Anda di halaman 1dari 32

HIV pada Kehamilan dan

Pengelolaannya

Tyas Ratna Pangestika


1813020047
FK UMP-RSUD Salatiga
Pendahuluan

 Laporan terbaru United Nations Programme on HIV and


AIDS (UNAIDS)menunjukkan jumlah orang dengan HIV
meningkat di 50 negara, termasuk Indonesia, dengan lebih
dari 1,8 juta orang baru terinfeksi virus mematikan ini pada
2017

 Diperkirakan sebanyak 8.604 bayi dengan HIV lahir setiap


tahun. Potensi kehilangan biaya yang diperlukan untuk
mengobati dan merawat bayi-bayi dengan HIV tersebut
sekitar Rp42 miliar setiap tahunnya.
Definisi
 AIDS (Acquired Immunodefisiency
Syndrome) adalah suatu penyakit retrovirus,
menular yang disebabkan oleh infeksi Human
Immunodefisiency Virus yang pada kasus berat
dapat bermanifestasi depresi imunitas seluler.
Penularan HIV
Penularan HIV pada Kehamilan

Intrauterin

Intrapartum

Postpartum
Risk of MTCT
Faktor Risiko Transmisi HIV

Faktor Virus Faktor Ibu


Penularan meningkat, jika viral Transmisi meningkat =
load meningkat penurunan jumlah CD4

Faktor Bayi
Faktor Obstet rik
>30% infeksi HIV melalui ASI
Kontak kulit secara langsung
BBLR
SC < transmisi 1%
Patogenesis
Tahapan Infeksi HIV

4 bl-
AIDS
10 th
Kandidiasis esofagus/paru,
herpes menetap, kondiloma
Periode laten akuminata, TB paru, kelainan
3-6 haid, neoplasia genital,
Infeksi HIV tanpa gejala toksoplasmosis, limfadenopati
bulan
generalisata, oral hairy
leukoplakia, ulkus aftosa,
trombositopenia
Infeksi akut
Demam, keringat malam,
lesu,ruam, nyeri kepala,
faringitis, mialgia, mual muntah
diare
 Berdasarkan jumlah CD4+ dan hitung jumlah leukosit
Diagnosis
 Anamnesis pajanan HIV
 Pemeriksaan Fisik dan gejala klinis yang mencurigakan
 Pemeriksaan penunjang definitif
 tidak ada algoritme diagnosis klinis tunggal yang terbukti
sangat sensitif atau spesifik untuk mendiagnosis HIV
Pengelolaan HIV pada Ibu Hamil
• Konseling
• Pemeriksaan penunjang
Ante
partum • ART

• Universal Precaution
Intra partum

• Mencegah pemberian ASI


Post partum
Pengelolaan : Ante Partum
VCT = Voluntary Counseling and Testing
 Konseling dan testing HIV secara sukarela
 Syarat VCT :
 Terdapat konseling sebelum (pre-test) dan
sesudah test (post-test)
 Dilakukan secara sukarela
 Terdapat persetujuan tertulis (informed consent)
 Dilakukan secara rahasia
Testing HIV
Tes Antibodi

Tes Cepat /Rapid Test Tes ELISA


 Sampel: darah dari  Sampel: darah vena
tusukan jari  Lab: peralatan
 Lab: tidak ada khusus
peralatan khusus  Waktu:
 Waktu: mencapai 2 minggu
kurang dari 30 menit
Testing HIV
Tes Antigen

 Tes antigen mendeteksi ada atau tidaknya


virus HIV dalam darah.
 Tes PCR (reaksi rantai polymerase)
mendeteksi DNA atau mengukur RNA
(kandungan virus) dalam darah.
 Tes antigen p24 mengukur salah satu protein
yang ditemukan dalam virus HIV
ART (AntiRetroviral Therapy)
 Semua wanita hamil dan menyusui harus memulai triple ART
 Pertahankan selama terjadi risiko transmisi ke anak
 Triple ART : TDF+3TC / FTC + EVF
Algortima
Rekomendasi untuk Pemakaian ARV
Kondisi Klinis Ibu Regimen untuk Ibu Regimen untuk Bayi

1 Odha dengan indikasi - AZT/d4T + 3TC + NVP


pengobatan ARV, dan ada (harus hindari EFV)
kemungkinan untuk hamil
2 Odha yang sedang - Lanjutkan regimen sebelumnya - AZT 1 minggu + NVP dosis tunggal
menggunakan ARV, dan dalam 72 jam pertama;
- Jika pakai EFV, ganti dgn NVP
kemudian hamil atau
atau PI pada trisemester I
- AZT 1 minggu;
- Lanjutkan dgn ARV yang sama
atau
selama dan sesudah persalinan
- NVP dosis tunggal 72 jam pertama
3 Odha hamil dengan indikasi - AZT/d4T + 3TC + NVP - AZT 1 minggu + NVP dosis tunggal
pengobatan ARV dalam 72 jam pertama;
- Hindari EFV pada trisemester I
atau
- Jika memungkinkan, hindari
- AZT 1 minggu;
ARV hingga trisemester I
atau
- NVP dosis tunggal 72 jam pertama
4 Odha hamil dan belum ada - AZT mulai 28 minggu + NVP - AZT 1 minggu + NVP dosis tunggal
indikasi pengobatan ARV dosis tunggal di awal persalinan dalam 72 jam pertama;
Regimen alternatif:
- Hanya AZT mulai 28 minggu - AZT selama 1 minggu
- AZT + 3TC mulai 36 minggu, - AZT selama 1 minggu
selama persalinan, 1 minggu
setelah kelahiran
- NVP dosis tunggal di awal - NVP dosis tunggal 72 jam pertama
persalinan
Kondisi Klinis Ibu Rejimen untuk Ibu Rejimen untuk Bayi
5 Odha hamil dengan indikasi Sesuai skenario 4, tetapi lebih baik menggunakan regimen
pengobatan ARV tetapi tidak yang paling efektif dari yang ada
mulai menggunakan ARV
6 Odha hamil dengan TB aktif Bila dipertimbangkan untuk mulai
pengobatan ARV, gunakan:
OAT yang sesuai untuk
perempuan hamil tetap - AZT + 3TC + SQV/r; atau
diberikan - d4T + 3TC + SQV/r
Bila pengobatan dimulai pada
trimester III, gunakan:
- AZT + 3TC + EFV ; atau
- d4T + 3TC + EFV
Bila tidak akan m enggunakan
pengobatan ARV, ikuti skenario 4.
7 Odha dalam masa persalinan Untuk ibu yang belum diketahui
yang tidak diketahui status HIV status HIV-nya, bila ada waktu,
tawarkan pemeriksaan dan
konseling, bila tidak, lakukan
pemeriksaan dan konseling
segera setelah persalinan
(dengan persetujuan) dan ikuti
skenario 8.
Bila hasil tesnya HIV positif:
- Berikan NVP dosis tunggal; - NVP dosis tunggal 72
jam pertama
bila persalinan sudah terjadi
jangan berikan NVP tetapi ikuti
skenario 8
atau atau

Odha yang datang pada saat - AZT + 3TC pada saat persalinan
persalinan tetapi belum pernah dilanjutkan hingga 1 minggu - AZT + 3TC selama 1
mendapatkan pengobatan ARV setelah persalinan minggu
8 Bayi lahir dari Odha yang belum - NVP dosis tunggal
pernah mendapat obat ARV sesegera
mungkin, ditambah
- AZT selama 1 minggu
(usahakan diberikan
sebelum 2 hari)
Golongan Obat ARV
Pengelolaan : Intrapartum
 Operasi caesar direkomendasikan pada HIV maternal, di
mana HIVRNA >1000/mL. Transmisi HIV vertikal menurun
sekitar setengahnya bila dibandingkan dengan persalinan
pervaginam.

 Risiko MTCT meningkat oleh adanya ketuban pecah lama,


persalinan yang dibantu dengan alat (ekstraksi), prosedur
yang invasif, episiotomi, dan prematuritas
Pengelolaan : Post Partum
 Universal precautions : untuk melindungi petugas
kesehatan dari risiko penularan
 Bayi dengan usia gestasi >32 bulan dan stabil, harus segera
dimandikan dengan menggunakan chlorhexidine 1%
 Negara maju : ASI digantikan dg susu formula
 Negara berkembang : ASI diberikan eksklusif sampai 6 bulan
dan dapat diperpanjang sampai ada pengganti ASI

 Semua bayi yang telah dikonfirmasi terdapat infeksi HIV


harus memulai ART
Pengelolaan : Post Partum
 Profilaksis diberikan segera setelah lahir. Bayi tersebut harus
mendapat Nevirapin sesegera mungkin (<72 jam) stlh lahir
dan dilanjutkan sampai status HIVdiketahui

 Dosis yang diberikan bila berat badan lahir ≥ 2,5kg adalah 15


mg dan bila berat badan lahir <2.5kg adalah 10 mg.

Anda mungkin juga menyukai