Anda di halaman 1dari 3

TUGAS NARASI KEJANG DEMAM

Pembimbing : DR. dr. Eka Nurfitri, Sp.A

Nama : Rahayu Sri Wahyuni

NIM : 41181396100077

Gambar 1. Algoritma kejang akut dan status epileptikus IDAI 20161


Seorang anak perempuan usia 1 tahun dengan BB 9 kg mengalami demam
dan kejang kurang lebih delapan menit dan dibawa oleh ayah dan ibunya ke RS
Fatmawati. Saat tiba di IGD pasien diberikan terapi berdasarkan time line
algoritma tatalaksana kejang demam yaitu diazepam rektal 5 mg, karena BB
pasien kurang dari 12 kg, namun jika BB pasien lebih dari 12 kg maka, dosis yang
diberikan 10 mg, Selanjutnya di observasi selama 5 menit, dan pasien tersebut
masih kejang, pemberian diazepam rektal diulangi dengan dosis yang sama karena
pemberian diazepam rektal dapat diulangi maksimal 2 kali pemberian dengan
jarak pemberian 5 menit.

Selanjutnya dalam 10 menit kemudian, pasien masih belum membaik, dan


pasien diberikan diazepam IV 0,2-0,5 mg/KgBB yang diberikan dengan kecepatan
2 mg/menit dengan dosis maksimal 10 mg, dapat juga diberikan midazolam 0,2
mg/KgBB IM buccal dengan dosis maksimal 10 mg. Jika terapi sudah diberikan
pada pasien namun pasien tidak membaik, maka dilakukan loading pada pasien
dengan diberikan Fenitoin 20 mg/KgBB IV dalam 50 ml NaCL 0,9% selama 20
menit, jika masih kejang di berikan loading dengan Phenobarbital 20 mg/KgBB
IV dan pasien masuk ke ruang ICU.

Setelah diberikan terapi tersebut pasien membaik, dan diberikan terapi


rumatan dengan mempertimbangkan pemberian Fenitoin IV rumatan 5-10 mg/kg
dibagi dengan 2 dosis atau Fenobarbital 3-5 mg/kg/hari dalam 2 dosis. Namun
Jika pasien tidak membaik dan tetap kejang maka pasien masuk ke status epilepsi
refrakter dan diberikan terapi dengan pilihan midazolam bolus 100-2000 mcg/kg
IV, propofol bolus 1-3 mg/kg, pentobarbital bolus 5-15 mg/kg.
Daftar Pustaka

1. Ismael S, Pusponegoro HD, Widodo DP, Mangunatmadja I, Handryastuti


S, Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang Demam, Badan Penerbit Ikatan
Dokter Anak Indonesia. 2016.

Anda mungkin juga menyukai