C. Peningkatan Permiabilitas
• Perubahan permukaan / abnormalitas sel membrane
mukosa → menyebabkan peningkatan porus pada
epithel junction yang akan meningkatkan aliran sekresi
• Meningkatnya ukuran porus → disebabkan mediator
kimia tertentu atau proses inflammasi
D. Gangguan Motilitas
• Gangguan motilitas → disebabkan oleh peningkatan
peristaltis / menurunnya segmentasi
GEJALA KLINIS
3. Agen Antisekretoris
• Antikolinergik → Chlorpromazine mampu menghambat aktifitas
calmodulin intraseluler, sehingga meningkatkan kapasitias dan
memperlambat waktu transit, sehingga meningkatkan waktu absorbsi
bahan pakan
4. Intestinal Protektan
• Bismuth subsalicylate → sebagai protektan
• Kaolin dan pectin → mengatasi diare berat
5. Antibiotika
• AB diberikan bila ada indikasi medic → terjadi infeksi atau inflamasi
pada saluran cerna berdasarkan pemeriksaan faeces.
• Juga indikasi infasi bakteri pada mukosa saluran cerna dengan
adanya bercak darah pada faeces.
ENTERITIS KRONIS
B. Usus Besar
• Palpasi rektal → ditemukan adanya mukosa rektal yang tidak halus
dan menebal, striktura, massa intraluminal atau ekstraluminal,
limphadenopathy sublumbal
DIAGNOSIS
• Kongenital
• Stenosis, atresia, anomali ligamen pankreatiko mesojejenunal
• Kompresi ekstramural
• Adhesi, hernia, strangulasi, intusussepsi, volvulus, tumor
(Lymphoma, adenocarcinoma, Leiomyosarcoma), inflamasi
granulomatus, Fycomycosis, Striktura, Abses dan Hematoma
• Obstruksi intraluminal → Polyps, Benda asing
• Obstruksi fungsional → Hambatan syaraf simpatik, infiltrasi,
penyakit neuromuskular, peritonitis, hipokalemia.
PATOFISIOLOGIS
• Obstruksi intestinal → menyebabkan gangguan terutama adalah cairan,
elektrolit dan endotoksik shock atau septik shock
• Distensi cairan dan gas → terbentuk pada daerah proksimal obstruksi
• Perubahan aliran darah bagian proksimal obstruksi intestinal →
menurunkan absorbsi cairan dan meningkatkan sekresi intestinal,
sehingga terjadi akumulasi cairan di dalam lumen intestinal
• Pertumbuhan bakteri dgn toksin yang dilepaskan → memicu terjadinya
akumulasi sekresi di lumen intestinal
• Akumulasi cairan sekresi → hilang bila hewan mengalami vomit
• Memicu terjadinya akumulasi cairan dan gas → terjadi distensi yang lebih
besar pada bagian proksimal daerah obstruksi
• Gejala yang terjadi bergantung → tingkat dan durasi kehilangan cairan
serta kerapatan dan letak obstruksi obstruksi
GEJALA KLINIS
• Gejala klinis berkaitan obstruksi intestinal bergantung → lokasi obstruksi dan
tipe obstruksi.
• Obstruksi akut / obstruksi bagian distal intestinal → gejala klinis tidak begitu
tampak
• Semakin lama hewan mengalami anoreksia dan mengalami kondisi yang
semakin buruk
• Vomit terjadi semula intermiten → berkembang menjadi parah dgn semakin
besarnya distensi akibat akumulasi gas dan cairan.
• Obstruksi intestinal → lebih proksimal, hewan umumnya mengalami anoreksia.
• Gejala yang paling nyata → vomit
• Hewan akan mengalami dehidrasi → gejala Endotoksik Shock
• Obstruksi akibat strangulasi → gejala yang muncul sangat hebat, cepat dan
progresif.
• Hewan mengalami gejala hipovolemik dan endotoksik shock
DIAGNOSA
Hewan Besar
• Pemeriksaan rektal pasien obstruksi komplet → ditemukan faeces yang normal,
namun umumnya ditemukan faeces kering dan keras dan mukosa rektal kering
kesat
Umum
• Pemeriksaan radiography sangat membantu untuk melihat adanya benda asing,
dugaan intusussepsi, tampak adanya distensi dengan adanya akumulasi gas
atau cairan di depan daerah obstruksi.
• Pemeriksaan laboratorium tidak banyak berubah, kecuali adanya
haemokonsentrasi akibat dehidrasi, leukositosis akibat inflammasi dan gangguan
elektrolit.
• Leukopenia dijumpai bila mengalami strangulasi atau nekrosis intestinal.
• Hewan akan mengalami hipokalemia, hiponatremia, hipokloremia dan metabolik
alkalosis.
• Peningkatan konsentrasi serum folat juga membantu menegakkan diagnosis
obstruksi parsial, karena berkaitan dengan bacterial overgrowth pada usus halus.
TERAPI
DIAGNOSA DIFFERENSIAL :
• Bedakan dengan diare usus halus
TERAPI