Anda di halaman 1dari 3

Toxoplasmosis 3.

3. Tes serologis: Ig M terjadi dalam 5 hari setelah infeksi hingga Acyclovir, famciclovir, dan valaciclovir u/ herpes genital episode I pd ♀ tak hamil dan
Sumber: Harrison’s Principles of Internal Medicine, 11th edition munculnya Ig G. hamil. Tidak tampak adanya  ES fetus/ neonatus.
Terapi: SC sebaiknya dilakukan hanya jika lesi primer atau rekuren tampak saat inpartu atau
Def: Penyakit yang disebabkan oleh obligat protozoa intraseluler Toxoplasma gondii 1. Pyrimethamin dengan loading dose 100-200 mg dua kali sehari dalam ketika pecah ketuban. Rekomendasi ini tidak tergantung durasi pecah ketuban.
dan harus dibedakan dengan infeksi asimptomatik lainnya oleh karena organisme ini. 2 hari pertama, dilanjutkan dosis rumatan 1 mg / Kg BB (maks 25 mg)
Etiologi: Toxoplasma gondii tergolong dalam klas coccidian dan terdiri dari 3 bentuk: sekali sehari. Dosis rumatan diberikan dalam interval 3-4 hari. Ini HIV
Tachyzoite, cyst dan oocyst. dikombinasi dengan pemberian asam folat 5-20 mg per hari. Etiologi:
Tachyzoite: bentuk oval, ukuran 3x7 цm, dpt diwarnai giemsa/ wright. Bentukan ini 2. Spiramycin 2-3 g/hr dibagi dalam 4 kali pemberian. Tiga minggu terapi DNA retrovirus, HIV-1 dan2. Penybaran seperti hepatitis B. Ibu mungkin dapat
melakukan invasi sel mamalia kecuali sel darah merah yang tak berinti dan ditemukan diselingi 2 mg tanpa terapi dari saat terdiagnosis s.d. aterm (menurut menginfeksi anaknya.
di jaringan selama fase akut infeksi. Desmont & Couvreur).
Cyst: Terbentuk dalam sel pejamu dan mengandung ribuan organisme. Ukuran 10 s.d.
100 цm dan dapat diwarnai dengan periodic acid Schiff. Penting dalam transmisi, ok Gejala Klinis:
dapat ada dalam jaringan binatang yang dimakan karnivora. Bisa di semua organ, Rubella: Acute illness: hr-mg dan sama spt viral synd. Lainnya, biasanya berakhir < 10hr.
namun dalam kondisi infeksi kronis yang laten dapat dijumpai di jaringan otot tubuh Inkubasi:14-21 hr Gejala umum: demam, keringat malam, fatigue, rash, nyeri kepala, lymphadenopati,
dan jantung dan SSP. Prodromal: malaise, nyeri kepala, demam, conjuctivitis ringan faringitis, myalgia, arthralgia, nausea, vomiting dan diare. Progresivitas antara viremia
Oocyst: oval diameter 10 s.d. 12 цm. Dibentuk hanya di sel mukosa usus golongan Makulopapular rash mulai dahi, dan wajah → badan dan ekstremitas; Lymphadenitis asimptomatik s.d. AIDS (median) +10 th.
kucing dan secara periodic dikeluarkan bersamaan dengan feses. Kucing merupakan tu post auric dan subocipital; arthralgia. AIDS: General lymphadenopati, oral hairy leukoplakia, aphthous ulcer &
satu-satunya hewan yang mengalami infeksi sistemik dan tempat organisme ini Rubella kongenital: PDA, VSD, PS, corneal clouding, microophthalmi, cataract, trombositopeni. Infeksi oportunis: esofageal atau pulmonal candidiasis, HS/Zoster
mengalami siklus perkembangbiakan seksual. Kapan oocyst dapat dijumpai dalam chorioretinitis; microcephaly, IUGR, kelainan kromosom, tuli,; berhubungan dengan persisten, condiloma acuminata, TB, CMV, moluscum contangiosum, pneumocystis
feses tergantung bentuk organisme yang menginfeksi kucing dan bervariasi dari 3 s.d. infeksi maternal pada trimester I. infection, toxo, gejala ggn CNS. CD4+ <200/L.
24 hari. Ekskresi berlanjut selama 7-20 hari, hingga 10 juta oocyst tersebar dalam Diagnosis: Kultur virus; serologi; hemaglutinating AB dari skin rash hari II Tes Serologis:
feses dalam sehari. Dalam kondisi tertentu, kucing tidak mengekskresi oocyst lagi. Pencegahan: Imunisasi 3 bl sbl hamil. The enzyme immunoassay (EIA), Sn 99,5%. Konfirmasi dg WB atau imunofluorsence
Namun ketika kucing terinfeksi dengan isospora felis, ekskresi oocyst dapat dimulai assay. Menurut CDC Ab 95% px terdeteksi dlm 6 bl. Awal infeksi terdeteksi dengan
lagi. Sporulasi, yang terjadi dalam 2-3 hari (pada suhu 24 oC) sesudah oocyst CMV: viral p24 core Ag atau viral RNA.
diekskresi., diperlukan agar oocyst infeksius dan tidak akan terjadi pada suhu dibawah Kejadian infeksi fetus 0,5-2 % pada bayi baru lahir. Infeksi Maternal dan Janin-bayi:
4 oC atau > 37 oC. Oocyst akan tetap infeksius selama lebih dari 1 tahun dalam kondisi Penularan horisontal: droplet saliva, urin Penyebaran transplacental dapat terjadi, terbukti pd pemeriksaan kehamilan awal yang
tanah yang lembab dan hangat. Hal ini diduga berperan penting dalam penularan Vertikal: ibu ke janin-bayi. dilakukan elektive abortion. Infeksi bayi baru lahir dapat terjadi 15-25% dari ibu yang
secara oral. Bentuk ini juga dapat disebarkan oleh serangga. Setelah infeksi primer virus jadi laten, periodik reaktivasi. terinfeksi dan tak dpt tx. Komplikasi kehamilan: PTL, IUGR dan stillbirth.
Transmisi oral: Infeksi maternal: Faktor resiko transmisi vertikal:
Hampir 1% kucing ditemukan mengekskresi oocyst dalam fesesnya. Bentuk ini juga Kebanyakan asimtomatik, 15% mononucleus like synd (demam, faringitis, Maternal plasma HIV-1 RNA viral burden
dapat disebarkan oleh serangga. lympadenopati dan polyarthritis). Resiko serokonversi 1-4%. Infeksi primer ditularkan PTL
Cyst dapat ditemukan 25% dalam babi yang dikonsumsi manusia, presentase pd janin 40%, berhubungan dengan morbiditas yg parah. Kekebalan ibu tak dapat Prolonged rupture of membranes
daging sapi tidak diketahui. mencegah adanya reaktivasi. Concurent genital ulcer disease
Transmisi transplasental: Infeksi kongenital: Breast feeding
Dari ibu yang terinfeksi dapat lahir bayi yang normal tak terinfeksi, abortus spontan, Cytomegalic inclusion disease: LBW, microcephaly, intracrnial calcification, Invasive intrapartum monitoring
stillbirth atau lahir bayi premature atau aterm yang terinfeksi. Infeksi congenital dapat chorioretinitis, retardasi mental dan motorik, defisit sensorik, hepatosplenomegali, Managemen:
terjadi pd 1/3 bayi dari ibu yang terinfeksi. Ibu yang terinfeksi pada trimester pertama, jaundice, anemia hemolitik dan trombositopenic purpura. Mirip dg rubella. 1. Dua analog nukleosida: zidovudine, didanosine, zalcitabine, atau lamivudine
infeksi congenital terjadi pada 17% namun penyakit yang terjadi hamper parah, pada Diagnosis: 2. Bersama protease inhibitor: indinavir, ritonavir atau saquinavir
bayi yang ibunya alami infeksi pada trimester ketiga 65% alami infeksi congenital IgG  4x atau lebih baik deteksi IgM CMV Ab. Infeksi ulangan tidak selalu disertai 3. Atau analog non nukleosida: nevirapine, delavirdine atau efavirenz
namun biasanya asimptomatik. adanya IgM. Evaluasi lab:  limfosit T dan Kadar HIV-1 RNA tiap trimester atau sekitar 3-4 bl.
Pada wanita yang alami infeksi 6 bulan sebelum hamil tidak akan terjadi infeksi USG dpt deteksi microcephaly, ventriculomegaly atau kalsifikasi cerebral, hiperechoic Pencegahan infeksi oportunis: vaksinasi hepatitis B, influensa dan infeksi
congenital. Sedang yang kurang dari 6 bulan, akan alami transmisi transplasental. bowel. pneumococus.
Isolasi T. gondii pada infeksi laten yang kronis jarang dijumpai. Frekuensi aborstus ok Analisa cairan ketuban dapat untuk kultur virus. Pencegahan penularan pada bayi: tx anti retrovirus, SC dan tidak berikan ASI. Tx
infeksi kronis belum diketahui dan masih jadi bahan perdebatan. Managemen: antivirus kurangi transmisi hingga capai 1-2%. SC dijadwalkan saat UK>38 mg atau
Transmisi melalui transplantasi organ. Saat ini tidak ada terapi yang efektif untuk infeksi maternal. Penapisan serologis tak kurang pada kondisi KPP atau inpartu. Resiko penularan laktasi 16%.
Patogenesis: dianjurkan ok: 1. tak dapat prediksi apakah fetus terinfeksi, 2. tidak ada vaksin, 3.
Dari cyst atau oocyst masuk sel saluran pencernaan, memperbanyak diri, sebabkan usaha untuk identifikasi dan isolasi fetus yg sekresi CMV mahal dan tidak praktis
disrupsi sel dan infeksi sel sebelahnya. Organisme ekstraseluler atau organisme dalam
leukosit beredar dalam tubuh melalui sistem getah bening dan pembuluh darah dan HSV
dapat invasi tiap organ dan jaringan. Proliferasi tachyzoite biasanya sebabkan Ada dua tipe virus HSV-1: nongenital herpetic infection, HSV-2: genital dan STD.
kematian sel, akibatkan focus nekrosis, dikelilingi oleh reaksi seluler. Infeksiakut Infeksi Maternal:
dapat berlanjut menjadi acut necrotizing encephalitis, pneumonitis, atau myocarditis. 1. Primer: tak ada Ab thd dua tipe tsb. Inkubasi 3-6 hr diikuti erupsi papular dg sensasi
Tachyzoite akan menghilang dari jaringan setelah respon imun normal terjadi. gatal atau rasa tebal → nyeri, vesikular, Lymphadenopati inguinal. Transient syst.
Aspek unik yang terjadi adalah cyst akan tetap ada dalam berbagai organ seumur Influenza like symptom. Kadang berkembang menjadi hepatitis, encephalitis atau
hidup pejamu. Demikian juga tachyzoite yang tetap viable dalam sistem pneumonia.
retikuloendotelial atau pecahnya cyst mungkin akan menjadi sumber parasitemia yang 2. Episode I nonprimer: baru terinfeksi tipe2 dg Ab thd tipe 1. Lesi minimal,
dapat terjadi asimptomatik pada infeksi kronis. manifestasi sistemik , nyeri , durasi lesi dan penyebaran virus lebih pendek.
Manifestasi klinis: 3. Rekuren: terinfeksi tipe2 sebelumnya sdh ada Ab tipe2. Nyeri , penyebaran virus
1. Lymphadenopati terpendek (2-5hr)
2. Chorioretinitis Infeksi neonatal:
3. Encephalitis Jarang menembus placenta atau membran intak. Fetus terinfeksi saat kontak dengan
Prosedur Diagnosis: sebaran virus dari Cx atau saluran genital saat persalinan. Infeksi pada bayi baru lahir
Infeksi akut dapat ditegakkan dengan isolasi T. gondii dalam cairan tubuh atau darah. dalam tiga bentuk: 1. tersebar, dg libatkan organ mayor, 2. lokal, libatkan CNS, mata,
Macam-macam prosedur yang dapat dilakukan: kulit, atau mukosa, 3. asimptomatik
1. Isolasi organisme: dengan inokulasi leukosit, cairan tubuh, dan Diagnosis:
specimen jaringan pada kultur jaringan atau inokulasi subkutan atau Kultur jaringan (Sn 95% sbl lesi berbentuk krusta). Tzanck smear (sitologi, Sn 70%,
intraperitoneal pada tikus. FP ok CMV)
2. Pemeriksaan histology: biopsy endokardial dari jaringan transplantasi Managemen:
jantung.
TORCH Etiologi dan epidemiologi : Toxoplasma gondii (protzoa) Rubella
1. Toxoplasmosis - Ookista Diagnosis
2. Rubella  Di usus kucing (host definitif)
3. Citomegalo virus  Diekskresi dalam tinja  inkubasi 14 – 22 hari
4. Herpes simpleks  Termakan hewan lain / manusia  isolasi virus
Keempatnya menyerang CNS bayi  menyebabkan cacat fisik dan mental - Trofozoit  limphadenopaty, makulopapuler, panas
 Ookista yang termakan pecah  serologis
Wanita hamil yang terinfeksi TORCH akan menularkan pada janin / bayi :  Berkembang biak secara asexual (pembelahan) Terapi
 Parasitemia  menuju organ
Tr I  abortus, IUGR, kel kongenital. - Kista : berada dalam organ seumur hidup. Simptomatis
Frekwensi (Ind) : 2 – 51 %
TR II / III  prematuritas, kel fungsi organ. Pencegahan
Patogenesis Infeksi pada manusia :
Hub TORCH dengan infertilitas  mempengaruhi lingkungan mikro intra  imunisasi pasif / aktif
peritoneal  infertilitas idiopatik. a. transmisi oral  vaksinasi wanita ( 15 bulan )
- daging kurang matang  sebelum hamil ( 2 – 3 bulan )
Akibat pada janin / bayi bila bumil infeksi TORCH : - kontak langsung dengan kista
b. transplasental (terjadi < 6 bulan setelah infeksi)
1. Toxoplasmosis : TRIAS c. transfusi atau transplantasi Citomegalovirus
 Hidro / mikrocephali Infeksi dini (bumil)  kemungkinan terjangkit <, gejala >
 Chorioretinitis  Epidemiologi : DNA vi 50 – 80 %
 Kalsifikasi intrakranial Infeksi akhir  kemungkinan > gejala < Manusia dewasa memiliki Ab
2. Rubella
 Katarak Manifestasi klinis Penyebaran dapat secara sex / tranfusi
 Tuli
 Kel jantung bawaan Ibu :  Gejala
3. CMV Asimptomatis
 Mikrocephali - asimptomatis >>
 Tuli - simpton : kelelahan, malaise, nyeri kepala, lifadenopati Infeksi intrauterin 95 % lahir asimptomatis
4. Herpes simples - serologis lebih dominan
 Mikrocephali Janin : Hanya 5 % timbul gejala mis tuli, dll.
Faktor risiko :
- hidrosefalus (34%), chorioretinitis (25%), kalsifikasi serebral (15%)  Herpes simplex
1. Bayi : IUFD, IUGR, kel kongenital, kematian bayi baru lahir, kel Trias
kongenital setelah beberapa waktu (< 1 th) - 60% asimptomatis, 40 % abortus, lahir mati, IUGR Epidemiologi
2. Ibu : infeksi saat hamil, defisiensi imunitas.
 Type I  infeksi mulut. Type II  inf genitalia
Pengaruh toxoplasmosis pada kehamilan  PMS  inkubasi 2 – 12 hari
Toxoplasmosis  90 % subklinis, inf pada wanita hamil  IUFD, abortus prematur.
- pada tr I  mulai timbul Ab Gejala klinik
Manifestasi klinis : - pada tr II  peningkatan Ab abortus,lahir mati
- pada tr III  infeksi kronis prematuritas  ibu : urethritis, vulvitis, servisitis dll  menyebabkan :
Kongenital : Tr I : abortus  infeksi pada janin (melalui plasenta, vagina, kontak saat persalinan)
 abortus / prematuritas
Tr II / III : prematur, IUFD/lahir mati, hidro / mikrosefali, Pengobatan
 infeksi neonatal
chrioretinitis dll Diagnosis :
1. Spiramisin : 2 gram/hari selama 6 minggu
Bila bertahan hidup : RM, epilepsi / konvulsi, sindroma Sabin 2. Sulfonamid : 100 mg/Kg BB/hari
Gejala klinis, pasti  isolasi virus dari lesi
Pirimetamin : 1 mg/KgBB/hari  Cotrimoxasole
(Trias : hidrosefali, chorioretinitis, konvulsi, kalsifikasi cerebral)
Terapi :
3. Klindamisin
Acquired : limfadenopati, febris, hepatosplenomegali, nyeri tengkorak, Penatalaksanaan Perawatan lesi, asiklovir. PAN  sering untuk menentukan infeksi aktif. Seksio jika
rash kulit, tuli, buta dll.
aktif, KPP 12 jam.
a. IgM + : spiramisin 2 – 3 gr/hr  3 minggu, diulang dengan interval 2 Minggu
Diagnosis. sampai melahirkan.
b. IgM – dan IgG + : ulangi pemeriksaan IgG dengan interval 2 – 3 mgg  bila
Klinis : antepartum mis kel kongenital seperti di atas
IgG   terapi. Bila IgG sama atau   terapi –
Laboratoris :
c. IgM – dan IgG - : ulang pemeriksaan tiap bulan. Bila sero konversi  terapi
a. langsung dengan sentrifuge cairan tubuh  imunofloresensi
sda
b. biopsi kel limfe
Pencegahan
c. pemeriksaan gram  toxoplasma gondii
d. kultur 1. memutus rantai hidup toxoplasma gondii
e. serologis : 2. membekukan atau mendinginkan daging
 IHA ( 1/16) 3. hindari kontaminasi
 Sabin F dye tes ( 1/256) 4. ibu dengan riwayat BOH  cari kemungkinan toxoplasmosis
 Ig M fluoresens antibody
 Elisa IgG. IgM
 Dll
Diagnosis Prenatal a. antibodi IgM+ teratogenik pada janin. Kombinasi pyremithamine, sulfadiazine
Menyadari besarnya dampak toksoplasmosis kongenital b. Serokonversi dengan interval waktu 2 sampai 3 minggu, dan asam folinik sebagai penggunaan simultan diberikan selama
pada janin, bayi serta anak-anak disertai kebutuhan akan konfirmasi perubahan dari seronegatif menjadi seropositif IgM dan 21 har. Dosis pyremithamine diberikan sebesar 1 mg/kg/hari
infeksi janin prenatal pada ibu hamil maka para klinisi / obstetrikus IgG. secra oral untuk 3-4 hari. Slfadiazine 50-100 mg/kg/hari/oral
memperkenalkan metode baru yang merupakan koreksi atas konsep c. Titer IgG yang tinggi ≥ 1/1024 (Elisa) dibagi 2 dosis serta asam folinik 2 kali 5 mg injeksi intramuskuler
dasar pengobatan toksoplasmosis kongenital yang lampau. Konsep 2. Ketrampilan klinisi melakukan kordosintesis atau amniosintesis tiap minggu selama pemakaian pyuremithamine. Clindamycin
lama hanya bersifat empiris dan berpedoman pada hasil uji serologis dengan tuntunan ultrasonografi cukup efektif terhadap takizoit, tetapi dapat menyebabkan kolitis
ibu hamil. Saat ini pemanfaatn tindakan kordosentesis dan 3. Kecermatan dan ketrampilan yang terlatih dalam mengerjakan ulseratif.
amniosintesis dengan panduan ultrasonoghrafi guna memperoleh perkerjaan rumit dan khusua dilaboratorium diantaranya meliputi b. Toksoplasma kongenital
darah janin ataupun cairan ketuban sebgai pendekatan diagnostik kultur, inokulasi, tehnik ELISA dan P.C.R Sulfadiazine dengan dosis 50-100 mg/kg/hari dan pyremithamine
merupakan ciri para obstetrikus pada dekade 90-an. Selanjutnya 0,5-1 mg/kg diberikan setiap 2-4 hari selama 20 hari. Disertakan
segera dilakukan pemeriksaan spesifik dan rumit yang sifatnya Terapi dan Pencegahan juga injeksi intramuskuler asam folinik 5 mg setiap 2-4 hari untuk
biomolekuler atsa konponen janin tersebut (darah atau cairan ketuban) Terapi diberikan terhadap 3 kelompok penderita yakni mengatasi efek toksik pyremithamine terhadap multiplikasi sel.
dalam waktu relatif singkat dengan ketepatan yang tinggi. Hasilnya (Remington,1994; Kasper,1998) : Pengobatan dihentikan ketika anak berumur 1 tahun, diharapkan
amat menentukan pengobatanselanjutnya. Upaya ini dikenal dengan a. Kehamilan dengan infeksi akuta imunitas selulernya telah memadai untuk melawan penyakit pada
diagnostik prenatal. Bahkan diagnostik prenatal dipandang lebih efektif 1. Spiramycin masa tersebut
untuk menghindari atau menekan resiko toksoplasmosis kongenital Spiramycin, suatu antibiotika macrolide dengan spectrum c. Penderita imunodefisiensi
karena upaya prevensi primer pada ibu hamil berupa nasehat antibakterial; konsentrasi tertentu yang dibutuhan untuk Kondisi penderita akan cepat memburuk menjadi fatal bila tidak
menghindari makanan/minuman yang kurang dimasak kurang berhasil. menghambat pertumbuhan ataupun membunuh oeganisme diobati. Pengobatan di sini sama halnya dengan toksoplasmosis
Sehingga upaya diagnostik prenatal disebut sebagai prevensi sekunder belum diketahui. Di jaringan obat ini ditemukan dengan kongenital yuaitu penggunakan pyremithamine, sulfadiazine dan
. kadar/konsentrasi yang tinggi terutama pada plasenta tanpa asam folinik tetapi dalam jangka panjang. Pyremithamine dan
Diagnosis prenatal umunya dilakukan pada usia kehamilan 14-27 melewatinya serta aktif membunuh takizoit sehingga menekan sulfadiazine dapat melalui barier otak.
minggu (trimester II). Aktifitas diagnosis prenatal meliputi sebagai tranmisi transplasental. Spiramycin pada orang dewasa diberikan
berikut : 2-4 g.hari peroral dibagi dalam 4 dosis untuk 3 mggu, diulangi Profilaksis adalah tindakan yang paling efektif berupa perlindungan
1. Kordosentesis (pengambilan sampel darah janin melalui setelah 2 minggu sampai kehamilan aterm atas populasi yang beresiko seperti ibu hamil dengan seronegatif
talipusat) ataupun amniosentesis (aspirasi cairan ketuban) 2. Pyremithamine a. Dianjurkan memakan semua sayur-sayuran dan daging yang
dengan tuntunan ultrasonografi. Pyremithamine, adalah phenylpirimidine obat anti malaria, dimasak. Ookista mati dengan pemanasan 90’C selama 30 detik,
2. Pembiakan darah janin ataupun cairan ketuban dalam kultur sel terbukti juga sebagai pengobatan radikal pada hewan 80’C untuk 1 menit dan 70’C 2 menit. Makanan yang dibekukan
fibroblas, ataupun diinokulasi kedalam ruang peritoneum tikus eksperimental yang dikenakan infeksi toksoplasmosis. Obat ini bukan merupakan sumber kontaminasi
diikuti isolasi parasit, ditunjukan untuk mendeteksi adanya parasit bertahan lama dalam darah dengan weaktu paruh plasma 100 b. Sekrining serologik premarital yang dilanjutkan skrining bulanan
Pemeriksaan dengan teknik P.C.R. guna mendeteksi D.N.A T jam (4-5 hari). Guna menghindari efek akumulatif pada jaringan selama kehamilan bagi ibu hamil dengan seronegatip
gondii pada darah janin atau cairan ketuban Pemeriksaan maka pemberian obat dianjurkan setiapn 3-4 hari. Pyremithamine Walaupun makan daging kurang matang merupakan cara transmisi
dengan tehnik ELISA pada darah janin guna mendeteksi antibodi dan sulfadiazine bekerja sinergik menghasilkan kasiat 8 kali lebih yang penting untuk T.gondii, transmisi melalui ookista tidak dapat
IgM janin spesifik (anti toksoplasma). besar terhadap toksoplasma. Kedua obat ini bekerja memblokir diabaikan.Untuk mencegah infeksi T.gondii ( terutama pada wanita
3. Pemeriksaan tambahan berupa menetapkan enzim liver, pletelet, jalur metabolisme asam folat dan asam para aminobenzoat hamil ) harus menghindari makan daging kurang matang yang mungkin
leukosit (monosit dan eosonofil) dan limfosit khususnya rasio parasit karena menghambat kerja enzim dihidrofolat reduktase mengandung kista jaringan dan menelan ookista matang yang terdapat
CD4 dan CD8. Daffos et al (1988) mengembangkan tindakan dengan akibat terganggunya pertumbuhan stadium takizoit dalam tinja kucing. Pada prinsipnya penggunaaan vaksin belum dimulai
diagnosis prenatal untuk toksoplasmosis kongenital dengan parasit. Dan kombinasi kedua obat ini mengakibatkan efek untuk toksoplasmosis pada manusia. Tetapi menyadari bahaya
serial/berulang. Dikatakan prosedur ini relatif aman bila mulai toksisitas yang tinggi. toksoplasma terhadap individu-individu immunodefisiensi, wanita hamil
dilakukan umur kehamilan 19 minggu seterusnya. Sulfadiazine menimbulkan reaksi hematuria dan hipersensitifitas. dan meningkatnmya kerugian ekonomis akibat toksoplasmosis pada
Diagnosis tokoplasma kongenital ditegakkan berdasarkan hasil Pyremathamine menyebabkan depresi sumsum tulang secara hewan maka pengembangan vaksin mulai dipikirkan. Aroujo (1994)
pemeriksaan yang menunjukan adanya IgM janin spesifik (anti gradual dan reversibel dengan akibat penurunan pletelet, melaksanakan idenya dalam studi awal dengan model tikus untuk
toksoplasma) dari darah janin, ditemukan parasit pada kultur ataupun leukopenia dan anemia yang menyebabkan tendensi pengembangan vaksin.Prinsipnya adalah menginduksi respon imun
inokulasi tikus dan D.N.A dari T.gondii dengan P.C.R. darah janin perdarahan. Untuk mengantisipasi hal ini perlu pemeriksaan sel dalam usus karena infeksi dengan T.gondii utama terjadi pada kelenjar
ataupun cairan ketuban. Beberapa faktor yang harus diperhatikan darah tepi dan pletelet 2 kali seminggu serta penggunaan asam getah bening mesenteric. Disini tidak digunakan adjuvants tetapi
karena amat menetukan agar upaya disgnostik prenatal menjadi folinik dalam bentuk kalsium leukovorin yang menghambat efek fungsinya diganti oleh immunostimulating complexes (ISCOMS) yaitu
aman , terpercaya dan efisien adalah sebagai berikut : depresi sumsum tulang dari pyremithamine. Frenkel Bersama suatu formulasi protein dalam matriks yang terdiri dari lipid dan Quikl A
1. Didahului oleh skrining serologik maternal/ibu hamil, hasilnya asam folinik ditambahkan pula ragi yang tidak akan merugikan (saponin yang dimurnikan). Kemudian kedalamnya ditumpangkan
harus memenuhi kriteria tertentu sebelum dilanjutkan keprosedur pengobatan toksoplasmosis. membrane antigen (P30 dan P22).
diagnostik prenatal. Dilaporkan pula pyremithamine bersifat teratogenik. Thalhammer
Satu dari 3 syarat dibawah ini terpenuhi akan dilakukan dan Kraubig menganjurkan pemakaian obat ini dimulai trimester
kordosintesis atau amniosintesis adalah : II setelah umur kehamilan 14 minggu guna menghindari efek

Anda mungkin juga menyukai