Anda di halaman 1dari 58

DISKUSI SIMULASI

DIARE AKUT
Pembimbing : Dr.dr. Dedy Rahmat, Sp.A

Rahayu Sri Wahyuni 41181396100077


Andi Noldy Y.P 41181396100006
Refiandi Triandaru 41191396100082
Definisi

Diare akut:
Buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari, disertai
dengan perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa
lendir dan darah yang berlangsung kurang dari 1 minggu.

Pickering L.K, snyder JD. Gastroenteritis in Behrman, Kliegman, Jenson eds. Nelson Textbook of Pediatrics 17 ed. Saunders.
Epidemiologi
Diare merupakan penyebab kematian dan kesakitan
tertinggi pada anak, terutama usia dibawah 5 tahun.

Sebanyak 6 juta anak meninggal setiap tahunnya karena diare


Dunia dan sebagian besar kejadian tersebut terjadi di negara
berkembang.

-Menurut RISKESDAS diare merupakan penyebab


Indonesia kematian bayi terbanyak 42%
-Penyebab kematian yang oleh
diakibatkan pada usia 1- 4 tahun diare
25,2%.

Parashar UD, Hummelman EG, Breese JS, Milier MA, Glass RI. Global ilnes and death Caused by Rotavirus disease in children,
Emerging
infection disease. 2006
Etiolog
i
Penyebab tersering pada
Faktor infeksi
diare akut.
Patogen % Rotavirus
penyebab
Virus Rotavirus 15-25%
tersering pada
Bakteri usia 6-24 bulan
E.Coli 10-20%
enterotoksigenik
Shigella 5-15%
Campylobacter jejuni 10-15%

Vibrio cholera 5-10%

Salmonella (non- 1-5%


typhoid)
E.Coli 1-5%
enteropatogenik
Parasit Cryptosporidium 5-15%
Depkes RI. Buku ajar diare
2009.
Etiologi
Faktor non-
infeksi

Faktor Faktor Faktor


Malabsorbsi makanan psikologi
s
-Karbohidrat - -Rasa
-Lemak Makanan takutdan
-Protein beracun cemas
-
Makanan
basi
-Alergi
terhadap
makanan

Subagyo B, Santoso NB. Diare akut. Dalam: Juffrie M, Soenarto SSY, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyani NS. Buku ajar
gastroenterology-
hepatologi, jilid 1. 2010. Jakarta. UKK Gastroenterologi-Hepatologi IDAI
Etiologi

Alergi
Infeksi Malarbsorpsi
Makanan

Keracuna Kelaina
Obat-Obatan
n n
Makanan Anatomi

Venita, Kadim M. Gastroenterologi Anak: Diare. Dalam: Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV. 2014. Jakarta: Media Aesculapius.
Etiologi: Infeksi

Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyari NS. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid 1 Cetakan Kedua.
2010. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
Etiologi: Infeksi

Bhutta ZA. Chapter 340: Acute Gastroenteritis in Children. Dalam: Kliegman, Stanton, St Geme, Schor. Nelson Textbook of
Pediatrics 20th Edition. 2016. Philadelphia: Elsevier
Etiologi Infeksi:
Patogenesis
Non-Inflamatori Inflamatori
Enterotoksin bakteri Bakteri secara langsung menginvasi usus
Destruksi permukaan villus oleh virus Bakteri secara langsung memproduksi
sitotoksin yang sebabkan cairan, protein,
Adherensi dan/atau translokasi bakteri
serta sel-sel (eritrosit dan leukosit) masuk
lumen usus

Bhutta ZA. Chapter 340: Acute Gastroenteritis in Children. Dalam: Kliegman, Stanton, St Geme, Schor. Nelson Textbook of
Pediatrics 20th Edition. 2016. Philadelphia: Elsevier
Etiologi Infeksi:
Patogenesis

Bhutta ZA. Chapter 340: Acute Gastroenteritis in Children. Dalam: Kliegman, Stanton, St Geme, Schor. Nelson Textbook of
Pediatrics 20th Edition. 2016. Philadelphia: Elsevier
Diare Persisten dan Kronis

Diare yang berlangsung ≥ 14 hari.


Persisten beretiologi infeksi, sementara
kronis dasar etiologinya non-infeksi.

Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyari NS. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid 1 Cetakan Kedua.
2010. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
Diagnosis

Anamnesis Pemeriksaan Fisik


 Deskripsi diare (frekuensi, lama, warna,  Keadaan Umum
konsistensi, adanya lendir/ darah)  Tanda-Tanda Dehidrasi
 Adanya muntah Tanda-Tanda Ketidakseimbangan Asam Basa dan
Tanda dehidrasi (rasa haus, anak rewel/ Elektrolit
lemah, BAK terakhir)  Kembung akibat hipokalemia
 Jumlah cairan masuk  Kejang akibat gangguan Na
 Demam  Nafas cepat dalam akibat asidosis
 Kejang metabolik
 Riwayat makan dan minum
 Penderita sekitar
 Pengobatan yang diterima

Venita, Kadim M. Gastroenterologi Anak: Diare. Dalam: Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV. 2014. Jakarta: Media
Aesculapius.
Cara Penularan dan
Faktor Risiko
Faktor Risiko
Finger  Tidak memberikan ASI secara penuh untuk 4 – 6 bulan pertama
Tidak memadai penyediaan air bersih (pencemaran air oleh tinja,
kurang sarana MCK)
 Personal hygiene buruk
Field
4F Flies  Penyiapan penyimpanan makanan tidak higienis
 Penyapihan tidak baik

Fluid

Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyari NS. Buku Ajar Gastroenterologi- Hepatologi Jilid 1 Cetakan
Kedua. 2010. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
Tanda-Tanda Dehidrasi

Bhutta ZA. Chapter 340: Acute Gastroenteritis in Children. Dalam: Kliegman, Stanton, St Geme, Schor. Nelson Textbook of
Pediatrics 20th Edition. 2016. Philadelphia: Elsevier
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan tinja (tidak rutin, kecuali ada tanda intoleransi laktosa dan curiga
amebiasis; bisa secara makroskopis, mikroskopis, maupun kimiawi)

Dehidrasi berat: elektrolit serum, analisis gas darah, kadar gula darah

Dengan adanya sepsis dan infeksi saluran kemih: darah lengkap, kultur urin dan tinja
(bisa juga untuk tes kepekaan terhadap antibiotik)

Venita, Kadim M. Gastroenterologi Anak: Diare. Dalam: Kapita Selekta Kedokteran Edisi IV. 2014. Jakarta: Media
Aesculapius.
Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyari NS. Buku Ajar Gastroenterologi- Hepatologi Jilid 1 Cetakan Kedua. 2010.
Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
Klasifikasi
Lamanya diare Mekanisme gangguan

1. Diare akut : <14 hari. 1. Diare osmotic


2. Diare Kronik : >14 (gangguan absorbsi)
hari dengan etiologi
2. Malabsorbsi umum
non- infeksi.
3. Diare Sekretorik
3. Diare Persisten : 14
hari (gangguan
dengan etiologi infeksi. sekresi)

Subagyo B, Santoso NB. Diare akut. Dalam: Juffrie M, Soenarto SSY, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyani NS. Buku ajar
gastroenterology- hepatologi, jilid 1. 2010. Jakarta. UKK Gastroenterologi-Hepatologi IDAI
PATOGENESIS
Gangguan absorbsi

Malabsorbsi umum

Gangguan sekresi

Juffrie M, Soenarto S, Oswari H. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. Jakarta: IkatanDokter Anak Indonesia;
Volume cairan
dalam lumen > Gangguan Absorbsi
kapasitas absorbsi - Adanya makanan yang tidak dapat diserap
- Kerusakan vili usus oleh patogen

Absorpsi usus terganggu

Tekanan osmotic dalam usus meningkat 


Hiperosmolar

Air mengalir ke arah lumen

Na+ ikut masuk ke dalam lumen

Makanan yang tidak diserap akan melebihi


kemampuan absorpsi kolon

Terjadi hiperperistaltik usus  makanan


terdorong menuju anus

Diare
Gangguan Malabsorbsi
Umum

Keadaan seperti short bowel syndrome, celiac, dan


inflammatory bowel disease idiopatik, obat-obatan

Patogen mengubah fisiologi membrane brush border tanpa


merusak susunan anatomi mukosa

Atrofi vili

Malabsorpsi nutrien

Diare osmotik
Dibagi 2:
-Luminal Sekretagogoues Gangguan Sekresi
-Hiperplasia Kripta

Luminal Sekretagoues

Enterotoksin

Meningkatkan konsentrasi cAMP, cGMP, Ca2+ intrasel

Mengaktifkan protein kinase

Perubahan saluran ion

Peningkatan pompa Na+

Na+ masuk ke dalam lumen bersama dengan Air


Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Pedoman Bagi RS Rujukan Tingkat pertamadi kabupaten/Kota. WHO.
MANIFESTASI KLINIS

Juffrie M, Soenarto S, Oswari H. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia;
Juffrie M, Soenarto S, Oswari H. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia;
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan darah Pemeriksaan tinja Pemeriksaan


radiologi
• Pemeriksaan darah • Makroskopis : • Barium meal
lengkap (H2TL) konsistensi, warna, • Endoskopi
• Hitung jenis leukosit lendir, darah, bau
• Serum • Mikroskopis :
imunoglobulin leukosit, eritrosit,
• CRP parasit, bakteri
• Albumin • Kultur feses
• Ureum darah • Tes enzim pankreas
• Elektrolit • Osmolaritas feses
dan elektrolit fese
• Dll
Penatalaksanaan Diare

Rehidrasi dengan oralit baru

Zinc 10 hari berturut-turut

ASI dan makanan teruskan

Antibiotik selektif

Nasihat pada orang tua

Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyari NS. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid 1
Cetakan Kedua. 2010. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
5 Pilar Penatalaksanaan Diare

Oralit Zinc
Beri ibu 2 bungkus Berperan untuk pertumbuhan dan pembelahan sel,
Larutkan 1 bungkus dalam 1 L air matang antioksidan, meningkatkan kecepatan regenerasi
(untuk 24 jam) epitel usus, kekebalan seluler, pengecapan,
Berikan setiap anak BAB kekebalan tubuh, serta nafsu makan
 < 2 thn: 50 – 100 ml/ BAB Di awal masa diare selama 10-14 hari berturut-turut
 ≥ 2 thn: 100 – 200 ml/ BAB
Dosis (larutkan dlm air matang, ASI, oralit):
Jika dalam 24 jam persediaan tersisa,  < 6 bln: 10 mg (1/2 tab)/ hari
maka buang  ≥ 6 bln: 20 mg (1 tab)/ hari

Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyari NS. Buku Ajar Gastroenterologi- Hepatologi Jilid 1 Cetakan Kedua.
2010. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
5 Pilar Penatalaksanaan Diare

ASI dan Makanan Teruskan Antibiotik Selektif


Sesuai usia anak dengan menu sama pada Jangan kecuali berindikasi (kolera atau disentri)
waktu anak sehat Tidak rasional: memperpanjang lama diare (ganggu
Cegah hilang BB dan ganti nutrisi yang keseimbangan flora usus dan C. difficle akan
hilang tumbuh), percepat resistensi kuman, biaya obat
Sedikit tapi sering, rendah serat, dan tidak tidak perlu
merangsang

Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyari NS. Buku Ajar Gastroenterologi- Hepatologi Jilid 1 Cetakan
Kedua. 2010. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
5 Pilar Penatalaksanaan Diare

Nasihat pada Orang Tua


Kembali jika demam, tinja berdarah, berulang, makan atau
minum sedikit, sangat haus, diare makin sering, atau belum
membaik dalam 3 hari.

Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyari NS. Buku Ajar Gastroenterologi- Hepatologi Jilid 1
Cetakan Kedua. 2010. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
Depkes RI. Buku Saku Lintas Diare.Jakarta;DEPKES.2015
Depkes RI. Buku Saku Lintas Diare.Jakarta;DEPKES.2015
Depkes RI. Buku Saku Lintas Diare.Jakarta;DEPKES.2015
Medikamentosa: Antibiotik

Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyari NS. Buku Ajar Gastroenterologi- Hepatologi Jilid 1 Cetakan
Kedua. 2010. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
Medikamentosa

Antidiare
• Tidak ada keuntungan praktis dan tidak
diindikasikan pada diare akut anak
Antimuntah
• Tidak digunakan karena sebabkan kantuk dan
ganggu pemberian rehidrasi oral
Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyari NS. Buku Ajar Gastroenterologi-
Hepatologi Jilid 1 Cetakan Kedua. 2010. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
Komplikasi

Hipernatremia Hiponatermia
>150 mmol/ L dipantau berkala dengan Anak diare hanya minum air putih atau
ketat (turunkan perlahan, jika cepat edema cairan dengan sedikit garam
otak) < 130 mol/ L
Rehidrasi oral atau nasogastrik Oralit aman dan efektif
Bisa dengan IV: 0,45% saline – D5% Jika tidak berhasil, koreksi Na bersamaan
selama 8 jam (kebutuhan cairan dengan dengan koreksi cairan rehidrasi
BB tanpa koreksi) RL atau NS
Periksa ulang Na pasca-8 jam. Jika  Na koreksi (mEq/ L) = 125 – (serum Na x
normal, rumatan dengan saline 0,18% - 0,6 x BB)
D5% (24 jam) Separuh dalam 8 jam, sisanya 16 jam
+ 10 mmol KCL/ 500 ml IV setelah
pasien
bisa miksi

Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyari NS. Buku Ajar Gastroenterologi-
Hepatologi Jilid 1 Cetakan Kedua. 2010. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
Komplikasi

Hiperkalemia Hipokalemia
> 5 mEq/ L < 3,5 mEq/ L
Dengan Ca glukonas 10% 0,5 – 1 ml/ kgBB Jika 2,5 – 3,5
IV pelan-pelan dalam 5 – 10 menit (monitor  75
detak jantung) mcg/k
gBB/h
ari PO
(bagi 3
dosis)
Jika < 2,5
 IV drip
(tidak
boleh
bolis)
dalam
4 jam
Dosis:
 (3,5 –
(serum
K x BB
x 0,4))
+2
mEq/k
gBB/
24 jam
Juffrie M, Soenarto SS, Oswari H, Arief S, Rosalina I, Mulyari NS. Buku Ajar Gastroenterologi-
dalam 4
Hepatologi Jilid 1 Cetakan Kedua. 2010. Jakarta: Badan Penerbit IDAI.
Simulasi Kasus

Anak perempuan 8 bln datang dgn mencret sudah 4 hari, mencret cair>ampas, darah (-).
Pasien tampak lemas, BAK terakhir 6 jam yang lalu. Muntah tiap diberi asupan. BB 6 kg,
PB 57 cm. Mata tampak cekung, air mata tidak ada, mukosa mulut kering, turgor kulit
menurun. Napas dgn pola cepat dan dalam.
General impression
Anamnesis
• Sejak kapan ? 4 hari Akut
• Berapa kali sehari? menentukan diare atau bukan
• Biasanya anak berapa kali BAB dalam sehari
• Frekuensi makan singkirkan pemberian asupan
berlebih
• Konsistensi feses yang keluar ?  cair diare
• Jumlah (kuantitas)?
• Warna feses yang keluar ?  merah perdarahan
saluran cerna bawah, Hitam  perdarahan saluran
cerna atas. Putih seperti cucian beras curiga kolera
• Darah ? curiga infeksi pathogen

• Lendir  butiran droplet dan bau busuk


sindroma malabsorpsi, lendir berbau busuk
amebawi. Lendir berbau amis basilaris
• Demam? infeksi
• Mual muntah ? gejala tambahan dan dapat
memperparah dehidrasi
• Kembung ? Hipokalemia
• Nyeri perut?, tenesmus ?
• BAK ? masih keluar BAK atau tidak frekuensinya
derajat dehidrasi
• Tanda dehidrasi->(berat : tidak bisa minum), anak
rewel/lemah)
• Tanda intususepsi ? Pucat dan menangis keras ?
• Kesadaran menurun/kejang ?
• Riwayat alergi?
• Riwayat pemberian Susu formula?
• Riwayat pemberian obat2?
• Riwayat berpergian?
• Riwayat penyakit serupa di lingkungan sekitar?
• Sanitasi lingkungan sekitar ?, sumber air ?
• Riwayat pemberian nutrisi ?
• Riwayat berat badan sebelum sakit  derajat
dehidrasi
• Imunisasi ?
STATUS GIZI DAN

PERKEMBANGAN
BB/U
• BB : 6 kg
• Kesimpulan : -3SD s/d -2SD
: BB Kurang
PB/U
• TB : 57 cm
• Kesimpulan : < -3SD
: Perawakansangat pendek
BB/PB
• PB : 57 cm / BB: 6 kg
• Kesimpulan :
: Gizi Baik
Height Age : 1 bulan-2 bulan
Berat Ideal : 5,1kg
Perhitungan Kalori

• BB ideal x RDA
• (berdasarkan height age)
= 5,1 x 120
= 612 kkal
Tanda-Tanda
Dehidrasi

Bhutta ZA. Chapter 340: Acute Gastroenteritis in Children. Dalam: Kliegman, Stanton, St Geme, Schor. Nelson Textbook of
Pediatrics 20th Edition. 2016. Philadelphia: Elsevier
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan darah Pemeriksaan tinja Pemeriksaan


radiologi
• Pemeriksaan darah • Makroskopis : • Barium meal
lengkap (H2TL) konsistensi, warna, • Endoskopi
• Hitung jenis leukosit lendir, darah, bau
• Serum • Mikroskopis :
imunoglobulin leukosit, eritrosit,
• CRP parasit, bakteri
• Albumin • Kultur feses
• Ureum darah • Tes enzim pankreas
• Elektrolit • Osmolaritas feses
dan elektrolit fese
• Dll
Diagnosis

Diare akut dengan dehidrasi berat et causa


rotavirus
Buku Saku Pelayanan Anak di Rumah Sakit. Pedoman Bagi Rumah Sakit Rujukan
Tingkat Pertama di Kabupaten/Kota.WHO.IDAI;Depkes.2009
Kesimpulan

Anak perempuan 8 bln datang dgn mencret sudah 4 hari, mencret


cair>ampas, darah (-). Pasien tampak lemas, BAK terakhir 6 jam yang lalu.
Muntah tiap diberi asupan. BB 6 kg, PB 57 cm. Mata tampak cekung, air
mata tidak ada, mukosa mulut kering, turgor kulit menurun. Napas dgn
pola cepat dan dalam. Dalam kondisi ini pasien tergolong dalam diare akut
disertai dehidrasi berat et causa rotavirus. Perlu dilakukan anamnesa dan
pemeriksaan fisik lebih lanjut. Tatalaksana yang diberikan berupa rehidrasi
cairan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai