Anda di halaman 1dari 24

RHINITIS

ALERGI

Denny Emilius, S.Ked


Pembimbing : dr. Novemi
Elynawati, Sp.THT
SMF ILMU PENYAKIT THT
RSUD BANGIL , PASURUAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS WIJAYA
KUSUMA SURABAYA
2015

Definisi
Penyakit inflamasi pada hidung
dengan gejala bersin, rinore, gatal,
tersumbat setelah mukosa terpapar
alergen yang diperantarai oleh IgE.
(WHO-ARIA, 2001)

Mengapa terjadi Rinitis


Alergi ?

Alergi adalah respon abnormal dari sistem


kekebalan tubuh terhadap substansi tertentu
(alergen spesifik) yang umumnya tidak
berbahaya terhadap lingkungan.
Manifestasi alergi pada hidung paling sering
terjadi dibandingkan dengan organ lain, karena
fungsi hidung (sistem mukosilia, reflek bersin)
untuk membersihkan udara pernafasan.
Pada semua usia ( usia produktif ) dan sering kambuh
Berdampak pd ekonomi, kualitas hidup, produktifitas,
kinerja ditempat kerja atau sekolah
Berhubungan dg asma, sinusitis, otitis media
3

MACAM ALERGEN
Berdasar cara masuknya :
1. Alergen Inhalan : debu rumah, tungau,
jamur, bulu binatang dll.
2. Alergen Ingestan : susu sapi, telur, coklat,
ikan laut.
3. Alergen injektan : penisilin, gigitan serangga
4. Alergen kontaktan : kosmetik, perhiasan.
Berdasar tempat :
1. Indoor : debu rumah, tungau
2. Outdoor : pollen ( serbuk sari bunga )

Fase sensitisasi
Alergen menempel
pd mukosa hidung

IL4 & IL13


diikat rec.
Di
permukan
sel limfosit
B
Sel limfosit
B aktif ,
menghasilk
an IgE

PATOFISIOLO
GI
Alergen
ditangkap oleh
monosit/makro
fag yg
berperan sbg
APC & diproses
Th2
menghasil
kan
sitokin :
IL3, IL4,
IL5, IL13
IgE diikat rec.
Dipermukaan
sel
mast/basofil
hingga aktif

Komplek
peptida MHC
kelas II
terbentuk &
dipresentasika
n pd Th0 (sel T
helper)
APC
melepaskan
sitokin spt IL 1
yg
mengaktifkan
Th0 untuk
proliferasi jadi
Th1Sel
dan Th2
mediator
tersensitisa
si

PATOFISIOLO
Fase provokasi/ reaksi alergi
GI
Mukosa tersensitisasi
terpapar alergen

IgE mengikat
alergen & tjd
degranulasi sel
mast & basofil

Mediator
kimia terlepas
: HISTAMIN,
mediator lain

HISTAMIN
Merangsa
ng rec.H1
[d ujung
saraf
vidianus

Gatal pd
hidung &
bersinbersin

Kelenjar mukosa
& sel goblet
mengalami
hipersekresi &
permeabilitas
kapiler
meningkat
Rinore

Vasodilatasi
sinusoid

Hidung
tersumbat

DIAGNOSIS
ANAMNESIS
RHINOSKOPI ANTERIOR
PEMERIKSAAN
PENUNJANG

Klasifikasi Rhinitis (WHO ARIA, 2001)


Alergi
Intermiten
Persisten
Gejala
< 4 hari per minggu
Dan atau < 4 minggu

Ringan
Tidur normal
Aktifitas sehari hari, saat
Olahraga dan santai
normal
Bekerja dan sekolah normal
Tidak ada keluhan yang
Mengganggu

Gejala
> 4 hari per minggu
dan > 4 minggu

Sedang-Berat

Satu atau lebih gejala


Tidur terganggu (tdk normal)
Aktifitas sehari-hari, saat olah
raga dan saat santai terganggu
Masalah saat bekerja dan
sekolah
Ada keluhan yang mengganggu
8

ANAMNESI
S
Riwayat alergi keluarga

Alergen penyebab :
- Dewasa : Alergen Hirupan
(Inhalant)
- Anak2 : Alergen Makanan
(Ingestant)
Di Indonesia :
Alergen Inhalant
a. Debu rumah (House Dust)
b. Tungau (Mite) Jamur & Bulu
binatang
Alergen Ingestant

Gejala Klinis

bersin
Gatal
hidung
Sumbatan
hidung

rinore
Post nasal
drip

Biasanya keluhan terberat terjadi pada


pagi hari

10

Pada Anak-anak
Allergic Shiner

Allergic crease
Allergic
salute

Allergic facies

RHINOSKOPI
ANTERIOR
Mukosa berwarna pucat kebiruan (livid),
edema, basah, yg disertai adanya sekret
yang banyak, bening dan encer, konka
inferior hipertrofi

Tanda dermatitis atopi


Cari kemungkinan
komplikasi : sinusitis, polip,
otitis media efusi
Rinosinusitis

Polip hidung

OME

PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Tes Alergi
- Prick tes (Uji Cukit Kulit )
Sarana Dx Primer dan utamaAb IgE
spesifik

Pemeriksaan sekret hidung (Sitologi)


Mengambil cairan hidung pasien diberi
pewarna Giemsa-Wright pd kaca apus . Disebut
eosinofilia bila ditemukan >10% eosinofil.

14

PRICK
TEST
Alat :
Blood lancet, jarum 26
Kapas alkohol 70 %,
kasa
Obat : larutan histamin,
dan larutan kontrol
Macam2
alergen/inhalant &
ingestant
Macam-macam obat u/
mengatasi anafilaktik

Pelaksanaan :

Bagian
volar
lengan
bawah
dibersihkan dgn alkohol,
Kemudian dibuat garis memanjang pd
bag.volar bawah lebih ke sisi ulnar.
Dibuat garis melintang sekitar 2 cm
hingga bentuk kotak2,
Larutan histamin, kontrol,dan macam
alergen diteteskan pd kotak tsb.
Cukit lapisan luar kulit (epidermis)
tanpa menimbulkan oendarahan dgn
memakai blood lancet,
Reaksi kulit yg terjadi, yaitu timbulnya
bentol (wheel), dibaca 15-20 menit
kemudian
Awasi tanda-tanda anafilaktik syok

Interpretasi :
Bentol (wheel) dari histamin
dianggap +++, larutan kontrol
dianggap negatif.
Positif ++++ : besar bentol 2x >
dari histamin
Hasil test + bila bentol sama /
lebih besar dari kontrol histamin
Penderita dgn tes kulit + tanpa
adanya gejala alergi kemungkinan
besar menderita laten atau alergi
subklinik
Bila tes dengan histamin negatif,
maka tes harus diulang
kemungkinan penderita baru

PENATALAKSANAAAN
1.Menghindari Alergen penyebab
(Avoidance)
2. Meningkatkan kondisi tubuh
3. Simptomatik
Medikamentosa
a. Antihistamin
b. Decongestan (topikal/sistemik)
c. Kortikosteroid (spray/topikal) ,
biasanya digunakan pd Rhinitis alergi
sedang- berat
Tindakan medis/operatif
a. Cauterisasi concha inferior
b. Conchotomi Concha inferior
4. Immuno Therapy (Hiposensitisasi/
Desensitisasi)

18

ELIMINASI ALERGEN / AVOIDANCE

Alergen utama adalah house dust mite


- Lantai tdk boleh disapu, langs di pel/
vakum cleaner
- Perabot rumah polos, secukupnya. Di lap
basah
- Cukup sinar matahari
- Kasur, bantal busa atau dibungkus bahan
khusus
- Tidak memakai karpet
- Mencuci sprei, sarung bantal, selimut
1x/mgg

Kaustik Konka Inferior


Alat :
Spekulum hidung
Pinset siku
Kapas lidi
Obat :
Lidokain efedrin 2%
Asam triklor asetat 100%

Prosedur Kaustik Konka


Inferior
1. Anastesi dgn Lidokain efedrin 2%, ditambah
lidokaim 8% selama 5-10 menit,
2. Lakukan kaustik pd konka inferior, terutama pd
daerah permukaan medial dari konka inferior,
3. Dievaluasi adanya warna keputihan pd bekas
olesan tersebut.
4. Kontrol 1 minggu kemudian u/ melihat tindakan
& kemungkinan terjadinya suatu komplikasi.

DIAGNOSIS BANDING RHINITIS


Hiperemia/Medik
ALERGI Vasomotor
Alergi

RHINITIS

Ax

RA

amentosa

Hidung
buntu,
Hidung tersumbat pd Hidung tersumbat
bersin2
pagi hari,cuaca
terus-menerus
biasanya pd dingin, pd siang hari karna pemakaian
pagi hari
gejala menghilang decongestan/tetes
terberat,
bersin kdg2, faktor
hidung terlalu
riw.alergi
psikis pasien, riw.
lama, pd posisi
positif
Alergi negatif
berbaring
Mukosa
berwarna
pucat
kebiruan
(livid),
Oedema mukosa
edema,
cavum nasi, konka
concha oedema
basah, yg
berwarna merah(Hipertrophi)
disertai
gelap atau merah
dengan banyak
adanya
tua namun dapat
sekret
sekret yang
pula pucat
banyak,

PROGNOSIS
Tergantung :
Bila tanpa komplikasi yang
respon dengan pengobatan
memiliki prognosis baik.
status kekebalan tubuh
penderita maupun anomali
anatomi.

THANK
YOU

Anda mungkin juga menyukai