia 40 tahun datang ke dokter dan ingin berkonsultasi terkait
kekhawatiran penularan penyakit hepatitis B yang saat ini sedang dialami oleh suaminya. Dokter
spesialis berencana memberikan vaksin Hepatitis B rekombinan pada pasien tersebut.
Berapakah frekuensi pemberian vaksin yang tepat direkomendasikan untuk diberikan kepada
perempuan tersebut?
a. 1 kali d. 4 kali
b. 2 kali e. 5 kali
c. 3 kali
Hepatitis – Dosis
10. Seorang pasien laki-laki, usia 33 tahun, penderita Hepatitis B kronis, mendapatkan resep dokter
dengan obat injeksi pegylated interferon α-2a 180 μg/0,5 mL. Dosis obat tersebut untuk orang
dewasa adalah 180 ng 1 kali per minggu. Berapakah jumlah obat yang tepat digunakan pasien
untuk 1 kali pemakaian?
a. 0,05 μL d. 50 μL
b. 0,5 μL e. 500 μL
c. 5,0 μL