Anda di halaman 1dari 73

MATERI INTI-2

Diagnosis dan Terapi


Infeksi Menular
Seksual
ORIENTASI TEST AND TREAT HIV PELATIH
23-26 Pebruari 2021
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran Umum:
Setelah mengikuti materi peserta mampu melakukan diagnosis dan
pengobatan IMS

Tujuan Pembelajaran Khusus


Setelah mengikuti materi peserta mampu:
• Melakukan diagnosis IMS menggunakan Bagan Alur
• Melakukan pengobatan IMS
Pokok
Bahasan
• Diagnosis IMS Menggunakan Bagan Alur
• Pengobatan IMS
Pembahasan Penyakit
Diagnosis

• Pewarnaan gram
• Diagnosis presumptive untuk gonorrhea
• Ditemukan PMN dan diplococcus intrasel
• Pada pasien yang bergejala urethritis pewarnaan gram sangat sensitif (95%) dan
spesifik (99%)
• Kurang sensitif dan spesifik jika spesimen berasal dari endocervix, pharing, rectum
dan pasien yang asymtomatic
• Kemungkinan infeksi masih tetap dipertimbangkan pada pasien asymtomatic dan
pewarnaan gram tidak menunjukkan hasil positif
• Pemeriksaan dengan PCR – Gen-Xpert (CT/NG)
• Sangat sensitive
• Spesimen berasal dari urin, endocervix, oropharing, urethra, rectum
Pengobatan
• GO pada cervix, uretra dan anus tanpa komplikasi
• Menggunakan kombinasi Cefixime 400 mg dan azithromycin 1gr single dose atau
• Kombinasi ceftriaxone 250 mg IM + azithromycine 1 gram single dose
• Conjungtivitis
• Ceftriaxone 1 gr IM + Azithromycine 1 gr single dose
• Disseminated gonococcal infetion
• Ceftriaxone 1 gr tiap 24 jam + Azithromycine 1 gr single dose selama 7 hari untuk
arthritis, 2 minggu untuk meningitis, 4 minggu untuk endocarditis
• Pada kasus alergi terhadap cephalosporin
• Desensitasi cephalosporin - sulit
• Gentamycine 240 mg + Azithromycine 2 gr single dose
• Efek gentamycine lebih rendah pada GO rectal dan pharing
Follow
up
• Waktu follow up dilakukan sesuai bagan alur
• Partner notifikasi untuk semua kontak sex dalam 60 hari terakhir
• Presumptive terapi untuk partner sex
• Pemeriksaan ulang hari ke 14 dengan PCR untuk kasus oropharing
• Abstinent selama 7 hari
• Skrining HIV
Radang Panggul (Pelvic Inflamatory
Disease)
• Kuman pathogen
• Tersering – N.gonorrhea & C.trachomatis
• aerobic gram-negative rods (E. coli), anaerobes
(Bacteroides species, Prevotella species, Peptostreptococcus species), and
gram-positive organisms (Streptococcus species)
• Mycoplasma genitalium dan Ureaplasma urealyticum – terkait Chlamydia
• Proses inflamasi terjadi karena menyebarnya kuman pathogen ke
endometrium, tuba falupi dan peritoneal pelvic
• Kerusakan cila tuba falopi terjadi walau pasien tidak ada keluhan PID
• Menyebabkan infertilitas, kehamilan ectopic dan nyeri panggul
Manifesi
Klinis
• Manifestasi klinis sangat bervariasi
• Asymtomatic hingga non spesifik gejala seperti gangguan GI tract,
dyspareneu, dysuria
• Perasaaan tidak nyaman pada perut bagian bawah
• Gejala sistemik seperti demam, mual, muntah tidak terjadi pada peradangan
ringan- sedang
• Pemeriksaan fisik ditemukan nyeri goyang pada cervix tanpa atau disertai
dengan adnexa tenderness
• Leukositosis, CRP meningkat
Diagnosis dan kriteria presumptive
terapi
• Pasien aktif secara seksual datang dengan keluhan nyeri pada perut
bagian bawah disertai salah satu
• Nyeri goyang cervix atau adnexa tenderness atau uterus tenderness
• Bisa disertai gejala sistemik seperti demam tinggi, mual, muntah
• Leukositosis, peningkatan CRP
• Duh vagina mucopurulent
• Ditemukan N.gonorrhea atau PMN yang banyak dari duh tubuh
• Diagnosis klinis untuk Infeksi Radang Panggul mempunyai positive
predictive value yang tinggi
Pengobatan
• Penundaan pengobatan setelah timbulnya keluhan meningkatkan
kemungkinan infertilitas atau kehamilan ectopic
• Indikasi rawat inap
• Tidak ada respon setelah 48 – 72 jam terapi antibiotic oral
• Demam tinggi disertai gejala sistemik lainnya
• HIV
• Abses tuba fallopi atau ovarium
• Hamil
Follow
up
• Pemeriksaan hari ke 3 pasca pengobatan – penurunan demam, nyeri
abdomen, nyeri goyang berkurang significant
• Skrining HIV
• Tes kembali Chlamydia dan GO 3 bulan kemudian dengan atau tanpa
gejala
• Partner notifikasi dan pengobatan presumptive untuk Chlamydia dan
atau GO
Sifilis – Kuman Patogen dan Perjalanan
Penyakit
• Penyakit menular seksual yang disebabkan oleh T. pallidum
• Tanpa pengobatan Sifilis akan menjadi kronik
• Mempunyai fase akut yang diikuti dengan laten
• Seluruh organ tubuh dapat terinfeksi Sifilis
• Ibu hamil dengan sifilis yang tidak obati akan menyebabkan
congenital Sifilis
Manifestasi
klinis
• Merupakan penyakit “greater imitator” – tidak mempunyai gejala
khas, mempunyai gejala mirip penyakit lain tergantung organ yang
terkena.
• Neurosifilis dan ocular sifilis bisa terjadi pada fase apapun
• Manifestasi primer dan sekunder melibatkan kulit dan mukosa
• Fase laten tidak ada gejala
• Stadium lanjut bersifat sistemik melibatkan banyak organ
Sifilis Primer (Primary
Syphillis)
• Terbentuk ulcus primer atau chancre pada tempat inokulasi
• Manifestasi awal terjadi sekitar 3 minggu setelah paparan ( 10 – 90
hari)
• Sekitar 40% menunjukkan manifestasi yang typical atau klasik
• Menyerang penis, labia, perianal dan mulut
• Typical lesi berupa single lesi, dimulai dengan papul yang berkembang
menjadi ulcus, dasar bersih, tidak nyeri.
• Disertai lymphadenopati sebagian besar bilateral
• Chancre akan hilang sendiri tanpa pengobatan sekitar 1 – 6 minggu
Sifilis Sekunder (Secondary
Syphillis)
• Terjadi 4 – 6 minggu setelah timbulnya chancre
• Terjadi penyebaran melalui pembuluh darah
• Manifestasi berupa kelainan kulit dan mukosa
• Rash ( kemerahan) – terjadi 75 – 100 %, tidak gatal, dapat berupa popular, squamosa,
pustular
• Predileksi rash di dada, punggung, telapak tangan dan kaki
• Lympadenopati – terjadi 50 – 80%
• Lesi oral – 6 – 30% di rongga mulut, pharing, laring, lidah
• Alopecia – angka kejadian 5 % terjadi di occipital dan bi-temporal
• Condyloma lata - angka kejadian 10 – 20 %
• Neurosyphillis – basilar meningitis, dpt disertai tuli, kelumpuhan otat fasial, stroke
mimic syndrom
Laten
Syphillis
• Early latent
• Terjadi < 1 tahun
• Pasien tidak pernah terdiagnosa sifilis sebelumnya
• Pasien tidak pernah ada gejala dan tanda
• Sero konversi dan menunjukkan titer lebih dai 4x
• Ada gejala dari primer atau sekunder sifilis
• Ada kontak sex beresiko dalam 1 tahun terakhir
• Late latent
• Terjadi > 1 tahun
• Tidak pernah terdiagnosis sifilis
• Reactive nontreponemal and treponemal tests and no past diagnosis of syphilis and no prior
• A past history of syphilis therapy and a current nontreponemal test titer demonstrating fourfold or greater increase from the
last nontreponemal test titer
• Tertier sifilis
• Onset kejadian 10 – 15 tahun setelah infeksi
• Terbentuk guma, dapat terjadi disemua
• Mempunyai bentuk tampilan yang beragam tergantung organ termasuk tampilan seperti carcinoma
• Pada organ jantung bias meberikan gejala seperti myocarditis, aorta insufisiensi, aneurisma aorta
Diagnos
a• Menggunakan Treponema serologi tes (TPHA) dan non- treponema serologi
tes (RPR atau VDRL)
• TPHA tidak bisa digunakan untuk mengevaluasi hasil pengobatan
• Positif seumur hidup
• 15 – 25 % bisa negative setelah pengobatan sifilis primer
• Mendeteksi IgG dan Ig M (tergantung produk)
• RPR/VDRL
• Mempunyai sensitivitas yang rendah pada early primary, late latent, dan tersier sifilis
• Mengukur IgM dan IgG
• Mempunyai efek Prozone – false negatif karena antibodi terlalu tinggi
• Pemeriksaan dimulai dengan TPRapid lanjut dengan RPR dan titrasi jika TP
Rapid positif
• Cut off untuk menentukan fase akut atau laten 1:8
Pengobatan
• Pada ibu hamil, jika TP Rapid positif dan tidak dapat dilakukan titrasi RPR dianggap
fase latent (POGI)
• Berikan Benzatin Penisilin 2,4 juta IU IM, 3 kali interval maksimal 14 hari
• Sifilis primer dan sekunder
• Benzatin Penisilin 2,4 juta IU IM
• Diberikan 1 x jika titer RPR > 1:8
• Diberikan 1 x per minggu selama 3 minggu jika titer RPR < 1:8
• Pada kasus alergi penisilin dapat diberikan:
• Doxycyclin 100 mg/12 jam selama 14 hari
• Seftriakson 1 g, injeksi IM. 10-14 hari
• Azithromycine 2 gram single dose dapat dijadikan alternative
Pengobatan - lanjutan
• Laten Sifilis
• BP 2,4 Juta IU, injeksi IM, sekali seminggu selama 3 minggu interval penyuntikan
maksimal 14 hari
• Pemberian doxycycline jika alergi terhadap penisilin diberikan selama 30 hari
• Neurosifilis
• Rawat inap
• Penisilin Prokain 2,4 juta IU/hari IM + Probenesid 500 mg/ 6 jam oral selama 14
hari
• Lanjut dengan Benzatin Penisilin 2,4 juta IU IM tiap minggu selama 3 minggu
• Ceftriaxone 2 gr / hari selama 14 hari diberikan pada kasus alergi penisilin
• Sifilis pada infant atau anak2
• Diberikan bagi neonates yang terbukti atau diduga tertular
• Penisilin G 50,000 unit/kg/ kali diberikan tiap 12 jam selama 10 hari
• Alternatif, Penisilin Prokain 50,000 IU/kg/ hari IM selama 10 hari
Monitoring Pengobatan
• Dilakukan dengan pemeriksaan titer RPR
• Penurunan titer biasaya lebih dari 4 x dan terus akan menurun sampai
bulan ke 12
• Beberapa pasien tidak bisa mengalami “ normal titer”
• Pasien yg telah mendapatkan pengobatan, terbukti terjadi penurunan
adekuat titer RPR dan mempunyai persisten low positive titer disebut
serofast state dan tidak membutuhkan tambahan pengobatan
• Pasien yang telah mendapatkan pengobatan dan perubahan titer RPR
tidak banyak dan tetap dipertimbangkan gagal pengobatan kecuali
ada bukti dicurigain re-infeksi
Skrining
Sifilis
• Dilakukan rutin pada semua ibu hamil
• Pada pengguna PrEP – data peningkatan IMS pada penggunan PrEP
• Penderita HIV
• Pasangan penderita sifilis
• LSL
Reaksi Jarishch -
Herxheimer
• Terjadi pada 24 jam pasca pemberian Benzatin Penisilin
• Biasanya terjadi pada pasien sifilis awal, karena tingginya jumlah
Treponema dalam darah
• Pasien mengeluh demam tinggi, mual muntah, kadang disertai sifilis
rash
• Pengobatan diberikan symtomatis dan anti histamin
Follow
up
• Presumptif terapi bagi pasangan yang berhubungan
sex dengan penderita sifilis
• Kontrol titer RPR untuk monitoring pengobatan
• Penggunaan kondom
Human Papiloma Virus (HPV) – Kuman
Patogen dan Transmisi
• HPV adalah non-enveloped, double-stranded DNA virus
• Jenis HPV
• HPV non oncogenic – Tipe 6 dan 11
• Penyebab kutil kelamin (warts), lesi pada rongga mulut, saluran napas atas, saluran
pencernaan atas, ocular, respiratory papilomatosis
• HPV oncogenic – tipe 16,18, 31,33,45,52,58
• Penyebab terjadinya keganasan anogenital
• HPV menyerang organ yang mempunyai epitel sel squamosa
• Transmisi terjadi melalui hubungan sex – berkaitan dengan lifetime sex
partner
• Transmisi tidak membutuhkan bentuk kutil yang terlihat oleh mata –
asymptomatic dan subclinical HPV dapat menyebabkan transmisi
• Transmisi dpat terjadi dari ibuke anak
Manifestasi
Klinis
• Infeksi HPV bersifat transient, subclinical
• 90 % asymptomatik dan 90% akan hilang sendiri dalam waktu 2 tahun
• Manifestasi umumnya berupa kutil kelamin pada anogenital,
abnormalitas sel pada servix dan kanker anal pada LSL
• Sangat infeksius jika sedang dalam bentuk kutil kelamin – perlu
menjelaskan pada partner untuk menggunakan kondom
Diagnos
a
• Menggunakan diagnosa klinis
• Perlu biopsi pada keadaan berikut
• Mengalami pigmentasi
• Mengalami perdarahan atau ulseratif terus menerus
• Tidak ada respon terhadap pengobatan standard untuk kutil kelamin
• Kecurigaan untuk keganasan untuk keadaan diatas - rujuk
Screening
STI
• Dapat dipertimbangkan untuk melakukan skrining STI seperti GO atau
Chlamydia pada pasien dengan kutil kelamin
Pengobatan - External Anogenital
wart

penis, lipat paha, scrotum, vulva, perineum, external anus, and perianus
• Trichloracetic acid 80 – 90% - diberikan seminggu sekali hanya pada kutil kelamin
sampai berwarna keputihan (frooze)
• Jika pasien merasa nyeri dapat diberikan baking soda, cuci dengan sabun atau
berikan bedak untuk menetralisir asam
• Imiquimod 3,75% - diberikan setiap malam selama 16 minggu, dicuci dengan
sabun 6
– 10 jam setelah aplikasi
• Imiquimod 5 % diberikan 3 kali per minggu selama 16 minggu, cuci dengan sabun
6–
10 jam setelah aplikasi
• Cryoterapi
• Pembedahan baik dengan skalpel atau elektrocauter
• Topical cidofovir sebagai alternatif
Pengobatan – Internal anogenital
• urethral meatus, vagina, cervix, regio intra-anal
• TCA 80 – 90 % - kecuali untuk meatus urethra merupakan kontra indikasi
• Cryosurgery
• Pembedahan
• Kutil kelamin bukan merupakan indikasi meningkatkan frekwensi
pemeriksaan pap-smear
• TCA, cryotherapi dan pembedahan dapat dilakukan untuk ibu
hamil
• Podofilin dan imiquimod merupakan kontra-indikasi
• Angka kekambuhan cukup tinggi ( 20 – 50%) dalam waktu 3 – 6 bulan pasca
pengobatan
• Pada penderita HIV jika tidak respon terhadap pengobaan perlu dilakukan
biopsi
Herpes Simplex – Kuman
Patogen
• Merupakan virus DNA
• Pada awal infeksi, HSV penetrasi ke mukosa atau kulit yang tidak intake lalu masuk ke
neuron (ganglia) dan masuk dalam periode laten dalam bentun microRNA
• Ganglia menjadi reservoir HSV
• Reaktivasi HSV terjadi terutama karena stres neuron (trauma,demam,stress
emosional
atau fisik, menstruasi, kontak sex, paparan ultraviolet, immunosuppressi, fatigue)
• Pelepasan virus (virus shedding) terjadi terus menerus walau dalam fase laten dan
asymptomatic
• Pelepasan virus lebih banyak terjadi pada perianal, vulva dan penis – tempat
predileksi
• Reaktivasi HSV 2 secara natural menyebabkan “perekrutan” CD4 di kulit dan
mukosa
genital dan berpotensi meningkatkan resiko “mengundang HIV pada HSV-2
seropositive
• Pelepasan virus HIV 1 lebih jarang terjadi dibanding HSV 2 untuk area genital
Transmis
i
• Transmisi HSV-2 terjadi pada saat pelepasan virus dalam fase
asymptomatic – org tidak menyadari telah terinfeksi HSV
• Transmisi terjadi genital – genital atau oral- genital atau
genital – oral
• Transmisi juga terjadi dari ibu hamil ke anak
• Laki2 lebih menularkan ke wanita daripada wanita ke laki2
Manifestasi
klinis
• Rata – rata masa inkubasi 2 hari ( 2-12 hari)
• Pelepasan virus berkorelasi terhadap timbulnya gejala
• Pada wanita pelepasan virus terjadi pula di cervix, mempunyai gejala
servisitis – jarang terdeteksi karena tidak dilakukan pemeriksaan
• Diluar gejalan ‘klasik” HSV dapat tampil dalam bentuk yang tidak
dikenali seperti haemoroid, vaginitis atau reaksi alergi
• Gejala akan hilang sendiri tanpa pengobatan dalam waktu 2 – 3
minggu
Manifestasi
Klinis
• Infeksi primer
• Saat ini antibodi HSV belum terbentuk – antibodi terbentuk sekitar 12 minggu
• Tampilan gejala lesi dan gejala sistemik berat (severe)
• Timbul ulkus genital multiple, bilateral disertai rasa nyeri, gatal, dysuria, duh tubuh urethra atau
vagina dan pembesaran getah bening inguinal
• Gejala sistemik seperti demam, sakit kepala, nyeri otot, disfungsi saraf otonom seperti retensi
urin
• Infeksi pada anus menyebabkan tenesmus, duh tubuh anus, nyeri pada anus, konstipasi
• Infeksi non primer
• Antibodi sudah terbentuk
• Gejala biasanya ringan
• Rekuren infeksi
• Gejala ringan dan hilang dalam 3 – 4 hari
• Lesi lebih sering dalam bentuk vesikel dan pustula
• Gejala prodromal seperti rasa gatal, terbakar terjadi 12- 24 jam mendahului lesi
• HSV 2 lebih sering menyebabkan rekuren dibanding HSV 1
Komplika
si
• Aseptik meningitis
• Nyeri radikular
• sacral paresthesias
• transverse myelitis
• Disfungsi saraf otonom
• fulminant hepatitis
HIV dan
HSV
• 60% penderita HIV mempunyai ko-infeksi dengan HSV 2
• Gejala lebih severe dan lesi bersifat kronis
• Lebih sering asymptomatik pada waktu pelepasan virus
• Bisa menyebabkan manifestasi IRIS
• Resiko mendapatkan HIV 2 x lebih besar pada penderita HSV 2
• Re-aktivasi HSV2 akan meningkatkan viremia HIV
• Pemberian obat anti HSV tidak menurunkan transmisi HIV
• ARV dapat menurunkan viremia HIV pada saat rekuren HSV
Pengobatan
• Episode awal
• Asiklovir 5X200 mg/ hari, per oral selama 7- 10 hari
• Asiklovir 3X400 mg/ hari selama 7-10 hari
• Valacyclovir 2X500 mg/hari, per oral selama 7-10 hari
• Rekuren
• Diberikan obat dengan dosis yang sama seperti episode awal
dengan jangka waktu lebih pendek ( 5 hari)
Diagram Alur diagnostik dan
Pengobatan berdasarkan
Gejala
Duh Tubuh Vagina –
Pendekatan
Sindrom
Bagan alur 2 a: Duh Tubuh Vagina dengan Pemeriksaan Inspekulo

Pasien dengan keluhan duh tubuh vagina atau gatal/rasa terbakar pd


vulva.

Anamnesis: riwayat penyakit, pasangan menderita IMS, pemeriksaan


dengan speculum dan bimanual.

Ya Gunakan bagan alur nyeri perut


Pemeriksaan : Ada nyeri
perut bagian bawah? bagian bawah

tidak
tida Suluh penderita (KIE) dan Konseling
Sediakan dan anjurkan pemakaian kondom
Spekulum Adakah duh k Anjurkan tes HIV dan lakukan pemeriksaan
tubuh vagina atau serviks Serologi Sifilis (STS) bila fasilitas tersedia.

Ya

Adakah duh tubuh


tida
k
Obati sebagai vaginitis :
vaginosis bakterialis dan kandidiasis
Duh Tubuh Vagina –
Pemeriksaan in
serviks mukopurulen Suluh penderita (KIE) dan Konseling
Sediakan dan anjurkan pemakaian kondom
Anjurkan tes HIV dan lakukan pemeriksaan Serologi
Sifilis (STS) bila fasilitas tersedia.
Ya

Speculo
Obati sebagai servisitis
gonore, klamidiosis
dan trikomoniasis
Suluh penderita (KIE) dan Konseling
Sediakan dan anjurkan pemakaian kondom Obati penderita
Obati pasangan sebagai tida sebagai servisitis
Hilangnya
gonore dan keluhan k gonokokus,
klamidiosis. pd hari klamidiosis dan
Anjurkan tes HIV dan lakukan pemeriksaan trikomoniasis
ke
STS bila fasilitas tersedia.

Hilangny tida
Hilangnya a k
keluhan tida keluhan
pd hari ke k Ya pd hari
Rujuk

Rujuk
Ya Ya

Pengobatan selesai
Bagan alur 2 b: Du h Tu b uh Vag in a dengan Pemeriksaan Inspekulo & Mikroskop

Pasien dengan keluhan duh tubuh vagina atau gatal/rasa terbakar pd vulva.

Anamnesis: pemeriksaan dengan Spekulum, Bimanual dan mikroskop.

P em er ik saan Bimanual : Ya G u n a k a n bagan a lur nyer i perut


Ada nyeri perut bagian bagian b a wa h
b awah ?

tida Suluh penderita (KIE) d an Konseling


Sed iakan dan an ju rk an p e m a k a i a n k o n d o m
k tidak Anjurkan tes HIV dan l ak u k an pem eri k saan Serologi
S peku lum : Ada duh Sifilis (STS) bila fasilitas tersedia.
tubuh v agin a atau
serviks?

Ya
Buat Sediaan Hapus, Pewarnaan Gram dari d u h t ub uh serviks dan vagina;

Duh Tubuh Vagina –


Buat sediaan Basah d eng an larutan NaCl 0,9 % dari d u h di forniks posterior

Pewarnaan
Gram dari
Sediaan
basah dari
Sediaan
G ram d uh
Sed iaan G ram
duh vagina: Pemeriksaan in Speculo
dan mikroskop
mukopus d uh fo rniks v ag in a: Ad a Ada
serviks: Ada p o sterior: Ada Clue c ells ; Pseudohifa
Diplokokus gerakan pH>4,5; d an atau sel
negatif Gram Trichomonas

tidak Ya tidak
Ya Ya Ya
O bati seba gai O ba ti seba gai O ba ti sebagai
O ba ti seba gai
gonore & kla m idiosis trikomoniasis Kandidiasis
va gi nitis
bakterialis

S uluh penderita (KIE) dan Konseling


S ediakan dan anj ur kan p e m a k a i a n k o n d o m KIE &Konseling
Oba ti pa sa nga n seba ga i gonore tidak Se diak a n da n a nj urk a n
p e m ak a i a n k o n d o m
da n klamidiosis. Anj urk a n te s HIV da n
A njurkan tes HIV d an lak uk an pem er ik saan l ak u k an pem eri ks aan STS
STS bila fasilitas tersedia. bila fasilitas tersedia.
Konsul ulang bila perlu

Hilangnya k eluh Obati sebagai servisitis


an pd hari k e 7 gonokokus, dan klamidiosis tidak Hilang ke
luhan Ya
pd hari
Ya ke
tid ak Ya tidak
Hilang kel uhan Pengoba tan
Rujuk Pengobatan se lesa i pd hari k e 7 ? Rujuk
selesai
Bagan alur 3: Ulkus Genital Dengan Pendekatan Sindrom

Pasien dgn keluhan luka atau ulkus pada alat genital

Anamnesis: tanya faktor risiko dan pemeriksaan fisis (genital)

 Suluh penderita (KIE).


Tampak adanya: Ulkus  Sediakan dan sedia
1. Lesi/ luka kecil Hanya ada luka : traumatik, tidak
kan kondom
multi pe l, dangkal, tida tida kelainan  Anjurkan test HIV
berkelompok,
tanpa dan
riwayat vesikel dermatologis,
nyeri , dg atau lakukan pemeriksaan
sebelumnya Faktor Risiko STS bila fasilitas
tanpa riwayat
negatif tersedia.
rekurensi

ya

Ulkus Genital –
ya ya
Beri pengobatan yang sesuai
atau dirujuk

pendekatan sindrom
Obati sebagai herpes Obati sebagai sifilis dan chancroid
genitalis

 Suluh penderita (KIE)  Suluh penderita (KIE)


 Sediakan dan anjurkan  Sediakan dan anjurkan

oleh Tenaga Medis


pemakaian kondom pemakaian kondom
 Anjurkan test HIV dan  Obati pasangannya
lakukan pemeriksaan STS sesuai
Risiko (+) bila dalam
bila fasilitas tersedia. penyakit penderita.
 Anjurkan test HIV dan lakukan 1 bulan terakhir
pemeriksaan STS bila fasilitas mempunyai satu atau
tersedia. lebih faktor risiko
dibawah ini.

1. Pasangan seksual > 1


2. Suami atau mitra seks
menderita IMS
Perbaikan
tidak 3. Berhubungan seksual
pada hari dengan wanita
Rujuk
ke 7? penjaja seks dalam 1
bulan terakhir
4. Mengalami 1/ lebih
episode IMS dalam 1
ya bulan terakhir.
Amati sampai ulkus menutup 5. Perilaku pasangan
seksual berisiko
tinggi.

Perlu disesuaikan dengan situasi epidemiologi IMS setempat


Bagan alur Nyeri Perut bagian Bawah pada
4: Perempuan

Pasien dengan keluhan nyeri perut bagian


bawah.

Anamnesis dan pemeriksaan


fisik. (Perut &
Kelamin)

Apakah ditemukan salah satu


hal sbb?
tid  Suhu > 380 C, atau
tidak

Nyeri perut Bawah


o Terlambat haid, atau ak  Adakah duh vagina?
o Pasca partus/ abortus,  Atau pada
atau pemeriksaan bimanual,
o Nyeri lepas abdominal, - ada mukopus dari
atau serviks,

– Pendekatan
o Perdarahan vaginal - Nyeri goyang pd
yang abnormal, atau serviks.
o Terdapat massa Ya
di abdomen,atau

Sindrom
Ya  Obati sebagai PRP Kunjungan
(penyakit radang
panggul)
ulang hari ke 3
RUJUK  Suluh penderita (KIE) atau lebih
dan Konseling cepat bila
Sebelum dirujuk siapkan infus dan oksigen  Sediakan dan perlu
anjurkan pemakaian
bila memungkinkan kondom
Rujuk penderita untuk penilaian/ pertimbangan  Obati pasangannya
sesuai penyakit pasien.
tindakan pembedahan atau ginekologis  Anjurkan test HIV dan
lakukan pemeriksaan
STS bila fasilitas
tersedia. Adakah
Ya
Rujuk perbaika
tidak n

Lanjutkan pengobatan dan


amati sampai nyeri
hilang
Bagan alur 5: Pembengkakan Skrotum

Pasien dengan keluhan nyeri dan pembengkakan

Anamnesis: tanya faktor risiko dan pemeriksaan genitalia.

Adakah salah satu

Pembengkakan Scrotum
kemungkinan penyebab sbb:

 Rotasi testis, atau


 Elevasi testis. atau tida Faktor tida
 Ada riwayat kecelakaan, k Risiko ? k
atau
 Penyakit virus, parotitis
epidemika
 Hernia skrotalis Ya
 Tumor testis

Obati sebagai gonore dan


non- gonore/ klamidiosis
Ya dengan komplikasi

Rujuk o Suluh penderita (KIE),


o Sediakan dan anjurkan Perbaikan
pemakaian kondom, pada hari
o Obati pasangannya ke 7 atau
sebagai gonore dan non- lebih cepat
gonore/ klamidiosis
o Tawarkan tes HIV dan
Risiko (+) bila dalam 1 bulan lakukan pemeriksaan STS
terakhir mempunyai satu atau bila fasilitas tersedia Ya
lebih faktor risiko dibawah ini: tidak
1. Mitra seksual > 1 dalam 1
2. Berhubungan seksual dengan wanita Amati sampai
penjaja seks
3. Mengalami 1/ lebih episode IMS . tenang
4. Perilaku pasangan seksual berisiko
tinggi.
Rujuk
Bagan alur 6: Bubo Inguinal
Penderita dengan keluhan sakit dan bengkak

Anamnesis, pemeriksaan genitalia dan lipat paha.

Bubo
Adakah tida Obati sebagai
ulkus ? k
limfogranuloma venereum

Ya

Inguinal
Aspirasi bubo yang berfluktuasi *)
Obati sebagai
Chancroid  Suluh penderita (KIE) dan Konseling
 Sediakan dan anjurkan pemakaian
kondom
 Obati mitra seksualnya sesuai dng
penyakit penderita.
 Tawarkan tes HIV dan lakukan
pemeriksaan STS bila fasilitas
tersedia.

Perbaikan pada tida


k Rujuk
hari ke 7 ?

Ya

Amati sampai tenang.

Bubo yang berfluktuasi sebaiknya di aspirasi


melalui kulit yang sehat di dekatnya dengan
memakai jarum yang cukup besar.

Bubo tidak boleh diinsisi untuk drainage, karena


lukanya akan lama sembuh
Bagan alur 7: Konjungtivitis Neonatorum

Neonatus dengan duh pada mata

Lakukan Anamnesis dan pemeriksaan fisik

Mata sembab, Tenangkan Ibu, dan


kemerahan uni/ Perbaikan
tidak anjurkan kunjungan tida Rujuk
bilateral yg setelah
ulang dalam 3 hari
disertai dgn duh 3 hari?
tubuh bernanah ?

Konjungtiviti
ya
ya
Pengobatan selesai
Obati bayi sebagai gonore



Obati ibu & mitra seksualnya
untuk gonore & klamidiosis
Suluh Ibu (KIE) & Konseling
Anjurkan test HIV dan lakukan
s
Neonatorum
pemeriksaan STS bila fasilitas
tersedia.
 Sarankan kembali sesudah 3
hari

Obati sebagai klamidiosis


Perbaikan tidak Perbaika tida
setelah n Rujuk
Saran untuk kunjungan
3 hari? setelah
ulang hari ke 3
hari ke
3?
ya ya

Teruskan pengobatan
Tenangkan Ibu
Bagan alur 8: Tumbuhan (Vegetasi) Genital

Pasien dengan keluhan tumbuhan/tonjolan (vegetasi) di


genital dan anus

Anamnesis dan pemeriksaan fisis


daerah genital dan anus

tid
ak
Obati sesuai penyakitnya
Vegetasi
Genital
atau Bila tidak dapat
Ada tumbuhan ditangani Rujuk
(vegetasi) verukosa?

Ya
o Obati sebagai kondiloma akuminata setiap minggu,
dapat sampai 6 minggu
o Suluh pasien (KIE)
o Sediakan dan anjurkan pemakaian kondom
o Periksa mitra seksualnya
o Anjurkan tes HIV dan lakukan pemeriksaan STS bila
fasilitas tersedia

tidak
Rujuk
Ada perbaikan?

ya
Teruskan pengobatan sampai sembuh
Proktitis –
Pendekatan
Sindrom
Pengobatan Berdasarkan
Gejala
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual
(IMS):

a. Duh tubuh uretra


b. Duh tubuh vagina
c. Ulkus genitalia
d. Penyakit radang panggul (nyeri perut bag bawah)
e. Pembengkakan skrotum
f. Bubo inguinal
g. Konjungtivitis neonatorum
h. Vegetasi genital
i. Duh tubuh anus
a. Pengobatan Duhtubuh Uretra
Obat pilihan Sefiksim 400 mg per oral, dosis tunggal DITAMBAH
azitromisin 1 g per oral dosis tunggal

Obat Sefiksim 400 mg per oral, dosis tunggal DITAMBAH


alternatif Doksisiklin* 100 mg per oral, 2 kali/hari selama 7 hari
ATAU
Sefiksim 400 mg per oral, dosis tunggal DITAMBAH
Eritromisin 500 mg, per oral, 4X/ hari selama 7 hari
Pengobatan duh tubuh uretra persisten
Obat pilihan Sefiksim 400 mg per oral, dosis tunggal DITAMBAH
Azitromisin 1 g per oral dosis tunggal DITAMBAH
Metronidazol 2 X 500 mg/ hari per oral selama 7 hari
Obat alternatif Sefiksim 400 mg per oral, dosis tunggal DITAMBAH
Doksisiklin* 100 mg, per oral, 2X/hari selama 7 hari
DITAMBAH
Metronidazol 2 X 500 mg/ hari per oral selama 7
hari
ATAU
Sefiksim 400 mg, per oral, dosis tunggal DITAMBAH
Eritromisin 500 mg, per oral, 4X/ hari selama 7 hari
DITAMBAH
Metroidazol 2 X 500 mg/hari per oral selama 7 hari
*Tidak boleh diberikan kepada anak di bawah 12 tahun
b. Pengobatan duh tubuh vagina karena
servisitis
DIAGNOSIS OBAT UTAMA OBAT PILIHAN
SERVISITIS

Servisitis gonore dan Sefiksim 400 mg, dosis Sefiksim 400 mg, dosis
non- gonore tunggal, per oral DITAMBAH tunggal, per oral DITAMBAH
Azitromisin 1 g, dosis tunggal, Doksisiklin* 2X100 mg/hari,
per oral per oral, 7 hari
ATAU
Sefiksim 400 mg, dosis
tunggal, per oral DITAMBAH
Eritromisin 4 X 500 mg.hari,
per oral, 7 hari
*Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, atau anak di bawah 12 tahun
IM = intra muskular
Pengobatan duh tubuh vagina
karena vaginitis
TRIKOMONIASIS VAGINOSIS BAKTERIALIS KANDIDIASIS VAGINALIS
Metronidazol** 2X 500 Metronidazol** 2X 500 Mikonazol atau klotrimazol 200 mg
mg per oral, selama 7 mg per oral, selama 7 hari intravagina, setiap hari, selama 3 hari
hari ATAU
Klotrimazol 500 mg intravagina dosis
tunggal ATAU
Flukonazol* 150 mg, per oral dosis
tunggal, ATAU
Itrakonazol* 200 mg, per oral dosis
tunggal
PILIHAN PENGOBATAN LAIN
Metronidazol**2 g per Metronidazol**2 g per oral, Nistatin, 100.000 IU, intravagina,
oral, dosis stunggal dosis stunggal setiap hari selama 7 hari

Klindamisin 2x300 mg/hari


per oral, selama 7 hari
*Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, ibu menyusui, atau anak di bawah 12 tahun
**Pasien dalam pengobatan metronidazole dianjurkan untuk menghindari minum alkohol
PENGOBATAN SINDROM DUH TUBUH VAGINA KARENA INFEKSI SERVIKS
Pengobatan untuk gonore tanpa komplikasi
DITAMBAH
Pengobatan untuk klamidiosis
PENGOBATAN SINDROM DUH TUBUH VAGINA KARENA VAGINITIS
Pengobatan untuk trikomoniasis
DITAMBAH
Pengobatan untuk vaginosis bacterial
BILA ADA INDIKASI
Pengobatan untuk kandidiasis vaginalis
c. Rincian pengobatan ulkus
genitalis
Sifilis primer Chancroid Herpes genitalis
episode pertama
Herpes genitalis
rekurens
Limfogranuloma
venereum

Obat yang Benzatin-benzilpenisilin2,4 juta Seftriakson 250 Asiklovir 2x500 mg/hari, Asiklovir 5x200 Doksisiklin *, 2x100
dianjurkan IU, dosis tunggal, injeksi per oral, selama 7 hari mg/hari,per oral selama mg/hari, per oral,
intramuskular mg, injeksi ATAU 5 hari selama 14 hari,
intramuscular Asiklovir 3x400 mg/hari, ATAU ATAU
selama 5 hari Asiklovir 3x400 mg/hari Eritromisin base
, dosis ATAU selama 5 hari 4x500 mg/hari, per
tunggal Valasiklovir, 2x500 ATAU oral, selama 14 hari
mg/hari, per oral, selama Valasiklovir 2x500
5 hari mg/hari, per oral,
selama 5 hari

Obat Penisilin-prokain injeksi IM Azitromisin 1g, per


pilihan lain 600.000 U/hari selama 10 hari
oral, dosis tunggal
ATAU
Eritromisin base,
4x500 mg/hari,
per oral, selama 7
hari

Alergi Doksisiklin* 2x100 mg/hari per


penisilin oral, selama 14 hari ATAU
dan tidak Eritromisin 4x500 mg/ hari
hamil selama 14 hari ATAU
Seftriakson 1 g IM SD
Tes kulit utk Benzil-Benzatin
Penisilin
• Campur bubuk benzil-benzatin penisilin 2,4 juta Unit dengan
akuades steril sesuai petunjuk sehingga membentuk suspensi
• Ambil 0,1 cc suspensi menggunakan tabung injeksi 1cc (tipe
tuberkulin), tambahkan akuades atau akuabides agar terjadi
larutan 1 cc
• Suntikkan secara intradermal sebanyak 0,02 cc dengan jarum
suntik ukuran 26 atau 27 pada permukaan volar lengan bawah
• Tepi bentol kemerahan akibat injeksi ditandai dengan bolpen
• Amati selama 15 - 20 menit
• Bila diameter bentol kemerahan meluas lebih dari 3 mm
dibandingkan lesi awal, tes kulit dinyatakan positif
Desensitisasi Benzil-Benzatin
Penisilin
Tahap Waktu Dosis
1 0 menit 100 U per oral (penisilin V)
2 15 menit 200 U per oral
3 30 menit 400 U per oral
4 45 menit 800 U per oral
5 1 jam 1.600 U per oral
6 1 jam 15 menit 3.200 U per oral
7 1 jam 30 menit 6.400 U per oral
8 1 jam 45 menit 12.800 U per oral
9 2 jam 25.000 U per oral
10 2 jam 15 menit 50.000 U per oral
11 2 jam 30 menit 100.000 U per oral
12 2 jam 45 menit 200.000 U per oral
13 3 jam 400.000 U per oral
14 3 jam 15 menit 200.000 U subkutan (penisilin G)
15 3 jam 30 menit 400.000 U subkutan
16 3 jam 45 menit 800.000 U subkutan
17 4 jam 1.000.000 U intra muscular
d. Pengobatan pasien Nyeri Perut bagian bawah (
rawat jalan
PENGOBATAN NYERI PERUT BAGIAN BAWAH PENGOBATAN NYERI PERUT BAGIAN BAWAH
KARENA GONORE DENGAN KOMPLIKASI KARENA KLAMIDIOSIS
Seftriakson 500 mg/hari, injeksi IM, dosis tunggal Azitromisin 1 g, dosis tunggal, per oral
ATAU

Doksisiklin* 2x100 mg/hari, per oral, 7 hari

PENGOBATAN BAKTERI ANAEROB


Metronidazol *** 2x500 mg/hari, per oral, selama 14 hari
*Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, menyusui, atau anak di bawah 12 tahun
**Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil dan menyusui
***Pasien dalam pengobatan metronidazole dianjurkan untuk menghindari minum alcohol
IM = intramuskular
PENGOBATAN SINDROM NYERI PERUT BAGIAN BAWAH

Pengobatan untuk gonore dengan komplikasi


DITAMBAH

Pengobatan untuk klamidiosis


DITAMBAH

Pengobatan untuk bakteri anaerob


e. Pengobatan pembengkakan skrotum
PENYEBAB: INFEKSI MENULAR SEKSUAL

Seftriakson 500mg/hari, injeksi IM Doksisiklin* 100mg per oral 2X sehari,


selama 10-14 hari
ATAU

Levofloksasin* 500 mg per oral sekali


sehari selama 10 hari
*Tidak boleh diberikan kepada anak di bawah 12 tahun
IM = intra muskular
f. Pengobatan bubo inguinal ditujukan pada
chancroid dan limfogranuloma venereum (LGV)
PENGOBATAN CHANCROID PENGOBATAN LGV

Seftriakson 250 mg injeksi intramuscular dosis Doksisiklin* 2x100 mg/hari, per oral, 21 hari
tunggal ATAU

PILIHAN PENGOBATAN LAIN

Azitromisin 1 gr, per oral, dosis tunggal ATAU Eritromisin etilsuksinat 4X 400 mg/hari, oral ,
selama 21 hari
Eritromisin base, 4 X 500 mg/hari, per oral,
selama 7 hari
*Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil, menyusui, atau anak di bawah 12 tahun
IM = intra muscular
g. Pengobatan Bayi dengan konjungtivitis
neonatorum

PENGOBATAN KONJUNGTIVITIS PENGOBATAN KONJUNGTIVITIS


GONORE KLAMIDIA
Seftriakson 50-100 mg/kgBB, injeksi Azitromisin 20 mg/kgBB/hari, 1 dosis,
intramuskular, dosis tunggal ATAU oral, selama 3 hari ATAU

Kanamisin 25mg/kgBB (maksimal 75 Sirop eritromisin , 50 mg/kgBB/hari per


mg) injeksi intramuskular, dosis tunggal oral, 4 kali sehari, selama 14 hari
ATAU
Pengobatan ibu dengan bayi yang menderita konjungtivitis neonatorum
PENGOBATAN SERVISITIS GONORE PENGOBATAN SERVISITIS NON-GONORE
TERAPI GANDA Azitromisin 1 g, dosis tunggal, per oral
Sefiksim 400 mg per oral dosis tungggal ATAU
DITAMBAH azitromisin 1 g per oral dosis tunggal
ATAU
Seftriakson 500 mg injeksi IM dosis tunggal Doksisiklin* 2x100 mg/hari, per oral, 7 hari
DITAMBAH azitromisin 1 g per oral dosis tunggal

Pilihan pengobatan lain


TERAPI TUNGGAL Eritromisin 4x500 mg/hari, per oral, 7 hari
Sefiksim 400 mg per oral dosis tunggal
Seftriakson 500 mg inj IM, dosis tunggal

*Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil dan menyusui


IM = intramuskular
h. Beberapa cara pengobatan kutil
kelamin
PENGOBATAN DENGAN BAHAN KIMIA PENGOBATAN DENGAN BAHAN FISIK

Tinktura podofilin* 10-25%, lindungi bagian Dapat dipilih salah satu cara di bawah ini:
yang sehat dengan vaseline album, a. Krioterapi dengan nitrogen cair
kemudian dicuci setelah 4 jam, ATAU b. Krioterapi dengan CO2 padat
Larutan trichloroacetic acid (TCA) 80-90% c. Bedah listrik/elektrokauterisasi
d. Pembedahan (bedah skalpel)

*Tidak boleh diberikan kepada ibu hamil


i. Pengobatan proktitis akibat PIMS
BILA TERDAPAT DUH DI ANUS/REKTUM
Seftriakson 500 mg, injeksi IM, dosis tunggal
DITAMBAH
Doksisiklin* 2x100 mg/hari, per oral, 7 hari

BILA TERDAPAT ULKUS DI ANUS/REKTUM


Valasiklovir, 2x500 mg/hari, per oral, 5-10
hari ATAU Asiklovir 3x400 mg/hari, selama 5-
10
hari
DITAMBAH
Benzatin benzil penisilin 2,4 juta IU,
dosis tunggal, injeksi IM
Catatan tentang
Sifilis
Untuk diagnosis, ada dua stadium, yaitu:
• Stadium dini (early), yaitu sifilis dengan gejala:
• Sifilis stadium 1: dengan ulkus durum, tidak nyeri
• Sifilis stadium 2: dengan gejala-gejala klinis
• Stadium laten (latency), yaitu sifilis tanpa gejala klinis, berdasarkan tes serologi:
• Early latency : kurang dari 1 tahun
• Late latency : lebih dari 1 tahun
Tetapi sulit membedakan, karena itu cukup laten saja, karena pengobatannya
sama, yaitu dengan 7,2 juta Unit Benzatin Penisilin.

Untuk pengobatan:
• Stadium dini (stadium 1 dan 2) dengan 2,4 juta Unit Benzatin Penisilin
• Stadium laten dengan 7,2 juta Unit Benzatin Penisilin/interval maksimum 14
hari

Anda mungkin juga menyukai