Anda di halaman 1dari 38

Presentan :

Carolus M T guming

DIARE & KOLESTASIS Rafinia wiza zahra

Preseptor :
dr Fetria Faisal Sp.A
KEPANITERAAN KLINIK SENIOR
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS BAITURRAHMAH
BAGIAN PEDIATRIK
2021
DIARE
Diare akut adalah buang air besar pada bayi
atau anak lebih dari 3x perhari, disertai
perubahan konsistensi tinja menjadi cair
dengan atau tanpa lendir dan darah yang
berlangsung kurang dari 1 minggu.

UKK gastroenterologi-hepatologi IDAI. Buku ajar gastroenterologi-hepatologi jilid 1 cetakan keempat. 2015
Cara penularan
Melalui 4f ( finger,flies,fluid, field)

cara penularan diare secara felal – oral yaitu melalui makanan atau minuman
yang tercemar oleh enteropatogen

kontak langsung tangan dengan penderita atau barang barang yang telah
tercemar tinja penderita

tidak langsung melalui lalat .

UKK gastroenterologi-hepatologi IDAI. Buku ajar gastroenterologi-hepatologi jilid 1 cetakan keempat. 2015
faktor risiko
• Usia 2 tahun pertama kehidupan
1. Faktor umur • Insiden tertinggi Usia 6 -11 bulan pada saat diberikan makanan pendamping ASI

• Infeksi usus bersifat asimtomatik, meningkat pada usia 2 tahun dikarenakan


2. Infeksi imunitas aktif.
asimtomatik • Pada infeksi asimtomatik yang berlangsung beberapa hari atau minggu, tinja
penderita mengandung virus, bakteri atau kusta protozoa yang infeksius.

3. Faktor musim • Diare bakteri sering terjadi pada musim panas


• Diare virus terutama rotavirus puncak terjadinya pada musim dingin

• Vibrio cholera 0.1 dan shigella dysentriae 1 dapat menyebabkan epidemi dan
4. Epidemi dan pandemi yang mengakibatkan tingginya angka kesakitan dan kematian pada
pandemi semua golongan usia.

UKK gastroenterologi-hepatologi IDAI. Buku ajar gastroenterologi-hepatologi jilid 1 cetakan keempat. 2015
Etiologi diare
Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan menjadi : infeksi dan non infeksi

Infeksi • Golongan virus • infestasi parasit


• Golongan Bakteri 1. Astrovirus 1. Balantidium coli
1. Aeromonas 2. Calcivirus (norovirus, 2. Blastocystis homonis
2. Bacillus cereus sapovirus) 3. Cryptosporidium parvum
3. Campylobacter jejuni 3. Enteric adenovirus 4. Entamoeba histolytica
4. Clostridium perfringens 4. Coronavirus 5. Giardia lamblia
5. Clostridium defficile 5. Rotavirus 6. Isospora belli
6. Escherichia coli 6. Norwalk virus 7. Strongyloides stercoralis
7. Plesiomonas shigeloides 7. Herpes simple virus 8. Trichuris trichiura
8. Salmonela
8. Cytomegalovirus
9. Shigella
10. Staphylococcus aureus
11. Vibrio cholera
12. Vibrio parahaemolyticus
13. Yersinia anterolitica

UKK gastroenterologi-hepatologi IDAI. Buku ajar gastroenterologi-hepatologi jilid 1 cetakan keempat. 2015
Diare Non infeksi
1. Kesulitan makan 4. Keracunan makanan
2. Defek anatomis • Logam berat
• Malrotasi • mushrooms
• Penyakit hircsprung 5. Neoplasma
• Short bowel stndrome • Neuroblastoma
• Stricture • Phaeochromocytoma
3. Malabsorbsi • Syndroma zollingers ellison
• Defisiensi disakaridase 5. Lain lain
• Malabsorpsi glukosa-galaktosa • Infeksi non gastrointestinal
• Cystic fibrosis • Alergi susu sapi
• Penyakit celiac • Penyakit crohn
3. Endokrinopati • Defisiensi imun
• Throtoksikosis • Colitis ulserosa
• Penyakit addison • Gangguan motilitas usus
• Sindroma adrenogenital • pellagra

UKK gastroenterologi-hepatologi IDAI. Buku ajar gastroenterologi-hepatologi jilid 1 cetakan keempat. 2015
Apa saja jenis-jenis Diare ?

Diare persisten atau


Diare akut
diare kronik

diare yang berlangsung kurang diare yang berlangsung lebih dari


dari 14 hari 14 hari.

UKK gastroenterologi-hepatologi IDAI. Buku ajar gastroenterologi-hepatologi jilid 1 cetakan keempat. 2015
Mekanisme diare
1. Gangguan absorbsi atau diare osmotik
2. Malabsorbsi umum
3. Gangguan sekresi atau diare sekretorik
4. Diare akibat gangguan peristaltik
5. Diare inflamasi
6. Diare terkait imunologi

UKK gastroenterologi-hepatologi IDAI. Buku ajar gastroenterologi-hepatologi jilid 1 cetakan keempat. 2015
Manifestasi klinis
• Infeksi usus menumbulkan tanda dan gejala gastrointestinal (berupa
diare,kram, dan muntah) serta gejala lain bila terjadi komplikasi
ekstraintestinal termasuk manifestasi neurologik.

UKK gastroenterologi-hepatologi IDAI. Buku ajar gastroenterologi-hepatologi jilid 1 cetakan keempat. 2015
Diagnosis diare
Anamnesis, Pemeriksaan fisik, Laboratorium lihat tanda-tanda dehidrasi pada
anak
Tanya: Tanya:
• lama diare • Bila disertai muntah:
• frekuensi volume dan frekuensinya.
• volume • Kencing: biasa, berkurang,
• konsistensi tinja jarang atau tidak kencing
dalam 6 – 8 jam terakhir.
• warna
• Makanan dan minuman
• bau
yang diberikan selama diare.
• ada / tidak lendir dan
• Adakah panas atau
darah.
penyakit lain yang
menyertai seperti: batuk,
pilek, otitis media, campak.

UKK gastroenterologi-hepatologi IDAI. Buku ajar gastroenterologi-hepatologi jilid 1 cetakan keempat. 2015
Laboratorium
= Dilakukan pada keadaan tertentu misalnya penyebab dasarnya tidak diketahui atau
ada sebab lain diare akut atau dengan penderita dengan dehidrasi berat.

Tinja Tinja
• Pemeriksaan makroskopik : Pemeriksaan mikroskopik :
digunakan untuk mendeteksi Pemeriksaan leukosit
enteropatogen. • PMN (+), pada pemeriksaan tinja menunjukkan kuman
invasif atau kuman yang memproduksi sitotoksin.
• Kecuali untuk kuman typhii leukosit mononuklear.
• Untuk E. histolytica leukosit minimal
• Parasit penyebab diare tidak memproduksi leukosit dalam
jumlah banyak.

UKK gastroenterologi-hepatologi IDAI. Buku ajar gastroenterologi-hepatologi jilid 1 cetakan keempat. 2015
Bagaimana rencana terapi untuk masing masing penderita
Diare?
1. Diare tanpa dehidrasi:
= Rencana Terapi A
2. Diare dengan dehidrasi ringan/sedang:
= Rencana Terapi B
3. Diare dengan dehidrasi berat:
= Rencana Terapi C

Departemen kesehatan RI. buku saku petugas kesehatan. jakarta : Departemen kesehatan republik indonesia. 2011
Lintas diare
(lima Langkah Tuntaskan Diare)
1. Berikan oralit
2. Berikan tablet zinc selama 10 hari berturut –turut
3. Teruskan asi makan
4. Berikan antibiotik secara selektif
5. Berikan nasihat pada ibu /keluarga

Departemen kesehatan RI. buku saku petugas kesehatan. jakarta : Departemen kesehatan republik indonesia. 2011
Departemen kesehatan RI. buku saku petugas kesehatan. jakarta : Departemen kesehatan republik indonesia. 2011
Departemen kesehatan RI. buku saku petugas kesehatan. jakarta : Departemen kesehatan republik indonesia. 2011
Departemen kesehatan RI. buku saku petugas kesehatan. jakarta : Departemen kesehatan republik indonesia. 2011
Departemen kesehatan RI. buku saku petugas kesehatan. jakarta : Departemen kesehatan republik indonesia. 2011
Departemen kesehatan RI. buku saku petugas kesehatan. jakarta : Departemen kesehatan republik indonesia. 2011
KOLESTASIS
Definisi Kolestasis

Kolestasis adalah semua kondisi yang menyebabkan


terganggunya sekresi dan ekskresi empedu ke duodenum sehingga
tertahannya bahan-bahan yang seharusnya dikeluarkan bersama
empedu tersebut di hepatosit. Kolestasis dibagi menjadi dua yaitu
kolestasis ekstrahepatik dan intrahepatik.

Parameter yang paling banyak digunakan adalah kadar bilirubin


direk serum > 1 mg/dL bila bilirubin total < 5 mg/dL atau bilirubin
direk > 20% dari bilirubin total bila kadar bilirubin total > 5mg/dl.
UKK Gostro-Hepatologi, DAI, Edisi Pertama
Epidemiologi

Secara umum insidensi kolestasis


kurang lebih 1:2500 kelahiran hidup.
Meskipun penyebab kolestasis sangat
beragam, atresia biliaris ekstrahepatik
telah diidentifikasi sebagai penyebab
tersering (lebih dari 33%).

UKK Gostro-Hepatologi, DAI, Edisi Pertama


Etiologi Kolestasis

Ekstra Hepatik
Suatu keadaan yang dapat mengakibatkan obstruksi saluran empedu
ekstrahepatik baik total maupun parsial.
 Atresia biliaris ekstrahepatik
 Kista duktus koledokus
 Stenosis duktus biliaris
 Sludge dan batu atau kolelitiasis

UKK Gostro-Hepatologi, DAI, Edisi Pertama


 Intra Hepatik
Gangguan yang terjadi pada tingkat hepatosit atau elemen duktus
biliaris yang ada di dalam hati atau intrahepatal .
 Infeksi
 Metabolik
 Toksik
 Genetik
 Penyakit caroli
 Hepatitis neonatal idiopatik

UKK Gostro-Hepatologi, DAI, Edisi Pertama


Mekanisme bilirubin

UKK Gostro-Hepatologi, DAI, Edisi Pertama


MANIFESTASI KLINIS

TERIMA KASIH

UKK Gostro-Hepatologi, DAI, Edisi Pertama


UKK Gostro-Hepatologi, DAI, Edisi Pertama
METABOLISME BILIRUBIN

Hemoglobin

Heme Globulin

Heme Oksigenase

Biliverdin

Biliverdin
Reduktase

Bilirubin indirek - albumin


UKK Gostro-Hepatologi, DAI, Edisi Pertama
Anamnesa

Riwayat kehamilan dan kelahiran: riwayat obsteri ibu (infeksi TORCH,


hepatitis B, dan infeksi lain), berat badan lahir (pada infeksi biasanya
didapatkan Kecil Masa Kehamilan sedangkan pada atresia biliaris
biasanya didapatkan Sesuai Masa kehamilan), infeksi intrapartum,
morbiditas perinatal, riwayat pemberian nutrisi parenteral.
 Riwayat keluarga: bila saudara kandung pasien ada yang menderita
penyakit serupa maka kem ungkinan besar merupa kan suatu kelainan
genetik/metabolik.
 Risiko hepatitis virus hepatotropik, paparan terhadap toksin / obat-
obatan.

UKK Gostro-Hepatologi, DAI, Edisi Pertama


Pemeriksaan Fisik

 Fasies dismorfik : pada Sindrom Alagille


 Mata :
- Katarak : pada infeksi TORCH
- Choreoretinitis : pada infeksi TORCH
- Posterior embryotoxon : pada Sindrom Alagille
 Abdomen :
- Hepar = > mengetahui apakah sudah terjadi sirosis
hepatomegali atau sudah mengecil, konsistensiteayal atau sudah
mengeras, permukaan masih licin atau sudah berbenjol benjol
- Lien ) pelacakan hipertensi portal atau mencari
kemungkinan infeksi
- Asites = > gangguan sintesis albumin
- Vena kolateral = > pelacakan hipertensi portal
 Kulit : ikterus, spider angioma, eritema palmaris, edema = > sudah terjadi sirosis
 Lain-lain : Phimosis = > kemungkinan ISK

UKK Gostro-Hepatologi, DAI, Edisi Pertama


Pemeriksaan Laboratorium

Tes Hati
Transaminase
Gammo-glutamyltransferase(GGT)
Alkoline Phosphatose (AP)

Tes Fungsi Hati


Albumin
Lipid dan LipoProtein
USG Abdomen
Skintigrafi hepatobi lier
Biopsi hati
Kolangiografi

UKK Gostro-Hepatologi, DAI, Edisi Pertama


Komplikasi

Hiperlipidemia dan Xantoma


 Hiperlipidemia dan Xanthoma merupakan komplikasi yang sering terjadi pada
kolestasis intrahepatik contohnya Sindrom Alagille
Pruritus
 Pruritus pada kolestasis disebabkan karena konsentrasi garam empedu yang tinggi di
hati menyebabkan kerusakan hati sehingga terjadi pelepasan substansi yang bersifat
pruritogenik (misalnya histamin).
Sirosis dan Gagal hati

UKK Gostro-Hepatologi, DAI, Edisi Pertama


TATALAKSANA

1. KAUSAL
Terapi spesifik pada kolestasis bergantung pada penyebabnya. Operasi kasai
atau portoenterostomi dan transplantasi hati dapat dilakukan pada atresia
biliaris.

2. SUPORTIF
Apabila tidak ada terapi spesifik maka dilakukan terapi suportif yang
bertujuan untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan seoptimal
mungkin serta meminimalkan akibat komplikasi kolestasis.

UKK Gostro-Hepatologi, DAI, Edisi Pertama


A. MEDIKAMENTOSA

O ASAM URSODEOKSIKOLAT
Umumnya digunakan sebagai agen pilihan pertama pada pruritus yang
disebabkan karena kolestasis, kolestasis yang disebabkan karena nutrisi
parenteral, dan atresia biliaris. Asam ursodeoksikolat merupakan asam empedu
hidrofilik yang bekerja pada bile pool dengan menggantikan asam empedu
hidrofobik serta meningkatkan aliran empedu.
O RIFAMPIN
Berfungsi menghambat uptake asam empedu oleh hepatosit serta
menstimulasi pelepasan enzim-enzim hepar .

UKK Gostro-Hepatologi, DAI, Edisi Pertama


KOLESTIRAMIN
Kolestiramin dapat mengikat asam empedu di lumen usus sehingga dapat
menghalangi sirkulasi enterohepatik asam empedu serta meningkatkan ekskresinya.
Selain itu kolestiramin dapat menurunkan umpan balik negatif ke hati, memacu
konversi kolesterol menjadi bile acids like cholic ocia y"ngberperan sebagai
koleretik. Kolestiramin biasanya digunakan pada manajemen jangka panjang
kolestasis intrahepatal dan hiperkolesterolemia.

PHENOBARBITAL
Phenobarbital dapat meningkatkan aliran asam empedu, meningkatkan
sintesis asam empedu, menstimulasi pelepasan enzim-enzim hepar, sehingga
dapat menurunkan kadar asam empedu dalam sirkulasi. Akan tetapi
phenobarbital dapat menyebabkan sedasi dan gangguan perilaku sehingga
penggu naa nnya terbatas.

UKK Gostro-Hepatologi, DAI, Edisi Pertama


UKK Gostro-Hepatologi, DAI, Edisi Pertama
Pemantauan
36

Keberhasilan terapi :
Progresivitas secara klinis : ikterus (berkurang, tetap, makin kuning),
besarnya hepar, lien, asites, vena kolateral
Laboratorium : bilirubin direct dan indirect, ALT, AST, albumin dan
uji koagulasi setidaknya setiap bulan
Pencitraan : terkadang untuk melihat perubahan

IDAI, 2009. Pedoman Pelayanan  Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Indonesia. edisi I. Jakarta : Badan Penerbit IDAI
Tumbuh Kembang : dengan membuat kurva
pertumbuhan BB dan Tinggi badan
 Kolastasis intrahepatis : menunjukkan perlambatan
sejak awal
 Kolastasis ekstrahepatis : umumnya diawal
pertumbuhan baik lalu mengalami gangguan sesuai
perjalanan penyakitnya.

IDAI, 2009. Pedoman Pelayanan  Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Indonesia. edisi I. Jakarta : Badan Penerbit IDAI
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai