Anda di halaman 1dari 22

Diare Kronik

T YA S R AT N A PA N G E S T I K A
1813020047

PEMBIMBING
D R . R A S T R I M A H A R D I K A , S P. P D

D E PA R T E M E N I L M U P E N YA K I T D A L A M
R S U D S A L AT I G A - F K U M P
2019
DEFINISI

 Diare : Pengeluaran feses yang tidak berbentuk


(unformed) atau dalam konsistensi cair dengan
frekuensi yang meningkat (> 3x/hari) atau dengan
perkiraan volume feses > 200 gram/hari

 Berdasarkan waktunya, diare disebut :


akut jika <2 minggu,
persisten jika 2-4 minggu, dan
kronis jika> 4 minggu
Fisiologi
Diare kronik

 Sebagian besar penyebab diare kronik  non


infeksius
Etiologi

Ciri-ciri : keluaran feses berair volume besar ,


gangguan transportasi cairan dan elektrolit yang
biasanya tidak menimbulkan rasa sakit dan
melintasi mukosa enterokolonik.
menetap dengan puasa.

Diare sekretorik

1. Medikasi : laksatif stimulan (cascara, bisacodyl,


asam risinoleat ), arsenik
dehidrasi, electrolyte imbalance (hypokalemia, 2. Reseksi Usus, Penyakit Mukosa, atau Fistula
hypomagnesemia, hypercalcemia), malabsorpsi Enterocolic : malabsorpsi asam empedu,
ringan dan diluasi enzim digestif hipersekresi cairan
3. Hormon : sekretatgog intestinal (PG, serotonin,
histamin)
Etiologi

terjadi ketika zat terlarut, secara osmotik terserap Output air feses meningkat = jml zat terlarut, feses
dengan buruk, shg menarik cukup cairan ke dalam lembek, berhenti dengan puasa atau dengan
lumen yg melebihi kapasitas reabsorpsi kolon. penghentian agen penyebab

Diare Osmotik

Dipengaruhi oleh :
- Jumlah makanan yang mengandung zat tidak terlarut 1. Malabsorpsi karbohidrat : e.c defisiensi brush
- Volume ekstra air yang dibutuhkan untuk melarutkan border disakarida. Hindari produk susu sorbitol,
zat tsb laktulosa, fruktosa
- Volume air yg mengikuti ion Na, Cl untuk 2. Laksatif osmotik : Konsumsi antasida yang
keseimbangan dalam lumen mengandung Mg, suplemen kesehatan, atau laksatif
Etiologi

Mekanisme diare : eksudasi, malabsorpsi Volume feses banyak/sedikit, ada tanda


lemak, penyerapan cairan / elektrolit yang inflamasi (nyeri, demam, perdarahan) ,
terganggu, dan hipersekresi atau hipermotilitas tenesmus, kram abdomen
dari pelepasan sitokin dan mediator inflamasi
lainnya Feses : RBC, leukosit atau protein

Diare Inflamasi

1. Inflamatory bowel disease idiopatik :


penyakit Crohn , kolitis ulserativa kronis, kolitis
mikroskopis
2. Imunodefisiensi : diare berkepanjangan
3. Infeksi : TBC, CMV, HSV, amebiasis dll
4.. Lain2 : Ca colon, kolitis iskemik, dll
Kolitis ulseratif  ulserasi mukosa, inflamasi 
<< reabsorspsi cairan
Etiologi Dismotilitas usus
 Bukan etiologi primer
 Ciri feses : spt diare sekretori,
steatorrhea ringan, biasanya tjd
setelah makan, kadang makanan
masih terlihat pd feses
 Bising usus meningkat, kram
perut
 Hipertiroidisme, sindrom
karsinoid, IBS, ansietas, infeksi
usus, diare diabetes
Pendekatan Diagnosis

Anamnesis
- onset, durasi, pola, faktor
pemberat (terutama diet)
- Bedakan kelainan organik dan peringan, dan ciri feses.
dan fungsional ada tidaknya inkontinensia
fekal, demam, penurunan Riwayat keluarga tentang
- Penyebab organik : durasi BB, nyeri, riw. perjalanan,
diare < 3 bulan, IBD atau sariawan
obat-obatan, kontak dengan
predominan penderita diare, dan
nocturnal/kontinyu, manifestasi ekstraintestinal
penurunan BB signifikan (perubahan kulit,
arthralgia, ulkus aphthous
oral)
Pendekatan Diagnosis

Pem. Fisik Pem. Penunjang

 Melihat & meraba  Pem. Darah Lengkap


distensi usus, nyeri
terlokalisisr/merata,  Pem. Fungsi Tiroid
 massa tiroid, mengi,  Fungsi hati
murmur jantung, edema,  Laju endap darah
hepatomegali, massa
perut, limfadenopati,  Pemeriksaan tinja
kelainan mukokutan,  Endoskopi/kolonoskop
fistula perianal, atau i
kelemahan sfingter anal.
Terapi

 Bergantung etiologi spesifik : bisa


kuratif/supresif/empiris

 Kuratif  jika penyebab diketahui , ex : ca colon 


reseksi/kemoterapi

 Supresif  thd mekanisme yang mendasari , ex : diare


akibat intoleransi laktosa  eliminasi laktosa

 Diare akibat adanya bakteri di usus halus  terapi


antibiotik (tetrasiklin, metronidazole, ciprofloksasin,
amoksisilin)
 Pada IBD : 5 ASA dan kortikosteroid
 Chron’s disease : antibiotik metronidazole,
ciprofloxacin atau kombinasi keduanya
 Jika tidak diketahui penyebabnya bisa diberikan
terapi empiris, ex : diare cair ringan  golongan
opiat ringan spt diphenoksilat atau loperamide
 Terapi paling penting untuk diare kronis non spesifik

1. Rehidrasi
terutama untuk anak-anak, geriatri dan diare yang
parah
 cairan rehidrasi oral pengganti dapat dibuat
dengan : ½ sendok teh garam, ½ sendok teh
baking soda, dan 2 – 4 sendok makan gula per liter
air.
 Cairan intravena : RL/ Normal saline
 Perhatikan tanda-tanda vital, pernapasan, dan urin
 Metode Daldiyono berdasarkan keadaan klinis yang
diberi penilaian/skor :
Sejumlah agen anti diare dapat digunakan pada
diare kronik. Opiat mungkin dapat digunakan
dengan aman pada keadaan gejala stabil.

1. Loperamid : 4 mg dosis awal, kemudian 2 mg


setiap diare . Dosis maksimum 16 mg/hari.
2. Dhypenoxylat dengan atropin : diberikan 3-4
kali per hari.
MK : penghambatan propulsi, peningkatan absorbsi
cairan sehingga dapat memperbaiki konsistensi
feses dan mengurangi frekwensi diare
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai