Anda di halaman 1dari 19

Kimia medisinal

Kelompok 7
1. Radha Permata Sari 1904003
2. Nurul Azira 1904009
3. Dian Nurjanah 1904014
4. Riske Ihza Rodespa 1904038
5. Ewit Okti Erlina 1904043
6. Indah Zukhruf Qodri 1904053

Kelas A Dosen pengampu : Apt. Diza Sartika, M. Farm

Hubungan struktur dan aktivitas obat


antivirus
Hubungan struktur dan
aktivitas obat antivirus

Obat antivirus adalah senyawa yang digunakan untuk


pengobatan dan pencegahan penyakit yang disebabkan oleh
virus.
Obat antivirus tersebut digunakan untuk pengobatan
infeksi virus yang disebabkan oleh human immunodeficiency
virus (HIV), virus hepatitis B (HBV), virus herpes [herpes
simplex virus (HSV), varicella-zoster (VZV), cytomegalovirus
(CMV)], orthomyxoviruses (influenza), paramyxoviruses
[respiratory syncytial virus (RSV)], dan hepaciviruses
[hepatitis C virus (HCV)].
Berdasarkan struktur kimianya obat antivirus dibagi
menjadi tiga kelompok yaitu :

1. Turunan adamantane

1. Adamantadin HCL (symemetrel)


Secara klinikobat hanya efektif untuk pencegahan dan pengobatan infeksi yang disebabkan oleh virus influenza A.
pnyerapan obat dalam saluran cerna cukup baik (±95%), dengan waktu paro eliminasi 20-24 jam. Dosis oral untuk
pencegahan influenza A : 100 mg 2 dd.
Mekanisme Kerjanya Amantidin dan turunannya bekerja dengan menghambat penetrasi partikel virus ke sel tuan rumah
dan menghambat tahap awal repilkasi virus.
2. Tromantadin HCL (viru-merz-serol)
Berguna untuk pengobatan infeksi herpes simplex pada kulit dan mukosa membrane, manifestasi dermal pada herpes
zoster dan ekzem herpetikatum. Dosis setempat : krim 1% 3dd

Mekanisme kerja

Tromantadine dapat mengubah glikoprotein sel inang yang bekerja dengan cara menghambat penyerapan virus,
menghambat penetrasi virus, dan mencegah uncoating dari virion.

3. Metisoprinol (Isoprinosine)
Merupakan kompleks 1 : 3 dari inosin dan garam 1-(dimetilamino)-2-propanol dari asam 4-asetamidobenzoa.efek
antivirusnya mempunyai spectrum luas, efektif terhadap virus herpes, rhino dan influenza.

Mekanisme kerjanya melalui dua cara yaitu merangsang sel T tuan rumah yang berfungsi sebagai mediator
kekebalan dan secara langsun gmenghambat replica sel virus. Dosis oral : 50-60 mg/kg bb/hari , dalam dosis terbagi
tur u na n ad am ant ane
Aktiv i ta s bi o lo g is

b. Aktivitas Biologis
Turunan adamantan sebagai zat aktif fisiologis telah
digunakan secara luas sejak tahun 70-an abad XX. Adamantane
sendiri (tricyclodecane, C10H16) adalah salah satu naften
trisiklik yang dijembatani.
Aktivitas biologis turunan adamantane disebabkan oleh
simetri dan volume struktur spasial, lipofilisitas signifikan dari
kerangka hidrokarbon kaku adamantane, yang memungkinkan
mereka dengan mudah menembus membran biologis.
2. Analog nukleosida

a. Mekanisme Kerja
Analog nukleosida mula-mula mengalami fosforilasi oleh sel tuan rumah membentuk turunan trifosfat yang aktif,
kemudian bergabung ke dalam ADN virus dan tuan rumah sebagai pengganti nukleotida normal sehingga terjadi
hambatan proses replikasi sel.
Contoh :

Zidovudin Asiklovir Idoksuridin Ribavirin Vidarabin


b. Aktivitas biologis
Analog nukleosida adalah senyawa kimia yang dimodifikasi dari nukleosida alami yang merupakan bahan
DNA. Analog nukleosida memiliki struktur yang meniru nukleosida alami tetapi sengaja dirancang agar
menghalangi sintesis DNA atau menghalangi enzim-enzim yang terlibat. Senyawa seperti ini digunakan dengan
tujuan obat, terutama obat antivirus karena keberadaan senyawa ini dapat mengecoh proses replikasi virus.

Analog nukleosida pertama dikembangkan oada tahun 1960an, Hingga 2018, jumlahnya telah melebihi 25
obat, yang sangat penting dalam pengobatan penyakit-penyakit yang disebabkan virus, termasuk tenofovir (obat
HIV/AIDS), lamivudin/entesavir (obat hepatitis B), sofosbuvir (obat hepatitis C), dan asiklovir (obat herpes).
3. Turunan interferon

a. Mekanisme Kerja
- Merangsang enzim yang mampu menghambat translasi m – ARN virus
- Menghambat pelepasan virion pada permukaan sel virus.
- Meningkatkan kekebalan tuan rumah terhadap infeksi virus melalui efek imunomodulasi.

Contoh : Interferon alfa - n1, Interferon alfa – 2a dan Interferon alfa – 2b


b. Aktivitas biologis
Interferon-α dan -β telah digunakan untuk penyembuhan berbagai infeksi virus,
salah satunya adalah beberapa hepatitis C dan B tertentu yang bersifat kronis serta akut
dapat menggunakan interferon-α. Sementara itu, interferon-γ yang berperan dalam
aktivasi makrofag, digunakan dalam penyembuhan kusta lepromatosa, toksoplasmosis,
dan leisymaniasis. Efek anti-proliferasi yang dimiliki interferon juga menyebabkan
senyawa ini dapat digunakan untuk mengatasi tumor seperti melanoma dan Sarkoma
Kaposi.
Penggunaan interferon pengobatan memang dibatasi karena adanya efek samping
berupa; demam, malaise, kelelahan, dan nyeri otot.

Selain itu, interferon juga bersifat toksik atau beracun terhadap hati, ginjal, sumsum
tulang, dan jantung.
Penggolangan obat
antivirus
1. Obat untuk Infeksi Herpes Simplex Virus (HSV) dan
Varicella-Zoster Virus (VZV)
KUNCI JAWABAN UNTUK
BAGIAN 1
Contoh obat antivirus untuk mengobati HSV dan VZV adalah asiklovir,
valasiklovir, valasiklofir HCL, famsiklovir, pesiklovir, docosanol, brivudin,
•foskarnet,
Pertanyaan • YA.idoksuridin,
vidarabin, tromantadin, Ini adalah polinomial karena eksponen
dan trifluridin.
#1 variabelnya
Asiklovir merupakan antivirus positif.
berlisensi pertama dan satu-satunya dari tiga
antivirus yang digunakan untuk infus di Amerika Serikat. Uji komparatif dari
•ketiga
Pertanyaan • Bukan.
antivirus menunjukkan khasiat Variabelnya ada dalam
serupa untuk pengobatan denominator
HSV tetapi
#2
famsiklovir dan valasiklovir sehingga eksponen
lebih unggul daripada variabelnya
asiklovir negatif.
untuk pengobatan
herpes zoster
• Pertanyaan
#3
2. Obat untuk Infeksi Cytomegalovirus (CMV)

Infeksi CMV banyak terjadi pada pengaturan imunosupresi dan biasanya


disebabkan reaktivasi infeksi laten. Hasil infeksi diseminasi pada penyakit
endorgan, termasuk retinitis, kolitis, esofagitis, penyakit sistem saraf pusat, dan
pneumonitis. Meskipun kejadian pasien yang terinfeksi HIV telah menurun tajam
dengan munculnya ART, reaktivasi infeksi CMV setelah transplantasi organ masih
lazim.

Contoh obat antivirus untuk infeksi CMV adalah gansiklovir, valgansiklovir,


foskarnet, fomivirsen, dan sidofovir (Katzung, 2007)
3. Obat Antiretrovirus (ARV)

ARV dibagi menjadi enam kelas yaitu


1. nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NRTI), contoh obat nya : abacavir, emtriitabin,
didanosin, lamivudin,
2. non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor (NNRTI),contoh obatnya ; delavirdin, efavirenz,
nevirapin, etravirin, dan rilpivirin.
3. protease inhibitor (PI), contoh obatnya; darunavir, amprevenavir, atazanavir
4. inhibitor integrase/integrase strand transfer inhibitors (INSTIs), contoh obatnya raltegravir,
elvitegravir, dolutegravir
5. fusi inhibitor (FI), enfuvirtide, ibalizumab
6. inhibitor pematangan, obatnya ; bevirimat dan reseptor kemokin antagonis (CCR5 antagonis).
Contoh obatnya maraviroc dan vikrivirok
4 Obat Antihepatiti

KUNCI JAWABAN UNTUK


Obat terapi infeksi hepatitis B BAGIAN 1 adevovir dipivoxil,
adalah lamivudin, adefovir,
entecavir, tenofovir, telbivudin, interferon alfa-2b, clevudin, dan timovin alfa-1.
• Pertanyaan • YA. Ini adalah polinomial karena eksponen
Sedangkan obat terapi infeksi hepatitis C adalah interferon alfa-2b pegylated,
#1 variabelnya positif.
soforbuvir, pegylated, telaprevir, boseprevir, valopicitabin, isatoribin, dan

• viramidin
Pertanyaan • Bukan. Variabelnya ada dalam denominator
#2 sehingga eksponen variabelnya negatif.
• Pertanyaan
#3
5 Obat Anti-influenza

Saat ini salah satu obat yang telah terbukti efektif dalam pencegahan dan
pengobatan infeksi virus influenza A adalah amantadine hidroklorida dan
rimantadine hidroklorida. Penggunaan terapi dapat menyebabkan munculnya
cepat varian yang resistan terhadap obat, yang telah dikaitkan dengan
transmisi jelas dari pasien yang diobati untuk menutup kontak
6. Obat Antivirus lain

Obat antivirus lain adalah imiquimod, methisoprinol, dan ribavirin.


- Imiquimod adalah suatu pemodifikasi respons imun (immune response modifier) yang diketahui
terbukti efektif dalam pengobatan topikal kulit perianus dan genita eksterna.
- Ribavirin merupakan suatu analog guanosin yang mengalami fosforilasi intrasel oleh enzim-enzim
sel penjamu. Ribavirin trifosfat menghambat replikasi berbagai virus DNA dan RNA, termasuk
influenza A dan B, parainfluenza, respiratory syncytial virus, paramiksovirus, HCV dan HIV-1
- Methisoprinol adalah senyawa sintetis terbentuk dari garam p-acetamidobenzoate dari N-N
dimethylamino-2-propanol dan inosin dengan perbandingan molar 3:1
Hubungan obat dengan
reseptor
Suatu reseptor obat adalah suatu makromolekul target khusus yang mengikat
suatu obat dan memediasi kerja farmakologis obat tersebut. Reseptor-reseptor ini dapat
berupa enzim, asam nukleat, atau protein yg terikat membran khusus. Pembentukan
kompleks obat-reseptor menghasilkan suatu respons biologis.
Ikatan senyawa obat dan reseptor tergantung pada jenis ikatan kimia yang dapat
dibentuk antara obat dan reseptor. Ikatan kimia tersebut seperti Ikatan kovalen, ikatan
ion, ikatan hidrogen, ikatan elektrostatik, ikatan ion-dipol, ikatan dipol-dipol, ikatan van
der waals dan interaksi hidrofobik.
Kekuatan ikatan ini bervariasi dan akan menentukan seberapa besar afinitas antara
obat dan reseptor. Afinitas antara obat dan reseptor tergantung pada karakteristik tiga
dimensi yang tepat seperti ukuran, orientasi stereokimia dari gugus fungsional dan sifat
fisik serta sifat elektrokimia
Toksisi t as an t i v i ru s

Antivirus merupakan salah satu penggolongan obat yang secara


spesifik digunakan untuk mengobati infeksi virus. Obat-obat antivirus
digunakan untuk mecegah replikasi virus dengan menghambat salah satu
dari tahap-tahap replikasi sehingga dapat menghambat virus untuk
bereproduksi .
Terapi antivirus harus diberikan dengan tepat mengingat obat-obat
antivirus juga mempunyai beberapa efek samping. Efek samping ini
terbatas dalam obat-obatan tertentu, seperti asiklovir, karena obat ini
istimewa diaktifkan dalam sel yang terinfeksi virus dan memiliki sedikit
atau tidak ada efek samping pada sel-sel normal yang tidak terinfeksi
Terima
Kasih!

Anda mungkin juga menyukai