Anda di halaman 1dari 45

OBAT ANTIVIRUS

KELOMPOK 4

1. AMANDA MALIKHA SHIKHAN


2. DWI NURHAYATI
3. EKA LAILI HIDAYATI
4. FARID ALDI
PENDAHULUAN
Beberapa infeksi virus dapat sembuh dengan sendirinya, terapi
hanya diperlukan untuk memperbaiki gejala saja. Misalnya
pada penyakit influenza dan DBD.

Dalam hal infeksi virus yang membahayakan jiwa, misalnya


pada ensefalitis herper simpleks, hepatitis B dan C, dan lain-
lain, maka diperlukan suatu kemoterapi untuk melawan virus
tersebut.

Dengan kemajuan ilmu pengetahuan, dimana tahap-tahap


replikasi virus semakin dipahami, maka kemoterapi pada infeksi
virus dapat dicapai dengan efek minimal pada sel hospes.
OBAT ANTIVIRUS
Obat antivirus adalah golongan obat
yang digunakan untuk menangani
penyakit-penyakit yang disebabkan
oleh infeksi virus. Obat antivirus
bekerja dengan cara mematikan
serangan virus,menghambat serta
membatasi reproduksi virus di dalam
tubuh. Penggunaan obat ini hanya
diberikan berdasarkan saran dari
dokter.
PENGGUNAAN KLINIS OBAT ANTI VIRUS

Tujuan utama terapi antivirus


• pada pasien immunokompeten adalah untuk menurunkan tingkat keparahan penyakit
atau komplikasinya dan menurunkan kecepatan transmisi virus.
• Pada pasien dengan infeksi kronik, adalah untuk mencegah kerusakan oleh virus ke organ
viseral terutama hati, paru, saluran cerna dan SSP

Antivirus dapat digunakan untuk tujuan profilaksis, supresi, preemptive atau untuk terapi
suatu penyakit yang sudah jelas

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam terapi antivirus antara lain :


1. Lamanya terapi
2. Pemberian terapi tunggal atau kombinasi
3. Interaksi obat
4. Resistensi
4
Beberapa penggunaan antivirus dalam berbagai kondisi klinis :
1. Infeksi HSV (herpes simpleks virus)
Herpes Genitalia
Obat-obat yang biasa digunakan yaitu Asiklovir, Valasiklovir dan Famsiklovir

2. Herpes mukokutan
obat standar untuk penyakit ini adalah asiklovir intravena
terapi alternatif : pensiklovir intravena 5mg/kgBB setiap 8 sampai 12 jam

3. Cacar Air (Chicken pox)


terapi denga asiklovir 24 jam setelah ruam timbul

4. Infeksi Saluran Nafas oleh Virus


Amantadin dan Rimantadin diberikan dalam 48 jam setelah gejala muncul
oseltamivir dan zanamivir efektif untuk mengatasi infeksi virus influenza A dan B

5. Avian influenza (flu burung)


untuk terapi maupun profilaksin infeksi oleh viru H5N1, digunakan Oseltamivir atau Zanamivir

5
6. HBV dan HCV
antivirus yang sudah disetujui untuk Hepatitis B adalah Lamivudin, Adefovir dan Interferon- α.
Tujuan terapi adalah untuk mencegah terjadinya sirosis atau karsinome hepatoseluler, diharapkan
terjadi eradiksi virus, minimal supresi.

7. HIV-AIDS
terapi HIV-AIDS saat ini adalah dengan mengkombinasi beberapa anti-retrovirus dengan tujuan
mengurangi viral load (jumlah virus dlaam darah) agar menjadi sangat rendah.

Terapi kombinasi untuk HIV-AIDS lebih baik daripada monoterapi, karena :


 menghindari/menunda resistensi obat atau memperluas cakupan terhadap virus dan memperlama
efek
 Meningkatkan efikasi karena adanya efek aditif sinergistik
 Meningkatkan efek reservoir jaringan /seluler virus
 Gangguan diharapkan terjadi pada beberapafase hidup virus
 Menurunkan toksisitas, karen dg kembinasi dosis masing-masing obat jadi lebih rendah

6
Regimen kombinasi obat anti-retrovirus yang diusulkan untuk terapi
HIV-AIDS di Indonesia (Depkes RI 2003) :

Kolom A Kolom B

Nevirapin Zidovudin + Didanosin


Nelvinafir Didanosin + Lamivudin
Stavudin + Didanosin
Zidovudin + Lamivudin
Stavudin + Lamivudin

7
PENGGOLONGAN OBAT ANTIVIRUS

2. Antiretrovirus (Antivirus untuk


HIV)
1. Antinonretrovirus
a. Nucleoside reverse
a. Antivirus untuk transcriptase inhibitor (NRTI)
b. Nucleotide reverse
herpes transcriptase inhibitor (NtRTI)
b. Antivirus untuk c. Non- Nucleoside reverse
influenza transcriptase inhibitor (NNRTI)
d. Protease inhibitor (PI)
c. Antivirus untuk HBV
e. Viral entry inhibitor
dan HCV
BAGAN PENGELOMPOKAN ANTIVIRUS
A. ANTINONRETROVIRUS

1.ANTIVIRUS UNTUK HERPES

Obat-obat yang aktif terhadap virus herpes


umumnya merupakan antimetabolit yang
mengalami bioaktivasi melalui enzim kinase sel
hospes atau virus untuk membentuk senyawa yang
dapat menghambat DNA polimerase virus.
A. ASIKLOVIR
Merupakan suatu prodrug yang memiliki efek antivirus setelah
dimetabolisme menjadi asiklovir trifosfat. Bekerja dengan menghambat
DNA polimerase virus.
Indikasi : Infeksi HSV-1 dan HSV-2, baik lokal maupun sistemik
(keratitis herpetik, herpetik ensefalitis, herpes genitalia, herpes
neonaal dan herpes labialis), infeksi VZV (varicella dan herpes zoster)
dengan dosis yg lebih tinggi.
Dosis : Herpes genital : 5 x 200 mg sehari,
Herpes zoster : 4 x 400 mg sehari.
Keratitis herpetik : krim ophtalmik 3%
Herpes labialis ; krim 2%
HSV berat dan infeksi VZV : intravena 30 mg/KgBB per hari
 Efek Samping : mual,
diare, ruam, sakit kepala,
insufisiensi renal dan
neurotoksisitas
 Beberapa derivat dari
Asiklovir : Valasiklovir,
Gansiklovir,
Valgansiklovir,
Pensiklovir, Famsiklovir
 Mekanisme kerja :
Dimetabolisme menjadi
asiklovr trifosfat, yang
menghambat DNA
polimerase virus
B. Gansikovir
Farmakokinetik
Bioavailabilitas oral sangat rendah sehingga
gansiklovir diberikan melalui infus intravena.
Obat ini tersebar luas keberbagai jaringan
termasuk otak.

Indikasi
Infeksi CMV, terutama CMV retinitis pada pasien
immunocompromised (misalnya : AIDS), baik
untuk terapi dan pencegahan.
Sediaan dan dosis
Untuk induksi diberikan IV10 mg/kg per hari (2x5 mg/kg, setiap 12 jam)
selama 14-21 hari, dilanjutkan dengan pemberian maintenance per oral
3000 mg per hari (3 kali sehari 4 kapsul @ 250 mg). implantasi intraocular
(intravitreal) 4,5 mg gansiklovir sebagai terapi lokal CMV retinitis.

Efek samping
Mielosupresi, Neutropenia terjadi pada 15-40% pasien dan
trombositopenia terjadi pada 5-20%.

Mekanisme kerja obat


Dimetabolisme menjadi gansiklovir trifosfat, yang menghambat DNA
polimerase virus
C. FOSKARNET
Merupakan analog organik dari pirofosfat anorganik. Bekerja dengan
menghambat DNA polimerase virus pada tempat ikatan pirofosfat.

Indikasi : retinitis CMV pd pasien AIDS,


infeksi herpes mukokutan yg resisten terhadap asiklovir,
infeksi HSV dan VZV pada pasien immunocompromised.

Efek samping : nefrotoksisitas dan hipokalsemia simtomatik, nekrosis


tubuler akut, glomerulopati, diabetes incipidus nefrogenik dan nefritis
interstitial, abnormalitas metabolik. Efek samping pada SSP : sakit
kepala, iritabilitas, kejang dan halusinasi. ES lain : ruam kulit, demam,
mual, muntah, anemia, leukopenia, gangguan fungsi hati, perubahan EKG
dan tromboflebitis
Sediaan : Larutan IV 250 dan 500 mL, kadar 24 mg/mL
terapi induksi retinitis CMV diberikan IV 2 x 90 mg/kgBB
tiap 12 jam dg lama pemberian 1,5-2 jam, atau
3x60 mg/kgBB setiap 8 jam selam 2-3 minggu.
Untuk maintenance diberikan foskarnet dalam dosis 120
mg/kgBB per hari

 Mekanisme Kerja
Menghambat DNA polimerase dan reverse transcriptase pada
tempat ikatan pirofosfat
2. ANTIVIRUS UNTUK INFLUENZA

Pengobatan untuk infekksi antivirus pada saluran


pernapasan termasuk influenza tipe A & B, virus
sinsitial pernapasan (RSV).
A. Amantadin dan Rimantadin
Amantadin & rimantadin memiliki mekanisme kerja yang sama. Efikasi
keduanya terbatas hanya pada influenza A saja

Indikasi
Pencegahan dan terapi awal infeksi virus influenza A ( Amantadin juga
diindikasi untuk terapi penyakit Parkinson ).

Efek samping
Efek samping SSP seperti kegelisahan, kesulitan berkonsentrasi, insomnia,
hilang nafsu makan. Rimantadin menyebabkan reaksi SSP lebih sedikit karena
tidak banyak melintasi sawar otak darah. Efek neurotoksik amantadin
meningkat jika diberikan bersamaan dengan antihistamin dan obat
antikolinergik/psikotropik, terutama pada usia lanjut.
Farmakokinetik
Kedua obat mudah diabsorbsi oral. Amantadin tersebar ke seluruh tubuh
dapat mudah menembus ke SSP. Rimantadin tidak dapat melintasi sawar darah-
otak sejumlah yang sama. Amantadin tidak dimetabolisme secara luas.
Dikeluarkan melalui urine dan dapat menumpuk sampai batas toksik pada
pasien gagal ginjal. Rimantadin dimetabolisme seluruhnya oleh hati. Metabolit
dan obat asli dikeluarkan oleh ginjal.
Dosis
a. tablet dan sirup untuk penggunaan oral.
b. Amantadin diberikan dalam dosis 200 mg per hari ( 2 x 100 mg kapsul ).
Rimantadin diberikan dalam dosis 300 mg per hari ( 2 x sehari 150 mg
tablet ).
c. Dosis amantadin harus diturunkan pada pasien dengan insufisiensi renal,
namun rimantadin hanya perlu diturunkan pada pasien dengan klirens
kreatinin ≤ 10 ml/menit.
B. Inhibitor Neuraminidase ( Oseltamivir, Zanamivir )
Merupakan obat antivirus dengan mekanisme kerja yang sam terhadap
virus influenza A dan B. Keduanya merupakan inhibitor neuraminidase;
yaitu analog asam N-asetilneuraminat ( reseptor permukaan sel virus
influenza ), dan disain struktur keduanya didasarkan pada struktur
neuraminidase virion.
Indikasi
Terapi dan pencegahan infeksi virus influenza A dan B.

Efek Samping
zanamifir umumnya ditoleransi dg baik, ES yg dilaporkan batuk
bronkospame dan penurunan fungsi paru reversibel. ES oseltamifir :
mual, muntah, nyeri abdomen, sakit kepala
 Dosis

Zanamivir diberikan per inhalasi


dengan dosis 20 mg per hari ( 2 x
5 mg, setiap 12 jam )selama 5
hari. Oseltamivir diberikan per
oral dengan dosis 150 mg per
hari ( 2 x 75 mg kapsul, setiap 12
jam ) selama 15 hari. Terapi
dengan zanamivir /oseltamivir
dapat diberikan seawal mungkin,
dalam waktu 48 jam, setelah
onset gejala.
3. Anti Virus untuk HBV dan HCV

A. Lamivudin
Merupakan isomer analog
dari deoksitidin. Bekerja
dengan menghentikan
sintesis DNA dan
menghambat polimerase
virus.
Indikasi
Infeksi HBV ( wild-type
dan precore variants).
Dosis
a. Per oral 100 mg per hari
( dewasa )
b. anak-anak 1mg/kg yang bila perlu
ditingkatkan hingga 100mg/hari.
c. Lama terapi yang dianjurkan
adalah 1 tahun pada pasien
HBeAg (-) dan lebih dari 1 tahun
pada pasien yang HBe (+).

Efek Samping
Mual, muntah, sakit kepala,
peningkatan kadar ALT dan AST
dapat terjadi pada 30-40% pasien
B. INTERFERON
Indikasi
Penggunaan interferon sebagai antivirus yaitu untuk terapi
AIDS,infeksi virus seperti hepatitis B kronis,hepatitis C kronis

Cara kerja
Interferon tidak membunuh virus secara langsung namun interferon
meningkatkan respon system imun tubuh

Efek samping
Demam,menggigil,sakit kepala,nyeri otot,rasa tidak nyaman
B. ANTIRETROVIRUS
1. Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI)

Reverse transkripstase (RT) mengubah RNA virus menjadi DNA


proviral sebelum bergabung dengan kromosom hospes. Karena
antivirus golongan ini bekerja pada tahap awal replikasi HIV, obat
obat golongan ini menghambat terjadinya infeksi akut sel yang rentan,
tapi hanya sedikit berefek pada sel yang telah terinfeksi HIV. Untuk
dapat bekerja, semua obat golongan NRTI harus mengalami fosforilasi
oleh enzim sel hospes di sitoplasma. Yang termasuk komplikasi oleh
obat obat ini adalah asidosilaktat dan hepatomegali berat dengan
steatosis.
A. ZIDOVUDIN

Mekanisme kerja
Menghentikan perpanjangan rantai DNA virus, dengan cara bergabung pada
ujung 3 rantai DNA virus

Indikasi
Infeksi HIV, dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya(seperti lamivudin dan
abakafir).

Dosis
Zidovudin tersedia dalam bentuk kapsul 100 mg, tablet 300 mg dan sirup 5
mg /5ml disi peroral 600 mg / hari.
Efek samping
Anemia, neotropenia, sakit kepala, mual.
B. Didanosin
Mekanisme kerja
Obat ini bekerja pada HIV RT dengan cara menghentikan pembentukan
rantai DNA virus.

Indikasi
Infeksi HIV, terutama infeksi HIV tingkat lanjut, dalam kombinasi anti
HIV lainnya.

Dosis
Tablet & kapsul salut enteric peroral 400 mg / hari dalam dosis tunngal
atau terbagi.

Efek samping
Diare, pancreatitis, neuripati perifer.
2. Nucleotide reverse transcriptase inhibitor (NtRTI)

Obat ini digunakan dalam kombinasi dengan obat anti retrovirus


lainnya. Tidak seperti NRTI yang harus melalui tiga tahap
fosforilase intraselular untuk menjadi bentuk aktif, NtRTi hanya
membutuhkan dua tahap fosforilase saja. Diharapkan
berkurangnya satu tahap fosforilase obat dapat bekerja lebih cepat
dan konversinya menjadi bentuk aktif lebih sempurna.
A. Tenofovir Disoproksil

Mekanisme kerja
Bekerja pada HIV RT ( dan HBV RT ) dengan cara menghentikan pembentukan rantai
DNA virus.

Indikasi
Infeksi HIV dalam kombinasi dengan evafirens, tidak boleh dikombinasi dengan lamifudin
dan abakafir.

Dosis
Per oral sehari 300 mg tablet.

Efek samping
Mual, muntah, Flatulens, dan diare.
3. Non- Nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI)

Merupakan kelas obat yang menghambat aktivitas enzim


revers transcriptase dengan cara berikatan ditempat yang dekat
dengan tempat aktif enzim dan menginduksi perubahan
konformasi pada situs akif ini. Semuasenyawa NNRTI
dimetabolisme oleh sitokrom Semuasenyawa NNRTI
dimetabolisme oleh sitokrom P450 sehingga cendrung untuk
berinteraksi dengan obat lain.
A. Nevirapin

Mekanisme kerja
Bekerja pada situs alosterik tempat ikatan non subtract HIV-1 RT.

Indikasi
Infeksi HIV-1 dalam kombinasi dengan anti-HIV, lainnya terutama NRTI.

Dosis
Per oral 200mg / hari selama 14 hari pertama ( satu tablet 200mg per hari ), kemudian
400mg / hari ( 2 x 200 mg tablet ).

Efek samping
Ruam, demam, fatigue, sakit kepala, somnolens dan peningkatan enzim hati.
4. Protease inhibitor (PI)

Semua PI bekerja dengan cara berikatan secara reversible dengan situs


aktif HIV – protease. HIV-protease sangat penting untuk infektivitas
virus dan penglepasan poliprotein virus. Hal ini menyebabkan
terhambatnya penglepasan polipeptida prekusor virus oleh enzim
protease sehingga dapat menghambat maturasi virus, maka sel akan
menghasilkan partikel virus yang imatur dan tidak virulen.
A. SAKUINAVIR

Mekanisme kerja
Sakuinavir bekerja pada tahap transisi merupakan HIV protease peptidomimetic
inhibitor.

Indikasi
Infeksi HIV, dalam kombinasi dengan anti HIV lain ( NRTI dan beberapa PI
seperti ritonavir).

Dosis
Per oral 3600mg / hari (6 kapsul 200mg soft kapsul 3 X sehari ) atau 1800mg /
hari (3 hard gel capsule 3 X sehari), diberikan bersama dengan makanan atau
sampai dengan 2 jam setelah makan lengkap.

Efek samping
Diare, mual, nyeri abdomen.
B. Ritonavir
Mekanisme kerja
Ritonavir bekerja pada tahap transisi merupakan HIV protease
peptidomimetic inhibitor.

Indikasi
Infeksi HIV, dalam kombinasi dengan anti HIV lainnya (NRTI dan PI
seperti sakuinavir).

Dosis
Per oral 1200mg / hari (6 kapsul 100mg, 2 X sehari bersama dengan
makanan )

Efek samping
Mual, muntah , diare.
5. Viral entry inhibitor

Enfuvirtid merupakan obat pertama yang masuk ke dalam


golongan VIRAL ENTRY INHIBITOR. Obat ini bekarja
dengan cara menghambat fusi virus ke sel. Selain enfuvitid ;
bisiklam saat ini sedang berada dalam study klinis. Obat ini
bekerrja dengan cara menghambat masukan HIV ke sel
melalui reseptor CXCR4.
A. Enfurtid
Mekanisme kerja
Menghambat masuknya HIV-1 ke dalam sel dengan cara menghanbat fusi virus ke
membrane sel.

Indikasi
Terapi infeksi HIV-1 dalam kombinasi dengan antiHIV-lainnya.

Dosis
Enfurtid 90 mg (1ml) 2 kali sehari diinjeksikan subkutan dengan lengan atas bagian
paha enterior atau abdomen.

Efek samping
Adanya reaksi local seperti nyeri, eritema, proritus, iritasi dan nodul atau kista.

Anda mungkin juga menyukai