Anda di halaman 1dari 25

CASE BASED DISCUSSION

KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN

Disusun untuk Memenuhi Syarat Kelulusan Kepaniteraan Klinik


Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Puskesmas 2 Sokaraja

Disusun Oleh :

Tyas Ratna Pangestika 1813020047

Pembimbing :
dr. Sesia Pradestine

KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PROFESI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
PERIODE 4 NOVEMBER 2019 – 11 JANUARI 2020
HALAMAN PENGESAHAN

Telah disetujui dan disahkan, presentasi kasus dengan judul


Kontrasepsi Suntik 3 Bulan

Disusun Oleh :

Tyas Ratna Pangestika 1813020047

Telah dipresentasikan
Hari, tanggal: Jumat, 3 Januari 2020

Disahkan oleh:
Dokter pembimbing,

dr. Sesia Pradestine

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul ...................................................................................................... 1

Lembar Pengesahan ............................................................................................ 2

DAFTAR ISI ...................................................................................................... 3

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................. 4

BAB II STATUS PASIEN .................................................................................. 5

BAB III TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 8

BAB III PENUTUP ............................................................................................. 21

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 22

3
BAB I
PENDAHULUAN

Mengingat keadaan penduduk Indonesia yang besar jumlahnya dengan


tingkat pertumbuhan yang relatif tinggi, maka sejak Repelita I telah dirintis usaha-
usaha untuk mengendalikan tingkat pertumbuhan penduduk terutama melalui
pengendalian tingkat kelahiran. Menurut Undang-undang Republik Indonesia
Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 78, Pemerintah bertanggung jawab dan
menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas pelayanan, alat dan obat dalam memberikan
Pelayanan KB yang aman, bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. Sejalan dengan
hal tersebut pada Undang-undang Republik Indonesia Nomor 52 tahun 2009, pasal 1
tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga menyebutkan
bahwa KB adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan,
mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan dan bantuan sesuai dengan hak-
hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga berkualitas (Kemenkes RI, 2014).
Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu pelayanan kesehatan preventif
yang utama bagi wanita. Keluarga Berencana menurut WHO (World Health
Organization) adalah tindakan yang membantu pasangan suami istri untuk
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur jarak kelahiran, dan
menentukan jumlah anak dalam keluarga. Tujuan program KB adalah membentuk
keluarga kecil sesuai dengan kekuatan sosial ekonomi (Rismawati, 2012). Program
keluarga berencana memberikan kesempatan untuk mengatur jarak kelahiran atau
mengurangi jumlah kelahiran dengan menggunakan metode kontrasepsi hormonal atau
non hormonal. Upaya ini dapat bersifat sementara ataupun permanen, meskipun
masing-masing jenis kontrasepsi memiliki tingkat efektifitas yang berbeda dan hampir
sama (Gustikawati, 2014).

4
BAB II
STATUS PASIEN

A. IDENTITAS PASIEN
Identitas pasien
a. Nama : Ny. K
b. Usia : 40 tahun
c. Jenis kelamin : Perempuan
d. Alamat : Banjaranyar RT/RW 02/03
e. Pekerjaan : IRT
f. Status pernikahan : Menikah
g. Pendidikan : SMP
h. Tanggal masuk : 9 Desember 2019
i. Ruang pemeriksaan : Ruang KIA

B. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis di R. KIA Puskesmas 2 Sokaraja
pada tanggal 9 Desember 2019 pukul 10.00
 Keluhan utama: Kontrol rutin suntik 3 bulanan
 Riwayat Penyakit Sekarang.
Pasien datang untuk kontrol rutin suntik 3 bulanan. Pasien sudah
menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulanan sejak tahun 2017 tetapi tidak
teratur dan sudah berhenti sejak hamil anak ketiga bulan Maret 2019.
Selama menjalani KB suntik 3 bulanan, pasien tidak mengalami keluhan
yang berarti. Pasien sebelumnya tidak pernah menggunakan alat kontrasepsi
jenis lainya. Pasien sudah mempunyai dua orang anak berusia 14 tahun, 9
tahun dan 2 bulan. Pasien saat ini sedang menyusui anak ketiganya.
Sebelumnya pasien tidak pernah mengalami keguguran. Suami pasien
bekerja merantau, pulang ke rumah tiap 1 bulan sekali.

 Riwayat Penyakit Dahulu


Riwayat HT, DM, asma, TB, jantung, ginjal, liver, alergi, dan trauma
disangkal. Riwayat penyakit ginekologi juga disangkal. Riwayat ISK
disangkal
 Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada yang mengalami keluhan yang sama
 Riwayat haid

5
Menarche usia 13 tahun, lama haid 4-7 hari, 3x ganti pembalut setiap
harinya, siklus haid 28 hari teratur, tetapi setelah KB suntik 3 bulan haid
menjadi tidak teratur, dismenorrhea (-).
 Riwayat pernikahan
Saat ini merupakan pernikahan pasien yang pertama dengan suami yang
berusia 45 tahun. Pasien menikah usia 25 tahun, sudah menikah selama 15
tahun
 Riwayat penggunaan kontrasepsi : KB suntik 3 bulan sejak tahun 2017
 Riwayat kebiasaan
Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan, alkohol, dan jamu, serta tidak
merokok
 Riwayat sosial ekonomi
Peserta JKN. Pasien saat ini tinggal bersama anaknya, suami merantau
pulang tiap 1 bulan. Pasien merupakan IRT, sedangkan suami sebagai
karyawan swasta.
 Riwayat Obstetri
P3A0. Anak pertama laki-laki berusia 14 tahun, sehat, lahir spontan,
ditolong bidan, dengan berat 3300 gram. Anak kedua laki-laki berusia 9
tahun, sehat, lahir spontan, ditolong bidan, dengan berat 3100 gram. Anak
ketiga laki-laki berusia 2 bulan, sehat, lahir dengan SC, dengan berat 3200
gram. Tidak terdapat keluhan selama kehamilan seperti perdarahan, mual,
dan muntah.

C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
 Kesan sakit : Tampak sehat
 Kesadaran : Compos mentis
 Tanda vital
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Frekuensi nafas : 22 x/menit
Suhu : 36,8 º C
2. Status Antropometri
 BB : 58 kg
 TB : 158 cm
3. Status Generalisata
 Kepala : Normocephali, rambut berwarna hitam, distribusi merata

6
 Mata : Conjungtiva anemis -/-, Sklera ikterik -/-, edema palpebra -/-
 Hidung : Bentuk normal, deformitas (-), deviasi septum (-), concha
eutrofi, sekret -/-
 Telinga : Normotia, sekret -/-, serumen -/-, nyeri tekan -/-
 Mulut : Bibir tidak kering, uvula letak ditengah, tidak hiperemis, caries
dentis (-)
 Leher : Tidak didapatkan adanya pembesaran KGB maupun kelenjar
tiroid, JVP dalam batas normal.
 Thorax
- Inspeksi: Kulit sawo matang, bentuk normal, tipe pernafasan
torakoabdominal
- Palpasi : Gerak nafas simetris, vocal fremitus simetris.
- Perkusi : sonor kedua lapang paru
- Auskultasi
Jantung: S1-S2 reguler, murmur(-), gallop (-)
Paru: Suara nafas vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
 Abdomen
- Inspeksi : Tampak supel, bekas luka operasi (-), striae gravidarum
(-)
- Palpasi : Supel, massa (-), hepar lien tidak teraba, nyeri tekan
(-), TFU tidak teraba.
- Perkusi : timpani di seluruh lapang abdomen
- Auskultasi : Bising usus (+) normal
- Ekstremitas : Akral hangat pada ke 4 ekstremitas, edema (-/-)di
kedua tungkai bawah.
 Inspeksi genitalia : Vulva, vagina dalam keadaan tenang, perdarahan (-),
oedem labia (-), fluor albous(-).

D. DIAGNOSIS KERJA
P3A0, 40 tahun, dengan KB Suntik 3 Bulanan (DMPA)

E. PENATALAKSANAAN
Edukasi
- Memberikan informasi mengenai efek samping KB suntik 3 bulanan yang
dapat terjadi pada pasien tersebut.
- Pasien tetap diperbolehkan menyusui karena KB Suntik 3 bulan aman untuk
ibu menyusui
- Diet sehat dengan karbohidrat, protein, lemak dan vitamin serta mineral
sesuai kebutuhan tubuh.

7
- Hindari stress berlebihan

F. PROGNOSIS
Quo Ad Vitam : bonam
Quo Ad Sanationam : bonam
Quo Ad fungionam : bonam

BAB III
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi KB Suntik
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi hormonal jenis suntikan yang dibedakan
menjadi dua macam yaitu DMPA (depot medroksiprogesterone asetat) dan
kombinasi. Suntik DMPA berisi depot medroksiprogesterone asetat yang diberikan
dalam suntikan tunggal 150 mg/ml secara intramuscular (IM) setiap 12 minggu
(Baziad, 2002). Efek samping penggunaan suntik DMPA adalah gangguan haid,
penambahan berat badan, kekeringan vagina, menurunkan libido, gangguan emosi,
sakit kepala, nervotaksis dan jerawat. Gangguan haid yang sering ditemukan berupa
siklus haid yang memendek atau memanjang, perdarahan banyak atau sedikit,
perdarahan yang tidak teratur atau perdarahan bercak (spotting), tidak haid sama
sekali (amenore) (BKKBN, 2003).

B. Jenis – Jenis Kontrasepsi Suntik


Jenis-jenis alat KB suntik yang sering digunakan di Indonesia antara lain:
1. Suntikan 1 bulan / Kombinasi
a. Kandungan
Suntikan kombinasi mengandung hormon esterogen dan progesteron, yang
diberikan satu bulan sekali. Jenis suntikan kombinasi ini terdiri dari 25 mg

8
Depo Medroksiprogesteron Asetat dan 5 mg Estrogen Sipionat yang diberikan
injeksi I.M sebulan sekali (Cyclovem)3.
b. Cara kerja
Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus serviks
sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut juga
mencegah pematangan dan pelepasan sel telur. Endometrium menjadi tipis
dan atrofi dengan berkurangnya aktifitas kelenjar. Selain itu akan merangsang
timbulnya haid setiap bulan3.

c. Efektifitas
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara, macam-macam suntikan
tersebut telah dibuktikan sangat baik, dengan angka kegagalan kurang dari
0,1 % per 100 wanita selama tahun pertama penggunaan3.
d. Keuntungan & Kerugian
Keuntungan4
 Sangat efektif (99,6%)
 Risiko kesehatan kecil
 Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami isteri
 Periksa dalam tidak dibutuhkan pada saat pemeriksaan awal
 Tidak perlu menyimpan obat suntik
 Tidak mempengaruhi pemberian ASI
 Reaksi suntik sangat cepat (<24 jam)
 Dapat digunakan oleh wanita tua (>35 tahun)
 Mencegah kehamilan ektopik
 Jangka panjang

9
 Sangat efektif walaupun terlambat suntik 1 minggu dari jadwal yang
telah ditentukan
 Sangat berguna untuk yang tidak ingin hamil lagi, tetapi belum bersedia
untuk mengikuti sterilisasi (tubektomi).

Kerugian4
 Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian
pemakaian.
 Harus kembali ke sarana pelayanan.
 Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
 Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
 Dapat menyebabkan ketidakteraturan masalah haid
4
 Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular
seksual, hepatitis B, atau infeksi HIV.
 Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan
hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
 Efektivitas berkurang bila digunakan bersamaaan dengan obat-obat
epilepsi dan obat tuberklosis.
 Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung,
stroke, bekuan darah pada paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya
tumor hati.

e. Indikasi & kontraindikasi


Indikasi KB suntik 1 bulan5
 Menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang atau telah
mempunyai cukup anak sesuai keinginan tetapi belum ingin, belum siap
atau belum bisa ikut tubektomi saat ini
 Menghendaki pemakaian kontrasepsi yang tidak perlu dipakai setiap hari
atau setiap bersenggama

10
 Tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung esterogen, atau kalau
meminumnya maka akan timbul gejala-gejala komplikasi pemakaian
esterogen
 Sedang menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
 Usia reproduksi
 Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
 Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi
 Menyusui ASI pascapersalinan lebih dari 6 bulan
 Anemia
 Haid teratur

Kontraindikasi KB suntik 1 bulan5


 Hamil atau diduga hamil
 Menyusui di bawah 6 minggu pascapersalinan
 Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
 Penyakit hati akut
 Usia lebih dari 35 tahun yang merokok
 Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (lebih
dari 180/110 mmHg)
 Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migraine
 Keganasan payudara

f. Waktu pemberian

 Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak
diperlukan kontrasepsi tambahan
 Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, tidak boleh
melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi
lain untuk 7 hari.

11
 Bila tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja
dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil.
 Bila pascapersalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan
pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil
 Bila pascapersalinan lebih dari 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat
haid, maka suntikan pertama diberikan, asal saja dipastikan tidak hamil.
 Bila pascapersalinan kurang dari 6 bulan dan menyusui, jangan beri
suntikan kombinasi.
 Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi
dapat diberi.
 Ibu yang sedang menggunakan kontrasepsi hormonal yang lain dan ingin
menggantinya dengan kontrasepsi hormonal kombinasi. Selama ibu
tersebut menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan
kombinasi dapat diberikan tanpa perlu menunggu haid
 Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebut
ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi
tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya5.

g. Manfaat

 Menurunnya jumlah darah haid setiap bulan, menurunkan nyeri perut


 Mengurangi kemungkinan penyakit kurang darah akibat kekurangan zat
besi.
 Mengurangi tanda atau gejala sindroma haid
 Dapat melindungi kemungkinan penyakit radang panggul dan kanker
indung telur karena progestin menyebabkan mukus serviks menebal,
sehingga memepersulit penularan infeksi dari liang senggama atau serviks
untuk mencapai saluran telur (penekanan ovulasi akan menyebabkan
berkurangnya stimulasi dari sel epitel ovarium).
 Mencegah terjadinya kanker endomertrium

12
 Dapat digunakan pada wanita yang mempunyai penyakit darah sickle cell
anemia
 Dapat meningkatkan jumlah ASI pada ibu yang menyusui5.

Gambar : KB
2. Suntikan 3 bulan
a. Kandungan
1) Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA), mengandung 150 mg DMPA
yang diberikan tiap 3 bulan dengan cara disuntik Intro Muskuler (di daerah
bokong). Depo provera atau depo metroxy progesterone asetat adalah satu
sintesa progestin yang mempunyai efek seperti progesterone asli dari
tubuh wanita. Obat ini dicoba pada tahun 1958 untuk mengobati abortus
habitualis dan endometriosis ternyata pada pengobatan abortus habitualis
seringkali terjadi kemandulan setelah kehamilan berakhir. Depo provera
sebagai obat kontrasepsi suntikan ternyata cukup manjur dan aman dalam
pelayanan keluarga berencana. Anggapan bahwa depo provera dapat
menimbulkan kanker pada leher rahim atau payudara pada wanita yang
mempergunakannya, belum didapat bukti-bukti yang cukup tegas, bahkan
sebaliknya6.
2) Depo Nonsterat Enontat (Depo Nonsterat) yang mengandung 200mg
noratin dion anontat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intra
muskuler. Norigest adanah obat yang disuntikkan (secara Depot). 1 ampul
Norigest berisi 200 mg Norethindore enenthate dalam larutan minyak.

13
Larutannya merupakan campuran benzyl benzoate dan castor oil dalam
perbandingan 4:6. Efek kontrasepsinya terutama mencegah masuknya
sperma melalui lender cervix. Sesudah pengobatan dihentikan, keadaan
fertilitas biasanya kembali dalam waktu beberapa minggu. Karena pada
beberapa kasus mungkin akan terjadi perdarahan-perdarahan yang atypis,
maka perlu diberitahukan terlebih dahulu kepada setiap calon akseptor
akan kemungkinan hal ini6.

b. Mekanisme Kerja
Mekanisme Kerja kontrasepsi DMPA7:
1) Primer : Mencegah ovulasi
Kadar Folikel Stimulating Hormone (FSH) dan Luteinizing hormone (LH)
menurun serta tidak terjadi lonjakan LH. Pada pemakaian DMPA,
endometrium menjadi dangkal dan atrofi dengan kelenjar-kelenjar yang
tidak aktif. Dengan pemakaian jangka lama endometrium bisa menjadi
semakin sedikit sehingga hampir tidak didapatkan jaringan bila dilakukan
biopsi, tetapi perubahan tersebut akan kembali normal dalam waktu 90
hari setelah suntikan DMPA berakhir.
2) Sekunder
 Lendir servik menjadi kental dan sedikit sehingga merupakan barier
terhadap spermatozoa.
 Membuat endometrium menjadi kurang baik untuk implantasi dari
ovum yang telah dibuahi.
 Mungkin mempengaruhi kecepatan transportasi ovum didalam tuba
falopi

c. Efektivitas

14
DMPA memiliki efektivitas yang tinggi dengan 0,3 kehamilan per 100
perempuan dalam satu tahun pemakaian1. Kegagalan yang terjadi pada
umumnya dikarenakan oleh ketidakpatuhan akseptor untuk datang pada
jadwal yang telah ditetapkan atau teknik penyuntikan yang salah, injeksi
harus benar-benar intragluteal. Efektivitas yaitu tingkat keberhasilannya
sebesar 99.7 %8

d. Kelebihan dan kekurangan


Kelebihan
Kelebihan penggunaan suntik DMPA1,9:
1) Sangat efektif.
2) Pencegahan kehamilan jangka panjang.
3) Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri.
4) Tidak mengandung estrogen sehingga tidak berdampak serius terhadap
penyakit jantung dan gangguan pembekuan darah.

5) Tidak mempengaruhi ASI.


6) Sedikit efek samping.
7) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik.
8) Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun
sampai perimenopause.
9) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik.
10) Menurunkan kejadian penyakit jinak payudara.
11) Mencegah beberapa penyakit radang panggul.
Kekurangan1,9
Kekurangan penggunaan suntik DMPA :
1) Sering ditemukan ganguan haid.
2) Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah
penghentian pemakaian.
3) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan.

15
4) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering.

5) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular


seksual, hepatitis B dan virus HIV.
6) Pada penggunaan jangka panjang dapat terjadi perubahan lipid serum.

e. Indikasi dan Kontraindikasi


Indikasi10
Indikasi pada pengguna suntik DMPA1,10:

1) Wanita usia reproduktif.


2) Wanita yang telah memiliki anak.
3) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektifitas tinggi.
4) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai.
5) Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
6) Setelah abortus dan keguguran.
7) Memiliki banyak anak tetapi belum menghendaki tubektomi.
8) Masalah gangguan pembekuan darah.
9) Menggunakan obat epilepsy dan tuberculosis.

Kontra Indikasi
Kontra indikasi pada pengguna suntik DMPA yaitu1,10 :
1) Hamil atau dicurigai hamil.
2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3) Wanita yang tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.
4) Penderita kanker payudara atau ada riwayat kanker payudara.
5) Penderita diabetes mellitus disertai komplikasi.

f. Waktu Mulai Menggunakan


Waktu mulai menggunakan kontrasepsi DMPA yaitu10 :
 Setiap saat selama siklus haid, asal tidak hamil.
 Mulai hari pertama sampai hari ke-7 siklus haid.

16
 Pada ibu yang tidak haid atau dengan perdarahan tidak teratur, injeksi
dapat diberikan setiap saat, asal tidak hamil. Selama 7 hari setelah
penyuntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.
 Ibu yang telah menggunakan kontrasepsi hormonal lain secara benar dan
tidak hamil kemudian ingin mengganti dengan kontrasepsi DMPA,
suntikan pertama dapat segera diberikan tidak perlu menunggu sampai
haid berikutnya.
 Ibu yang menggunakan kontrasepsi nonhormonal dan ingin mengganti
dengan kontrasepsi hormonal, suntikan pertama dapat segera diberikan,
asal ibu tidak hamil dan pemberiannya tidak perlu menunggu haid
berikutnya. Bila ibu disuntik setelah hari ke-7 haid, selama 7 hari
penyuntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual.

g. Cara Penggunaan
Cara penggunaan kontrasepsi DMPA9:
 Kontrasepsi suntikan DMPA diberikan setiap 3 bulan dengan cara
disuntik intramuscular (IM) dalam daerah pantat. Apabila suntikan
diberikan terlalu dangkal penyerapan kontrasepsi suntikan akan lambat
dan tidak bekerja segera dan efektif. Suntikan diberikan tiap 90 hari.
 Bersihkan kulit yang akan disuntik dengan kapas alkohol yang dibasahi
etil/ isopropyl alcohol 60-90%. Biarkan kulit kering sebelum disuntik,
setelah kering baru disuntik.
 Kocok DMPA dengan baik dan hindarkan terjadinya gelembung-
gelembung udara. Kontrasepsi suntik tidak perlu didinginkan. Bila terjadi
endapan putih pada dasar ampul, upayakan menghilangkannya dan
dengan menghangatkannya.

h. Efek Samping
Ada beberapa efek samping dari KB suntik DMPA yaitu10:
1. Gangguan siklus haid

17
Gejala/ keluhan:
a) Tidak mengalami haid (amenorhea).
b) Perdarahan berupa tetesan/ bercak-bercak (spotting).
c) Perdarahan di luar siklus haid (metroragia/breakthrough
bleeding).
d) Perdarahan haid yang lebih lama dan lebih banyak daripada
biasanya (menoragia).
Penyebab:
Karena adanya ketidakseimbangan hormon sehingga endometrium
mengalami perubahan histologi. Keadaan amenore desebabkan
atrofi endometrium.
Penanggulangan dan pengobatan:
a) KIE
(1) Jelaskan sebab terjadinya.
(2)Jelaskan bahwa gejala/ keluhan tersebut dalam rangka penyesuaian
diri, bersifat sementara dan individu.
(3)Motivasikan agar tetap memakai suntikan.
b) Tindakan medis
(1) Amenorea (tidak haid)
 Tidak perlu dilkakukan tindakan apapun. Cukup

konseling saja.

 Bila klien tidak dapat menerima kelainan tersebut,

suntikan jangan dilanjutkan. Anjurkan pemakaian jenis

kontrasepsi lain.

 Diberikan pil KB 3 x 1 tablet dari hari I-III, 1 x 1 tablet

mulai hari IV selama 4-5 hari.

(2)Spotting/metroragia (perdarahan bercak/ menetes)

Diberikan pil KB 3 x 1 tablet per hari selama 7 hari.

18
(3)Menoragia (perdarahan lebih banyak atau lebih lama dari

biasanya)

Diberikan tablet sulfas ferosus 3 x 1 tablet (5-7 hari) sampai

keadaan membaik.

2. Perubahan Berat Badan


Gejala/ keluhan:
 Kenaikan berat badan rata-rata untuk setiap tahun bervariasi antara 2,3-
2,9 kg.
 Berat Badan berkurang/turun.
 Setiap tahun rata-rata penurunan berat badan antara 1,6-1,9 kg
Penyebab:
Kenaikan berat badan, kemungkinan disebabkan karena hormon
progesteron mempermudah perubahan karbohidrat dan gula menjadi
lemak, sehingga lemak di bawah kulit bertambah, selain itu hormon
progesteron juga menyebabkan nafsu makan bertambah dan menurunkan
aktivitas fisik, akibatnya pemakaian suntikan dapat menyebabkan berat
badan bertambah.
Penanggulangan dan pengobatan:
1. KIE
(a)Jelaskan sebab terjadinya perubahan berat badan.
(b)Penambahan berat badan ini bersifat sementara dan individu (tidak
terjadi pada semua pemakai suntikan, tergantung reaksi tubuh wanita
itu terhadap metabolisme progesteron).
2. Tindakan medis
o Berat badan meningkat
o Anjurkan untuk melakukan diet rendah kalori dan olah raga yang
proporsional untuk menjaga berat badannya.
o Berat badan menurun

19
o Anjurkan untuk melakukan diet tinggi protein dan kalori, serta olah
raga yang teratur.
3. Pusing/ Sakit Kepala/Migrain
Gejala/ keluhan:
Sakit kepala yang sangat pada salah satu sisi atau seluruh bagian kepala
dan terasa berdenyut disertai rasa mual yang amat sangat. Penyebab
biasanya dikaitkan dengan reaksi tubuh terhadap progesteron.
Penaggulangan dan pengobatan
a) KIE
 Jelaskan sebab terjadinya pusing/sakit kepala/migrain .
 Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan individu.
 Beri motivasi agar tetap memakai suntikan.
b) Tindakan medis
 Pastikan tekanan darahnya normal
 Berikan pengobatan:
4. Sakit kepala
Antalgin 3x500 mg per hari selama 3-5 hari, Parasetamol 3x500 mg per
hari selama 3-5 hari, dan Asam Mefenamat 3x250-500 mg kapsul per
hari selama 3-5 hari.
5. Migraine
Diberikan preparat ergotamine 2 x 1 mg selama 3-5 hari. Bila
pemberian obat tidak menolong dan keadaan tambah berat, hentikan
pemakaian suntikan dan anti cara kontrasepsi non-hormonal.

6. Mual dan Muntah


Gejala/keluhan:
Mual sampai muntah seperti hamil muda. Terjadi pada bulan-bulan
pertama pemakaian suntikan. Reaksi tubuh terhadap hormon progesteron
yang mempengaruhi produksi asam lambung.
Penaggulangan dan pengobatan:

20
a) KIE
 Jelaskan sebab terjadinya mual muntah.
 Jelaskan bahwa gejala ini bersifat sementara dan individu.
Biasanya tubuh akan menyesuaikan diri setelah 2-3 bulan
dan rasa mual akan hilang dengan sendirinya.
 Memotivasi agar tetap memakai suntikan.
b) Tindakan medis
 Diberikan Metoklopramid 3 x 10 mg 15 menit sebelum
makan per hari selama 5-7 hari.
 Makan secara teratur, usahakan lambung tidak terlalu lama
kosong.
 Bila dalam waktu 3 bulan gejala menetap atau bertambah
berat, hentikan pemakaian suntikan dan ganti cara kontrasepsi
non-hormonal.

Gambar : KB Suntikan 3 bulan DMPA

i. Peringatan bagi akseptor

 Setiap terlambat haid harus dipikirkan adanya kemungkinan kehamilan.


 Nyeri abdomen bawah yang berat, kemungkinan gejala kehamilan ektopik
tergantung.
 Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.

21
 Sakit kepala, migrain, sakit kepala berulang yang berat/kaburnya
penglihatan.
 Perdarahan berat yang 2x lebih panjang dari masa haid atau 2 kali lebih
banyak dalam waktu1 periode masa haid10.

j. Manajemen Terapi2,10
How Much : 150 Mg
How Often: 3 Bulan Sekali (I.M.)
How Long: Bergantung Pada Keinginan Pasien
Tujuan Terapi : Mencegah Kehamilan
Reversibilitas : 3-18 Bulan
T ½ : 50 Hari

k. Interaksi Obat :
Aminoglutethimide (Cytadren) mungkin dapat meningkatkan eliminasi dari
Medroxyprogesterone lewat hati dengan menurunkan konsentrasi
Medroxyprogesterone dalam darah dan memungkinkan pengurangan
efektivitas Medroxyprogesterone10.

l. Cara Penyimpanan
Disimpan dalam suhu 20 – 25 oC10.

22
KESIMPULAN

Kontrasepsi suntik 3 bulan adalah kontrasepsi jenis suntikan yang berisi


hormon progesteron saja dan tidak mengandung hormon estrogen, dosis yang
diberikan adalah 150 mg/ml secara intramuskuler setiap 12 minggu. Mekanisme
kerja dari KB suntik 3 bulan adalah mencegah ovulasi, membuat lendir servik
menjadi kental, membuat endometrium kurang baik untuk implantasi dan
mempengaruhi kecepatan transpotasi ovum didalam tuba fallopi.
Efek samping dari KB suntik 3 bulan adalah mengalami gannguan haid,
penambahan berat badan, mual, berkunang-kunang, sakit kepala, nervositas,
penurunan libido dan vagina kering. Dari beberapa efek samping tersebut yang
paling sering dialami oleh akseptor adalah gangguan haid. Gejala gangguan haid
yang terjadi antara lain tidak mengalami haid (amenorea), perdarahan berupa
bercak-bercak (spotting), perdarahan haid yang lebih lama dan atau lebih banyak
dari biasanya (menorarghia).

23
DAFTAR PUSTAKA

1. Baziad, Ali. 2002. Kontrasepsi Hormonal. Jakarta : YBP-Sarwono BKKBN. 2003.


Materi Konseling. Jakarta :BKKBN

2. Baziad, Ali. 2007. Buletin Program KB Nasional No.2 Tahun 2007

3. Baziad, Ali. 2008. Penduduk Indonesia bertambah 3 Juta setiap tahun.

4. Depkes RI. 1999. Pedoman Penanggulangan Efek Samping/ Komplikasi


Kontrasepsi. Jakarta : Depkes RI

5. Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta : Pustaka


Sinar Harapan.

6. Siswosudarmo, Moch. Anwar, Ova Emilia. 2001. Teknologi Kontrasepsi.


Yogyakarta : Gadjah Mada University Press
7. Varney, Hellen (et.all). 2006. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4 Volume 1.
Jakarta : EGC

8. Notodiharjo, Riano. 2002. Reproduksi, Kontrasepsi, dan Keluarga Berencana.


Yogyakarta : Kanisius.

9. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka


Sarwono Prawirohardjo. 2006

10. Saifuddin, A.B., 2006, Buku Panduan Praktis pelayanan Kontrasepsi,


Pk-54-PK58, Yayasan Bina Pustaka sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

24
25

Anda mungkin juga menyukai