Pendahuluan
Diare penyebab morbiditas dan mortalitas yang
penting pada anak dinegara berkembang maupun
negara maju
Diseluruh dunia tahun 2003 : 1,5 milyar episode
diare kematian 1,5 2,5 juta/tahun
Indonesia :
Masalah kesehatan masyarakat utama di Indonesia
Salah satu dari 3 penyebab utama kunjungan ke
Puskesmas
30% TT di bangsal anak RS, diisi penderita diare
Angka kesakitan : (SU) 200 374/1000
penduduk/th episode diare 60 juta/tahun
(survei morbiditas 2003)
Balita : 1 2 kali diare/th
Definisi:
Diare :
Defekasi encer / cair lebih dari 3x sehari dengan /
tanpa darah / lendir dalam tinja
Diare akut :
Diare yang terjadi secara mendadak pada anak
yang sebelumnya sehat
Berlangsung kurang dari 14 hari
Tinja lunak atau cair
Frekuensi sering dan tanpa darah
Mungkin disertai muntah dan panas
C o n t i n u e d .
Disentri :
Diare yang disertai darah dalam tinja
Terdapat lendir / mukus
Tenesmus
Diare persisten :
Diare mula-mula akut namun berlanjut lebih dari
14 hari
Epidemiologi :
Umur
Episode diare terutama pada usia kurang dari
2 tahun
Insiden paling tinggi pada umur 6 11 bulan,
pada masa diberikan MPASI (Makanan
Pengganti ASI)
Pola ini menggambarkan kombinasi faktor :
Efek penurunan kadar antibody dalam ASI
Kurangnya kekebalan aktif bayi
MPASI yang terpapar bakteri tinja
4. Immunodefisiensi
Variasi musiman
Variasi pada musiman dapat terjadi menurut letak
geografi
Sub tropik :
Diare karena bakteri lebih sering pada musim
panas
Diare
karena
virus,
terutama
puncaknya pada musim dingin
rotavirus,
Tropik :
Diare karena rotavirus sepanjang tahun, musim
kemarau frekuensi meningkat
Etiologi:
70 90% penyebab diare akut dapat diketahui
dengan pasti
2. Penyebab langsung
Hygiene
Sanitasi
Sosial
Budaya
Penderita
diare meninggal
Kuman
Penyebab
Penyakit Diare
MASYARAKAT
Manusia
pembawa
kuman
Masyarakat
sehat
Kepadatan
penduduk
Sosial
ekonomi
Lain-lain
faktor
2. Penyebab langsung
Virus : Enterovirus, adenovirus, rotavirus
Infeksi enteral
Infeksi
Parasit
Penyebab
diare
Cacing : Ascaris,
Trichuris, Oxyyuris,
Strongyloides
Jamur : Candida albicans
Alergi
Immunodefisiensi
Table 1
Jasad patogen yang sering didapatkan pada anak-anak dengan diare akut yang
datang ke sarana pengobatan di negara berkembang
Kuman patogen
Virus
Rotavirus
15-25
Tidak ada
Bakteri
Escherichia coli
enterotoksigenik
Shigella
10-20
Tidak ada
5-15
Camphylobacter jejuni
Vibrio cholera 01
Salmonella (non-thypus)
Esherichia coli enteropatogenik
10-15
5-10b
1-5
1-5
TrimethoprimSulfamethoxazole
Asam nalidixat
Tidak ada
Tetrasiklinc
Tidak ada
Tidak ada
Cryptosporidium
5-15
Tidak ada
20-30
Tidak ada
Protozoa
Infeksi campuran yang terdiri dari 2 atau lebih kuman patogen terjadi pada 5-20%
kasus yang datang disarana kesehatan
Patogenesis
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare:
1. Diare osmotik :
terjadi diare
2. Diare sekresi :
akibat rangsangan tertentu (toksin) pada dinding
usus
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke
dalam rongga usus
terjadi diare
Sekretorik
< 500
> 500
Diare stop
Diare menetap
Osmolaritas tinja
400
280
Na tinja (mEq/l)
30
100
K tinja (mEq/l)
30
40
Volume tinja
Puasa
entamoeba histolitika
giardia lamblia
candida, dll
non
pathogen
seperti
overgrowth bakteri
menambah beratnya
malabsorbsi dan infeksi
diare
menyebabkan tekanan
koloid dalam usus
diare
4. Gangguan imunologik
Usus merupakan organ utama untuk daya tahan tubuh
Defisiensi SigA dan Cell Mediated Immunity
Diare kronik
Malabsorbasi
PATOFISIOLOGI
Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi :
2. Gangguan
asidosis).
keseimbangan
asam
basa
(metabolik
3. Hipoglikemi
2 - 3% dari anak-anak dengan diare
pada anak dengan gizi baik jarang
sering pada anak dengan KKP KEP
Hal ini terjadi karena :
a. penyimpanan/persediaan glikogen dalam hati
terganggu.
b. Adanya gangguan absorsi glukosa (jarang)
Gejala :
timbul bila kadar glukosa darah :
pada bayi < 40 mg%
pada anak < 50 mg%
lemas, apatis, peka rangsang, tremor,
berkeringat, pucat, syok, kejang sampai koma
4. Gangguan Gizi
Selama sakit sering terjadi gangguan gizi dengan akibat
penurunan berat badan dalam waktu yang singkat oleh
karena:
a. Makanan sering dihentikan oleh orangtua karena
takut diare/muntah bertarnbah hebat
b. Orangtua sering hanya memberikan air teh saja
c. Walaupun susu diteruskan sering diencerkan dalam
waktu yang lama
d. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicema
dan di absorbsi dengan baik karena adanya
hiperperistaltik
bertambah
mengakibatkan
berat
perdarahan
yang
otak,
dapat
kesadaran
GEJALA KLINIS
mula-mula bayi dan anak menjadi cengeng, gelisah,
suhu tubuh biasanya meningkat kemudian timbul diare
tinja cair, mungkin disertai lendir atau darah
warna tinja makin lama berubah menjadi kehijauan
karena bercampur dengan empedu
anus dan sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan
tinja yang asam
C o n t i n u e d .
WHO 1980
Keadaan umum
dan kondisi
- Bayi dan anak
kecil
- Anak lebih
besar dan
dewasa
DEHIDRASI
RINGAN
DEHIDRASI
SEDANG
DEHIDRASI BERAT
Haus, sadar,
gelisah
Haus, gelisah
atau letargi
tetapi irritable
Mengantuk, lemas,
extremitas dingin,
berkeringat, sianotik,
mungkin koma
Haus, sadar
gelisah
Haus, sadar,
merasa pusing
pada
perubahan
Biasanya sadar,
gelisah, extremitas
dingin, berkeringat
dan sianotik, kulit
jari-jari tangan dan
kaki berkeriput,
kejang otot
2. Nadi radialis
Normal
Cepat dan
(frekuensi dan lemah
isi)
Cepat, halus,
kadang-kadang tak
teraba
3. Pernafasan
Normal
Dalam,
mungkin cepat
C o n t i n u e d ..
WHO 1980
TANDA dan
GEJALA
4. Ubun-ubun
besar
5. Elastisitas kulit
DEHIDRASI
RINGAN
Normal
DEHIDRASI
SEDANG
Cekung
Normal
Lambat
6.
7.
8.
9.
Normal
Ada
Lembab
Normal
Mata
Air mata
Selaput lendir
Pengeluaran
urin
DEHIDRASI BERAT
Sangat cekung
10.Tekanan darah
sistolik
Normal
% kehilangan berat
Prakiraan
kehilangan cairan
4 5%
6 9%
40 50 ml/kg 60 90 ml/kg
A
Baik, sadar
MATA
Normal
AIR MATA
MULUT dan LIDAH
RASA HAUS
2. PERIKSA : TURGOR KULIT
Ada
Basah
Minum biasa tidak
haus
Kembali cepat
3. HASIL PEMERIKSAAN :
TANPA DEHIDRASI
4. TERAPI :
Rencana Terapi A
B
* Gelisah, rewel
C
* Lesu, lunglai atau
tidak sadar
Sangat cekung dan
Cekung
kering
Tidak ada
Tidak ada
Sangat kering
Kering
Malas minum atau
* Haus, ingin minum *tidak
bisa minum
banyak
* Kembali sangat
* Kembali lambat
lambat
DEHIDRASI
RINGAN/SEDANG
Bila ada 1 tanda *
ditambah 1 atau
lebih tanda lain
Rencana Terapi B
DEHIDRASI BERAT
Bila ada 1 tanda *
ditambah 1 atau
lebih tanda lain
Rencana Terapi C
Tidak
cukup
tanda-tanda
untuk
diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat
atau ringan/sedang
DEHIDRASI BERAT
DEHIDRASI
RINGAN/SEDANG
TANPA DEHIDRASI
ANAMNESA
1. Diare
sejak kapan (jam, hari)
frekuensinya
konsistensinya (lembek, cair, seperti air cucian
beras)
warna (kuning, hijau)
bau (amis, asam, busuk)
ada/tidak : darah, lendir
adakah anggota keluarga lainnya yang menderita
diare
2. Muntah : frequensi, volume
3. Kencing : biasa, berkurang, jarang atau tidak kencing
dalam 6-8 jam terakhir
C o n t i n u e d ..
4. Adakah penyakit Lain yang menyertai : batuk pilek,
otitis media, campak
5. Makanan dan minuman sebelum dan selama diare
PEMERIKSAAN FISIK
periksa apakah ada tanda-tanda dehidrasi
tentukan apakah diare tanpa dehidrasi, dehidrasi
ringan, sedang, atau berat
periksa apakah ada penyakit-penyakit lain : OMP,
pharyngitis, bronchitis, bronchopneumonia
periksa dan tentukan status gizinya
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
1. Pemeriksaan tinja
makroskopik dan mikroskopik
pH, dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus
dan tablet clinitest, bila diduga terdapat intoleransi
laktosa
bila pedu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi
(culture dan sensitivity test)
2. Pemeriksaan analisa gas darah
3. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui
faal ginjal
4. Pemeriksaan serum elektrolit terutama kadar natrium,
kalium, calsium dan fosfor (terutama pada penderita diare
yang disertai kejang)
5. Pemeriksaan kadar glukosa darah bila terdapat tanda-tanda
hipoglikemia
PRINSIP :
Dasar pengobatan diare adalah :
1. Pemberian cairan
2. ASI dan makanan diteruskan
3. Antibiotika hanya bila ada indikasi
4. Tidak memberikan obat antidiare secara rutin
5. Obat penyakit penyerta
PEMBERIAN CAIRAN
Perlu diperhatikan 4 J pd pemberian cairan, yaitu :
a. Jenis cairan yang akan dipakai
b. Jalan pemberian
c. Jumlah cairan yang akan diberikan
d. Jadwal (kecepatan) pemberian cairan
TERAPI REHIDRASI
Tujuan / terapi rehidrasi yang disebabkan diare :
1. Mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit
secara cepat (terapi rehidrasi)
2. Mengganti cairan yang hilang sampai diare
berhenti (terapi rumatan)
Kehilangan cairan dan elektrolit ini dapat
diganti baik secara oral maupun intravena
Rehidrasi intravena biasanya untuk rehidrasi
penderita dehidrasi berat
Dewasa
140
13
104
44
Balita
Diare non kolera
101
27
92
32
Balita
Larutan oralit
56
90
25
20
55
80
14
30*
111
Oralit 2002
75
20
65
10
75
C o n t i n u e d ..
Jumlah
g/l
Ion
Konsentrasi
mmol/l
Natrium klorida
2,6
Natirum
75
Trinatrium sitrat,
dihidrat
2,9
Sitrat
10
Kalium clorida
1,0
Kalium
Clorida
20
65
Glukosa (anhidrous)
13,5
Glukosa
75
KONSENTRASI NATRIUM :
Larutan oralit telah digunakan untuk mengobati berjutajuta penderita diare dengan berbagai penyebab, pada
semua umur dan telah terbukti aman dan efektif
Namun demikian, karena konsentrasi elektrolit tinja
bervariasi pada berbagai jenis diare dan umur
penderita, dokter kadang masih timbul pertanyaan
tentang penggunaan larutan oralit tunggal pada
berbagai klinik
Tinja penderita kolera mengandung relatif banyak
natrium, kalium dan bikarbonat. Tinja penderita diare
akut non kolera, natrium bikarbonat dan klorida lebih
rendah
Umur
ml
Gelas
Dibawah 1 thn
50 100 ml
gelas
1 4 thn
100 200 ml
1 gelas
5 12 thn
200 300 ml
1 gelas
Dewasa
300 400 ml
2 gelas
ml
Gelas
Dibawah 1 thn
300 ml
1 gelas
1 4 thn
600 ml
3 gelas
5 12 thn
1200 ml
6 gelas
Dewasa
2400 ml
12 gelas
C o n t i n u e d ..
Bila yang diberikan hanya cairan yang bebas
garam, pemberian makanan yang mengandung
garam harus diteruskan
ASI harus terus diberikan
Teh yang sangat manis, soft drink dan minuman
buah komersial yang manis harus dihindarkan
(cairan ini sering Hiperosmolar, diatas 300 m
osm/l) karena kandungan gulanya yang tinggi
5. Malabsorbsi glukosa
Jarang terjadi pada diare akut
Bila terjadi, pemberian oralit menyebabkan diare
bertambah hebat dan dehidrasi bertambah
karena glukosa yang ada dalam oralit tidak
diabsorbsi. Anak bisa menjadi hipernatremia
C o n t i n u e d
Pemilihan makanan sebagai berikut :
Gunakan makanan pokok setempat yang
dimasak dengan matang dan lunak serta mudah
dicerna seperti nasi, kentang, bakmi
Tingkatkan
kandungan
energinya
dengan
menambah 5 10 mg ml minyak nabati setiap
100 ml makanan
Campur makanan pokok dengan kacangkacangan dan sayuran serta bila mungkin
tambahkan tahu, daging atau ikan
Hindari makanan dan minuman yang manismanis seperti sari buah manis, minuman ringan
4. Vitamin A
Selama diare absorpsi vitamin A berkurang
Pada anak diare yang tinggal didaerah yang banyak
kekurangan vitamin A, periksa apakah ada tandatanda dan gejala kekurangan vitamin A
Bila terdapat buta senja atau tanda-tanda
xerophthalmia, beri vitamin A 200000 i.u. per oral,
sedangkan untuk bayi vitamin A 100.000/oral
Anak yang menderita campak sebulan sebelumnya
harus dineri vitamin A dosis tunggal seperti diatas
Selanjutnya ibu dinasehatkan untuk memberi
makanan yang banyak mengandung vitamin A
seperti buah-buahan, wortel, ubi rambat, pisang dan
sayuran yang berwarna hijau tua
C o n t i n u e d .
Tujuan pemberian makanan setelah diare
berhenti selain untuk memulihkan gizinya juga
untuk mencapai dan mempertahankan pola
pertumbuhan yang normal
Makanan yang dianjurkan adalah makanan biasa
yang dikonsumsi pada keadaan sehat
OBAT-OBATAN :
PENGOBATAN KAUSAL :
Pengobatan yang tepat terhadap kausa diare
diberikan setelah diketahui penyebabnya yang pasti
Jika kausa diare ini penyakit parenteral, diberikan
antibiotics sistemik
Jika tidak terdapat infeksi parenteral, seharusnya
antibiotika baru diberikan bila pada pemeriksaan
laboratorium (kultur tinja) ditemukan kuman
patogen
Di Indonesia diperkirakan kasus diare yang
disebabkan infeksi (termasuk virus) kira-kira 50
75%, menemukan kuman pada pemeriksaan
mikroskopik/biakan umumnya sulit dan lama
C o n t i n u e d .
Sebagai pedoman bila pada pemeriksaan tinja
ditemukan lekosit 10 20/LP (pembesaran 200 kali)
maka penyebab diare dapat dianggap infeksi enteral
Pada penderita
diberikan kalau :
diare
antibiotika
hanya
boleh
Pemeriksaan
tinja
makroskopik/mikroskopik
ditemukan darah pada tinja
Secara
klinis
terdapat
tanda-tanda
menyokong adanya infeksi interal
Pada neonatus
nosokomial
jika
diduga
terjadi
yang
infeksi
Tabel 2 : Simtom, gejala klinis dan sifat tinja penderita diare akut karena infeksi usus
Sumber : Gray dkk, 1979
Simtom dan
gejala
Rotavirus
E. coli
enterotoksigenik
E. coli entero
invasif
Salmonella
Shigella
V. cholerae
Mual dan
muntah
Panas
Sakit
Dari
permulaan
+
Tenesmus
Kadang-kadang
+
Tenesmus
Kolik
Hipotensi
+
+
Tenesmus
Kolik Pusing
Jarang
+
Tenesmus
Kolik Pusing
Jarang
Kolik
Bakteriemia,
toksemia
sistemik
Sedikit
Sering
Dapat ada
kejang
Gejala lain
Sifat tinja :
Volume
Frekuensi
Konsistensi
Mukus
Darah
Bau
Sedang
Sampai
10/lebih
Berair
Jarang
-
Warna
Hijau kuning
Leukosit
Sifat lain
Sering distensi
abdomen
Banyak
Sering
Berair
+
Bau tinja
Tidak berwarna
-
Sedikit
Sering
Kental
+
+
Tidak
spesifik
Hijau
Berlendir
+
Kadangkadang
Bau telur
busuk
Hijau
Sedikit
Sering sekali
Kental
Sering
Sering
Tidak berbau
Sangat byk
Hampir terus
menerus
Berair
Flacks
Anyir
Hijau
+
Tinja seperti
air cucian
beras
Tersangka Kolera
Obat pilihan
Tetracyclin
Anak-anak : 50 mg/kgBB/hari
dibagi 4 dosis x 3 hari
Dewasa : 500 mg 4 x sehari x 3
hari
Obat pengganti
Furozoline
Anak-anak : 5 mg/kgBB/hari dibagi 4
dosis x 3 hari
Dewasa : 100 mg 4 x sehari x 3 hari
Erythromycin
Anak-anak : 30 mg/kgBB/hari dibagi 3
dosis x 3 hari
Dewasa : 250 mg 4xseharix3 hari
Shigella disentri
Amubiasis akut
Metronidazole
Anak-anak : 30 mg/kgBB/hari x 5
10 hari
Dewasa : 750 mg 3 x sehari x 5
10 hari
PENGOBATAN SIMTOMATIK :
1. OBAT-OBATAN ANTIDIARE
Obat-obat yang berkhasiat menghentikan diare
secara cepat seperti Antispasmodic/spasmolitik
seperti
papaverin,
extractum
belladonna,
loperamid,
codein,
dsb,
justru
akan
memperburuk keadaan penderita
Obat-obatan tersebut menghentikan peristaltic
saja, diare terlihat berhenti, tetapi perut
bertambah kembung, dehidrasi bertambah berat.
Cairan terkumpul dilumen usus, terjadi
overgrowth bakteri, gangguan digestif dan
gangguan absorbsi yang akhirnya dapat
berakibat fatal untuk penderita
C o n t i n u e d .
2. ADSORBENS
Kaolin, pectin, norit, tabonal, attapulgite dan
smectite, telah dibuktikan tidak ada manfaatnya
3. ANTIMIETIK
Pemberian obat antiemetik pada penderita diare
yang disertai muntah pada umumnya tidak
diperlukan. Muntah akan berhenti bersamaan
dengan hilangnya dehidrasi
Antibiotika
diberikan
penyertanya
sesuai
dengan
penyakit
PENCEGAHAN DIARE
Pencegahan diare yang dilaksanakan dengan tepat
dapat mengurangi insiden diare dan menghindarkan dari
kematian
Ada 7 cara pencegahan diare yang cukup efektif dan
dapat dilaksanakan, yaitu :
1. Pemberian ASI eksklusif untuk 4 6 bulan pertama dan
dilanjutkan sampai usia 2 tahun
2. Pemberian makanan pendamping ASI yang tepat jenis,
tepat waktu dan bersih
3. Penggunaan air bersih untuk kebersihan & untuk minum
4. Cuci tangan
5. Penggunaan jamban
6. Pembuangan tinja bayi yang aman
7. Imunisasi campak