Anda di halaman 1dari 19

TERAPI PENCEGAHAN

TUBERKULOSIS (TPT)
dr. Vemi Fitria, Sp.P
Strategi Percepatan Eliminasi TB
Strategi Utama Percepatan
Peningkatan Penemuan Kasus TB
Eliminasi TB

Fokus pada upaya peningkatan deteksi kasus


# Skrining TB pada populasi berisiko
# Investigasi pada kontak serumah
# Peningkatan akses pada layanan diagnosis TB
# Optimalisasi pencatatan dan pelaporan TB pada sistem informasi
# Perluasan pemberian Terapi Pencegahan TB (TPT)
Pencegahan TB melalui
Strategi penting untuk mencapai
Terapi Pencegahan
Indonesia bebas Tuberkulosis
Tuberkulosis (TPT)
Keuntungan lebih tinggi pada
kelompok yang mempunyai risiko
Langkah
intervensi
progresifitas ke arah TB aktif

❑ Identifikasi kontak
❑ Melakukan pemeriksaan
❑ Pemberian pengobatan
❑ Monitoring
Hasil modeling yang dilakukan Dye et al (2013) menunjukkan target End TB Strategy
pada tahun 2035 hanya dapat dicapai dengan mengkombinasikan upaya
pengobatan TB aktif dan TB laten dengan pemberian TPT
TIDAK SAKIT SAKIT
INFEKSI LATEN TUBERKULOSIS = ILTB
• Studi : sekitar 5-10% orang dengan ILTB akan berkembang menjadi TB aktif, biasanya terjadi dalam 5 tahun sejak

pertama kali terinfeksi  terutama pada orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, terutama Orang

dengan HIV/AIDS(ODHA), malnutrisi, orang yang sedang menjalani pengobatan kanker atau sedang menjalani

dialisis

• Review sistematis (11penelitian di Asia Tenggara ) - 24,4% sampai 69,2% anak umur di bawah 15 tahun berkontak

dengan orang TB aktif : 3,3% sampai 5,5% diantaranya akan berkembang menjadi TB aktif

DAPAT DIKURANGI DENGAN PEMBERIAN TPT


MANFAAT TPT

Mengurangi risiko Memberikan


reaktivasi perlindungan pada
(60%-90%) ODHA > 5 tahun

Menghentikan
Menurunkan progresivitas
insiden TB penyakit menjadi
aktif
TPT Di Indonesia (Permenkes No.67 Tahun
2016)
• Sasaran : Anak usia di bawah 5 tahun yang kontak dengan kasus TB
aktif dan ODHA yang tidak sakit TB
HASILNYA TIDAK SESUAI TARGET

• 2019 : Indonesia diperkirakan sekitar 1,7 juta kasus ILTB yang


berkontak dengan kasus TB aktif dan populasi berisiko lainnya.

Global TB Report (GTR, 2019) : cakupan pemberianTPT berada


diangka 10% sama dengan kohort tahun 2018 (TARGET : 40%)
Petunjuk Teknis Penanganan Infeksi Laten Tubekulosis (ILTB):
Kementrian Kesehatan tahun 2020
KELOMPOK BERISIKO TINGGI SAKIT TBC SETELAH TERINFEKSI

1. Orang dengan HIV/AIDS (ODHA)


2.Kontak serumah dg pasien TBC paru terkonfirmasi bakteriologis atau TB paru
klinis berat
a. Anak usia di bawah 5 tahun
b. Anak usia 5-14 tahun
c. Remaja dan dewasa (usia di atas 15 tahun)
3. Kelompok risiko lainnya dengan HIV negatif
a. Pasien immunokompromais lainnya (keganasan, hemodialisis, mendapat
kortikosteroid jangka panjang, persiapan transplantasi organ, dll).
b. Warga Binaan Pemasyarakatan petugas kesehatan, sekolah berasrama, barak
militer, pengguna narkoba suntik.

SASARAN PRIORITAS PEMBERIAN TPT


Pemberian TPT pada kelompok sasaran di atas diharapkan
dapat mencegah seseorang berisiko tertular TB, memutus
mata rantai penularan TB, dan mencapai eliminasi TB
tahun 2030.
Alur penentuan ILTB dan pemberian TPT Pada Kontak Erat TB SO

Sumber:WHO consolidated guidelines on tuberculosis: tuberculosis preventive treatment, 2020


Paduan TPT pada Infeksi Laten TB dengan Kontak TB-SO
No. Sasaran Pilihan Paduan TPT

3HP (diminum sekali 3HR (diminum 6H (diminum setiap


seminggu) setiap hari) hari)
1 Kontak serumah usia < 2 tahun √ √

2 Kontak serumah usia 2-4 tahun √

3 Kontak serumah usia ≥ 5 tahun √

4 ODHA usia < 2 tahun √ √

5 ODHA usia ≥ 2 tahun √ √

6 Kelompok risiko lainnya √

H : Isoniazid, P : Rifapentin, R : Rifampisin,


• Paduan 1HP
• Paduan yang bisa digunakan oleh program TBC Nasional untuk masa
yang akan datang.
• 1HP merupakan kombinasi INH dan Rifapentine yang dikonsumsi setiap
hari selama satu bulan.
• Paduan ini hanya diberikan untuk kategori umur ≥ 13 tahun.
• Dosis pemberian 1HP adalah isoniazid 300mg dan rifapentine 600mg
untuk semua BB
• 1HP dapat diberikan kepada pasien HIV yang menjalani pengobatan ARV
yang umum digunakan kecuali Nevirapine dan golongan protase inhibitor.
• Paduan 1HP belum dapat digunakan dalam program TPT nasional karena
masih dibutuhkan bukti ilmiah yang lebih untuk memastikan keamanan
paduan ini.
B. Tuberkulosis Resisten Obat

Rekomendasi TPT untuk TBC-RO

• Fluoroquinolon (moksifloksasin, levofloksasin) dengan atau tanpa obat lain (etambutol, etionamid), lama
6 bulan

• Indonesia: Levofloksasin + etambutol

• Rejimen disesuaikan dengan profile resistensi obat sumber penularan, pada pasien Pre-XDR/XDR TBC

• Dosis obat:

i. Levofloksasin: 15-20 mg/kgBB/hari

ii. Etambutol 15-25 mg/kgBB/hari

iii.Diminum setiap hari selama 6 bulan


Alur pemilihan TPT Pada Kontak dengan TB RO

Alur TPT TBC RO


BAHASAN
Pemantauan klinis TPT

A. Monitoring pengobatan 1. Monitoring klinis


2. Pemantauan efek samping
3. Kepatuhan minum obat

B. Tindak lanjut pengobatan 1. Kriteria selesai pengobatan


2. Kriteria drop out
3. Kriteria gagal pengobatan
4. Tatalaksana terpapar kembali

C. Monitoring efek samping obat (MESO)


TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai