TINJAUAN PUSTAKA
B. DEFINISI
Glaukoma adalah suatu neuropati optik kronik didapat yang ditandai oleh
pencekungan (cupping) diskus optikus dan pengecilan lapangan pandang;
biasanya disertai peningkatan tekanan intraokular. Pada sebagian besar kasus,
glaukoma tidak disertai dengan penyakit mata lainnya (glaukoma primer)
(Riordan-Eva & Whitcher, 2010). Peningkatan tekanan intraokular dapat
merusak nervus optikus, yang mengirimkan sinyal ke otak. Jika kerusakan
memburuk, glaukoma dapat menyebabkan kehilangan penglihatan permanen
atau bahkan kebutaan total dalam beberapa tahun (Kozarsky, 2019).
C. ETIOLOGI
Glaukoma adalah akibat dari kerusakan saraf optik. Ketika saraf ini
berangsur-angsur memburuk, bintik-bintik buta berkembang pada
penglihatan. Kerusakan saraf ini biasanya terkait dengan peningkatan tekanan
intraokular (TIO). TIO yang meningkat disebabkan oleh penumpukan cairan
(aqueous humor) yang mengalir ke seluruh bagian dalam mata. Cairan
internal ini biasanya mengalir keluar melalui jaringan yang disebut
trabecular meshwork pada sudut di mana iris dan kornea bertemu. Ketika
cairan diproduksi berlebihan atau sistem drainase tidak berfungsi dengan
baik, cairan tidak dapat mengalir keluar pada tingkat normal dan tekanan
intraokular akan meningkat (AAO, 2018).
Penyebab glaukoma yang kurang umum termasuk trauma tumpul atau
kimiawi pada mata, infeksi mata yang parah, penyumbatan pembuluh darah
di dalam mata, dan kondisi peradangan. Tindakan pembedahan pada mata
untuk memperbaiki kondisi lain terkadang dapat menyebabkannya. Hal ini
biasanya mempengaruhi kedua mata, tetapi mungkin lebih buruk di satu mata
daripada yang lain (Kozarsky, 2019). Glaukoma cenderung familial. Pada
beberapa orang, para ilmuwan telah mengidentifikasi gen yang berkaitan
dengan tekanan intraokular tinggi dan kerusakan saraf optik (AAO, 2018).
D. KLASIFIKASI
Klasifikasi glaukoma berdasarkan etiologi
A. Glaukoma Primer
1. Glaukoma sudut terbuka
a. Glaukoma sudut terbuka primer (glaukoma sudut terbuka kronik,
glaukoma simpleks kronik)
b. Glaukoma tekanan normal (glaukoma tekanan rendah)
2. Glaukoma sudut tertutup
a. Akut
b. Subakut
c. Kronik
d. Iris plateau
B. Glaukoma Kongenital
1. Glaukoma kongenital primer
2. Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan mata lain
a. Sindrom-sindrom pembelahan bilik mata depan
Sindrom Axenfeld
Sindrom Reiger
Sindrom Peter
b. Aniridia
3. Glaukoma yang berkaitan dengan kelainan perkembangan ekstraokular
a. Sindrom Sturge-weber
b. SIndrom Marfan
c. Neurofibromatosis 1
d. Sindrome Lowe
e. Rubela Kongenital
C. Glaukoma Sekunder
1. Glaukoma Pigmentasi
2. Sindrom Eksfoliasi
3. Akibat kelainan lensa (fakogenik)
a. Dislokasi
b. Intumesensi
c. Fakolitik
4. Akibat kelainan traktus uvea
a. Uveitis
b. Sinekia posterior (seklusio pupilae)
c. Tumor
d. Edema corpus ciliare
5. Sindom iridokorneoendotelial (ICE)
6. Trauma
a. Hifema
b. Kontusia/ resesi sudut
c. Sinekia anterior perifer
7. Pasca operasi
a. Glaukoma sumbatan siliarin (glaucoma maligna)
b. Sinekia anterior perifer
c. Pertumbuhan epitel ke bawah
d. Pascabedah tandur kornea
e. Pascabedah ablation retinae
8. Glaukoma Neovaskular
a. Diabetes mellitus
b. Oklusi vena centralis retinae
c. Tumor intraocular
9. Peningkatan tekanan vena episklera
a. Fistula karotis-kavernosa
b. Sindom Sturge-Weber
10 Akibat steroid
.
D. Glaukoma Absolut: hasil akhir semua glaukoma yang tidak terkontrol adalah
mata yang keras, tidak dapat melihat, dan sering nyeri.