Pembimbing :
dr. Julius R. Samban, Sp.PD
Pengkajian
Sebelum Penyebab penyakit hati lain
harus dievaluasi (koinfeksi VHC
memulai atau HIV)
Terapi
Nilai DNA VHB, ALT serum dan
gambaran histologis hati
Tujuan Terapi
Indikasi Terapi
• Pengobatan harus segera dimulai untuk individu segala usia dengan penyakit Hepatitis B
kronik aktif (ditandai dengan nilai abnormal ALT >2, HBV DNA (+), (+)/(-) HBeAg) atau bila
biopsi hati menunjukkan kerusakan yang signifikan (skor inflamasi sedang-berat, skor
fibrosis METAVIR > 2)
1. Nilai DNA VHB serum 2. Status HBeAg 3. Nilai ALT 4. Gambaran histologis hati
Terapi pada
HBeAG (+)
Terapi pada
HBeAG (-)
Pada kelompok HBeAg negatif
Pada kelompok HBeAg positif
terapi tetap diberikan hingga DNA-
terapi ditujukan agar terjadi
VHB tidak terdeteksi lagi selama
serokonversi menjadi HBeAg
paling sedikit 2x pemeriksaan
negatif
dalam selang waktu 6 bulan
POLA DIET FARMAKOTERAPI TRANSPLANTASI
Pembagian
Tatalaksana
ANALOG PEG-
NUKLEOS(T)IDA INTERFERON
Pola diet
• Pasien akut atau kronik hepatitis tanpa sirosis, tidak ada batasan
dalam diet.
• Indikasi pembatasan diet adalah untuk pasien dengan sirosis
dekompensata (dengan hipertensi porta, ensefalopati)
Terapi Terapi
durasi jangka
terbatas panjang
Interferon Nukleos(t)ida
Pegylated
Lamivudin
infterferon
Entecavir Adefovir
Tenovofir Telbivudin
Efektivitas Dosis Resistensi
PEG-Interferon 30% Tidak ada
PEG-IFN2a 180µg/minggu SC
PEG-IFN2b 1-1,5µg/KgBB/minggu SC
• Fibrosis lanjut/sirosis
• Manifestasi ekstrahepatik
• HCV kambuh pasca transplantasi hati
• Kelompok resiko tinggi terinfeksi
• Penyakit komorbid : HIV, diabetes,
hepatitis B
• Regimen terapi hepatitis C akut adalah :
Monoterapi dengan peg-INF α selama 24 minggu
• Apabila terdapat koinfeksi HIV atau kadar RNA VHC>1juta IU/ml terapi
diperpanjang menjadi 12 minggu.
Direktorat jenderal pencegahan dan pengendalian penyakit kementrian kesehatan RI. 2017
Tatalaksana Hepatitis C
Kronik
Pengkajian Sebelum memulai Terapi
ko-infeksi HBV dan HIV, penyakit hati Penting untuk menilai prognosis,
alkoholik, penyakit hati non- respon terapi, dan kesintasan
alkoholik, maupun autoimun karsinoma hepatocelular
Tujuan Terapi
• Mencegah komplikasi penyakit hati fibrosis, sirosis, KHS, hingga kematian
• Target terapi antivirus ditujukan untuk mencapai SVR (sustained viral response), yaitu :
tidak terdeteksinya RNA HCV (50 IU/mL) selama 24 minggu pasca terapi antivirus
Direktorat jenderal pencegahan dan pengendalian penyakit kementrian kesehatan RI. 2017
Inisiasi dan Regimen Terapi
• Regimen standar (terutama genotipe 1 dan 4) ialah peg-interferon α
(peg-INF α) kerja panjang yang dikombinasikan
dengan ribavirin
Peg-INF
Ribavirin
α
Peg-INF α-2a BB = < 75 kg
(dosis 180 Dosis
μg/minggu SK) 1000mg/hari PO
Tidak respons dengan terapi peg-interferon α tunggal atau respons tetapi mengalami kekambuhan
Pionas.pom.go.id
Jenis terapi hepatitis C
Berbasis
Berbasis Interferon
Direct-Acting Antiviral
(IFN)
(DAA)
Translasi dan prosesing poliprotein
REPLIKASI RNA HCV
DAA
1. NS3/4A inhibitor
Sofosbuvir, dasabuvir
Komponen DAA
Direktorat jenderal pencegahan dan pengendalian penyakit kementrian kesehatan RI. 2017
Regimen terapi pada
Infeksi Hepatitis C Kronik
Tanpa Sirosis
Regimen terapi pada
Infeksi Hepatitis C Kronik
Dengan Sirosis kompensata
Regimen terapi pada
Infeksi Hepatitis C Kronik
Dengan Sirosis
dekompensata
Penyederhanaan regimen untuk semua
genotip