Anda di halaman 1dari 58

Oleh: Sri Wahyuni, SST

Sifilis adalah penyakit menular seksual (PMS) yang bersifat kronis merupakan penyakit yang berbahaya karena dapat menyerang seluruh organ tubuh termasuk sistem peredaran darah, syaraf dan dapat ditularkan oleh ibu hamil kepada bayi yang dikandungnya, sehingga menyebabkan kelainan bawaan pada bayi tersebut. Sifilis sering dikenal sebagai Raja Singa.

Bakteri Treponema palidum. Merupakan bakteri berbentuk spiral Ada 4 sub species: Treponema pallidum pallidum, treponema pallidum pertenue, treponema pallidum carateum, treponema pallidum endemicum.

Biasanya timbul 1-13 minggu setelah terinfeksi; rata-rata 3-4 minggu Infeksi oleh treponema pallidum dibagi dalam 4 tahapan: Fase primer, Fase sekunder, Fase laten Fase tersier.

3 minggu setelah infeksi, timbul lesi pada tempat masuknya treponema pallidum Lesi umumnya ada pada alat kelamin, bibir, lidah, tonsil, puting susu, jari, dan anus. Tanpa pengobatan, lesi akan hilang dalam 46 minggu Tidak merasakan nyeri

6 8 minggu stlh tahap 1 gejala: kulit bercak kemerahan, tdk gatal, pembesaran kel getah bening, kutil, selaput lendir Nyeri kepala, nyeri pada tulang, demam, anoreksia, The greatest immitator of all skin disease (karena bentuk klinisnya menyerupai banyak sekali kelainan kulit lain)

Sudah tidak ada keluhan Tidak nampak gejala sama sekali Fase ini bisa berlangsung bertahun-tahun atau berpuluh2 tahun.

Adanya sifilis kardiovaskuler (10-25 tahun) Adanya neurosifilis Sudah tidak lagi menularkan penyakitnya

Luka primer di daerah genital/ tempat lain seperti di mulut. Pada lues sekunder kadang timbul kandiloma lata. Lues laten dan telah lama dapat mengenai organ organ tubuh lainnya. Pemeriksaan serologis: tes antibodi treponema(FTA-ABS,MHATP),tes nontreponema: VDRL & RPL Kelahiran mati atau anak yang lalu dengan lues kongenital merupakan petunjuk bahwa ibu menderita sifilis.

Infeksi pada janin terjadi setelah minggu ke 16 kehamilan, dimana Treponema telah dapat menembus barier plasenta. Akibatnya kelahiran mati dan partus prematurus. Bayi lahir dengan lues konginetal : pemfigus sifilitus, diskuamasi telapak tangan-kaki, serta kelainan mulut dan gigi. Bila ibu menderita baru 2 bulan terakhir tidak akan terjadi lues konginetal

Setia Pada 1 Pasangan

Wanita hamil dengan sifilis harus diobati sedini mungkin, sebaiknya sebelum hamil atau pada triwulan I untuk mencegah penularan terhadap janin. Suami harus diperiksa dengan menggunakan tes reaksi wassermann dan VDRL, bila perlu diobati.

Penicilin G benzatin 2,4 juta IM Eritromicin po 500 mg/4 kali selama 15 hari Ceftriaxone IM 250 mg/ 4 kali selama 15 hari

Infeksi Cytomegalovirus (CMV) tidak harus bergabung dengan infeksi TORCH (Toxoplasma, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes simplex), juga tidak terbatas pada ibu hamil yang mungkin menularkan kepada janin atau anak yang dapat menyebabkan cacat lahir, buta atau tuli, melainkan dapat menyerang setiap individu.

CMV adalah virus DNA dan merupakan kelompok dari famili virus Herpes sehingga memiliki kemampuan latensi. Virus ditularkan melalui berbagai cara a.l tranfusi darah, transplantasi organ , kontak seksual, air susu , air seni dan air liur ; transplansental atau kontak langsung saat janin melewati jalan lahir pada persalinan pervaginam.

Virus dapat di isolasi dari biakan urine atau biakan berbagai cairan atau jaringan tubuh lain. Pemeriksaan IgG dan IgM anti CMV.

Antigenemia CMV

demam yang lama, dan sedikit gangguan pada hati. Secara klinik, infeksi virus sitomegalo tidak merupakan masalah yang menarik perhatian. Anak-anak yang terinfeksi virus sitomegalo dapat menularkan virus kepada anggota keluarga yang lain. Juga sekali tertular virus, selama hidup virus ini tetap hidup di dalam tubuh. Gejala klinis pada ibu hamil: Pyrexia, malaise, lethargy, seperti gejala influenza, Kerusakan pada limpa, Keabnormalan pada Limphosit, Anorexia atau sulit makan dan Leucorrhea keputihan seperti susu

10 20% neonatus yang terinfeksi memperlihatkan gejala-gejala CID(cytomegalovirus inclusion disease): Hidrop non imune PJT simetrik Korioretinitis Mikrosepali Kalsifikasi serebral Hepatosplenomegali hidrosepalus

80 90% tidak menunjukkan gejala namun kelak dikemudian hari dapat menunjukkan gejala : Retardasi mental Gangguan visual Gangguan perkembangan psikomotor

Resiko penularan lebih tinggi, bila ibu tertular virus pada trimester 3 kehamilan. Resiko menjadi 44% bila ibu terinfeksi virus pada trimester kedua dan 36% resiko janin dalam kandungan tertular, bila ibu mendapat infeksi virus pada trimester pertama. Laporan peneliti lain, resiko janin tertular paling tinggi, apabila ibu hamil tertular virus pada umur kehamilan di bawah 20 minggu.

Tidak ada terapi yang efektif untuk cytomegalovirus dalam kehamilan. Pencegahan meliputi penjagaan kebersihan pribadi, mencegah tranfusi darah

Usaha untuk membantu diagnosa infeksi CMV pada janin adalah dengan melakukan : 1.Ultrasonografi untuk identifikasi PJT simetri, hidrop, asites atau kelainan sistem saraf pusat 2.Pemeriksaan biakan cytomegalovirus dalam cairan amnion

(german measless, viremia)

Rubella ( German Measles ) disebabkan oleh infeksi single stranded RNA togavirus yang ditularkan via pernafasan dengan kejadian tertinggi antara bulan Maret sampai Mei, melalui vaksinasi yang intensif angka kejadian semakin menurun. Infeksi virus ini sangat menular dan periode inkubasi berkisar antara 2 3 minggu

Diagnosa ditegakkan melalui pemeriksaan serologi. IgM akan cepat memberi respon setelah keluar ruam dan kemudian akan menurun dan hilang dalam waktu 4 8 minggu IgG juga memberikan respon setelah keluar ruam dan tetap tinggi selama hidup

Pembengkakan kelenjar getah bening Demam diatas 38 drajat celcius Mata terasa nyeri Muncul bintik-bintik merah di seluruh tubuh Kulit kering Sakit pada persendian Sakit kepala Hilang nafsu makan

Diagnosa ditegakkan dengan adanya peningkatan titer 4 kali lipat dari hemagglutination-inhibiting (HAI) antibody dari dua serum yang diperoleh dua kali selang waktu 2 minggu atau setelah adanya IgM Diagnosa Rubella juga dapat ditegakkan melalui biakan dan isolasi virus pada fase akut. Ditemukannya IgM dalam darah talipusat atau IgG pada neonatus atau bayi 6 bulan mendukung diagnosa infeksi Rubella.

Tidak berdampak terhadap bayi dan janin dilahirkan dalam keadaan normal Abortus spontan Sindroma Rubella kongenital ( di AS dalam setahun ditemukan 236.000 kasus) Jika bumil < 12 minggu resiko tertular 8090% Bumil 15-30 mg resiko menurun menjadi 1020 %

SINDROMA RUBELLA KONGENITAL : Intra uterine growth retardation Gangguan pendengaran Kelainan jantung : Gangguan Mata : Hepatosplenomegali Gangguan sistem saraf pusat : Mikrosepalus Panensepalus Kalsifikasi otak Retardasi psikomotor Hepatitis Trombositopenik purpura Ganguan tyroid DM

Apabila wanita yang tidak lama sebelum hamil atau yang hamil dalam triwulan 1 menderita viremia, maka abortus spontan perlu dipertimbangkan.setelah triwulan 1 kemungkinan cacat bawaan menjadi kurang, yaitu 6,8% dalam triwulan 2 dan 5,3 % dalam triwulan 3. Memeriksa janin tertular / tidak dengan PCR( polymerase chain reaction) yg dilakukan SPOG diambil dr air ketuban pd UK > 22 mgg

Yang lebih manjur adalah vaksin rubella. Akan tetapi vaksinasi ini sering menimbulkan gejala artralgia atau artritis, dan pula vaksinasi yang dilakukan tidak lama sebelum terjadinya kehamilan atau dalam kehamilan dapat meyebabkan infeksi janin. Karena itu, lebih baik vaksinasi diberikan sebelum perkawinan.

Penderita rubella tidak merupakan kontraindikasi pemberian ASI Penatalaksanaan dg symptomatis Amantadin telah dilaporkan efektif untuk menghambat stadium awal tetapi tidak boleh digunakan pada bumil. Jika bayi sudah terkena syndroma rubella kongenital misalnya gangguan pendengaran maka beri therapi dengar.

Herpes Genitalis disebabkan oleh virus herpes simplex HSV tipe 1 dan 2 antibodi HSV 2 ditemukan pada 7.6% darah donor, namun hanya 50% yang menyatakan pernah menderita herpes genitalis. Disimpulkan bahwa banyak infeksi herpes yang bersifat subklinis Kasus yang disebabkan oleh HSV tipe 2 terutama dijumpai pada wanita muda Lesi awal berupa pembentukan erupsi veskular atau ulserasi yang akut dan diikuti dengan penyembuhan secara spontan HSV mengalami penjalaran melalui nervus sensorik perifer kedalam ganglion dorsal dan tetap tinggal dalam fase istirahat.(masa laten), reaktivasi akan menyebabkan timbulnya lesi ulangan dan memiliki potensi penularan

80 % orang HIV mengalami HSV 2 HSV-2 kebanyakan pada perempuan.

Penularan dengan kontak langsung dg kulit yg melepuh atau melalui cairan yang keluar dari kulit yang melepuh, mell hub seksual pd org dewasa.

Merupakan paparan pertama kali terhadap HSV 1 atau 2 yang dapat menyebabkan lesi vulva dan disuria namun kadang kadang juga tanpa gejala. Seringkali di diagnosa sebagai infeksi traktus urinarius atau candidiasis Pada pemeriksaan ditemukan ulkus multiple yang disertai rasa nyeri hebat. Kadang disertai dengan pembesaran kelenjar inguinal

Terjadi pada penderita dengan riwayat lesi oro-labial HSV-1 yang kemudian mendapatkan infeksi genital-HSV 2 Terdapat perlindungan silang dari infeksi oro-labial sehingga gejala yang ditimbulkan oleh HSV 2 lebih ringan dibandingkan gejala yang ditimbulkan oleh infeksi HSV 1 Infeksi non primer ini biasanya lebih asimptomatik dibandingkan infeksi primer.

Episode ulangan dapat asimptomatik (subklinis). Gejala yag timbul biasanya ebih ringan dibandingkan infeksi pertama. Seringkali didahului oleh rasa gatal, pedih atau ngilu di area yang akan timbul erupsi Pada pemeriksaan dijumpai satu atau dua ulcus yang meliputi area kecil 90% penderita infeksi HSV 2 dan 60% pada infeksi HSV 1 akan mengalami kekambuhan dalam tahun pertama. Rata rata kekambuhan 2 kali pertahun , namun beberapa penderita memperlihatkan gejala ulangan yang lebih sering

Metode diagnosa utama adalah kultur virus pada ulkus. Diagnosa mudah ditegakkan bila ada gelembung2 berisi cairan di daerah vulva, vagina, dan serviks ( herpes simpeks ).

Obat antivirus untuk menurunkan berat dan lamanya gejala. Obat ini tidak dapat mencegah latensi sehingga tidak dapat mencegah serangan ulang Regimen :
Acyclovir 3 dd 200 mg selama 5 hari ( untuk ibu hamil dan menyusui) Famcyclovir 3 dd 250 mg selama 5 hari Valciclovir 2 dd 500 mg selama 5 hari

Analgesik Pemeriksaan PMS lain Penjelasan akan kemungkinan berulangnya penyakit

Rekurensi bersifat self limiting dengan terapi suportif Rekurensi dapat diringankan dengan pemberian antiviral sedini mungkin saat erupsi belum muncul Dosis :
Acyclovir 5 dd 200 mg selama 5 hari Famciclovir 2 dd 125 mg selama 5 hari Valaciclovir 1 dd 500 mg selama 5 hari

Infeksi primer yang terjadi pada masa kehamilan , khususnya bila terjadi pada trimester III akan dapat menular ke neonatus saat melewati jalan lahir. Herpes Genitalis meningkatkan kemungkinan infeksi HIV 2 3 kali lipat Masalah psikologi akibat serangan yang sering berulang Infeksi primer dapat menyebabkan meningitis atau neuropatia otonomik Infeksi jarang menyebar keseluruh tubuh hingga life threatening Keadaan ini sering terjadi pada ganguan kekebalan dan masa kehamilan

Dianjurkan dg SC karena resiko infeksi menurun sampai 7 % Bila persalinan pervaginam 50 % bayi akan mengalami infeksi Bayinya dapat diberikan untuk menyusui bila ibu telah cuci tangan dan mengganti baju yang bersih

Infeksi varicella akut ( chicken pox , cacar air , waterpoken ) disebabkan oleh virus varicella zoster yang merupakan virus herpes DNA ( famili herpesviridae) dan ditularkan melalui kontak langsung atau via pernafasan Attack Rate pada individu yang rentan sekitar 90%.

Periode inkubasi 10 21 hari Infeksi yang terjadi pada orang dewasa biasanya sangat berat dan dapat menimbulkan komplikasi berbahaya seperti ensepalitis dan pneumonia. Oleh karena tergolong didalam virus herpes maka virus varicella ini juga memperlihatkan potensi latensi dalam ganglion syaraf. Reaktivasi virus memberikan gejala herpes zoster

Diagnosa ditegakkan atas dasar gambaran klinik meskipun usaha diagnosa juga dapat ditegakkan dengan melakukan biakan virus dari vesikel dalam jangka waktu 4 hari setelah munculnya ruam kulit. Pada tes serologi : IgM varicella zoster muncul pada minggu ke 2 melalui pemeriksaan ELISA atau CFT. IgG juga meningkat dalam waktu 2 minggu setelah pemeriksaan IgM Pemeriksaan untuk menentukan imunitas seorang wanita adalah dengan menggunakan FAMA Fluorescent Antibody Membrane Antigen

5 10% wanita dewasa rentan terhadap infeksi virus varicella zoster. Infeksi varicella akut terjadi pada 1 : 7500 kehamilan Komplikasi maternal yang mungkin terjadi : Persalinan preterm Ensepalitis Pneumonia

Penatalaksanaan terdiri dari terapi simptomatik namun harus dilakukan pemeriksaan sinar x torak untuk menyingkirkan kemungkinan pneumonia mengingat bahwa komplikasi pneumonia terjadi pada 16% kasus dengan mortalitas sampai diatas 40%. Bila terjadi pneumonia maka perawatan harus dilakukan di rumah sakit dan diberikan pengobatan dengan antiviral oleh karena perubahan kearah pemburukan keadaan umum akan sangat cepat terjadi.

Diagnosa sindroma didasarkan atas temuan IgM dalam darah talipusat dan gambaran klinik pada neonatus antara lain : Hipoplasia tungkai Parut kulit Korioretinitis Katarak Atrofi kortikal mikrosepali PJT simetrik

Resiko terjadinya sindroma fetal adalah 2% bila ibu menderita penyakit pada kehamilan antara 13 30 minggu ; dan 0.3% bila infeksi terjadi pada kehamilan kurang dari 13 minggu Bila infeksi pada ibu terlihat dalam jangka waktu 3 minggu pasca persalinan maka resiko infeksi janin pasca persalinan adalah 24% Bila infeksi pada ibu terjadi dalam jangka waktu 5 21 hari sebelum persalinan dan janin mengalami infeksi maka hal ini umumnya ringan dan self

limiting

Bila infeksi terjadi dalam jangka waktu 4 hari sebelum persalinan atau 2 hari pasca persalinan, maka neonatus akan berada pada resiko tinggi menderita infeksi hebat dengan mortalitas 30%.

Imunoglobulin varicella zoster (VZIG) harus diberikan pada neonatus dalam jangka waktu 72 jam pasca persalinan dan di isolasi. Plasenta dan selaput ketuban adalah bahan yang sangat infeksius. Pada ibu hamil yang terpapar dan tidak jelas apakah sudah pernah terinfeksi dengan virus varicella zoster harus segera dilakukan pemeriksaan IgG. Bila hasil pemeriksaan tidak dapat segera diperoleh atau IgG negatif, maka diberikan VZIG dalam jangka waktu 6 minggu pasca paparan.

Imunisasi varciella tidak boleh dilakukan pada kehamilan oleh karena vaksin terdiri dari virus yang dilemahkan. Pada masa kehamilan angka kejadian Herpes Zoster tidak lebih sering terjadi dan bila terjadi maka tidak menimbulkan resiko terhadap janin. Bila serangan Herpes Zoster sangat dekat dengan saat persalinan maka varicella dapat ditularkan secara langsung pada janin sehingga hal ini harus dicegah.

Anda mungkin juga menyukai