MIKROBIOLOGI KLINIK
OLEH :
NURHIDAYAH MAJID
C175172006
PEMBIMBING
Dr.dr. Baedah Madjid, Sp.MK
1
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan Pembelajaran
2
paling terkenal yakni yang diproduksi oleh Staphylococcus aureus dan
Clostridium botulinum. 1,2,4,5)
Keracunan makanan (Food poisoning) dan infeksi yang disebabkan
oleh makanan (food infection) itu berbeda, walaupun gejalanya serupa.,
merupakan tipe kedua penyakit akibat makanan. Yang disebabkan oleh
memakan makanan yang mengandung bakteri hidup yang ada dalam
makanan. Sekali makanan dikonsumsi, sel bakterinya terus bertumbuh dan
menyebabkan penyakit. Salmonellosis adalah contoh food borne infection.
5,6)
NO Infeksi Intoksikasi
1 Penyebab Bakteri, virus, parasite Toksin
2 Mekanisme Invasi dan/atau Tidak invasi atau
multiplikasi dalam multiplikasi
lapisan usus
3 Inkubasi Jam sampai hari Menit sampai jam
4 Gejala Diare, mual, muntah, Mual, muntah, diare,
kram abdominal, penglihatan ganda,
demam lemah, gangguan
respirasi, gangguan
fungsi sensoris dan
motoris.
5 Transmisi Dapat menyebar dari Tidak menular
orang ke orang
melalui rute faeco-oral
6 Faktor yang Inadequate cooking, Inadequate cooking,
berhubungan kontaminasi silang, temperature yang
dengan higiene yang buruk, tidak tepat
kontaminasi kontak tangan
3
makanan langsung
c. Perdagangan bebas
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
5
Definisi keracunan atau intoksikasi menurut WHO adalah kondisi
yang mengikuti masuknya suatu zat psikoaktif yang menyebabkan
gangguan kesadaran, kognisi, persepsi, afek, perlaku, fungsi, dan repon
psikofisiologis.Racun dapat diserap melalui pencernaan, hisapan,
intravena, kulit, atau melalui rute lainnya. Reaksi dari racun dapat seketika
itu juga, cepat, lambat atau secara kumulatif.
KERACUNAN MAKANAN
Diperkirakan bahwa setiap tahun lebih dari delapan puluh satu juta
orang terkena dampak penyakit akibat makanan setiap tahun. Kita tidak
memiliki angka yang tepat tentang berapa banyak yang keracunan
makanan yang merupakan akibat dari kesalahan penanganan oleh
konsumen, tetapi diperkirakan antara 12 sampai 20%. Sebagian besar
insiden keracunan makanan akibat kesalahan penanganan makanan,
temperatur yang tidak tepat, pemanasan yang tidak benar, dan
kontaminasi silang. 5)
6
KERACUNAN MAKANAN KARENA BAKTERI (Food Poisoning Bacteria)
5)
7
DIAGNOSIS KERACUNAN MAKANAN
- Cleaning
Menjaga kebersihan tangan dasar yang baik, misalnya mencuci
tangan dengan sabun dan air, terutama sebelum dan sesudah
menangani makanan. Benar-benar bersih semua permukaan dan
benda-benda yang bersentuhan dengan makanan.
- Cooking
Masak makanan (terutama daging) secara menyeluruh, untuk
memastikan matinya bakteri (misalnya Listeria dan salmonella)
- Chilling
Memastikan penyimpanan makanan yang benar dalam hal suhu
untuk mencegah bakteri berkembang biak dan bertumbuh.
- Cross-contamination
Untuk mencegah kontaminasi silang:
Selalu mencuci tangan setelah menangani makanan mentah.
Pisahkan makanan mentah dan makanan siap-saji.
Menyimpan daging mentah dalam wadah sealable di bagian
bawah lemari es, sehingga tidak menetes ke makanan lain.
Gunakan talenan berbeda untuk makanan mentah dan
makanan siap saji, atau cuci dengan bersih saat menyiapkan
makanan yang berbeda.
8
Bersihkan pisau dan peralatan lainnya secara menyeluruh
setelah digunakan pada makanan mentah. 10)
9
sebagai penyebab penyakit. WHO (1996) menyebutkan penjamah
makanan menjadi penyebab potensial terjadinya kontaminasi makanan
apabila:
1) menderita penyakit tertentu;
2) kulit, tangan, jari-jari dan kuku banyak mengandung bakteri kemudian
kontak dengan makanan;
3) apabila batuk, bersin maka akan menyebarkan bakteri;
4) akan menyebabkan kontaminasi silang apabila setelah memegang
sesuatu kemudian menyajikan makanan; dan
5) memakai perhiasan (Jenie, 1996).
.
10
5. Memakai penutup kepala yang bersih dan rambut jangan dibiarkan
tergerai.
6. Kumis dan janggutpun harus Dipangkas
7. Tidak makan dan merokok ketika bekerja
8. Tidak mengenakan cincin
9. Menggunakan perkakas atau sarung tangan plastik ketika
menyentuh
makanan ( jangan mengaduk adonan dengan tangan ). Kontak dengan
makanan harus diminimalkan
10. Meliburkan diri atau segera pulang ketika merasa sakit.
Pencucian Tangan
Tangan perlu dicuci Karena ribua jasad renik, baik flora normal,
maupun cemaran, menempel di tempat tersebut dan mudah sekali
berpindah ke makanan yang disentuh. Pencucian dengan benar telah
terbukti berhasil mereduksi angka kejadian kontaminasi dan KLB. Tangan
selayaknya dibasuh hingga mencapai siku selama 20 detik dengan sabun.
Seluruh permukaan kulit, sela-sela jari dan kuku, punggung tangan,
digosok sampai bersih dan kemudian dibilas dengan air mengalir untuk
selanjutnya dikeringkan dengan handuk disposable atau air dryer. Jangan
pernah menyentuh apapun yang dapat menyebabkan pencemaran ulang
setelah membersihkan tangan. Untuk menutup keran air wastafel,
sebaiknya menggunakan handuk tertentu
11
Strategi Perbaikan Teknik dan Perilaku Mencuci Tangan
Kendala Strategi
Ketiadaan Kemauan
Observasi langsung dan umpan balik secara berkala,
role model,keterlibatan staf dan pimpinan dalam
Pendidikan, dan penerapan teknologi baru
Ketersediaan fasilitas
mencuci Pengadaan fasilitas cuci tangan yang nyaman dan
terjangkau; termasuk ketersediaan sabun, handuk
sekali pakai (disposable ) atau hand dryer. Keran air
tempat cuci sebaiknya dapat dibuka dengan siku,
kaki, atu lutut. Tisu antiseptic untuk keadaan darurat
harus selalu tersedia
Dermatitis akibat
produk pencucian
tangan Lotion dalam kemasan isi ulang utuk mencegah
kekeringan kulit. Lotion ini harus dipilih dari produk-
12
produk yang telah memiliki sertifikat latak pakai
Sarung Tangan
Pengendalian Pes
13
Pes adalah sekelompok binatag yang bukan sekedar merusak,
tetapi juga menyebarkan penyakit ( sumber pencemar ). Oleh sebab itu,
harus dikendalikan. Kecoa, lalat, dan tikus adalah sebagian dari pes
tersebut, jangan sekali-kali dibiarkan berkeliaran di lingkungan tempat
makanan diolah. Lubang tempat binatang tersebut menyelinap harus
ditutup rapat mulai dari celah di antara pintu dan lantai,sela jendela dan
rangka hingga pipa saluran pembuangan. Insektisida ( berbentuk aerosol )
yang dipoles pada dinding seperti layaknya cat, tidak diperkenankan untuk
digunakan pada area produksi
14
WHO sebagai organisasi kesehatan dunia telah lama menyadari
dan menjadi tanggung jawab mereka dalam mengatasi masalah food safer
ini dan telah mengembangkan Ten Golden Rules for Safe Food
Preparation pada awal tahun 1990-an.Namun dibuat lebih sederhana lagi
dengan tujuan agar lebih mudah di ingat namun mencakup sepuluh rule
sebelumnya, maka pada tahun 2001 disusunlah poster Five Keys to Safer
Food
1.Jaga Kebersihan
15
Sebelum mengolah dan sesering mungkin selama menyiapkan
makanan
Sebelum makan
16
cuci dengan air panas dengan deterjen, gunakan kain atau sikat
bersih untuk menghilangkan sisa makanan dan lemak
17
5. Gunakan air dan bahan baku aman
PERSONAL HYGIENE
18
mutu bahan mentah, system pengolahan,lingkungan tempat proses
dilangsungkan, orang-orang yang terlibat dalam proses, system
penyimpanan serta distribusi
19
BAB III
KESIMPULAN
20
DAFTAR PUSTAKA
21