Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT.Karena atas berkat rahmat-Nya saya
dapat menyelesaikan tugas ini tepat pada waktunya.Tak lupa pula saya mengucapkan
terima kasih kepada dokter pembimbing saya dokter-dokter spesialis anak (Sp.A) yang
telah memberikan tugas kepada saya sebagai upaya untuk menjadikan saya manusia yang
berilmu dan berpengetahuan.
Keberhasilan saya dalam menyelesaikan laporan kasus ini tentunya tidak lepas dari
bantuan berbagai pihak.Untuk itu, saya menyampaikan terima kasih pada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Saya menyadari bahwa dalam penulisan laporan kasus ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangan yang perlu diperbaiki, untuk itu, saya
mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini, sehingga dapat
bermanfaat bagi siapapun yang membacanya.
Diare akut adalah hasil infeksi yang didapat dari rute fekal oral atau dengan
mengingesti makanan atau minuman yang terkontaminasi. 3
Diare merupakan salah satu penyebab utama mortalitas dan morbiditas anak di
dunia yang menyebabkan 1,6 sampai 2,5 juta kematian pada awal tiap tahunnya, serta
merupakan 1/5 dari seluruh penyebab kematian. Survei kesehatan rumah tangga di
Indonesia menunjukkan penurunan angka kemattian bayi akibat diare 15,5% (1986)
menjadi 13,95 (1995). Penurunan angka kematian akibat diare juga didapatkan pada
kelompok balita berdasarkan survei serupa, yaitu 40% (1972), menjadi 16% (1986) dan
7,5% (2001). 1
Diare juga erat hubungannya dengan kejadian kurang gizi. Setiap episode diare
dapat menyebabkan kekurangan gizi oleh karena adanya anoreksia dan berkurangnya
kemampuan menyerap sari makanan, sehingga apabila episodenya berkepanjangan akan
berdampak terhadap pertumbuhan dan kesehatan anak.2
BAB II
KAJIAN TEORI
2.1 Definisi
Diare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali per hari,
disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang
berlangsung kurang dari satu minggu.1
1. Astrovirus 5. Rotavirus
2. Cacivirus ( Norovirus, sapovirus) 6. Norwalk virus
3. Enteric adenovirus 7. Herpes simplex virus
4. Cornavirus 8. Cytomegalovirus
Golongan Parasit :
Virus:
Malabsorpsi
Astrovirus, Calcivirus (Norovirus,
- Defisiensi disakaridase
Sapovirus), Enteric adenovirus, - Malabsorpsi glukosa—galaktosa
- Cystic fibrosis
Coronavirus, Rotavirus, Norwalk virus,
- Cholestosis
Herpes simplex virus, Cytomegalovirus - Penyakit Celiac
Parasit:
Endokrinopati
Balantidium coli, Blastocytosis homonis,
- Thyrotoksikosis
Cryptosporidium parvum, Entamoeba - Penyakit Addison
- Sindroma Adrenogonital
hystolytica, Giardia lamblia, Isospora belli,
Strongyloides stercoralis, Trichuris Keracunan makanan
trichiura - Logam berat
- Mushrooms
Neoplasma
- Neuroblastoma
- Phaeochromocytoma
- Sindroma Zollinger Ellison
Lain-lain:
- Infeksi non gastrointestinal
- Alergi susu sapi
- Penyakit Crohn
- Defisiensi imun
- Colitis ulserosa
- Gangguan motilitas usus
- Pellagra
2.5 Manifestasi Klinis
Gejala gastrointestinal dapat berupa diare, kram perut dan muntah. Infeksi
ekstraintestinal yang berkaitan dengan bakteri enterik patogen antara lain: vulvovaginitis,
infeksi saluran kemih, endokarditis, osteomielitis, meningitis, pneumonia, hepatitis,
peritonitis dan septic trombophlebitis.1
Gejala neurologik dari infeksi usus, bisa berupa paresthesia (akibat makna ikan,
kerang, monosodium glutamat) hipotoni dan kelemahan otot (C. botulinum).
2.6.1 Anamnesis
Anamnesis perlu ditanyakan hal-hal sebagai berikt yaitu : lama diare, frekuensi,
volme konsistensi tinja, warna, bau, ada/ tidak lendir dan darah. Jika disertai muntah :
volume dan frekuensinya, kencing : biasa, berkurang, jarang atau tidak kencing dalam 6-8
jam terakhhir dan adakah panas atau penyakit lain menyertai seperti : batuk, pilek, otitis
media, campak.1
Penilaian beratnya atau dehidrasi dapat ditentukan dengan cara: obejktif, yaitu
dengan membandingkan berat badan sebelum dan selama diare. Subjektif dengan
menggunakan kriteria WHO, Skor Maurice King, kriteria MMWR dan lain-lain dapat
dilihat pada tabel berikut :
Natrium 75 75
Klorida 65 65
Glucose / anhydrous 75 75
Kalium 20 20
Sitrat 10 10
Total osmolaritas 245 245
CRO baru
Resep untuk memperbaiki CRO antara lain menambahkan substrat untuk
kotransport natrium (Contoh: asam amino glycine, alanine dan glutamine) atau substitusi
glukosa dengan komplek karbohidrat (CRO berbasis beras atau cereal).
Seng (Zinc)
Defisiensi seng sering didapatkan pada anak-anak di Negara berkembang dan
dihubungkan dengan menurunnya fungsi imun dan meningkatnya kejadian penyakit
infeksi yang serius.
Terapi medikamentosa
Beberapa obat mempunyai lebih dari satu mekanisme kerja, banyak di
antaranya mempunyai efek toksik sistemik dan sebagian besar tidak direkomendasikan
untuk anak umur kurang dari 2-3 tahun. Secara umum dikatakan bahwa obat-obat tersebut
tidak diperlukan untuk pengobatan diare akut.
Antibiotik
Penyebab Antibiotik Pilihan Alternatif
Kolera Tetracyclin Erythromycin
12,5 mg/kgBB 12,5 mg/kgBB
4 x sehari selama 3 hari 4 x sehari selama 3 hari
Shigella disentri Ciprofloksasin Pivmecillianam
15 mg/kgBB 20 mg/kgBB
2 x sehari selama 3 hari 3 x sehari selama 5 hari
3 x sehari selama 5 hari
Ceftriaxone
50-100 mg/kgBB
1 x sehari IM selama 2-5 hari
Amoebiasis Metronidazole
10 mg/kgBB
3 x sehari selama 5 hari (10
hari pada kasus berat)
Giardiasis Metronidazole
5 mg/kg
3 x sehari selama 5 hari
Obat antidiare
Obat-obat ini meskipun sering digunakan tidak mempunyai keuntungan praktis dan
tidak diindikasikan untuk pengobatan diare akut pada anak.
Adsorben
Contoh: kaolin, attapulgite, activated charcoal, cholestyramine
Antimotilitas
Loperamide, hydrochloride, diphenoxylate dengan atropine, tincture opii,
paregonic, codein
Bismuth subsalycilate
Bila diberikan setiap 4 jam dilaporkan dapat mengurangi keluaran tinja pada anak
dengan diare akut sebanyak 30% akan tetapi, cara ini jarang digunakan.
Kombinasi obat
Banyak produk kombinasi adsorben, antimikroba, antimotilitas atau bahan lain.
Obat-obat lain:
Anti muntah, Cardiac stimulant, Darah atau plasma
2.8 Komplikasi
2.8.1 Gangguan elektrolit
Penderita diare dengan natrium plasma > 150 mmol/L memerlukan pemantauan
berkala yang ketat.
2.8.2 Hipernatremia
Penderita diare dengan natrium plasma > 150 mmol/L memerlukan pemantauan
berkala yang ketat.
2.8.3 Hiponatremia
Anak dengan diare yang hanya minum air putih atau cairan yang hanya mengandung
sedikit garam, dapat terjadi hiponatremi (Na < 130 mmol/L)
2.8.4 Hiperkalemia
Disebut hiperkalemia jika K > 5 mEq/L, koreksi dilakukan dengan pemberian
kalsium glukonas 10% 0,5 – 1 ml/kgBB i.v pelan-pelan dalam 5-10 menit dengan monitor
detak jantung
2.8.5 Hipokalemia
Dikatakan hipokalemia bila K < 3,5 mEq/L, koreksi dilakukan menurut kadar K :
jika kalium 2,5-3,5 mEq/L diberikan per oral 75 mcg/kgBB/hr dibagi 3 dosis.
2.9 Pencegahan
Upaya pencegahan diare dapat dilakukan dengan cara:
1. Mencegah penyebaran kuman pathogen penyebab diare
Pemberian ASI yang benar
Memperbaiki penyiapan dan penyimpanan makanan pendamping ASI
Penggunaan air bersih yang cukup
Membudayakan kebiasaan mencuci tangan dengan sabun sehabis buang
air besar dan sebelum makan
Penggunaan jamban yang bersih dan higienis oleh seluruh anggota
keluarga
Membuang tinja bayi yang benar
Probiotik
Disimpulkan bahwa beberapa probiotik potensial mempunyai efek protektif terhadap
diare, tetapi masih diperlukan penelitian dan evaluasi lebih lanjut termasuk efektifitas dan
keamanannya, walaupun sejauh ini penggunaan probiotik pada percobaan klinis dikatakan
aman.
Prebiotik
Prebiotik bukan merupakan mikroorganisme akan tetapi bahan makanan dan umumnya
komplkes karbohidrat yang bila dikonsumsi dapat merangsang pertumbuhan flora
intestinal yang menguntungkan kesehatan , contohnya pada Oligosacharida yang ada
didalam ASI dianggap sebagai prototype prebiotik oleh karena dapat merangsang
pertumbuhan Lactobacilli dan Bifidobacteria didalam kolon bayi yang minum ASI.
DAFTAR PUSTAKA
Status Pasien
I. Identitas pribadi
Nama pasien : Athar Gibran Waliyono
Umur : 10 bulan
Jenis kelamin : laki-laki
Alamat : Jln. Pertiwi Ujung gg.Armada no.55
Status : BPJS
Agama/suku : Islam / Jawa
Tanggal masuk : 11 Mei 2017
Tanggal keluar : 15 Mei 2017
Kepala : Normal
Paru
Inspeksi : Simetris dextra sinistra, tidak ada bagian dada yang
tertinggal saat bernafas
Palpasi : Simetris, Vocal fremitus sama dextra sinistra
Auskultasi : Normal
Jantung
Auskultasi : SISII reguler, murmur (-), gallop (-)
Abdomen
Inspeksi : Distensi (-)
Palpasi : Nyeri tekan (-), tidak ada pembesaran hepar, turgor
kembali cepat, ascites (-)
Auskultasi : Peristaltik normal
Ekstremitas : Hangat
Kulit
a. Sianosis : (-)
b. Ikterus : (-)
c. Pucat : (-)
d. Turgor : (-)
e. Edema : (-)
V. Diagnosis banding
- Infeksi Virus
- Infeksi Bakteri
- Intoleransi Susu Sapi
X. Terapi
a. Novalgin 100 mg
b. Nystatin Drop 3x1ml
c. Ceterizine 1x cth ½
d. Cefixime syr 2xcth1/2
e. L-bio 1x1
f. L-zinc 1xcth II
XII. Follow UP
Tanggal 11/05/17 (23:00)
S O A P
20:00
S O A P
KU: Diare 2 x CM, GCS 15 GE akut + DH IVFD RL 100 gtt/i
ringan-sedang mikro dalam 4 jam
KT: --- Rewel 20 gtt/i
HR: 99 x/i Novalgin 100 mg
RR: 25x/i Nystatin Drop
T*C: 36*C 3x1ml
Ceterizine 1x cth ½
Cefixime syr
2xcth1/2
L-bio 1x1
L-zinc 1xcth II
22:00
S O A P
KU: ---- CM, GCS 15 GE akut + DH 1. IVFD KA-EN 3B
ringan-sedang 26 gtt/i mikro
KT: ---- HR: 100 x/i
IVFD RL 20 gtt/i
RR: 28 x/i
2. Inj Novalgin 1.2
T*C: 36.7*C ml 1 x 1
3. L-Zinc
4. L-Bio
13/05/17 (08:00)
S O A P
KU: Diare 2 x CM, GCS 15 GE Akut + DH 1. IVFD KA-EN 3B
ringan sedang 26 gtt/i mikro
KT: --- Rewel
IVFD RL 20 gtt/i
HR: 90 x/i
2. Inj Novalgin 1.2
RR: 22 x/i ml 1 x 1
T*C: 37*C 3. L-Zinc
4. L-Bio
20:45
S O A P
KU: --- CM, GCS 15 GE Akut + DH 1. IVFD KA-EN 3B
ringan-sedang 26 gtt/i mikro
KT: --- Rewel
IVFD RL 20 gtt/i
HR: 109 x/i
2. Inj Novalgin 1.2
RR: 25 x/i ml 1 x 1
T*C: 36*C 3. L-Zinc
4. L-Bio
14/05/17 (08:00)
KU: Diare 1x CM, GCS 15 GE Akut + DH 1. IVFD KA-EN 3B
ringan sedang 26 gtt/i mikro
KT: ---- HR: 110 x/i
IVFD RL 20 gtt/i
RR: 25 x/i
2. Inj Novalgin 1.2
T*C: 37*C ml 1 x 1
3. L-Zinc
4. L-Bio
20:45
S O A P
KU: Sesak CM, GCS 15 IVFD AFF
KT: ---- HR: 109 x/i
RR: 25 x/i
T*C: 36*C
15/05/17 (09:00)
S O A P
KU: ---- CM, GCS 15 Intervensi
dihentikan
KT: ---- HR: 90 x/i
RR: 23 x/i
T*C:37*C