Oleh:
Ephysia Ratriningtyas 115070201131022
Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari 4 kali
pada bayi dan lebih dari 3 kali pada anak, konsistensi feses encer, dapat
berwarna hijau atau dapat pula bercampur lendir darah/lendir saja. Diare
merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak
keenceran dan frekuensi dengan atau tanpa lendir darah, seperti lebih dari 3
kali/hari dan pada neonatus lebih dari 4 kali/hari (Valerie Sisson, 2011)
bentuk Kejadian Luar Biasa (KLB), dan disertai dengan kematian yang tinggi,
tahun 1990 menjadi 2/3 bagian sampai 2015. Salah satu upaya untuk
(Kemenkes, 2011).
Sumatera Barat, Riau, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten, Nusa Tenggara
Tenggara, Gorontalo, Papua Barat dan Papua). Bila dilihat perkelompok umur
2. KLASIFIKASI DIARE
A. Diare akut
tinja cair atau lunak dengan atau tanpa darah atau lendir dengan frekuensi
3 kali atau lebih per hari dan berlangsung kurang dari 14 hari dan frekuensi
parasite atau invasi viral, atau oleh agen non infeksi seperti obat-obatan
baru atau diet yang tidak benar. Diare akut biasanya mudah ditangani dan
dapat selesai dengan cepat tanpa efek samping dalam jangka panjang
(Amerine, 2006)
respon inflamasi pada usus dimana lapisan epitel rusak karena racun yang
Gejala yang muncul pada diare infalasi akut termasuk demam tinggi (diatas
38,5 c), lethargy, dan kotoran mengandus lender, darah, nanah, atau pus
(Bliss, 2006)
B. Diare kronik
dengan kehilangan berat badan atau berat badan tidak bertambah selama
masa diare tersebut. Diare kronik dapat disebabkan oleh proses suatu
Diare dibagi menjadi diare tanpa dehidrasi dan diare dengan dehidrasi
A. Pemberian ASI
karena ASI adalah cairan yang mengandung zat kekebalan tubuh yang
dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit. Oleh karena itu, dengan
adanya zat anti kekebalan dari ASI, maka bayi ASI eksklusif dapat
B. Status Gizi
C. Laktosa Intoleran
Laktosa yang tidak dapat dicerna tersebut akan masuk ke usus besar dan
di dalam usus besar ini akan difermentasi oleh mikro flora usus sehingga
dihasilkan asam laktat dan beberapa macam gas. Adanya beberapa gas
A. Faktor infeksi
enteral meliputi:
ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama pada bayi dan anak
intestinal dalam absorbsi cairan dan elektronik. Adanya toksin bakteri juga
sel mukosa mengalami iritasi dan akhirnya sekresi cairan dan elektrolik
C. Faktor malabsorbsi
et al., 2012)
b. Malabsobsi protein
D. Faktor makanan
Faktor makanan yang dapat menyebabkan diare diantara adalah
makanan. Apabila terdapat toksin yang tidak mampu diserap dengan baik
A. Elemental Diet
atau disaccharides dan kombinasi dari rantai panjang dan medium dari
Elemental diet sering digunakan untuk pengobatan diare akut dan penyakit
protein.(Bhutta, 2006)
nutisi pada anak dengan diare akut dan intoleransi terhadap makanan.
Meskipun sudah terbukti bagus namun elemental diet biasanya tidak enak
banhwa bayi dengan asi eksklusif mengalami diare dalam waktu yang lebih
sistem imun dan juga nutrisi yang tepat. Meskipun begitu, tidak jarang
terdapat gangguan pada bayi dengan ASI parsial, khususnya setelah bayi
melakukan pemberian ASI pada bayi dengan diare. Pemberian ASI yang
makanan bebas laktosa menunjukkan bahwa durasi diare pada klien yang
anak dengan diare tidak boleh lebih dari 5g/kg/hari. (Bhutta, 2006)
digunakan untuk pemberian diet pada anak dengan diare. Susu kedelai
dinilai mudah didapat, murah dan banyak digunakan seperti susu sapi.
dengan susu sapi. Ditemukan juga bahwa anak yang menderita diare dan
diberikan diet kombinasi antara soya dan karbohidrat memiliki hasil yang
Banyak orang yang beralih pada diet bebas susu dan berbasis
susu. Diet ini dinilai lebih bagik dikarenakan tidak mengandung laktosa,
peningkatan berat badan pada anak yang diberikan diet daging ayam.
memasak yang memerlukan waktu yang lebih lama dan daging ayam tidak
mudah disimpan, dan juga di beberapa negara daging ayam masih sulit
kentang, makanan rumah sehari-hari, mie dan juga roti lebih mudah
diterima dan menunjukkan hasi yang baik. (Bhutta, 2006; Michelle F Gaffey,
2013)
thermophiles dapat mengurangi frekuensi dan durasi dari diare pada anak
dengan nutrisi yang baik. Namun hal tersebut sulit dibuktikan pada anak
sebagai terapi tambahan pada diare. Pada anak dengan malnutrisi diare,