Modifikasi struktur pada bagian alifatik dari molekul rifamfisin umumnya menekan
atau menurunkan aktivitas obat. N,N-diasetoksi amida pada C 4 memberikan senyawa
yang aktif. Substitusi turunan aldehida pada C 3 memberikan hasil rifampin yang
paling aktif.
2. Informasi
Keterangan :
Rifampisin adalah turunan semisintetik dari Rifamisin B, suatu antibiotika
yang diturunkan dari Streptomyces meditarranei.
Sifat Fisikokimia
Farmakologi
- Durasi : < 24 jam
- T1/2 eliminasi : 3-4 jam; waktu tersebut akan memanjang pada gagal hepar;
gagal ginjal terminal : 1,8-11 jam.
- Ekskresi : Feses (60% - 65%) dan urin (~ 30%) sebagai obat yang tidak
berubah
Stabilitas Penyimpanan
Indikasi
Untuk pengobatan tuberkulosa dalam kombinasi dengan antituberkulosis lain.
Untuk pengobatan lepra, digunakan dalam kombinasi dengna senyawa leprotik
lain.
Kontra Indikasi
Dosis
Sebaiknya obat diminum 30 menit – 1 jam sebelum makan atau 2 jam sesudah
makan.
Diberikan dalam dosis tunggal:
- Tuberkulosa:
Dewasa
Berat badan > 50 kg : 600 mg sehari.
Berat badan < 50 kg : 450 mg sehari.
Untuk penderita dengan gangguan fungsi hati, dosis tidak boleh lebih dari
8 mg/kg BB.
Anak – anak (sampai usia 12 tahun) : 10 – 20 mg/kg BB (jangan melebihi
600 mg sehari).
- Lepra:
Dosis yang dianjurkan adalah 10 mg/kg BB.
Dosis lazim pasien dengna berat 50 kg atau lebih adalah 600 mg perbulan
dan dengan berat badan kurang dari 50 kg adalah 450 mg perbulan.
- Peringatan dan Perhatian
Pemberian pada penderita gangguan fungsi hati hanya jika diperlukan.
Pada pengobatan jangka panjang dianjurkan untuk melakukan
pemerikasaan fungsi hati dan hitung jenis darah secara periodik.
Apabila ada tanda – tanda komplikasi serius, seperti gagal ginjal, anemia
hemolitik, thrombositopenia atau kelainan fungsi hati maka pengobatan
harus dihentikan.
Keamanan penggunaan pada wanita hamil dan menyusui belum jelas
diketahui.
Rifampicin menyebabkan warna urin, feses, air mata, air ludah, keringat
menjadi kemerah – merahan terutama pada permulaan pengobatan,
sehingga perlu diberitahukan sebelumnya kepada pasien.
Rifampicin juga dapat menyebabkan pewarnaan yang menetap pada lensa
kontak yang lunak.
Interaksi obat
Rifampicin menurunkan respons antikoagulansia, antidiabetik, kinidin, preparat
digitalis, kortikosteroid, siklosporin, fenitoin, analgesik.
Penggunaan bersama PAS akan menghambat absorbsi, sehingga harus ada
selang waktu 8 – 12 jam.
Rifampicin mengganggu efektivitas absorbsi tolbutamid, ketokonazole.
Efek Samping
3. Mekanisme Obat
4. Metabolisme Obat
5. Perkembangan Obat
http://adimasmw.wordpress.com/tag/farmakologi/